Anda di halaman 1dari 24

BAB III

TINJAUAN KASUS

Dalam bab ini penulis laporkan Asuhan Keperawatan pada Ny D dengan

Mioma Uteri (Pre dan Post Miomektomi) yang dilakukan dari tanggal 27 april s/d

3 mei 2009 di ruang IRNA B3 Ginekologi RSUP Dr. Kariadi Semarang.

A. Pengkajian

Pengkajian awal dilakukan pada tanggal 27 april 2009 pukul 09.00 WIB.

Dengan cara tanya jawab langsung dari pasien dan dari catatan medik klien di

ruang B3 Ginekologi RSUP Dr Kariadi Semarang, Ny. D, 46 tahun, alamat

kapling-semarang, SMA, menikah, katolik, masuk tanggal 14 april 2009, dengan

diagnosa medis mioma uteri (pre dan post miomektomi). Penanggung jawab,

Suami Klien Tn K, 50 tahun, Alamat Kapling- Semarang, Katolik, Wiraswasta.

Keluhan utama, pada saat dilakukan pengkajian, pasien mengeluh

perdarahan pada jalan lahir. Riwayat penyakit sekarang, klien mengatakan ± 3

bulan yang lalu pasien mengeluh haid tidak teratur (1 bulan 2 x). Setiap kali ganti

pembalut 5 kali per hari(500 CC) warna pengeluaran pervagina merah dan tidak

berbau. ± 3 tahun mengeluh benjolan pada perut bagian bawah semakin lama

semakin besar namun tidak nyeri. ± 3 hari pasien mengeluh perdarahan mrongkol

– mrongkol dan diperiksakan ke poli kandungan RSDK, klien diancam untuk

kuretase/operasi. Tetapi penderita sementara pulang dulu, Pada tanggal 9 April

2009 klien mengalami perdarahan lagi sampai merasa pusing. Setelah itu pasien

menjalani rawat inap dan rencana operasi tanggal 29 April 2009. Riwayat

penyakit dahulu, Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini, klien juga

52
menyangkal adanya penyakit diabetes melitus, klien tidak mempunyai penyakit

hipertensi, jantung dan lainnya tidak punya. Riwayat penyakit keluarga, klien

mengatakan di dalam anggota keluarga tidak ada yang sakit seperti yang sedang

dialaminya. Klien juga mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang mempunyai

riwayat penyakit DM, jantung dan penyakit lainnya. Riwayat obstetri, klien

pertama kali menarche pada umur 13 tahun, siklus 28 hari lamanya ± 7 hari.

Riwayat persalinan, saat ini klien sudah menikah dan sudah dikaruniai 5 orang

anak yang masih hidup 3 meninggal.

Dari pengkajian pola kesehatan fungsional menurut Gordon diperoleh data

sebagai berikut:

Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, klien menganggap kesehatan

sangat berarti baginya karena dengan tubuh yang sehat klien dapat bekerja dan

memenuhi kebutuhan klien tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan tertentu.

Klien juga selalu memperhatikan kebersihan personal hygiene seperti mandi 2 x

sehari, klien mengatakan belum dapat penjelasan dari dokter maupun perawat

tentang penyakitnya, selalu bertanya kapan dilakukan operasi, klien sering

bertanya dan mengeluh tentang penyakitnya. Pola nutrisi dan metabolik,

Sebelum dirawat, klien makan 3 x sehari dengan jenis makanan nasi, sayur dan

lauk. Tidak ada pantangan makanan apapun dan tidak mengalami gangguan

dalam kemampuan menguyah dan menelan. Klien minum 5-6 gelas air putih,

setelah dirawat di rumah sakit, klien makan 3 kali sehari. Menu yang disediakan

dari rumah sakit, klien minum satu hari menghabiskan minum 4-5 gelas air

putih. Pola eliminasi, sebelum dirawat di RS tidak mengalami gangguan dalam

53
BAK dan BAB. BAB ± 2 x sehari dengan bau feses khas, padat berwarna kuning

dan tidak ada keluhan selama di rawat dan klien BAK 4 -5 kali sehari ( 400 –

500 ml), tidak mengalami gangguan dalam BAK tetapi setelah tetesan terakhir

BAK ada cairan darah sedikit, tetapi lama kelamaan banyak tetesan cairan darah

yang keluar, setelah dirawat di rumah sakit klien sudah tidak perdarahan lagi,

tetapi pasien tetap memakai pembalut masih keluar sedikit. Klien BAK ± 5 – 6

kali sehari( 500 – 600 ml) dan pada saat pengkajian tanggal 29 april 2009 klien

terpasang kateter karena mau dioperasi. Setelah dioperasi pasien BAK

banyaknya urine 200 cc, tidak ada keluhan saat berkemih dan BAB ± 2 kali

sehari. Pola aktivitas dan latihan, klien dapat memenuhi kebutuhan personal

hygiene secara mandiri sebelum sakit dan selama dirawat di rumah sakit, Pola

istirahat dan tidur, sebelum sakit pasien bisa tidur tanpa ada gangguan apapun.

Pasien tidur ± 7 – 8 jam / hari. Selama dirawat dan pada saat dikaji pola tidur

pasien kurang karena suhu diruangan terasa panas dan klien sering terbangun

karena lingkungan yang tidak mendukung dan banyak pengunjung. Pola sensori

dan kognitif, klien tidak mengalami gangguan pola sensori misalnya nyeri

kepala, pendengaran maupun penglihatan, klien mengatakan nyeri di abdomen

bawah terutama pada luka post miomektomi nyeri dirasakan hilang timbul, P:

Nyeri bertambah bila digunakan untuk bergerak atau beraktivitas dan nyeri

berkurang jika istirahat, Q : kualitas nyeri seperti di tusuk – tusuk, R: Nyeri

menyebar ke peut bagian bawah, S: Skala nyeri, T : nyeri timbul mendadak saat

bergerak. Pola hubungan dengan orang lain, sebelum sakit klien tinggal

bersama suami dan ketiga anaknya dan mempunyai hubungan baik dengan

54
keluarga dan tetangga yang datang menjenguk klien. Pasien juga akrab dengan

pasien lain dan kooperatif dengan perawat atau tenaga kesehatan yang lain,

selama dirawat di rumah sakit pasien tetap bertemu dan ditungguin oleh suami

dan anaknya kadang – kadang menjenguk di rumah sakit. Pola reproduksi dan

seksual, saat ini klien sudah menikah dan sudah dikaruniai 3 orang anak. Pasien

mengatakan pada saat menjalani hubungan suami istri tidak mengalami

gangguan. Persepsi diri dan konsep diri, Persepsi diri: Saat ini pasien

memikirkan dengan operasi yang akan dijalani. Pasien mengharapkan setelah

operasinya dilaksanakan penyakitnya akan hilang, Status emosi: Perasaan klien

saat ini cemas dan takut dengan tindakan operasi yang akan dilakukan. Konsep

diri, Citra diri: Pasien menyukai dengan tubuh yang sudah dimiliki, pasien

selalu merawat kebersihan dirinya, Identitas: Sebelum dirawat di RS klien

sebagai seorang istri dan seorang ibu dari ketiga anaknya, pasien merasa puas

sebagai perempuan, Peran: Sebelum dirawat di RS pasien memiliki tugas

sebagai ibu dan klien tidak bekerja. Pasien juga aktif dalam kegiatan kelompok

di masyarakat, Ideal diri: Harapan klien saat ini ingin segera sembuh dan dapat

melakukan kegiatan yang seperti biasanya, Harga diri: Klien tidak merasa malu

dengan sakit yang sedang dialami ini, terbukti dengan klien mau menceritakan

atau berbagi cerita dengan orang lain. Pola mekanisme koping, pasien

mengatakan setiap ada masalah selalu dibicarakan bersama suaminya dan

pengambilan suatu keputusan berdasarkan musyawarah. Pola nilai kepercayaan

dan keyakinan, klien memeluk agama Katolik dan selalu taat menjalankan

ibadah ke gereja setiap hari minggu. Klien percaya dan yakin bahwa penyakitnya

55
bisa sembuh meski butuh waktu yang lama.

Pada pemeriksaan fisik ibu, Kesadaran umum baik, kesadaran

Composmentis, tekanan darah 120 / 80 mmHg, suhu: 370C, nadi: 98x/menit,

respirasi: 20 x/menit, Kepala : Mesochepal, rambut: Bergelombang, hitam,

bersih, tidak rontok, Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,

Hidung : bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak cuping hidung, Mulut:

mukosa mulut lembab, tidak ada stomatitis, bersih, Leher dan tenggorokan :

tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri telan, telinga: bersih, tidak

ada serumen, tidak menggunakan alat bantu dengar. Dada: Bentuk simetris,

Payudara : simetris tidak ada benjolan, Thorak: cor pulmunal dalam batas

normal, Paru – paru, I : simetris statis dinamis (SSD), Pa : Steam fromitus

kanan dan kiri sama, Pe: Sonor seluruh lapisan paru, Au : Tidak ada wheezing,

maupun ronkhi. Jantung, I : Ictus cordis (IC) tidak tampak, Pa : Ictus cordis

teraba 2 cm media linealis midklavikula sinistra, Pe : tidak ada kardiomegali,

Au : tidak ada suara gollop, bising, Bj I – II murni, Abdomen, I : Simetris, Pa :

Hepar tidak teraba, teraba benjolan di bagian bawah tidak ada luka, pada saat

diraba klien mengatakan nyeri di abdomen bawah terutama pada luka post

miomektomi, nyeri dirasakan hilang timbul, skala nyeri 7, Pe : Pekak sisi tidak

ada, Au : bising usus ada, Ekstremitas: Atas / bawah : tidak ada edema, turgor

kulit baik, bersih, tidak ada sianosis, Kanan: terpasang infus, Genetalia: Pada

tanggal 29 april 2009 klien terpasang kateter.

56
Data Penunjang Hasil Pemeriksaan Laboratorium Pada Tanggal 27

April 2009 didapatkan data:

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal Keterangan


Hematologi
Hematologi paket
Hemoglobin 13.20 gr 12.00 – 15.00
Hematokrit 40.3 % 35.0 – 47.0
Eritrosit 4.69 Juta / mmk 3.90 – 5.60
MCH 28.20 pq 27.00 – 32.00
MCV 85.90 FL 76.00 – 96.00
MCHC 32.80 g / dl 29.00 – 36.00
Leukosit 10.10 ribu / mmk 4.00 – 11.00
Trombosit 5890 ribu / mmk 150.0 – 400.0 H

Sudah di cek manual


RDW 19.10 % – 14.80 H
MPV 8.40 FL 4.00 – 11.00

28/04.09
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal Keterangan
Hematologi
Plasma prothrombin
time
Waktu prothrombin 9.4 Detik 10.0 – 15.0 L
PPT kontrol 11.1 Detik
Partial
tromboplastintime
Waktu tromboplastik 34.1 Detik 23.4 – 36.8

57
APTT kontrol 32.5 Detik
Kimia klinik
Ureum 24 Mg/dl 15 – 39
Creatinin 0,62 Mg/dl 0.60 – 1.30
SGOT (AST) 30 µ/L 15 – 37
SGPT (ALT) 38 µ/L 30 – 65
Elektrolit
Natrium 139 mmol/ L 136 – 145
Kalium 38 mmol/ L 3.5 – 5.1
Chlorida 107 mmol/ L 98 – 107
02/04/09
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal Keterangan
Hematologi
Hematologi paket
Hemoglobin 12.70 gr 12.00 – 15.00
Hematokrit 38.2 % 35.0 – 47.0
Eritrosit 4.48 Juta/mm k 3.90 – 5.60
MCH 28.30 pq 27.00 – 32.00
MCV 85.30 FL 76.00 – 96.00
MCHC 33.20 g/dl 29.00 – 36.00
Leukosit 13.70 ribu/mmk 4.00 – 11.00 H
Trombosit 49.0 ribu/mmk 150.0 – 400.0 H
RDW 19 – 10 % 11.60 – 14.80 H
MPV 8.40 FL 4.00 – 11.00

58
1. Pemeriksaan radiologi

a. USG ( 24 – 03 – 2009)

1) Pada adnexa dextra tampak masa hipoekolk uk 2,78 x 2,32 x 3,10

VU tampak terisi kurang, tampak uterus UK 6,21 x 4.57 x 5,64

dengan kontur dan tekstur dbn EL (+) 0,42 cup

2) Tampak cerviks dengan UK 10,38 x 8,57 x 927 kontur dbn, tekstur

homogen dengan beberapa bagian hipoekoik neovaskularisasi (+)

3) pada adnexa sinistra tampak masa hipoekoik dengan ukuran 6,10 x

2,12 x 4,58 tak tampak.

b. Pemeriksaan Urografi Intravena

Ginjal kanan : bentuk, letak,ukuran dan axis normal. Fungsi

ekskresi tampak pada menit ke 5 sistem

pielokaliks tidak melebar.

Ginjal kiri : bentuk, letak, ukuran dan axis normal. Fungsi

ekskresi tampak pada menit ke 5 sistem

pielokaliks tak melebar

Ureter kiri : tak melebar, tak tampak bedungan

Vesika urinaria : dinding reguler tampak identasi dari posterior tidak

tampak additional shadow maupun filling defect

Post miksi : tampak sisa kontras sedikit pada vesika urinaria

tampak sisa kontras pada kedua PSC

Kesan : - Tidak tampak bendungan pada traktus urinarius

- Indensitas vesika urinaria dari posterior

59
c. Therapy yang didapatkan

1) intravena:

- Pada tanggal 29 april 2009 pasien dioperasi diberikan injeksi

anestesi Lidokain 2% 80 mg, injeksi Marcain 0,5% 100 mg

- Pada tanggal 29 april- 2 mei 2009 injeksi cefotaxime 3x1 gr

- Pada tanggal 29 april- 2 mei 2009 diberikan injeksi tramadol 3

x1gr , injeksi kalnex 3x 500 gr

- Infus RL 20 tpm

2) Peroral:

Pada tanggal 27 april- 2 mei 2009 diberikan:

- Vit. K 3x1 tab

- Vit. BC 2x1 tab

B. Pengelompokan Data

1. Pre Operasi mioma uteri pada tanggal 27-29 april 2009

a) DS :

- Pasien mengatakan keluar darah dari jalan lahir

- Klien mengatakan minum sehari menghabiskan 4-5 gelas air putih.

- Klien mengatakan dalam satu hari ganti balut sampai 5 kali(500 cc)

warna pengeluaran pervagina merah dan tidak berbau.

- BAK 5-6 kali sehari(500-600).

60
DO :

- TD : 120/80 mmHg

- Suhu : 36,50 C

- Nadi : 98 x / mnt

- RR : 20 x/mnt

- Klien terlihat lesu

- HB : 1270 gr

- Turgor kulit kering

- Cairan yang masuk 4-5 gelas air putih.

b) DS :

- Klien mengatakan belum dapat penjelasan dari dokter maupun perawat

tentang penyakitnya

- Klien selalu bertanya kapan dilakukan operasi

- Klien sering bertanya dan mengeluh tentang penyakitnya

DO :

- Klien melamun, ekspresi wajah klien tampak banyak masalah

- TD : 120 / 80 mmHg

- Klien gelisah

- Ekspresi wajah klien tegang

2. Post Operasi Miomektomi Pada Tanggal 29 april-2 mei 2009

a) DS :

- Klien mengatakan nyeri di abdomen bawah terutama pada luka post

miomektomi nyeri dirasakan hilang timbul

61
P : Nyeri bertambah bila digunakan untuk bergerak atau beraktivitas

dan nyeri berkurang jika istirahat

Q : kualitas nyeri seperti di tusuk – tusuk

R : Nyeri menyebar ke perut bagian bawah

S : Skala nyeri 7

T : Nyeri timbul mendadak saat bergerak

DO :

- Skala nyeri 7, klien lemah

- Kadang ekspresi wajah meringis kesakitan

- Terdapat luka post op di abdomen bawah, luka tertutup kasa


b) DS:

- Klien mengatakan 3 hari setelah operasi balutan pada luka belum di ganti
- Klien mengatakan sakit di daerah operasi
DO:
- Terdapat luka post op di abdomen bawah, luka tertutup kasa, tidak terdapat
pus, luka kotor.
- Leukosit 13.70 ribu/mmk
- Terdapat 12 jahitan operasi dengan panjng 10 cm

62
C. Analisa Data

Nama Klien: Ny

No Data Fokus ( DS dan DO) Problem Etiologi


1 Pre Operasi mioma uteri pada Resiko kekurangan Perdarahan
tanggal 27-28 april 2009 volume cairan pervaginan
DS: lama dan
- Pasien mengatakan keluar banyak
darah dari jalan lahir
- Klien mengatakan minum sehari
menghabiskan 4-5 gelas air
putih.
- Klien mengatakan dalam satu
hari ganti balut sampai 5
kali(500 cc) warna pengeluaran
pervagina merah dan tidak
berbau
- BAK 5-6 kali sehari(500-600
cc).
DO :
- TD : 120/80 mmHg
- Suhu : 36,50 C
- Nadi : 98 x / mnt
- RR : 20 x/mnt
- Klien terlihat lesu
- HB : 1270 gr
- Turgor kulit kering
- Cairan yang masuk 4-5 gelas air
putih.

63
2. DS: Cemas Kurangnya
- Klien mengatakan belum dapat informasi
penjelasan dari dokter maupun prosedur
perawat tentang penyakitnya persiapan
- Klien selalu bertanya kapan operasi dan
dilakukan operasi pengetahuan
- Klien sering bertanya dan
mengeluh tentang penyakitnya
DO :
- Klien melamun, ekspresi wajah
klien tampak banyak masalah
- TD : 120 / 80 mmHg
- Klien gelisah
- Ekspresi wajah klien tegang
1 Post Operasi Miomektomi Pada Gangguan rasa Kerusakan
Tanggal 29 april- 2 mei 2009 nyaman: nyeri inkontinuitas
DS : jaringan
- Klien mengatakan nyeri di sekunder
abdomen bawah terutama pada terhadap tin
luka post miomektomi nyeri Dakan
dirasakan hilang timbul
P : Nyeri bertambah bila digunakan
untuk bergerak atau beraktivitas
dan nyeri berkurang jika istirahat
Q: kualitas nyeri seperti di tusuk –
tusuk
R : Nyeri menyebar ke perut
bagian bawah
S : Skala nyeri 7
T : nyeri timbul mendadak saat
bergerak

64
DO :
- Skala nyeri 7, klien lemah
- Kadang ekspresi wajah meringis
kesakitan
- Terdapat luka post op di
abdomen bawah, luka tertutup
kasa
- Wajah tegang
2 DS:
- Klien mengatakan 3 hari setelah Resiko infeksi Masuknya
operasi balutan pada luka belum mikroorganis
diganti me sekunder
- Klien mengatakan sakit di daerah terhadap
operasi tindakan
DO: inovatif dan
- Terdapat luka post op di pembedahan
abdomen bawah, luka tertutup
kasa, tidak terdapat pus, luka
kotor.
- Leukosit 13.70 ribu/mmk
- Terdapat 12 jahitan operasi
dengan panjang 10 cm

65
D. Diagnosa Keperawatan
Setelah penulis menganalisa data yang didalamnya terdapat data subyektif

data obyektif dan munculnya masalah serta penyebab dari masalah itu sendiri,

maka kemudian dirumuskan diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa

keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut :

1. Pre operasi tanggal 27 -28 April 2009

a) Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prosedur

persiapan operasi dan tindakan operasi di tandai dengan klien. Klien

gelisah, banyak bertanya tentang prosedur operasi

b) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya perdarahan

pervagina lama dan banyak yang ditandai dengan perdarahan yang banyak

di jalan lahir, ganti pembalut sebanyak 5 kali(500 CC) per hari, klien

terlihat lesu, turgor kulit kering.

2. Post operasi tanggal 29 April 02 mei 2009

a) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kerusakan inkontinuitas

jaringan sekunder. Tindakan atau kontraksi otot uterus yang ditandai

dengan wajah klien ekspresi meringis kesakitan, lesu, klien mengatakan

nyeri di abdomen bawah terutama pada luka post op miomektomi, nyeri

dirasakan hilang timbul.

b) Resiko infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme sekunder

terhadap tindakan invasif dan pembedahan yang ditandai dengan klien

mengatakan 3 hari setelah operasi balutan pada luka belum diganti, klien

mengatakan sakit di daerah operasi luka tertutup kasa

66
E. Perencanaan

Pre operasi tanggal 27 -28 April 2009

a) Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prosedur

persiapan operasi dan tindakan operasi.

Tujuan: Klien memahami tentang penyakitnya dan tindakan untuk

mengatasinya.

Kriteria Hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam

didapatkan hasil : Pasien paham terhadap proses penyakit

atau operasi dan harapan operasi, cemas berkurang, wajah

tidak tegang.

Intervensi Keperawatan:

1. Kaji ulang tingkat pemahaman pasien

Rasional: Mengetahui tingkat pemahaman pasien menyesuaikan dengan

keadaan.

2. Gunakan sumber bahan pengajaran sesuai keadaan

Rasional: Menyiapkan pasien dengan tindakan yang akan dihadapi

3. Pengajaran pra operasi secara individual tentang pembatasan prosedur pra

operasi

Rasional: Untuk mengetahui prosedur pra operasi supaya rasa cemas

berkurang.

67
4. Informasikan kepada pasien, keluarga atau orang terdekat rencana

prosedur tindakan.

Rasional: Keluarga dan pasien tahu kemungkinan hasil terbaik dan

terburuk setelah dilakukan tindakan

b) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya perdarahan

pervagina lama dan banyak.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam

didapatkan klien tidak mengalami defisit volume cairan.

Kriteria hasil: Keseimbangan cairan yang adekuat

Turgor kulit baik.

Intervensi Keperawatan:

1. Hitung balance cairan

Rasional: Mengetahui keseimbangan cairan pasien

2. Pantau tanda – tanda vital

Rasional: Mengetahui keluaran cairan pasien melalui akral

3. Berikan antiametik sesuai kebutuhan

Rasional: Menghindari resiko kekurangan cairan pada pasien

4. Pantau hasil laboratorium

Rasional: Menentukan intervensi selanjutnya

5. Kolaborasi pemberian cairan parenteral

Rasional: Menjaga keseimbangan kebutuhan cairan pasien

68
Post operasi tanggal 29 April 02 mei 2009

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kerusakan

inkontinuitas jaringan sekunder.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24

jam, gangguan rasa nyaman : nyeri teratasi

Kriteria hasil: Klien rilek, klien mengatakan nyeri berkurang, skala

nyeri 1 – 2 tenang

Intervensi Keperawatan:

1. Kaji tingkat nyeri klien, perhatikan lokasi, lamanya dan intensitas

nyeri

Rasional: Untuk mengetahui tingkat skala nyeri dengan pengkajian

nyeri PQRST

2. Ajarkan tehnik relaksasi dengan cara tarik nafas dalam dan

hembuskan lewat mulut secara pelan-pelan sampai pasien tenang

Rasional: Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif

dan meningkatkan rasa control

3. Beri posisi dan tindakan kenyamanan dasar (reposisi, gosokan

punggung dan aktivitas hiburan) pada klien

Rasional: Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan

kembali perhatian

69
4. Kolaborasi pemberian obat anti nyeri sesuai indikasi yaitu injeksi

tramadol 3x1gr

Rasional: Analgesik dapat mencegah atau mengurangi intensitas

nyeri

b. Resiko infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme

sekunder terhadap tindakan invasif dan pembedahan

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam

resiko infeksi tidak terjadi.

Kriteria hasil : Tidak ada pus, luka bersih, balutan bersih, klien

nyaman / rileks, tidak ada tanda – tanda infeksi, suhu tubuh normal

36 – 370 C, RR : 16 – 24 x / menit

Intervensi Keperawatan:

1. Kaji terhadap kemungkinan indikasi dari infeksi

Rasional: Mengetahui kondisi luka untuk intervensi berikutnya

2. Gunakan tehnik aseptik ketika melakukan perawatan luka

Rasional: Menurunkan resiko kontaminasi terhadap agen infeksius

3. Lakukan perawatan post miomektomi dengan meningkatkan prosedur

mencuci tangan yang benar.

Rasional: Melindungi pasien dari sumber-sumber infeksius

70
4. Dorong klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan tinggi

protein seperti kacang- kacangan, ikan laut, telur dan dietnya nasi, lauk

pauk, sayur, dan buah

Rasional: Makanan yang mengandung protein, mempercepat

penyembuhan luka

5. Kaji luka dan tanda – tanda infeksi

Rasional: Infeksi terjadi apabila ditemukan tanda- tanda seperti kulit

kemerahan, ada pus, terjadi inflamasi

6. Monitor tanda- tanda vital terutama suhu tubuh dan RR

Rasional: Peningkatan suhu tubuh menunjukkan peningkatan inflamasi

7. Kolaborasi penggunaan therapy antibiotik cefotaxime 3 x 1 gr dan kalnex

3 x 500 mg untuk mencegah resiko perdarahan

Rasional: Antibiotik mungkin digunakan untukmengidentifikasi infeksi

F. Implementasi dan Evaluasi

1. Pre Oprasi Tanggal 27-28 april 2009

a) Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang prosedur

persiapan operasi dan tindakan operasi.

Implementasi:

1. Mengukur tanda – tanda vital

2. Menanyakan pada klien tentang berapa kali ganti balut dan warna lochea

3. Mengkaji tingkat pemahaman klien tentang penyakit dan penanganannya

4. Klien tentang penyakitnya dan tindakan yang akan dilakukan untuk

mengatasi penyakitnya

71
5. Menjelaskan lingkungan yang nyaman dan tenang

6. Merapikan tempat tidur klien

7. Menyakinkan klien tentang tindakan operasi

8. Memotivasi klien supaya yakin bahwa setelah dioperasi penyakit sembuh

9. Menjelaskan lingkungan nyaman dan tenang

Evaluasi:

S: Klien mengetahui sudah paham tentang penyakitnya

O : Klien tenang, rileks, kooperatif

A : Mmasalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

- Berikan informasi sesuai kebutuhan klien

b). Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya perdarahan

pervagina lama dan banyak.

Implementasi:

1. Mengkaji keadaan umum dan keluhan pasien

2. Monitor tanda – tanda vital

3. Melakukan kolaborasi pemberian obat cefotaxime 3x1gr, injeksi kalnex

3x500gr

4. Memberikan diit klien nasi, lauk pauk, sayur, buah dan memberikan minum

air putih, teh manis

5. Melakukan Kolaborasi pemeriksaan laboratorium

6. Memberikan diit klien dan anjurkan klien banyak minum

72
Evaluasi:

S : Klien mengatakan sudah tidak mengeluarkan darah dari jalan lahir.

O : Menghabiskan diit yang telah diberikan minum hanya sedikit, klien nyaman

dan beristirahat cukup

TD : 120/80 mmHg

Suhu : 360 C

Nadi : 76 x /mnt

Rr : 20 x /mnt

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

1. Pantau hasil pemeriksaan laboratorium

2. Hitung balance cairan

3. Pantau klien dalam minum

2. Post Operasi pada tanggal 29-30 april s/d 2 mei 2009

a). Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kerusakan inkontinuitas

jaringan sekunder.

Implementasi:

1. Mengkaji tingkat nyeri klien, mengobservasi keadaan umum klien

2. Mengajarkan teknik relaksasi : tarik nafas panjang untuk mengurangi nyeri

3. Memberikan injeksi cefotaxime 3x 1 gr dan tramadol 3 x 1 gr

4. Mengatur posisi yang nyaman untuk pasien

73
Evaluasi:

S : Klien mengatakan nyeri berkurang setelah melakukan tarik nafas panjang,

tidak mengeluh nyeri

O : Klien rileks, tenang, tidak mengeluh nyeri, ekspresi wajah segar, skala nyeri 2

(ringan), ekspresi wajah tenang, klien bisa melakukan aktivitas miring kanan dan

kiri secara mandiri.

A : Masalah teraatasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

- Ingatkan klien untuk melakukan teknik relaksasi tarik nafas panjang jika

nyeri timbul, alihkan perhatian pada aktivitas lain atau mendengarkan musik

b). Resiko infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme sekunder

terhadap tindakan invasif dan pembedahan.

Implementasi:

1. Mengobservasi KU pasien, mengkaji kemungkinan indikasi infeksi

2. Menciptakan lingkungan nyaman, merapikan tempat tidur, mengganti linen

yang kotor

3. Mengkaji tanda – tanda infeksi

4. Melakukan perawatan luka, ganti balut luka

74
Evaluasi:

S : Klien mengatakan setelah 3 hari di operasi, balut luka di bawah abdomen

sudah diganti, rasanya nyaman, klien mengatakan nyeri bekas operasi sudah

berkurang

O : luka terbalut kasa bersih, tidak ada infeksi,

tenang, rileks, TTV normal, TD : 130/80 mmHg N : 76 x/menit, RR : 20

x/menit, suhu : 370C

A : Masalah resiko terjadi infeksi teratasi sebagian


P : Pertahankan intervensi

75

Anda mungkin juga menyukai