Anda di halaman 1dari 5

PEMERIKSAAN KAKI DIABETIK

Pemeriksaan Kaki diabetik dilakukan dengan posisi pasien berbaring terlentang dan akan
dilakukan pengukuran Ankle Brachial Index (ABI) dan pulsasi arteri dorsalis pedis.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir praktikum, mahasiswa diharapkan dapat
1. Melakukan sendiri pemeriksaan kaki diabetikum yang terdiri dari pemeriksaan Ankle
Brachial Index + Arteri dorsalis pedis
2. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan ABI dan arteri dorsalis pedis
TINJAUAN PUSTAKA
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya. Pada penyandang DM dapat terjadi komplikasi pada semua tingkat sel dan
semua tingkatan anatomik. Komplikasi lain DM dapat berupa kerentanan berlebih terhadap
infeksi dengan akibat mudahnya terjadi infeksi saluran kemih, tuberkulosis paru dan infeksi
kaki, yang kemudian dapat berkembang menjadi ulkus/gangren diabetes.
Kaki diabetik adalah segala bentuk kelainan yang terjadi pada kaki yang disebabkan
oleh diabetes mellitus. Faktor utama yang mempengaruhi terbentuknya kaki diabetik
merupakan kombinasi neuropati otonom dan neuropati somatik, insufisiensi vaskuler, serta
infeksi. Gangguan mikrosirkulasi selain menurunkan aliran darah dan hantaran oksigen pada
serabut saraf juga menurunkan aliran darah ke perifer hingga aliran darah tidak cukup dan
terjadi iskemia dan gangren. Faktor lain yang juga berperan adalah trauma tekan yang terjadi
terus-menerus, respon imun pasien dan jenis mikroba.
Penderita kaki diabetik yang masuk rumah sakit umumnya disebabkan oleh trauma
kecil yang tidak dirasakan oleh penderita. Mayoritas pasien yang diamputasi kakinya bermula
dengan munculnya ulkus pada kaki. Deteksi awal dan perawatan yang baik bisa mencegah dari
tindakan amputasi.
Etiologi ulkus diabetik temasuk neuropati, penyakit pembuluh darah (vaskulopati),
tekanan dan deformitas pada kaki. Ada banyak faktor yang berpengaruh dalam terjadinya kaki
diabetik. Secara umum faktor-faktor tersebut dibagi menjadi :
1. Faktor Predisposisi
o Faktor yang mempengaruhi daya tahan jaringan terhadap trauma seperti kelainan
makrovaskuler dan mikrovaskuler, jenis kelamin, merokok, dan neuropati otonom.
o Faktor yang meningkatkan kemungkinan terkena trauma seperti neuropati motorik,
neuropati sensorik, limited joint mobility, dan komplikasi DM yang lain (seperti
mata kabur).
o Neuropati sensorik pada kaki bisa menyebabkan terjadinya trauma yang tidak
disadari. Neuropati motorik juga menyebabkan otot intrinsik lemah ntuk
menampung berat badan seseorang dan seterusnya terjadilah trauma.

2. Faktor Presipitasi
o Perlukaan di kulit (jamur).
o Trauma.
o Tekanan berkepanjangan pada tumit saat berbaring lama.

3. Faktor Yang Memperlambat Penyembuhan Luka


o Derajat luka.
o Perawatan luka.
o Pengendalian kadar gula darah.

Penegakan diagnosis kaki diabetik dapat dilakukan berdasarkan anamnesa,


pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang lainnya. Pemeriksaan yang paling mudah untuk
bisa mendeteksi kemungkinan terjadinya kaki diabetik adalah dengan melakukan pemeriksaan
ABI. Pemeriksaan ini, merupakan salah satu pengukuran non invasif yang bisa dilakukan
dengan sangat mudah. Hasil interpretasi yang bisa didapat dari pemeriksaan ABI adalah
 > 1,3 : Kemungkinan kalsifikasi arteri
 0,9-1,3 : Normal
 0,6-0,89 : Obstruksi arteri ringan
 0,4-0,59 : Obstruksi arteri sedang
 < 0,4 : Obstruksi arteri berat

Skill Lab Pemeriksaan Kaki diabetik ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI) + Arteri dorsalis
pedis
No. Aspek yang dinilai 0 1 2
1 Memberi salam pada pasien
2 Memperkenalkan diri pada pasien
3 Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan
pada pasien
4 Meminta persetujuan tindakan yang akan
dilakukan
5 Memeriksa ketersediaan alat
6 Mencuci tangan
7 Memposisikan pasien dalam keadaan
berbaring
terlentang dan memasang manset pengukur
tekanan darah yang sesuai di salah satu
lengan
8 Palpasi dan temukan pulsasi arteri brakialis
lalu
mengoleskan gel di atas area tersebut.

9 Menyalakan alat USG doppler dan


meletakkan
probe doppler berlawanan dengan arah aliran
darah membentuk sudut 45-60 derajat;
menggerakkan perlahan di daerah arteri
brakialis
sampai terdengar suara pulsasi yang paling
jelas.

10 Mengembangkan manset tekanan darah


sampai
suara pulsasi menghilang dan naikkan 10-20
mmHg dari tekanan saat suara pulsasi
menghilang.
80 | Panduan Teknis Pemeriksaan dan
Prosedur Teknis IPD
8. Menurunkan tekanan manset perlahan (2
mm/detik) sampai suara pulsasi arteri
kembali
terdengar. Mencatat tekanan darah saat suara
pulsasi arteri tersebut mulai kembali
terdengar.
Setelah suara arteri terdengar jelas, manset
dikendurkan dan dilepas.
Membersihkan gel di fossa cubiti.
11 Mengulang langkah 4 - 8 pada lengan sisi
yang lain
dan mencatat hasil pemeriksaan.
Menggunakan
tekanan sistolik lengan yang tertinggi untuk
dimasukkan dalam rumus menghitung ABI.

12 Jika terdapat luka/ulkus di kaki,


lindungi/tutup
luka/ulkus dengan kasa steril agar tidak
mengontaminasi manset.
Mengukur tekanan pada tungkai yang sehat
lebih
dulu dengan memasang manset pengukur
tekanan
darah 2 cm diatas malleolus lateral
Arteri Dosrsalis Pedis
12 Palpasi dan temukan pulsasi arteri dorsalis
pedis lalu mengoleskan gel di atas area
tersebut.
13 Meletakkan probe doppler berlawanan
dengan arah aliran darah membentuk sudut
45-60 derajat; menggerakkan perlahan di
daerah arteri dorsalis pedis sampai terdengar
suara pulsasi yang paling jelas.

14 Mengembangkan manset tekanan darah


sampai
suara pulsasi menghilang dan naikkan 10-20
mmHg dari tekanan saat suara pulsasi
menghilang
15 Menurunkan tekanan manset perlahan (2
mm/detik) sampai suara pulsasi arteri
kembali
terdengar. Mencatat tekanan darah saat suara
pulsasi arteri tersebut mulai kembali
terdengar.
Setelah suara arteri terdengar jelas, manset
dikendurkan dan dilepas.
16 Menggunakan hasil pemeriksaan yang
tertinggi
antara arteri dorsalis pedis untuk dimasukkan
dalam rumus ABI.
17 Mengulang langkah 12-15 pada kaki sisi
yang lain.
18 Menghitung ABI kaki kanan dan kiri dengan
membagi tekanan sistolik ankle yang paling
tinggi dari masing-masing kaki dengan
tekanan sistolik
brakial yang paling tinggi dari kedua lengan.
19 Merapikan alat dan membuang bahan medis
habis
pakai ke tempat sampah medis.
20 Mencuci tangan

Keterangan:
0: Tidak dilakukan sama sekali
1: Dilakukan tapi tidak sempurna
2: Dilakukan dengan sempurna

Anda mungkin juga menyukai