Anda di halaman 1dari 9

GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU DALAM

PERTOLONGAN PERTAMA PADA BALITA YANG DIARE DI RUMAH DI


WILAYAH PUSKESMAS SULI

ABSTRACT

Diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama dari masyarakat di
Indonesia. Di Indonesia sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun. Data dari
Departemen kesehatan Indonesia menunjukkan dari 1.000 bayi yang lahir 50 diantaranya
meninggal karena diare.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan ibu
dalam pertolongan pertama pada balita diare dirumah diwilayah puskesmas suli, Maluku
tengah.
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan deskriptif dengan pendekatan
retrospektif yaitu penelitian yang berusaha melihat kebelakang, artinya pengumpulan data
dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi. Populasi penelitian ini adalah semua
ibuibu yang memiliki balita yang pernah diare. Pengambilan sampel menggunakan
metode total sampling. Jumlah responden adalah 26 orang. Variabel pengetahuan dan
penanangan diare diukur menggunakan kuesioner dengan 30 pertanyaan. Analisa data
menggunakan analisis univariat.
Hasil penelitian didapatkan pada pengetahuan ibu sebagian besar baik yaitu sebanyak 20
orang (77 %), sedangkan pada sikap ibu sebagian besar baik yaitu sebanyak 20 orang (77
%). Dan pada tindakan ibu sebagian besar juga baik yaitu sebanyak 23 orang (88,5 %).
Hasil ini menunjukkan bahwa semakin baik pengetahuan, sikap dan tindakan ibu maka
pertolongan pertama diare dirumah pada balita akan semakin tertangani. Kesimpulan
penelitian ini adalah diketahui tingkat pengetahuan ibu tentang pertolongan pertama diare
dirumah. Diketahui sekap ibu terhadap penyakit diare dan diketahui tindakan ibu dalam
pertolongan pertama dirumah.

Kata kunci: pengetahuan, sikap dan tindakan, pertolongan pertama diare.


A. LATAR BELAKANG
Sampai saat ini penyakit diare atau sering juga disebut gastroenteritis, masih
merupakan salah satu masalah kesehatan utama dari masyarakat di Indonesia. Dari
daftar urutan penyebab kunjungan Puskesmas / Balai pengobatan, hampir selalu
termasuk dalam kelompok penyebab utama bagi masyarakat yang berkunjung
kesana. Di Indonesia dapat ditemukan sekitar 60 juta kejadian setiap tahun pasien
penderita diare, 70-80 % dari penderita ini adalah anak di bawah lima tahun (kurang
lebih 40 juta kejadian). Kelompok ini setiap tahunnya mengalami lebih dari satu
kejadian diare. 1-2 % akan jatuh ke dalam dehidrasi (Mer-c.org, 2008)
Angka kejadian diare disebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini
masih tinggi.Di Indonesia sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar
460 balita setiap harinya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan
277 diantaranya menyebabkan kematian. Hal tersebut, terutama disebabkan
rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak sehat,
Jumlah penderita diare tertinggi ada di daerah NTT yakni 2194 jiwa sedangkan di
Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur sebesar 196 jiwa. (Piogama.ugm, 2009 )
Pada profil kesehatan indonesia didapatkan Insiden diare di kabupaten klaten
tahun 2007 adalah 8,55% kasus dan tahun 2008 terdapat 2,38% kasus. (Bankdata,
2008). Diare termasuk dalam penyakit "langganan" anak-anak.Hampir setiap anak
pernah mengalaminya namun tidak sedikit yang meremehkan penyakit ini.Padahal
kenyataannya diare itu bisa mematikan.Data dari Departemen Kesehatan Indonesia
menunjukkan dari 1.000 bayi yang lahir 50 di antaranya meninggal karena
diare.Penyakit ini telah menjadi penyebab kematian balita teratas setelah Infeksi
Saluran Pernapasan Akut.(Kompas , 2009)
Menurut menkes beberapa permasalahan kesehatan seperti Diare dapat
dicegah bila masyarakatnya dapat menerapkan perilaku sehat dengan cuci tangan
pakai sabun, minum air yang dimasak dan memanfaatkan sarana kesehatan
lingkungan dengan baik.(DepkesRI, 2010)
Keluarga mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas
kesehatan.Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu bangsa.Di dalam keluarga
terjadi interaksi dan komunikasi antara anggota keluarga yang menjadi awal penting
dari suatu proses pendidikan. Ditanamkannya perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) sejak dini dalam keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat.
(DepkesRI, 2010)
Kehadiran buah hati yang sehat dan cerdas merupakan dambaan para orang
tua. Sayangnya proses tumbuh kembang si kecil kerapkali terganggu oleh berbagai
masalah kesehatan. Salah satu gangguan kesehatan yang banyak diderita bayi dan
anak-anak berusia di bawah lima tahun adalah diare dan alergi .(Rahmawati, 2009)
Kesakitan dan kematian biasanya dihubungkan dengan diare kronis, penyakit
malnutrisis, kombinasi paparan lingkungan yang patogenik, diet yang tidak
memadai, Hal itu terjadi lebih dari 1 miliar episode diare setiap tahun dengan 2-3 %
kemungkinan jatuh kedalam keadaan dehidrasi (Soegeng, 2002).
Penyakit diare sering dianggap enteng, padahal jika tidak sesegera mungkin
ditolong tidak jarang penderita terlambat ditangani sehingga menyebabkan kematian.
Kematian terjadi jika kehilangan sampai 10 % cairan tubuh. Bayi sangat rentan
terkena diare, karena sistem pencernaan dan kekebalan tubuhnya yang belum
optimal. Menyebabkan mereka mudah sekali terkena diare akibat bakteri atau virus.
Diare menyebabkan kehilangan garam (natrium) dan air secara cepat, yang sangat
penting untuk hidup. Jika air dan garam tidak digantikan cepat tubuh akan
mengalami dehidrasi. (Detik, 2009)
Dinegara yang sedang berkembang, prevalensi yang tinggi dari penyakit
diare merupakan kombinasi dari sumber air yang tercemar, kekurangan protein dan
kalori yang menyebabkan turunnya daya tahan tubuh. Dampak langsung dari
pencemaran air biasanya berupa gangguan pencernaan seperti diare atau disentri.
Persyaratan dari Kementerian Kesehatan adalah air yang dikonsumsi harus terbebas
dari pencemar biologis, kimia dan fisik. (Detik ,2011)
Kalau anak diare, khususnya bayi dan balita, biasanya orangtua panik.
Apalagi kalau disertai mual-muntah. Penting bagi orang tua untuk mengetahui
caracara penanganan diare anak di rumah. Selain untuk mengurangi kekhawatiran,
juga agar anak tidak jatuh ke komplikasi diare yang lebih berat (dehidrasi),
penyuluhan tentang perilaku hidup bersih mengenai pencegahan dan penanganan
diare harus diberikan serta pemantauan perkembangan kasus ini. Orang tua wajib
mengajari anak untuk selalu mencuci tangan menggunakan sabun, sebelum makan,
setelah menggunakan toilet. Serta setelah membersihkan anak dan sebelum
menangani makanan (Kompas, 2009)
Menurut Ari J pitono, 2006 tindakan ibu dirumah selama anak mengalami
diare sangat menentukan tingkat kesembuhan dan lamanya (durasi) penyakit
tersebut.Ibu adalah orang yang pertama mengetahui dan menghadapi anaknya yang
menderita diare, sehingga tindakan ibu dalam penanganan diare dirumah sangatlah
penting untuk mengurangi morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) akibat
diare.
Penatalaksanaan diare dirumah merupakan salah satu upaya terpenting yang
dapat dilakukan keluarga, dalam hal ini ibu.sebelum anaknya dibawa ke pelayanan
kesehatan. Upaya ini dapat menentukan tingkat kesembuhan dan lamanya penyakit
diare yang dialami anak, bahkan dapat menurunkan angka kematian anak yang
disebabkan oleh diare. Pengelolaan anak sakit dirumah dapat mencegah kesakitan
dan komplikasi yang lebih berat bahkan dapat mencegah mortalitas anak terhadap
diare.
B. DESAIN PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu
suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu
fenomena yang terjadi di dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Penelitian
observasional ini menggunakan pendekatan waktu secara retrospektif yaitu penelitian
yang berusaha melihat kebelakang, artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau
akibat yang telah terjadi..
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data sebanyak 128 penderita diare
di Puskesmas Klaten Selatan. Dalam menentukan besar sampel diambil 20%
sehingga didapatkan sampel 26 orang. Teknik pengumpulan data yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan data primer, yaitu data yang diperoleh
melalui kuesioner yang diisi secara langsung oleh responden.
C. HASIL PENELITIAN
Total jumlah populasi adalah 26 Balita, populasi dalam penelitian ini adalah
semua ibu-ibu yang mempunyai balita yang diare di wilayah Puskesmas
Karangnongko Klaten.
Distribusi responden berdasarkan umur diketahui bahwa responden
terbanyak terdapat pada kelompok umur 21-30 tahun yaitu sebanyak 16 orang
(61,5%). Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan, diketahui bahwa
sebagian besar responden yang berpendidikan sedang yaitu sebanyak 15 orang
(57,7%) dan yang paling sedikit berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 2 orang (7,7%).
Sebagian besar dari responden memiliki 3-4 anak sebanyak 17 orang (65,4%) dan
memiliki < 2 anak sebanyak 9 orang (34,6%).
Tingkat pengetahuan responden sebagian besar responden mempunyai
pengetahuan baik adalah ibu dengan pendidikan SMA sebanyak 13 orang (65%),
sedangkan yang mempunyai pengetahuan sedang adalah ibu dengan pendidikan
SMA sebanyak 2 orang (66,7%) dan yang mempunyai pengetahuan kurang adalah
ibu dengan pendidikan SMP sebanyak 1 orang (33,3%). Sikap responden sebagian
besar responden mempunyai sikap baik adalah ibu dengan pendidikan SMA
sebanyak 11 orang (52,4%), sedangkan yang mempunyai sikap sedang adalah ibu
dengan pendidikan SMA sebanyak 2 orang (100%) dan yang mempunyai sikap
kurang adalah ibu dengan pendidikan SMP sebanyak 1 orang (33,3%).
Tindakan responden sebagian besar responden mempunyai tindakan baik
adalah ibu dengan pendidikan SMA sebanyak 14 orang (60,9%), sedangkan yang
mempunyai tindakan sedang adalah ibu dengan pendidikan SMA sebanyak 1 orang
(100%) dan yang mempunyai tindakan kurang adalah ibu dengan pendidikan SMP
dan SD masing-masing sebanyak 1 orang (50%). Tingkat pengetahuan berdasarkan
jumlah anak sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik adalah ibu
dengan jumlah anak 3-4 sebanyak 14 orang (70%), sedangkan yang mempunyai
pengetahuan sedang adalah ibu dengan jumlah anak 3-4 sebanyak 3 orang (100%)
dan yang mempunyai pengetahuan kurang adalah ibu dengan jumlah anak < 2
sebanyak 3 orang (100%).
Tabel 1Distribusi frekuensi sikap berdasarkan jumlah anak pada pertolongan pertama
diare
Sikap
JumlahAn
Baik Sedang Kurang Total
ak
F % F % F %
<2 8 38,1 1 50 0 0 9
3-4 13 61,9 1 50 3 100 17
>4 0 0 0 0 0 0 0

Total 21 100 2 100 2 100 26

Sikap responden bedasarkan jumlah anak sebagian besar responden


mempunyai sikap baik adalah ibu dengan jumlah anak 3-4 sebanyak 13 orang
(61,9%), sedangkan yang mempunyai sikap sedang adalah ibu dengan jumlah anak
<2 dan 3-4 masing-masing sebanyak 1 orang (50%) dan yang mempunyai sikap
kurang sebanyak 3 orang (100%).
Tabel 2Distribusi frekuensi tindakan berdasarkan jumlah anak pada pertolongan
pertama diare
Tindakan
JumlahAn
Baik Sedang Kurang Total
ak
F % F % F %
<2 8 34,8 0 0 1 50 9
3-4 15 65,2 1 100 1 50 17
>4 0 0 0 0 0 0 0

Total 23 100 1 100 2 100 26


Tindakan responden sebagian besar responden mempunyai tindakan baik
adalah ibu denga jumlah anak sebanyak 15 orang (65,2%), sedangkan yang
mempunyai tindakan sedang sebanyak 1 orang (100%) dan yang mempunyai
tindakan kurang masing-masing sebanyak 1 orang (50%).
Tabel 3Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan umur pada pertolongan
pertama diare
Pengetahuan
Umur Baik Sedang Kurang Total
F % F % F %

< 20 1 5 0 0 3 100 4
21-30 12 60 3 100 0 0 15
>31 7 35 0 0 0 0 7

Total 20 100 3 100 3 100 26

Tingkat pengetahuan berdasarkan umur sebagian besar responden


mempunyai pengetahuan baik adalah ibu dengan umur 21-30 sebanyak 12 orang
(60%), sedangkan yang mempunyai pengtahuan sedang adalah ibu dengan umur
2130 sebanyak 3 orang (100%) dan yang mempunyai pengetahuan kurang adalah ibu
dengan umur <20 sebanyak 3 orang (100%)
Sikap responden bedasarkan umur sebagian besar responden mempunyai
sikap baik adalah ibu dengan umur 21-30 sebanyak 12 orang (57,1%), sedangkan
yang mempunyai sikap sedang adalah ibu dengan umur > 31 sebanyak 5 orang
(23,8%) dan yang mempunyai sikap kurang adalah ibu dengan umur 21-30 sebanyak
3 orang (100%). tindakan responden sebagian besar responden mempunyai tindakan
baik adalah ibu dengan umue 21-30 sebanyak 13 orang (56,5%), sedangkan yang
mempunyai tindakan sedang adalah ibu dengan umur 21-30 sebanyak 1 orang
(100%) dan yang mempunyai tindakan kurang adalah ibu dengan umur sebanyak 1
orang (50%).
D. PEMBAHASAN
1. Pengetahuan tentang diare
Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’ dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu.Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over
behavior).
2. Sikap tentang diare
Sikap adalah pandangan–pandangan atau perasaan yang disertai
kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi. (Wawan, 2010). Sikap
merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan berpikir,
keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.
3. Tindakan tentang diare
Tindakan adalah Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu
tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan
nyata diperlukan factor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,
antara lain adalah fasilitas.
Baik tidaknya pengetahuan, sikap, tindakan tentang penatalaksanaan
demam dipengaruhi oleh beberapa faktor: umur, pendidikan, jumlah anak karena
semakin bertambah pengetahuan masyarakat maka semakin tinggi keinginan
untuk mengetahui kesehatan dan juga akan menambah suatu tingkah laku atau
kebiasaan yang sehat dalam diri masyarakat (Notoatmojo, 2002). Responden
yang memiliki pendidikan sedang, umur, dan pengalaman mengurus anak yang
pernah dilahirkan mempengaruhi pertolongan pertama pada balita diare di rumah.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengetahuan responden berdasarkan
tingkat pendidikan yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 13 orang (65%),
sedangkan sikap responden yang mempunyai sikap baik sebanyak 11 orang
(52,4%) dan yang mempunyai tindakan baik sebanyak 14 orang (60,9%).
Banyak faktor yang melatarbelakangi tingkat pengetahuan seseorang.
Pengetahuan umumnya datang dari tingkat pendidikan, informasi, budaya dan
social ekonomi, seperti penelitian yang dikemukakan (Eriyani, 2005)
menyebutkan bahwa pada kelompok SD dan tidak lulus SMP tidak mempunyai
pengetahuan baik, sedangkan pada tingkat SMP,SMA dan perguruan tinggi
menpunyai pengetahuan baik. Semakin tinggi pendidikan maka pengetahuannya
semakin luas dan baik.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengetahuan responden berdasarkan
jumlah anak yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 14 orang (70%),
sedangkan yang mempunyai sikap baik sebanyak 13 orang (61,9%) dan yang
mempunyai tindakan baik sebanyak 15 orang (65,2%). Menurut Saifuddin (2006)
disebutkan bahwa, status seorang wanita sehubungan jumlah anak yang pernah
dilahirkan mempengaruhi proses penatalaksanaan, semakin banyak anak yang
pernah dilahirkan maka semakin bertambah pula pengalaman dan pengetahuan
seseorang.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pengetahuan responden berdasarkan
umur yang mempunyai pengetahuan baiksebanyak 12 orang (60%), sedangkan
yang mempunyai sikap baik sebanyak 12 orang (51,7%) dan yang mempunyai
tindakan baik sebanyak 13 orang (56,5%). Menurut Notoatmojo (2007)
disebutkan bahwa, umur seseorang berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola
pikir seseorang. Semakin bertambah umur seseorang maka semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh orang
tersebut semakin membaik.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Karakteristik responden Di Wilayah Puskesemas Karangnongko sebagian besar
berpendidikan sedang jumlah 15 orang (34,6%), sebagian responden dalam
kategori pengetahuan baik sebanyak 20 orang (77%), kategori sikap baik
sebanyak 20 orang (77%) dan kategori tindakan baik sebanyak 23 orang (88,5%)
2. Gambaran Pengetahuan Ibu Dalam Pertolongan Pertama Diare balita Di wilayah
Puskesmas Karangnongko memperoleh hasil baik yaitu sebanyak 20 orang
(77%) sedangkan sebanyak 3 orang (11,5%) dan kurang sebanyak 3 orang
(11,5%).
3. Gambaran Sikap Ibu Dalam Pertolongan Pertama Diare Pada Balita di Wilayah
Puskesmas karangnongko memperoleh hasil baik yaitu sebanyak 20 orang
(77%) sedangkan yang mempuyai sikap sedang sebanyak 3 orang (11,5%) dan
kurang sebanyak 3 orang (11,5%).
4. Gambaran Tindakan Ibu Dalam Pertolongan Pertama Diare Pada Balita Di
Wilayah Puskesmas Karangnongko memperoleh hasil gambaran tindakan baik
yaitu sebanyak 23 orang (88,5%) sedangkan yang mempunyai tindakan sedang
yaitu sebanyak 1 orang (3,8%) dan kurang masing-masing sebanyak 2 orang
(7,7%).
Saran
1. Bagi Responden
Bagi responden yang sudah memiliki penatalaksanaan baik diharapkan
mempertahankan membagi pengetahuan kepada ibu-ibu lain yang masih
mengalami kesulitan dalam Pertolongan Pertama Diare Pada Balita.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Bagi petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan pemebrian penyuluhan
dan masukan tentang Pertolongan Pertama Diare Pada Balita bertujuan untuk
memberi informasi dan meningkatkan pengetahuan Ibu guna menurunkan angka
Insiden Diare.
3. Bagi Peneliti Lainnya
Bagi peneliti lainnya yang berminat untuk melakukan penelitian serupa,
hendaknya mengambil variabel lain yang berhubungan dengan judul penelitian
ini. Hasil penelitian ini hendaknya bisa ditindak lanjuti.

DAFTAR PUSTAKA
ARIKUNTO, Suharsimi. 2007. Manajemenpenelitian. Jakarta: PT RinekaCipta.
Aziz AlimulHidayat. 2007. MetodepenelitianKeperawatandanTeknikanalisis Data.
Jakarta: Salembamedika.
Depkes, R.I. 2010 Profilkesehatan Indonesia, Jakarta.

DinaskesehatanprovinsiJawa Tengah. 2008.


Tentangpedomanpemberantasanpenyakitdiare. Jakarta: Departemenkesehatan.
Notoadmojo. 2003. Metodologipenelitiankesehatan. Jakarta: PT RinekaCipta.
SoegijantoSoegeng. 2002. Ilmupenyakitanakdiagnosadanpenatalaksanaan. Jakarta:
Salembamedika.
Abdoerrachman. 1985. Bukukuliah 1 ilmukesehatananak. Jakarta: In for medika.
KMS BalitaDepkes. RI. 2010.

Anda mungkin juga menyukai