Anda di halaman 1dari 13

Edisi Juli 2014 Volume VIII No.

1 ISSN 1979-8911

STUDI KARAKTERISTIK SILIKA GEL


HASIL SINTESIS DARI ABU AMPAS TEBU
DENGAN VARIASI KONSENTRASI ASAM KLORIDA

Maulana Yusuf, Dede Suhendar, Eko Prabowo Hadisantoso


Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Jl. A. H. Nasution, 105, Bandung – 40614, Indonesia

Abstrak:
Abu ampas tebu merupakan limbah sisa pembakaran ampas tebu, apabila tidak dimanfaatkan
dapat mencemari lingkungan sekitar. Kandungan silika yang cukup tinggi pada abu ampas tebu
berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku pada pembuatan silika gel. Pada penelitian ini
telah dilakukan sintesis dan karakterisasi silika gel dari abu ampas tebu menggunakan metode
sol−gel. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis silika gel dari abu ampas tebu dan
mempelajari karakteristiknya. Penelitian ini diawali dengan pengabuan arang ampas tebu,
dilanjutkan dengan pencucian abu ampas tebu dengan larutan asam klorida, dan pembuatan
larutan natrium silikat dengan melarutkan abu ampas tebu ke dalam larutan natrium hidroksida
dengan pengadukan dan pemanasan selama 1 jam. Filtrat natrium silikat yang terbentuk
ditambahkan tetes demi tetes larutan asam klorida dengan variasi konsentrasi asam klorida
hingga campuran mencapai pH 7. Gel yang terbentuk didiamkan selama 18 jam, ditambahkan
akuades, disaring dan dicuci kembali dengan akuades, serta dikeringkan dalam oven dengan
suhu 80 °C selama 12 jam. Gel yang telah kering digerus dengan mortar. Karakterisasi silika
gel dilakukan dengan penentuan kadar air total dan kapasitas adsorpsi air. Identifikasi gugus
fungsi dan struktur masing-masing diidentifikasi dengan menggunakan spektroskopi infra
merah (FTIR) dan difraksi sinar-X (XRD). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa
karakteristik berdasarkan kadar air total dan kapasitas adsorpsi air pada silika gel hasil sintesis
yang paling mirip dengan kiesel gel 60G adalah silika gel hasil sintesis dengan asam klorida
pada konsentrasi 0,8M (SG08). Hasil karakteristik menunjukkan bahwa silika gel hasil sintesis
tersebut mempunyai kadar air total dan kapasitas adsorpsi air sebesar 11,5490% dan 0,0918
gH2O/g. Hasil karakterisasi gugus fungsi dengan spektroskopi inframerah menunjukkan bahwa
silika gel hasil sintesis mempunyai kemiripan dengan kiesel gel 60G dan memiliki struktur
amorf.

Kata kunci: abu ampas tebu, silika gel, kadar air total, kapasitas adsorpsi air.

1. PENDAHULUAN
Di Indonesia, setidaknya terdapat sangat banyak. Jumlah produksi abu ampas
64 buah pabrik gula yang hingga saat ini tebu kira-kira 0,3% dari berat tebu,
masih beroperasi dengan berbagai kapasitas sehingga apabila sebuah pabrik gula
produksi dan menghasilkan sisa memiliki kapasitas 5000 ton per hari maka
pembakaran ampas tebu pada ketel yaitu abu ampas tebu yang dihasilkan sebesar 15
berupa abu ampas tebu dalam jumlah yang ton per hari.[1]
16
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911

Berdasarkan data dari Pusat digunakan untuk menyerap ion-ion logam


Penelitian Perkebunan Gula Indonesia dengan prinsip pertukaran ion, namun
(P3GI), ampas tebu yang dihasilkan kemampuannya untuk menyerap logam
sebanyak 32% dari berat tebu yang digiling. terbatas.[5]
Dari jumlah tersebut, 60%-nya digunakan
Pada penelitian ini telah dilakukan
untuk bahan bakar ketel sedangkan
sintesis silika gel berbahan dasar abu ampas
kelebihannya dijual dan banyak
tebu menggunakan metode sol-gel.
dimanfaatkan untuk pakan ternak, bahan
Sintesis dilakukan dengan mencuci abu
baku pembuatan pupuk, bahan baku
ampas tebu terlebih dahulu dengan asam
pembuatan kertas, media pertumbuhan
klorida untuk menghilangkan mineral-
jamur merang dan industri pembuatan
mineral yang tidak diinginkan, kemudian
papan-papan buatan. Sehingga nilai
dilarutkan dalam natrium hidroksida
ekonomi yang diperoleh dari pemanfaatan
dengan pemanasan selama 1 jam. Hasil
ampas tebu tersebut masih cukup
pemanasan kemudian didinginkan dan
rendah.[1],[2]
disaring lalu ditambahkan larutan asam
Abu ampas tebu yang merupakan klorida dengan variasi konsentrasi. Setelah
abu sisa pembakaran ampas tebu memiliki menjadi silika gel, hasil yang diperoleh
kandungan senyawa silika (SiO2) yang juga yaitu berupa silika gel kemudian dilakukan
merupakan bahan baku utama dari uji kadar total air, dan kapasitas adsorpsi air
pembentukan silika gel. Menurut penelitian serta karakterisasi dengan FTIR dan XRD.
sebelumnya, dilaporkan bahwa pada abu
ampas tebu masih memiliki kandungan
SiO2 yang cukup tinggi yaitu lebih dari 2. METODE PENELITIAN
50% sehingga abu ampas tebu berpotensi Bahan Penelitian
untuk digunakan sebagai bahan baku pada
Bahan yang digunakan pada
pembuatan silika gel sehingga mempunyai
penelitian ini adalah NaOH (Merck®), HCl
[3]
nilai ekonomi lebih baik.
37% v/v (Merck®), Kiesel Gel 60G
Silika gel secara umum dapat (Merck®), kertas saring Whatman No. 41
digunakan sebagai adsorben yang pada (Merck®), dan akuades. Sedangkan abu
umumnya digunakan sebagai adsorben ampas tebu yang digunakan berasal dari
untuk senyawa-senyawa polar, desikan, PT. PG Rajawali III, Subang.
pengisi pada kolom kromatografi dan
sebagai isolator.[4] Silika gel juga dapat

17
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911

Alat Penelitian ini dilakukan dengan cara menembahkan


10 gram abu ampas tebu ke dalam 60 mL
Alat yang digunakan pada
akuades, kemudian pH campuran diatur
penelitian ini meliputi peralatan gelas
hingga mencapai pH=1 menggunakan
seperti gelas kimia, gelas ukur, buret, labu
asam klorida 1M. Kemudian larutan
erlenmeyer, labu erlenmeyer buchner,
diaduk dengan konstan selama 2 jam, lalu
pipet ukur, ball pipet, tabung reaksi, rak
disaring dengan kertas saring Whatman
tabung reaksi, selang, waterbath,
No. 41. Residu yang dihasilkan dicuci
magnetic stirrer, hot plate, furnace
dengan 100 mL akuades. Residu yang
(tungku pemanas), termometer, corong,
telah dicuci digunakan untuk ektraksi
oven, krustang, cawan porselin, spatula,
silika.
batang pengaduk, pipet tetes, klem dan
statif, ring corong, mortar, neraca analitik,
desikator, botol semprot, FTIR (Fourier
Pembuatan Larutan Natrium Silikat
Transform Infra Red) Shimadzu Prestige-
21, dan XRD (X–Ray Difraction) Philips Sebanyak 60 mL NaOH 1N
PW-1710. ditambahkan ke dalam sampel abu ampas
tebu hasil pencucian dengan asam,
Prosedur Penelitian
kemudian dipanaskan di dalam labu
Pengabuan dan Pencucian Sampel erlenmeyer tertutup pada suhu ±80 °C
selama 1 jam dengan pengadukan konstan
Arang ampas tebu dikeringkan dan
menggunakan magnetic stirrer untuk
dibersihkan dari pengotor-pengotor fisik.
melarutkan silikat. Kemudian larutan
Selanjutnya dipanaskan dalam tungku
didinginkan dan disaring menggunakan
pemanas (furnace) pada suhu 700 °C
kertas saring Whatman No. 41. Residu
selama 6 jam sampai berubah warna
yang dihasilkan dicuci dengan 100 mL
menjadi abu-abu. Kemudian hasil dari
akuades mendidih. Larutan natrium silikat
pemanasan ini disebut abu ampas tebu.
hasil ekstraksi digunakan untuk sintesis
Tahap selanjutnya dilakukan pencucian
silka gel.
dengan asam klorida 1 M bertujuan untuk
menghilangkan sejumlah kecil mineral-
mineral (seperti K2O, CaO, TiO2, MnO,
Sintesis Silika Gel
Fe2O3, CuO, dan ZnO) yang ada dalam
abu ampas tebu sebelum diekstraksi. Hal

18
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911

Larutan natrium silikat dari air dengan sampel yang telah dipanaskan
ekstrak abu ampas tebu dimasukkan ke dalam oven. Penentuan kadar air total dan
dalam botol plastik, kemudian diaduk kapasitas adsorpsi air ini dilakukan pada
dengan magnetic stirrer lalu dititrasi silika gel hasil sintesis dan kiesel gel 60G
dengan asam klorida 0,2M hingga sebagai pembanding. Silika gel hasil
mencapai pH=7 sampai larutan tercampur sintesis yang memiliki kadar air total dan
sempurna dan dibiarkan selama 18 jam kapasitas adsorpsi air yang paling
untuk menghasilkan silika gel. Gel yang mendekati kiesel gel 60G dikarakterisasi
terbentuk dicuci dengan 100 mL aquades keberadaan gugus fungsionalnya dengan
kemudian dikeringkan di dalam oven pada FTIR dan kekristalannya dengan XRD.
suhu 80 °C selama 12 jam. Setelah
pemanasan pertama, kemudian silika gel
dicuci dengan akuades dan dikeringkan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
kembali di dalam oven pada suhu 80 °C Pengabuan, Pencucian Sampel dan
selama 12 jam untuk mendapatkan silika. Pembuatan Larutan Natrium Silikat
Gel yang telah kering digerus dengan
Pembuatan larutan natrium silikat
lumpang dan alu. Pembuatan silika gel
sebagai bahan dasar pada pembuatan
diulangi pada konsentrasi asam klorida
silika gel yaitu diawali dengan pengabuan
0,4M, 0,6M dan 0,8M. Hasil silika gel
arang ampas tebu. Arang ampas tebu yang
yang terbentuk kemudian diberi kode
berwarna hitam ini kemudian dipanaskan
berdasarkan konsentrasi asam klorida
dalam tungku pemanas (furnace) pada
yang digunakan masing-masing adalah
suhu 700 °C selama 6 jam. Pemanasan ini
SG02, SG04, SG06 dan SG08.
bertujuan untuk menghilangkan fraksi
organik dari arang ampas tebu, sehingga
yang tertinggal hanya fraksi anorganiknya
Karakterisasi Silika Gel
saja serta untuk meningkatkan kuantitas
Penentuan kadar air total SiO2 pada abu ampas tebu yang
ditentukan berdasarkan selisih berat antara dihasilkan.
sampel kering dengan sampel yang telah
Abu ampas tebu yang berwarna
dipanaskan pada suhu 200 °C selama 8
abu-abu tersebut kemudian dicuci dengan
jam. Penentuan kapasitas adsorpsi air
larutan asam klorida 1M yang bertujuan
ditentukan berdasarkan selisih berat antara
untuk menghilangkan kadar pengotor-
sampel yang telah dijenuhkan dengan uap
19
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911

pengotor yang berupa oksida logam, suhu ±80 °C. Natrium silikat yang
pengotor-pengotor tersebut akan dihasilkan dari proses ekstraksi
membentuk garam dan molekul air didinginkan dan disaring untuk
apabila direaksikan dengan asam klorida. memisahkan antara residu atau endapan
Garam yang dihasilkan memiliki yang tidak larut dengan filtrat yang berupa
kelarutan yang besar dalam air, sehingga larutan natrium silikat. Kemudian residu
pengotor yang berupa garam tersebut akan dicuci dengan 100 mL akuades untuk
hilang selama proses pencucian. mengoptimalkan pelarutan natrium
silikat. Hal ini diharapkan natrium silikat
Tahap selanjutnya adalah
yang belum larut dapat terlarut lebih
mengekstrak silika yang terdapat pada abu
optimal. Larutan natrium silikat yang
ampas tebu menggunakan larutan natrium
dihasilkan berwarna putih keruh.
hidroksida 1N. Proses ekstraksi dilakukan
Mekanisme yang terbentuk selama
menggunakan hot plate dengan
pembentukan natrium silikat tersebut
pengadukan konstan menggunakan
diperkirakan seperti pada Gambar 1.
magnetic stirrer selama 1 jam dengan

Gambar 1 Mekanisme reaksi pembentukan natrium silikat

Berdasarkan mekanisme di atas, SiO2 yang bermuatan elektropositif.


dapat dilihat bahwa natrium hidroksida Kemudian atom O yang bermuatan
akan terdisosiasi sempurna membentuk elektronegatif akan memutuskan satu
ion natrium (Na+) dan ion hidroksil (OH−). ikatan rangkap dan membentuk
Satu ion OH− yang bertindak sebagai intermediet SiO2OH−. Tahap selanjutnya,
nukleofil akan menyerang atom Si dalam intermediet yang terbentuk akan

20
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911

melepaskan ion H+. Sedangkan pada atom larutan natrium silikat yang dihasilkan
O akan terjadi pemutusan ikatan rangkap pada tahap sebelumnya. Asam yang
kembali dan membentuk SiO32−. Pada digunakan pada penelitian ini adalah asam
tahap ini akan terjadi dehidrogenasi, klorida. Penambahan asam klorida pada
dimana ion hidroksil yang kedua (OH−) proses pembentukan silika gel akan
akan berikatan dengan ion hidrogen (H+) menyebabkan reaksi kondensasi terhadap
dan membentuk molekul air (H2O). ion silikat.
Molekul SiO32− yang terbentuk bermuatan
Pada proses reaksi pembentukan
negatif akan diseimbangkan oleh dua ion
gel atau lebih dikenal dengan proses sol-
Na+ yang ada sehingga akan terbentuk
gel terjadi akibat penyerangan nukleofilik
natrium silikat (Na2SiO3).
atom Si oleh ion OH– atau gugus –Si−O−.
Ion OH− atau gugus –Si−O− terbentuk
oleh disosiasi H+ dari molekul air atau
Sintesis Silika Gel
gugus Si−OH. Hasil pembuatan silika gel
Pembentukan silika gel dilakukan dengan variasi konsentrasi asam klorida
melalui proses sol-gel, yaitu dengan disajikan pada Tabel 1.
menambahkan larutan asam ke dalam

Tabel 1. Data hasil sintesis silika gel dengan variasi konsentrasi asam klorida

Konsentrasi Kode Silika Gel


HCl (M) Silika Gel (gram)
0,2 SG02 1,0038
0,4 SG04 1,3864
0,6 SG06 0,9745
0,8 SG08 0,8808

Penambahan asam klorida ke membentuk gugus silanol (Si−OH).


dalam prekursor menyebabkan terjadinya Gugus silanol yang terbentuk kemudian
protonasi gugus siloksi (Si–O–) menjadi diserang lanjut oleh gugus siloksi (Si–O–)
silanol (Si–OH). Penambahan asam dengan bantuan katalis asam untuk
menyebabkan semakin tinggi konsentrasi membentuk ikatan siloksan (Si–O–Si).
proton (H+) dalam larutan natrium silikat Proses ini terjadi secara cepat dan terus-
dan sebagian gugus siloksi (Si−O−) akan menerus untuk membentuk jaringan silika

21
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911

yang amorf. Mekanisme reaksi yang silika gel dari pengasaman larutan natrium
diperkirakan terjadi pada pembentukan silikat dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Mekanisme reaksi pembentukan ikatan siloksan pada proses pembentukan


jaringan gel.

Karakterisasi Silika Gel terhadap molekul air. Keberadaan gugus


fungsional pada silika gel terutama gugus
Penentuan Kadar Air Total dan
silanol (Si−OH) dan struktur silika gel
Kapasitas Adsorpsi Air
dapat mempengaruhi sifat silika gel
Penelitian ini bertujuan untuk sebagai adsorben. Hasil karakterisasi
mengetahui kadar air total serta kapasitas berdasarkan kadar air total dan kapasitas
adsorpsi silika gel dari abu ampas tebu adsorpsi air disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Data kadar air dan kapasitas adsorpsi air

Kode Kapasitas
Kadar Air Total
Silika Gel Adsorpsi Air
SG02 6,9283% 0,0446
SG04 7,4627% 0,0572
SG06 9,8507% 0,0767
SG08 11,5490% 0,0918
Kiesel gel 60G 11,2648% 0,0952

Kadar air total dapat didefinisikan oleh silika gel kering akibat pemanasan
sebagai banyaknya air yang dilepaskan pada suhu tertentu. Dari uji kadar air total
22
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911

ini, maka akan dapat ditentukan rumus pembanding. Reaksi pelepasan molekul
kimia silika gel secara umum pada silika air dapat dilihat pada Gambar 3.
hasil sintesis dan kiesel gel 60G sebagai

Gambar 3. Pemutusan ikatan hidrogen antara molekul air dengan gugus silanol

Peningkatan konsentrasi asam maksimal silika gel dalam mengadsorpsi


klorida mengakibatkan peningkatan kadar air dari uap air jenuh. Kapasitas air
air. Semakin tinggi konsentrasi yang merupakan selisih berat sebelum dan
ditambahkan, maka semakin banyak setelah pemanasan.
jumlah proton yang berada dalam larutan
Kadar air total bergantung pada
dan meningkatkan jumlah gugus silanol.
banyaknya gugus silanol dan siloksan
Semakin banyak gugus silanol (Si−OH)
yang terdapat pada permukaan silika gel.
yang terdapat pada silika, maka
Oleh karena itu, apabila kadar air
kemampuan untuk mengikat molekul air
merupakan ukuran banyaknya gugus
yang terjadi melalui ikatan hidrogen juga
silanol dan siloksan maka kapasitas air
akan semakin banyak.[6]
diharapkan sebanding dengan kadar air.
Kapasitas adsorpsi air Adsorpsi molekul air pada permukaan
didefinisikan sebagai kemampuan silika gel dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Molekul air pada permukaan silika gel

Dari hasil karakteristik adsorpsi air terhadap silika gel hasil


berdasarkan kadar air total dan kapasitas sintesis dan dibandingkan dengan kiesel
23
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911

gel 60G buatan Merck®, silika gel hasil Karakterisasi silika gel dilakukan dengan
sintesis dengan karakteristik yang paling identifikasi gugus fungsional berdasarkan
mendekati dengan kiesel gel 60G data spektra serapan inframerah dan sifat
kemudian dilakukan karakterisasi kekristalan berdasarkan data difraktogram
menggunakan FTIR dan XRD. Maka sinar-X. Gugus silanol (Si−OH) dan
diperoleh hasil yang paling mendekati gugus siloksan (Si−O−Si) merupakan sisi
dengan kiesel gel 60G adalah silika hasil aktif pada permukaan silika gel yang dapat
sintesis dengan asam klorida pada digunakan pada keperluan adsorpsi.
konsentrasi 0,8 M (SG08). Karakterisasi menggunakan spektroskopi
inframerah ini bertujuan untuk
mengetahui adanya gugus silanol
Identifikasi Gugus Fungsi dan Difraksi (Si−OH), siloksan (Si−O−Si), dan gugus-
Sinar-X gugus lain. Hasil karakterisasi
menggunakan spektroskopi inframerah
dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini:

105 Multipoint Baselinecorrection


Multipoint Baselinecorrection

%T

90

75
549.71
800.46

547.78

Si−OH
1639.49

966.34

60
1639.49

800.46

45
972.12

Si−O−
3471.873468.01

Si−OH
3450.653450.65

466.77

30

15 Si−O−Si
468.70
1091.71

0 Silika Gel Hasil Sintesis (SG08) Si−O−Si


1095.57

-15 Kiesel Gel (Merck®)


4500 4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
sg60 1/cm

Gambar 5. Overlay spektrum FTIR pada silika gel hasil sintesis (SG08) dan kiesel gel
60G dari Merck®.

Berdasarkan hasil spektrum hasil sintesis (SG08) dan kiesel gel 60G
inframerah masing-masing pada silika dapat dilihat pada Gambar 5 Pada pita

24
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911

serapan yang melebar di bilangan yang muncul pada spektrum inframerah


gelombang 3468,01 cm-1 dan 3471,87 cm- yang menunjukkan bahwa gugus-gugus
1
menunjukkan adanya vibrasi regangan fungsional yang terdapat pada silika gel
gugus −OH dari Si−OH. Adanya gugus hasil sintesis dari abu ampas tebu adalah
−OH tersebut dipertegas lagi dengan gugus silanol (Si−OH), gugus siloksan
adanya puncak spektrum inframerah pada (Si−O−Si) dan gugus siloksi (Si−O−). Hal
bilangan gelombang 1639,49 cm-1 pada tersebut menunjukkan bahwa silika gel
kedua silika, hal tersebut menunjukkan hasil sintesis sudah menampakkan
adanya vibrasi bengkokan pada gugus karakteristik ikatan yang mirip dengan
−OH dari Si−OH. Pada pita serapan kiesel gel 60G sebagai pembanding.
1091,71 cm-1 dan 1095,57 cm-1
menunjukkan adanya vibrasi regangan
Si−O− dari Si−O−Si, dan diperjelas Difraksi Sinar−X
keberadaan ikatan Si−O− yang muncul
Karakterisasi menggunakan XRD
pada 466,77 cm-1 dan 468,70 cm-1 yang
bertujuan untuk mengetahui fasa yang
menunjukkan vibrasi bengkokan dari
terbentuk. Hasil uji XRD disajikan pada
Si−O−Si. Pita serapan karakteristik gugus
Gambar 6 Dari gambar tersebut diketahui
siloksi (Si−O−) juga muncul pada bilangan
bahwa bentuk grafik menunjukkan
gelombang 800,46 cm-1 yang terdapat
kemiripan, dimana fase yang terbentuk
pada kedua jenis silika yang menunjukkan
adalah amorf yang dapat dilihat dari
adanya vibrasi ulur asimetri Si−O− pada
terbentuknya noise pada grafik yang
ikatan Si−O−Si. Pita serapan yang muncul
dihasilkan. Hal ini diakibatkan karena
pada bilangan gelombang 966,34 cm-1
sinar-X yang ditembakkan oleh alat XRD
pada silika hasil sintesis (SG08)
tidak mampu didifraksikan secara
merupakan vibrasi ulur asimetri Si−O−
sempurna oleh struktur yang amorf
pada Si−OH, sedangkan pada silika kiesel
sehingga sudut difraksi sinar-X yang
gel 60G menunjukkan vibrasi ulur
dibaca oleh alat menjadi tidak beraturan
asimetri Si−O− pada Si−OH yang muncul
akibat terjadinya penghamburan. Pada
pada pita serapan dibilangan gelombang
Gambar 3.6 diperlihatkan pola difraksi
972,12 cm-1.
sinar-X pada silika gel hasil sintesis
Secara umum, silika gel hasil (SG08) dan kiesel gel 60G.
sintesis memberikan pola pita serapan

25
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911

600
22,775

500 3,90

400
Intensitas (Count.)

300
B
200
21,880

4,06
100
A

0
0 5 10 15 20 25 30
2θ (derajat)

Gambar 6. Overlay difraksi sinar-X pada (A) silika gel hasil sintesis (SG08) dan

(B) kiesel gel 60G dari Merck®.

Suhu pada saat pemurnian silika kristalin maka harus dilakukan pemanasan
juga mempengaruhi jenis fasa yang pada suhu dan tekanan tinggi yaitu pada
dihasilkan oleh difraksi sinar-X. Hasil suhu antara 870–1470 °C agar kristalinitas
difraksi sinar-X pada penelitian ini, SiO2 meningkat sehingga dapat terbentuk
khususnya pada Gambar 6 suhu fase kristobalit dan tridimit.[9]
digunakan sebesar 200 °C pada saat Berdasarkan difaktogram hasil
pemurnian silika dimana didapatkan hasil karakterisasi menggunakan XRD
difraksi sinar-X SiO2 dalam fasa amorf. menunjukkan bahwa silika gel hasil
Pola difraksi dari silika gel hasil sintesis sintesis (SG08) dan kiesel gel 60G sebagai
maupun kiesel gel 60G menunjukkan pola pembanding mempunyai struktur amorf
yang melebar di sekitar 2θ=21-23° dan bukan kristal.
menurut penelitian sebelumnya, silika
dengan puncak tersebut menunjukkan
struktur amorf.[8] Untuk mendapatkan fasa 4. KESIMPULAN

26
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911

Berdasarkan hasil yang diperoleh


dari penelitian yang dilakukan, maka
DAFTRA PUSTAKA
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
[1] Akhinov, A. F., dkk. (2010). Sintesis
1. Hasil penelitian menunjukkan
Silika Aerogel Berbasis Abu
bahwa silika gel hasil sintesis dari
Bagasse dengan Pengeringan pada
abu ampas tebu dengan variasi
Tekanan Ambient. Seminar
konsentrasi asam klorida (0,2; 0,4;
Rekayasa Kimia dan Proses 2010,
0,6 dan 0,8 M) mempunyai nilai
ISSN: 1411-4216
kadar air total masing-masing
[2] Mubin, A dan Fitriadi, R. (2005).
6,9283; 7,4627; 9,8507 dan
Upaya Penurunan Biaya Produksi
11,5490%. Sedangkan kapasitas
Dengan Memanfaatkan Ampas
adsorpsi air masing-masing
Tebu Sebagai Pengganti Bahan
0,0446; 0,0572; 0,0767 dan 0,0918
Penguat Dalam Proses Produksi
g H2O/g.
Asbes Semen. Jurnal Teknik
2. Karakteristik kiesel gel 60G
Gelagar. Vol. 16, No. 01: 10 – 19
berdasarkan kadar air total dan
[3] Affandi, S., dkk. (2009). A Facile
kapasitas adsorpsi air masing-
Method for Production of High-
masing sebesar 11,2648% dan
Purity Silica Xerogels from Bagasse
0,0952 g H2O/g. Jika
Ash. Advanced Powder Technology,
dibandingkan dengan silika gel
20: 468–472
hasil sintesis dari abu ampas tebu,
[4] Hindryawati, N dan Alimuddin.
maka didapat silika gel (SG08)
(2010). Sintesis Dan Karakterisasi
yang hampir mirip dengan
Silika Gel Dari Abu Sekam Padi
karakteristik kiesel gel 60G.
Dengan Menggunakan Natrium
3. Berdasarkan data spektroskopi
Hidroksida (NaOH). Jurnal Kimia
inframerah dan data difaktogram
Mulawarman. Vol. 7, No. 2. ISSN
sinar-X, silika hasil sintesis
1693-5616
memiliki gugus fungsi silanol,
[5] Mujianti, D. R., dkk. (2010).
siloksan dan siloksi, dan
Sintesis Dan Karakterisasi Silika
bersruktur amorf, dan
Gel Dari Abu Sekam Padi Yang
menunjukkan pola yang mirip
Diimobilisasi Dengan 3-
dengan kiesel gel 60G.
(Trimetoksisilil)-1-Propantiol.

27
Edisi Juli 2014 Volume VIII No. 1 ISSN 1979-8911

Sains dan Terapan Kimia. Vol. 4, Alam. Department of Chemistry,


No. 2: 150-167 Universitas of Arlangga. Vol. 15
[6] Brinker, C.J., dan W.J. Scherer,. No.2: 78-81.
(1990). Sol-Gel Science: The [8] Kalapaty, U., dkk. (2002). An
Physics and Chemistry of Sol-Gel Improved Method for Production of
Processing. San Diego: Academic Silica from Rice Hull Ash. Biores
Press. Technology. 85, 285-289.
[7] Widati, A, A., dkk. (2012). [9] Iler, Ralph. K. (1978). The
Synthesis of Zeolit A From Bagasse Chemistry of Silica: Solubility,
And Its Antimicrobial Activity On Polymerization, Colloid and Surface
Candida albicans. Jurnal Properties, and Biochemistry. USA:
Matematika dan Ilmu Pengetahuan John Wiley & Sons, Inc.

28

Anda mungkin juga menyukai