Tugas Devi
Tugas Devi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
sehingga tidak heran jika terjadi akulturasi beragam budaya yang terjadi sejak
manusianya. Untuk mempelajari kehidupan manusia saat ini tidak ada salahnya
dan perkembangan. Semua itu bertahap dan melalui proses yang sangat lama.
Tentunya corak kehidupan yang saat ini kita lakukan adalah kembangan dari
corak kehidupan pada zaman praaksara. Untuk itu marilah kita menelaah “Corak
PEMBAHASAN
Air adalah kebutuhan utama manusia dalam bertahan hidup. Manusa lebih
baik kelaparan daripada kehausan. Oleh sebab itu, air sangat dibutuhkan manusia
sejak dahulu sampai sekarang. Hal itu juga yang mempengaruhi pola kehidupan
manusia sejak dahulu. Suatu tempat apabila mengandung sumber air biasanya
tanahnya subur dan tanamanpun hidup subur. Di daerah sumber air juga banyak
didatangi hewan dan ikan. Hal inilah yang menjadi dasar utama bahwa manusia
purba hidup di dekat sungai atau sumber air lainnya. Keberadaan air juga dapat
dari satu tempat ke tempat lainnya. Selain itu, mereka juga memanfaatkan gua-gua
peralatan yang ditemukan di dekat sungai. Pola hunian manusia purba memperli-
hatkan dua karakter, yaitu kedekatan dengan sumber air dan hidup di alam
terbuka.
manusia purba akan segera berpindah tempat mencari daerah yang memiliki
manusia purba menemukan cara bercocok tanam. Setelah bercocok tanam mereka
mulai hidup menetap. Selain bercocok tanam menusia purba juga mulai
karakteristik yang berbeda antara satu masa dengan yang lainnya, maka corak
kehidupan masyarakat praaksara menurut para ahli sejarah dapat dibagi menjadi
Pada masa ini, kehidupan manusia hanya terpusat pada upaya mempertahankan
a. Teknologi
perkakas batu yang disebut tradisi kapak perimbas dan tradisi serpih.
a) kapak perimbas
b) kapak genggam
b. Kehidupan sosial
tumbuhan dan hewan-hewan kecil. Selain itu mereka juga bekerja sama
a. Keberadaan Manusia
Ada dua ras yang mendiami Indonesia pada permulaan kala Holosin,
dan badak untuk dimakan. Dibagian barat dan utara ada sekelompok
b. Teknologi
Ada tiga tradisi pokok pada masa Pos Pletosin, yaitu tradisi serpih bilah,
tingkat lanjut, mendiami gua-gua terbuka atau gua payung yang dekat
Masa bercocok tanam Pada masa ini sudah mulai ada usaha untuk bertempat
tinggal sederhana yang didiami secara berkelompok. Mulai ada kerjasama dan
1) Keberadaan manusia
Pada masa ini, di Indonesia barat mendapat pengaruh besar dari ras
peternakan sudah daat memberi makan sejumlah orang yan lebih besar.
2) Teknologi
pembutan gerabah. Alat yang terbuat dari batu yang biasa diasah adalah
a. beliung,
b. kapak batu,
c. mata tombak.
Masa perundagian
Sebagai salah satu dampak kehidupan menetap adalah bahwa manusia mulai
model terlebih dahulu dari lilin. Perkakas lilin kemudian dibungkus dengan
tanah liat basah yang bagian atas dan bawahnya diberi lubang, selanjutnya
dikeringkan dan kemudian dibakar. Pada saat dibakar, lilin melelh dan
meninggalkan rongga. Rongga pada tanah liat tadi kemudian diisi dengan
cairan logam, dan setelah dingin, tanah liat dipecah maka jadilah perkakas dari
logam. teknik ini tidak ekonomis karena hanya menghasilkan satu perkakas
membuat perkakas dengan cetak masal, yaitu dibuat cetakan batu dengan tutup
ini, masyarakat purba sudah memahami adanya kehidupan setelah mati. Mereka
juga meyakini adanya hubungan antara orang hiup dan roh yang telah meninggal.
Berkaitan dengan peristiwa itu maka kegiatan ritual yang paling menonjol adalah
meninggal.
beradadi pucak bukit, dilereng gunung atau bangunan yang lebih tinggi dari
daratan sekitarnya. Hal ini muncul dari anggapan masyarakat bahwa roh-roh
tersebut berada di suatu tempat yang lebih tinggi. Oleh karena itu, selain ada
1. Menhir
Menhir adalah bangunan berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara
menghormati roh nenek moyang. Bentuk menhir ada yang berdiri tunggal juga
ada yang berdiri berkelompok, ada pula yang dibuat bersama bangunan lain
masyarakat praaksara tidak berpedoman kepada satu bentuk saja. Lokasi tempat
2. Punden Berundak-undak.
Punden berundak-undak adalah banguna dari batu yang bertingkat-tingkat dan
3. Dolmen
Dolmen merupakan meja dari batu yang fungsinya sebagai tempat meletakan
mayat. Agar mayat tersebut tidak dimakan binatang buas maka kaki mejanya
diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu. Dolmen yang berfungsi
dolmen, antara lain Cupari Kuningan, Jawa Barat, Bondowoso, Jawa Timur,
Merawan, Jember, Jatim, Pasemah Sumatera, dan NTT. Bagi masyarakat Jawa
Timur, dolmen yang dibayahnya digunakan sebagai kuburan lebih dikenal dengan
4. Sarkofagus.
Sarkofagus adalah keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari batu.
Bentuknya menyerupai lesung dar batu utuh yang diberi tutup. Umumnya
sarkofagus yang ditemukn mayat di dalamnya dan bekal kubur berupa periuk,
kapak persegi, perhiasan, dan benda-benda dari perunggu atau besi. Daerah
5. Peti Kubur.
Peti kubur adalah peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar. Peti kubur
dibuat dari lempengan/papan batu yang disusun persegi empat berbentuk peti
mayat yang dilengkapi dengan alas dan bidang atasnya juga barasal dari papan
batu. Daerah penemuan pati kubur tersebut adalah Cepari kuningan, Cirebon,
Wonosari, dan Cepu. Di dalam kubur batu juga ditemukan rangka manusia yang
3.1. Kesimpulan
1. Manusia praaksara memilih tempat tinggal yang dekat dengan persediaan air.
c. Masa perundagian
setelah mati.
DAFTAR PUSTAKA
http://sejarahkelasx.blogspot.com/2013/09/corak-kehidupan-masyarakat-
prasejarah.html
http://www.slideshare.net/jorgigenetri/corak-kehidupan-manusia-pra-aksara
http://www.slideshare.net/jorgigenetri/corak-kehidupan-manusia-pra-aksara