Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Model Discovery Learning

Model discovery learning merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi
metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan
sendiri, mencari sendiri, dan reflektif.

Menurut Suwangsih dan Tiurlina model discovery learning adalah metode/model mengajar
yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang
sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan; sebagian atau seluruhnya
ditemukan sendiri.

Seorang siswa sedang mengamati – Model Pembelajaran Discovery


Selain itu, menurut Bruner dalam Winataputra, belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui
belajar penemuan (discovery learning). Agar belajar menjadi bermakna dan memiliki struktur
informasi yang kuat, siswa harus aktif mengidentifikasi prinsip-prinsip kunci yang
ditemukannya sendiri, bukan hanya sekedar menerima penjelasan dari guru saja.

Bruner yakin bahwa belajar penemuan (discovery learning) adalah proses belajar di mana
guru harus menciptakan situasi belajar yang problematik, menstimulus siswa dengan
pertanyaan-pertanyaan, mendorong siswa mencari jawaban sendiri, dan melakukan
eksperimen.

Bentuk lain dari belajar penemuan (discovery learning) adalah guru menyajikan contoh-
contoh dan siswa bekerja dengan contoh tersebut sampai dapat menemukan sendiri hubungan
antarkonsep.

J. Richard dalam Roestiyah, berpendapat bahwa discovery learning ialah suatu cara mengajar
yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi,
seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.

Suryosubroto menyatakan bahwa model discovery learning diartikan sebagai suatu prosedur
mengajar yang mementingkan pengajaran, perseorangan, manipulasi objek dan lain-lain
percobaan, sebelum sampai pada generalisasi. Sebelum siswa sadar akan pengertian, guru
tidak menjelaskan dengan kata-kata.

Penggunaan metode discovery dalam proses belajar mengajar, memperkenankan siswa-


siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau
diceramahkan saja.

Sementara itu, Sani menyatakan bahwa, model discovery learning adalah menemukan konsep
melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.
Pembelajaran discovery merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut guru untuk
lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik belajar aktif menemukan
pengetahuan sendiri.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, penulis menyimpulkan bahwa model discovery
learning merupakan proses belajar dimana siswa berperan aktif untuk menemukan informasi
dan memperoleh pengetahuannya sendiri dengan pengamatan atau diskusi dalam rangka
mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna.

Baca artikel ini juga >>>> Model Pembelajaran

Jenis-jenis Metode/Model Discovery Learning


Proses pembelajaran atau proses belajar mengajar menggunakan model discovery learning
dapat melibatkan bimbingan guru secara penuh maupun tidak. Menurut Sapriati ada dua
macam atau jenis pembelajaran penemuan, yaitu pembelajaran penemuan murni (free
discovery) danpem belajaran penemuan terarah atau penemuan terbimbing (guided
discovery).
Pembelajaran penemuan murni (free discovery) merupakan pembelajaran penemuan tanpa
adanya petunjuk atau arahan. Sedangkan pembelajaran penemuan terarah/terbimbing (guided
discovery) merupakan pembelajaran yang membutuhkan peran guru sebagai fasilitator dalam
proses pembelajarannya.

Baca artikel ini juga >>>> Model Pembelajaran jigsaw

Demikian juga menurut Suwangsih dan Tiurlina,metode


penemuan atau pengajaran penemuan dibagi menjadi dua
jenis, yaitu:
(1) penemuan murni, pada pembelajaran dengan penemuan murni
pembelajaran terpusat pada siswa dan tidak terpusat pada guru, kegiatan
penemuan ini hampir tidak mendapatkan bimbingan guru; dan

(2) penemuan terbimbing, pada pengajaran dengan penemuan terbimbing


guru mengarahkan tentang materi pelajaran, berupa; petunjuk, arahan,
pertanyaan atau dialog, sehingga diharapkan siswa dapat menyimpulkan
(menggeneralisasikan) sesuai dengan rancangan guru.

Baca juga artikel ini >>> model pembelajaran nht

Tujuan Penggunaan Model Discovery Learning


Bell dalam Ratumanan (1978) mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari
model discovery learning, yakni sebagai berikut:

a. Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam
pembelajaran. Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi banyak siswa dalam
pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan.

b. Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan pola dalam


situasi konkrit maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan (extrapolate)
informasi tambahan yang diberikan.

c. Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan
menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam
menemukan.

d. Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja bersama


yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan mneggunakan ide-ide
orang lain.

e. Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa keterampilan keterampilan,


konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna.
f. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus,
lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar
yang baru.

Baca artikel ini juga >>>> Model Pembelajaran scramble

Karakteristik Model Discovery Learning


Ciri utama Model Discovery Learning belajar menemukan yaitu:

(1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan


dan menggeneralisasi pengetahuan;

(2) berpusat pada siswa;

(3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah
ada.

Baca juga artikel ini >>> model pembelajaran CIRC

Sintak atau Langkah – langkah Model Discovery


Learning Menurut Mulyatiningsih
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Membagi petunujuk praktikum / eksperimen.
3. Peserta didik melaksanakan eksperimen dibawah pengawasan guru.
4. Guru menunjukkan gejala yang diamati.
5. Peserta didik menyimpulkan hasil eksperimen.

Menurut Roestiyah Kelebihan model discovery learning


ada 7 yaitu :
1. Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan,
memperbanyak kesiapan,serta penguasaan keterampilan dalam proses
kognitif/pengenalan siswa.

2. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi / individual


sehingga dapat kokoh / mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.

3. Dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa.


4. Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

5. Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi


yang kuat untuk belajar lebih giat.

6. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada


diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.

7. Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru.Guru hanya sebagai
teman belajar saja: membantu bila diperlukan.

Menurut Roestiyah Kelemahan model discovery learning


ada 7 yaitu :
1. Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar
ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui sekitarnya
dengan baik.

2. Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.

3. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran
tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik
penemuan.

4. Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu
mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan
perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa

5. Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara


kreatif.

Anda mungkin juga menyukai