Anda di halaman 1dari 3

Umumnya, dikenal tiga proses perpindahan panas yaitu: konduksi, radiasi, dan konveksi.

Proses perpindahan panas secara konduksi terjadi ketika panas mengalir dari suhu tinggi ke suhu

yang lebih rendah dalam satu medium atau antara medium berlainan yang saling bersinggungan.

Hubungan dasar untuk proses perpindahan ini diusulkan oleh J.B.J.Fourier[3].

Pemutus daya adalah peralatan yang digunakan untuk memutuskan arus atau
menghubungkan rangkaian baik dalam kondisi normal maupun dalam kondisi abnormal. Pada saat
terjadi gangguan, relay akan memberikan perintah ke pemutus daya untuk mengisolasi daerah yang
terkena gangguan. Berdasarkan media pemadaman bunga api, pemutus daya dapat dibedakan atas
:
 Pemutus daya udara (air circuit breaker)
Cara kerja dari circuit breaker ini adalah udara dihembuskan ke bunga api sehingga masuk
ke ruang pemadaman api, dan kemudian berjalan di sepanjang arching horn bergerak ke atas
dan kemudian diredam oleh piringan pembelah busur di dalam ruangan pemadam bunga api.
Pemutus daya jenis ini digunakan di PT Badak NGL di substation 480 V MCC, substation
4,16 kV, dan bus utama 13,8 kV.

 Pemutus daya hembusan udara (air blast circuit breaker)


Cara kerja circuit breaker ini adalah busur api dipadamkan dengan menghembuskan udara
bertekanan tinggi ke daerah di antara kontak pemisah.

 Pemutus daya minyak (oil circuit breaker)


Kontak-kontak pemutus daya tercelup dalam minyak yang berguna untuk memadamkan busr
api dan juga sebagai bahan isolasi. Pemutus daya minyak ini dibedakan menjadi dua, yaitu :

 Pemutus daya minyak tangki yang kontak-kontaknya terendam dalam minyak dan selain
berfungsi sebagai peredam bunga api, minyak tersebut juga berfungsi sebagai isolasi.
 Pemutus daya volume kecil yang kontak-kontak pemutusnya terdapat di dalam tabung
isolator porselen dan bunga api yang terjadi dipadamkan dengan menggunakan minyak.

 Pemutus daya hembusan magnetic (magnetic blow out circuit breaker)


Bunga api yang timbul dihembuskan oleh medan magnet yang muncul akibat arus yang akan
diputuskan ke dalam ruang pemadam bunga api.
 Pemutus daya hampa udara (vacuum circuit breaker)
Pada pemutus daya ini, terdapat suatu wadah dengan tingkat kehampaan yang tinggi (sekitar
10-7 mmHg) dimana elemen-elemen kontak dibuka dan ditutup dari luar.Karena ruang
hampa, maka daya isolasinya sangat tinggi dan gerakan elemen-elemen kontak ini sangat
kecil.

 Pemutus daya dengan gas SF6 (sulfur hexafluoride circuit breaker)


Bunga api dipadamkan dengan menggunakan gas SF6. Kelebihan dari pemutus daya jenis
ini adalah hampir tidak memerlukan pemeliharaan.

Relay-relay yang digunakan untuk keperluan proteksi pada generator yaitu :


 Diffrential Relay (87 G dan 87 GG)
Relay diferensial merupakan relay yang bekerja berdasarkan perbedaan arus yang mengalir
pada suatu sistem jaringan tenaga listrik. Prinsip kerja dari relay ini adalah dengan
membandingkan besaran arus sekunder kedua transformator arus yang digunakan. Ssat tidak
terjadi gangguan maka kedua arus sekunder tersebut di atas bernilai sama, sehingga relay
tidak bekerja. Jika terjadi gangguan pada daerah pengamanannya, maka kedua arus sekunder
transformator besarnya tidak sama, sehingga relay tersebut akan bekerja.Relay ini berfungsi
sebagai pengaman lilitan stator generator dari arus hubung singkat antar fasa dari batas
daerah yang diproteksinya saja dan tidak mengenal gangguan di luar daerah tersebut.
 Loss Excitation Relay (40)
Relay ini berfungsi sebagai pengaman apabila eksitasi generator hilang. Relay ini bekerja
berdasarkan daya reaktif yang diserap oleh sistem. Relay ini juga bekerja berdasarkan
besarnya arus gangguan yang melewatinya.

 Overcurrent Relay (51 V)


Relay ini berfungsi sebagai pengaman generator apabila terjadi gangguan arus hubung
singkat antar fasa. Relay ini bekerja berdasarkan besarnya arus gangguan yang melewatinya.

 Voltage Balance Relay (51 V)


Relay ini bekerja sebagai pendeteksi adanya ketidakseimbangan tegangan pada ketiga
fasanya.
 Directional Power Relay (32)
Relay ini digunakan untuk mengamankan generator dari gangguan kehilangan prime mover
yang mengakibatkan generator dapat berubah menjadi motor.

 Reverse Phase/Phase Balance Current Relay (46)


Relay ini bekerja untuk mendeteksi apabila terjadi pertukaran fasa atau ketidakseimbangan
arus pada fasa-fasanya.

 Thermal Relay (49)


Relay ini berfungsi sebagai pendeteksi kenaikan panas pada belitan stator di atas nilai yang
diperbolehkan.

 Bearing Protection Relay (18)


Relay ini berfungsi untuk mendeteksi kenaikan temperature pada bearing.

 Overspeed Relay (18)


Relay ini digunakan sebagai pengaman generator apabila putaran generator melampaui batas
kecepatan yang diijinkan.
 Lock Out Relay (86 G)
Relay ini berfungsi untuk membuka pemutus daya sesuai dengan perintah relay yang
bersangkutan.

 Overcurrent Relay (51 G)


Relay ini berfungsi untuk mengamankan generator terhadap gangguan arus fasa ke tanah.

Anda mungkin juga menyukai