Anda di halaman 1dari 14

CARA MENCEGAH MALARIA

Dimana biasanya malaria dijumpai?

Malaria merupakan suatu masalah kesehatan yang banyak terjadi pada negara-
negara tropis. Malaria juga dapat menjadi suatu masalah bagi orang-orang yang
berkunjung ke negara-negara tropis tersebut. Jika anda bepergian atau traveling
pada suatu daerah tropis atau ke suatu negara dimana kasus malaria sering terjadi
di sana, anda sebaiknya berhati-hati akan rersiko penularan malaria dan
lakukanlah tindakan pencegahan sebelum terserang penyakit ini.

Bagaimana anda dapat melindungi diri anda dari malaria?

Anda sebaiknya melakukan apapun yang anda bisa lakukan untuk menjaga diri
anda dari gigitan nyamuk. Jika bisa, tidurlah dalam ruangan yang terpasang
kelambu pada jendela dan pintunya sehingga nyamuk tidak bisa masuk. Gunakan
atau pasang juga kelambu pada tempat tidur anda. Jika memungkinkan, semprot
kelambu dengan permethrin (nama merek:elimite). Permethrin adalah obat
semprot yang berfungsi mengusir atau menolak nyamuk. Sepanjang malam,
pakailah celana berwarna terang dan kemeja baju lengan panjang. Adalah penting
untuk melindungi diri anda dengan sebuah obat semprot penolak hama khususnya
nyamuk yang berisi bahan kimia yang disebut dengan DEET kurang dari 35%.
Hindari keluar rumah malam hari tanpa menggunakan pelindung, dimana pada
malam hari nyamuk-nyamuk biasanya bersifat lebih aktif dan berpotensi tinggi
terjadinya gigitan. Obat-obatan medis juga tersedia untuk membantu mencegah
malaria.

Apa obat-obat medis yang dapat anda gunakan untuk mencegah malaria?

Jika anda merencanakan perjalanan ke negara dimana kasus malaria sering terjadi,
anda mungkin akan memerlukan obat yang dapat menjaga anda dari penularan
atau terserang malaria. Obat malaria ini disebut dengan obat prophylactic. Yang
perlu anda ingat, meskipun ada obat yang dapat membantu anda mencegah
penularan atau terserang malaria, akan tetapi tidak ada obat yang dapat
memberikan perlindungan 100% kepada anda dan anda sebaiknya tetap
melakukan tindakan-tindakan pencegahan terhadap penyakit ini seprti yang telah
disebutkan di atas.

Obat malaria prophylactic digunakan atau dikonsumsi pada beberapa hari atau
satu minggu sebelum anda memulai bepergian atau melakukan perjalanan. Anda
akan tetap mengkonsumsi obat ini selama dalam perjalanan dan setelah perjalanan
selama 1-4 minggu, hal ini tergantung pada obat apa yang anda minum (dokter
akan memberikan anda arahan dan cara penggunaannya). Adalah penting untuk
tetap mengkonsumsi obat ini setelah perjalanan anda selesai, hal ini dikarenakan
parasite malaria dapat tetap hidup dalam darah anda. Jika anda menghentikan
penggunaan obat ini terlalu cepat, hal ini dapat memberikan kesempatan bagi
parasit malaria untuk tumbuh dan membuat anda sakit, terserang malaria. Obat-
obat malaria mempunyai beberapa efek samping, dan tidak semua orang
dapat/boleh meminumnya. Dokter akan memberitahukan kepada anda obat yang
manakah yang tepat untuk anda. Apa saja jenis obat yang anda konsumsi akan
tergantung pada tempat tujuan dimana anda akan bepergian.

Atovaquone atau proguanil (Malarone) dan Mefloquine (Lariam) adalah dua jenis
obat yang dapat anda minum. Apabila anda tidak dapat atau tidak diperbolehkan
meminum kedua jenis obat ini, dokter mungkin akan menyarankan anda untuk
meminum doxycycline (Vibramycin). Obat ini membuat anda menjadi mudah
terbakar sinar matahari, maka dari itu anda harus memakai topi, baju lengan
panjang dan sunscreen protektor pada saat anda diluar rumah.

Jika anda melakukan perjalanan atau bepergian ke bagian tengah amerika,


republik dominika, haiti atau beberapa wilayah di timur tengah, dokter mungkin
akan memberikan anda resep obat chloroquine (nama dagang: Aralen) pada anda
sebagai upaya pencegahan malaria.

Pencegahan Malaria

A. PENCEGAHAN PRIMER

1. Tindakan terhadap manusia

a. Edukasi adalah faktor terpenting pencegahan malaria yang harus diberikan


kepada setiap pelancong atau petugas yang akan bekerja di daerah endemis.
Materi utama edukasi adalah mengajarkan tentang cara penularan malaria, risiko
terkena malaria, dan yang terpenting pengenalan tentang gejala dan tanda malaria,
pengobatan malaria, pengetahuan tentang upaya menghilangkan tempat
perindukan.

b. Melakukan kegiatan sistem kewaspadaan dini, dengan memberikan penyuluhan


pada masyarakat tentang cara pencegahan malaria.

c. Proteksi pribadi, seseorang seharusnya menghindari dari gigtan nyamuk dengan


menggunakan pakaian lengkap, tidur menggunakan kelambu, memakai obat
penolak nyamuk, dan menghindari untuk mengunjungi lokasi yang rawan malaria.

d.Modifikasi perilaku berupa mengurangi aktivitas di luar rumah mulai senja


sampai subuh di saat nyamuk anopheles umumnya mengigit.

2. Kemoprofilaksis (Tindakan terhadap Plasmodium sp)

Walaupun upaya pencegahan gigitan nyamuk cukup efektif mengurangi paparan


dengan nyamuk, namun tidak dapat menghilangkan sepenuhnya risiko terkena
infeksi. Diperlukan upaya tambahan, yaitu kemoprofilaksis untuk mengurangi
risiko jatuh sakit jika telah digigit nyamuk infeksius. Beberapa obat-obat
antimalaria yang saat ini digunakan sebagai kemoprofilaksis adalah klorokuin,
meflokuin (belum tersedia di Indonesia), doksisiklin, primakuin dan sebagainya.
Dosis kumulatif maksimal untuk pengobatan pencegahan dengan klorokuin pada
orang dewasa adalah 100 gram basa.

Untuk mencegah terjadinya infeksi malaria terhadap pendatang yang berkunjung


ke daerah malaria pemberian obat dilakukan setiap minggu; mulai minum obat 1-
2 minggu sebelum mengadakan perjalanan ke endemis malaria dan dilanjutkan
setiap minggu selama dalam perjalanan atau tinggal di daerah endemis malaria
dan selama 4 minggu setelah kembali dari daerah tersebut.

Pengobatan pencegahan tidak diberikan dalam waktu lebih dari 12-20 minggu
dengan obat yang sama. Bagi penduduk yang tinggal di daerah risiko tinggi
malaria dimana terjadi penularan malaria yang bersifat musiman maka upaya
pencegahan terhadap gigitan nyamuk perlu ditingkatkan sebagai pertimbangan
alternatif terhadap pemberian pengobatan profilaksis jangka panjang dimana
kemungkinan terjadi efek samping sangat besar.

3. Tindakan terhadap vektor

1. Pengendalian secara mekanis


Dengan cara ini, sarang atau tempat berkembang biak serangga dimusnahkan,
misalnya dengan mengeringkan genangan air yang menjadi sarang nyamuk.
Termasuk dalam pengendalian ini adalah mengurangi kontak nyamuk dengan
manusia, misalnya memberi kawat nyamuk pada jendela dan jalan angin lainnya.

2. Pengendalian secara biologis


Pengendalian secara biologis dilakukan dengan menggunakan makhluk hidup
yang bersifat parasitik terhadap nyamuk atau penggunaan hewan predator atau
pemangsa serangga. Dengan pengendalian secara biologis ini, penurunan populasi
nyamuk terjadi secara alami tanpa menimbulkan gangguan keseimbangan ekologi.
Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, melakukan radiasi terhadap nyamuk
jantan sehingga steril dan tidak mampu membuahi nyamuk betina. Pada saat ini
sudah dapat dibiakkan dan diproduksi secara komersial berbagai mikroorganisme
yang merupakan parasit nyamuk. Bacillus thuringiensis merupakan salah satu
bakteri yang banyak digunakan, sedangkan Heterorhabditis termasuk golongan
cacing nematode yang mampu memeberantas serangga.

Pengendalian nyamuk dewasa dapat dilakukan oleh masyarakat yang memiliki


temak lembu, kerbau, babi. Karena nyamuk An. aconitus adalah nyamuk yang
senangi menyukai darah binatang (ternak) sebagai sumber mendapatkan darah,
untuk itu ternak dapat digunakan sebagai tameng untuk melindungi orang dari
serangan An. aconitus yaitu dengan menempatkan kandang ternak diluar rumah
(bukan dibawah kolong dekat dengan rumah).
3. Pengendalian secara kimiawi
Pengendalaian secara kimiawi adalah pengendalian serangga mengunakan
insektisida. Dengan ditemukannya berbagai jenis bahan kimiayang bersifat
sebagai pembunuh serangga yang dapat diproduksi secara besar-besaran, maka
pengendalian serangga secara kimiawi berkembang pesat.

B. PENCEGAHAN SEKUNDER

1. Pencarian penderita malaria


Pencarian secara aktif melalui skrining yaitu dengan penemuan dini penderita
malaria dengan dilakukan pengambilan slide darah dan konfirmasi diagnosis
mikroskopis dan /atau RDT (Rapid Diagnosis Test)) dan secara pasif dengan cara
melakukan pencatatan dan pelaporan kunjungan kasus malaria.

2. Diagnosa dini

a. Gejala Klinis
Diagnosis malaria sering memerlukan anamnesis yang tepat dari penderita tentang
keluhan utama (demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala,
mual, muntah, diare, dan nyeri otot atau pegal-pegal), riwayat berkunjung dan
bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemis malaria, riwayat tinggal di
daerah endemis malaria, riwayat sakit malaria, riwayat minum obat malaria satu
bulan terakhir, riwayat mendapat transfusi darah. Selain itu juga dapat dilakukan
pemeriksaan fisik berupa:
- Demam (pengukuran dengan thermometer ≥37.5 °C)
- Anemia
- Pembesaran limpa (splenomegali) atau hati (hepatomegali)

b. Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan mikroskopis
- Tes Diagnostik Cepat (RDT, Rapid Diagnostic Test)

c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum penderita, meliputi
pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah leukosit, eritrosit dan
trombosit. Bisa juga dilakukan pemeriksaan kimia darah, pemeriksaan foto toraks,
EKG (Electrokardiograff), dan pemeriksaan lainnya.

3. Pengobatan yang tepat dan adekuat

Berbeda dengan penyakit-penyakit yang lain, malaria tidak dapat disembuhkan


meskipun dapat diobati untuk menghilangkan gejala-gejala penyakit. Malaria
menjadi penyakit yang sangat berbahaya karena parasit dapat tinggal dalam tubuh
manusia seumur hidup. Sejak 1638, malaria diobati dengan ekstrak kulit tanaman
cinchona. bahan ini sangat beracun tetapi dapat menekan pertumbuhan protozoa
dalam darah.

Saat ini ada tiga jenis obat anti malaria, yaitu Chloroquine, Doxycyline, dan
Melfoquine. Tanpa pengobatan yang tepat akan dapat mengakibatkan kematian
penderita. Pengobatan harus dilakukan 24 jam sesudah terlihat adanya gejala.

Pengobatan spesifik untuk semua tipe malaria:

a. Pengobatan untuk mereka yang terinfeksi malaria adalah dengan menggunakan


chloroquine terhadap P. falciparum, P. vivax, P. malariae dan P. ovale yang masih
sensitif terhadap obat tersebut.

b. Untuk pengobatan darurat bagi orang dewasa yang terinfeksi malaria dengan
komplikasi berat atau untuk orang yang tidak memungkinkan diberikan obat
peroral dapat diberikan obat Quinine dihydrochloride.

c. Untuk infeksi malaria P. falciparum yang didapat di daerah dimana ditemukan


strain yang resisten terhadap chloroquine, pengobatan dilakukan dengan
memberikan quinine.

d. Untuk pengobatan infeksi malaria P. vivax yang terjadi di Papua New Guinea
atau Irian Jaya (Indonesia) digunakan mefloquine.

e. Untuk mencegah adanya infeksi ulang karena digigit nyamuk yang


mengandung malaria P. vivax dan P. ovale berikan pengobatan dengan
primaquine. Primaquine tidak dianjurkan pemberiannya bagi orang yang terkena
infeksi malaria bukan oleh gigitan nyamuk (sebagai contoh karena transfusi
darah) oleh karena dengan cara penularan infeksi malaria seperti ini tidak ada fase
hati.

C. PENCEGAHAN TERTIER

1. Penanganan akibat lanjut dari komplikasi malaria

Kematian pada malaria pada umumnya disebabkan oleh malaria berat karena
infeksi P. falciparum. Manifestasi malaria berat dapat bervariasi dari kelainan
kesadaran sampai gangguan fungsi organ tertentu dan gangguan metabolisme.
Prinsip penanganan malaria berat:

a. Pemberian obat malaria yang efektif sedini mungkin


b. Penanganan kegagalan organ seperti tindakan dialisis terhadap gangguan fungsi
ginjal, pemasangan ventilator pada gagal napas.
c. Tindakan suportif berupa pemberian cairan serta pemantauan tanda vital untuk
mencegah memburuknya fungsi organ vital.
2. Rehabilitasi mental atau psikologis

Pemulihan kondisi penderita malaria,memberikan dukungan moril kepada


penderita dan keluarga di dalam pemulihan dari penyakit malaria, melaksanakan
rujukan pada penderita yang memerlukan pelayanan tingkat lanjut.
Kiat
Mencegah
Malaria
Malaria bisa menyerang semua orang, baik lelaki maupun perempuan pada semua
golongan umur dari bayi, anak-anak maupun orang dewasa. Bila terserang
penyakit ini, penderita bisa mengalami koma, kegagalan multi organ, bahkan
kematian. Padahal, hal itu sebenarnya bisa dicegah dengan cara mudah dan
murah.
Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Direktorat Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Rita Kusriastuti,
dalam acara peringatan Hari Malaria Sedunia, di Gedung Departemen Kesehatan,
Jakarta, Rabu (22/4) menyatakan, sejauh ini ada beberapa cara paling aman untuk
terhindar dari malaria.

Pertama, menghindari atau mengurangi gigitan nyamuk dengan cara tidur di


dalam kelambu berinsektisida, berada di dalam rumah pada malam hari,
mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk, memakai obat nyamuk bakar
atau menyemprot dengan obat nyamuk. Jangan lupa memasang kawat kasa pada
jendela atau ventilasi, ujarnya.

Kedua, membersihkan tempat-tempat hinggap atau istirahat nyamuk dan


memberantas sarang nyamuk dengan membersihkan rumput dan semak di tepi
saluran, melipat kain-kain yang ber gantungan, mengusahakan keadaan di dalam
rumah tidak ada tempat gelap dan lembab dengan memasang genting kaca dan
membuka kaca. Cara lain adalah, membersihkan semak-semak di sekitar rumah,
mengalirkan genangan air, dan menimbun dengan tanah atau pasir semua
genangan air di sekitar rumah.

Cara pencegahan lain adalah, membunuh nyamuk dewasa dengan cara


menyemprot rumah-rumah dengan racun serangga atau insektisida, membunuh
jentik-jentik nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik. "Selain itu, bunuh
jentik nyamuk dengan menyemprot obat anti larva atau jentik pada genangan air,
serta melestarikan hutan bakau di rawa-rawa sepanjang pantai
SATUAN ACARA PENYULUHAN MALARIA
Topik : Malaria
Pokok bahasan : Pengetahuan dasar tentang malaria
Sub pokok bahasan : Pengetahuan dasar jenis-jenis malaria
Peserta : Warga
Waktu pertemuan : 1 x 60 menit
Pemberi Materi : Mahasiswa LKP Kelompok III Stikes Merangin

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan ini, warga dapat memahami tentang pengetahuan
dasar tentang malaria.

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti penyuluhan ini, warga dapat
1. Menyebutkan pengertian malaria
2. Menyebutkan gejala-gejala
3. Pengobatan malaria

C. Materi Penyuluhan (Terlampir)


1. Pengertian malaria
2. Gejala-gejala
3. Pengobatan malaria

D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Uraian Kegiatan Penyuluhan
KEGIAT
N NAMA ALOKASI KEGIATAN
AN
O KEGIATAN WAKTU PENYULUHAN
WARGA
1 Pendahuluan 2 menit  Mengucapkan salam  Menjaw
 Memperkenalkan ab salam
diri  Diam
 Menyampaikan memperha
tujuan tikan.
2 Pelaksanan/Kegiatan 6 menit
inti  Memaparkan
pengertian, Malaria  Menden
yang sering dialami garkan
masyarakat, gejala dengan
Malaria baik.
 Menjawab
pertanyaan dari warga

 Bertany
 Memberikan a kepada
kesempatan untuk pengajar
bertanya kepada warga tentang

 Memberikan materi

evaluasi secara lisan yang

tentang materi yang disampaik

telah disampaikan. an.


3 Penutup 2 menit
 Menyimpulkan  Menjaw
3.
materi ab

 Salam penutup. pertanyaan


yang
diberikan
warga

 Menjaw
ab
evaluasi
secara
lisan.
 Mempe
rhatikan

 Menjaw
ab salam

F. Media dan Sumber Pengajaran


Media:
1. Materi tentang Malaria
Sumber Pengajaran:
1. Ito J, Ghosh A, Moreira LA, Wimmer EA, Jacobs-Lorena M. Transgenic
anopheline mosquitoes impaired in transmission of a malaria parasite. Nature
2002;417:387-8.
2. www.wikipedia.org

G. Evaluasi Hasil Pengajaran


Metode : Tanya jawab / Lisan
Instrumen :
Warga dapat menjawab pertanyaan mahasiswa sebagai penyuluh dengan kriteria:
1. Sebanyak 90% warga dapat menyebutkan pengertian Malaria dengan
bahasanya sendiri.
2. Sebanyak 90% warga mampu menyebutkan gejala-gejala
3. Sebanyak 90% warga mampu menyebutkan cara pengobatan Malaria.
MATERI PEMBELAJARAN
PENGETAHUAN DASAR MALARIA
A. PENGERTIAN

Malaria adalah sejenis penyakit menular yang dalam manusia sekitar 350-500
juta orang terinfeksi dan lebih dari 1 juta kematian setiap tahun, terutama di
daerah tropis dan di Afrika di bawah gurun Sahara. Untuk penemuannya atas
penyebab malaria, seorang dokter militer Prancis Charles Louis Alphonse Laveran
diberikan Penghargaan Nobel untuk Fisiologi dan Medis pada 1907. Malaria
adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya,
hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari
genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin
menggigil) serta demam berkepanjangan.
Dengan munculnya program pengendalian yang didasarkan pada penggunaan
residu insektisida, penyebaran penyakit malaria telah dapat diatasi dengan cepat.
Sejak tahun 1950, malaria telah berhasil dibasmi di hampir seluruh Benua Eropa
dan di daerah seperti Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Namun penyakit ini
masih menjadi masalah besar di beberapa bagian Benua Afrika dan Asia
Tenggara. Sekitar 100 juta kasus penyakit malaria terjadi setiap tahunnya dan
sekitar 1 persen diantaranya fatal. Seperti kebanyakan penyakit tropis lainnya,
malaria merupakan penyebab utama kematian di negara berkembang.
Pertumbuhan penduduk yang cepat, migrasi, sanitasi yang buruk, serta daerah
yang terlalu padat, membantu memudahkan penyebaran penyakit tersebut.
Pembukaan lahan-lahan baru serta perpindahan penduduk dari desa ke kota
(urbanisasi) telah memungkinkan kontak antara nyamuk dengan manusia yang
bermukim didaerah tersebut. Penyakit Malaria yang terjadi pada manusia Penyakit
malaria memiliki 4 jenis, dan masing-masing disebabkan oleh spesies parasit yang
berbeda. Gejala tiap-tiap jenis biasanya berupa meriang, panas dingin menggigil
dan keringat dingin. Dalam beberapa kasus yang tidak disertai pengobatan, gejala-
gejala ini muncul kembali secara periodik. Jenis malaria paling ringan adalah
malaria tertiana yang disebabkan oleh Plasmodium vivax, dengan gejala demam
dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi
selama 2 minggu setelah infeksi).
Demam rimba (jungle fever ), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga
malaria tropika, disebabkan oleh Plasmodium falciparum merupakan penyebab
sebagian besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi
jalan darah ke otak, menyebabkan koma, mengigau, serta kematian. Malaria
kuartana yang disebabkan oleh Plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi
lebih lama daripada penyakit malaria tertiana atau tropika; gejala pertama
biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala
tersebut kemudian akan terulang kembali setiap 3 hari. Jenis ke empat dan
merupakan jenis malaria yang paling jarang ditemukan, disebabkan oleh
Plasmodium ovale yang mirip dengan malaria tertiana.
Pada masa inkubasi malaria, protozoa tumbuh didalam sel hati; beberapa
hari sebelum gejala pertama terjadi, organisme tersebut menyerang dan
menghancurkan sel darah merah sejalan dengan perkembangan mereka, sehingga
menyebabkan demam.
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya,
malaria disebabkan oleh parasit malaria / Protozoa genus Plasmodium bentuk
aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamuk malaria (
anopeles ) betina ( WHO 1981 ) ditandai dengan deman, muka nampak pucat dan
pembesaran organ tubuh manusia. Parasit malaria pada manusia yang
menyebabkan Malaria adalah Plasmodium falciparum, plasmodium vivax,
plasmodium ovale dan plasmodium malariae.Parasit malaria yang terbanyak di
Indonesia adalah Plasmodium falciparum dan plasmodium vivax atau campuran
keduanya, sedangkan palsmodium ovale dan malariae pernah ditemukan di
Sulawesi, Irian Jaya dan negara Timor Leste. Proses penyebarannya adalah
dimulai nyamuk malaria yang mengandung parasit malaria, menggigit manusia
sampai pecahnya sizon darah atau timbulnya gejala demam. Proses penyebaran ini
akan berbeda dari setiap jenis parasit malaria yaitu antara 9-40 hari ( WHO 1997
). Siklus parasit malaria adalah setelah nyamuk Anopheles yang mengandung
parasit malaria menggigit manusia, maka keluar sporozoit dari kelenjar ludah
nyamuk masuk kedalam darah dan jaringan hati.
Parasit malaria pada siklus hidupnya, membentuk stadium sizon jaringan
dalam sel hati ( ekso-eritrositer ). Setelah sel hati pecah akan keluar merozoit /
kriptozoit yang masuk ke eritrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit (
stadium eritrositer ), mulai bentuk tropozoit muda sampai sison tua / matang
sehingga eritrosit pecah dan keluar merosoit. Merosoit sebagian besar masuk
kembali ke eritrosit dan sebagian kecil membentuk gametosit jantan dan betina
yang siap untuk diisap oleh nyamuk malaria betina dan melanjutkan siklus hidup
di tubuh nyamuk (stadium sporogoni).
Pada lambung nyamuk terjadi perkawinan antara sel gamet jantan (mikro
gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot. Zigot akan
berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk berubah
menjadi ookista. Setelah ookista matang kemudian pecah, maka keluar sporozoit
dan masuk ke kelenjar liur nyamuk yang siap untuk ditularkan ke dalam tubuh
manusia. Khusus P. Vivax dan P. Ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati
(sizon jaringan), sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak melanjutkan
siklusnya ke sel eritrosit tetapi tertanam di jaringan hati disebut Hipnosoit (lihat
bagan siklus), bentuk hipnosoit inilah yang menyebabkan malaria relapse.
Pada penderita yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam
keadaan daya tahan tubuh menurun misalnya akibat terlalu lelah/sibuk/stres atau
perobahan iklim (musim hujan), maka hipnosoit akan terangsang untuk
melanjutkan siklus parasit dari dalam sel hati ke eritrosit. Setelah eritrosit yang
berparasit pecah akan timbul gejala penyakitnya kembali. Misalnya 1/2 tahun
yang sebelumnya pernah menderita P. Vivax/Ovale dan sembuh setelah diobati,
suatu saat dia pindah ke daerah bebas malaria dan tidak ada nyamuk malaria, dia
mengalami kelelahan/stres, maka gejala malaria muncul kembali dan bila
diperiksa SD-nya akan positif P. Vivax/Ovale. Pada P. Falciparum dapat
menyerang ke organ tubuh dan menimbulkan kerusakan seperti pada otak, ginjal,
paru, hati dan jantung, yang mengakibatkan terjadinya malaria berat/komplikasi,
sedangkan P. Vivax, P. Ovale dan P. Malariae tidak merusak organ tersebut. P.
falciparum dalam jaringan yang mengandung parasit tua di dalam otak, peristiwa
ini yang disebut sekuestrasi.
Pada penderita malaria berat, sering tidak ditemukan plasmodium dalam
darah tepi karena telah mengalami sekuestrasi. Meskipun angka kematian malaria
serebral mencapai 20-50 %, hampir semua penderita yang tertolong tidak
menunjukkan gejala sisa neurologis (sekuele) pada orang dewasa. Malaria pada
anak sebagian kecil dapat terjadi sekuele. Pada daerah hiperendemis atau
immunitas tinggi apabila dilakukan pemeriksaan SD sering dijumpai SD positif
tanpa gejala klinis pada lebih dari 60 % jumlahpenduduk.

B. GEJALA-GEJALA MALARIA

Malaria disebabkan oleh parasit protozoa. Plasmodium (salah satu Apicomplexa)


dan penularan vektor untuk parasit malaria manusia adalah nyamuk Anopheles.
Ragam dari Plasmodium falciparum dari parasit ini bertanggung jawab atas 80%
kasus dan 90% kematian. Gejala dari malaria termasuk demam, menggigil,
arthralgia (sakit persendian), muntah muntah, anemia, dan kejang. Dan mungkin
juga rasa "tingle" di kulit terutama malaria yang disebabkan oleh P. falciparum.
Komplikasi malaria termasuk koma dan kematian bila tak terawat; anak kecil
lebih mungkin berakibat fatal.

C. PENGOBATAN

Pengobatan malaria tergantung kepada jenis parasit dan resistensi parasit terhadap
klorokuin. Untuk suatu serangan malaria falciparum akut dengan parasit yang
resisten terhadap klorokuin, bisa diberikan kuinin atau kuinidin secara intravena.
Pada malaria lainnya jarang terjadi resistensi terhadap klorokuin, karena itu
biasanya diberikan klorokuin dan primakuin. Prinsip penanganan malaria secara
umum adalah bila tanpa komplikasi diberikan peroral artesunat kombinasi dengan
amodiakuin (artesdiakuin) atau coartem atau duo-cotexcin, sedangkan malaria
dengan komplikasi diberikan artesunat 2,4 mg/kgbb pada jam ke 0 - 12 - 24 - 72
dan seterusnya sampai pasien bisa diterapi secara oral atau digunakan artemeter
3,2 mg/kgbb dilanjutkan dengan 1,6 mg/kg.

Anda mungkin juga menyukai