Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

PENAMBANGAN

4.1 Sistem/Metode dan Tata Cara Penambangan

Metode penambangan adalah tambang terbuka dengan metode openpit miningdimana

penggalian tanah dan Bijih Tembaga akan dikerjakan dengan membentuk jenjang-jenjang

atau lereng (multy benches) yang memiliki geometri tertentu berdasarkan hasil kajian

geoteknik yang telah dilakukan. Dengan teknik penambangan ini diharapkan semua lapisan

(seam) Bijih Tembaga yang penyebarannya jelas, dapat ditambang dengan baik. Pada

umumnya tak semua cadangan terukur dapat diambil Bijih Tembaganya karena faktor-

faktor berikut:

- Keterbatasan peralatan

- Kondisi perlapisan pembentuk Bijih Tembaga

- Struktur geologi

- Morfologi daerah tambang

- Kualitas produk yang diinginkan

4.2 Tahapan Kegiatan Penambangan

Kegiatan operasi penambangan Bijih Tembaga yang direncanakan pada setiap

bukaan tambang akan mencakup:

4.2.1 Operasi Pembersihan Lahan

Operasi pembersihan lahan penambangan dilakukan pada lokasi dimana tambang

akan dibuka. Berkaitan dengan operasi ini akan dilakukan beberapa pekerjaan, yaitu:
A. Operasi Penebangan Pohon dan Pemotongan Kayu

Dalam operasi pembersihan lahan, apabila ditemukan pohon-pohon, maka

terlebih dahulu dilakukan operasi penebangan pohon dan operasi pemotongan kayu.

Bila pohon-pohon tersebut dinilai mampu ditumbangkan dengan tenaga dorong

bulldozer, maka operator akan langsung menggunakan bulldozer. Untuk pohon-pohon

berukuran besar, untuk penebangannya perlu dibantu dengan menggunakan gergaji

mesin (chain shaw). Bila kayu yang dikerjakan memiliki ukuran yang besar, maka

operasi pemindahan kayu dari lokasi penambangan ketempat penyimpanan kayu ini

perlu dipergunakan alat angkat untuk beban berat (crane)dan rantai besi untuk

pengikat dan penarik, serta truk pengangkut kayu.Bila kayu memiliki ukuran yang

kecil, maka operasi pemindahan kayu dari lokasi penambangan ke lokasi penyimpanan

kayu ini cukup dipergunakan tenaga manusia dan truk pengangkut kayu.

Kayu-kayu hasil penebangan dan pemotongan akan disimpan di lokasi

penyimpanan yang telah direncanakan. Lokasi penyimpanan kayu dapat dipilih pada

lahan-lahan terbuka yang dekat dengan daerah penambangan dan dilintasi oleh jalan

angkut.Kayu-kayu yang disimpan ini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan bangunan,

jembatan, bahan bakar atau kepentingan lainnya.

B. Operasi Pembabatan Semak dan Perdu

Pekerjaan pembabatan semak dan perdu ini akan dilakukan dengan

menggunakan bulldozer, yang dapat menjalankan fungsi gali dan dorong dengan

memanfaatkan blade dan tenaga dorong yang besar dari alat tersebut. Semak dan perdu
yang sudah dibabat tersebut selanjutnya akan didorong ke daerah-daerah lembah yang

dekat dengan areal penambangan

4.2.2 Operasi Pengupasan Tanah Atas (Top Soil)

Setelah operasi pembersihan selesai, selanjutnya dilakukan operasi pengupasan

lapisan atas (top soil) yang banyak mengandung bahan-bahan organik hasil pelapukan,

yang sangat baik untuk penyuburantanah.Lapisan tanah subur ini dikupas dengan

menggunakan blade dari bulldozer.Operator bulldozer sambil mengupas tanah subur

tersebut sekaligus mendorong dan mengumpulkannya pada lokasi tertentu di dekat daerah

operasi bulldozer.Dengan demikian pada lahan penambangan akan terdapat lokasi

timbunan tanah subur yang pada gilirannya akan dimanfaatkan untukreklamasi lahan bekas

penambangan. Apabila lokasi timbunan top soil ini relatif jauh, maka pekerjaan

pemindahan top soil ini akan memerlukan excavator sebagai alat muat dan dump truck

sebagai alatangkut.

4.2.3 Operasi Pemindahan Tanah Penutup

Operasi penggalian tanah penutup berupa overburden dan interburden, dilakukan

dengan menggunakan excavator dan dibantu dengan bulldozer. Untuk material lemah

sampai sedang, excavator dapat langsung melakukan penggalian dan pemuatan ke atas

dump truck.Sedangkan untuk material agak keras, bulldozer akan membantu memberaikan

material tersebut, sebelum digali dan dimuat oleh excavator. Pemakaian ripper pada

bulldozer akan disesuaikan dengan kebutuhan operasi pemberaian material. Selanjutnya

apabila diketemukan lapisan tanah penutup yang keras sampai sangat keras, maka akan
dipergunakan stone breaker untuk memberaikan material tersebut sebelum dimuat ke atas

dump truck. Dalam batas-batas penggalian yang telah direncanakan, operator excavator

akan melakukan pembentukan jenjang (bench), dibantu oleh operator bulldozer.

Dump truck sebagai alat angkut akan mengangkut tanah penutup dari daerah

penambangan menuju lokasi penimbunan (dumping area), yang telah direncanakan di

daerah dengan morfologi lembah atau datar yang ada di lokasi terdekat. Timbunan tanah

penutup ini akan diatur secara berjenjang dengan menggunakan dozer shoveldan

selanjutnya akan ditutup dengan lapisan tanah subur (top soil) untuk persiapan proses

penanaman bibit pohon (revegetasi).

4.2.4 Operasi Penggalian Dan Pemindahan Bijih Tembaga

Operasi penggalian Bijih Tembaga dilakukan dengan menggunakan bantuan

bulldozer.Untuk Bijih Tembaga yang memiliki kekuatan lemah sampai sedang, excavator

langsung melakukan penggalian dan pemuatan ke atas dump truck.Bila ditemukan Bijih

Tembaga yang agak keras, bulldozer akan membantu memberaikan material tersebut

terlebih dahulu sebelum penggalian dan pemuatan olehexcavator. Pemakaian ripper pada

bulldozer disesuaikan dengan kebutuhan operasi pemberaian Bijih Tembaga. Selanjutnya

apabila ditemukan Bijih Tembaga dan tanah penutup yang keras, maka akan dipergunakan

stone breaker untuk memberaikan material tersebut.

Dapat ditambahkan bahwa bukaan tambang akan dibuat berjenjang, masing-masing

setinggi 10m, dimana lebar jenjang keseluruhan adalah sebesar 10m, sudut jenjang tunggal

sebesar 60°, dan sudut jenjang keseluruhan adalah sebesar 39,5°.


Gambar dimensi jenjang bukaan tambang

Dalam operasi pemindahan Bijih Tembaga akan digunakan excavator sebagai alat

muat dan dump truck sebagai alat angkut. Dump truck akan mengangkut Bijih Tembaga

dari daerah penambangan (Run Of Mine)menuju ke lokasi penimbunan Bijih Tembaga,

yang lokasinya berdekatan dengan unit pengolahan Bijih Tembaga.Tumpukan Bijih

Tembaga di raw stockpile ini selanjutnya akan menjadi umpan/masukan (feed) pada proses

pengolahan Bijih Tembaga di unit pengolahan Bijih Tembaga tersebut. Operasi

penambangan Bijih Tembaga berlangsung tidak secara serentak pada semua block

tambang.

Di unit pengolahan Bijih Tembaga , Bijih Tembaga produk tambang akan diperkecil

ukurannya menjadi Bijih Tembaga siap jual yaitu berukuran ± 22 mm. Selanjutnya Bijih
Tembaga siap jual ini akan diangkut oleh dump truck kapasitas 20ton menuju ke lokasi

pelabuhan Bijih Tembaga.

4.3 Rencana Produksi


4.3.1 Analisis Kualitas Cadangan
Lapisan Bijih Tembaga menunjukan kualitas yang relatif sama. Dari pengamatan di

lapangan diketahui bahwa Bijih Tembaga berwarna kuning seperti emas kuning, kimia

Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap korosi.

4.3.2 Analisis Kuantitas Cadangan

Rencana penjualan bijih Tembaga pertahunnya sesuai permintaan konsumen yaitu

54.000 ton pertahun, dimana produksi perbulannya adalah 4.500 ton.

4.4 Peralatan Penambangan Tembaga


4.4.1 Jenis dan Spesifikasi Teknis Peralatan

Metode penambangan yang diterapkan dalam operasi penambangan adalah open pit

mining. Untuk menentukan jenis peralatan yang digunakan dalam metode ini, maka perlu

dikaji terlebih dahulu jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan dalam operasi

penambangan tersebut. Dengan gambaran jenis kegiatan yang jelas, maka penentuan

spesifikasi peralatan yang akan digunakan lebih mudah dilakukan. Hasil pemilihan jenis

peralatan yang akan digunakan dalam operasi penambangan Bijih Tembaga dapat dilihat

pada tabel 4.4.


Tabel 4.4
Pemilihan Jenis Peralatan
No. Nama Peralatan Jumlah
1. Excavator 8 unit
2. Bulldozer 4 unit
3. Dump Truck 30 unit
4. MTM Trapezium Grinder 2 unit
5. 150-200 TPH Crushing Plant 2 unit
6 Hydraulic Track Mobile Plant 2 unit
7 PE Jaw Crusher 2 unit
8 HPC Cone Crusher 2 unit
9 Belt Conveyor 1 unit
10 Pompa dewatering 2 unit
Jumlah 55unit

Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa jenis peralatan utama penambangan yang

mutlak dipergunakan adalah excavator, dump truck dan bulldozer.

4.4.2 Kebutuhan Peralatan

Dalam melakukan perhitungan jumlah kebutuhan unit peralatan untuk operasi

penambangan Bijih Tembaga maupun operasi pengupasan tanah penutup, harus

diperhatikan beberapa batasan-batasan yang berkaitan dengan karakteristik Bijih Tembaga,

karakteristik overburden, maupun karakteristik masing-masing peralatan yang digunakan

serta asumsi-asumsi yang perlu diterapkan berkaitan dengan gambaran operasional

penambangan yang direncanakan.


Tabel 4.5
Jumlah Kebutuhan Peralatan Utama Operasi Penambangan Bijih Tembaga
Jumlah Jumlah Pemindahan Tanah Penambangan Bijih
Tahun Bijih Tanah Penutup Tembaga
Tembaga Penutup
PC 2000 HD 785 D8R PC 1250 HINO 360
(ton) (BCM)
2012 54.000 138.400 1 2 1 1 2
2013 62.000 208.500 1 2 1 1 2
2014 165.000 375.900 1 2 1 1 3
2015 114.000 276.300 1 1 1 1 2
2016 198.000 321.200 1 2 1 1 3

4.4.3 Jam Kerja Peralatan

Jumlah jam kerja alat-alat penambangan ditentukan dengan pendekatan sebagai

berikut:

Jumlah hari kerja kalender adalah sebesar 365 hari per tahun dan jumlah jam kerja

kalender adalah sebesar 24 jam per hari, dan juga memperhitungkan hari hujan.

Jumlah hari tidak efektif dihitung sebagai berikut (lihat tabel 4.6 dan tabel 4.7)

Tabel 4.6
Persentase Jam Tidak Bekerja Karena Hari Hujan
Data Cuaca Persentase Keterangan
- Bulan hujan 7,00 bulan/tahun
- Bulan kering 5,00 bulan/tahun
Bila jam kerja/ hari: 24,00 jam/hari
30,00 hari/bulan
720,00 jam/bulan
Maka:
- Jam kerja di bulan hujan (a) 5.040,00 Jam/tahun
- Jam Kerja di bulan kering (b) 3.600,00 jam/tahun
Jam Tidak Bekerja
Estimasi jam tidak bekerja di bulan
30,00%
hujan
- Jam tidak bekerja (a.1) 1.512,00 jam/tahun

Estimasi jam tidak bekerja di bulan


5,00%
kering
- Jam tidak bekerja (b. 1 ) 180,00 jam/tahun
Jadi: 1 .692,00 jam/tahun

% Jam Tidak Bekerja di bulan hujan


19,58%
& kering

Jam Kerja:
Estimasi jam bekerja di bulan hujan 3.528,00 jam/tahun
- Jam bekerja a. 2 = (a - a.1)

Estimasi jam bekerja di bulan kering 3.420,00 jam/tahun


-Jam bekerja b.2 = (b – b.1)

Sehingga:
- Total Jam Kerja (a.2) + (b.2) 6.948,00 jam/tahun
% Jam Kerja di bulan hujan & kering 80,42%

Tabel 4.7
Jam Kerja Efektif
No. Deskripsi Quantity Keterangan
1. Hari Kalender / tahun 365.00 hari/tahun
2. Hari Minggu (untuk ganft shift) 26,00 hari/tahun
3. Hari Libur Nasional 6,00 hari/tahun
4. Jumlah hari libur 32,00 hari/tahun
5. Hari kerja / tahun 333,00 hari/tahun
6. Ketersediaan jam kerja / hari 24,00 jam/hari
7. Ketersediaan jam kerja / tahun 7.992,00 jam/hart
8. Waktu hilang yang direncanakan / hari
- Istirahat / makan 2,00 jam/hari
- Ganti shift 1,00 jam/hari
- Persiapan 0,50 jam/hari
- Shift malam (spesial) 1,00 jam/hari
Jumlah 4,50 jam/hari
9. Waktu hilang yang direncanakan / tahun 1.498,50 jam/hari
10. Shalat Jumat (1,5 jam / minggu) 78,00 jam/tahun
11. Waktu hilang yang direncanakan / tahun 1.576,50 jam/tahun
12. Ketersediaan jam / tahun 6.415,50 jam/tahun
13. Waktu hilang tidak direncanakan
a. Faktor Hujan (%) 19,58%
b. Faktor Main (%) 2,00%
c. Jumlah (%) 21,58%
Ketersediaan waktu karena waktu yang
14. 78,00%
hilang (tidak direncanakan)
jam kerja /tahun 5.030,82 jam/tahun
15. Ketersediaan Mekanis
a. Faktor pemeliharaan (%) 92,00%
b- Faktor perbaikan (%) 92,00%
c. Total (%) 84,64%
17. Total jam kerja efektif/ tahun 4.258,09 jam/tahun
18. Jam kerja efektif /tahun (dibulatkan) 4.300 jam/tahun

Dengan demikian jumlah hari kerja efektif per tahun adalah sebesar 4.300 jam per

tahun.

4.5 Jadwal Rencana Produksi Dan Umur Tambang


4.5.1 Urutan (Sekuen) Operasi Penambangan
Urutan (sekuen) operasi penambangan Bijih Tembaga selain menggambarkan arah

kemajuan tambang per tahun, juga menyangkut jumlah pemindahan tanah penutup dan

produksi Bijih Tembaga per tahun menggambarkan arah kemajuan tambang senantiasa

mengikuti arah penyebaran lapisan Bijih Tembaga.

A. Tahap Produksi (Tahun 2012)

Operasi penambangan Bijih Tembaga akan dilakukan pada Panel A dengan

produksi 54.000 ton pertahun dan jumlah tanah penutup sebesar 138.400 BCM. Pada

tahap ini operasi penambangan berjalan dengan nisbah pengupasan sebesar 1 : 2,56.

B. Tahap Produksi (Tahun ke 2013)

Operasi penambangan Bijih Tembaga akan dilakukan terus pada Panel B dan

Panel C dilakukan dalam rangka pemenuhan target produksi sebesar 62.000 ton

pertahun. Dari Panel B akan di tambang sebesar 35.600 ton dan dari Panel C dengan

produksi 26.400 ton. Jumlah tanah penutup sebesar 208.500 BCM yang berasal dari

Panel A sebesar 103.289 BCM dan dari Panel B sebesar 105.211 BCM. Sebagian

tanah penutup akan di backfilling ke Panel A dan sebagian lagi akan di angkut ke

waste dump area. Pada tahap ini operasi penambangan berjalan dengan nisbah

pengupasan rata-rata sebesar 1 : 3,36.

C. Tahap Produksi (Tahun ke 2014)

Operasi penambangan Bijih Besi dilakukan terus pada Panel C, Panel D, dan

Panel E. Hal ini menentukan dalam rangka pemenuhan target produksi sebesar

165.000 ton pertahun. Dari Panel C akan di tambang sebesar 39.875 ton, Panel D

akan di tambang sebesar 67.376 ton dan dari Panel E dengan produksi 57.749 ton

serta jumlah tanah penutup sebesar 161.967 BCM dari Panel C. Tanah penutup
sebesar 154.723 BCM dari Panel D. Tanah penutup sebesar 59.210 BCM dari Panel

E. Tanah penutup akan di backfilling di Panel B dan Panel C. Pada tahap ini operasi

penambangan berjalan dengan nisbah pengupasan sebesar 1 : 2,27.

D. Tahap Produksi (Tahun ke 2015)

Operasi penambangan bijih tembaga dilakukan pada Panel F dan Panel G,

menghasilkan produksi 114.000 ton, dari Panel F berjumlah 52.457 ton dan Panel G

berjumlah 61.543 ton serta jumlah tanah penutup sebesar 120.541 BCM dari Panel F

dan 155.759 BCM dari Panel G, dan akan di backfilling pada panel sebelumnya. Pada

tahap ini operasi penambangan berjalan dengan nisbah pengupasan sebesar 1 : 2,42.

E. Tahapa Produksi (Tahun ke 2016)

Operasi penambangan bijih tembaga dilakukan pada Panel H dan Panel I, dan

Panel J menghasilkan produksi 198.000 ton, dari Panel H berjumlah 67.964 ton,

Panel I berjumlah 79.829 ton dan Panel J sebesar 50.207 ton, serta jumlah tanah

penutup sebesar 112.178 BCM dari Panel H, 129.471 BCM dari Panel I, dan 79.551

BCM dari Panel J. Pada tahap ini operasi penambangan berjalan dengan nisbah

pengupasan sebesar 1 : 1,62.

4.5.2 Umur Tambang

Kegiatan penambangan Bijih Tembaga direncanakan berakhir hingga 10 tahun.

4.6 Rencana Penanganan /Perlakuan Bahan Galian yang Belum Terpasarkan

Bijih atau batuan penutup yang sudah digali kemudian diangkut ke dalam alat angkut yang
dikenal sebagai truk angkut tambang (dump truck). Setelah dilakukan pengisian oleh
shovel, truk akan menuju ke tempat pembuangan yang telah ditentukan sesuai dengan
materialnya. Jika truk mengangkut bijih, material yang diangkut akan dibuang ke crusher
bijih atau stockpile bijih. Jika material yang diangkut adalah bahan penutup. material akan
dibuang ke crusher overburden (OHS:Overburden Handling System) atau ke overburden
pump. Lebih lanjut, material bijih dibawa ke pabrik pengolahan tembaga. Bijih akan diolah
sampai menjadi emas murni dalam bentuk batangan dan tembaga murni dalam bentuk
katoda tembaga. Mengingat kandungan tembaga dalam bijih berkisar antara 0,4 persen 2,0
persen.selain bijih tembaga murni juga diproduksi dari proses daur ulang atau recycling
scrap tembaga murni dan paduan-paduan tembaga sehingga perlunya dilakukan bahan
galian secara optimal, jika melaksanakan kegiatan penambangan bahan galian tembaga
tersebut.
4.7 Rencana Pemanfaatan Bahan Galian dan Mineral Ikutan

Berdasarkan kualitas tembaga yang memenuhi spesifikasi pasar, jadi bahan galian
tembaga ini tidak terdapat kendala dalam proses pemasarannya dan dilakukan
pengoptimalisasian terhadap tembaga dan fungsi ekonomis tembaga.
4.8 Rencana Penanganan/ Perlakuan Sisa Cadangan pada Pasca Tambang

Dengan melihat rencana produksi dan cadangan yang relatif terbatas, sebagaimana telah
dijelaskan dalam sub-bab rencana produksi sebelumnya maka diusahakan pemanfaatan
cadangan semaksimal mungkin sehingga tidak terdapat sisa bahan galian baik dalam jangka
panjang ataupun pendek pasca tambang.

Anda mungkin juga menyukai