Anda di halaman 1dari 5

ETIKA, NILAI & MORAL

ETIKA
1. PENGERTIAN ETIKA
Berasal dari bahasa Yunani “ethos”. Artinya: “custom” atau kebiasaan yang berkaitan dengan
tindakan atau tingkah laku manusia.Istilah Etika digunakan untuk menyebut ilmu dan prinsip
dasar penilaian baik buruknya perilaku manusia atau berisi tentang kajian ilmiah terhadap ajaran
moral.
Etika adalah filsafat moral yang berkaitan dengan studi tentang tindakan baik atau buruk
manusia dalam mencapai kebahagiaan.
Modal dasar dalam etika adalah perilaku,,sedang perilaku manusia dipengaruhi oleh pikiran dan
hati (perasaan).
2. FUNGSI ETIKA
Fungsi etika adalah sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai
moralitas. Orientasi kritis diperlukan karena kita dihadapkan dengan pluralisme moral. Etika
bersifat lebih umum, konseptual, dan hanya berlaku dalam pergaulan (saat ada orang lain).
Sedangkan moral bersifat lebih detail dan secara langsung, moral berlaku sepanjang hidup (ada
atau tidak ada orang lain.
3. MACAM-MACAM ETIKA
Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya
dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu
memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang
lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan
penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan
dengan etika, terdapat dua macam etika (Keraf: 1991: 23), sebagai berikut:

Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh
setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai
fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi
dan realitas yang membudaya. Da-pat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau
tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia
dapat bertindak secara etis.

Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa
yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika
Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik
dan meng-hindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di
masyarakat. Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika tersebut di atas dapat diklasifikasikan menjadi tiga (3)
jenis definisi, yaitu sebagai berikut:

 Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan tentang nilai baik dan
buruk dari perilaku manusia.

 Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik buruknya perilaku
manusia dalam kehidupan bersama. Definisi tersebut tidak melihat kenyataan bahwa ada keragaman
norma, karena adanya ketidaksamaan waktu dan tempat, akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan
lebih bersifat sosiologik.

 Jenisketiga,etikadipandangsebagaiilmupengetahuanyangbersifatnormatif,danevaluatifyanghanyamemberikannilaibaik
buruknyaterhadapperilakumanusia.Dalamhalinitidakperlumenunjukkanadanyafakta,cukupinformasi,menganjurkandan
merefleksikan.Definisietikainilebihbersifatinformatif,direktifdanreflektif.

NILAI
1. PENGERTIAN NILAI
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia.
Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan pancasila sebagai ideologi
terbuka. Perumusan pancasila sebagai dalam pembukaan UUD 1945. Alinea 4 dinyatakan
sebagai nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental. Nilai dasar tidak
berubah dan tidak boleh diubah lagi. Betapapun pentingnya nilai dasar yang tercantum
dalam pembukaan UUD 1945 itu, sifatnya belum operasional. Artinya kita belum dapat
menjabarkannya secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan UUD 1945
sendiri menunjuk adanya undang-undang sebagai pelaksanaan hukum dasar tertulis itu.
Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 itu memerlukan
penjabaran lebih lanjut. Penjabaran itu sebagai arahan untuk kehidupan nyata. Penjabaran
itu kemudian dinamakan Nilai Instrumental.

Nilai Instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar yang dijabarkannya
Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam bentuk-bentuk baru untuk
mewujudkan semangat yang sama dan dalam batas-batasyang dimungkinkan oleh nilai
dasar itu. Penjabaran itu jelas tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya.
2. CIRI-CIRI NILAI
Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah Sebagai berikut.
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat
abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu.
Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai,tetapi kita tidak bisa
mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah kejujuran itu.
b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu
keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen). Nilai diwujudkan dalam bentuk
norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai keadilan. Semua orang
berharap dan mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai.
Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya.Misalnya, nilai
ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai
derajat ketakwaan.

3. MACAM-MACAM NILAI
Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu
a. Nilai logika adalah nilai benar salah.
b. Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah.
c. Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk.
Berdasarkan klasifikasi di atas, kita dapat memberikan contoh dalam kehidupan. Jika
seorang siswa dapat menjawab suatu pertanyaan, ia benar secara logika. Apabila ia keliru
dalam menjawab, kita katakan salah. Kita tidak bisa mengatakan siswa itu buruk karena
jawabanya salah. Buruk adalah nilai moral sehingga bukan pada tempatnya kita
mengatakan demikian. Contoh nilai estetika adalah apabila kita melihat suatu
pemandangan, menonton sebuah pentas pertunjukan, atau merasakan makanan, nilai
estetika bersifat subjektif pada diri yang bersangkutan. Seseorang akan merasa senang
dengan melihat sebuah lukisan yang menurutnya sangat indah, tetapi orang lain mungkin
tidak suka dengan lukisan itu. Kita tidak bisa memaksakan bahwa luikisan itu
indah.
Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan
baik atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak
semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan
manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan
kita sehari-hari.
Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga nilai
itu adalah sebagai berikut :
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau
kebutuhan ragawi manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan atau aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai
kerohanian meliputi
1) Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia.
2) Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan(emotion)
manusia.
3) Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak (karsa,Will)
manusia.
Nilai religius yang merupakan nilai keohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada
kepercayaan atau keyakinan manusia.

MORAL
1. PENGERTIAN MORAL
Secara bahasa moral berasal dari kata Latin “Mos” yang dalam bentuk jamaknya “Mores”
yang berarti juga adat atau cara hidup. Moral dan etika sama artinya, tetapi dalam pemakaian
sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral dan atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang
dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang ada. moral juga
merupakan istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan
nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-hari dikatakan
bahwa orang tersebut bermoral, maka yang dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut tingkah
lakunya baik.
Contoh : Perbuatan itu bermoral Sesuai dengan norma Etika

2. MACAM-MACAM MORAL
 Moral keagamaan
Merupakan moral yang selalu berdasarkan pada ajaran agama Islam.
 Moral sekuler
Merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanya bersifat duniawi semata-
mata.

PERSAMAAN
Ada beberapa persamaan antara moral, etika, nilai yang dapat dipaparkan sebagai berikut:
o Pertama, moral, etika, nilai mengacu kepada ajaran atau gambaran
tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik.
o Kedua, moral, etika, nilai merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk
menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah
kualitas etika, moral seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah
pula kualitas kemanusiaannya.
o Ketiga, moral, etika, nilai seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata
merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi
merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan dan
aktualisasi potensi positif tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan
keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat secara tersu menerus, berkesinambangan, dengan tingkat
keajegan dan konsistensi yang tinggi.

PERBEDAAN
 Selain ada persamaan antara moral, etika, nilai sebagaimana diuraikan di atas terdapat
pula beberapa segi perbedaan yang menjadi ciri khas masing-masing dari istilah tersebut.
Berikut ini adalah uraian mengenai segi-segi perbedaan yang dimaksud:
o Nilai-nilai yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu
perbuatan, kelakuan, sifat. Sementara itu, etika merupakan filsafat nilai,
pengetahuan tentang nilai-nilai, dan kesusilaan tentang baik dan buruk. Jadi, etika
bersumber dari pemikiran yang mendalam dan renungan filosofis, yang pada
intinya bersumber dari akal sehat dan hati nurani. Etika besifat temporer, sangat
tergantung kepada aliran filosofis yang menjadi pilihan orang-orang yang
menganutnya.

Anda mungkin juga menyukai