Anda di halaman 1dari 6

The 6th University Research Colloquium 2017

Universitas Muhammadiyah Magelang

Kemampuan Membaca Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar


Arif Wiyat Purnanto1*, Astuti Mahardika2
1, 2
Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar/FKIP, Universitas Muhammadiyah Magelang
*Email: arifwiyat@ummgl.ac.id

Abstrak
Keywords: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kemampuan membaca siswa
Kemampuan, kelas 2 sekolah dasar. Kemampuan membaca merupakan kemampuan dasar
Membaca, Kelas 2 yang wajib dikuasai setiap siswa guna membantu mengembangkan
Sekolah Dasar kemampuan-kemampuan yang lain. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan
Mertoyudan, Kabupaten Magelang dengan menggunakan dua sekolah
sebagai sampel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode survei. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa rata-
rata kemampuan membaca siswa kelas 2 di Kecamatan Mertoyudan adalah
83,73%, dengan rincian kemampuan membaca alfabet 80%, kemampuan
membaca kata dengan 2 suku kata 85,50%, dan kemampuan membaca kata
dengan 3 suku kata 85,75%. Adapun beberapa kendala yang dihadapi yaitu
dalam membaca huruf, ada beberapa siswa yang masih kesulitan membaca
huruf “q” dan “x”. Sedangkan kesalahan dalam membaca kata yaitu
pembalikan kata, penggantian huruf vokal, penggantian huruf konsonan,
penambahan huruf di tengah dan di akhir, menghilangkan satu sampai 3
huruf, bahkan membaca tidak sesuai dengan kata yang tertulis.

1. PENDAHULUAN proses decoder lebih mengarah kepada


Perkembangan ilmu pengetahuan dan kemampuan untuk menangkap/mempeoleh
teknologi maju begitu pesat. Perkembangan ilmu informasi.
pengetahuan dan teknologi dapat diikuti melalui Dari keempat aspek diatas, kemampuan
elektronik (TV, radio, internet) dan juga dapat membaca dan menulis menjadi prioritas untuk di
diikuti melalui media cetak (koran, majalah, kembangkan sejak dini. Terbukti dengan adanya
jurnal). Perkembangan teknologi juga harus kegiatan Membaca Menulis Permulaan (MMP) di
diimbangi dengan kemampuan individu. Salah tingkat sekolah dasar. Membaca adalah kegiatan
satunya kemampuan yang harus dimiliki adalah melisankan dan mengolah bahan bacaan secara
kemampuan berbahasa. aktif. Membaca tidak hanya proses megucapkan
Ada empat aspek kemampuan berbahasa, tulisan, melainkan juga menanggapi dan
yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan memahami isi bahasa tulisan [1].
menulis. Kemampuan berbahasa dibagi dalam Membaca merupakan salah satu jenis
dua kategori, yaitu encorder (pengirim) dan kemampuan berbahasa yang bersifat reseptif.
decorder (penerima) [3]. Encoder meliputi Disebut reseptif karena dengan membaca
kemampuan berbicara dan menulis, sedangkan seseorang akan memperoleh informasi,
decorder kemampuan membaca dan mendengar. memperoleh ilmu dan pengetahuan serta
Proses encoder lebih mengarah kepada pengalaman-pengalaman baru. Semua yang
kemampuan untuk menyampaikan informasi dan diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan

ISSN 2407-9189 227


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

seseorang mampu mempertinggi daya pikirnya, Namun, masih jarang ditemui penelitian-
mempertajam pandangannya, dan memperluas penelitian yang mengungkap akar permasalahan
wawasannya [6]. membaca. Maka perlu adanya sebuah kajian yang
Keterampilan membaca terbagi ke dalam mendalam terkait permasalahan siswa saat
dua klasifikasi, yaitu membaca permulaan dan membaca.
membaca lanjutan. Kemampuan membaca
permulaan ditandai oleh kemampuan melek 2. METODE
huruf. Disebut melek huruf karena seseorang Metode yang dilakukan adalah metode
harus memiliki kemampuan mengenali lambang- survei. Metode survei adalah metode penelitian
lambang tulis dan dapat membunyikannya yang menggunakan sampel dari suatu populasi
dengan benar. Pada fase ini, pemahaman isi dan menggunakan kuisioner sebagai alat bantu
bacaan belum begitu ditekankan karena orientasi pokok [5]. Unit analisa dalam metode ini adalah
pembaca lebih ke pengenalan lambang bunyi individu, yaitu siswa SD Negeri dan SD Swasta
bahasa. Sementara pada membaca lanjut, di Kecamatan Mertoyudan dengan total obyek
kemampuan membaca ditandai oleh kemampuan penelitian sebanyak 20 siswa.
melek wacana. Melek wacana maksudnya Kegiatan pengumpulan data dilakukan
pembaca tidak hanya sekadar mengenali lambang melalui uji kemampuan siswa dalam membaca
tulis dan bisa membunyikannya dengan lancar, dengan menggunakan instrumen yang sudah
melainkan juga dapat memahami isi/makna disediakan. Kemampuan yang diukur yaitu
bacaan yang dibacanya. Tahap membaca kemampuan siswa dalam membaca alfabet,
selanjutlan lebih menekankan pada pemahaman membaca kata dengan 2 suku kata, dan membaca
isi bacaan, bahkan pada tingkat tinggi harus kata dengan 3 suku kata.
disertai dengan kecepatan membaca yang
memadai. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Riset yang dilakukan Programme for
Kemampuan membaca permulaan ditandai
International Student Assessment (PISA)
dengan kemampuan melek huruf, yakni
menemnukan bahwa rata-rata skor prestasi
kemampuan mengenali lambang-lambang tulis
literasi membaca Indonesia pada tahun 2000
dan dapat membunyikannya dengan benar [3].
berada di peringkat ke-39 dari 41 negara, tahun
Pembelajaran membaca di Sekolah Dasar
2003 berada di peringkat ke-39 dari 40 negara
dilaksanakan sesuai dengan pembedaan pada
dan tahun 2006 berada di peringkat ke-48 dari 56
kelas-kelas awal dan tinggi. Pelajaran membaca
negara. Hasil Riset yang dilakukan oleh Progress
di kelas-kelas awal disebut pelajaran membaca
in International Reading Literacy Study (PIRLS)
permulaan.
memperlihatkan bahwa prestasi literasi membaca
Pada tingkatan membaca permulaan,
peserta didik Indonesia berada di bawah rata-rata
pembaca belum memiliki keterampilan
internasional yaitu berada pada posisi ke 41 dari
kemampuan membaca yang sesungguhnya, tetapi
45 negara peserta [4].
masih dalam tahap belajar untuk memperoleh
Hasil survei diatas menunjukkan bahwa
keterampilan membaca. Membaca pada tingkatan
masih ada PR besar untuk menangani
ini masih pada tahap mengenal bahasa tulis.
kemampuan membaca siswa. Namun, sebelum
Melalui tulisan itulah siswa dituntut dapat
melakukan penanganan, perlu adanya kegiatan
membunyikan lambang-lambang bunyi bahasa
yang dapat menemukan sumber permasalahan
tersebut, untuk memperoleh kemampuan
diatas dengan data yang lebih mendalam.
membaca diperlukan tiga syarat, yaitu
Bebeapa tahun terakhir ini, banyak ditemukan
kemampuan membunyikan lambang-lambang
penelitian-penelitian yang berusaha untuk
tulis, penguasaan kosakata untuk memberi arti,
mengatasi permasalahan membaca di Indonesia.

228 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

dan memasukkan makna dalam kemahiran mengkombinasi antara 3-4 huruf yang tediri
bahasa. dari huruf vocal dan konsonan. Berikut
Pembelajaran membaca permulaan diberikan adalah hasil observasi terkait kemampuan
di kelas I dan II. Tujuannya adalah agar siswa membaca siswa kelas 2 SD.
memiliki kemampuan memahami dan
menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar,
Tabel 2. Kesalahan Membaca Kata dengan 2
sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut [2].
Suku Kata
Kemampuan siswa yang pertama harus
No Kata Pelafalan
diukur adalah kemampuan membaca yang
1. Aki “ika” dibaca “aki”
penekanannya pada kemampuan membunyikan 2. Umi “umi” dibaca “uma”
lambang-lambang. Berikut adalah uraian hasil 3. Abi “abi” dibaca “abis”
kemampuan siswa dalam membaca alfabet, 4. Belut “belut” dibaca “belot”
membaca 2 suku kata, dan membaca 3 suku kata. “belut” dibaca “telut”
5. Bilqis “bilqis” dibaca “belqis”
3.1. Membaca Alfabet “bilqis” dibaca “bilbis”
Membaca alfabet adalah kemampuan siswa “bilqis” dibaca “bilkid”
dalam melafalkan 26 huruf dengan tepat. Berikut “bilqis” dibaca “geladis”
adalah hasil observasi terkait kemampuan “bilqis” dibaca “bilkis”
membaca pada siswa kelas 2 sekolah dasar. 6. Evi “evi” dibaca “vi”
7. Gaji “abi” dibaca “abis”
Tabel 1. Kesalahan Membaca Alfabet 8. Hore “hore” dibaca “hori”
Nama Kemampuan Membaca 9. Kurma “kurma” dibaca “kuma”
Siswa Alfabet “kurma” dibaca “kurama”
Siswa 1 “q” dibaca “a” 10. Nikmat “nikmat” dibaca “nikamat”
Siswa 1 11. Ola “ola” dibaca “ala”
“q” dibaca “ki” 12. Panu “panu” dibaca “palu”
Siswa 2
13. Seva “seva” dibaca “sawa”
Siswa 1
“x” dibaca “eks” 14. Taxi “taxi” dibaca “taix”
Siswa 2
“taxi” dibaca “taki”
Dari 20 siswa yang kami uji,masih terdapat
“taxi” dibaca “taki”
3 siswa yang mengalami kesulitan membaca “taxi” dibaca “taksi”
alfabet. Siswa masih kesulitan dalam membaca “taxi” dibaca “tazex”
huruf “q” dan “x” dengan benar. Jika dalam Dari data diatas dapat dilihat bahwa
persen, ada sekitar 80% siswa sudah bisa kemampuan membaca 2 suku kata siswa kelas 2
membaca alfabet. Kesulitan tersebut terjadi masih rendah. Hanya ada 5 siswa mampu
karena huruf-huruf tersebut jarang digunakan membaca kata dengan benar. Jika dipersentase,
dalam kegiatan sehari-hari. maka hanya 25% siswa yang mempunyai
Rendahnya kemampuan membaca alfabet kemampuan yang baik. Masih banyak siswa yang
bisa diatasi dengan membiasakan siswa untuk melakukan kesalahan seperti pembalikan kata
bernyanyi lagu alfabet. Selain itu juga dapat (“ika” dibaca “aki”), penggantian huruf vokal
dengan banyak berlatih membaca dengan (“umi” dibaca “uma”), penggantian huruf
menggunakan kartu baca maupun flash card. konsonan (“belut” dibaca “telut”), penambahan
3.2. Membaca Kata dengan 2 Suku Kata huruf di tengah dan di akhir (“nikmat” dibaca
Membaca dengan dua suku kata adalah “nikamat”, “abi” dibaca “abis”), bahkan
membaca tidak sesuai dengan kata yang tertulis
kemampuan siswa dalam mengorganisir huruf
(“abi” dibaca “abis”, “taxi” dibaca “tazex”). Jika
menjadi sebuah kata. Untuk tingkat awal
dinilai kemampuan membaca 2 suku kata, maka
biasanya mulai dilatih dengan

ISSN 2407-9189 229


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

kemampuan siswa kelas 2 yaitu mampu huruf konsonan (“celaka dibaca “celana”),
membaca 85,50% dari 20 kata yang disediakan. penambahan huruf di tengah dan di akhir
(“jejaka” dibaca “jejakan”), dan menghilangkan
3.3. Membaca Kata dengan 3 Suku Kata satu sampai 3 huruf (“dibantu” dibaca “dibatu”,
Tingkatan berikutnya dari kemampuan “wahana” dibaca “wana”, “bermain” dibaca
membaca adalah membaca dengan tiga suku “main. Jika dinilai kemampuan membaca kata
kata. Tidak berbeda jauh dari tingkatan dengan 3 suku kata, maka kemampuan siswa
membaca yang kedua, kemampuan membaca kelas 2 yaitu mampu membaca 85,75% dari 20
ini menuntut siswa untuk dapat membaca 4 kata yang disediakan. Jadi dapat disimpulkan
sampai 6 huruf dalam setiap kata. Berikut bahwa kemampuan membaca kata dengan 2 suku
kata siswa kelas 2 di Kecamatan Mertoyudan
adalah hasil observasi kemampuan membaca
adalah 85%.
siswa kelas 2 sekolah dasar.
4. KESIMPULAN
Tabel 3. Kesalahan Membaca dengan 3 Suku
Berdasarkan hasil identifikasi kemampuan
Kata
membaca siswa kelas 2 Sekolah Dasar, dapat
No Kata Pelafalan
1. Bahasa “bahasa” dibaca “basah” disimpulan bahwa rata-rata kemampuan
“bahasa” dibaca membaca siswa kelas 2 di Kecamatan
“bawasa” Mertoyudan adalah 83,73%, dengan rincian
2. Bermain “bermain” dibaca kemampuan membaca alfabet 80%, kemampuan
“main” membaca kata dengan 2 suku kata 85,50%, dan
3. Celaka “celaka dibaca “celana” kemampuan membaca kata dengan 3 suku kata
4. Dahulu “dahulu” dibaca “dahun” 85,75%. Adapun beberapa kendala yang dihadapi
5. Dibantu “dibantu” dibaca yaitu dalam membaca huruf, ada beberapa siswa
“dibatu”
yang masih kesulitan membaca huruf “q” dan
6. Galeri “galeri” dibaca “geleri”
“galeri” dibaca “kaleri” “x”. Sedangkan kesalahan dalam membaca kata
“galeri” dibaca “lateri” yaitu pembalikan kata, penggantian huruf vokal,
7. Jejaka “jejaka” dibaca “jejak” penggantian huruf konsonan, penambahan huruf
“jejaka” dibaca di tengah dan di akhir, menghilangkan satu
“jejakan” sampai 3 huruf, bahkan membaca tidak sesuai
“jejaka” dibaca dengan kata yang tertulis.
“jelaskan”
8. Sahabat “sahabat” dibaca
UCAPAN TERIMAKASIH
“sehabat”
9. Temali “temali” dibaca “temili” Penulis mengucapkan terima kasih yang
10. Terlibat “terlibat” dibaca sebesar-besarnya kepada Lembaga Penelitian
“terlebat” Pengembangan dan Pengabdian pada Masyarakat
11. Wahana “wahana” dibaca (LP3M) Universitas Muhammadiyah Magelang
“mahana yang telah membiayai penelitian ini.
“wahana” dibaca “wana”
Data diatas menunjukkan bahwa
REFERENSI
kemampuan membaca kata dengan 3 suku kata
siswa kelas 2 masih cukup rendah. Hanya ada 4 [1] Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi
siswa atau sekitar 20% yang sudah mampu Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : PT Asdi
membaca kata dengan benar. Siswa masih Mahasatya.
melakukan kesalahan seperti penggantian huruf [2] Akhadiah, S, dkk. 1992/1993. Bahasa
vokal (“sahabat” dibaca “sehabat”), penggantian Indonesia III. Jakarta. Proyek. Pembinaan

230 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

Tenaga Kependidikan. Departemen [5] Singarimbun, M & Effendi, S. 1995. Metode


Pendidikan Dan. Kebudayaan. Penelitian Survei (Edisi. Revisi). Jakarta: PT.
[3] Mulyati, Y. 2015. Keterampilan Berbahasa Pustaka LP3ES.
Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka [6] Zuchdi, D dan Budiasih. 1996/1997.
[4] PISA 2006: Science Competencies for Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
Tomorrow’s World Executive Summary © Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud.
OECD 2007

ISSN 2407-9189 231


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

232 ISSN 2407-9189

Anda mungkin juga menyukai