TINJUAN PUSTAKA
2.1. Tenggelam
2.1.1. Definisi
Tengelam adalah suatu bentuk dari sufokasi yang terjadi ketika korban
berada di bawah permukaan air ataupun cairan lain yang terhirup masuk ke
di dalam cairan (van Beeck, et al. 2005). Submersion adalah saat seluruh
tubuh, saluran nafas, yang di mana berada di dalam air, sedangkan immersion
adalah hanya tenggalam wajah dan jalan nafas yang terbenam (Idries, et al.,
2003). Bagian yang terpenting dari asfiksia itu sendiri adalah perjuangan
seperti gangguan keseimbangan cairan tubuh dan kimia darah yang dapat
selamat atau meninggal. Korban selamat yaitu korban yang selamat dari akut
berhentinya jantung atau berhentinya nafas dan kemudian keluar dari rumah
sakit atau berhasil bertahan hidup dan kemudian meninggal akibat yang lain.
mayat yang masih baru atau masih segar dan sudah lama (Abraham, et al,
2010) :
Kulit di bagian kaki dan telapak tangan akan keriput, tetapi tidak
keriput juga
Teori invital yang dimana ketika air masuk ke trakea, bronkus, dan
d. Petechiae
e. Cadaveric spasm
Ini terjadi relatif lebih sering terjadi dan merupakan reaksi
kaku mayat.
f. Luka-luka lecet
orang negro)
d. Pugilistic attitude
Posisi lutut dan siku sedemikian rupa hingga kaki dan tangan
e. Pada seluruh tubu akan tampak gambaran vena yang jelas yang
mati di darat
g. Bila mayat yang sangat membusuk akan tampak pada kulit yang
rupa yang tidak jelas. Semua ini harus dibedakan dengan luka-luka
cairan (typical atau wet drowning) dan tanpa aspirasi cairan (atypical atau dry
terdapat spasme laring atau refleks vagal (Widi et all, 2006). Pada penelitian
Proses tenggelam dimulai saat cairan masuk ke jalan nafas korban yang
terdapatnya cairan di orofaring atau laring. Selama periode ini, korban tidak
asidosis, hipoksemia, dan hiperkarbia. Pada fase ini korban akan menenalan air
dalam jumlah banyak (Modell, et all, 1976). Pergerakan pernafasan korban
menurun, laryng yang spasme menghilang dan korban akan menelan cairan
secara aktif dengan jumlah cairan yang bervariasi (Modell dan Moya, 1966).
Perubahan terjadi di cairan tubuh, tekanan gas darah, paru, caian tubuh,
(Modell, et al. 1967). Korban yang tenggelam tidak bernafas atau kehilangan
diangkat dari air. Bahkan jika ventilasi spontan berhasil dilakukan kembali,
aspirasi air atau benda asing, dan mengalami kerusakan organ bertambah
Korban dapat sadar kembali apabila di resusitasi segera, tanpa atau dengan
tangani segara, akan terjadi henti jantung, yang dapat menyebabkan kematian
penyebab paling sering kematian pada korban yang di rawat di rumah sakit.
Hal yang terpenting dari asfiksia itu sendiri adalah perjuangan melawan yang
utama pada kematian adalah hipoksia dan asidosis, dapat menyebabkan henti
Fase dypneu, penurunan kadar oksigen dalam sel darah merah dan
tonik dan akhirnya spasme opistonik. Pada fase ini pupil tampak
Fase apneu, pada fase ini terjadi depresi fase pernafasan yang menjadi
menunjukan 1,93/100.000 orang dari semua kelompok umur pada tahun 1995,
pada anak yang dibawah 4 tahun meningkat 3,22/100.000 jiwa. Pada penelitian
sebelumnya tercatata pada peringkat pertama usia dini, maupun pada kematian
anak usia sekolah (Dolinak, et al., 2005). Pada prevalensi diatas menunjukan
Pada rentan umur 21-40 yakni sebanyak 29 orang (40,8%). Hal ini disebabkan
pada umur 21-40 merupakan umur produktif sehingga memiliki aktifitas lebih
2.2. Magnesium
pada hipomagnesia), dan untuk sekresi PTH pada kadar kalsium intrasel.
oleh hipomagnesemia.
tulang, 31% pada intrasel, dan kurang dari 2% pada ECF. Kadar magnesium
normal 1,8 – 3,0 mg/dl ( 1,5 – 2,5 mEq/L). Dari magnesium yang ada, 35%
yang terikat dengan protein, 55% yang bebas atau dan 15% yang berikatan
dengan fosfat, sitrat, dan liganligan lainnya. Dalam larutan yang seimbang
berada dalam keadaan yang seimbang dengan ion Mg++ bebas. Dengan ini
Magnesium itu sendiri adalah ion kation intrasel, sehingga kadaranya dalam
mengukur kadar logam dalam air, batu, atau tanah. Sampel yang mau diteliti
harus dalam bentuk larutan, sehingga sampel harus dilarutkan terlebih dahulu
2008).
diaspirasi ke dalam pijar api denga cara mengubah menjadi gas atom dalam 3
hal :
yang kering
2.2.3. Serum penanda untuk membedakan mati di air tawar dengan air laut
ventrikel kanan dan kiri yang sebagai penanda serum anatara lain : Klorida
(Cl), Magnesium (Mg), Sodium, BUN, kreatinin (Cr), (SP-A) dan cardiac
troponin (cTn-T).
kanan dan kiri yang dimana dapat digunakan untuk membedakan tenggelam
Suatu ciri yang khas korban yang tenggelam di air tawar adalah
yang dapat memacu terjadi fibrilasi ventrikel dan penurunan tekanan darah,
tinggi dalam darah sehingga air akan di tarik dari sirkulasi pulmo ke jaringan
berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah suatu larutan yang terdiri dari zat
tertentu (zat terlarut) dan air (zat pelarut). Elektrolit adalah suatu zat kimia
Cairan dan eletrolit dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman,
cairan dan elektrolit dalam tubuh menandakan adanya persebaran yang normal
dari air tubuh total dan elektrolit saling tergantungan satu dan yang lain.
Pada orang normal dengan berat badan 80 kg, total cairan tubuh rata-rata
sekitar 60% dari berat badan, atau sekitar 48 liter. Persentase ini dapat berubah
pada umur, jenis kelamin, dan derajat obesitas ( Guyton dan Hall, 2011).
kesuluruhan air yang ada dalam tubuh, atau sekitar 40% dari
ion natrium dan klorida dan hampir tidak ada ion kalsium.
Kosentrasi magnesium
Kosentrasi magnesium darah meningkat
darah menurun
Perbedaan kadar
magnesium darah
2.5. Kerangka Konsep
Kadar magnesium
Tenggelam di ari sungain
2.6. Hipotesis
1. Perbedaan kadar magnesium serum antara tikus putih (Rattus norvegicus) yang
yang mati tenggelam di air tawar dan air laut terhadap lamanya tenggelam