Anda di halaman 1dari 20

1.

Judul Penelitian : Peran Kyai dalam Pemilihan Bupati


Tahun 2012 di Desa Jatimulya Kabupaten

Bekasi

2. Ruang Lingkup : Kepemimpinan

3. Latar Belakang
Desa Jatimulya merupakan desa yang terletak di Kecamatan

Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Desa

ini sering kali disebut desa modern, berhubung letaknya yang berada di

pinggir Kota Bekasi yang merupakan daerah industry dan dekat dengan

kota Bekasi, tingkat perekonomiannya bergantung dari pabrik-pabrik yang

berdiri di daerah tersebut. Warga Desa Jatimulya kurang memperhatikan

masalah pendidikan sebab mencari ekonomi kebutuhan hiduplah yang

menjadi prioritas utama. Generasi mudanya juga kebanyakan melanjutkan

hidupnya dengan bekerja di pabrik dan berwirausaha. Agama yang dianut

adalah campuran, akan tetapi mayoritas agama masyarakat nya adalah

islam, seperti daerah-daerah lainnya di Kabupaten Bekasi, yaitu dengan

mayoritas penduduk memeluk agama Islam, sebagaimana yang telah

dikemukakan oleh bapak Abidin1 bahwa penganut agama Islam lebih dari

70%. Desa ini kental dengan 2 organisasi Islam terbesar di Indonesia yaitu

Muhhamadiah dan NU. Di desa ini juga terdapat kyai dan pondok

pesantren, sehingga nilai-nilai agamis di desa ini sangat dijunjung tinggi

1
Abidin adalah sekretaris Desa Jatimulya.
dan dijadikan sebagai landasan dalam kehidupan sehari-hari seperti yang

tercantum dalam visi dan misi Departemen Agama, ujar Sidik.2

Sampai saat ini kyai masih mempunyai peranan penting dalam

kehidupan berpolitik di Indonesia, khususnya di beberapa tempat yang

kental dengan budaya Jawa dan tradisi masyarakat pesantren, salah

satunya adalah Desa Jatimulya yang terletak di Kabupaten Bekasi.

Walaupun kyai tidak memiliki peran langsung dalam politik namun

pengaruhnya sangat kuat dalam kehidupan berpolitik, khususnya di

kalangan masyarakat agamis (Islam). Desa Jatimulya sendiri merupakan

desa dimana masyarakatnya heterogen dimana banyak masyarakat

pendatang dari luar daerah Kabupaten Bekasi dan disana juga terdapat

pondok pesantren dan seorang kyai yang sangat dihormati. Sosok kyai

lebih populer dari pada sosok tokoh lainnya yang ada di Desa Jatimulya,

seperti yang dikatakan Darip Mulyana3.

Peran utama dari kyai adalah sebagai pemegang otoritas tertinggi

dalam memberikan fatwa agama tentang masalah keyakinan dan praktik

keagamaan masyarakat. Dalam penyampaiannya, seorang kyai dapat

melakukannya melalui khotbah dalam acara-acara keagamaan. Dalam

kesempatan tersebut tentu seorang kyai sebagai tokoh agama dapat

menyampaikan pesan-pesan agamis tertentu yang pada akhirnya akan

mempengaruhi warga masyarakat. Secara jelas sosok dari kyai merupakan

2
Sidik adalah sosok kyai yang sangat dihormati di Desa Jatimulya yang sekaligus menjadi sasaran
utama dalam penelitian ini.
3
Darip Mulyana ialah calon bupati yang gagal dalam pilbup tahun 2012 lalu, ia mendapatkan
27,29 persen suara.
adalah sosok yang mereka percaya, dengan sendirinya atas keistimewaan

yang kyai punya dimata masyarakat sosok dari kyai itu sendiri seakan

memiliki otoritas abstrak namun sangat berpengaruh. Otoritas ini tentunya

diperkuat dengan adanya masyarakat yang paternalistik dan hubungan

antar kyai. Di desa-desa di Kabupaten Bekasi, Desa Jatimulya salah

satunya, para kyai mempunyai hubungan kuat dengan organisasi sosial

keagamaan yaitu Muhamadiah. Organisasi ini merupakan sarana

mempromosikan peran kyai dalam kepemimpinan lokal bahkan nasional.

Selain itu, hubungan antar kyai yang biasanya tergabung dalam organisasi

Muhhamadiah, para kyai dalam usaha menambah klaim kekuasaan dan

wewenangnya adalah jamaah Islam. Semakin besar jumlah jamaah yang

berada di belakangnya, maka semakin berpengaruhlah kyai tersebut.

Dalam masyarakat pedesaan budaya sungkem seorang pemimpin

(kepala daerah) kepada kyai masih banyak ditemukan. Pada saat-saat

menjelang pemilihan bupati, peran dari kyai sangat mempengaruhi

pendapatan suara. Calon yang tidak memperoleh dukungan salah satu

kyai yang ada, ia akan merasa kurang pantas. Terkadang hal ini

menyebabkan terjadinya calon tunggal didalam sebuah pemilihan kepala

desa, kadang calon yang tidak mendapat restu dari kyai memilih mundur

sebelum diadakannya pemilihan. Budaya ini belum tergerus oleh

perkembangan zaman walaupun pergeseran-pergeseran nilai terus terjadi

setiap masa. Kharisma kyai merupakan senjata paling mujarab untuk

mendapatkan pengaruh dimasyarakat, dan masyarakatpun secara sadar


menerima. Politik yang membawa nama besar seorang kyai sudah

menjadi budaya yang begitu kental. Meski sudah ada batasan bahwa kyai

hanya bertugas mengurus umat dan tidak mau terlibat kedalam politik

praksis. Keberadaan kharismanya masih dimanfaatkan untuk kepentingan

politik.

4. Perumusan Masalah :
1) Bagaimana peran kyai dalam pilbup tahun 2012 di Desa Jatimulya

Kabupaten Bekasi?
2) Faktor-faktor kontekstual apakah yang mendorong peran kyai dalam

pilbup tahun 2012 di Desa Jatimulya Kabupaten Bekasi?

5. Pembatasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini

dibatasi pada peran kyai dan faktor-faktor kontekstual yang mendorong

peran kyai dalam pilbup tahun 2012 di Desa Jatimulya Kabupaten Bekasi.

6. Tujuan Penelitian
1) Untuk memahami peran kyai dalam pilbup tahun 2012 di Desa Jatimulya

Kabupaten Bekasi.
2) Untuk menjelaskan faktor-faktor kontekstual yang mendorong peran kyai

dalam pilbup tahun 2012 di Desa Jatimulya Kabupaten Bekasi.


7. Manfaat Penelitian
7.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontibusi positif

terhadap pengembangan ilmu sosial, khusunya dalam kajian ilmu politik.

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi


penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan tema

kepemimpinan dalam penelitian ini.


7.2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman bagi pembaca

sekaligus dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memahami peran kyai

dalam pilbup tahun 2012 di Desa Jatimulya Kabupaten Bekasi.

8. Tinjauan Pustaka
Desa menurut definisi universal, adalah sebuah aglomerasi

permukiman di area pedesaan.4 Di Negara Indonesia, istilah desa adalah

pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan.

Menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1979 tentang pemerintah daerah

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk

sebagai kesatuan masyarakat hukum, yang mempunyai organisasi

pemerintahan terendah, langsung dibawah camat dan berhak

menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.


Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial,

ekonomi, politik dan kultural yang terdapat di suatu daerah dalam

hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain.

Pola keruangan desa bersifat agraris yang sebagian atau seluruhnya

terisolasi dari kota. Tempat kediaman penduduk mencerminkan tingkat

penyesuaian penduduk terhadap lingkungan alam, seperti iklim, tanah,

topografi, tata air, sumber alam, dan lain-lain. Tingkat penyesuaian

4
Wikipedia Ensiklopedia Bebas. “Desa”. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Desa (diakses tanggal
2 Juni 2014).
penduduk desa terhadap lingkungan alam bergantung faktor ekonomi,

sosial, pendidikan dan kebudayaan.

Masyarakat pedesaan kehidupannya berbeda dengan masyarakat

perkotaan. Perbedaan-perbedaan ini berasal dari adanya perbedaan yang

mendasar dari keadaan lingkungan, yang mengakibatkan adanya dampak

terhadap personalitas dan segi-segi kehidupan. Kesan populer masyarakat

perkotaan terhadap masyarakat pedesaan adalah bodoh, lambat dalam

berpikir dan bertindak, serta mudah "tertipu", dan sebagainya. Kesan ini

disebabkan masyarakat perkotaan mengamatinya hanya sepintas, tidak

banyak tahu, dan kurang pengalaman dengan keadaan lingkungan

pedesaan. Masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan memiliki ciri

sendiri-sendiri. Mengenal ciri-ciri masyarakat pedesaan pedesaan akan

lebih mudah dan lebih baik dengan membandingkannya dengan kehidupan

masyarakat perkotaan.

Dalam memahami masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan,

tentu tidak akan mendefinisikannya secara universal dan objektif, tetapi

berpatokan pada ciri-ciri masyarakat. Ciri-ciri itu ialah adanya sejumlah

orang, tinggal dalam suatu daerah tertentu, adanya sistem hubungan,

ikatan atas dasar kepentingan bersama, tujuan dan bekerja bersama, ikatan

atas dasar unsur-unsur sebelumnya, rasa solidaritas, sadar akan adanya

interdependensi, adanya norma-norma dan kebudayaan. Kesemua ciri-ciri

masyarakat ini dicoba ditranformasikan pada realitas desa dan kota,

dengan menitik beratkan pada kehidupannya.


Ciri masyarakat desa juga mungkin belum tentu benar, sebab desa

sedang mengalami perkembangan struktural yang tersusun dan terarah ke

peningkatan integrasi masyarakat yang lebih luas sebagai akibat

intensifnya hubungan kota dengan desa dan derasnya program

pembangunan, sehingga dapat menimbulkan perubahan-perubahan.

Pemilihan kepala daerah, atau seringkali disingkat pilbup adalah

adalah suatu pemilihan Kepala daerah secara langsung oleh warga desa

setempat. Berbeda dengan lurah yang merupakan Pegawai Negeri Sipil,

Bupati merupakan jabatan yang dapat diduduki oleh warga biasa.

Pilbup dilakukan dengan mencoblos tanda gambar calon kepala

daerah. Akhir-akhir ini ada kecenderungan pilbup dilakukan secara

serentak dalam satu kabupaten, yang difasilitasi oleh pemerintah daerah.

Hal ini dilakukan agar pelaksanaannya lebih efektif, efisien, dan lebih

terkoordinasi dari sisi keamanan.

Secara yuridis konstitusional, pemilihan umum di Indonesia di atur

dengan jelas dalam pasal 22 E Undang-undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 yang menyebutkan:

1. Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum,

bebas, rahasia, jujur dan adil setiap lima tahun sekali.

2. Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota

Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,

Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah.
3. Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan

Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah adalah

partai politik.

4. Peserta Pemilihan umum memilih anggota Dewan

Perwakilan Daerah adalah perseorangan.

5. Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi

pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan

mandiri.

6. Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur

dengan undang-undang.

Pemilu adalah salah satu syarat mutlak dalam sebuah negera

demokrasi, begitu juga Indonesia. Pilbup sering kali disebut gambaran

pesta demokrasi di tingkat bawah. Dengan adanya pilbup rakyat dapat

menentukan pemimpin yang nantinya akan menjadi pemerintah dalam

menentukan kebijakan-kebijakan publik, dengan demikian aspirasi dan

suara rakyat dapat tersalurkan sebagaimana mestinya yang tercantum

dalam prosedur demokrasi.

Pilbup tidak sesederhana seperti apa yang bayangkan. Di dalamnya

berimplikasi tentang banyak hal mengenai hajat hidup dan kepentingan

orang banyak. Mulai dari proses, hasil hingga pasca kegiatan pilkades

adalah satu kesatuan yang utuh dan erat terkait di dalam menentukan arah

dan agenda enam tahun ke depan ke mana desa tersebut akan dibawa.
Bagi pemahaman Jawa, kiai atau kyai adalah sebutan untuk yang

dituakan ataupun dihormati, bukan hanya dalam masalah agama, tetapi

juga dalam masalah lainnya. Bahkan benda-benda tua peninggalan sejarah

pun sering disebut dengan panggilan kyai. Definisi kyai sendiri berbeda

dengan ustadz dan ulama, meskipun kebanyakan orang mengira ketiga

sosok tersebut merupakan hal yang serupa. Pengertian ualma itu sendiri

adalah pemuka agama atau pemimpin agama yang bertugas untuk

mengayom, membina dan membimbing umat Islam baik dalam masalah-

masalah agama maupum masalah sehari hari yang diperlukan baik dari sisi

keagamaan maupun sosial kemasyarakatan sedangkan ustadz biasanya

disematkan kepada orang yang mengajar agama. Ustadz lebih mengarah

pada guru agama, pada semua levelnya. Mulai dari anak-anak, remaja,

dewasa bahkan kakek dan nenek, bahkan bisa saja pemuda yang baru

keluar atau lulus dalam dari sebuah pondok pesantren dan mengajar anak-

anak mengaji disebut ustadz. Dari perbedaan-perbedaan tersebut,

ketiganya merupakan tokoh agama yang dipandang, namun istilah kyai

lebih populer dan akrab di masyarakat pedesaan.

Kyai bagi masyarakat pedesaan adalah sosok spiritual yang mereka

anggap mampu menjembatani hubungan mereka dengan Allah SWT

melalui ajaran agama yang dibawanya. Oleh karena itu sosok kyai

dianggap mempunyai banyak sisi kelebihan dibandingkan kelompok-

kelompok masyarakat lain. Dua keunggulan kyai yaitu keunggulan ilmu

dan keunggulan amal, turut mendorong kyai dalam memperoleh


kesempurnaan diri. Legitimasi kepemimpinan seorang kyai secara

langsung diperoleh dari masyarakat yang menilai tidak saja dari segi

keahlian ilmu-ilmu agamanya, melainkan dinilai pula dari kewibawaan

yang bersumber dari ilmu, keagamaan, sifat pribadi, dan seringkali

keturunan.

Fungsi kyai sebagai salah satu alat kontrol kekuasaan, maka setiap

pemuka agama seharusnya memiliki integritas tinggi. Integritasnya

tersebut, merupakan pengaruh yang dapat membuat mereka menjadi lebih

kuat dari kekuasaan yang dihadapi, tapi di sisi lain tidak membuat

kekuasaan menjadi mandul dan kontraproduktif karena tekanan pemuka

agama. Kyai yang memiliki integritas secara terus menerus melakukan

kajian ulang tentang tradisi pesantren, yang tidak melupakan sejarah awal

pendirian pesantren, yang ternyata mampu berdiri sendiri baik secara

ekonomi dan pendidikan, tanpa bantuan siapapun.

8.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu penting dilakukan dalam sebuah penelitian,

selain sebagai bahan komparasi dan refrensi. Penelitian terdahulu juga

bertujuan untuk memetakan posisi penelitian yang digunakan dengan

penelitian sebelumnya. Penelitian terdahulu dalam penelitian ini dilakukan

dengan menelusuri hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan

penelitian ini.

Ada dua penelitian terdahulu yang terkait dengan peran tokoh kyai

Pertama, Penelitian terdahulu dengan tema yang hampir serupa telah


dilakukan oleh Joko Subidyo dalam jurnalnya yang berjudul

“Pemberdayaan Informal Leader terhadap Partisipasi Masyarakat dalam

Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan”. Penelitian tersebut difokuskan

pada strategi yang digunakan untuk mengembangkan pariwisata melalui

dua alternatif, yaitu memberikan kesempatan kepada masyarakat setempat

(tokoh) untuk ikut mengambil prakarsa dan keputusan mengenai

pembangunan yang diinginkan dan yang kedua melibatkan masyarakat

dalam pembangunan,

Kedua, Penelitian tentang suksesi kepemimpinan berupa pemilihan

kepala desa telah dilakukan oleh M. Syahbudin Latif yang berjudul

“Persaingan Calon Kepala Desa di Jawa”. Lokasi penelitiannya di Desa

Guwerjo, Kecamatan Karang Malang, Kabupaten Sragen. Penelitian

tersebut difokuskan pada dua hal, yaitu peran tokoh masyarakat dalam

memenangkan calon untuk dapat terpilih menjadi kepala desa dan masih

berlakunya nilai-nilai lama seperti ikatan ketetanggaan, kekerabatan, dan

Patron Client.

TABEL 1. Analisis Penelitian Terdahulu


No Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Wahyu Indra Kepemimpinan Metode yang Penelitian yang
Prabowo Informal dalam digunakan antara akan dilakukan
pilkades penelitian yang akan berbeda wilayah,
dilakukan dan yakni di wilayah
penelitian terdahulu kab. Bekasi,
sama, yakni metode sedangkan
penelitian kualitatif, penelitian
selain itu penelitian terdahulu, berada
yang akan di gunakan di desa Cikakak
sama-sama membahas Kecamatan
tentang peran kyai Wangon, Provinsi
dalam pemilihan Jawa Tengah.
kepala daerah
2 M. Syahbudi Persaingan Metode yang Penelitian saya
Latif Calon Kepala digunakan antara berfokus dalam
Desa di Jawa penelitian yang akan pemilihan
dilakukan dan gubernur periode
penelitian terdahulu 2012-2017
sama, yakni metode
penelitian kualitatif,
selain itu penelitian
yang akan di gunakan
yaitu peran tokoh
agama di masyarakat
dalam pemilihan
kepala desa

Dari deskripsi tentang perbedaan penelitian terdahulu jelas terlihat bahwa

penelitian ini perlu di lakukan untuk menambah ruang-ruang pengetahuan dalam

khazanah ilmu politik, khusus nya pengaruh kyai dalam pemilihan bupati.

9. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma non-positivisme, khususnya

konstrutivisme. Paradigma non-positivisme adalah satu paham yang

menganggap bahwa manusia bukan sebagai benda mati, melainkan sebagai

makhluk rohaniah dimana manusia sebagai aktor sosial yang dapat


mengubah atau bahkan membentuk gejala-gejala sosial yang ada.

Paradigma non-positivisme juga erat kaitannya dengan ilmu sosial. yang

ada.

9.1. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan adalah metode penelitian kualitatif

deskriptif. Metode penelitian kualitatif berangkat dari realitas dan

kemudian menganalisa sehingga memungkinkan menemukan suatu teori

baru, tidak seperti kuantitatif yang cenderung berangkat dari teori yang

kemudian teori-teori tersebut dibenturkan dengan fakta.

Metode penelitian kualitatif dianggap dapat menganalisa realitas

sosial secara lebih mendalam karna persepsi yang ada dalam masyarakat

adalah sesuatu yang individual dan bersifat subjektif. Untuk mengungkap

peran kyai dalam pilbup tahun 2012 di Desa Jatimulya Kabupaten Bekasi

tersebut, maka penelitian kualitatif dapat digunakan untuk mempelajari,

memahami, dan mengerti apa yang terjadi dalam fenomena pilbup di Desa

Jatimulya tersebut.

9.2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan pendekatan dalam penelitian

ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan pengujian secara rinci

terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan

dokumen atau satu peristiwa tertentu.5 Studi kasus dibatasi sebagai suatu

5
Febru Aries, Erna “Metode Penelitian Studi Kasus”. Wordpress, diposting pada 8 Februari 2008.
http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/metode-penelitian-studi-kasus/ (diakses 2 Juni 2014).
pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif

dan lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya.

9.3. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini menekankan kepada peran kyai dalam

pilbup tahun 2012 di Desa Jatimulya Kabupaten Bekasi dan faktor-faktor

kontekstual yang mendorong peranan kyai tersebut.

9.4. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Desa Jatimulya, Kecamatan

Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Indonesia.

9.5. Sasaran Penelitian

Agar data yang didapat lengkap serta terpercaya maka sasaran

terfokus kepada mereka yang dianggap mengetahui tentang peranan kyai

dalam pilkades tahun 2007 di Desa Jatimulya. Oleh karena itu sasaran

utama dalam penelitian ini adalah kyai masyarakat setempat, tokoh

masyarakat, peserta calon pilbup tahun 2012, dan representasi dari

berbagai kalangan masyarakat setempat yang dianggap telah memahami

tentang peranan kyai dalam pilbup tersebut.

9.6. Teknik Penentuan Informan

Teknik yang akan digunakan dalam penentuan informan adalah

purposive sampling. Purposive sampling adalah metode memilih atau

menetapkan sasaran penelitian berdasarkan beberapa pertimbangan


informasi teretentu tanpa mendasarkan dari resistensi atau keterwakilan

dari populasi atau lebih mudahnya teknik penentuan sampel untuk tujuan

tertentu saja. Misalnya pada penelitian tentang disiplin pegawai, maka

sampel yang dipilih adalah orang yang ahli dalam bidang kepegawaian. 6

Purposive sampling lebih mengarah kepada cakupan dan kedalaman

informasi yang dianggap dapat dipercaya untuk menjadi sumber informasi

yang dibutuhkan oleh peneliti. Pemilihan informan ditekankan pada

kualitas pemahamannya terhadap masalah yang diteliti secara mendalam

agar data yang didapat akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

9.7. Sumber Data

Sumber data yang akan dicantumkan dalam penelitian ini terdiri

dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang

diperoleh langsung melalui observasi dan wawancara kepada sasaran

penelitian. Data sekunder berupa data penunjang yang berasal dari

dokumen-dokumen yang dapat mempertajam pembahasan dalam

penelitian ini.

9.8. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang akan

digunakan adalah indepth interview (wawancara mendalam), observasi,

dan studi dokumen dengan penjelasan sebagai berikut:

6
_____. “Nonprobabiliity Sampling”. 2007. http://ta-
tugasakhir.blogspot.com/2007/10/nonprobability-sampling.html (diakses pada 2 Juni 2014).
1) Wawancara mendalam adalah cara mendapatkan informasi dengan

bertanya secara langsung kepada sasaran penelitian. Wawancara mendalam

adalah metode wawancara yang digunakan untuk mengetahui hal-hal dari

responden secara mendalam serta jumlah responden sedikit.7 Teknik ini

dapat dilakukan berkali-kali sesuai dengan keperluan peneliti tentang

kejelasan masalah yang dijelajahinya dan dilakukan secara informal.


2) Observasi adalah metode pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek sasaran penelitian. 8 Pengumpulan

data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala yang

tampak pada sasaran penelitian yang pelaksanaanya dapat secara langsung

dan tidak langsung keadaan atau situasi yang terjadi di lokasi penelitian.
3) Studi dokumen adalah pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-

dokumen atau arsip-arsip yang berhubungan dengan sasaran penelitian

guna melengkapi data yang belum terambil dalam observasi atau

wawancara. Metode ini digunakan untuk mencari data yang relevan terkait

dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

9.9. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis kualitatif deskriptif, dalam bentuk interaktif proses pengumpulan

data model analisis interaktif.9 Peneliti melakukan pengumpulan data

melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Hasil

wawancara tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil observasi serta

7
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta, 2007. Hal 96.
8
Rachman, Maman. Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian. Semarang: IKIP Semarang Pers,
1999. Hal 77
9
Matthew B.Miles & A. Michael Huberman dalam Agus Salim. Teori dan Paradigma Penelitian
Sosial Edisi II. Yogyakarta : Tiara Wacana, 2006. Hal 19.
dicek pada dokumen-dokumen yang telah dimilki peneliti. Data-data kasar

yang telah diperoleh dilapangan selanjutnya diproses dengan cara

menyeleksi atau memilih dan menyederhanakan serta membuang data

yang tidak perlu, sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan. Proses ini

disebut dengan reduksi data. Setelah melalui reduksi data, peneliti

bergerak pada tahap penyajian data.

Tahap selanjutnya dari analisis interaktif adalah penarikan

kesimpulan. Kesimpulan yang diambil merupakan suatu gambaran

deskriptif dari kenyataan yang terdapat di lokasi penelitian. Pada tahap ini,

karena analisis yang digunakan adalah model interaktif maka peneliti

bergerak diantara keempat komponen tersebut.

9.10. Validitas Data

Untuk menjamin data yang valid, penelitian ini akan

menggunakan triangulasi sumber, yaitu dengan pemanfaatan sumber

berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

metode kualitatif, atau dengan kata lain pemeriksaan silang temuan-

temuan dari satu wawancara dengan hasil wawancara yang lain.

Pemeriksaan kebenaran hasil wawancara dibandingkan dengan isi

dokumen atau sebaliknya. Dalam hal ini, peneliti lebih memilih cara:

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara;
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

apa yang dikatakan secara pribadi;


3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu;


4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan

berbagai pendapat dan pandangan dari berbagai kelas, seperti

rakyat biasa, orang berkependidikan menengah atau tinggi, dan

orang pemerintahan;
5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan dengan permasalahan.10

Berdasarkan kelima cara tersebut, triangulasi sumber yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara membandingkan data

hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang

dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan orang secara

pribadi, membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan

berbagai pendapat, dan pandangan orang dari berbagai kelas seperti rakyat

biasa, orang berkependidikan menengah atau tinggi, dan orang

pemerintahan. kemudian membandingkan hasil wawancara dengan isi

suatu dokumen yang berkaitan dengan permasalahan.

Teknik triangulasi digunakan untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda.11 Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu

dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan teknik

10
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja, 2005. Hal 195.
11
Sanjaya, Eko. “Teknik Pengumpulan dan Validasi Data Kualitatif”. Wordpress. 2008.
http://dinarpratama.wordpress.com/2011/01/08/teknik-pengumpulan-dan-validasi-data-kualitatif/
(diakses pada 2 Juni 2014).
pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilakan data yang berbeda-

beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data

yang bersangkutan atau yang lain, untuk mestikan data mana yang

dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya

berbeda-beda.

DAFTAR PUSTAKA

Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politk. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama
Maman, Rachman. 1999. Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian. Semarang:
IKIP Semarang Pers.
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Salim, Agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial Edisi II. Yogyakarta:
Tiara Wacana
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitia. Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung; CV. Alfabeta.
_____. “Nonprobabiliity Sampling”. 2007.

http://tatugasakhir.blogspot.com/2007/10/nonprobability-sampling.html
Sanjaya, Eko. “Teknik Pengumpulan dan Validasi Data Kualitatif”. Wordpress.

2008. http://dinarpratama.wordpress.com/2011/01/08/teknik-
pengumpulan-dan-validasi-data-kualitatif/

Febru Aries, Erna “Metode Penelitian Studi Kasus”. Wordpress, diposting pada

8 Februari 2008. http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/metode-


penelitian-studi-kasus/

Wikipedia Ensiklopedia Bebas. “Desa”. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Desa

http://id.wikipedia.org/wiki/Studi_kasus
https://archieslow.wordpress.com/2011/11/08/definisi-ulama-ustad-dan-kyai/
http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/teknik-analisis-data-dalam
penelitian/
http://www.anneahira.com/teknik-analisis-data-penelitian-kualitatif.html

Anda mungkin juga menyukai