Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LEIHITU BARAT
SKRIPSI
OLEH:
NIM. 2013-83-037
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2017
SURAT PERNYATAAN
NIM : 2013-83-037
Fakultas : Kedokteran
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang telah saya susun dengan judul:
Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari
Skripsi orang lain. Apabila di kemudian hari terdapat bahwa pernyataan yang saya
buat ini tidak benar adanya, maka saya bersedia untuk menerima sanksi akademis
yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan gelar sarjana yang saya dapatkan).
Pembuat pernyataan,
NIM. 2013-83-037
iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
(Amsal 16 : 9)
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih
dan tuntunan-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi
dengan judul “Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Ketidakteraturan Siklus
Menstruasi pada Wanita Usia Subur di Kecamatan Leihitu Barat” dengan baik berkat
adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Skripsi ini disusun guna
memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan sarjana pada Fakultas Kedokteran
Universitas Pattimura.
2. Dr. dr. Bertha J. Que, Sp.S., M.Kes sebagai Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Pattimura.
mulai dari perencanaan penelitian hingga penulisan skripsi selesai, juga untuk
4. dr. Rif‟ah Zafarani Soumena sebagai pembimbing kedua yang telah bersedia
skripsi ini.
5. M.W. Talakua, M.Si selaku pembimbing statistik yang telah mengajarkan dan
membantu penulis dalam mengolah data hasil penelitian sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
v
6. dr. Novy Riyanti, Sp.OG, M.Kes sebagai penguji utama yang telah berkenan
7. dr. Marissa Matinahoru selaku penguji kedua yang telah berkenan menguji dan
8. dr. Laura B. S. Huwae, Sp.S, M.Kes selaku penguji tiga yang telah berkenan
9. dr. Marliyati Sanaky, M.Si sebagai pembimbing akademik, atas dukungan dan
skripsi ini.
10. Seluruh Wakil Dekan, Staf Dosen dan Pegawai di lingkup Fakultas Kedokteran
Universitas Pattimura atas dukungan dan bantuan selama penulis berada dalam
11. Papa tercinta Fransiscus Xaverius Tanisiwa dan Mama tersayang Kafiana Diana
Fakultas Kedokteran.
12. Teman dekat Erland Ferrary Arius Ambon yang senantiasa memberikan doa,
Fakultas Kedokteran
13. Sahabat sahabat Exainier (Kelas XII IPA 4 SMANSA 2013) tersayang,
vi
Jeverson Sipahelut, Angga Dewa Sudin dan Elvata Minoa Kakisina yang selalu
15. Keluarga Bapak Ari Dulhasyim dan Ibu Asmunah Dulhasyim di Laha, yang
selalu memberikan dukungan dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
16. Teman-teman FK Angkatan 2013 (SOLEUS) yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, terkhususnya Prisilia Sampe atas dukungan, motivasi dan bantuan
17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu segala saran dan masukan sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan
skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua
Penulis
vii
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KETIDAKTERATURAN
ABSTRAK
Pendahuluan: Gangguan menstruasi merupakan masalah yang cukup sering
ditemukan pada pelayanan kesehatan primer. Gangguan menstruasi yang tidak
ditangani dapat mempengaruhi kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari sehingga
gangguan menstruasi memerlukan evaluasi yang saksama. Menurut data World
Health Organization (WHO) tahun 2010, terdapat 75% remaja yang mengalami
gangguan haid dan hal ini merupakan alasan terbanyak remaja wanita mengunjungi
dokter spesialis kandungan. Gangguan siklus menstruasi pada wanita merupakan
salah satu faktor dapat terjadi infertilitas pada wanita tersebut.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks massa
tubuh dengan siklus menstruasi pada wanita usia subur di Kecamatan Leihitu Barat
Maluku Tengah.
Metode: Penelitian bersifat deksriptif analitik dengan menggunakan pendekatan
cross sectional. Variabel yang digunakan adalah usia, tinggi badan, berat badan,
ketidakteraturan siklus menstruasi. Penelitian ini menggunakan data primer langsung
dari responden. Data diolah menggunakan SPSS versi 24.0.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kelompok usia terbanyak adalah
kelompok usia 18 tahun (54,0%), kelompok indeks massa tubuh terbanyak adalah
kelompok berat badan normal (41,0%), dan kelompok siklus menstruasi tidak teratur
(46,0%) merupakan kelompok terbanyak. Hasil analisis bivariat didapatkan
hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan ketidakteraturan siklus
menstruasi pada wanita usia subur di Kecamatan Leihitu Barat (p= 0,000).
Kesimpulan: Dari penelitian ini didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara
indeks massa tubuh dengan siklus menstruasi pada wanita usia subur di Kecamatan
Leihitu Barat. Diperlukan penelitian selanjutnya untuk mengidentifikasi faktor resiko
lain, sehingga dapat menurunkan angka kejadian ketidakteraturan siklus menstruasi.
Kata Kunci : indeks massa tubuh, ketidakteraturan siklus menstruasi
viii
RELATIONSHIP BODY MASS INDEX WITH SPECIFICATION OF
THE MENSTRUAL CYCLE IN WOMEN OF REPODUCTIVE AGE
IN WEST LEIHITU DISTRICT
ABSTRACT
Purpose: This study aims to determine the relationship between body mass index and
menstrual cycle in women of reproductive age in West Leihitu District Central
Maluku Regency.
Methods: The research was an analytical descriptive study using cross sectional
technique. Variables were age, height, weight, irregularity of menstrual cycle. This
study uses primary data directly from the respondents. Data were analyzed using
SPSS version 24.0
Results: Based on the results of the study, the most age group was 18 years old
(54.0%), the most body mass index was the normal weight group (41.0%), and the
irregular menstrual cycle group (46.0%) Is the largest group. The result of bivariate
analysis showed a significant correlation between body mass index and irregularity
of menstrual cycle in women of reproductive age in West Leihitu District (p= 0.000).
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………. i
TANDA PENGESAHAN…………………………………………….... ii
SURAT PERNYATAAN…………………………………………….... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………… iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………. iv
ABSTRAK……………………………………………………………... vii
ABSTRACT…………………………………………………………….. viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………... ix
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………. xii
DAFTAR TABEL…………………………………………………....... xiii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………... xiv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………... xvi
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang……………………………….…………… 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………….……. 5
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………… 5
1.3.1 Tujuan Umum………………………………………… 5
1.3.2 Tujuan Khusus……………………………………….. 5
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………. 6
1.4.1 Manfaat Teoritis........…………………………………. 6
1.4.2 Manfaat Praktis..................................…………………. 6
1.4.2.1. Bagi Mahasiswa FK Universitas Pattimura....... 6
1.4.2.2. Bagi Institusi Pendidikan................................... 6
1.4.2.3. Bagi Dinas Kesehatan Provinsi Maluku.............. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………. 8
2.1 Landasan Teori.………………………………………....... 8
2.1.1 Siklus Menstruasi............................................................ 8
2.1.1.1 Defenisi Menstruasi dan Siklus Menstruasi........... 8
x
2.1.1.2 Regulasi Hormonal pada Siklus Reproduksi
Wanita..................................................................... 10
2.1.1.3 Fisiologi Siklus Menstruasi...............……………. 12
2.1.1.4 Gangguan Siklus Menstruasi..………………… 16
2.1.2 Indeks Massa Tubuh…………………………………… 19
2.1.2.1 Definisi Indeks Massa Tubuh……………………. 19
2.1.2.2 Cara Mengukur Indeks Massa Tubuh……………. 19
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siklus
Menstruasi........................................................................ 22
2.1.3.1. Stres......................................................................... 23
2.1.3.2. Status Gizi................................................................ 25
2.1.3.3. Pola Hidup............................................................... 27
xi
3.8 Instrumen penelitian………………………………………. 38
3.9 Teknik pengambilan data…………………………………. 38
3.10 Pengolahan data…………………………………………… 39
3.11 Analisis data……………………………………………...... 39
3.12 Alur penelitian…………………………………………….. 41
3.13 Jadwal penelitian…………………………………………... 42
3.14 EtikaPenelitian...................................................................... 42
3.15 Penelitian Sebelumnya.......................................................... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………. 45
4.1. Hasil.....................................………………………………. 45
4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………..... 45
4.1.2. Hasil Penelitian..........………………………................ 47
4.1.2.1.Analisis Univariat……………………………....... 47
4.1.2.2. Analisis Bivariat...................................................... 50
4.2. Pembahasan........................……………………………….. 53
4.3. Keterbatasan Penelitian……………………………………. 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………….. 57
5.1. Kesimpulan………………………………………………... 57
5.2. Saran………………………………………………………. 58
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 59
LAMPIRAN…………………………………………………………… 66
xii
DAFTAR SINGKATAN
LH : Leutinizing Hormone
DM : Diabetes Melitus
xiii
DAFTAR TABEL
........................................................................................... 42
Massa Tubuh.................................................................... 48
Menstruasi......................................................................... 49
Sebelumnya....................................................................... 55
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
seberapa besar tingkat pertumbuhan dan aktivitas fisiknya. Sebelum masa remaja,
kebutuhan nutrisi anak lelaki dan anak perempuan tidak dibedakan, tetapi pada
masa remaja terjadi perubahan biologik dan fisiologik tubuh yang spesifik sesuai
menstruasi setiap bulan sehingga remaja wanita memiliki kebutuhan nutrisi yang
spesial.1,2,3
Pada masa remaja, bukan hanya tumbuh menjadi lebih tinggi dan lebih
pubertas. Disaat kebutuhan nutrisi pada masa remaja tidak terpenuhi maka proses
meningkat. Hal ini juga didukung oleh data yang dikutip dari WHO, diperoleh
bahwa indeks massa tubuh pada kelompok usia 12 sampai 17 tahun meningkat
5,7% pada 2009 dan mencapai 11,1% pada 2011 yang berpengaruh pada
1
2
ditemukan pada remaja yang berusia kurang dari 18 tahun yaitu obesitas,
walaupun masalah underweight pada kelompok usia ini juga tergolong cukup
tinggi. Data ini juga didukung oleh hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS)
pada perempuan dewasa dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 persentase obesitas
rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas
dan siklik pada uterus yang disertai pelepasan endometrium dan dimulai sekitar 14
hari setelah ovulasi. Interaksi kompleks yang melibatkan sistem hormon dan
organ tubuh, yaitu hipotalamus, hipofisis, uterus dan ovarium serta faktor lain di
mengemukakan bahwa terjadi 25% sampai 36% kasus infertilitas tiap tahunnya.
Masalah infertilitas telah mencapai 45% dari jumlah populasi wanita dewasa dan
merupakan hal yang sangat mengganggu bahkan bisa mengancam keutuhan suatu
rumah tangga.8
Data yang didapat dari World Health Organization (WHO) tahun 2010,
terdapat 75% remaja yang mengalami gangguan haid dan hal ini merupakan
menstruasi pada wanita dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu usia, berat badan,
Penelitian yang dilakukan di Nepal oleh Binu Thapal dan Tripti Shrestha
dalam penelitian mereka yang berjudul “Relationship between Body Mass Index
Penelitian ini memiliki jumlah sampel yang cukup banyak dan diambil dari tiga
populasi berbeda, namun metode penelitian yang digunakan kurang tepat karena
akan tetapi jumlah sampel yang digunakan juga masih kurang banyak untuk
Shoufiah dan Nurlaila di Indonesia juga meneliti “Relation Between Stress And
Menstrual Cycle At 18-21 Years Of Age” pada 197 mahasiswa di Borneo. Jumlah
Kabupaten Maluku Tengah dengan luas wilayah Kecamatan Leihitu Barat kurang
lebih 84,47 Km2 dan jumlah penduduk 17.030 jiwa. Persebaran penduduk
Kecamatan Leihitu Barat sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan luas dari
Negeri. Dengan luas wilayah 84,47 Km² maka tahun 2015, tingkat kepadatan
penduduk di Kecamatan Leihitu Barat sebesar 201,6 jiwa untuk setiap km².
5
negeri di Kecamatan Leihitu Barat Terletak di kawasan Pesisir Pantai, akan tetapi
ada juga pemukiman penduduk tersebar di daerah dataran tinggi seperti di Negeri
Allang.16
Hingga saat ini masih belum ada penelitian yang membahas secara khusus
tentang hubungan indeks massa tubuh dengan siklus menstruasi. Oleh karena itu
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara Indeks
Massa Tubuh (IMT) dengan ketidakteraturan siklus menstruasi pada wanita usia
1.3.Tujuan Penelitian
Melihat ada tidaknya hubungan antara indeks massa tubuh dengan siklus
menstruasi pada wanita usia subur di Kecamatan Leihitu Barat Maluku Tengah.
1.3.2.1. Melihat prevalensi wanita usia subur yang mengalami gangguan siklus
1.3.2.2. Melihat prevalensi wanita usia subur berdasarkan indeks massa tubuh di
1.3.2.3. Melihat dan menganalisis ada tidaknya hubungan antara indeks massa
mengenai hubungan indeks massa tubuh dengan gangguan siklus menstruasi pada
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi data awal apabila
berminat untuk melakukan penelitian klinis tentang indeks massa tubuh dengan
indeks massa tubuh bisa mempengaruhi gangguan siklus menstruasi, dan dapat
secara rutin pada status gizi mahasiswa serta melakukan pengaturan gizi dan pola
hubungan antara indeks massa tubuh dengan siklus menstruasi sehingga petugas
kesehatan dapat memberikan penyuluhan dan pelayanan yang lebih efektif kepada
masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
endomerium uterus. Wanita yang tidak hamil dan sehat mengalami menstruasi
setiap bulan secara teratur dengan mengeluarkan darah dari alat kandungannya,
Pada remaja putri, permulaan menstruasi (menarche) adalah suatu tanda dari
pubertas. Menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun
atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa
kali mendapat haid adalah pertanda bahwa ia siap bereproduksi atau menghasilkan
keturunan.2,6,17,18
sebagai titik awal. Usia 10 hingga 16 tahun merupakan usia umumnya datangnya
haid pertama kali. Jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid
8
9
perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal akan
jarak antara hari pertama haid sampai hari pertama haid berikutnya atau yang
disebut siklus menstruasi. Kedua, yaitu jarak antara hari pertama haid sampai
perdarahan haid berhenti dan biasanya disebut lama haid. Terakhir, jumlah darah
yang keluar selama satu kali haid. Haid dapat dikatakan normal, apabila siklus
haid tidak kurang dari 24 hari, tetapi tidak melebihi 35 hari, dan lama haid yaitu 3
sampai 7 hari, dengan jumlah darah selama haid tidak melebihi 80 ml, ganti
Selama masa reproduksi secara umum, siklus haid teratur dan tidak banyak
siklus pada usia 40 sampai 42 tahun mempunyai rentang variasi yang paling
didapatkan hal kebalikannya, didapatkan variasi panjang siklus haid yang semakin
melebar, akibat dari ovulasi yang makin jarang. Hal tersebut dapat terjadi pada
wanita usia subur, didapatkan beberapa pola siklus menstruasi, yaitu menorrhagia,
10
amenorrhea.2,20
pada satu episode dan atau dapat terjadi secara kronik. Hypomenorrhea adalah
abnormal dengan hanya 3 sampai 6 kali siklus menstruasi per tahunnya. Dan
terakhir, amenorrhea adalah tidak terjadinya haid selama 3 bulan atau lebih pada
hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) dari pituitari anterior distimulasi
folikel distimulasi oleh LH. Kedua hormon FSH dan LH menstimulasi folikel
yang distimulasi oleh LH. Di bawah pengaruh FSH, androgen digunakan oleh sel
Estrogen yang disekresi oleh folikel ovari memiliki peran penting yaitu
dalam karakteristik seks sekunder, yang terdapat pada payudara, abdomen, mons
pubis dan pinggul, kenyaringan suara, pelebaran pinggul dan pertumbuhan rambut
Estrogen juga dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Hal ini dapat
dibuktikan pada wanita yang berusia 50 tahun kurang beresiko mendapat penyakit
arteri koroner dibandingkan dengan laki-laki pada usia tersebut. Pelepasan GnRH
dari hipotalamus dan sekresi LH dan FSH dari pituitari anterior dapat dihambat
ovum. Estrogen dan progesteron juga membantu menghasilkan air susu pada
kelenjar mamae. Kadar progesteron yang tinggi juga akan menginhibisi sekresi
Relaksin dalam jumlah sedikit akan dihasilkan oleh korpus luteum setiap
miometrium dan menghasilkan efek relaksasi pada uterus. Inhibin pula disekresi
12
oleh sel granulosa dari folikel yang berkembang selepas ovulasi. Sekresi FSH dan
A. Siklus Ovarium
antrum) pada awal setiap daur. Kemudian rongga ini akan terisi oleh cairan
folikel. Biasanya hanya satu folikel saja dari salah satu ovarium mulai tumbuh
cepat pada sekitar hari ke-enam dan berkembang menjadi folikel dominan,
sementara folikel yang lainnya akan mengalami regresi, dan membentuk folikel
atretik. Proses atresia ini merupakan proses apoptosis. Sampai sekarang, belum
diketahui secara pasti bagaimana cara pemilihan satu folikel untuk menjadi folikel
dominan pada fase folikular siklus menstruasi. Namun, diperkirakan bahwa hal ini
folikel didapatkan adanya sel teka interna folikel yang merupakan sumber utama
estrogen dalam darah. Namun, cairan folikel juga memiliki kandungan estrogen
yang tinggi, dan banyak dari estrogen ini berasal dari sel granulosa.2,22
Folikel akan membesar dan kemudian pecah pada sekitar hari ke-14 siklus
menstruasi sehingga ovum dapat terlepas ke dalam rongga abdomen. Proses ini
13
merupakan proses ovulasi. Ovum yang terlepas kemudian diambil oleh ujung-
Folikel yang pecah pada saat ovulasi akan segera terisi oleh darah, dan
singkat atau yang disebut mittelschmerz. Sel granulosa dan sel teka akan melapisi
folikel yang mulai beproliferasi, dan bekuan darah dengan cepat diganti oleh sel
luteal yang kaya lemak dan berwarna kekuningan, membentuk korpus luteum. Hal
ini mencetuskan fase luteal siklus menstruasi, saat sel luteum menyekresikan
Bila terjadi kehamilan, korpus luteum akan bertahan dan apabila tidak
hari sebelum haid berikutnya dan akhirnya digantikan oleh jaringan ikat, yang
hingga 32 hari. Ovulasi terjadi akibat urutan peristiwa hormonal yang merupakan
hari ke hari terjadi perubahan yang berulang selama satu bulan dan mengalami
empat fase. Fase-fase pada siklus menstruasi terdiri dari stadium menstruasi,
terlepas dari dinding rahim disertai perdarahan pada masa ini, yang tertinggal
15
hanya lapisan tipis yang disebut stratum basale dan berlangsung selama empat
hari. Darah, potongan endometrium dan lendir serviks keluar pada saat
menstruasi. Darah yang keluar ini tidak membeku karena ada biokatalisator yang
hari.22,24
lendir yang baru dari sel epitel kelenjar endometrium. Pada masa ini tebal
menjadi tebal hingga mencapai 3,5 mm. Kelenjar-kelenjar tumbuh menjadi lebih
cepat dari jaringan lain, stadium ini berlangsung sekitar 5-14 hari dari hari
endometrium tetap tebal, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan
endometrium dan dipakai sebagai makanan untuk sel telur. Perubahan ini untuk
dibedakan lapisan atas yang padat (stratum kompaktum) yang hanya dapat
yang banyak lubang-lubangnya karena disini terdapat rongga dari kelenjar dan
lapisan bawah disebut stratum basale. Stadium ini berlangsung 14-28 hari, kalau
16
dan setelah umur 18 tahun harus sudah teratur. Menstruasi dengan interval 22
hingga 35 hari dari hari pertama sampai pada permulaan periode menstruasi
menstruasi normal. Jumlah darah yang hilang selama menstruasi kurang lebih 50
pembalut/hari.6,25
menstruasi, yaitu di bawah usia 19 tahun dan di atas 39 tahun. Gangguan ini
mungkin berkaitan dengan lamanya siklus haid, atau jumlah dan lamanya
digolongkan dalam perubahan pada siklus haid dan gangguan jumlah darah
menstruasi yang pendek dari biasanya, yaitu kurang dari 21 hari pendarahan.
Oligomenorea merupakan siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari disebut
tertentu, bahaya di tempat kerja dan lingkungan, status penyakit nutrisi yang
buruk, olah raga yang berat, penurunan berat badan yang signifikan. Amenorea
merupakan perubahan umum yang terjadi pada beberapa titik dalam sebagian
adanya menstruasi dapat berkaitan dengan kejadian hidup yang normal seperti
abnormal. Amenorea dibagi menjadi dua, yaitu amenorea primer dan sekunder.
Amenorea primer merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita tidak pernah
terutama pada poros hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan tidak terbentuknya alat
mungkin oleh defek genetik seperti disgenesis gonad yang biasanya merupakan
ciri seksual sekunder yang tidak berkembang. Keadaan ini dapat terjadi akibat
kelainan duktus Muller, seperti tidak ada uterus, agenesis vagina, himen
sampai umur 18 tahun dan diikuti oleh kegagalan menstruasi yang melebihi waktu
3 bulan atau lebih. Penyebab yang paling umum pada amenore sekunder adalah
kehamilan.6,8,27
18
haid yang lebih pendek dan atau kurang dari biasa dengan discharge menstruasi
endometrium yang kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun
lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal, atau lebih dari 8 hari.
Kelainan pada hipermenore terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya adanya
mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dari biasa dan dengan
yang diikuti dengan pelepasannya pada waktu haid. Menoragia mungkin terjadi
disertai dengan suatu kondisi organik uterus, atau mungkin terjadi tanpa ada
kelainan yang nyata pada uterus. Hal ini disebut perdarahan uterus disfungsional,
adanya gangguan pada siklus dan jumlah darah menstruasi yaitu metroragia. Pada
lama, perdarahan terjadi dengan interval yang tidak teratur, dan jumlah darah
metroragia. Kondisi ini memerlukan investigasi lebih lanjut bagi bagi dengan
Cara sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa adalah dengan
mengukur indeks massa tubuh (IMT) atau body mass index (BMI) yang berkaitan
dengan kekurangan dan kelebihan berat badan khususnya. Indeks massa tubuh
merupakan indikator alat ukur paling sering digunakan dan praktis dilakukan
untuk mengukur tingkat populasi berat badan lebih dan obesitas. IMT hanya dapat
diukur pada orang dewasa berumur lebih dari 18 tahun dan tidak dapat diterapkan
Pada berat badan yang kurang, risiko terhadap penyakit infeksi akan
meningkat, sedangkan pada berat badan berlebih maka akan terjadi peningkatan
risiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu, mengetahui berat badan
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah indeks yang dapat dihitung dengan
membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter
(underweight) bila memiliki indeks massa tubuh <18,5 kg/m2, berat badan normal
20
BB Lebih ≥23
23,00-24.99
27,50-29,99
32,50-34,99
37,50-39,99
Penggunaan indeks massa tubuh hanya berlaku untuk orang dewasa yang
berusia 18 tahun ke atas. Indeks massa tubuh tidak diterapkan pada bayi, anak,
remaja, ibu hamil dan olahragawan. Disamping itu indeks massa tubuh tidak dapat
perubahan pola diet dan tingkah laku. Perubahan ini misalnya konsumsi makanan
tinggi lemak, tinggi energi dan cara hidup santai atau aktivitas kurang sehingga
disebabkan oleh beberapa faktor termasuk kehamilan, penyakit endokrin dan juga
kondisi medik. Semua faktor ini berhubungan dengan pengaturan fungsi endokrin
hipotalamik-pituitari.2,6,8,27
(GnRH), penurunan berat badan yang nyata, aktivitas yang berlebihan, perubahan
genetik atau kongenital seperti Turner Syndrome dan disgenesis gonadal dapat
fisik atau hormonal diungkapkan pada beberapa penelitian. Berat badan yang
rendah bisa menyebabkan interval antara dua siklus menstruasi menjadi lebih
lama. Berat badan yang berlebihan pula bisa menyebabkan perdarahan abnormal.
Perubahan yang tiba-tiba pada aktivitas atau berat badan juga bisa menyebabkan
perubahan pada siklus menstruasi yang sementara. Gangguan emosi atau stress
dan keadaan fisik yang tidak sehat secara optimal juga merupakan penyebab
23
yang dialami tidak hanya pada saat wanita mengalami stres. 2,6,8,27
2.1.3.1. Stres
perubahan pada ovarium dan uterus, serta rangsangan estrogen dan progesterone
rangsangan melalui system saraf diteruskan ke susunan saraf pusat yaitu bagian
otak yang disebut limbic system melalui tranmisi saraf. Selanjutnya melalui saraf
siklus menstruasi atau haid. Stres atau kecemasan bisa mengacaukan siklus haid
24
perempuan karena pusat stres di otak sangat dekat lokasinya dengan pusat
pengaturan haid di otak. Semakin dewasa umur wanita semakin besar pengaruh
Pada wanita dengan fase luteal siklus menstruasi (moderate estradiol dan
kadar progesteron yang tinggi), spada fase follicular (rendah estradiol dan
estradiol dan progesteron) yang dihasilkan oleh ovarium secara signifikan sedikit
akan mengarah kepada kadar kortisol bebas yang tinggi pada respons terhadap
stres. 12,26
tertentu siklus menstruasi sehingga kadar kortisol bebas meningkat dalam respon
terhadap stres. Pengaruh stres terhadap output yang dihasilkan adrenal pada
menstruasi akibat respon stres. Jika wanita juga melepaskan progesteron oleh
kortisol dalam menanggapi stres selama fase progesteron yang tinggi dari siklus
25
penyerapan, dan penggunaan zat gizi makanan merupakan status gizi. Status gizi
dikonsumsi.17,26
Penilaian status gizi untuk dewasa yang lazim digunakan adalah metode
Metode antropometri dilakukan dengan mengukur berat badan dan tinggi badan
kemudian menginterpretasikan status gizi dalam bentuk indeks massa tubuh, yang
diperlukan 22% lemak dan indeks massa tubuh yang lebih besar dari 19kg/m2
agar siklus ovulatorik dapat terpelihara dengan normal. Pada gangguan siklus
menstruasi, nutrisi yang berperan adalah vitamin B6, vitamin B12, magnesium,
dan perhatian terhadap penampilan fisik “body image” pada remaja putri
26
kelompok ini. Dengan demikian perhitungan terhdapa kebutuhan zat gizi pada
sarapan, makan siang dan makan malam, guna memenuhi kebutuhan zat gizi
selama 24 jam. Bagi remaja, sarapan setiap hari penting karena mereka sedang
tumbuh dan mengalami perkembangan otak yang sangat tergantung pada asupan
dan juga serat disediakan dari makanan yang dikonsumsi. Dalam sistem
tetapi dibagi dalam 3 tahap, yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam.21,28
estrogen juga dapat dihasilkan dari jaringan lemak. Dengan demikian, produksi
estrogen juga bergantung pada berat badan dan komposisi lemak tubuh seorang
wanita.17
badan atau obesitas melalui jaringan adiposa yang secara aktif mempengaruhi
rasio hormon androgen dan estrogen. Pada wanita dengan obesitas terjadi
yang matang. Selain itu, pada wanita yang mengalami penurunan berat badan
Olahraga secara teratur sangat penting pada wanita semua usia. Olahraga
secara signifikan akan menurunkan resiko pada banyak penyakit dan beberapa
kondisi termasuk penyakit jantung dan kanker. Olahraga secara teratur juga dapat
otot abdomen bawah dan belakang. Selain itu, dapat mendukung dan
ini juga diyakini akibat penggunaan energi yang berlebihan yang melebihi
sekresi LH dan FSH akan berkurang dan membatasi stimulasi ke ovarium dan
Sifat dan tingkat keparahan gejala tergantung pada beberapa hal, seperti jenis
(67,3%) dari 41 siswi dengan status gizi normal mengalami menstruasi yang
square didapatkan p = 0,000 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan
yang bermakna antara status gizi dengan keteraturan menstruasi pada siswi SMK
Negeri 1 Bantul Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan oleh Felicia (2015) dan
Ayudhia Prastiwi (2011) juga menyatakan bahwa ada hubungan antara status gizi
remaja dengan keteraturan menstruasi.19 Salah satu hormon yang berperan dalam
plasenta, testis, jaringan lemak dan susunan saraf pusat. Menurut analisis
meningkat dalam darah akibat meningkatnya jumlah lemak tubuh. Kadar estrogen
yang tinggi akan memberikan feed back negatif terhadap sekresi GnRh.3,6 Hasil
menstruasi dapat disebabkan oleh obesitas karena kolesterol yang terdapat pada
lemak tubuh berlebihan dari remaja wanita dengan kelebihan berat badan
Pola makan yang seimbang merupakan anjuran mendasar yang hakiki bagi semua
orang. Asupan gizi dan kandungan gizi yang dibutuhan terdapat dalam menu
yang dimaksud haruslah makanan yang memiliki kandungan zat gizi karbohidrat,
protein, vitamin, mineral, dan lemak. Pola makan yang teratur dan baik harus di
memberikan banyak keuntungan pada tubuh ketika haid maupun tidak haid. Hasil
penelitian menunjukkan tingkat keeratan sedang yaitu 0,576 karena terdapat siswi
Hal ini dimungkinkan ada faktor lain selain nutrisi yang mempengaruhi siklus
menstruasi. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi antara
30
kelenjar tiroid, stress, konsumsi obat tertentu seperti kontrasepsi hormonal dan
obat yang dapat meningkatkan kadar hormone prolaktin, merokok serta aktifitas
fisik yang berlebihan. Pada hasil penelitian ini dapat terlihat bahwa apabila remaja
memiliki status gizi yang baik dengan stabilitas emosi yang baik disertai gaya
hidup dan pola makan yang baik bisa membuat kerja hipotalamus menjadi baik
2.3. Hipotesis
Maluku Tengah
Maluku Tengah
BAB III
METODE PENELITIAN
Maluku Tengah
a. Populasi Target
Subjek dengan karakteristik klinis dan demografis yang sesuai dengan kriteria
penelitian. Peneliti mengambil populasi target dalam penelitian ini adalah wanita usia
32
33
b. Populasi Terjangkau
Subjek yang selain dibatasi oleh karakteristik klinis dan demografis, juga
dibatasi oleh tempat dan waktu. Populasi terjangkau dalam penelitian ini yaitu wanita
usia subur yang berusia 18 sampai 24 tahun di Kecamatan Leihitu Barat Maluku
Tengah.
dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota populasi untuk
ditetapkan sebagai anggota sampel. Subjek yang diambil sebagai sampel adalah
wanita usia subur berusia yang 18 sampai 24 tahun di Kecamatan Leihitu Barat
( )
( ) +3
Keterangan:
Zα = Deviat baku alfa = 1,64
Zβ = Deviat baku beta = 1,28
R = Korelasi minimal yang dianggap bermakna adalah 0,313 17
34
( )
( )
( )
( )
( )
Untuk mengantisipasi responden yang drop out atau tidak berminat mengikuti
penelitian, maka dilakukan koreksi besar sampel sebesar 10% yaitu 10 orang. Dengan
Jumlah populasi pada Desa Hatu Kecamatan Leihitu Barat Maluku Tengah
yang berusia 18 tahun sampai 24 tahun pada periode Februari 2017 berjumlah 221
orang dan pada Desa Allang Kecamatan Leihitu Barat Maluku Tengah yang berusia
18 tahun sampai 24 tahun pada periode Februari 2017 berjumlah 302 orang. Besar
sampel yang diperlukan adalah sebesar 92 orang sehingga sampel dapat mewakili
populasi pada Kecamatan Leihitu Barat Maluku Tengah di Desa Hatu dan Desa
Allang.
35
ini adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) yang terdiri dari tinggi badan dan berat badan
36
pada wanita usia subur berusia 18 sampai 24 tahun di Kecamatan Leihitu Barat
Maluku Tengah.
akibat perubahan dari varsiabel bebas.34 Variabel dependen dalam penelitian ini
3.6.Kerangka konsep
TINGGI BADAN
KETIDAKTERATURAN
BERAT BADAN SIKLUS MENSTRUASI
Keterangan:
: Variabel Dependen
: Variabel Independen
3.7.Defenisi Operasional
peneliti sendiri.29
kepada responden.17
38
3.8.Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah timbangan berat
badan, microtoise dan kuesioner terstruktur yang akan ditanyakan kepada responden
Pengambilan data pada penelitian ini adalah data primer, dengan penelitian
memberikan data secara lengkap pada saat penelitian, maka subjek tersebut akan di
ekslusi oleh peneliti. Setelah data selesai dikumpulkan, kemudian akan dilakukan
Data yang telah terkumpul akan diproses le\bih lanjut lagi sebagai berikut:
3.10.1.1. Editing
Pada bagian ini, data yang telah terkumpul akan dilihat kembali, apakah
kuesioner telah diisi dengan lengkap dan sudah sesuai dengan kriteria inklusi pada
penelitian.
3.10.1.2. Coding
Pada bagian coding, kuesioner yang telah dikumpulkan dan memenuhi kriteria
inklusi akan diberikan kode, sehingga memudahkan peneliti dalam mengolah data
tersebut.
Pada tahap ini, dilakukan pemasukan kode yang merupakan jawaban dari
program komputer Ms. Excel dan Statistical Package for the Social Science dalam
univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk melihat persentase dan
memperoleh gambaran dari tiap-tiap variabel yang dinyatakan dalam bentuk persen
Barat
b. Untuk melihat distribusi frekuensi indeks massa tubuh pada wanita usia subur
tabel 2x2 dalam analisis univariat. Jika tabel yang digunakan adalah tabel 2x2 dan
nilai expected <5 tidak lebih dari 20% dari total sel, dan tidak ada nilai expected <1,
maka akan dilakukan uji alternatif yaitu uji hipotesis Fisher Exact Test.
variabel dependen dengan menggunakan uji Chi-Square. Jika syarat tidak terpenuhi,
maka akan dilakukan uji alternatifnya yaitu penggabungan sel, setelah dilakukan
penggabungan sel, maka akan terbentuk suatu tabel BxK yang baru. Uji hipotesis
akan dilakukan sesuai dengan tabel BxK yang baru tersebut. Data yang telah
Berikut ini (Gambar 3.2) adalah alur jalannya penelitian yang akan
dilaksanakan.
2016 2017
KEGIATAN
9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Penyusunan proposal
Seminar proposal
Perbaikan proposal
Pengambilan data
Entry data
Analisis data
Penyusunan skripsi
Ujian Skripsi
a. Informed Consent
Namun, sebelum peneliti mengambil data dari responden, maka peneliti akan
responden untuk memberikan data dan penggunaan data oleh peneliti nantinya
c. Kerahasiaan
dikumpulkan, namun hanya data yang terkait variabel penelitian saja yang
Sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh Binu Thapal dan Tripti Shrestha di
Nepal, dengan melihat hubungan antara indeks massa tubuh dan ketidakteraturan
menstruasi pada dewasa muda, hasilnya berhubungan erat. Penelitian tersebut juga
telah dilakukan di Indonesia pada tahun 2015 oleh Tri Suwarni, yang meneliti faktor
dengan siklus menstruasi. Selain Tri Suwarni, Sri Hazanah, Rahmawati Shoufiah dan
Nurlaila melakukan penelitian di Borneo dengan judul “Relation Between Stress And
Menstrual Cycle At 18-21 Years Of Age” dan juga mendapatkan hasil yang positif
Binu Thapal, Relationship Dhulikhel Kelebihan : Quantitative descriptive 253 remaja dengan teknik stratified Positif
Tripti between Body municipality,Nepal Jumlah sampel yang diambil cukup correlational study proportio-
Shrestha Mass Index and banyak dan dari tiga populasi berbeda. nate random sampling
(2014) Menstrual
Irregularities Kekurangan:
among the Pemilihan metode penelitian yang
Adolescents kurang tepat, sebaiknya digunakan
metode penelitian analitik.
Tri Suwarni Faktor Determinan Prodi DIII Kelebihan: Observasi analitik dengan Simple random sampling Positif
(2015) yang Mempenga- Kebidanan Metode penelitian yang digunakan metode pendekatan cross
ruhi Siklus Poltekkes Bhakti adalah observasi analitik. sectional
Menstruasi Mulia, Sukoharjo
Kekurangan:
Jumlah sampel yang digunakan masih
sangat sedikit.
Sri Relation Between Department of Kelebihan: analytic descriptive stratified random sampling pada positif
Hazanah, Stress And Obstetrics Health dengan cross sectional remaja usia 18-21 tahun
Jumlah sampel yang digunakan dalam
Rahmawati Menstrual Cycle Polytechnic East
penelitian cukup banyak
Shoufiah, At 18-21 Years Of Borneo
Nurlaila Age
Kekurangan: -
Kesimpulan Kesenjangan 1. Metode penelitian yang kurang tepat
2. Jumlah sampel yang digunakan untuk penelitian tidak mewakili populasi.
44
BAB IV
4.1 Hasil
Penelitian ini berlokasi di Desa Hatu dan Desa Allang. Desa Hatu dan Desa
Tengah, secara administratif. Desa Hatu dan Desa Allang merupakan Desa yang
terletak di wilayah pesisir pantai Pulau Ambon. Wilayah Desa Hatu dibagi menjadi 6
sektor, yaitu Sektor Efrata, Sektor Tiberias, Sektor Zaitun, Sektor Sion, Sektor Elim
dan Sektor Yarden. Sedangkan, wilayah Desa Allang dibagi menjadi 8 soa, yaitu Soa
Palya, Soa Kolya, Soa Tapela, Soa Acamami, Soa Baru, Soa Wara, Soa Kampung
Baru.
Statistik (BPS) Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2014 adalah sebanyak 16.982 jiwa,
dengan komposisi jenis kelamin terdiri dari laki-laki sebanyak 8.561 jiwa dan
perempuan sebanyak 8.421jiwa. Jumlah penduduk Desa Hatu sebanyak 4.685 jiwa
dengan komposisi jenis kelamin terdiri dari laki-laki sebanyak 2.397 jiwa dan
perempuan sebanyak 2.288 jiwa. Desa Hatu memiliki jumlah perempuan yang
berusia 18 sampai 24 tahun adalah sebanyak 221 jiwa. Sedangkan, jumlah penduduk
di Desa Allang adalah sebanyak 4.458 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 2.86
jiwa dan perempuan sebanyak 2.272 jiwa. Desa Allang memiliki jumlah perempuan
45
46
yang berusia 18 sampai 24 tahun adalah sebanyak 302 jiwa. Dengan demikian jumlah
penduduk Desa Hatu lebih banyak daripada Desa Allang, namun jumlah penduduk
perempuan yang berusia 18-24 tahun di Desa Allang lebih banyak daripada Desa
Hatu. Desa Hatu dan Desa Allang merupakan desa yang memiliki jumlah penduduk
wanita berusia 18 sampai 24 tahun terbanyak di Kecamatan Leihitu Barat. Pada Desa
Liliboi hanya terdapat 98 jiwa wanita yang berusia 18 sampai 24 tahun, sedangkan
pada desa Larike terdapat 102 jiwa wanita yang berusia 18 sampai 24 tahun dan Desa
Wakasihu sebanyak 110 jiwa. Sehingga jumlah wanita yang berusia 18 sampai 24 di
Sebagian besar mata pencaharian penduduk Desa Hatu dan Allang adalah
petani. Penduduk Desa Hatu yang bekerja sebagai petani yaitu 545 orang dan diikuti
oleh karyawan swasta, pegawai negeri sipil (PNS), nelayan dan pensiun. Pada
penduduk Desa Allang yang bekerja sebagai petani adalah sebanyak 852 orang,
diikuti oleh tukang kayu, nelayan, pegawai negeri sipil (PNS), tukang batu,
wiraswasta, wira usaha, anyaman, penjahit, pensiun, pandai besi dan ukiran.
orang bidan dan 3 orang perawat, serta hanya tersedia satu fasilitas kesehatan berupa
puskesmas pembantu yang melayani seluruh penduduk negeri Hatu. Apabila terjadi
keadaan darurat yang membutuhkan pertolongan dokter, maka pasien Desa Hatu akan
dikirim ke puskesmas non-rawat inap Allang. Desa Allang memiliki tenaga kesehatan
yang cukup memadai serta ditunjang dengan satu buah puskesmas rawat inap yang
masih terawat.
47
badan dan berat badan oleh peneliti. Dengan menggunakan teknik consecutive
berusia 18 sampai 24 tahun yang berdomisili di Desa Hatu dan Desa Allang. Jumlah
persentase 10-20% dari 833 penduduk perempuan yang berusia 18 sampai 24 tahun di
a. Usia
Usia Jumlah
N %
18 tahun 54 54,0
19 tahun 8 8,0
20 tahun 9 9,0
21 tahun 10 10,0
22 tahun 8 8,0
23 tahun 2 2,0
24 tahun 9 9,0
Total 100 100,0
48
dengan presentasi tertinggi terdapat pada kelompok usia18 tahun, yaitu sebanyak 54
responden (54,0%) dan presentase terendah terdapat pada kelompok usia 23 tahun
yaitu sebanyak 2 responden (2,0%). Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.3. Distribusi Responden Penelitian Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Berat Badan Lebih
Total 21 100%
49
berusia 18-24 tahun didapatkan jumlah reponden dominan adalah responden indeks
massa tubuh (IMT) normal sebanyak 41 orang (41%), diikuti oleh responden indeks
massa tubuh (IMT) berat badan kurang sebanyak 38 orang (38%), dan indeks massa
tubuh (IMT) berat badan lebih sebanyak 21 orang (21%). Responden berat badan
lebih terbagi atas 3, yaitu 12 orang (12%) beresiko, 7 orang (7%) obesitas I dan 2
c. Siklus Menstruasi
Teratur 46 46%
memiliki siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 54 responden (54,0%) dan sisanya
50
Teratur Tidak
Teratur
IMT Berat Badan Count 41 0 41
Normal % within 100.0% 0.0% 100.0%
IMT
Berat Badan Count 2 19 21 0,000
Lebih % within 9.5% 90.5% 100.0%
IMT
Berat Badan Count 3 35 38
Kurang % within 7.9% 92.1% 100.0%
IMT
Total Count 46 54 100
% within 46.0% 54.0% 100.0%
IMT
indeks massa tubuh dengan ketidakteraturan siklus menstruasi pada wanita usia subur
18 sampai 24 tahun di Kecamatan Leihitu Barat. Uji yang dilakukan dalam analisis
bivariat ini adalah dengan metode analisis uji Chi-Square dan selanjutnya disajikan
51
dalam bentuk tabel untuk melihat hubungan variabel yang diteliti dengan
berdasarkan usia dan indeks massa tubuh responden kemudian selanjutnya disajikan
hasil tabulasi silang dari data distribusi dan karakteristik responden yang mengalami
massa tubuh tidak normal, dengan 54 responden (54,0%) lebih banyak mengalami
siklus menstruasi teratur. Hasil tersebut berbanding terbalik pada responden yang
repsponden (41,0%) mengalami siklus menstruasi teratur dan tidak ada responden
yaitu indeks massa tubuh berat badan normal, berat badan lebih dan berat badan
kurang. Dari hasil penelitian diketahui responden yang mempunyai berat badan
menstruasi teratur. Sedangkan, responden yang memiliki berat badan lebih sebanyak
yang memiliki berat badan kurang sebanyak 38 responden (38%) dengan responden
yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 35 responden (92,1%) lebih
tidak teratur.
adanya hubungan yang bermakna atau signifikan secara statistik antara indeks massa
tubuh dengan siklus menstruasi pada wanita usia subur di Kecamatan Leihitu Barat
53
dengan nilai signifikasi 0,000 (p <0,005) dan nilai df = 1 sehingga Ha diterima dan
H0 ditolak.
4.2 Pembahasan
indeks massa tubuh dan ketidakteraturan siklus menstruasi memiliki hubungan yang
bermakna atau signifikan dengan nilai p=0,000. Nilai p < 0,05 menunjukkan bahwa
adanya korelasi dan hipotesis penelitian diterima. Hal serupa dikemukakan oleh Binu
Thapa dan Tripti Shresta (2015) bahwa indeks massa tubuh memiliki peran penting
dalam siklus menstuasi (0,024 (p<0,05).5 Hasil penelitian ini juga mendukung hasil
penelitian yang dilakukan oleh Felicia, Esther Hutagaol, dan Rina Kundre (2015) di
Manado pada 67 remaja putri dengan teknik purposive sampling yang menyimpulkan
terdapat hubungan bermakna antara status gizi dengan siklus menstruasi (p=
<0,000).33 Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Tri Suwarni (2015), dimana
subjek penelitian sebanyak 60 sampel diteliti dan disimpulkan bahwa indeks massa
Terdapat beberapa teori mengapa indeks massa tubuh yang tidak normal
berkaitan dengan siklus menstruasi yang tidak teratur. Teori pertama berkaitan
dengan jumlah estrogen yang meningkat dalam darah, dimana lebih panjangnya
siklus menstruasi disebabkan oleh jumlah estrogen yang meningkat dalam darah
54
akibat jumlah lemak tubuh yang berlebihan. Kadar estrogen yang tinggi akan
memberikan feed back negatif terhadap sekresi GnRH yang berpengaruh terhadap
extreme exercise dan stres dapat menjadi pemicu pada supresi hipothalamus. Wanita
yang memiliki berat badan kurang secara sederhana tubuhnya akan menghentikan
proses pembuatan estrogen. Lemak yang terganggu dapat menghentikan sel untuk
mengubah kolesterol menjadi estrogen ekstra. Hal ini akan menyebabkan siklus
Pada penelitian ini terlihat bahwa responden indeks massa tubuh tidak normal
intervensi non-farmakologis yang lebih awal dan lebih intensif pada penderita indeks
massa tubuh tidak normal guna mencegah resiko infertilitas dan untuk mendapatkan
siklus menstruasi yang teratur. Intervensi yang dapat dilakukan meliputi menurunkan
berat badan bagi penderita berat badan lebih dan menaikkan berat badan bagi
penderita berat badan kurang hingga tercapai berat badan ideal. Selain itu, pola
makan 3 kali sehari, makanan bernutrisi, olahraga teratur dan hindari stres berlebihan
Desain Penelitian Cross sectional Cross sectional Cross Sectional Cross sectional
Besar sampel 100 253 67 144
Cara Pengambilan Comsecutive Sampling Proportionate Random Purposive Sampling Simple Random Sampling
Sampel Sampling
Kelompok sampel Remaja Putri Remaja Putri Remaja Putri Remaja Putri
Variabel yang diteliti 1.Variabel terikat ialah 1.Variabel terikat ialah 1.Variabel terikat ialah 1.Variabel terikat ialah
ketidakteraturan siklus ketidakteraturan siklus ketidakteraturan siklus ketidakteraturan siklus menstruasi
menstruasi menstruasi menstruasi 2.Variabel bebas ialah indeks massa
2.Variabel bebas ialah 2.Variabel bebas ialah indeks 2.Variabel bebas ialah tubuh
indeks massa tubuh massa tubuh indeks massa tubuh
Jenis data / Instrumen Primer/Kuesioner Primer/Kuesioner Primer/Kuesioner Primer/Kuesioner
Analisis data Bivariat (Uji Chi square) P value (Fisher exact test) Bivariat (Uji Chi square), P Product Moment Pearson, analisis
value Regresi ganda, P value
Hasil Analisis Terdapat hubungan yang Setengah remaja wanita Sebagian besar responden Ada pengaruh IMT terhadap siklus
bermakna atau signifikan memiliki indeks massa tubuh remaja putri di PSIK FK mentruasi terhadap siklus menstruasi
antara indeks massa tubuh abnormal. Masalah yang UNSRAT Manado dengan nilai P value 0,001 (p <
dan ketidakteraturan siklus paling sering dialami oleh memiliki status gizi normal 0,05).
menstruasi dengan nilai p = remaja wanita adalah dan siklus menstruasi
0,000 dysmenorrhea dan diikuti teratur. Ada hubungan yang
oleh ketidakteraturan siklus. bermakna antara status gizi
Sehingga, indeks massa dengan dengan siklus
tubuh mempunyai peran menstruasi pada remaja
penting dalam siklus putri di PSIK FK UNSRAT
menstruasi dengan nilai p = Manado. Nilai p= 0,000
0,024 (p<0,05).5
55
56
4.3.Keterbatasan Penelitian
untuk menentukan status gizi, tanpa disertai indikator status gizi lainnya,
seperti lingkar lengan atas, lingkar perut atau rasio antara lingkar perut dan
lingkar pinggang.
dan bukan secara acak, disebabkan karena karakteristik lokasi penelitian yang
bervariasi.
BAB V
5.1 Kesimpulan
(WUS) di Desa Hatu dan Desa Allang dengan kriteria terbanyak yaitu
(IMT) pada Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Hatu dan Desa Allang
tubuh tidak normal yang terdiri dari indeks massa tubuh berat badan
57
58
5.2 Saran
saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak. Adapun saran tersebut
yaitu:
pemeriksaan rutin status gizi mahasiswa serta mengatur asupan gizi dan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-pada-remaja
2. Anwar M, Baziad A, Prabowo R. Ilmu kandungan. 3rd ed. Jakarta: PT. Bina
[Internet]. 2009 July 07. [cited 2017 Jan 15]. Available from: URL:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&ve
d=0ahUKEwii04La87bRAhUMpI8KHThEAQkQFghQMAg&url=http%3A%
2F%2Findonesia.digitaljournals.org%2Findex.php%2Fidnmed%2Farticle%2F
download%2F653%2F648&usg=AFQjCNFTOgYk-
DK2MK_oaFNC8sEodWu3FA&sig2=BgMUsLavPOrak59kKsqOyg&bvm=b
v.143423383,d.c2I
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=107435&val=1001
60
http://www.uphtr.com/issue_files/2015%20i2,%20v2%203%20Ms%20Binu.p
df
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27264/4/Chapter%20II.pdf
http://erepo.unud.ac.id/9993/3/a149619cc2cf71dcd2b8e08ee32b2931.pdf
from: http://ejournal.ijmsbm.org/index.php/ijms/article/download/14/14
10. Rizkiah T. Hubungan status gizi dengan keteraturan menstruasi pada siswi
http://opac.unisayogya.ac.id/774/1/NASKAP%20PUBLIKASI_TAESIRATU
R%20RIZKIAH_201410104314.pdf
11. Liu Y, Ellen B, Gold, Bill L, Lasley, Wesley O. Factors Affecting Menstrual
131-140.
doi:10.1371/journal.pone.0134187.
http://ejournal.ijmsbm.org/index.php/ijms/article/download/14/14
62
16. Badan Pusat Statistik. Statistik Daerah Kecamatan Leihitu Barat [serial
https://malukutengahkab.bps.go.id/backend_malteng/pdf_publikasi/Statistik-
Kecamatan-Leihitu-Barat-2016.pdf
17. Samir N, Fattah H, Sayed E. The correlation between body mass index and
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&ve
d=0ahUKEwj0vbHIr4vQAhUFRY8KHSFbCggQFghRMAU&url=http%3A%
2F%2Ferepository.cu.edu.eg%2Findex.php%2FEJN%2Farticle%2Fview%2F
4262%2F4194&usg=AFQjCNGiM-
rSz1_rsuXghudEaq8iJIP3Wg&sig2=ZDqHS-ilSMfQBGvZRIlYHQ
14201-841409068-bab2-27072013014417.pdf
and nutritional status in adolescent girls. Pak J Med Sci [Internet]. 2014 [cited
http://dx.doi.org/10.12669/pjms.301.3949
http://acudoc.com/Healthy%20Cycle.PDF
63
pusdatin-profil-kesehatan.html
Mass Index (BMI) and the Age at Menarche among Young Girls. IOSR
Journal of Dental and Medical Sciences [Internet]. 2015 [cited 2017 Jan 18];
14717983
24. Reswari A. Hubungan indeks massa tubuh dengan usia menarche pada siswi
file:///C:/Users/asus/Downloads/Amallia%20Ardana%20Reswari%20-
%20G0009012.pdf
value of menstrual cycle pattern, body mass index, hormone levels and
Human Reproduction [Internet]. 2004 [cited 2017 Jan 17]; Vol. 19 (No. 2) Pp.
http://humrep.oxfordjournals.org/content/19/2/383.full.pdf+html DOI:
10.1093/humrep/deh079
New England Journals of Medicine [Internet]. 2016 [cited 2017 Jan 18]; Vol.
http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa1503840#t=article DOI:
10.1056/NEJMoa1503840
Indonesia: Universitas Lampung; 2012 [cited 2017 Jan 20]. Available from:
http://digilib.unila.ac.id/7043/16/BAB%20II.pdf
Gizi Orang Dewasa [Internet]. Indonesia; 2011 [cited 2016 Nov 01]. Available
from: http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/10/ped-praktis-stat-
gizi-dewasa.doc
29. Madhubala C, Jyoti K. Relation between dysmenorrhea and body mass index
in adolescents with rural versus urban variation. The Journal of Obstetrics and
Gynecology of India [Internet]. 2012 [cited 2017 Jan 12]; Vol. 62 (No. 4):
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3500946/pdf/13224_2012_Ar
30. Weissel CR. Body mass index as an indicator of obesity. Asia Pacific J Clin
31. Global Database on Body Mass Index [Internet]. Singapore: World Health
Organization; c2006. BMI classification; 2002 July 11 [cited 2016 Nov 5];
http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html
among physically active and non active females at drc college. International
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/6694/6214
http://applications.emro.who.int/emhj/v18/04/18_4_2012_0346_0352.pdf?ua=
1
66
Lampiran 1
67
Lampiran 2
68
69
Lampiran 3
Judul Penelitian:
Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Ketidakteraturan Siklus Menstruasi pada
Peneliti:
Nama : Frandita Ivana Tanisiwa
Tujuan:
Penelitian ini bertujuan agar dapat mengetahui hubungan indeks massa tubuh
dengan ketidakteraturan siklus menstruasi pada wanita usia subur di Kecamatan
Leihitu Barat
70
Manfaat:
Diharapkan dengan penelitian ini, dapat dijadikan masukan bagi masyarakat
dengan siklus menstruasi tidak teratur untuk dapat mengubah pola hidupnya.
Prosedur:
Peneliti akan meminta persetujuan responden untuk menjawab pertanyaan yang
akan ditanyakan oleh peneliti sesuai dengan pertanyaan yang tercantum pada
kuesioner yang nantinya akan dikumpulkan dan dianalisa oleh peneliti. Kuesioner
terdiri atas enam bagian, yaitu kuesioner mengenai pengenalan tempat, sosial dan
demografi, status gizi, siklus menstruasi, kuesioner DASS dan kuesioner pola
makan. Kuesioner status gizi akan diisi terlebih dahulu dengan melakukan
pengukuran tinggi badan dan berat badan sesuai dengan penjelasan yang diberikan
Segala informasi yang diperoleh selama penelitian ini dijamin kerahasiaannya dan
informasi ini peneliti sampaikan. Atas bantuan dan partisipasinya peneliti ucapkan
terima kasih.
Lampiran 4
Judul Penelitian :
Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Ketidakteraturan Siklus Menstruasi pada
Peneliti
Nama : Frandita Ivana Tanisiwa
Responden
Nama :
Alamat :
Lampiran 5
KUESIONER
NOMOR RESPONDEN :
I. PENGENALAN TEMPAT
1. Kabupaten :
2. Kecamatan :
3. Desa/Kelurahan/Soa :
4. Inisial Responden :
5. Telp/HP :
6. TTL/Umur :
7. BB:.......... kg TB:.......... cm
b. 10 tahun d. 12 tahun
9. Tanggal berapakah anda haid pada bulan sebelumnya dan pada bulan ini?
- Bulan sebelumnya :
- Bulan ini :
73
10. Bagaimana siklus haid anda (dihitung dari awal anda mendapat haid
11. Waktu anda haid banyaknya pembalut yang digunakan dalam 1 hari?
a. Ya b. Tidak
13. Apakah pada saat anda haid mengalami nyeri/kram pada perut?
a. Ya b. Tidak
16. Dalam satu tahun ini berapa kali anda mengalami gangguan haid
(perubahan siklus/lama/PMS/Dismemorhea)?
Petunjuk pengisian:
Kuesioner ini terdiri dari pertanyaan yang mungkin sesuai dengan pengalaman saudara/i
dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari. Ada 4 pilihan jawaban yang disediakan
2 = Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan
sering
No Pertanyaan 0 1 2 3
hal-hal sepele
positif
kegiatan
situasi
copot)
masa depan
merasa cemas
melakukan sesuatu
76
Pukul......................................................
1. <Pukul 18.00
2. ≥Pukul 18.00 (langsung ke nomor 12)
11 Jika anda memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan
terakhir pada malam hari<pukul 18.00, seberapa sering
kebiasaan tersebut?
1. Sering (4-7 kali/minggu)
2. Tidak sering (≤3 kali/minggu)
12 Jika anda memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan
terakhir pada malam hari ≥pukul 18.00, seberapa sering
kebiasaan tersebut?
1. Sering (4-7 kali/minggu)
2. Tidak sering (≤3 kali/minggu)
13 Berapa jam jarak antara makan terakhir dengan waktu tidur
anda? ................. jam
1. ≥3 jam
2. <3 jam
14 Seberapa sering anda mengemil/mengkonsumsi snack?
1. Sering (4-7 kali/minggu)
2. Tidak sering (≤3 kali/minggu)
Ket: *pilih salah satu Jenisnya: manis/gurih
15 Seberapa sering anda mengkonsumsi makanan
jadi/jajanan/fastfood?
1. Sering (4-7kali/minggu)
2. Tidak sering (≤3 kali/minggu)
Lampiran 6
HASIL SURVEY INDEKS MASSA TUBUH, KETIDAKTERATURAN SIKLUS MENSTRUASI, STRES DAN POLA MAKAN
No. Kode Usia IMT Interpretasi Siklus Interpretasi Stres Frekuensi Makan
Mentruasi
1 001 24 berat badan kurang tidak teratur Tidak Stress 3 kali
2 002 24 berat badan normal teratur Tidak Stress <3 kali
3 003 21 berat badan kurang tidak teratur Tidak Stress 2 kali
4 004 22 berat badan kurang tidak teratur Berat - Sangat Berat 2 kali
5 005 21 berat badan normal teratur Tidak Stress 3 kali
6 006 18 berat badan kurang tidak teratur Tidak Stress 3 kali
7 007 20 berat badan normal teratur Tidak Stress 2 kali
8 008 22 berat badan kurang tidak teratur Tidak Stress 3 kali
9 009 19 berat badan kurang tidak teratur Tidak Stress 3 kali
10 010 19 berat badan kurang tidak teratur Tidak Stress >3 kali
11 011 22 berat badan normal teratur Tidak Stress 3 kali
12 012 18 berat badan lebih tidak teratur Ringan - Sedang 3 kali
78
13 013 22 berat badan kurang tidak teratur Tidak Stress >3 kali
14 014 20 berat badan normal teratur Berat - Sangat Berat 3 kali
15 015 20 berat badan normal teratur Tidak Stress >3 kali
16 016 18 berat badan kurang tidak teratur Tidak Stress >3 kali
17 017 18 berat badan normal teratur Berat - Sangat Berat >3 kali
18 018 19 berat badan lebih tidak teratur Tidak Stress >3 kali
19 019 19 berat badan kurang tidak teratur Ringan - Sedang 2 kali
20 020 20 berat badan normal teratur Ringan - Sedang 2 kali
21 021 18 berat badan kurang tidak teratur Tidak Stress 2 kali
22 022 18 berat badan kurang tidak teratur Ringan - Sedang 2 kali
23 023 20 berat badan normal teratur Ringan - Sedang 2 kali
24 024 22 berat badan lebih tidak teratur Tidak Stress 2 kali
25 025 21 berat badan kurang tidak teratur Tidak Stress 2 kali
26 026 21 berat badan kurang teratur Ringan - Sedang 3 kali
27 027 21 berat badan kurang tidak teratur Ringan - Sedang 3 kali
28 028 22 berat badan normal teratur Tidak Stress 3 kali
29 029 20 berat badan lebih tidak teratur Berat - Sangat Berat 3 kali
30 030 18 berat badan kurang tidak teratur Ringan - Sedang >3 kali
31 031 24 berat badan lebih teratur Tidak Stress 2 kali
32 032 18 berat badan kurang tidak teratur Tidak Stress 3 kali
33 033 18 berat badan kurang tidak teratur Ringan - Sedang 3 kali
79
34 034 18 berat badan normal teratur Tidak Stress 2 kali
35 035 18 berat badan lebih tidak teratur Ringan - Sedang 3 kali
36 036 18 berat badan kurang teratur Ringan - Sedang 3 kali
37 037 18 berat badan kurang tidak teratur Tidak Stress 3 kali
38 038 18 berat badan lebih tidak teratur Tidak Stress 2 kali
39 039 18 berat badan kurang tidak teratur Ringan - Sedang 3 kali
40 040 24 berat badan normal teratur Berat - Sangat Berat 3 kali
41 041 22 berat badan normal teratur Ringan - Sedang 3 kali
42 042 18 berat badan lebih tidak teratur Tidak Stress >3 kali
43 043 18 berat badan normal teratur Ringan - Sedang 2 kali
44 044 24 berat badan lebih tidak teratur Berat - Sangat Berat 2 kali
45 045 20 berat badan kurang tidak teratur Ringan - Sedang 3 kali
46 046 18 berat badan normal teratur Ringan - Sedang 3 kali
47 047 21 berat badan normal teratur Berat - Sangat Berat 2 kali
48 048 21 berat badan lebih tidak teratur Berat - Sangat Berat 3 kali
49 049 18 berat badan kurang tidak teratur Ringan - Sedang 2 kali
50 050 24 berat badan lebih tidak teratur Berat - Sangat Berat >3 kali
51 051 20 berat badan lebih tidak teratur Tidak Stress >3 kali
52 052 21 berat badan kurang tidak teratur Tidak Stress 2 kali
53 053 19 berat badan lebih tidak teratur Tidak Stress 2 kali
54 054 18 berat badan kurang tidak teratur Tidak Stress 2 kali
80
55 055 19 berat badan kurang tidak teratur Ringan - Sedang >3 kali
56 056 18 berat badan normal teratur Ringan - Sedang 2 kali
57 057 24 berat badan normal teratur Tidak Stress 3 kali
58 058 18 berat badan kurang tidak teratur Berat - Sangat Berat 3 kali
59 059 18 berat badan lebih teratur Berat - Sangat Berat 2 kali
60 060 18 berat badan kurang tidak teratur Tidak Stress 2 kali
61 061 22 berat badan lebih tidak teratur Tidak Stress 3 kali
62 062 21 berat badan kurang tidak teratur Ringan - Sedang >3 kali
63 063 18 berat badan normal teratur Tidak Stress 2 kali
64 064 18 berat badan kurang tidak teratur Ringan - Sedang 2 kali
65 065 18 berat badan normal teratur Tidak Stress 2 kali
66 066 18 berat badan kurang tidak teratur Ringan - Sedang 2 kali
67 067 18 berat badan kurang tidak teratur Tidak Stress 3 kali
68 068 18 berat badan normal teratur Ringan - Sedang >3 kali
69 069 18 berat badan kurang tidak teratur Ringan - Sedang 2 kali
70 070 18 berat badan normal teratur Tidak Stress 2 kali
71 071 18 berat badan normal teratur Ringan - Sedang 3 kali
72 072 18 berat badan normal teratur Ringan - Sedang 2 kali
73 073 18 berat badan kurang tidak teratur Tidak Stress 2 kali
74 074 18 berat badan lebih tidak teratur Tidak Stress 3 kali
75 075 18 berat badan normal teratur Tidak Stress 2 kali
81
76 076 18 berat badan normal teratur Tidak Stress 2 kali
77 077 18 berat badan lebih tidak teratur Tidak Stress 3 kali
78 078 18 berat badan kurang teratur Ringan - Sedang 2 kali
79 079 18 berat badan normal teratur Ringan - Sedang 3 kali
80 080 18 berat badan kurang tidak teratur Tidak Stress 2 kali
81 081 18 berat badan normal teratur Ringan - Sedang 3 kali
82 082 18 berat badan normal teratur Tidak Stress 2 kali
83 083 18 berat badan normal teratur Tidak Stress 2 kali
84 084 18 berat badan lebih tidak teratur Berat - Sangat Berat 2 kali
85 085 18 berat badan normal teratur Berat - Sangat Berat 2 kali
86 086 18 berat badan kurang tidak teratur Berat - Sangat Berat 2 kali
87 087 18 berat badan normal teratur Tidak Stress 2 kali
88 088 18 berat badan lebih tidak teratur Tidak Stress 3 kali
89 089 18 berat badan kurang tidak teratur Tidak Stress 3 kali
90 090 18 berat badan normal Teratur Ringan - Sedang 3 kali
91 091 18 berat badan normal Teratur Tidak Stress 3 kali
92 092 18 berat badan lebih tidak teratur Ringan - Sedang 3 kali
93 093 24 berat badan normal Teratur Tidak Stress 2 kali
94 094 19 berat badan lebih tidak teratur Ringan - Sedang 2 kali
95 095 19 berat badan normal Teratur Ringan - Sedang 2 kali
96 096 20 berat badan normal Teratur Ringan - Sedang 3 kali
82
97 097 21 berat badan normal Teratur Ringan - Sedang >3 kali
98 098 23 berat badan normal Teratur Tidak Stress 2 kali
99 099 24 berat badan normal Teratur Tidak Stress 3 kali
100 100 23 berat badan normal Teratur Tidak Stress 3 kali
83
84
Lampiran 7
ANALISIS UNIVARIAT
Frequencies
Statistics
Indeks Massa Siklus
Tubuh Menstruasi
Frequency Table
Siklus Menstruasi
Frequency Percen Valid Cumulative
t Percent Percent
Valid Teratur 46 46.0 46.0 46.0
Tidak 54 54.0 54.0 100.0
Teratur
Total 100 100.0 100.0
85
Stres
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Tidak Stres 51 51.0 51.0 51.0
Stres Berat - 14 14.0 14.0 65.0
Sangat Berat
Stres Ringan – 35 35.0 35.0 100.0
Sedang
Total 100 100.0 100.0
FREQUENCIES VARIABLES=PM
/ORDER=ANALYSIS.
Pola Makan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid 2 kali 45 45.0 45.0 45.0
sehari
3 kali 40 40.0 40.0 85.0
sehari
>3 kali 15 15.0 15.0 100.0
sehari
Total 100 100.0 100.0
CROSSTABS
/TABLES=IMT BY SM
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
86
ANALISIS BIVARIAT
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Indeks Massa 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%
Tubuh * Siklus
Menstruasi
Chi-Square Tests
Value df Asymptotic Exact Sig. Exact Sig.
Significanc (2-sided) (1-sided)
e (2-sided)
CROSSTABS
/TABLES=IMT BY SM
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=COUNT ROW
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 81.591 2 .000
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.66.
89
FAKULTAS KEDOKTERAN
BIODATA PENULIS