BAB IV New
BAB IV New
PENAMBANGAN
penggalian tanah dan Bijih Tembaga akan dikerjakan dengan membentuk jenjang-jenjang
atau lereng (multy benches) yang memiliki geometri tertentu berdasarkan hasil kajian
geoteknik yang telah dilakukan. Dengan teknik penambangan ini diharapkan semua lapisan
(seam) Bijih Tembaga yang penyebarannya jelas, dapat ditambang dengan baik. Pada
umumnya tak semua cadangan terukur dapat diambil Bijih Tembaganya karena faktor-
faktor berikut:
- Keterbatasan peralatan
- Struktur geologi
akan dibuka. Berkaitan dengan operasi ini akan dilakukan beberapa pekerjaan, yaitu:
A. Operasi Penebangan Pohon dan Pemotongan Kayu
terlebih dahulu dilakukan operasi penebangan pohon dan operasi pemotongan kayu.
mesin (chain shaw). Bila kayu yang dikerjakan memiliki ukuran yang besar, maka
operasi pemindahan kayu dari lokasi penambangan ketempat penyimpanan kayu ini
perlu dipergunakan alat angkat untuk beban berat (crane)dan rantai besi untuk
pengikat dan penarik, serta truk pengangkut kayu.Bila kayu memiliki ukuran yang
kecil, maka operasi pemindahan kayu dari lokasi penambangan ke lokasi penyimpanan
kayu ini cukup dipergunakan tenaga manusia dan truk pengangkut kayu.
penyimpanan yang telah direncanakan. Lokasi penyimpanan kayu dapat dipilih pada
lahan-lahan terbuka yang dekat dengan daerah penambangan dan dilintasi oleh jalan
menggunakan bulldozer, yang dapat menjalankan fungsi gali dan dorong dengan
memanfaatkan blade dan tenaga dorong yang besar dari alat tersebut. Semak dan perdu
yang sudah dibabat tersebut selanjutnya akan didorong ke daerah-daerah lembah yang
lapisan atas (top soil) yang banyak mengandung bahan-bahan organik hasil pelapukan,
yang sangat baik untuk penyuburantanah.Lapisan tanah subur ini dikupas dengan
tersebut sekaligus mendorong dan mengumpulkannya pada lokasi tertentu di dekat daerah
timbunan tanah subur yang pada gilirannya akan dimanfaatkan untukreklamasi lahan bekas
penambangan. Apabila lokasi timbunan top soil ini relatif jauh, maka pekerjaan
pemindahan top soil ini akan memerlukan excavator sebagai alat muat dan dump truck
sebagai alatangkut.
dengan menggunakan excavator dan dibantu dengan bulldozer. Untuk material lemah
sampai sedang, excavator dapat langsung melakukan penggalian dan pemuatan ke atas
dump truck.Sedangkan untuk material agak keras, bulldozer akan membantu memberaikan
material tersebut, sebelum digali dan dimuat oleh excavator. Pemakaian ripper pada
apabila diketemukan lapisan tanah penutup yang keras sampai sangat keras, maka akan
dipergunakan stone breaker untuk memberaikan material tersebut sebelum dimuat ke atas
dump truck. Dalam batas-batas penggalian yang telah direncanakan, operator excavator
Dump truck sebagai alat angkut akan mengangkut tanah penutup dari daerah
daerah dengan morfologi lembah atau datar yang ada di lokasi terdekat. Timbunan tanah
penutup ini akan diatur secara berjenjang dengan menggunakan dozer shoveldan
selanjutnya akan ditutup dengan lapisan tanah subur (top soil) untuk persiapan proses
bulldozer.Untuk Bijih Tembaga yang memiliki kekuatan lemah sampai sedang, excavator
langsung melakukan penggalian dan pemuatan ke atas dump truck.Bila ditemukan Bijih
Tembaga yang agak keras, bulldozer akan membantu memberaikan material tersebut
terlebih dahulu sebelum penggalian dan pemuatan olehexcavator. Pemakaian ripper pada
apabila ditemukan Bijih Tembaga dan tanah penutup yang keras, maka akan dipergunakan
setinggi 10m, dimana lebar jenjang keseluruhan adalah sebesar 10m, sudut jenjang tunggal
Dalam operasi pemindahan Bijih Tembaga akan digunakan excavator sebagai alat
muat dan dump truck sebagai alat angkut. Dump truck akan mengangkut Bijih Tembaga
Tembaga di raw stockpile ini selanjutnya akan menjadi umpan/masukan (feed) pada proses
penambangan Bijih Tembaga berlangsung tidak secara serentak pada semua block
tambang.
Di unit pengolahan Bijih Tembaga , Bijih Tembaga produk tambang akan diperkecil
ukurannya menjadi Bijih Tembaga siap jual yaitu berukuran ± 22 mm. Selanjutnya Bijih
Tembaga siap jual ini akan diangkut oleh dump truck kapasitas 20ton menuju ke lokasi
lapangan diketahui bahwa Bijih Tembaga berwarna kuning seperti emas kuning, kimia
Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap korosi.
Metode penambangan yang diterapkan dalam operasi penambangan adalah open pit
mining. Untuk menentukan jenis peralatan yang digunakan dalam metode ini, maka perlu
dikaji terlebih dahulu jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan dalam operasi
penambangan tersebut. Dengan gambaran jenis kegiatan yang jelas, maka penentuan
spesifikasi peralatan yang akan digunakan lebih mudah dilakukan. Hasil pemilihan jenis
peralatan yang akan digunakan dalam operasi penambangan Bijih Tembaga dapat dilihat
Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa jenis peralatan utama penambangan yang
berikut:
Jumlah hari kerja kalender adalah sebesar 365 hari per tahun dan jumlah jam kerja
kalender adalah sebesar 24 jam per hari, dan juga memperhitungkan hari hujan.
Jumlah hari tidak efektif dihitung sebagai berikut (lihat tabel 4.6 dan tabel 4.7)
Tabel 4.6
Persentase Jam Tidak Bekerja Karena Hari Hujan
Data Cuaca Persentase Keterangan
- Bulan hujan 7,00 bulan/tahun
- Bulan kering 5,00 bulan/tahun
Bila jam kerja/ hari: 24,00 jam/hari
30,00 hari/bulan
720,00 jam/bulan
Maka:
- Jam kerja di bulan hujan (a) 5.040,00 Jam/tahun
- Jam Kerja di bulan kering (b) 3.600,00 jam/tahun
Jam Tidak Bekerja
Estimasi jam tidak bekerja di bulan
30,00%
hujan
- Jam tidak bekerja (a.1) 1.512,00 jam/tahun
Jam Kerja:
Estimasi jam bekerja di bulan hujan 3.528,00 jam/tahun
- Jam bekerja a. 2 = (a - a.1)
Sehingga:
- Total Jam Kerja (a.2) + (b.2) 6.948,00 jam/tahun
% Jam Kerja di bulan hujan & kering 80,42%
Tabel 4.7
Jam Kerja Efektif
No. Deskripsi Quantity Keterangan
1. Hari Kalender / tahun 365.00 hari/tahun
2. Hari Minggu (untuk ganft shift) 26,00 hari/tahun
3. Hari Libur Nasional 6,00 hari/tahun
4. Jumlah hari libur 32,00 hari/tahun
5. Hari kerja / tahun 333,00 hari/tahun
6. Ketersediaan jam kerja / hari 24,00 jam/hari
7. Ketersediaan jam kerja / tahun 7.992,00 jam/hart
8. Waktu hilang yang direncanakan / hari
- Istirahat / makan 2,00 jam/hari
- Ganti shift 1,00 jam/hari
- Persiapan 0,50 jam/hari
- Shift malam (spesial) 1,00 jam/hari
Jumlah 4,50 jam/hari
9. Waktu hilang yang direncanakan / tahun 1.498,50 jam/hari
10. Shalat Jumat (1,5 jam / minggu) 78,00 jam/tahun
11. Waktu hilang yang direncanakan / tahun 1.576,50 jam/tahun
12. Ketersediaan jam / tahun 6.415,50 jam/tahun
13. Waktu hilang tidak direncanakan
a. Faktor Hujan (%) 19,58%
b. Faktor Main (%) 2,00%
c. Jumlah (%) 21,58%
Ketersediaan waktu karena waktu yang
14. 78,00%
hilang (tidak direncanakan)
jam kerja /tahun 5.030,82 jam/tahun
15. Ketersediaan Mekanis
a. Faktor pemeliharaan (%) 92,00%
b- Faktor perbaikan (%) 92,00%
c. Total (%) 84,64%
17. Total jam kerja efektif/ tahun 4.258,09 jam/tahun
18. Jam kerja efektif /tahun (dibulatkan) 4.300 jam/tahun
Dengan demikian jumlah hari kerja efektif per tahun adalah sebesar 4.300 jam per
tahun.
kemajuan tambang per tahun, juga menyangkut jumlah pemindahan tanah penutup dan
produksi Bijih Tembaga per tahun menggambarkan arah kemajuan tambang senantiasa
produksi 54.000 ton pertahun dan jumlah tanah penutup sebesar 138.400 BCM. Pada
tahap ini operasi penambangan berjalan dengan nisbah pengupasan sebesar 1 : 2,56.
Operasi penambangan Bijih Tembaga akan dilakukan terus pada Panel B dan
Panel C dilakukan dalam rangka pemenuhan target produksi sebesar 62.000 ton
pertahun. Dari Panel B akan di tambang sebesar 35.600 ton dan dari Panel C dengan
produksi 26.400 ton. Jumlah tanah penutup sebesar 208.500 BCM yang berasal dari
Panel A sebesar 103.289 BCM dan dari Panel B sebesar 105.211 BCM. Sebagian
tanah penutup akan di backfilling ke Panel A dan sebagian lagi akan di angkut ke
waste dump area. Pada tahap ini operasi penambangan berjalan dengan nisbah
Operasi penambangan Bijih Besi dilakukan terus pada Panel C, Panel D, dan
Panel E. Hal ini menentukan dalam rangka pemenuhan target produksi sebesar
165.000 ton pertahun. Dari Panel C akan di tambang sebesar 39.875 ton, Panel D
akan di tambang sebesar 67.376 ton dan dari Panel E dengan produksi 57.749 ton
serta jumlah tanah penutup sebesar 161.967 BCM dari Panel C. Tanah penutup
sebesar 154.723 BCM dari Panel D. Tanah penutup sebesar 59.210 BCM dari Panel
E. Tanah penutup akan di backfilling di Panel B dan Panel C. Pada tahap ini operasi
menghasilkan produksi 114.000 ton, dari Panel F berjumlah 52.457 ton dan Panel G
berjumlah 61.543 ton serta jumlah tanah penutup sebesar 120.541 BCM dari Panel F
dan 155.759 BCM dari Panel G, dan akan di backfilling pada panel sebelumnya. Pada
tahap ini operasi penambangan berjalan dengan nisbah pengupasan sebesar 1 : 2,42.
Operasi penambangan bijih tembaga dilakukan pada Panel H dan Panel I, dan
Panel J menghasilkan produksi 198.000 ton, dari Panel H berjumlah 67.964 ton,
Panel I berjumlah 79.829 ton dan Panel J sebesar 50.207 ton, serta jumlah tanah
penutup sebesar 112.178 BCM dari Panel H, 129.471 BCM dari Panel I, dan 79.551
BCM dari Panel J. Pada tahap ini operasi penambangan berjalan dengan nisbah
Bijih atau batuan penutup yang sudah digali kemudian diangkut ke dalam alat angkut yang
dikenal sebagai truk angkut tambang (dump truck). Setelah dilakukan pengisian oleh
shovel, truk akan menuju ke tempat pembuangan yang telah ditentukan sesuai dengan
materialnya. Jika truk mengangkut bijih, material yang diangkut akan dibuang ke crusher
bijih atau stockpile bijih. Jika material yang diangkut adalah bahan penutup. material akan
dibuang ke crusher overburden (OHS:Overburden Handling System) atau ke overburden
pump. Lebih lanjut, material bijih dibawa ke pabrik pengolahan tembaga. Bijih akan diolah
sampai menjadi emas murni dalam bentuk batangan dan tembaga murni dalam bentuk
katoda tembaga. Mengingat kandungan tembaga dalam bijih berkisar antara 0,4 persen 2,0
persen.selain bijih tembaga murni juga diproduksi dari proses daur ulang atau recycling
scrap tembaga murni dan paduan-paduan tembaga sehingga perlunya dilakukan bahan
galian secara optimal, jika melaksanakan kegiatan penambangan bahan galian tembaga
tersebut.
4.7 Rencana Pemanfaatan Bahan Galian dan Mineral Ikutan
Berdasarkan kualitas tembaga yang memenuhi spesifikasi pasar, jadi bahan galian
tembaga ini tidak terdapat kendala dalam proses pemasarannya dan dilakukan
pengoptimalisasian terhadap tembaga dan fungsi ekonomis tembaga.
4.8 Rencana Penanganan/ Perlakuan Sisa Cadangan pada Pasca Tambang
Dengan melihat rencana produksi dan cadangan yang relatif terbatas, sebagaimana telah
dijelaskan dalam sub-bab rencana produksi sebelumnya maka diusahakan pemanfaatan
cadangan semaksimal mungkin sehingga tidak terdapat sisa bahan galian baik dalam jangka
panjang ataupun pendek pasca tambang.