Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kimia komputasi
PENDAHULUAN
1
mikroskopik, tetapi juga dapat mengkaji bagian yang tidak dapat dijangkau
secara eksperimen, seperti reaksi pada kondisi tekanan yang sangat tinggi
atau reaksi yang melibatkan gas berbahaya.
Penelitian kimia dengan alat komputer pada era 1950-an dimulai
dengan kajian hubungan struktur kimia dengan aktivitas fisiologi dari
senyawa. Salah satu ahli kimia yang berjasa besar dalam bidang ini adalah
John Pople yang berhasil mengkonversi teori-teori fisika dan matematika ke
dalam kimia melalui program komputer. Metode kimia komputasi
memungkinkan para kimiawan melakukan penentuan struktur dan sifat
suatu sistem kimia dengan cepat. Bidang yang sangat terbantu dengan
berkembang kimia komputasi adalah bidang kristalografi.
Dua peneliti dalam bidang kimia komputasi telah memenangkan
hadiah Nobel bidang sains pada tahun 1998 yaitu Walter Kohn dengan teori
fungsional kerapatan (Density Functional Theory, DFT) dan John A. Pople
yang telah berjasa dalam mengembangkan metoda komputasi dalam kimia
kuantum. Mereka telah memberi peluang para kimiawan mempelajari sifat
molekul dan interaksi antar molekul. John Pople telah mengembangkan
kimia kuantum sebagai suatu metoda yang dapat digunakan oleh hampir
semua bidang kimia dan membawa kimia ke dalam era baru yaitu
eksperimen dan teori dapat bekerja bersama dalam mengekplorasi sifat
sistem molekular. Salah satu produk program komputasi kimia yang
dihasilkan oleh Pople adalah GAUSSIAN.
Tahun belakangan ini dapat dilihat kenaikan jumlah orang yang
bekerja pada kimia teori. Kebanyakan pendatang baru ini adalah teoretikus
kerja paruh waktu yaitu mereka yang sudah bekerja pada bidang kimia
selain kimia teori. Kenaikan jumlah peneliti di bidang kimia teori ini
ditunjang oleh perkembangan kemampuan komputer dan perangkat lunak
yang semakin mudah digunakan. Hal ini menyebabkan banyak orang
melakukan pekerjaan di bidang kimia komputasi, walaupun tanpa
mempunyai pengetahuan cukup tentang bagaimana perhitungan kimia itu
dijalankan oleh komputer. Sebagai hasilnya, banyak orang yang tidak
mengetahui –bahkan penjelasan yang sangat mendasar sekalipun- tentang
bagaimana perhitungan dijalankan sehingga pekerjaan yang dihasilkan
dapat merupakan hasil yang sesungguhnya atau hanya berupa “sampah”.
2
METODA KIMIA KOMPUTASI
Istilah kimia teori didefinikan sebagai diskripsi secara matematika dari
ilmu kimia. Istilah kimia komputasi selalu digunakan jika metoda
matematika disusun agar dapat dijalankan secara otomatis oleh komputer.
Perlu dicatat bahwa kata “eksak” dan “sempurna” tidak muncul dalam
definisi kimia komputasi. Sangat sedikit aspek kimia yang dapat diselesaikan
secara eksak. Hampir setiap aspek kimia dijelaskan secara kualitatif atau
kuantitatif melalui prosedur pendekatan komputasi. Pernyataan yang tidak
boleh dibuat oleh kimiawan komputasi adalah asumsi bahwa setiap angka
terhitung adalah eksak. Hal yang perlu dicatat adalah perhitungan kualitatif
atau pendekatan kuantitatif baru dapat memberikan pengetahuan yang
berguna dalam kimia kalau kita dapat menjabarkan suatu sifat fisika atau
kimia suatu senyawa dari data yang terhitung dari kimia komputasi.
A. AB INITIO
Istilah “ab initio” berasal dari bahasa latin yang diberikan untuk
menandai perhitungan yang diturunkan secara langsung dari prinsip-prinsip
teoritis, tanpa memasukkan data eksperimen. Ab initio mengacu pada
perhitungan mekanika kuantum melalui beberapa pendekatan matematis,
seperti penggunaan persamaan yang disederhanakan (Born-Oppenheimer
approximation) atau pendekatan untuk penyelesaian persamaan differensial.
Tipe yang paling terkenal dari metoda ab initio adalah perhitungan Hartree-
Fock (HF) dengan metoda pendekatan medan pusat (central field
approximation). Ini berarti bahwa tolakan Coulombik antar elektron tidak
secara spesifik dimasukkan dalam perhitungan, tetapi efek total interaksi
korelasinya dimasukkan dalam perhitungan sebagai suatu besaran konstant.
Metoda ini merupakan perhitungan variasional, yang berarti bahwa energi
pendekatan terhitung adalah sama atau lebih tinggi daripada energi
eksaknya. Dengan menggunakan pendekatan medan pusat ini, energi yang
diperoleh dengan perhitungan HF selalu lebih tinggi daripada energi eksak
dan cenderung pada harga limit tertentu yang dinamakan HF limit.
Pendekatan kedua dari perhitungan HF adalah fungsi gelombang harus
digambarkan dengan beberapa bentuk fungsi, yang sebenarnya hanya dapat
dihitung secara pasti untuk beberapa sistem yang mengandung satu
elektron. Fungsi yang digunakan sering sekali merupakan kombinasi linear
3
dari orbital tipe Slater exp(- x) atau orbital tipe Gaussian exp(- x2), yang
sering disingkat STO atau GTO. Fungsi gelombang tersusun atas kombinasi
linear dari orbital atom, atau yang lebih sering terjadi adalah merupakan
kombinasi linear dari himpunan fungsi (basis functions). Dengan pendekatan
ini, banyak perhitungan HF memberikan hasil energi terhitung lebih besar
dari HF limit. Himpunan basis (basis set) yang digunakan sering dinyatakan
dengan singkatan, seperti STO-3G atau 6-31++G*.
Sejumlah tipe perhitungan dimulai dengan perhitungan HF kemudian
dikoreksi dengan memasukkan term tolakan antar elektron, yang
diistilahkan dengan efek korelasi (correlation effect). Beberapa contoh dari
metoda ini adalah teori perturbasi Moeler-Plesset (MPn, n menyatakan
tingkat koreksi), Ikatan Valensi Tergeneralisasi (Generalized Valence Bond,
GVB), Medan Keajekan Diri Multi-Konfigurasi (Multi-Configurations Self
Consisten Field, MC-SCF), Interaksi Konfigurasi (Configuration Interaction,
CI), dan Coupled Cluster Theory, CC. Sebagai suatu kelompok, metoda
tersebut dikenal dengan perhitungan terkorelasi atau Post-SCF.
Metoda yang dapat mengatasi terjadinya kesalahan perhitungan HF dalam
suatu molekul dinamakan Monte Carlo Kuantum (Quantum Monte Carlo,
QMC). Ada beberapa macam QMC, misalnya fungsi variasional, diffusi dan
Green. Metoda ini bekerja dengan fungsi gelombang terkorelasi secara
ekplisit dan evaluasi integral numerik menggunakan integrasi Monte Carlo.
Perhitungan ini memerlukan waktu yang panjang, tetapi perlu diingat bahwa
metoda ini merupakan metoda yang paling akurat yang diketahui sekarang.
Metoda ab initio alternatif yang berkembang pesat pada dekade ini adalah
teori fungsional kerapatan (Density Functional Theory, DFT). Dalam DFT,
total energi dinyatakan dalam term kerapatan elektron total, bukan sebagai
fungsi gelombang. Dalam jenis perhitungan ini, terdapat pendekatan
hamiltonian dan pendekatan pernyataan untuk kerapatan elektron total.
Sisi baik dari metoda ab initio adalah metoda ini menghasilkan perhitungan
yang pada umumnya mendekati penyelesaian eksak karena semua jenis
pendekatan yang telah dibuat dapat dianggap cukup kecil secara numerik
relatif terhadap penyelesaian eksaknya. Sisi buruk dari metoda ab initio
adalah mereka merupakan metoda yang “mahal”. Metoda ini memerlukan
kapasitas yang besar pada waktu operasi CPU komputer, memori dan ruang
penyimpanan (disk). Metoda HF memerlukan waktu berbanding lurus
4
dengan N pangkat 4, N adalah fungsi basis, sehingga perhitungan akan
berlipat 16 kali jika fungsi basis yang digunakan dua kali lebih besar. Dalam
prakteknya, penyelesaian yang akurat sekali hanya akan diperoleh jika
molekul mengandung hanya beberapa puluh elektron. Secara umum,
perhitungan ab initio memberikan hasil kualitatif yang sangat baik dan dapat
memberikan kenaikan keakuratan hasil kuantitatif jika molekul yang dikaji
semakin kecil.
B. SEMIEMPIRIS
Perhitungan semiempiris disusun dengan cara yang secara umum
sama dengan perhitungan HF. Beberapa perhitungan, seperti integral
elektron ganda diselesaikan dengan cara pendekatan atau sama sekali
dihilangkan. Dalam rangka mengoreksi kesalahan perhitungan akibat
penghilangan sebagian dari perhitungan HF, metoda ini diparameterisasi
dengan cara fitting kurva untuk menghasikan beberapa parameter atau
angka agar dapat memberikan kesesuaian dengan data eksperimen.
Sisi baik dari perhitungan semiempiris adalah mereka lebih cepat
daripada perhitungan ab initio. Sisi buruk dari perhitungan semiempiris
adalah hasilnya sangat bergantung pada tersedianya parameter yang sesuai
dengan molekul yang dianalisis. Jika molekul yang dikaji mirip dengan
molekul yang ada dalam data base yang digunakan dalam metoda
parameterisasi, hasilnya akan baik. Jika molekul yang dikaji berbeda secara
signifikan dengan molekul yang digunakan dalam metoda parameterisasi,
jawabannya mungkin akan sangat berbeda dengan data eksperimen.
Perhitungan semiempiris telah sangat sukses dalam menjelaskan
masalah di bidang kimia organik yang hanya mengandung beberapa unsur
secara ekstensif dan molekul dengan ukuran yang sedang. Namun demikian,
metoda semiempiris akan memberikan beberapa kesalahan, khususnya jika
harus menjelaskan permasalahan pada kimia anorganik, terutama jika kita
bekerja dengan melibatkan unsur-unsur transisi.
C. MEKANIKA MOLEKULAR
Jika molekul sangat besar untuk dapat ditinjau dengan metoda
semiempiris, masih ada kemungkinan untuk memodelkan kelakuan mereka
dengan mengabaikan mekanika kuantum secara penuh. Metoda yang
5
dikenal dengan mekanika molekular menyediakan pernyataan aljabar yang
sederhana untuk energi total senyawa, tanpa harus menghitung fungsi
gelombang atau kerapatan elektron total. Pernyataan energi mengandung
persamaan klasik sederhana, seperti persamaan osilator harmonis untuk
menggambarkan energi yang tercakup pada terjadinya uluran, bengkokan
dan torsi ikatan, gaya antarmolekul, seperti interaksi van der Waals dan
ikatan hidrogen. Semua tetapan dalam persamaan ini harus diperoleh dari
data eksperimen atau perhitungan ab initio.
Dalam metoda mekanika molekukar, data base senyawa yang
digunakan dalam metoda parameterisasi merupakan hal yang krusial
berkaitan dengan kesuksesan perhitungan. Himpunan parameter dan fungsi
matematika dinamakan medan gaya (Force-Field). Seperti halnya pada
metoda semiempiris yang diparameterisasi terhadap satu himpunan molekul
organik, metoda mekanika molekular diparameterisasi terhadap golongan
yang khas dari molekul seperti kelompok hidrokarbon, alkohol atau protein.
Suatu medan gaya tertentu, misalnya protein, hanya akan berjalan baik
untuk mendeskripsikan kelompok senyawa protein, tetapi akan
menghasilkan data yang jelek jika digunakan untuk menghitung golongan
senyawa yang lain.
Sisi baik dari mekanika molekular adalah dimungkinkannya melakukan
modeling terhadap molekul yang besar seperti halnya protein dan segmen
dari DNA, sehingga metoda ini merupakan alat utama perhitungan bagi para
biokimiawan.
Sisi buruk dari mekanika molekular adalah banyak sifat kimia yang
tidak dapat didefinisikan dengan metoda ini, seperti halnya keadaan eksitasi
elektronik. Dalam upaya untuk bekerja dengan sistem yang besar dan
komplek, sering perangkat lunak mekanika molekular mempunyai
kemampuan dan kemudahan untuk menggunakan perangkat lunak grafik.
Mekanika molekular terkadang digunakan karena kemudahannya dalam
menggambarkan sistem, tetapi tidak perlu merupakan cara terbaik untuk
menerangkan sebuah sistem molekul.
6
RUANG LINGKUP KIMIA KOMPUTASI
A. DINAMIKA MOLEKULAR
Dinamika molekular mengandung pengujian kelakuan kebergantungan
waktu pada molekul, seperti gerakan vibrasional atau gerakan Brownian. Hal
ini sering dikerjakan dengan penjelasan mekanika klasik yang hampir sama
dengan perhitungan mekanika molekular.
Penerapan dinamika molekular pada sistem pelarut/zat terlarut
memungkinkan dilakukannya perhitungan sifat sistem seperti koefisien difusi
atau fungsi distribusi radial untuk digunakan dalam perhitungan mekanika
statistik. Pada umumnya skema perhitungan pelarut/zat terlarut dimulai
dengan sistem yang terdiri dari sejumlah molekul dengan posisi dan
kecepatan awal. Energi dari posisi yang baru dihitung relatif terhadap posisi
sebelumnya untuk perubahan waktu yang kecil dan proses ini beriterasi
selama ribuan langkah sedemikian hingga sistem mencapai keseimbangan.
Sifat sistem seperti energi, fungsi distribusi radial dan konformasi molekul
dalam sistem dapat dianalisis dengan cara pengambilan sampel dari sistem
yang telah mencapai keseimbangan.
Dalam rangka menganalisi vibrasi molekul tunggal data energi
ditransformasikan secara Fourir ke dalam domain frekuensi. Puncak vibrasi
yang diberikan dapat dipilih dan ditransformasikan ke dalam domain waktu,
sehingga dapat dilihat gerakan seperti apa yang menyebabkan frekuensi
vibrasi tersebut.
Metoda dinamika molekular merupakan metoda simulasi yang sangat
berguna dalam mempelajari sistem melekular seperti molekul organik dalam
larutan dan senyawa makromolekul dalam proses metabolisme. Metode ini
memungkinkan penggambaran struktur, sifat termodinamika dan sifat
dinamis dari sistem pada fasa terkondensasi. Bagian pokok dari metodologi
simulasi adalah tersedianya fungsi energi potensial yang akurat untuk
memodelkan sifat dari sistem yang dikaji. Fungsi energi potensial dapat
disusun melalui metoda mekanika kuantum (Quantum Mechanics, QM) atau
mekanika molekular (Molecular Mechanics, MM). Permasalahan yang muncul
adalah QM hanya dapat digunakan untuk sistem sederhana dengan
beberapa puluh satuan massa -mengingat bahwa perhitungan QM
memerlukan waktu yang lama- sedangkan metoda MM tidak cukup teliti.
7
Untuk mengatasi permasalahan ini, dikembangkan suatu metoda hibridisasi
yang dikenal dengan nama QM/MM, yaitu bagian yang penting dari sistem
yang dikaji dihitung dengan metoda QM, sedangkan bagian sistem yang
tidak harus dijelaskan secara detail dihitung dengan metoda MM. Metoda
QM/MM banyak digunakan dalam simulasi reaksi katalitik enzimatik, proses
kimia dalam larutan dan docking suatu protein dalam reseptor.
B. MEKANIKA STATISTIKA
Mekanika statistika adalah cara matematika untuk mengekstrapolasi sifat
termodinamika dari materi secara keseluruhan (bulk) berpijak pada
gambaran molekular dari materi. Banyak mekanika statistik masih dalam
tataran metoda kertas dan pensil, karena ahli mekanika kuantum belum
dapat menyelesaikan persamaan Schroedinger secara eksak hingga
sekarang sehingga ahli mekanika statistik tidak mempunyai titik awal untuk
mengembangkan metoda penyelesaiannya. Perhitungan mekanika statistika
sering dilakukan pada akhir perhitungan ab initio terhadap sifat fasa gas.
Untuk sifat fasa terkondensasi, sering perhitungan dinamika molekular
diperlukan dalam rangka melakukan eksperimen komputasi.
Salah satu metoda mekanika statistika yang banyak digunakan dalam
kimia komputasi adalah Monte Carlo. Dengan metoda Monte Carlo, kita
dapat mendapatkan gambaran tentang struktur dan energi dalam
keseimbangan, tetapi tidak dapat memberikan gambaran dinamika atau sifat
yang bergantung pada waktu.
8
dan belum terlampau cepat untuk menyelesaiakan kasus-kasus struktur
pita.
D. TERMODINAMIKA
Termodinamika adalah satu dari sekian banyak penjelasan kimia
matematis yang telah dibangun. Sering kali perlakuan termodinamika
didapatkan dengan kerja kertas dan pensil karena banyak aspek kimia dapat
dijelaskan secara akurat dengan pernyataan matematika yang sederhana.
Perhitungan kimia komputasi akan dapat membantu penyelesaian
penghitungan besaran termodinamika, terutama akan sangat berguna jika
kita berhadapan dengan molekul-molekul yang besar.
9
pada umumnya didasarkan pada pengujian kemiripan struktural dan
pembedaan antara molekul aktif dan tak aktif. Kombinasi antara strategi
untuk mensintesis dan uji aktivitasnya dapat menjadi sangat rumit dan
memerlukan waktu yang lama untuk sampai pada pemanfaatan obat. Untuk
itu dikembangkan pendekatan teoritis yang dapat menghitung secara
kuantitatif tentang hubungan antara aktivitas biologis terhadap perubahan
struktur senyawa yang dikenal dengan istilah QSAR Perkembangan lanjut
dari QSAR adalah QSAR tiga dimensi, CoMFA (Comparative Molecular Field
Analysis). Dalam metoda CoMFA, efek sterik, elektrostatik, luas permukaan
dari molekul dihubungkan pada deskripsi molekular spesifik (substituen).
F. PERHITUNGAN SIMBOLIK
Perhitungan simbolik dikerjakan jika sistem sangat besar untuk
digambarkan sebagai atom per atom sesuai dengan tingkat pendekatan
yang ditetapkan. Sebagai contoh adalah pemodelan membran sel dengan
menggunakan struktur lemak secara individual sebagai pengganti poligon
dengan beberapa persamaan matematik yang mewakili energi interaksinya.
Perlakuan simbolik banyak digunakan pada komputasi bidang biokimia dan
mikrobiologi.
G. INTELEGENSI ARTIFISIAL
Teknik yang diciptakan oleh ahli komputer yang tertarik dalam
intelegensi artifisial telah diterapkan pada kebanyakan kegiatan
perancangan obat pada tahun belakangan ini. Metoda ini juga dikenal
dengan nama de Novo atau rancangan obat rasional (rational drug design).
Skenario umumnya adalah beberapa sisi fungsional diidentifikasi dan
dilanjutkan dengan melihat struktur molekular yang akan berinteraksi
dengan sisi tersebut agar dapat menentukan fungsi atau aktivitasnya.
Berbeda dengan yang dilakukan oleh ahli kimia dengan mencoba ratusan
bahkan ribuan kemungkinan dengan program mekanika molekular. Dalam
metoda ini hasil mekanika molekular diintegrasikan ke dalam program
intelegensi artifisial yang mencoba sejumlah kecil kemungkinan yang
beralasan secara otomatis. Sejumlah teknik untuk mengambarkan bagian
“intelegen” dari operasi ini sangatlah luas dan tidak mungkin untuk
membuat generalisasi bagaimana implementasi dari program ini.
10
BAGAIMANA MELAKUKAN PROYEK PENELITIAN DI BIDANG
KIMIA KOMPUTASI ?
11
Namun demikian sering perhitungan ab initio akan memerlukan waktu yang
lama dan mungkin akan memerlukan satu dekade untuk perhitungan
tunggal, walaupun kita mempunyai mesin dengan memori dan ruang simpan
yang cukup. Sejumlah metoda tersedia untuk setiap situasi yang kita
dihadapi. Cara yang terbaik adalah memilih metoda yang sesuai dengan
masalah yang akan kita teliti. Dengan demikian langkah yang harus diambil
adalah melihat di kepustakaan dan mempertimbangkan berapa lama waktu
yang diperlukan.
Pendekatan apa yang harus dibuat ? Apakah pendekatan yang
digunakan dalam perhitungan sudah signifikan dengan masalah yang dikaji ?
Ini menyangkut bagaimana cara kita mengatasi permasalahan yang kita
hadapi, jangan sampai kita menghasilkan perhitungan yang bersifat
“sampah”. Sebagai contoh, untuk meneliti gerakan vibrasioal yang bersifat
takharmonik tidak mungkin diperoleh dari perhitungan dengan pendekatan
osilator harmonik.
Jika kita dapat jawaban akhir dari semua pertanyaan di atas, kita
sekarang siap untuk melakukan perhitungan. Sekarang kita harus
menentukan perangkat lunak yang ada, berapa harganya dan bagaimana
cara menggunakannya. Perlu dicatat bahwa, dua program yang sejenis
mungkin akan menghitung sifat yang berbeda, sehingga kita harus
meyakinkan diri mengenai program apa yang diperlukan.
Jika kita belajar bagaimana menggunakan sebuah program, kita
mungkin akan mengerjakan banyak perhitungan yang salah hanya karena
kesalahan data masukan. Untuk itu jangan melakukan perhitungan dengan
molekul proyek kita, lakukan percobaan penghitungan yang sangat mudah,
misalnya dengan menggunakan molekul air. Dengan demikian kita tidak
perlu membuang waktu yang banyak untuk berinteraksi dengan perangkat
lunak yang akan kita gunakan.
KEPUSTAKAAN
1. Foresman J. B., Frisch A., 1996, Exploring Chemistry with Electronic
Structure Methods, edisi 1, Gaussian, Inc., Pittsburgh, USA.
2. Zeikinski T. J., Swift M. L., 1996, What Every Chemist Should Know
About Computers II, Chem. Educ., 2, 3, 12.
12
3. Jensen F., 1999, Introduction to Computational Chemistry, John Wiley
and Sons, New York, USA.
4. Leach A. R., 1996, Molecular Modeling: Principles and Applications,
Longman, Singapore.
5. Hansch C., Hoeckman D., Gao H., 1996, Comparative QSAR : Toward A
Deeper Understanding of Chemicobiological Interaction, Chem. Rev., 96,
3, 1045.
6. Grag R., Gupta S. P., Gao H., Babu M. S., Depnath A. K., Hansch C.,
1999, Comparative QSAR : Studies on Anti HIV Drugs, Chem. Rev, 99,
3225.
13
1
BAB I
PENDAHULUAN
a. Dinamika molekular
Dinamika molekular mengandung pengujian terhadap
perilaku molekul atau sistem kimia sebagai fungsi waktu,
seperti gerakan vibrasional atau gerakan Brownian. Hal ini
sering dikerjakan dengan penjelasan mekanika klasik yang
hampir sama dengan perhitungan mekanika molekular.
Penerapan dinamika molekular pada sistem pelarut/zat
terlarut memungkinkan dilakukannya perhitungan sifat
sistem seperti koefisien difusi atau fungsi distribusi radial
untuk digunakan dalam perhitungan mekanika statistik. Pada
umumnya skema perhitungan pelarut/zat terlarut dimulai
dengan sistem yang terdiri dari sejumlah molekul dengan
posisi dan kecepatan awal. Energi dari posisi yang baru
dihitung relatif terhadap posisi sebelumnya untuk perubahan
waktu yang kecil dan proses ini beriterasi selama ribuan
langkah sedemikian hingga sistem mencapai keseimbangan.
Sifat sistem seperti energi, fungsi distribusi radial dan
konformasi molekul dalam sistem dapat dianalisis dengan
cara pengambilan sampel dari sistem yang telah mencapai
keseimbangan.
Dalam rangka menganalisi vibrasi molekul tunggal data
energi ditransformasikan secara Fourir ke dalam domain
frekuensi. Puncak vibrasi yang diberikan dapat dipilih dan
ditransformasikan ke dalam domain waktu, sehingga dapat
dilihat gerakan apa yang menyebabkan frekuensi vibrasi
tersebut.
6
b. Mekanika Statistik
Mekanika statistika adalah cara matematika untuk
mengekstrapolasi sifat termodinamika dari materi secara
7
D. Termodinamika
Termodinamika adalah satu dari sekian banyak
penjelasan kimia matematis yang telah dibangun. Sering kali
perlakuan termodinamika didapatkan dengan kerja kertas dan
pensil karena banyak aspek kimia dapat dijelaskan secara
akurat dengan pernyataan matematika yang sederhana.
Perhitungan kimia komputasi akan dapat membantu
penyelesaian penghitungan besaran termodinamika, terutama
akan sangat berguna jika kita berhadapan dengan molekul-
molekul yang besar.
9
F. Perhitungan simbolik
Perhitungan simbolik dikerjakan jika sistem sangat
besar untuk digambarkan sebagai atom per atom sesuai
dengan tingkat pendekatan yang ditetapkan. Sebagai contoh
adalah pemodelan membran sel dengan menggunakan
struktur lemak secara individual sebagai pengganti poligon
dengan beberapa persamaan matematik yang mewakili energi
interaksinya. Perlakuan simbolik banyak digunakan pada
komputasi bidang biokimia dan mikrobiologi.
11
G. Intelegencia artificial
Teknik yang diciptakan oleh ahli komputer yang
tertarik dalam intelegensi artifisial telah diterapkan pada
kebanyakan kegiatan perancangan obat pada tahun
belakangan ini. Metode ini juga dikenal dengan nama de Novo
atau rancangan obat rasional (rational drug design). Skenario
umumnya adalah beberapa sisi fungsional diidentifikasi dan
dilanjutkan dengan melihat struktur molekular yang akan
berinteraksi dengan sisi tersebut agar dapat menentukan
fungsi atau aktivitasnya. Berbeda dengan yang dilakukan oleh
ahli kimia dengan mencoba ratusan bahkan ribuan
kemungkinan dengan program mekanika molekular. Dalam
metode ini hasil mekanika molekular diintegrasikan ke dalam
program intelegensi artifisial yang mencoba sejumlah kecil
kemungkinan yang beralasan secara otomatis. Sejumlah
teknik untuk mengambarkan bagian “intelegen” dari operasi
ini sangatlah luas dan tidak mungkin untuk membuat
generalisasi bagaimana implementasi dari program ini.
H. Visualisasi molekul
Walaupun hanya untuk molekul organik kecil seperti
norbornana, terdapat beberapa cara untuk menampilkan
strukturnya. Teknik visualisasi bergantung pada gambaran
apa yang menjadi ketertarikan kita. Kita dapat memvisualisasi
norborna dalam 2 dimensi dengan sisi yang mendatar pada
cincin beranggota enam, beranggota 5 atau dengan
12
norborna
Masalah dalam visualisasi struktur 3-D dari molekul akan
semakin jelek jika ukuran molekul naik. Perhatikan bahwa
struktur berikut sudah mulai sulit untuk dideskripsikan
dengan hanya menggunakan model 2-D.
K. Membandingkan molekul
Kajian ini meliputi kemiripan senyawa dan sifatnya.
Sifat dua senyawa yang berbeda penataan heteroatomnya
dalam molekul, atau kemiripan volume senyawa dengan
perbedaan sifat kimia.
KIMIA KOMPUTASI
POST SCF
Hamiltonian : H = Tn + Te + Ve ,n
Bohrn-Oppenheimer : ψ e ,n = χ nψ e
h2
1 bohr = a o = = 0.529 A
me 2
e2
1 hartree = = 4.35988 x10 −18 J = 627.51 kcal / mol
ao
dengan unit tersebut, Hamiltonian elektronik dituliskan :
28
1 n n N
ZA n
1
He = − ∇r − +
2 i =1 i =1 A=1 R A − ri i< j rij
∂2 ∂2 ∂2
∇r = 2 + 2 + 2
∂xi ∂y i ∂z i
Energi total dalam model BO didapatkan dengan menambah-
kan energi tolakan inti pada energi elektronik.
N
Z AZB
E total = E e + E n En =
A< B R A − RB
Energi total didefinisikan sebagai energi potensial hipersurfase
E = f(Q) yang dapat digunakan untuk menyelesaikan secara
parsial terhadap persamaan Schrödinger untuk gerakan inti.
[Tn ]
+ E ( Rn ) ψ ( Rn ) = ε nψ ( Rn )
n
1 n n N
ZA
H1 = H i1 = − ∇i −
i 2 i =1 i =1 A=1 R A − ri
n n
1
H2 = H ij2 =
i< j i< j rij
Untuk mengatasi masalah ini pendekatan partikel inde-
penden diperkenalkan: interaksi setiap elektron dengan
semua elektron yang lain dalam sistem, diperlakukan sebagai
nilai rata-rata.
n n
H2 = H ij2 = Vi av
i< j i
(H )
n
1
i + Vi av ψ ( x1 , x 2 ,..., x n ) = Eψ ( x1 , x 2 ,..., x n )
i =1
( H i1 + Vi av )φ ( x1 ) = Fiφ ( x1 ) = ε iφ ( x1 )
( Hˆ i1 + Vˆi av )φ i = Fˆφ i = ε iφ i
Perlu diingat bahwa konvergensi dari prosedur SCF
bukan merupakan suatu harga yang tergaransi, banyak
teknik telah dikembangkan untuk mempercepat proses
konvergensi. Dalam prakteknya, kesulitan sering terjadi
dengan sistem yang strukturnya ‘tidak umum’ yaitu struktur
molekul yang beberapa elektronnya tidak diketahui secara
pasti pada atom mana mereka terikat .
Eigenvalue diinterpretasikan sebagai energi orbital.
Energi orbital mempunyai interpretasi fisik sebagai: Harga
eigenvalue memberikan sejumlah energi yang diperlukan
untuk mengeluarkan elektron dari orbital molekul yang
berkaitan dengan harga negatif dari potensial ionisasi yang
didapatkan dari eksperimen (Teori Koopman).
Hal lain dalam penyelesaian persamaan Schrödinger
elektronik adalah fungsi gelombang haruslah ternormalkan
dan mengikuti aturan Pauli. Kondisi normalisasi dihubungkan
dengan interpretasi dari fungsi gelombang sebagai fungsi
distribusi yang jika diintegralkan untuk seluruh ruang,
haruslah menghasilkan nilai satu.
sebagai ψ | ψ = 1
31
H ii1 = i H i1 j = ϕ i* ( x1 )H i1ϕ j ( x1 )d ( x1 )
1
(ij | kl ) = ϕ i* ( x1 )ϕ *j ( x1 ) ϕ k ( x1 )ϕ l ( x 2 )dx1 dx 2
r12
Integral dua-elektron (ii|jj) mengambarkan tolakan
antara dua elektron yang terletak dalam satu orbital yang
dikenal dengan integral Coulomb, (ij|ij) dinamakan integral
terpindahkan (exchange integral).
Dalam banyak hal keunggulan metode ini dapat
diterapkan dengan anggapan bahwa elektron dengan spin
berlawanan membentuk pasangan dan mengisi orbital spasial
yang sama. Pendekatan ini dinamakan metode Hartree-Fock
terbatasi (Restricted Hartree-Fock, RHF) disamping ada
pendekatan yang lain yaitu Hartree-Fock takterbatasi
(Unrestricted Hartree-Fock, UHF). Keunggulan dari metode RHF
adalah momen magnetik bersesuaian dengan spin elektron
ditiadakan secara eksak untuk elektron berpasangan dalam
orbital spasial yang sama, sehingga fungsi gelombang SCF
merupakan eigenvalue dari operator spin. Fungsi gelombang
UHF lebih fleksibel daripada RHF sehingga dapat menghasil-
33
N N N
µ = 2.5416 Z A rA − Pµν µ r ν
A µ ν
Muatan Atom
Walaupun konsep seperti muatan atomik atau dipol
ikatan digunakan secara luas dalam MM, tidak ada definisi
khusus dari muatan atomik dalam sebuah molekul. Biasanya
muatan atomik digunakan untuk menandai kepadatan
elektron pada atom dalam molekul. Analisis populasi Mulliken
merupakan metode yang sering diterapkan dalam penentuan
muatan atomik. Distribusi kepadatan elektron merupakan
N N
ρ (r ) = Pµν φ µ φν
µ ν
35
RANGKUNGAN KONSEP
Metode kimia komputasi secara garis besar dibedakan
atas mekanika molekular dan metode struktur elektronik.
Mekanika molekular didasarkan pada mekanika klasik dan
dapat digunakan untuk menentukan sifat senyawa yang
mempunyai massa molekul besar. Metode struktur elektronik
dapat berupa ab initio, semiempiris dan DFT. Ketiga metode
ini dapat menentukan sifat senyawa yang didominasi oleh
peran elektron seperti muatan atom dan spektra UV. Namun
demikian metode struktur elektronik ini memerlukan
kemampuan komputer yang tinggi.
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Jika Saudara diminta untuk menentukan perhitungan
sifat−sifat molekul air dengan menggunakan program
kimia HyperChem.
a. Metode perhitungan kimia yang mana yang diperki-
rakan cocok ? Molekular mekanik, semiempiris atau
ab initio, jelaskan jawaban Saudara.
b. Tentukan parameter perhitungan yang harus Saudara
masukkan sebagai input program HyperChem, sesuai
dengan jawaban Saudara pada 1a.
37
BAB III
MEKANIKA MOLEKULAR
torsi
rentang
ikatan
sudut ikatan
interaksi tak-berikatan
E= kb (r − r0 ) 2
ika tan
kb(r-r0)2
r r
kenyataan
optimum
E= kθ (θ − θ 0 ) 2
sudut
θ
θ
θ optimum
k = 2,0
k = 1,0
k = 0,5
r atau θ
A[1+cos(nτ-φ)]
interaksi tak-berikatan
− Aij Bij
- +
rij6 rij12
i j
daerah tolakan
i j
energi optimum
i j
− Aij Bij
6
+
rij rij12
rij
AMBER
• Sesuai untuk digunakan pada polipeptida dan asam
nukleat dengan senua atom hidrogen diikutkan dalam
perhitungan.
• Medan gaya AMBER force field disusun oleh Kollman.
• OPLS
• Didesain untuk perhitungan asam nukleat dan peptida.
• OPLS disusun oleh Jorgensen.
• Parameter interaksi tak berikatan dioptimasi dari perhi-
tungan dengan pelarut termasuk di dalamnya.
BIO+
• Dikhususkan untuk perhitungan makromolekul.
• Medan gaya CHARMM disusun oleh Karplus.
• Disusun Primarily designed to explore macromolecules.
• Termasuk parameter CHARMM untuk perhitungan
asam amino.
RANGKUMAN KONSEP
Metode mekanika molekular sangat bermanfaat untuk
digunakan dalam memodelkan senyawa dengan masa molekul
54
SOAL LATIHAN
1. Salah satu metode kimia komputasi yang digunakan untuk
menentukan energi dari suatu senyawa adalah Mekanika
Molekular. Persamaan mekanika molekular dinyatakan
sebagai berikut :
E= kb (r − r0 ) 2 + kθ (θ − θ 0 ) 2 + A[1 + cos(nτ - φ ]
ikatan sudut torsi
− Aij Bij qi q j
+ + +
i j rij6 rij12 i j rij
Pada bab ini akan dijelaskan tentang penggunaan salah satu metode kimia komputasi yang mempunyai ketelitian tinggi, yaitu
metode ab initio. Juga akan dibahas tentang kemampuan dan kelemahan dari metode ab initio dalam memodelkan senyawa. Bab ini
akan memberikan perban-dingan ketelitian dari perhitungan yang dilakukan oleh metode mekanika molekular yang telah dibahas pada
Bab III.
4.1 PENDAHULUAN
Kimia kuantum berguna dalam penentuan beberapa sifat molekul menggunakan dasar-dasar mekanika kuantum. Mekanika
kuantum dibutuhkan untuk mempelajari partikel-partikel yang berukuran mikro seperti elektron, inti, atom dan molekul yang sifat dan
kelakuan partikel tersebut tidak dapat dijelaskan dengan mekanika klasik. Dalam mekanika kuantum, keadaan suatu sistem
digambarkan melalui fungsi koordinat partikel dalam sistem yang disebut dengan fungsi gelombang atau fungsi keadaan. Fungsi ini
dapat diperoleh melalui penyelesaian persamaan Schrödinger.
Mekanika kuantum dalam prakteknya terbagi atas dua metode, yaitu ab initio dan semiempirik. Kedua metode ini mempunyai
perbedaan yang prinsip. Ab initio menyelesaikan semua persamaan secara eksak dan semua elektron yang ada diperhitungkan,
sehingga memerlukan waktu perhitungan yang lama. Dibandingkan dengan ab initio, perhitungan dengan metode semiempirik dapat
dijalankan lebih cepat karena tidak semua persamaan diselesaikan secara eksak dan elektron yang diperhitungkan hanyalah elektron
valensi saja. Atau dapat dikatakan bahwa hasil perhitungan ab initio lebih akurat bila dibandingkan hasil perhitungan semiempirik,
walaupun dalam pengerjaannya ab initio memerlukan waktu yang lebih lama. Kenyataan keakuratan ab initio dibanding semiempirik
terlihat jelas saat melakukan perhitungan pada atom atau molekul yang bermuatan.
Persamaan dasar kimia kuantum adalah persamaan Schrödinger yaitu :
Hˆ ψ = Eψ
adalah hamiltonian yang menyatakan energi kinetik dan energi potensial, baik inti maupun elektron. ψ adalah fungsi gelombang
yang merupakan fungsi koordinat inti dan elektron yang berisikan semua informasi mengenai koordinat sistem. E adalah energi total
dari sistem. Sifat molekul yang dapat dihitung melalui penyelesaian persamaan di atas adalah geometri molekul, stabilitas relatif, dipol
dan muatan atomik.
Kimia Komputasi
χ1 (1) χ 2 (1) χ n (1)
1 χ 1 ( 2) χ 2 ( 2) χ n ( 2)
ψ det =
n!
χ1 (n) χ 2 (n) χ n (n)
−1/2
n! adalah faktor normalisasi untuk fungsi gelombang dan n menyatakan jumlah elektron. Dari sini penggambaran Hamil-tonian
elektronik telah ditentukan dan fungsi gelombang dapat didefinisikan sehingga energi elektronik efektif dapat ditemukan melalui metode
variasional. Dalam metode variasi-onal fungsi gelombang terbaik ditentukan melalui minimasi energi elektronik efektif. Dengan
menggunakan konsep di atas, Fock dan Slater secara serempak dan terpisah mengem-bangkan suatu persamaan yang sekarang
disebut persamaan Hartree-Fock. Untuk selanjutnya orbital spatial φ digunakan secara eksplisit, yaitu dalam mempertimbangkan prinsip
Aufbau dan peletakan dua elektron dalam masing-masing orbital φ.
(2 J − K ij )
n n N
E=2 Ij + ij
j =1 i =1 j =1
1 2 Z
I j = φ j (1) − ∇j − φ j (1)dτ 12
2 rj
Persamaan Hartree−Fock adalah suatu pasangan persamaan integro-differensial yang dapat diselesaikan hanya melalui
metode berulang atau iteratif. Pasangan dapat dilihat melalui fakta bahwa integral Jij dan Kij didefinisikan dalam satu orbital φi dan φj.
Mulai
Orbital
Perhitunga
n potensial
Pembentuk
an operator
Penyelesaian
persamaan
Konvergen tid
ya
Hasil
Selesa
Kimia Komputasi
Gambar 4.1 Diagram alir yang disederhanakan untuk perhitungan SCF,
Untuk menyelesaikan persamaan Hartree-Fock, suatu rang-kaian perhitungan awal dilakukan dengan pemilihan orbital, diikuti
pembentukan operator Fock dan selanjutnya adalah penyelesaian persamaan yang digunakan untuk memperoleh orbital baru. Orbital
yang terhitung digunakan untuk menentukan operator Fock baru. Prosedur ini diulang sampai suatu kriteria konvergensi dicapai. Kriteria
konvergensi biasanya didasarkan pada perubahan energi dari suatu orbital. Prosedur ini dikenal sebagai metode medan keajegan diri
(SCF -Self-Consistent-Field-), karena prosedur berulang terus-menerus dilakukan sampai medan elektrostatik efektif tidak mengalami
perubahan. Diagram perhitungan SCF ditunjukkan dalam gambar 4.1.
Persamaan Hartree-Fock yang diberikan telah diwakili oleh suatu himpunan umum orbital atomik φi. Persamaan Schrödinger
telah diselesaikan secara numerik untuk mem-peroleh orbital atomik atom yang memiliki simetri bola. Molekul-molekul yang memiliki
simetri rendah, menggunakan metode penyelesaian yang diusulkan oleh Hall dan Roothan. Hall dan Roothan secara terpisah
menunjukkan bahwa me-lalui penggunaan suatu himpunan fungsi spatial, persamaan integro-differensial dapat diubah ke dalam suatu
himpunan persamaan aljabar yang selanjutnya dapat diselesaikan menggunakan metode matriks. Jika orbital molekul ψ(r) digambarkan
sebagai suatu fungsi kombinasi linier, dengan M mengabaikan fungsi satu-elektron yang telah diketahui sebagai fungsi basis.
M
ψ i (r ) = c µiφ µ
µ =1
cµi adalah koefisien expansi orbital molekul untuk fungsi basis φ. Masalah penentuan orbital molekul telah direduksi dari penemuan
suatu diskripsi lengkap fungsi tiga dimensi ψi. Jika fungsi basis φµ adalah fungsi orbital atomik, maka ekspansi linier ini diketahui sebagai
kombinasi linier atomik orbital (LCAO -Linear Combination of Atomic Orbital-).
Jika pada masing-masing sisi dikalikan dengan φν, di-lanjutkan dengan pengintegrasian, akhirnya didapatkan per-samaan
Hall-Roothan.
FC = SC ∈
F adalah matriks Fock dengan elemen matriks
Fµν = φ µ Fφν dτ
S adalah matriks tumpang tindih dengan elemen matriks
S µν = φ µ φν dτ
C adalah matriks bujursangkar koefisien ekspansi, dan ∈ adalah vektor energi orbital. Persamaan tersebut diselesaikan dengan cara
yang sama seperti penyelesaian persamaan Hartree-Fock, yaitu: suatu perkiraan koefisien awal dibuat, matriks Fock ditentukan dan
selanjutnya ke dalam matriks Fock didiagonalisasikan untuk mendapatkan koefisien dan energi orbital baru. Koefisien baru ini kemudian
digunakan untuk menentukan suatu matriks Fock baru, dan prosedur ini diulang sampai perubahan energi atau koefisien orbital tidak
berubah secara signifikan.
Gambar 4.2 Perbandingan antara orbital 1s tipe Slater dan tipe Gaussian
STO
4
3
2
1
Kimia Komputasi
r
Gambar 4.3 Perbandingan STO dan ekspansi GTO sampai dengan 4 suku
Selain dalam bentuk koordinat polar, orbital tipe Slater dapat juga ditulis dalam koordinat kartesian yaitu:
χ kmn = Nx k y m z n exp(−ζr )
STO utamanya digunakan untuk sistem atom dan diatom yang membutuhkan akurasi yang tinggi dan metode semiempirik yang integral
tiga dan empatnya diabaikan. Orbital tipe gaussian dapat ditulis dalam koordinat polar ataupun dalam koordinat kartesian, sebagai
berikut:
χ ζ ,n ,l , m (r , θ , ϕ ) = NYl , m (θ , ϕ )r ( 2 n − 2−1) exp(−αr 2 )
χ kmn = Nx k y m z n exp(−αr 2 )
k, m dan n menentukan tipe orbital dan α adalah eksponen, yang menentukan energi elektronik orbital.
Ketergantungan r2 dalam eksponensial membuat GTO inferior dibandingkan STO dalam dua aspek. Pertama, pada
penggambaran inti atom GTO mempunyai tangen arah (slope) nol, berbeda dengan STO yang mempunyai suatu perpo-tongan
(turunan tidak kontinyu) dan GTO juga mempunyai masalah representasi perilaku elektron yang dekat dengan inti. Kedua, kurva GTO
berkurang atau turun terlalu cepat untuk jarak yang berjauhan dari inti bila dibandingkan dengan STO dan "ekor" dari fungsi gelombang
direpresen-tasikan kurang baik. STO dan GTO dapat dipilih untuk membentuk suatu basis fungsi yang lengkap, tetapi kete-rangan di
atas mengindikasikan bahwa diperlukan lebih banyak fungsi GTO untuk memperoleh akurasi yang lebih tinggi, bila dibandingkan
dengan STO.
Untuk mendapatkan akurasi yang tinggi dengan waktu perhitungan yang cepat dilakukan kombinasi linear tertentu dari suatu
himpunan yang lengkap dari fungsi basis primitif (Primitive Gaussian Function, PGF), yang dikenal sebagai fungsi gaussian terluaskan
(CGF −Contructed Gaussian Function− )
k
χ CGF = a i χ iPGF
i
ai menyatakan koefisien perluasan. Himpunan basis yang terluaskan akan selalu menghasilkan energi terhitung lebih besar dari harga
energi sebelumnya, akibat adanya keterba-tasan jumlah parameter variasional dan berkurangnya flek-sibilitas himpunan basis.
Keuntungan dari penggunaan him-punan basis terluaskan adalah bertambahnya efisiensi komputasi secara signifikan. Himpunan basis
yang dipilih untuk perhitungan kimia komputasi mempunyai batasan bahwa himpunan basis harus mempunyai kemampuan untuk
meningkatkan efisiensi komputasionalnya dan besarnya akurasi yang hilang masih dalam batas yang bisa diterima.
Kimia Komputasi
efektif termampatkan (ECP, -Effective Core Potential-) atau potensial kulit inti efektif, yaitu elektron-elektron tersebut memberikan efek
sebagai rata-rata pseudopotensial. PKIE bukan orbital tetapi merupakan modifi-kasi operator Hamiltonian. PKIE adalah satu operator
elektron yang mengganti dua elektron operator yaitu operator Coulomb dan operator pertukaran dalam persamaan Hartree-Fock yang
timbul dari interaksi antara elektron kulit inti dan elektron valensi. PKIE biasanya diterangkan sebagai kombinasi linear fungsi gaussian
yang koefisien dan eksponennya ditentukan melalui metode fitting kuadrat terkecil untuk tabulasi numerik potential.
V CEP = Ak r ( n− 2) exp(−αr 2 ) dengan n = 0, 1 atau 2
k
Jumlah fungsi gaussian k yang dibutuhkan untuk mencapai suatu representasi yang baik sebagai bentuk fungsional potensial effektif
adalah relatif besar, sampai dengan 12. Keuntungan perhitungan semua elektron dengan mengguna-kan ekspansi matematis yang
panjang tidak sangat signifikan untuk atom-atom yang ringan, tetapi cukup diperlukan saat pembahasan unsur berbobot atom besar
seperti atom-atom logam transisi.
2 2 2
c1e −b1r + c 2 e −b2 r + c3 e −b3r
ci adalah koefisien sedangkan bi adalah eksponensial
S 3 1.00
eksponen koefisien s koefisien p
.7161683735D+02 .1543289673D+00
.1304509632D+02 .5353281423D+00
.3530512160D+01 .4446345422D+00
SP 3 1.00
.2941249355D+01 -.9996722919D 01 1559162750D+00 .6834830964D+00 .3995128261D+00 6076837186D+00
.2222899159D+00 .7001154689D+00 3919573931D+00
Orbital 2s dan 2p mempunyai eksponen yang sama tetapi berbeda pada koefisiennya.
b. Himpunan basis 6-31G+ untuk atom karbon
S 6 1.00
.3047524880D+04 .1834737130D-02
.4573695180D+03 .1403732280D-01
.1039486850D+03 .6884262220D-01
.2921015530D+02 .2321844430D+00
.9286662960D+01 .4679413480D+00
.3163926960D+01 .3623119850D+00
SP 3 1.00
.7868272350D+01 -.1193324200D+00 .6899906660D-01 .1881288540D+01 -.1608541520D+00 .3164239610D+00
.5442492580D+00 .1143456440D+01 .7443082910D+00 SP 1 1.00
.1687144782D+00 .1000000000D+01 .1000000000D+01
D 1 1.00
.8000000000D+00 .1000000000D+01
Fungsi
basis
Kimia Komputasi
Gambar 4.4 Fungsi basis
ghos
dalam perhitungan BSSE
Metode yang umum digunakan untuk mengestimasi, mengoreksi atau mereduksi BSSE
disebut koreksi
counter-pois
, yang dikemukakan oleh Boys dan Bernardi. Dalam prosedur ini energi masing-masing monomer
dihitung meng-gunakan sistem himpunan basis yang lengkap dalam suatu geometri yang sesuai,
yaitu terdapatnya orbital pada suatu molekul pasangannya pada lokasi yang sama seperti yang
terjadi dalam supermolekul, tetapi inti dari molekul pasangan tersebut ditiadakan. Molekul
pasangan yang intinya ditiada-kan tetapi fungsi basisnya digunakan dikenal dengan istilah atom
maya
ghost atom). Persamaan koreksi counter-poise dapat ditulis:
EMBED Equation.3
EA{AB} dan EB{AB} adalah energi masing-masing monomer yang diperoleh dengan
menggunakan fungsi basis dimer lengkap {AB} pada geometri AB yang sesuai. Fungsi basis {B}
dalam perhitungan EA{AB} dan {A} dalam perhitungan EB{AB} disebut himpunan basis maya.
Banyak perhitungan pada senyawa kompleks tidak menggunakan persamaan di atas tetapi
menyederhanakannya dengan mengambil EAB (R) pada nilai minimumnya. Pada titik-titik
permukaan energi potensial yang diperoleh dari cara ini, peneliti kemudian ingin memperkirakan
besarnya kesalahan yang muncul dari penggunaan persamaan. Persamaan yang dapat
menggambarkan kesalahan perhitungan adalah :
EMBED Equation.3
Persamaan ini merupakan pendefinisian dari BSSE yang banyak digunakan dalam literatur-literatur
kimia teori.
Pengoreksian BSSE dalam perhitungan molekul dengan himpunan basis kecil dan sedang
menghasilkan nilai energi interaksi yang sangat mendekati nilai yang dihasilkan oleh penggunaan
himpunan basis yang besar dan mahal. Koreksi counterpoise sangat berguna untuk mengestimasi
energi interaksi elektronik lemah dengan himpunan basis kecil pada tingkat Hartree-Fock, seperti
dalam kasus interaksi van der Waals, tetapi pendekatan ini gagal untuk mengestimasi energi
interaksi elektronik kuat bahkan dengan himpunan basis yang besar sekalipun.
Kimia Komputasi
Untuk itulah diperlukan metode penghitungan yang akurat karena perbedaan energi yang kecil
mungkin akan sangat signifikan secara kimia.
Energi mutlak tidaklah secara langsung dapat digunakan. Pada penghitungan panas
pembentukan senyawa berdasar teori G1 dan G2, struktur molekular dan frekuensi pertama kali
ditentukan dengan HF/6-31G*. Frekuensi digu-nakan dalam penentuan energi titik-nol (zero-point
energy). Kemudian struktur dioptimasi pada tingkat MP2, selanjutnya pengaruh penggunaan
himpunan basis dievalusi untuk berbagai tingkat teori untuk menjamin proses ekstrapolasi antara CI
penuh dan HF. Akhirnya energi vibrasi titik-nol ditambahkan. Prosedur ini dapat menentukan panas
pemben-tukan senyawa dengan ketelitian lebih kecil dari 2 kcal/mol relatif terhadap data
eksperimen.
Perhitungan panas pembentukan reaksi-reaksi isoder-mik pada umumnya menghasilkan
ketelitian yang tinggi. Reaksi isodermik adalah reaksi yang melibatkan jumlah ikatan setiap tipe
formal tetap dan hanya terjadi pertukaran pada hubungan dalam berikatan antar atom, sebagai
contoh :
CH4 + CH3CH2OH ( CH3CH3 + CH3OH
CF4 + 3 CH4 ( 4 CH3F
Perubahan energi (kkal/mol) untuk reaksi ini adalah :
STO-3G 3-21G 6-31G*//STO-3G Eksperiment
(E1 2,6 4,8 4,1 5,0 (5,7)
Harga yang tertera dalam tanda kurung tidak termasuk koreksi untuk perubahan energi titik-nol.
Geometri
Jika geometri keseimbangan menjadi titik perhatian, model ab initio HF dan MP2 dengan
menggunakan himpunan basis yang cukup besar akan menghasilkan data yang baik. HF/6-31G*
atau MP2/6-31G* dianggap metode yang bagus dan memadai untuk menentukan geometri dari
molekul organik. Dalam banyak hal himpunan basis 3-21G bahkan STO-3G dapat memberikan
hasil yang baik. Panjang ikatan yang dihitung dengan tingkat HF selalu lebih besar, berkisar 0,01-
0,02 Å sebagai akibat pengabaian korelasi elektron. Untuk senyawa logam transisi dan
organometalik hasilnya kurang memadai. Himpunan basis dengan ukuran besar tidak dapat
diterapkan menggunakan program dan kemampuan komputer yang dicapai sekarang. Selain itu
korelasi elektron dapat sangat penting artinya sehingga metode semacam DFT diharapkan dapat
memberikan andil dalam penyelesaian perhitungan untuk sistem yang besar.
Contoh klasik dari ketidakberhasilan Hartree-Fock adalah sebagai berikut :
EMBED ChemDraw.Document.5.0
Gambar 4.5 Perbandingan panjang ikatan pada senyawa FOOF hasil perhitungan RHF, CCSD(T)
dan eksperimen
Frekuensi vibrasional
Disebabkan oleh ketersediaan turunan kedua dari fungsi gelombang HF dan MP2,
perhitungan frekuensi vibra-sional dan mode normal dari molekul organik hampir menjadi kajian
Kimia Komputasi
rutin. Hasil perhitungan dengan metode HF dengan himpunan basis kecil menghasilkan data yang
baik. Frekuensi secara konsisten terprediksi lebih besar disebabkan peng-abaian korelasi elektron
dan ketidakharmonisan. Penskalaan secara menyeluruh terhadap frekuensi terhitung dengan faktor
0,89(0,01 memberikan hasil yang sesuai terhadap hampir semua kasus. Untuk MP2 faktor skala
haruslah mendekati angka 1,0
Energi
Perhitungan yang teliti dari energi mutlak atau relatif merupakan bahan kajian yang terus-
menerus dilakukan. Perbedaan energi konformasi tidak secara baik dihitung dengan metode HF atau
MP2 menggunakan himpunan basis kecil seperti 6-31G* atau yang lebih kecil. Tentu saja
kebutuhan akan ketelitian sangat diperlukan dalam hal ini. Selain itu perbandingan dalam sistem
homolog (sekelompok) sering dapat dihitung secara teliti, misalnya pengaruh substitusi gugus metil
pada deret alkana. Energi reaksi dapat diprediksi dengan bai, khususnya pada reaksi isodermik. Jika
jumlah dari jenis ikatan formal berubah, metode korelasi elektron harus diterapkan.
Reaksi kimia
Kualitas dari prediksi struktur keadaan transisi sangat sulit diverifikasi dengan cara
membandingkan dengan hasil eksperimen, sehingga cara yang ditempuh adalah dengan melihat
kecepatan konvergensi perhitungan relatif, terhadap tingkat kehandalan metode yang diterapkan.
Energi keadaan transisi dapat dihubungkan dengan energi aktivasi eksperi-mental. Dalam
prakteknya, metode teoritis dapat menghasil-kan ketelitian yang memadai dalam memprediksi
energi aktivasi relatif. Yang terpenting dalam perhitungan ini bukan pada harga energi mutlak tetapi
prediksi energi kompleks transisi relatif dibandingkan dengan produk atau reaktan dengan ketelitian
1 sampai 2 kkal/mol, dan ini memadai untuk beberapa reaksi semacam Diels-Alder.
Rumus molekul
Reaksi
HF/6-31G*//3-21G (kkal/mol)
Eksperimen
(kkal/mol)
HCN
Hidrogen sianida ( hidrogen isosianida
12,4
14,5
CH2O
Formaldehid ( hidoksimetilena
52,6
54,9
C
3NO
Formamida ( nitrosometana
65,3
62,4
C2H3N
Kimia Komputasi
Asetonitril ( metilisosianat
20,8
20,9
C2H4O
Asetaldehid ( oksasiklopropana
33,4
26,2
C3H6
Propena ( siklopropana
8,3
6,9
RANGKUMAN KONSEP
Metode ab initio merupakan metode paling baik dalam analisis sifat senyawa dibandingkan dengan
metode semiempiris maupun mekanika molekul. Sifat senyawa seperti muatan atom neto, dipol,
spektra UV, NMR dan IR dapat ditentukan dengan metode ini. Keberhasilan penggunaan metode
ini bergantung pada pemilihan himpunan basis yang sesuai untuk masalah yang sedang dikaji.
Kelemahan dari metode ini adalah keperluan yang besar akan waktu hitung, media simpan dan
memori komputer.
SOAL LATIHAN
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan metode medan keajekan diri (SCF) pada perhitungan ab
initio.
b. Mengapa perhitungan ab initio selalu diselesaikan dengan proses iterasi ?
c. Kondisi apa yang harus dicapai untuk dapat menga-takan bahwa perhitungan ab initio sudah
selesai.
Jelaskan maksud notasi himpunan basis di bawah ini dan jelaskan termasuk pada kategori
himpunan basis yang mana (minimal, split valence, polarization atau diffuse basis set)
a. STO(3G b. 3(21G c. 6(31G* d. 6(31++G
Jelaskan secara rinci, pendekatan dalam perhitungan ab initio berikut :
Pendekatan Born-Oppenheimer
Pendekatan orbital
Pendekatan LCAO
Jelaskan faktor apa yang menentukan keberhasilan ab initio dalam menentukan sifat senyawa.
Bagaimana peran pemilihan himpunan basis ?
Kimia Komputasi
BAB V
KIMIA KUANTUM SEMIEMPIRIS
5.1 PENDAHULUAN
Metode kimia kuantum ab initio mempunyai keterba-
tasan dalam penerapan secara praktis karena keperluan yang
besar terhadap waktu-CPU dan ruang simpan dalam cakram
(disk) atau memori dari komputer. Pada tingkat HF, masalah
terletak pada besarnya jumlah integral dua-elektron yang
harus dievaluasi. Tanpa metode khusus, perhitungan ini
sebanding dengan pangkat empat dari jumlah fungsi basis.
85
1
Fµν = β AB S µν − Pµν γ AB , µ ∈ A, ν ∈ B (B dapat sama dengan A )
2
92
1 1
Fµν ( µ pada A, ν pada B) = ( βµ + βν ) Sµν − Pµν < µλ | λσ >
2 2 λ∈A σ ∈B
a exp(−b (rAB − c ) )]
i
B
i
B
i
B 2
Metode Kesalahan
Panjang Sudut ikat Dihedral
ikatan (Å) (o) (o)
MNDO 0,054 4,3 21,6
AM1 0,050 3,3 12,5
PM3 0,036 3,9 14,9
100
RANGKUMAN KONSEP
Metode semiempiris dibedakan atas dasar pendekatan
parameterisasi data eksperimen dan penyederhanaan perhi-
tungan integral dalam prosedur SCF. Pada umumnya metode
ini baik cukup baik dalam memprediksi sifat molekul. Untuk
keperluan khusus, seperti analisis spektra, harus dilakukan
pemilihan metode semiempiris yang parameterisasinya dida-
sarkan pada data spektroskopi.
SOAL LATIHAN
1. Metode semimpiris merupakan suatu metode perhitungan
kimia komputasi yang dapat dijalankan lebih cepat dari-
pada ab initio. Jelaskan mengapa demikian. Jelaskan
pendekatan/penyederhanaan perhitungan yang diguna-
kan pada metode semiempiris. Apakah metode semi-
empiris memerlukan pemilihan himpunan basis? Jelaskan
jawaban Saudara.
2. Peristiwa hiperkonjugasi pada karbokation dapat digam-
barkan sebagai berikut :
tumpang tindih
orbital p kosong
H
H
C C
H
H
H
C karbokation gugus alkil
101
6.1 PENDAHULUAN
Teori SCF-RHF (SCF dengan dalam sel tertutup) mem-
punyai beberapa kekurangan. Ditinjau peristiwa disosiasi
molekul H2 berikut :
H+ + H- ← H2 → H. + .H
Persamaan
HFlimit Schrödinger
eksak
RANGKUMAN KONSEP
Metode korelasi elektron memberikan arti sebagai koreksi
terhadap perhitungan ab initio, karena itu sering dinamakan
dengan metode post-SCF. Pemilihan metode korelasi elektron
sangat bergantung pada masalah kimia yang akan dikaji. Jika
pengaruh korelasi elektron diperkirakan kecil, maka dapat
dilakukan perhitungan dengan metode ab initio untuk UHF
(sel terbuka) saja, karena akan memberikan waktu perhi-
117
SOAL LATIHAN
1. Jelaskan pengertian unrestricted Hartree-Fock (UHF) dan
restricted Hartree-Fock (RHF) dalam penentuan energi
suatu molekul. Jelaskan perbedaan ini dalam rumusan
matematika.
2. Apa yang dimaksud dengan spin multiplicity yang selalu
dijadikan salah satu parameter dalam memasukkan spesi-
fikasi molekul dalam suatu program. Tuliskan rumusan-
nya. Tentukan spin multiplicity untuk spesies Co2+, H2O,
CH3COOH dan kompleks [Cu(H2O)3]2+.
3. Efek korelasi elektron sangat penting dimasukkan dalam
perhitungan ketika kita berhadapan dngan senyawa yang
mengandung elektron delokal. Jelaskan masalah ini dengan
melihat kajian peneliti yang telah dituliskan dalam jurnal
ilmiah.
4. Berikan suatu contoh pemodelan molekul yang sangat di-
pengaruhi oleh pemilihan metode kimia komputasi. Berikan
penjelasan terhadap masalah tersebut. Ambil data yang ada
pada buku atau jurnal ilmiah, terutama yang melibatkan
metode korelasi elektron.
118
BAB VII
HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR DAN AKTIVITAS
7.1 PENDAHULUAN
Desain obat merupakan proses iteratif yang dimulai
dengan senyawa yang menunjukkan sifat aktif biologis yang
penting dan diakhiri dengan mengoptimasi baik profil aktivitas
molekul maupun sintesis kimianya. Proses ini dapat berjalan
jika kimiawan menghipotesiskan suatu kaitan antara struktur
119
daerah C
O
daerah A
OH
30
26,5
25
20
EC50
15
11,8
10
5 4,58 4,39
1,24
0 0,24 0,35
0 2 4 6 8
nomor senyawa
1.5 1.42
1 1.07
Log EC50
0.66 0.64
0.5
0.09
0
0 2 4 6 8
-0.5 -0.46
-0.62
-1
nomor senyawa
daerah C
O
daerah A
OH
2,5 30
1,96 2 25,36
25
1,5 20
1,12
1 15,55
MR
15
13,94
0,71
p
0,5 10
0,18 7,36
0 6,03 6,33
5
-1 0 -0,28
1 2
-0,5 -0,57 0
-1 -1 0 1 2
1,5
1,26
1 1,02
0,79
0,65
0,5
aktual
0,21
0
-0,12
-1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2
-0,5
-0,81
-1
terprediksi
r2 0,89
F1,n = (n − 2) = ( 7 − 2) = 40,46
1− r 2
1 − 0,89
Harga ini seringkali muncul sebagai standar keluaran
dari program statistik atau dapat diperiksa dalam tabel
statistik untuk menentukan signifikansi persamaan regresi.
134
1,5 1,42
1 1,05
log EC50
0,66 0,64
0,5
0 0,09
0 1 2 3 4 5 6 7 8
-0,5 -0,46
-0,62
-1
nomor senyawa
1,5
1,42
1 1,05
log EC50
0,66 0,64
0,5
0,09
0
-1 -0,5 0 0,5 1 1,5 2 2,5
-0,5 -0,46
-0,62
-1
phi