Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN KONFLIK

Oleh :
NAMA: GREGORIUS TENGGONG
NIM :15402262

YAYASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG


(STIE YPUP MAKASSAR)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat
pada waktunya dengan judul : “Manajamen Konflik”.
Kam juga menyadari bahwa dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, masih
banyak terdapat kekurangan maupun kekeliruan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi diri kami
pribadi dan para pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A. Definisi Manajemen Konflik.......................................................... 3
B. Jenis-Jenis Konflik......................................................................... 4
C. Sumber Konflik.............................................................................. 7
D. Pengelolaan Konflik ....................................................................... 8
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 10
A. Kesimpulan .................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sepanjang kehidupan manusia senantiasa dihadapkan dan bergelut dengan konflik
baik itu secara individu maupun organisasi. Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat
dihindarkan. Demikian halnya dengan kehidupan organisasi, setiap anggota organisasi
senantiasa dihadapkan pada konflik entah itu konflik antar individu, konflik antar kelompok
atau yang lain. Di dalam organisasai perubahan atau inovasi baru sangat rentan
menimbulkan konflik (destruktif). Dalam paradigma lama banyak orang percaya bahwa
konflik akan menghambat organisasi berkembang. Namun dalam paradigma baru ada
pandangan yang berbeda. Konflik memang bisa menghambat, jika tidak dikelola dengan
baik, namun jika dikelola dengan baik konflik bisa menjadi pemicu berkembangnya
organisasi menjadi lebih produktif.
Manajemen konflik sangat berpengaruh bagi anggota organisasi. Pemimpin organisasi
dituntut menguasai manajemen konflik agar konflik yang muncul dapat berdampak positif
untukmeningkatkanmutuorganisasi.
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak lua
dalamsuatukonflik,termasukpada suatu pendekatan yangberorientasipadaprosemengarahkan
pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan
bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar
(di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang
akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat
terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi manajemen konflik?
2. Apa saja Jenis-jenis konflik?
3. Sumber konflik ?
4. Pengelolaan konflik?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini,adalah:
1.Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen.
2.Sebagai media pembelajaran mengenai Manajemen Konflik.
3.Mengetahui konsep manajemen konflik, yang meliputi definisi konflik, aspek-asfek dan
factor-faktor yang mempengaruhi manajemen konflik, mode dan langkah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI MANAJEMEN KONFLIK


Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun
pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang
berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah
laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan
dan interpretasi.
1.Definisi Manajemen
a. R Terry
Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
b. James F Stoner
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan sumber
daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan rganisasi yang telah ditetapkan.
2.Definisi Konflik
Ada beberapa pendapat mengenai manajemen konflik diantaranya :
a. Menurut Ross (1993), manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang
diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke
arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir
berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan
ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif.
b. Menurut Minnery (1980:220) menyatakan bahwa manajemen konflik merupakan
proses, sama halnya dengan perencanaan kota merupakan proses. dan proses
manajemen konflik perencanaan kota merupakan bagian yang rasional dan bersifat
iteratif, artinya bahwa pendekatan model manajemen konflik perencanaan kota secara
terus menerus mengalami penyempurnaan sampai mencapai model yang representatif
dan ideal.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Konflik adalah
suatu cara atau proses mengambil langkah-langkah oleh para pelaku atau pihak ketiga
dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil yang positif dengan melakukan
pendekatan, komunikasi dan evaluasi untuk mendapatkan penyempurnaan untuk
mendukung tujuan yang telah ditetapkan.

B. JENIS-JENIS KONFLIK
Konflik itu mempunyai banyak jenis seperti yang dikatakan James A.F. Stoner dan
Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflikyaitu konflik intrapersonal, konflik
interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik
antar organisasi.
1. Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik
terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak
mungkin dipenuhi sekaligus. Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu
biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut:
a. Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
b. Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan
tujuan.
c. Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuan
tujuanyang diinginkan.
Hal-hal di atas dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya acap kali
menimbulkan konflik. Kalau konflik dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan yang
tidak menyenangkan.
Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
a. Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua
pilihan yang sama-sama menarik.
b. Konflik pendekatan penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua
pilihan yang sama menyulitkan.
c. Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada satu
hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.

2. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain
karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Maka Hal ini sering terjadi antara dua
orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini
merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Karena konflik
semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang
tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok Hal ini seringkali berhubungan
dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang
ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh
kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas
kelompok dimana ia berada.
Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini merupakan tipe
konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi. Konflik antar lini dan staf,
pekerja dan pekerja manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.
Konflik antara organisasi Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat
dan negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut
dengan persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan
timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga
lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.
3. Konflik antar perorangan
Konflik antar perorangan terjadi antara satu individu dengan individu lain atau
lebih. Konflik ini biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan sifat dan perilaku setiap
orang dalam organisasi. Hal ini biasanya pernah dialami oleh setiap anggota organisasi
baik hanya dirasakan sendiri maupun ditunjukkan dengan sikap. Misalnya seorang
manajer pemasaran merasa tidak senang dengan hasil kerja manajer produksi. Akan
tetapi perasaan ini tidak selalu dilakukan secara terbuka tapi bisa juga secara diam-diam.
Apabila ini berlangsung lebih lama, bisa menyebabkan ketidak selarasan dalam
pengambilan keputusan
4. Konflik Antar Kelompok
Konflik antar perorangan terjadi antara satu individu dengan individu lain atau
lebih. Tingkat lainnya dalam konflik di organisasi adalah konflik antar kelompok.
Seperti diketahui bahwa sebuah organisasi terbentuk dari beberapa kelompok kerja yang
terdiri dari banyak unit. Apabila diantara unit-unit disuatu kelompok mengalami
pertentangan dengan unit-unit dari kelompok lain maka manajer merupakan pihak yang
harus bisa menjadi penghubung antara keduanya. Hubungan pertentangan ini apabila
dipertahankan maka akan menjadi koordinasi dan integrasi kegiatan-kegiatan menjadi
sulit.
5. Konflik antar organisasi
Konflik juga bisa terjadi antara organisasi yang satu dengan yang lain. Hal ini
tidak selalu disebabkan oleh persaingan dari perusahaan-perusahaan di pasar yang sama.
Konflik ini bisa terjadi karena adanya ketidak cocokan suaut badan terhadap kinerja
suatu organisasi.
Sebagai contoh badan serikat pekerja di cocok dengan perlakuan suatu perusahaan
terhadap pekerja yang menjadi anggota serikatnya. Konflik ini dimulai dari ketidak
sesuaian antara para manajer sebagai individu yang mewakili organisasi secara total.
Pada situasi konflik seperti ini para manajer tingkat menengah kebawah bisa berperan
sebagai penghubung-penghubung dengan pihak luar yang berhubungan dengan
bidangnya.
Apabila konflik ini bisa diselesaikan dengan prioritas keorganisasian atau
perbaikan pada kegiatan organisasi, maka konflik-konflik bisa dijadikan perbaikan demi
kemajuan organisas

C. SUMBER KONFLIK
1. Teori hubungan masyarakat. Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang
terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam suatu
masyarakat. Sasaran: meningkatkan komunikasi dan saling pengertian antara kelompok yang
mengalami konflik, serta mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih bisa saling
menerima keragaman yang ada didalamnya.
2.Teori kebutuhan manusia. Menganggap bahwa konflik yang berakar disebabkan oleh
kebutuhan dasar manusia (fisik, mental dan sosial) yang tidak terpenuhi atau dihalangi. Hal
yang sering menjadi inti pembicaraan adalah keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi, dan
otonomi. Sasaran: mengidentifikasi dan mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak
terpenuhi, serta menghasilkan pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan itu.
3 Teori negosiasi prinsip. Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak
selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang mengalami konflik.
Sasaran: membantu pihak yang berkonflik untuk memisahkan perasaan pribadi dengan
berbagai masalah dan isu dan memampukan mereka untuk melakukan negosiasi berdasarkan
kepentingan mereka daripada posisi tertentu yang sudah tetap. Kemudian melancarkan proses
kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak atau semua pihak.
4. Teori identitas. Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh identitas yang terancam, yang
sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang tidak diselesaikan.
Sasaran: melalui fasilitas lokakarya dan dialog antara pihak-pihak yang mengalami konflik,
sehingga dapat mengidentifikasi ancaman dan ketakutan di antara pihak tersebut dan
membangun empati dan rekonsiliasi di antara mereka.
5Teori kesalahpahaman antarbudaya. Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh
ketidakcocokan dalam cara-cara komunikasi di antara berbagai budaya yang berbeda. Sasaran:
menambah pengetahuan kepada pihak yang berkonflik mengenai budaya pihak lain,
mengurangi streotip negatif yang mereka miliki tentang pihak lain, meningkatkan keefektifan
komunikasi antarbudaya.
6. Teori transformasi konflik. Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh masalah-masalah
ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial, budaya dan ekonomi.

D. PENGELOLAAN KONFLIK
Banyak istilah tentang pengelolaan konflik namun fisher menggunkan istilah
transformasi konflik sebagai padanannya. (fisher,2001) . istilah lain yang sering muncul
selain pengelolaan konflik dan transformasi konflik antara lain : pencegahan konflik,
penyelesaian konflik, dan resolusi konflik. Masing-masing mempunyai makna yang berbeda
tipis dalam fase penerapannya.
Beberapa pendekatan konflik yaitu :
1.Pencegahan konflik : tujuannya mencegah munculnya konflik yang keras
2 Penyelesaian konflik : tujuannya mengakhiri prilaku kekerasan melalui suatu persetujuan
perdamaian
3.Pengelolaan konflik : tujuannya membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong
perubahan prilaku yang positif bagi pihak yang terlibat
4.Resolusi konflik : tujuannya menangani nsebab konflik dan berusaha membangun hubungan
baru yang bisa tahen lama antar kelompok-kelompok yang bermusuhan
5 Transformasi konflik : tujuannya mengatasi sumber-sumber konflik yang lebih luas dan
berusaha mengubah kekuatan negatif dari peperangan menjadi yang positif.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Manajemen konflik merupakan suatu cara atau langkah yang dilakukan oleh pelaku
konflik untuk mengarahkan suatu pertentangan ke arah hasil tertentu melalui beberapa
metode pengelolaan konflik baik dengan atau tanpa pihak ketiga.

B. SARAN
Untuk mengatasi konflik diperlukan pihak yang dapat bersikap netral dalam
mengambil sebuah keputusan sehingga konflik dalam manajemen dapat diatasi dan
diarahkan ke arah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Lukman, Hakim, 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta : Genta Press.


http://raitetsu.wordpress.com/2009/11/29/jenis-jenis-konflik/
http://www.masbied.com/2010/06/04/metode-pengelolaan-pengurangan-dan-penyelesaian-
konflik/
http://fardiansyah7fold.wordpress.com/11
http://www.pengertianmanagement.blogspot.com/2013/03/managemen-konflik-definisi-ciri-
sumber.html

Anda mungkin juga menyukai