Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Aktivitas gerakan lempeng tektonik menyebabkan terjadi nya peristiwa magmatisme, yaitu
pelelehan dan peleburan batuan penyususn kerak bumi. Magma yang keluar keatas permukaan
bumi disebut gejala vulkanisme atau gunung api
GUNUNG API
Aktivitas Gunung Api di Indonesia banyak menyebabkan terbentuknya sistem panas
bumi atau geotermal yang dapat dimanfaatkan sebagai energi pembangkit tenaga listrik.
Dalam sistem panas bumi . Intrusi magma akan menjadi sumber panas yang dapat
mendidihkan air yang kemudian uap panas (steam) akan tersimpan pada batuan yang
poros sebagai reservoar dan ditutup oleh batuan tudung yang impermeabel atau dapat
menahan uap sehingga tidak keluar ke permukaan
Beberapa daerah sumber panas bumi yang pembentukannya berkaitan dengan proses diatas,
antara lain Gedongsongo (Ungaran jawa tengah), Kamojang-Darajat (Jawa Barat), Kaldera
Dieng (Wonosobo-Jawa Tengah), Gunung Seulawah Agam (Aceh), Lahendong (Sulawesi
Utara), dan Gunung Sibayak (Sumatera Utara)
GEMPA BUMI
Gempa Bumi ialah sentakan asli dari bumi dan bersumber didalam bumi yang merambat
melalui permukaan bumi dan menembus bumi.
Kerak bumi terdiri atas blok-blok batuan yang bentuknya tidak tentu.Blok-blok batuan ini
terdiri atas massa yang ukurannya sampai ratusan ribu mil.Batuan ini satu sama lain
dipisahkan oleh celah-celah dan retakan-retakan
Berdasarkan kedalaman fokus gempa dari permukaan bumi, gempa dapat dikelompokkan
1. Gempa dangkal adalah gempa yang hiposentrumnya kurang dari 60 km dari
permukaan bumi
2. Gempa menengah adalah gempa yang hiposentrumnya antara 60-300 km dibawah
permukaan bumi
3. Gempa dalam adalah gempa yang sumbernya berada lebih dari 300 km dibawah
permukaan bumi
Alur gempa didunia mempunyai pola yang sama dengan jalur pertemuan lempeng
yang menunjam dan juga dari pergerakan lempeng yang saling menjauh. Indonesia merupakan
daerah pertemuan tiga lempeng yang saling bergerak sehingga Indonesia merupakan tempat
yang rawan terkena gempa
Di indonesia terdapat 400 gunung berapi, tapi yang masih aktif kira-kira 80 gunung saja.
gunung-gunung tersebut di golongkan atas 3 barisan :
1. sumatra-jawa-nusa tenggara-sekitar laut banda
2. halmahera dan pulau-pulau disebelah baratnya
3. sulawesi utara-pulau sangihe-pulau Mindanao
Lempeng Indonesia
Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia,
Eurasia dan lempeng Pasific. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di
lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusatenggara, sedangkan dengan Pasific di utara Irian dan
Maluku utara. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng ini akumulasi energi tabrakan terkumpul
sampai suatu titik dimana lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan tumpukan energi sehingga
lepas berupa gempa bumi. Pelepasan energi sesaat ini menimbulkan berbagai dampak terhadap
bangunan karena percepatan gelombang seismik, tsunami, longsor, dan liquefaction. Besarnya
dampak gempa bumi terhadap bangunan bergantung pada beberapa hal; diantaranya adalah skala
gempa, jarak epicenter, mekanisme sumber, jenis lapisan tanah di lokasi bangunan dan kualitas
bangunan.
Peristiwa tektonik yang cukup aktif, selain menimbulkan gempa dan tsunami, juga membawa
berkah dengan terbentuknya banyak cekungan sedimen (sedimentary basin). Cekungan ini
mengakomodasikan sedimen yang selanjutnya menjadi batuan induk maupun batuan reservoir
hydrocarbon. Kadungan minyak dan gas alam inilah yang kini banyak kita tambang dan menjadi
tulang punggung perekonomian kita sehingga tahun 1990-an.
Peta Tektonik dan Gunung Berapi di Indonesia. Garis biru melambangkan batas antar lempeng
tektonik, dan segitiga merah melambangkan kumpulan gunung berapi. Sumber: MSN Encarta
Encyclopedia
Indonesia, juga merupakan negara yang secara geologis memiliki posisi yang unik karena
berada pada pusat tumbukan Lempeng Tektonik Hindia Australia di bagian selatan, Lempeng
Eurasia di bagian Utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur laut. Hal ini mengakibatkan
Indonesia mempunyai tatanan tektonik yang komplek dari arah zona tumbukan yaitu Fore arc,
Volcanic arc dan Back arc. Fore arc merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan zona
tumbukan atau sering di sebut sebagai zona aktif akibat patahan yang biasa terdapat di darat
maupun di laut. Pada daerah ini material batuan penyusun utama lingkungan ini juga sangat
spesifik serta mengandung potensi sumberdaya alam dari bahan tambang yang cukup besar.
Volcanic arc merupakan jalur pegunungan aktif di Indonesia yang memiliki topografi khas
dengan sumberdaya alam yang khas juga. Back arc merupakan bagian paling belakang dari
rangkaian busur tektonik yang relatif paling stabil dengan topografi yang hampir seragam
berfungsi sebagai tempat sedimentasi. Semua daerah tersebut memiliki kekhasan dan keunikan
yang jarang ditemui di daerah lain, baik keanegaragaman hayatinya maupun keanekaragaman
geologinya.
Indonesia merupakan negara yang secara geologis memiliki posisi yang unik karena
berada pada pusat tumbukan Lempeng Tektonik Hindia Australia di bagian selatan, Lempeng
Eurasia di bagian Utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur laut. Lempeng Indo-Australia
bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusatenggara,
sedangkan dengan Pasific di utara Irian dan Maluku utara. Hal ini mengakibatkan Indonesia
mempunyai tatanan tektonik yang komplek dari arah zona tumbukan yaitu Fore arc, Volcanic arc
dan Back arc. Fore arc merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan zona tumbukan atau
sering di sebut sebagai zona aktif akibat patahan yang biasa terdapat di darat maupun di laut.
Pada daerah ini material batuan penyusun utama lingkungan ini juga sangat spesifik serta
mengandung potensi sumberdaya alam dari bahan tambang yang cukup besar.
A. Divergen
PENGARUH KONDISI TEKTONIK LEMPENG DIVERGENTERHADAP SEBARAN
SALINITAS SAMUDERA
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki seismisitas tinggi, dengankata lain
daerah yang sangat sering terjadi gempa. Gempa terjadi karena terjadinyatumbukan
(tabrakan) antara dua lempeng tektonik baik itu oceanic crust (lempengsamudera) dengan
continet crust (lempeng benua) maupun antara crust yang sama. Disamping itu Untuk dapat
memahami mengapa dan bagaimana salinitas samudera dapatterjadi kita perlu paling tidak
sedikit mengerti tentang konsep tektonik . Mempelajarikonsep tektonik atau istilah yang
sering dipakai para geologist yaitu Teori Tektonik Lempeng yang berarti mempelajari
mekanisme bumi itu sendiri.Keberlangsungan hidup suatu ekosistem tidak bisa lepas dari
perngaruhlingkungan atau habitat yang mengelilinginya. Pengaruh tersebut antara
laindikarenakan oleh adanya gejala alam seperti terjadinya pergerakan tektonik divergenyang
nantinya dari gejala alam ini akan terbentuk perbedaan sebaran salinitaslingkungan
(samudera). Dalam paper ini tujan pembahasan utamanya adalahmempelajari pengaruh
akibat terjadinya kedaan tektonik divergen lempeng terhadapsebaran salinitas samudra.
Pergerakan lempeng saling mendekati akan menyebabkan tumbukan dimana salah satu dari
lempeng akan menunjam ke bawah yang lain. Daerah penunjaman membentuk suatu palung
yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Dibelakang jalur
penunjaman akan terbentuk rangkaian kegiatan magmatik dan gunungapi serta berbagai
cekungan pengendapan. Salah satu contohnya terjadi di Indonesia, pertemuan antara lempeng
Ind0-Australia dan Lempeng Eurasia menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa dan
jalurgunungapi Sumatera, Jawa dan Nusatenggara dan berbagai cekungan sepertiCekungan Sumatera
Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan CekunganJawa Utara.
Lempeng
Adapun pergerakan lempeng bumi ini memiliki beberapa jenis. Jenis pergerakan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Divergen
Divergen adalah pergerakan lempeng tektonik yang saling menjauh satu sama lainnya (break
apart) atau terpecah. Ketika lempeng tektonik terpecah, lapisan lithosfer menipis dan akan
terbelah membentuk batas divergen. Bila pergerakan ini terjadi pada lempeng samudra, akan
menyebabkan pemekaran lempeng samudra yang menghasilkan palung laut. Namun bila
pergerakan terjadi pada permukaan lempeng benua, maka akan menghasilkan lembah retakan
akibat kedua lempeng saling berjauhan. Kedua bentuk pergerakan tersebut pada akhirnya akan
membuahkan benua dan samudra yang baru.
Gambar 4:
Divergen yang terjadi di permukaan bumi, awal terbentuknya pulau atau benua baru
Gambar 5:
Divergen yang terjadi di bawah permukaan laut, awal terbentuknya lautan atau samudra baru
2. Konvergen
Konvergen adalah pergerakan lempeng tektonik yang saling mendekat. Biasanya ketika lempeng
benua dan lempeng samudra saling berdekatan, akan terjadi tumbukan yang menyebabkan
lempeng samudra melesak masuk ke bawah lempeng benua. Hal ini terjadi akibat lempeng
samudra yang terbentuk dari SiMa (Silikon + Megnesium) relatif lebih lemah dibandingkan
lempeng benua yang kuat karena terbentuk dari SiAl (Silikon + Alumunium). Daerah dimana
lempeng benua dan lempeng samudra saling bertumbukan itu disebut sebagai Zona Subduksi
(Subduction Zone).
Gambar 6:
Zona subduksi, tempat meleksaknya lempeng samudra ke bawah lempeng benua
3. Transform
Transform terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami gesekan satu sama lain secara
menyamping di sepanjang sesar transform (transform fault). Gerakan relatif kedua lempeng bisa
sinistral (ke kiri di sisi yang berlawanan dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi
yang berlawanan dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini adalah Sesar San
Andreas di California.
Gambar 7:
Patahan San Andreas California, USA
Pergerakan lempeng tektonik di atas tadi, merupakan pergerakan yang akan terus terjadi selama
bumi memiliki tenaga endogen. Bahkan kelak mungkin akibat pergerakan yang terus terjadi,
sebuah negara atau pun benua bisa saja hilang dari permukaan bumi digantikan oleh laut atau
samudra. Ini merupakan sebuah siklus atau sunnatullah yang telah Alloh beritakan kepada kita
dalam firman-Nya.
Kerak bumi terbagi menjadi lempeng-lempeng tektonik yang besar dan kecil. Di
beberapa tempat, lempeng-lempeng tersebut bergerak saling menjauh dan di beberapa tempat
lain bergerak saling mendekat dan bertabrakan.
Di daerah yang lempengnya saling menjauh akan menimbulkan bahan lelehan dari dalam bumi
melalui retakan-retakan, kemudian mendingin dan membentuk batuan basalt. Berpisahnya
lempeng-lempeng bumi ini terjadi jauh di bawah laut, batuan basalt yang timbul kemudian
membentuk punggungan tengah samudra.
Semakin banyak lelehan yang membentuk basalt, lempeng-lempeng tektonik semakin jauh
terpisah, hal ini menyebabkan melebarnya dasar samudra. Diantara benua Australia dan
Antartika terdapat punggungan tengah samudra. Punggungan ini melebar sebesar 6 – 7,5 cm
pertahun. Pelebaran dasar samudra ini mendorong lempeng india-Australia ke arah utara
sehingga bertabrakan dengan lempeng Eurasia.
Peristiwa ini dimulai sekitar 25 juta tahun yang lalu dan terus berlanjut hingga sekarang.
Pegunungan dibentuk oleh lempeng tektonik. Rantai pegunungan besar dapat mempengaruhi
sirkulasi udara rentang gunung yang dibentuk oleh lempeng tektonik.
Di indonesia terdapat 142 gunung api, tetapi yang aktif kira-kira 76 gunung. Gunung-gunung
tersebut digolongkan atas tiga rangkaian yaitu.
1. Sumatra – Jawa – Nusa Tenggara – sekitar laut Banda
2. Halmahera dan pulau-pulau di sebelah baratnya
3. Sulawesi Utara – pulau Sangihe – pulau Mindanao
Beberapa gunung api di indonesia yang sangat berbahaya letusannya adalah gunung Tambora di
pulau Sumbawa yang meletus tahun 1815, gunung Krakatau yang meletustahun 1883, gunung
Kelud yang meletus tahun 1919, gunung Merapi yang meletus tahun 1930, gunung Agung yang
meletus tahun 1962 dan 1963, serta gunung Galunggung yang meletus tahun 1982.
Manfaat dari tatanan lempeng tektonik Indonesia
Penyebaran mineral ekonomis di Indonesia ini tidak merata. Seperti halnya penyebaran
batuan, penyebaran mineral ekonomis sangat dipengaruhi oleh tatanan geologi Indonesia yang
rumit. Berkenaan dengan hal tersebut, maka usaha-usaha penelusuran keberadaan mineral
ekonomis telah dilakukan oleh banyak orang. Mineral ekonomis adalah mineral bahan galian
dan energi yang mempunyai nilai ekonomis. Mineral logam yang termasuk golongan ini
adalah tembaga, besi, emas, perak, timah, nikel dan aluminium. Mineral non logam yang
termasuk golongan ini adalah fosfat, mika, belerang, fluorit, mangan. Mineral industri adalah
mineral bahan baku dan bahan penolong dalam industri, misalnya felspar, ziolit, diatomea.
Mineral energi adalah minyak, gas dan batubara atau bituminus lainnya. Belakangan panas bumi
dan uranium juga masuk dalam golongan ini walaupun cara pembentukannya berbeda.
(Sudradjat, 1999)
Energi minyak dan gas bumi mempunyai peran yang sangat strategis dalam berbagai
kegiatan ekonomi dan kehidupan masyarakat. Pada umumnya minyak bumi dewasa ini memiliki
peran sekitar 80% dari total pasokan energi untuk konsumsi kebutuhan energi di Indonesia.
Dengan demikian peran minyak dan gas bumi dalam peningkatan perolehan devisa negara masih
sangat diperlukan. Nayoan dkk. (1974) dalam Barber (1985) menjelaskan bahwa terdapat
hubungan yang erat antara cekungan minyak bumi yang berkembang di berbagai tempat dengan
elemen-elemen tektonik yang ada. Cekungan-cekungan besar di wilayah Asia Tenggara
merepresentasikan kondisi setiap elemen tektonik yang ada, yaitu cekungan busur muka (forearc
basin), cekungan busur belakang (back-arc basin), cekungan intra kraton (intracratonic basin),
dan tepi kontinen (continent margin basin), dan zona tumbukan (collision zone basin).
Berdasarkan data terakhir yang dikumpulkan dari berbagai sumber, telah diketahui ada sekitar 60
basin yang diprediksi mengandung cebakan migas yang cukup potensial. Diantaranya basin
Sumatera Utara, Sibolga, Sumatera Tengah, Bengkulu, Jawa Barat Utara, Natuna Barat, Natuna
Timur, Tarakan, Sawu, Asem-Asem, Banda, dll.
Parameter yang mengendalikan pembentukan batubara adalah (1) sumber vegetasi, (2)
posisi muka air tanah (3) penurunan yang terjadi bersamaan dengan pengendapan, (4)
penurunan yang terjadi setelah pengendapan, (5) kendali lingkungan geotektonik endapan
batubara dan (6) lingkungan pengendapan terbentuknya batubara. Batubara lazim terbentuk di
lingkungan (1) dataran sungai teranyam, (2) lembah aluvial, (3) dataran delta, (4) pantai
berpenghalang dan (5) estuaria (Diessel, 1992). Batubara di Indonesia umumnya menyebar tidak
merata, 60% terletak di Sumatera Selatan dan 30% di Kalimantan Timur dan Selatan. Sebagian
besar batubara terbentuk di lingkungan litoral, paralik dan delta, sedang beberapa terbentuk di
lingkungan cekungan antar pegunungan. Kualitas batubara umumnya berupa bituminous,
termasuk dalam steaming coal. Antrasit berkualitas rendah karena pemanasan oleh intrusi
ditemukan di Bukit Asam, Sumatera dan Kalimantan Timur sedang pematangan karena tekanan
tektonik terbentuk di Ombilin, Sumatera Barat (Sudradjat, 1999).
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki panas bumi terbesar di dunia.
Panas bumi sebagai energi alternatif tidak mempunyai potensi bahaya seperti energi nuklir, serta
dari sisi pencemaran jauh lebih rendah dari batubara. Keberadaan lapangan panas bumi
tersebut secara umum dikontrol oleh keberadaan sistem gunungapi. Di Indonesia lapangan panas
bumi tersebar di sepanjang jalur gunungapi yang memperlihatkan kegiatan sejak Kwarter
hingga saat ini. Jalur ini merentang dari ujung barat-laut Sumatera sampai kepulau
Nusatenggara, kemudian melengkung ke Maluku dan Sulawesi Utara. Pada jalur memanjang
sekitar 7.000 km, dengan lebar 50-200 km tersebut, terdapat 217 lokasi prospek, terdiri dari 70
lokasi prospek entalpi tinggi (t > 200oC) dan selebihnya entalpi menengah dan rendah. Lapangan
prospek tersebut tersebar di Sumatera (31), Jawa-Bali (22), Sulawesi (6), Nusatenggara (8) dan
Maluku (3), dengan seluruh potensi mencapai 20.000 MWe, dengan total cadangan sekitar 9.100
Mwe. Pengembangan geotermal di Indonesia saat ini dikonsentrasikan di Sumatera, Jawa-Bali
dan Sulawesi Utara. Hal ini dikarenakan kawasan tersebut telah memiliki infrastruktur yang
memadai serta memiliki pertumbuhan kebutuhan listrik yang tinggi. (Sudrajat, 1982: Sudarman
dkk., 1998)
Sebuah Contoh Busur vulkanik Jawa merupakan bagian dari busur vulkanik Sunda-
Banda yang membentang dari Sumatera hingga Banda, sepanjang 3.700 km yang dikenal banyak
mengandung endapan bijih logam (Carlile & Mitchell, 1994). Batuan vulkanik hasil kegiatan
gunungapi yang berumur Eosen hingga sekarang merupakan penyusun utama pulau Jawa.
Terbentuknya jalur gunungapi ini merupakan hasil dinamika subduksi ke arah utara lempeng
Samudera Hindia ke Lempeng Benua Eurasia (Katili, 1989) yang berlangsung sejak jaman Eosen
(Hall, 1999).
Kerak kontinen yang membentuk tepi benua aktif (active continent margin)
mempengaruhi kegiatan vulkanisme Tersier Jawa bagian barat, sedang kerak samudera yang
membentuk busur kepulauan (island arc) mempengarui kegiatan vulkanisme Tersier Jawa bagian
timur (Carlile & Mitchell, 1994).
Pada kesempatan ini saya mengetengahkan proses tektonik dan pembentukan gunung
berapi, sebagaimana kita tahu pergerakan lempeng yang dari waktu ke waktu terus bergeser
sehingga bisa menyebabkan terjadinya tubrukan antara lempeng yang satu dengan yang lainnya
dan sering mengakibatkan gempa bumi. Untuk lebih jelasnya mari kita simak ulasan di bawah
ini!
Tengaga Endogen juga bisa disebut juga tenaga tektonik. Tenaga Endogen adalah tenaga yang
berasal dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses diatropisme dan proses vulkanisme.
Tenaga Endogen sering menekan di sekitar lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi
(litosfer).
1. Proses Diastropisme
Proses Diastropisme adalah proses strutual yang mengakibatkan terjadinya lipatan dan patahan
tanpa dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi.
2. Proses lipatan
Jika tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan bertumpukan yang
mengakibatkan permukaan bum melipat menybabkan terbentuknya puncak dan lembah.Bentuk
permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu : puncak lipatan (antiklin), lembah lipatan
(sinklin)
3. Proses Patahan
Proses datropisme juga dapat menyababkan truktur lapisan-lapian batuan retak-retak dan patah.
Lapiasan batuan yang mengalami proses patahan ada yang mengalami pemerosotan yang
membentuk lemdh patahan dan ada yang terangkat membentuk puck patahan. Lembah patahan
disebut slenk atau graben sedangkan puncak patahan dinamakan horst.
4. Vulkanisme
Tenaga tektonik dapat mengakibatkan gejala vulaknisme. Gejala vulkanisme
berhubungan dengan aktivtas keluarnya magma di gunungapi. Proses keluarnya magma ke
permukaan bumi disebut erupsi gunungapi. Proses vulkanisme terjadi karena adanya magma
yang keluar dari zona tumbukan antarlampang. Beberapa gunugapi ditemukan berada di tengah
lempeng yang disebsbkan oleh tersumbatnya panas di kerak bumi gejala ini disebut titik panas
(hotspot).Para ilmuan menduga aliaran magma mendesak keluar membakar kerak bumi dan
melutus di permukaan.
Gunungapi terbentuk akibat adanya pergerakan lempeng yang terus menekan sejak jutaan
tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunungapi berawal dari perilaku manusia dan
manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan gunungapi. Hal tersebut diketahui dari
penemuan fosil manusia di dalam endapan vulkanik dan sebagian besar penemuan fosil itu
ditemukan di Afrika dan Indonesia berupa tulang belulang manusia yang terkubur oleh endapan
vulkanik.
Gunungapi terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat
pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak
benua, busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera dan busur dasar
samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.
Pengetahuan tentang tektonik lempeng merupakan pemecahan awal dari teka-teki fenomena
alam termasuk deretan pegunungan, benua, gempabumi dan gunungapi. Planet bumi mepunyai
banyak cairan dan air di permukaan. Kedua factor tersebut sangat mempengaruhi pembentukan
dan komposisi magma serta lokasi dan kejadian gunung api.
Panas bagian dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama pembentukan bumi
sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas yang timbul dari unsure radioaktif alami,
seperti elemen-elemen isotop K, U dan Th terhadap waktu. Bumi pada saat terbentuk lebih
panas, tetapi kemudian mendingin secara berangsur sesuai dengan perkembangan sejarahnya.
Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas vulkanisma di permukaan.
Perambatan panas dari dalam bumi ke permukaan berupa konveksi, dimana material-material
yang terpanaskan pada dasar mantel, kedalaman 2.900 km di bawah muka bumi bergerak
menyebar dan menyempit disekitarnya. Pada bagian atas mantel, sekitar 7 35 km di bawah muka
bumi, material-material tersebut mendingin dan menjadi padat, kemudian tenggelam lagi ke
dalam aliran konveksi tersebut.
1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan
magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapi tengah samudera.
2. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat
gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke
permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.
3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau
patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau
magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang
rekahan.
4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma
menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk
deretan gunungapi perisai.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Tektonika_lempeng
http://earlfhamfa.wordpress.com/2009/03/21/tektonik-lempeng/
http://enda1312.wordpress.com/2011/03/17/tektonik-lempeng/
http://imas94.wordpress.com/category/geografi/
http://yudi81.wordpress.com/2009/01/17/tektonik-indonesia-kondisi-dan-potensinya/
http://udhnr.blogspot.com/2009/02/lempeng-indonesia.html