PRA RK3K Pekerjaan Konstruksi Umum

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 45

PROGRAM MANAJEMEN K3

- PRA KONTRAK -
PRA RK3K
PROGRAM
KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA

K3
PROGRAM MANAJEMEN K3

DAFTAR ISI
1. Latar belakang, maksud, tujuan dan ruang lingkup
2. Peraturan perundang undangan yang meliputi :
a. Peraturan perundang undangan yang berlaku
b. Ketentuan lainnya.
3. SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang meliputi :
a. Pengertian SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
b. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
c. Identifikasi faktor resiko K3 konstruksi
d. Perencanaan
e. Sasaran K3 dan Program K3
f. Prosedur kebijakan, prosedur identifikasi faktor resiko, prosedur
sasaran dan program k3
4. Pengukuran
5. Tanggap Darurat dan Instruksi kerja Kesehatan dalam bekerja.
6. Tinjauan manajemen.
7. Kesimpulan
8. Penutup
9. Daftar pustaka
10. Lampiran Fasilitas K3
PROGRAM MANAJEMEN K3

1.1 LATAR BELAKANG


Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak
terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam
meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan
tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif
atas keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh sebab itu isu keselamatan
dan kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus
diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh
sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain pada saat ini keselamatan
dan kesehatan kerja bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi
sudah menjadi kebutuhan bagi setiap para pekerja dan bagi setiap
bentuk kegiatan pekerjaan.
Secara singkatnya latar belakang Program K3 ini adalah :
 Kegiatan Konstruksi merupakan unsur yang penting dalam
pembangunan
 Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak
diinginkan antara lain yang menyangkut aspek keselamatan
kerja dan lingkungan.
 Kegiatan konstruksi harus dikelola dengan memperhatikan
standar dan ketentuan K3 yang berlaku.

1.2 MAKSUD, Tujuan dan Ruang Lingkup


(1) Maksud Pra rencana K3 Kontrak (Pra-RK3K) ini sebagai acuan bagi
penyelenggaraan sistem manajemen K3 Konstruksi bidang Pekerjaan
Umum yang dapat dilaksanakan secara sistematis, terencana,
terpadu dan terkoordinasi.
(2) Tujuan Pra rencana K3 Kontrak (Pra-RK3K) ini agar semua
pemangku kepentingan mengetahui dan memahami tugas dan
kewajibannya dalam penyelenggaraan sistem manajemen K3
Konstruksi bidang Pekerjaan Umum khususnya untuk pekerjaan ini.
sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja konstruksi dan
penyakit akibat kerja konstruksi serta menciptakan lingkungan kerja
yang aman dan nyaman, yang pada akhirnya akan meningkatkan
produktivitas kerja.

(3) Ruang Lingkup Pra rencana K3 Kontrak (Pra-RK3K) ini mengatur


penyelenggaraan sistem manajemen K3 konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum bagi pelaksanaan pekerjaan ini dengan seluruh uraian
pekerjaannya semenjak persiapan hingga penyelesaian pekerjaan,
yang telah diperhitungkan sebagai Proyek dengan Resiko Kecelakaan
Tinggi.
Ruang lingkup K3 dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat
kerja yang di dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga
kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang dikerjakan.
b. Aspek perlindungan dalam K3 meliputi :
1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
PROGRAM MANAJEMEN K3

2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan


3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
4) Proses produksi
5) Karakteristik dan sifat pekerjaan
6) Teknologi dan metodologi kerja
c. Penerapan K3 dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan
hingga perolehan hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa.
d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut
bertanggung jawab atas keberhasilan usaha K3.

II. Peraturan perundang undangan


II.a. Peraturan perundang undangan yang berlaku

NO. UU PERATURAN / PERUNDANG-UNDANGAN


UUD 1945 Undang-undang dasar
Uu No. 14/1969 Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
Uu No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja
Uu No. 23/1992 Tentang Kesehatan
Uu No. 3/1992 Tentang Jaminan Sosisal Tenaga Kerja
Uu No. 18/1999 Tentang Jasa Konstruksi
Uu No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan

II.b. Ketentuan lainnya.

PERATURAN / KETENTUAN PERATURAN / KETENTUAN


Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
Transmigrasi No. Per.O2/Men/L980 Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
Transmigrasi No. Per.Ol/Men/1981
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Tata Cara Pelaporan Dan Pemeriksaan
03/Men/1998 Kecelakaan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Kualifikasi Dan Syarat-Syarat Operator Keran
Transmigrasi No. Per.Ol/Men/1989 Angkat
Panltla Pembina Keselamatan Dan Kesehatan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
Kerja Serta Tata Cara Penunjukkan Ahll
Per 04/Men/1987
Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Perburuhan No. Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta
7tahun 1964 Penerangan Dalam Tempat Kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Unit Penanggulangan Kebakaran Dl Tempat
Kep-186/Men/1999 Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.:
Pesawat Angkat Dan Angkut
Perm05/Men/1985
Nllal Ambang Batas Faktor Flslka Dl Tempat
Kep.Menaker No. Kep. 51/Men/1999
Kerja
Nllal Ambang Batas Faktor Klmla Dl Udara
Surat Edaran No. Seso1/Men/1997
Lingkungan Kerja
PROGRAM MANAJEMEN K3

Surat Edaran Dirjen Binawas No.


Penggunaan Alat Pelindung Dirl
05/Bw/1997
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
Kualifikasi Juru Las
02/Men/1982
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
K 3 Pada Konstruksi Bangunan
01/Men/1980
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Syarat-Syarat Pemasangan Dan
04/Men/1980 Pemeliharaan Aiat Pemadam Api Ringan
PROGRAM MANAJEMEN K3

3. SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum


a. Pengertian SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dalam Pra RK3K
ini yang dimaksud dengan :
1. K3 adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan pengertian
pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat
kerja, yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku,
penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan
lingkungan sekitar tempat kerja.
2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan
bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang selamat, aman,
efisien dan produktif.
3. SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum adalah SMK3 pada sektor
jasa konstruksi yang berhubungan dengan kepentingan umum
(masyarakat) antara lain pekerjaan konstruksi: jalan, jembatan,
bangunan gedung fasilitas umum, sistem penyediaan air minum dan
perpipaannya, sistem pengolahan air limbah dan perpipaannya,
drainase, pengolahan sampah, pengaman pantai, irigasi, bendungan,
bendung, waduk, dan lainnya.
4. Ahli K3 Konstruksi adalah Ahli K3 yang mempunyai kompetensi
khusus di bidang K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem Manajemen
K3 Konstruksi sesuai pedoman ini di tempat penugasannya yang
dibuktikan dengan sertifikat dari yang berwenang dan sudah
berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam
pelaksanaan K3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum yang dibuktikan dengan referensi
pengalaman kerja.
5. Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi
Pengguna Jasa dan/atau Organisasi Penyedia Jasa yang telah
mengikuti pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
6. P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan
dan tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara
pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling
pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.
Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak organisasi Penyedia Jasa dan
Sekretaris
P2K3 adalah Ahli K3 Konstruksi.
7. Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau
yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan
dimana terdapat sumber atau sumber sumber bahaya baik didarat, di
dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara yang
berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
PROGRAM MANAJEMEN K3

8. Bahaya K3 adalah suatu keadaan yang belum dikendalikan sampai


pada suatu batas yang memadai.
9. Risiko K3 adalah perpaduan antara peluang dan frekuensi
terjadinya peristiwa K3 dengan akibat yang ditimbulkannya dalam
kegiatan konstruksi.
10. Kategori Risiko K3 berupa tinggi, sedang atau kecil. Jika terjadi
perbedaan pendapat tentang penentuan kategori risiko, harus
diambil tingkat risiko yang lebih tinggi.
11. Risiko Tinggi mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya
berisiko sangat membahayakan keselamatan umum, harta benda,
jiwa manusia, dan lingkungan serta terganggunya kegiatan konstruksi.
12. Risiko Sedang mencakup pekerjaan konstruksi yang
pelaksanaannya dapat berisiko membahayakan keselamatan umum,
harta benda dan jiwa manusia serta terganggunya kegiatan
konstruksi.
13. Risiko Kecil mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya
tidak membahayakan keselamatan umum dan harta benda serta
terganggunya kegiatan konstruksi.
14. Manajemen Risiko adalah proses manajemen terhadap risiko yang
dimulai dari kegiatan mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko
dan mengendalikan risiko. M
15. Pengguna Jasa adalah perseorangan atau badan sebagai
pemberi tugas atau pemilik pekerjaan / proyek yang memerlukan
layanan jasa konstruksi.
16. Satuan Kerja adalah organisasi/lembaga pada Pemerintah yang
bertanggung jawab kepada Menteri yang menyelenggarakan
kegiatan yang dibiayai dari dana APBN Departemen Pekerjaan
Umum.
17. Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang melakukan
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja.
18. Penyedia barang/jasa adalah orang perseorangan atau badan
yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi.
19. Jasa Pemborongan adalah layanan pekerjaan pelaksanaan
konstruksi atau wujud fisik lainnya yang perencanaan teknis dan
spesifikasinya ditetapkan Pejabat Pembuat Komitmen sesuai
penugasan Kuasa Pengguna Anggaran dan proses serta
pelaksanaannya diawasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
20. Jasa Konsultansi adalah layanan jasa keahlian profesional dalam
berbagai bidang yang meliputi jasa perencanaan konstruksi, jasa
pengawasan konstruksi, dan jasa pelayanan profesi lainnya, dalam
rangka mencapai sasaran tertentu yang keluarannya berbentuk
piranti lunak yang disusun secara sistematis berdasarkan kerangka
acuan kerja yang ditetapkan Pejabat Pembuat Komitmen sesuai
penugasan Kuasa Pengguna Anggaran.
21. Kegiatan Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang
direncanakan, dikerjakan/ dilaksanakan, dan diawasi sendiri oleh
pengguna jasa.
PROGRAM MANAJEMEN K3

22. Pemangku Kepentingan adalah pihak-pihak yang berinteraksi


dalam kegiatan konstruksi meliputi Pengguna Jasa, Penyedia Jasa dan
pihak lain yang berkepentingan.
23. Audit Internal K3 Kontruksi Bidang Pekerjaan Umum adalah
pemeriksaan secara sistematik dan independen oleh Auditor K3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dalam kerangka pembinaan untuk
memberikan penilaian terhadap efektifitas penyelenggaraan K3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum di lingkungan kerja.
24. Audit Internal K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum oleh Penyedia
Jasa adalah Audit K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang
dilakukan oleh auditor internal Penyedia Jasa.
25. Laporan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
adalah hasil audit K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang
dilakukan oleh auditor yang berisi fakta yang didapatkan pada saat
pelaksanaan Audit K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
26. RK3K (Rencana K3 Kontrak) adalah dokumen rencana
penyelenggaraan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang dibuat
oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk
selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara Penyedia Jasa
dengan Pengguna Jasa dalam penyelenggaraan K3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum.
27. Monitoring dan Evaluasi (MONEV) K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum adalah kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap kinerja
Penyelenggaraan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang meliputi
pengumpulan data, analisa, penilaian, kesimpulan dan rekomendasi
tingkat penerapan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
28. Tenaga Kerja adalah orang yang bekerja di suatu perusahaan
dan/atau di tempat kerja
PROGRAM MANAJEMEN K3

B. KEBIJAKAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Kami, PT. PANRITA ELEKTRIKAL yang bergerak dalam bidang


Kontraktor berkomitmen untuk menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja dengan cara :

1. Memotivasi dan mendukung usaha pencegahan kecelakaan


dan penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan.

2. Aktif berperan dalam usaha pemenuhan peraturan perundang-


undangan dan persyaratan lain yang berorientasi pada
keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Mengkomunikasikan dan mensosialisasikan kegiatan


keselamatan dan kesehatan kerja kepada pihak terkait.

4. Menetapkan dan melaksanakan tinjauan secara berkala


terhadap sasaran dan program keselamatan dan kesehatan
kerja serta melakukan perbaikan secara berkesinambungan.

PT. PANRITA ELEKTRIKAL

AMBO UPE, ST
DIREKTUR
PROGRAM MANAJEMEN K3

C. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO DAN PENGENDALIANNYA

PENILAIAN RESIKO
NO URAIAN PEKERJAAN PERALATAN TENAGA IDENTIFIKASI PELUANG AKIBAT RESIKO PENGENDALIAN Penanggung
KERJA KERJA BAHAYA RESIKO Jawab
1 Survey dan Pengukuran Kendaraan, Alat 4 kecelakaan lalu 1 3 3 Prosedur Tanggap Supir
Ukur lintas Darurat Kecelakaan
konflik sosial 1 3 3 Sosialisasi Masyarakat HUMAS, GS
kehujanan 1 3 3 Surveyor,
longsoran APD : Safety shoes, Petugas K3
nyamuk malaria 1 3 3 masker debu, obat
anti malaria, rompi
terjatuh/ 2 1 2 safety, jas hujan
tersandung Safety belt (bila
ular, binatang 1 3 3 diperlukan)
buas

2 Pembuatan Basecamp (Pembersihan Bulldozer Dump 10 tergilas 1 3 3 Prosedur Tanggap Site Manager,
dan perataan lahan Pemadatan dan truck bulldozer , Darurat Kecelakaan, Mandor,Humas,
Perkerasan Lahan Pembuatan saluran vibro, Dump truck Sosialisasi Masyarakat Operator,
, Konstruksi Bangunan, Instalasi Listrik) manual, cangkul Petugas K3
adukan semen

debu, 3 1 3
kebisingan,
asap, getaran APD : Safety shoes,
terkena cangkul 1 2 2 masker debu, obat
tertimbun 1 3 3 anti malaria, rompi
manual, paku, 4 terpukul jatuh 1 3 3 safety, jas hujan
gergaji, gunting, dari atap Safety belt (bila
mesin serut diperlukan)
PROGRAM MANAJEMEN K3

Peralatan Kelistrikan 4 tertimpa barang 1 3 3 Baricade, Instruksi


jatuh/balok Kerja
jatuh / 1 1 1 APD : Safety shoes,
tersandung masker debu, obat
debu adukan anti malaria, rompi
semen safety, jas hujan
Safety belt (bila
diperlukan)
kesetrum 1 3 3
Site Manager
3 Traffic Management 6 kecelakaan lalu 1 3 3 Pros. P. Kondisi Darurat
lintas & Kecelakaan IK.
cuaca panas 1 3 3 Penggunaan Alat
Kerja Manual
kehujanan 1 3 3
APD : Safety shoes,
cuaca dingin 1 3 3 Boot shoes, Helm,
faktor ergonomis 1 3 3 Masker debu, sarung
tangan, rompi traffic
bising 1 3 3
Lampu traffic, Jas
debu / asap 1 3 3 Hujan
1 3 3 Barikade / rubber
konflik sosial 1 3 3 cone
" Kurangi Kecepatan
Sekarang"
" Hati-Hati "
Rambu Bekerja
Rambu Pengalihan
Arus Lalin
PROGRAM MANAJEMEN K3

4 Pembongkaran / Penyimpanan truck tanki 3 terlindas, 1 3 3 Pros. P. Kondisi Darurat Site Manager
material drum tertabrak & Kecelakaan
pompa transfer , terjepit, IK. Penggunaan APAR
crane manual tertimpa drum IK. Penanganan
sling putus Material Mudah
terpukul ayunan Terbakar Skenario
besi terjepit Kondisi Darurat
tertimpa besi Kebakaran IK.
tergores faktor Penggunaan Alat
ergonomis Kerja Manual IK.
tergores Pengoperasian Crane
APD : Sepatu, Sarung
tangan, masker,
APAR, Kotak P3K
Rambu "Bahan
Mudah Meledak"
Rambu "Dilarang
MErokok"
PROGRAM MANAJEMEN K3

Pasangan gorong-gorong pracetak Box Culvert


Cerucuk bambu aur pengadaan dan pemancangan
Beton struktur K250
Memotong, membengkokan dan memasang tulangan (polos U32)
PROGRAM MANAJEMEN K3

D. PERENCANAAN

1. Ruang Lingkup

Bagian ini menerangkan tentang identifikasi bahaya, penilaian


resiko dan pengendalian resiko, persyaratan hukum dan
persyaratan lainnya, sasaran dan program keselamatan dan
kesehatan kerja.

2. Referensi
2.1. OHSAS 18001:2007, Clause 4.3.1 : Planning for Hazard
Identification, Risk
Assesment and Risk Control
2.2. OHSAS 18001:2007, Clause 4.3.2 : Legal and Other
Requirements
2.3. OHSAS 18001:2007, Clause 4.3.3 : Objectives
2.4. OHSAS 18001:2007, Clause 4.3.4 : OH & S Management
Program(s)

3. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


3.1. PT. PANRITA ELEKTRIKAL memastikan bahwa perencanaan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ini
dilaksanakan dalam usaha memenuhi persyaratan yang
diperlukan serta memastikan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja ini tetap terpelihara.
3.2. PT. PANRITA ELEKTRIKAL menetapkan dan memelihara
prosedur untuk mengidentifikasi, menilai, mengendalikan
resiko keselamatan kerja, dari kegiatan, jasa dan fasilitas.
3.3. PT. PANRITA ELEKTRIKAL memastikan hasil dari penilaian dan
pengaruh dari pengendalian dipertimbangkan dalam
menetapkan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja dan
memelihara informasi yang relevan dengan perubahan yang
diperlukan, mencakup aktivitas rutin dan non rutin dan
PROGRAM MANAJEMEN K3

aktivitas dari semua personil yang memiliki akses ke tempat


kerja (termasuk sub kontraktor dan pengunjung).
3.4. PT. PANRITA ELEKTRIKAL melakukan proses identifikasi
terhadap resiko keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan untuk setiap
rencana pengembangan atau aktivitas baru atau
perubahan aktivitas dan jasa.
3.5. PT. PANRITA ELEKTRIKAL menetapkan, memelihara dan
menerapkan prosedur untuk mengetahui dan memenuhi
persyaratan hukum dan persyaratan lainnya yang diikuti oleh
perusahaan dan relevan dengan resiko keselamatan dan
kesehatan kerja dari kegiatan, jasa dan fasilitasnya.
3.6. Peraturan-peraturan dan persyaratan hukum yang terkait
dengan keselamatan dan kesehatan kerja, harus terdaftar
dan terdokumentasi sehingga memudahkan dalam
pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja.
3.7. PT. PANRITA ELEKTRIKAL menjaga informasi peraturan
perundang-undangan dan persyaratan lainnya tetap up-to-
date dan dikomunikasikan kepada karyawan dan pihak yang
terkait.
3.8. Departemen terkait harus menyusun program kerja K3 yang
disetujui oleh MR untuk mencapai setiap sasaran K3 yang
dibuat berdasarkan evaluasi kinerja sebelumnya, bahaya
dan resiko keselamatan dan kesehatan kerja.
3.9. Penetapan dan peninjauan sasaran dan program K3, PT.
PANRITA ELEKTRIKAL mempertimbangkan :
3.9.1. Persyaratan hukum dan persyaratan lainnya.
3.9.2. Bahaya dan resiko keselamatan dan kesehatan kerja.

4. Dokumen Terkait
4.1. PK3. 4.3.1 Prosedur Identifikasi Bahaya Potensial, Penilaian
Risiko dan Pengendalian Risiko.
PROGRAM MANAJEMEN K3

4.2. PK3. 4.3.2 Prosedur Identifikasi Perundang-undangan dan


Persyaratan Lain.
4.3. PK3. 4.3.3 Prosedur Penetapan Tujuan, Sasaran dan Program
K3.
PROGRAM MANAJEMEN K3

E. SASARAN K3 DAN PROGRAM K3

SASARAN K3
1. ZERO ACCIDENT
i. Meninggal / Cacat Tetap (0%)
ii. Kehilangan Jam Kerja akibat Kecelakaan kerja
maksimal 1 %
iii. Kehilangan jam kerja akibat sakit maksimal 5 %
2. PEMENUHAN UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN SMK3
3. PEMAHAMAN DAN KESADARAN K3 SELURUH KARYAWAN
i. Penggunaan APD 95 %
ii. Laporan kerja K3 minimal 1 kali dalam sebulan

PROGRAM K3
- Mengidentifikasi dan rnernbuat analisa Bahaya dan Resiko setiap
pekerjaan.
- Mengawasi setiap pekerjaan beresiko tinggi dengan
dikeluarkannya Surat Ijin Kerja
- Melakukan Safety Briefing di setiap awal bekerja kepada seluruh
pengawas dan pekerja.
- Melakukan Safety Patroli dan Inspeksi terhadap Lokasi Kerja,
Metode dan Peralatan
- Kerja.
- Mernbuat rnetode pengarnanan dan pengawasan terhadap alat
selarna bekerja
- khususnya alat angkat, angkut dan rnuat.
- Penyediaan alat dan pendukung keselarnatan kerja (Rarnbu-
rarnbu, APD, Pernadarn
- kebakaran, P3K).
- Mernbatasi kerja lernbur
- Perneriksaan kesehatan setiap pekerja beresiko tinqgi ( secara
periodik )
- Menyediakan Alat Pelindung Diri sesuai kebutuhan
- Meningkatkan kedisiplinan terhadap pernakaian APD rnelalui
inspeksi dan
- punishment (bila diperlukan)
- Mensosialisasikan Peurundang-undangan dan Peraturan K3
PROGRAM MANAJEMEN K3

- Mernberikan training / pelatihan internal yang berhubungan


dengan kesadaran K3
PROGRAM MANAJEMEN K3

F. PROSEDUR

III.1 PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA POTENSIAL, PENILAIAN


RISIKO DAN PENGENDALIAN RESIKO
1. Tujuan
Prosedur ini memberikan pedoman dalam penilaian risiko yang
meliputi risiko kesehatan dan keselamatan kerja secara formal
sebelum melakukan suatu kegiatan melalui identifikasi setiap
bahaya dan risiko yang timbul dari seluruh aktivitas, produk dan jasa
yang dilakukan, melakukan penilaian tingkat risiko serta
menentukan pengendalian risiko untuk diterapkan dalam aktivitas
kerja sehari-hari.

2. Ruang Lingkup
Prosedur ini diaplikasikan diseluruh aktivitas baik rutin maupun non
rutin (baru ataupun modifikasi) dalam penyelenggaraan kegiatan
jasa dan fasilitas pada semua bagian termasuk juga kontraktor, sub
kontraktor, pengunjung yang berada di lingkungan kerja PT.
PANRITA ELEKTRIKAL.

3. Uraian Umum
3.1. Bahaya adalah sesuatu yang memiliki potensi yang dapat
menyebabkan cidera atau sakit (bagi pekerja, kontraktor,
pengunjung atau masyarakat sekitar) atau kerusakan
terhadap properti perusahaan.
3.2. Risiko adalah kecenderungan untuk terjadi cidera, sakit atau
kerusakan terhadap properti perusahaan yang timbul akibat
paparan bahaya.
3.3. Penilaian risiko adalah proses penilaian terhadap suatu risiko
dengan menggunakan parameter akibat dan peluang dari
bahaya yang ada.
PROGRAM MANAJEMEN K3

3.4. Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diinginkan


mengakibatkan kepada kematian, penyakit akibat kerja,
cidera, kerusakan atau kehilangan lainnya.
3.5. Insiden adalah keadaan yang menimbulkan kecelakaan
atau memiliki potensi untuk terjadi kecelakaan. Sebuah
insiden dimana tidak ada penyakit akibat kerja, cidera,
kerusakan atau kerugian lainnya juga diartikan sebagai
sebuah ”hampir celaka (near-miss)”. Pengertian ”insiden”
termasuk juga ”hampir celaka (near-miss)”.
3.6. Hirarki pengendalian tersebut adalah pengendalian risiko
yang meliputi:
3.6.1. Eliminasi merupakan metode yang paling effektif
untuk menghilangkan sumber bahaya
(menghilangkan proses).
3.6.2. Substitusi merupakan metode yang dilakukan apabila
bahaya tidak bisa dieliminasi yaitu dengan
penggantian (mengganti motor diesel dengan motor
elektrik, menggunakan gerinda yang bebas debu).
3.6.3. Rekayasa engineering misalnya dengan
menambahkan guarding atau penutup, mengisolasi
area kerja yang berbahaya (isolasi area berdebu).
3.6.4. Pengendalian secara administrasi misalnya, IK,
pengawasan, pelatihan, rambu-rambu dan rotasi
kerja.
3.6.5. Alat Pelindung Diri/APD (helmet, sepatu safety, sabuk
pengaman, pelindung telinga, sarung tangan,
pelindung mata/muka).
3.7. Tim K3 adalah tim penilai risiko yang terdiri dari perwakilan
dari masing-masing unit kerja yang bertugas untuk melakukan
identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.

4. Prosedur
4.1. Management Representative
PROGRAM MANAJEMEN K3

4.1.1. Mengkoordinasikan pelaksanaan identifikasi, penilaian


awal bahaya dan risiko di seluruh area PT. PANRITA
ELEKTRIKAL.
4.1.2. Bersama-sama dengan Tim K3 melakukan evaluasi hasil
identifikasi dan penilaian risiko yang dilakukan.

4.2. Manager Terkait dan/atau Tim K3


4.2.1. Identifikasi Bahaya
4.2.1.1. Pada tahap awal, Tim K3 akan melakukan
identifikasi bahaya dengan
mempertimbangkan:
1. Aktivitas rutin dan non rutin.
2. Aktivitas terhadap semua orang
yang mempunyai akses ke area
kerja baik kontraktor/pengunjung,
termasuk traffic activity dari Kantor
Pusat ke Site atau sebaliknya baik
terhadap orang maupun terhadap
material.
3. Perilaku manusia, kapabilitas dan
faktor manusia lain, seperti tidak
tahu, kurang hati-hati, ceroboh.
4. Bahaya-bahaya yang berasal dari
luar area kerja yang dapat
memberikan pengaruh merugikan
terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja seperti adanya
sabotase.
5. Bahaya disekitar area kerja yang
terkait dengan pekerjaan baik fisika
(bising, getaran, suhu, tekanan,
listrik), kimia (bersifat meledak, cairan
yang mudah terbakar, bahan
PROGRAM MANAJEMEN K3

beracun, gas dan partikel di udara),


biologi (virus, bakteri, jamur,
serangga dan keracunan), ergonomi
(tata letak yang tidak baik, desain
peralatan yang tidak sesuai, radiasi
(paparan sinar X atau sinar UV) dan
psikologis (stress).
6. Infrastruktur, peralatan/material
yang berada di dalam area kerja.
Bahaya ini dapat ditentukan dengan
melihat apa saja yang dapat
mencelakai personil atau
menimbulkan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
7. Identifikasi bahaya juga dilakukan
terhadap
perubahan/pengembangan yang
ada di PT. PANRITA ELEKTRIKAL baik
terhadap aktivitas maupun
terhadap alat/mesin/material,
segala perubahan yang terjadi
dikendalikan melalui dokumen
terdokumentasi.
8. Modifikasi terhadap sistem
manajemen K3 termasuk perubahan
yang bersifat sementara dan
dampaknya terhadap proses dan
aktivitas.
9. Bahaya dan risiko yang timbul dari
peraturan baru atau perubahan
peraturan yang terkait dengan
lingkup sistem manajemen K3,
dimasukkan dalam identifikasi
PROGRAM MANAJEMEN K3

bahaya dengan memasukkan


peraturan perundangan ke dalam
HIRAC.
10. Perancangan area kerja, proses,
instalasi, permesinan/peralatan,
prosedur operasi dan pekerjaan
dalam organisasi termasuk
penyesuaian terhadap manusia .
11. Dalam melakukan identifikasi
bahaya didokumentasikan dengan
menggunakan formulir Identifikasi
Bahaya, Penilaian Risiko dan
Pengendalian Risiko.

4.2.2. Penilaian Risiko


4.2.2.1. Setelah semua bahaya dapat diidentifikasi
selanjutnya dilakukan assesment risiko yang
dapat timbul dari tiap bahaya itu dengan
memperhatikan keparahan risiko, kemungkinan
terjadi, pengendalian risiko dan kesadaran risiko.
4.2.2.2. Penilaian resiko dilakukan berdasarkan kriteria
penilaian risiko.
4.2.2.3. Apabila pengendalian bahaya hasil penilaian
resiko tersebut membutuhkan investasi yang
cukup besar maka pelaksanaan pengendalian
tersebut dimasukkan dalam objective, tujuan
dan program (OTP) diajukan oleh Tim K3 dan
disetujui oleh Direktur.
4.2.2.4. Bila ada aturan yang mengatur, maka bahaya
akan di kendalikan sesuai dengan aturan
tersebut.
PROGRAM MANAJEMEN K3

4.2.2.5. Penyampaian hasil identifikasi bahaya,


penilaian risiko dan pengendalian risiko kepada
Ketua Tim K3 untuk mendapatkan persetujuan.

4.3. Management Representative


4.3.1. Mengevaluasi hasil identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko yang telah dilakukan oleh Tim K3.
4.3.2. Bertanggung jawab dalam pemantauan tindakan
pengendalian risiko agar dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan.
4.3.3. Melakukan tinjauan tindakan pengendalian risiko untuk
menilai apakah tindakan pengendalian yang ada
sudah efektif. Jika ternyata belum maka perlu
ditentukan bentuk tindakan pengendalian yang baru.
4.3.4. Jika terjadi kecelakaan harus dilakukan proses review
untuk melihat pengendalian yang sudah ditetapkan
dan atau menambahkan kegiatan tersebut sebagai
bahan untuk dilakukan HIRAC.

5. Lampiran
5.1. Kriteria Pembobotan Risiko.
5.2. Formulir Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian
Risiko.
5.3. Formulir Rencana Tindakan Pengendalian Risiko.
PROGRAM MANAJEMEN K3

III.2 PROSEDUR IDENTIFIKASI PERUNDANG-UNDANGAN DAN


PERSYARATAN LAIN

1. Tujuan
Prosedur ini memberikan pedoman dalam identifikasi perundang-
undangan dan persyaratan lain tentang keselamatan dan
kesehatan kerja.

2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku bagi pelaksanaan identifikasi perundang-
undangan dan persyaratan yang relevan untuk dijadikan sebagai
acuan dalam penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja.

3. Uraian Umum
3.1. Perundang-undangan dan persyaratan lain yang dimaksud di
sini mencakup:
3.1.1. Peraturan Pemerintah.
3.1.2. Persyaratan Pelanggan.
3.1.3. Persyaratan Lainnya.
3.2. Hasil identifikasi perundang-undangan dan persyaratan lain
dijadikan sebagai acuan dalam menyusun tujuan dan
program keselamatan dan kesehatan kerja.
3.3. Identifikasi perundang-undangan dan persyaratan lain
dievaluasi dan di up-date sekurang-kurangnya satu tahun
sekali, kecuali yang ditentukan oleh pelanggan.
3.4. Setiap perubahan perundang-undangan dan persyaratan lain
dikendalikan sesuai dengan revisi yang terbaru.
3.5. Sumber-sumber untuk identifikasi perundang-undangan dan
persyaratan lain antara lain:
a) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
b) Departemen Kesehatan.
PROGRAM MANAJEMEN K3

c) Pelanggan.
d) Persyaratan lain yang relevan.

4. Prosedur
4.4. Management Representative
4.4.1. Memilih dan menetapkan perundang-undangan dan
persyaratan lain yang relevan untuk dijadikan acuan
dalam pelaksanaan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja. Bila diperlukan dapat
berkoordinasi dengan Manager Terkait.
4.4.2. Mendistribusikan hasil penetapan perundang-undangan
dan persyaratan lain beserta lampirannya ke bagian
terkait berdasarkan ketentuan pada prosedur
pengendalian dokumen (PK3. 4.4.5).
4.4.3. Menjelaskan keterkaitan dan hubungan perundang-
undangan dan persyaratan lain yang telah diidentifikasi
dengan bahaya dengan menggunakan formulir
Identifikasi Perundang-Undangan dan Persyaratan
Lainnya (PK3. 4.3.2/L1).
4.4.4. Mengendalikan perundang-undangan dan persyaratan
lain yang berlaku.
4.4.5. Melakukan evaluasi terhadap hasil identifikasi
perundang-undangan dan persyaratan lain yang telah
ditetapkan minimal setiap 1 (satu) tahun sekali atau
setiap waktu bila diperlukan.
4.4.6. Memperbaharui perundang-undangan dan persyaratan
lain, jika terdapat perubahan,
perkembangan/penambahan berdasarkan hasil update.

5. Lampiran
PROGRAM MANAJEMEN K3

5.4. PK3. 4.3.2/L1 Formulir Identifikasi Perundang-Undangan dan


Persyaratan Lain.
PROGRAM MANAJEMEN K3

III.3 PROSEDUR PENETAPAN TUJUAN, SASARAN DAN PROGRAM


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1. Tujuan
Prosedur ini memberikan pedoman dalam penetapan tujuan,
sasaran dan program manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja.

2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku bagi penetapan tujuan, sasaran dan
penyusunan program manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja PT. PANRITA ELEKTRIKAL yang akan dicapai sejalan dengan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Uraian Umum
3.6. Input dalam menetapkan sasaran keselamatan dan kesehatan
kerja adalah:
3.6.1. Kebijakan K3, mencakup komitmen untuk melakukan
perbaikan berkelanjutan.
3.6.2. Hasil dari identifikasi bahaya potensial, penilaian resiko
dan pengendalian resiko.
3.6.3. Persyaratan hukum dan perundang-perundangan.
3.6.4. Pilihan teknologi.
3.6.5. Persyaratan keuangan, operasional dan bisnis.
3.6.6. Pandangan dari pekerja dan pihak terkait.
3.6.7. Analisis kinerja yang dicapai terhadap sasaran yang
ditetapkan sebelumnya.
3.6.8. Rekaman-rekaman terdahulu terhadap
ketidaksesuaian K3, kecelakaan, insiden dan kerusakan
fasilitas/sarana kerja.
3.6.9. Hasil dari tinjauan manajemen.
PROGRAM MANAJEMEN K3

3.6.10. Komunikasi bersama antara pihak manajemen dengan


karyawan.
3.7. Dalam menetapkan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja
sebaiknya memiliki nilai-nlai SMART, yaitu :

 Spesific (bukan bersifat umum)


 Measurable (dapat diukur)
 Achievable (dapat dicapai)
 Realistic (realistis)
 Time frame (jangka waktu)
3.8. Input program manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
adalah:
3.8.1. Kebijakan dan sasaran keselamatan dan kesehatan
kerja.
3.8.2. Tinjauan peraturan dan perundang-undangan.
3.8.3. Hasil dari identifikasi bahaya potensial, penilaian dan
pengendalian resiko.
3.8.4. Detail proses dari jasa yang dihasilkan.
3.8.5. Tinjauan dari perubahan teknologi yang sesuai.
3.8.6. Aktivitas tindakan perubahan.
3.8.7. Ketersediaan sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai sasaran K3.

4. Prosedur
3.1. Direktur Utama
4.1.1. Menetapkan dan menyetujui tujuan, sasaran dan
program manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
perusahaan menggunakan formulir PK3. 4.3.3/L1.

3.2. Management Representative


4.2.1. Meninjau dan menetapkan tujuan, sasaran dan program
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja setelah
PROGRAM MANAJEMEN K3

berkoordinasi dengan Tim K3, dengan menggunakan


formulir PK3. 4.3.3/L1.
4.2.2. Menyerahkan sasaran dan program manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja ke Direktur Utama
untuk mendapatkan persetujuan.

3.3. Manager / Tim K3


4.3.1. Membuat tujuan, sasaran dan program manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja dari masing-masing
bagian dengan menggunakan formulir Penetapan
Tujuan, Sasaran dan Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja menggunakan formulir formulir PK3.
4.3.3/L1.
4.3.2. Menyerahkan tujuan, sasaran dan program manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja ke Management
Representative.

3.4. Manager / Tim K3 / Management Representative


4.4.1. Mengkoordinir pelaksanaan program manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan jangka
waktu yang telah ditetapkan.
4.4.2. Memonitor pelaksanaan program manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja.
4.4.3. Melaporkan hasil perkembangan program manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja kepada Direktur
Utama, dengan menggunakan formulir PK3. 4.3.3/L2
beserta lampiran lainnya (jika ada).
4.4.4. Mengevaluasi hasil pelaksanaan program manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja.
4.4.5. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan program
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

5. Lampiran
PROGRAM MANAJEMEN K3

5.1. PK3. 4.3.3/L1 Formulir Penetapan Tujuan, Sasaran dan


Program Manajemen K3.
5.2. PK3. 4.3.3/L2 Formuir Laporan Perkembangan Penetapan
Tujuan, Sasaran dan Program Manajemen K3.
PROGRAM MANAJEMEN K3
PROGRAM MANAJEMEN K3

IV. KESIAGAAN DAN KETANGGAPAN DARURAT

1. Tujuan
Prosedur ini memberikan pedoman dalam menghadapi keadaan
darurat, menyelamatkan tenaga kerja, asset perusahaan dan
lingkungan kerja.

2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku bagi pelaksanaan kesiagaan dan
ketanggapan darurat penanganan kebakaran, penanganan
kecelakaan kerja atau darurat medis (PPPK).

3. Uraian Umum
3.1. Keadaan darurat adalah suatu kondisi dimana terjadi
kebakaran, kecelakaan kerja, darurat medis dan kejadian lain
yang memerlukan penanganan segera dan terpadu.
3.2. Kebakaran adalah kobaran api yang membesar yang tidak
terkendali yang dapat menimbulkan kerugian pada manusia,
barang dan lingkungan.
3.3. Darurat medis adalah situasi yang mengancam jiwa
seseorang dan perlu penanganan yang serius. Pada
umumnya keadaan ini disebabkan karena keletihan, pingsan,
sakit, keracunan dan lain-lain.
3.4. Emergency plan harus disiapkan untuk kondisi darurat yang
mungkin terjadi dan mencakup :
3.4.1. Identifikasi potensial kecelakaan dan kejadian darurat.
3.4.2. Identifikasi personel yang melakukan penanggulangan
selama kejadian darurat.
3.4.3. Kewajiban semua personel selama kejadian darurat.
3.4.4. Tanggung jawab, wewenang dan tugas-tugas personel
dengan tanggung jawab khusus selama kejadian
darurat (seperti pemadaman kebakaran, P3K dan
sebagainya).
PROGRAM MANAJEMEN K3

3.4.5. Proses evakuasi.


3.4.6. Identifikasi dan lokasi material berbahaya dan tindakan
darurat yang dipersyaratkan.
3.4.7. Hubungan dengan jasa pihak eksternal terkait dengan
kejadian darurat.
3.4.8. Komunikasi dengan badan pemerintah.
3.4.9. Komunikasi dengan publik.
3.4.10. Pengamanan catatan dan perlatan penting.
3.4.11. Informasi yang dibutuhkan selama kejadian darurat
seperti denah lokasi perusahaan/proyek, data material
berbahaya, instruksi kerja dan nomor telepon penting.
3.5. Peralatan darurat untuk penanggulangan jika terjadi kondisi
darurat yang harus ada dilokasi kerja (bila dapat diterapkan)
harus disesuaikan dengan aktivitas potensi kondisi darurat, diuji
kelayakannya dalam waktu yang terancana diantaranya :
3.5.1. Sistem alarm
3.5.2. Lampu dan tenaga listrik darurat
3.5.3. Peralatan pemadam kebakaran
3.5.4. Fasilitas komunikasi
3.5.5. Tempat perlindungan
3.5.6. Hydrant
3.5.7. Stasiun pencuci mata
3.5.8. Alat perlolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
3.6. Setiap lokasi kegiatan kerja perusahaan harus menentukan
tempat yang aman (assembly point) yang berfungsi sebagai
tempat berkumpul selama kegiatan evakuasi. Khusus untuk
area project, disesuaikan dengan customer dan kondisi
lapangan.
PROGRAM MANAJEMEN K3

INSTRUKSI KERJA KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA
1. KESEHATAN DALAM BEKERJA
Tahapan
 Buanglah sampah pada tempat-tempat yang sudah disediakan.
 Jagalah alat-alat, material-material dan peralatan tersimpan
secara teratur pada tempat-tempat yang sudah disediakan.
 Jika terdapat paku-paku yang menonjol keluar pada kayu yang
masih akan dipakai, maka paku-paku tersebut harus dicabut. Paku-
paku yang menonjol keluar pada potongan kayu yang tidak akan
dipakai lagi, maka paku-paku harus dibengkokkan atau kayu
dibuang ditempat pembuagan sampah.
 Setiap luka koyak, luka lecet, atau luka tusuk memerlukan
pengobatan segera dan harus dijaga agar tetap bersih. Luka-luka
tusuk merupakan tempat-tempat berbahaya bagi infeksi tetanus,
karena itu jagalah agar tetap bersih dan tertutup.
 Cucilah selalu tangan-tangan anda sebelum merokok atau
memegang makanan dan sesudah memegang bahan-bahan
beracun.

2. MENGANGKAT DENGAN AMAN


 Angkatlah dengan santai pilihlah posisi yang dirasakan baik,
dengan tidak membungkukkan tulang punggung.
 Hindari usaha yang tak perlu, jangan tempatkan barang-barang
yang mana kemudian harus diangkat kembali.
 Hindari meliukkan badan yang tak perlu, putar kaki anda bukan
pinggul atau pundak anda. Sisakan ruang yang cukup guna
menggeser kaki anda sehingga tidak harus meliukkan tubuh anda.
 Hindari mengulurkan badan, kendalikan barang-barang yang
berada di dekat badan. Hindari mengulur yang panjang untuk
mengankat suatu barang.
 Hindari bobot yang berlebihan, jika muatan terlalu berat bantulah
atau gunakan suatu alat mekanis jika alat itu tersedia.
 Angkat secara perlahan, lancar dan dengan tidak
menghentakkannya.
 Jangan angkat jika batuan mekanis memungkinkan.

4. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI


 Pekerja wajib menggunakan alat pelidung diri dengan benar sesuai
dengan kegiatan pekerjaannya.
 Pekerja wajib memelihara alat pelindung diri sebaik-baiknya.
PROGRAM MANAJEMEN K3

 Sebelum dan sesudah pemakaian alat pelindung diri pekerja harus


melakukan pengecheckan dan pembersihan secara menyeluruh
terhadap kondisi masing-masing alat pelindung diri.
 Tidak boleh menyalahgunakan atau pelanggaran dalam
penggunaan alat pelindung diri, diantaranya :
a. Kegagalan untuk memelihara alat pelindung diri yang
disediakan.
b. Penolakan dengan sengaja untuk memakai alat
pelindung diri yang dibutuhkan.
c. Mendapatkan kecelakaan karena kegagalan memakai
alat pelindung diri.

Uraian Penjelasan
1. Aspek penting yang dikendalikan :  APD : Alat pelindung diri, yaitu
Gangguan kesehatan karena aspek alat yang digunakan untuk
lingkungan debu, kebauan, memberikan perlindungan dan
kebisingan, limbah cair dan padat, keselamatan personal pribadi.
percikan api las, tumpahan bahan
kimia.  Adapun tujuan penggunaan
2. alat pelindung diri (APD) ini
Alat pelindung diri yang digunakan : sebagai pengendalian
 Masker dampak ling-kungan yang
 Ear plug, ear muff terjadi pada kegiatan
 Sarung tangan pekerjaan.
 Kaca mata
 Safety shoes
3.
Langkah kerja :
a. Pastikan sebelum melakukan
kegiatan pekerjaan pergunakan
alat pelindung diri (APD) sesuai
dengan aspek lingkungan yang
terjadi di area pekerjaan.
b. Pakaialah secara benar alat
pelindung diri (APD) tersebut,
sehingga dalam upaya
pencegahan gangguan
kesehatan dapat secara efektif.
c. Laporkan segera apabila alat
pelindung diri (APD) rusak atau
tidak berfungsi dengan baik ke
bagian terkait untuk dimintakan
penggan-tian.
d. Selesai.
PROGRAM MANAJEMEN K3

SLOGAN K3
1. Mulailah keselamatan dan kesehatan kerja dari
lingkungan terdekat.
2. Pikirkanlah keselamatan dan kesehatan kerja sebelum
bekerja.
3. Kecerobohan dan kelalaian sebab utama kecelakaan
kerja.
4. Pastikan pekerjaan anda benar.
5. Periksalah alat-alat sebelum digunakan.

WAJIB BACA
1. Pakailah alat pelindung diri.
2. Mulailah pekerjaan dengan semangat dan
akhirilah dengan selamat.
3. Selain petugas dilarang masuk area proyek.
4. Hindarilah kecelakaan dalam bekerja keluarga
anda menunggu di rumah.
5. Kecerobohan dan kelalaian sebab utama
kecelakaan.
PROGRAM MANAJEMEN K3

GUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


SESUAI DENGAN KEGIATAN
PEKERJAANNYA

GUNAKAN GUNAKAN GUNAKAN


PELINDUNG PELINDUNG MASKER
TANGAN MATA PELINDUNG

GUNAKAN GUNAKAN GUNAKAN


PELINDUNG HELM PELINDUNG
TELINGA KESELAMATAN KAKI
PROGRAM MANAJEMEN K3

5. PENGOPERASIAN PERALATAN BERGERAK (MOBILE


EQUIPMENT)
 Mengoperasikan dengan aman dan menjaga peralatan bergerak
sesuai dengan perintah yang diberikan.
 Segera melaporkan kepada Tim K3 keadaan dan pengoperasian
yang tidak sesuai.
 Segera melaporkan bila terjadi kecelakaan ataupun kejadian yang
berhubungan dengan peralatan bergerak.
 Pada setiap awal dan sesudah mengoperasikan peralatan
bergerak operator mengechek kondisi.

6. PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN

Tujuan : Memberikan petunjuk untuk penggunaan alat


pemadam api ringan (APAR).
Cakupan : Petunjuk ini berlaku untuk semua bagian dalam
mengendalikan dan mencegah dampak lingkungan
dari bahaya kebakaran.
Uraian Penjelasan
1. Aspek penting yang Apar adalah alat pemadam api
dikendalikan: berbentuk tabung (berat
Bahaya kebakaran. maksimal 16 Kg) yang mudah
2. dioperasikan oleh satu orang.
Langkah kerja :
a. Turunkan alat pemadam
api ringan (APAR) dari
tempatnya (dinding
tembok atau bracket).
b. Cabut pen pengaman
dan bebaskan selang.
c. Uji di tempat dengan
mengarahkan semburan
ke atas agar tidak
Gambar 1 Gambar 2
membahayakan orang
lain. Langkah ini tidak perlu
dilakukan bila Anda sudah
dekat sekali dengan lokasi
kebakaran.
d. Menuju lokasi kebakaran.
Ambil posisi dengan jarak
sekitar 3 meter dari api. Gambar 3 Gambar 4
e. Sikap posisi kuda-kuda.
Arahkan nozzle pad
pangkal api. Tekan tuas
penyemprot (handle),
semprotkan alat
PROGRAM MANAJEMEN K3

pemadam api ringan


(APAR) dengan cara
dikibas-kibas sampai api
bisa dimatikan atau
minimalisasi.
f. Selesai.
PROGRAM MANAJEMEN K3

6. KESIMPULAN

Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak


terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam
meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan
tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif
atas keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh sebab itu isu keselamatan
dan kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus
diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh
sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain pada saat ini keselamatan
dan kesehatan kerja bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi
sudah menjadi kebutuhan bagi setiap para pekerja dan bagi setiap
bentuk kegiatan pekerjaan. Pra rencana K3 Kontrak (Pra‐RK3K) ini sebagai
acuan bagi penyelenggaraan sistem manajemen K3 Konstruksi bidang
Pekerjaan Umum yang dapat dilaksanakan secara sistematis, terencana,
terpadu dan terkoordinasi (agar semua pemangku kepentingan
mengetahui dan memahami tugas dan kewajibannya dalam
penyelenggaraan sistem manajemen K3 Konstruksi bidang Pekerjaan
Umum khususnya untuk pekerjaan ini sehingga dapat mencegah
terjadinya kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi
serta menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, yang pada
akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja.
PROGRAM MANAJEMEN K3

7. PENUTUP

Demikian PRA RK3K ini dibuat secara umum dan garis besarnya saja,
sedangkan RK3K yang lebih detail akan dibuat pada saat awal
pelaksanaan nanti dan akan diajukan kepada Pengguna Jasa.
Diharapkan pada perencanaan RK3K nanti dapat lebih jelas dan
mendetail dan dapat mencakup seluruh pencapaian sasaran dan
program K3.

PT. PANRITA ELEKTRIKAL

AMBO UPE, ST
DIREKTUR
PROGRAM MANAJEMEN K3

8. DAFTAR PUSTAKA
Syarat‐Syarat Pemasangan Dan
Pemeliharaan Aiat
Pemadam Api Ringan
UUD 1945 Undang‐undang dasar
Uu No. 14/1969 Ketentuan Pokok Mengenai
Tenaga Kerja
Uu No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja
Uu No. 23/1992 Tentang Kesehatan
Uu No. 3/1992 Tentang Jaminan Sosisal
Tenaga
Kerja
Uu No. 18/1999 Tentang Jasa Konstruksi
Uu No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Ashfal, R.C. (1999). Industrial Safety and
Transmigrasi No. Per.O2/Men/L980 Health
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Management. Fourth Edition. New Jersey :
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja Prentice-Hall,Inc.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Chamidah, N. (2004). Pengukuran Tingkat
Transmigrasi No. Per.Ol/Men/1981 Implementasi Program K-3 (Keselamatan
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja dan Kesehatan Kerja) serta Perangkingan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Hazards dengan Pendekatan Risk
03/Men/1998 Assessment. Tugas Akhir S1, Teknik Industri
Tata Cara Pelaporan Dan Pemeriksaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Kecelakaan Surabaya.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Jawa Pos (Surabaya). 2009. 19 Januari.
Transmigrasi No. Per.Ol/Men/1989 Krejcie, R.V., dan Morgan, D.W. (1970).
Kualifikasi Dan Syarat‐Syarat Operator Keran Ditermining
Angkat Sample Size for Research Activities,
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per Educational and Psychological
04/Men/1987 Measurement. Vol. 30.
Panltla Pembina Keselamatan Dan Larasati, A.D. (2008). Evaluasi dan
Kesehatan Kerja Perancangan
Serta Tata Cara Penunjukkan Ahll Solusi
Keselamatan Perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan
Kerja dan Kesehatan Kerja (SMK3) Dalam Upaya
Peraturan Menteri Perburuhan No. 7tahun Perbaikan Safety Behavior Pekerja. Tugas
1964 Akhir S1, Teknik Industri Institut Teknologi
Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Sepuluh Nopember, Surabaya.
Penerangan Latief, A. (1993). Peraturan Menteri Tenaga
Dalam Kerja
Tempat Kerja Tentang Pemutusan Tenaga Kerja.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep‐ <URL:http://www.asiamaya.com/undangund
186/Men/1999 ang/
Unit Penanggulangan Kebakaran Dl Tempat kepmen_phk/kepmen_phk_babI.htm, diakses
Kerja pada tanggal 26 Desember 2008.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.: Latief, A. (1996). Peraturan Menteri Tenaga
Perm05/Men/1985 Kerja
Pesawat Angkat Dan Angkut Tentang Sistem Manajemen K-3.
Kep.Menaker No. Kep. 51/Men/1999 Nllal <URL:http://www.digilib.petra.ac.id/viewer.ph
Ambang pF
Batas Faktor Flslka Dl Tempat Kerja jiunkpe1_hilipslighting_appendices.pdf&submi
Surat Edaran No. Seso1/Men/1997 t.y
Nllal Ambang Batas Faktor Klmla Dl Udara =18, diakses pada tanggal 4 Maret 2009.
Lingkungan Olishifski, J.B. (1985). Fundamentals of
Kerja Industrial
Surat Edaran Dirjen Binawas No. 05/Bw/1997 Hygiene. National safety concil, Chicago.
Penggunaan Alat Pelindung Dirl Santosa, B. (2003). Manajemen Proyek. Guna
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Widya,
02/Men/1982 Surabaya.
Kualifikasi Juru Las Santoso, G. (2004). Manajemen Keselamatan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. dan
01/Men/1980 Kesehatan Kerja. Prestasi Pustaka, Surabaya.
K 3 Pada Konstruksi Bangunan Suara Merdeka (Semarang). 2008. 16
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Desember.
04/Men/1980 Suma’mur. (1986). Keselamatan Kerja dan
Pencegahan
PROGRAM MANAJEMEN K3

Kecelakaan. Depnaker, Surabaya. Kerja. Prestasi Pustaka, Surabaya.


Sulaksmono, M. (1997). Manajemen
Keselamatan
PROGRAM MANAJEMEN K3

9. DAFTAR FASILITAS K3

NO URAIAN JUMLAH KEPEMILIKAN


1 APAR 3 MILIK
2 SAFETY HELM 10 MILIK
3 SAFETY BOOT 20 MILIK
4 SAFETY GOOGLE 10 MILIK
5 FULL BODY HARNESS 5 MILIK
6 SAFETY VEST 60 MILIK
7 KOTAK P3K 10 MILIK
8 WATER SPRAY HIGH COMPRESSOR 2 MILIK
9 RUBBER CONE 30 MILIK
10 EMERGENCY LIGHT 10 MILIK
11 SAFETY GLOVE 60 MILIK
12 TANDU 2 MILIK

Anda mungkin juga menyukai