Anda di halaman 1dari 8

Meningitis ditandai dengan adanya gejala-gejala seperti panas mendadak,

letargi, muntah dan kejang. Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan cairan
serebrospinal (CSS) melalui pungsi lumbal. Meningitis karena virus ditandai
dengan cairan serebrospinal yang jernih serta rasa sakit penderita tidak terlalu
berat. Pada umumnya, meningitis yang disebabkan oleh Mumpsvirus ditandai
dengan gejala anoreksia dan malaise, kemudian diikuti oleh pembesaran kelenjer
parotid sebelum invasi kuman ke susunan saraf pusat. Pada meningitis yang
disebabkan oleh Echovirus ditandai dengan keluhan sakit kepala, muntah, sakit
tenggorok, nyeri otot, demam, dan disertai dengan timbulnya ruam makopapular
yang tidak gatal di daerah wajah, leher, dada, badan, dan ekstremitas. Gejala yang
tampak pada meningitis Coxsackie virus yaitu tampak lesi vasikuler pada palatum,
uvula, tonsil, dan lidah dan pada tahap lanjut timbul keluhan berupa sakit kepala,
muntah, demam, kaku leher, dan nyeri punggung.
Meningitis bakteri biasanya didahului oleh gejala gangguan alat pernafasan
dan gastrointestinal. Meningitis bakteri pada neonatus terjadi secara akut dengan
gejala panas tinggi, mual, muntah, gangguan pernafasan, kejang, nafsu makan
berkurang, dehidrasi dan konstipasi, biasanya selalu ditandai dengan fontanella
yang mencembung. Kejang dialami lebih kurang 44 % anak dengan
penyebab Haemophilus influenzae, 25 % oleh Streptococcus pneumoniae, 21 %
oleh Streptococcus, dan 10 % oleh infeksi Meningococcus. Pada anak-anak dan
dewasa biasanya dimulai dengan gangguan saluran pernafasan bagian atas,
penyakit juga bersifat akut dengan gejala panas tinggi, nyeri kepala hebat,
malaise, nyeri otot dan nyeri punggung. Cairan serebrospinal tampak kabur, keruh
atau purulen.
Meningitis Tuberkulosa terdiri dari tiga stadium, yaitu stadium I atau
stadiumprodormal selama 2-3 minggu dengan gejala ringan dan nampak seperti
gejala infeksibiasa. Pada anak-anak, permulaan penyakit bersifat subakut, sering
tanpa demam,muntah-muntah, nafsu makan berkurang, murung, berat badan
turun, mudahtersinggung, cengeng, opstipasi, pola tidur terganggu dan gangguan
kesadaran berupaapatis. Pada orang dewasa terdapat panas yang hilang timbul,
nyeri kepala,konstipasi, kurang nafsu makan, fotofobia, nyeri punggung,
halusinasi, dan sangat gelisah.Stadium II atau stadium transisi berlangsung selama
1 – 3 minggu dengan gejala penyakit lebih berat dimana penderita mengalami
nyeri kepala yang hebat dankadang disertai kejang terutama pada bayi dan anak-
anak. Tanda-tanda rangsangan meningeal mulai nyata, seluruh tubuh dapat
menjadi kaku, terdapat tanda-tanda peningkatan intrakranial, ubun-ubun
menonjol dan muntah lebih hebat. Stadium III atau stadium terminal ditandai
dengan kelumpuhan dan gangguan kesadaran sampai koma. Pada stadium ini
penderita dapat meninggal dunia dalam waktu tiga minggu bila tidak mendapat
pengobatan sebagaimana mestinya.

. Pemeriksaan Radiologis
CT SCAN
Pada keadaan yang diduga meningitis bakterialis dengan penurunan
kesadaran, pemeriksaan CT-Scan cranium direkomendasikan sebelum lumbal
pungsi untuk menghindari herniasi otak akibat edema serebri. Pada meningitis
fase akut, Pemeriksaan CT-Scan biasanya normal. Lesi pada parenkim tidak
mudah terlihat pada gambaran CT-Scan, kecuali pada iskemik yang disebankan
leh vaskulitis sekunder yang merupakan komplikasi pada lebih dari 20% kasus.
Gambaran parenkim yang abnormal sebanding lurus dengan gejala neurologis dan
akan memperburuk prognosis nya.
Jika gejala dan tanda (kaku kuduk, tanda kernig dan tanda laseque) ditemukan
maka dianjurkan untuk pemeriksaan Computer Tomography beserta pungsi lumbal
(bila tidak ada tanda edema otak). Pembuluh darah yang terpapar dengan dengan
eksudat inflamasi subarakhnoid mengalami spasme dan atau trombosis yang
selanjutnya akan menyebabkan iskemia dan akhirnya infark. Pada beberapa kasus
didapatkan gyrii dan cysterna menyempit (dengan kontras terlihat) yang
disebabkan oleh melebarnya sulcii karena eksudat yang mengisi sulcii akibat
proses inflamasi, gyral enhancement, tampak lesi hipodens di ganglia basalis, dan
sistem ventrikel melebar

Magnetic Resonance Imaging (MRI)


Magnetic Resonance Imaging (MRI) bukan merupakan pemeriksaan rutin
pada kasus meningitis bakterialis tanpa komplikasi. pemeriksaan MRI akan
membantu memberikan gambaran yang lebih jelas pada parenkim otak. Pada
kasus komplikasi berupa kejang dan disertai dengan gejala-gejala fokal, MRI
lebih baik jika dibandingkan dengan CT-Scan dalam menggambarkan lesi
parenkim pada kasus meningoensefalitis atau komplikasi vaskulitis akibat rentetan
FLAIR (Fluid Attenuated Inversion Recovery).
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis lebih bersifat mengatasi etiologi dan perawat perlu
menyesuaikan dengan standar pengobatan sesuai tempat bekerja yang berguna
sebagai bahan kolaborasi dengan tim medis. Secara ringkas penatalaksanaan
pengobatan meningitis meliputi:
a. Pengobatan Simtomatis:
1) Antikonvulsi, Diazepam IV; 0,2 – 0,5 mg/kgBB/dosis, atau rektal : 0,4 – 0,6
mg/kgBB indikasi meringankan spasme otot rangka, atau Fenitoin 5 mg/kgBB/24
jam indikasi anti kejang, 3 x sehari atau Fenonarbital 5 – 7 mg/kgBB/24 jam, 3 x
sehari. Indikasi anti kejang
2) Antipiretik : parasetamol/asam salisilat 10 mg/kgBB/dosis. Indikasi analgesik
3) Antiedema serebri: Diuretik osmotik (seperti manitol) dapat digunakan untuk
mengobati edema serebri.
4) Pemenuhan Oksigenisasi dengan O
2.
5) Pemenuhan hidrasi atau pencegahan syok hipovolemik : pemberian tambahan
volume cairan intravena.
b. Obat anti infeksi (meningitis tuberkulosa)
1) Isoniazid 10 – 20 mg/kgBB/24 jam, oral,2 x sehari maksimal 500 mg selama 1½
tahun. Indikasi memnghambat pembentukan dinding sel bakteri
2) Rifampisin 10 – 15 mg/kgBB/24 jam, oral, 1 x sehari selama 1 tahun indikasi : anti
infeksi
3) Streptomisin sulfat 20 – 40 mg/kgBB/ 24 jam, IM, 1-2 x sehari selama 3
bulan.Indikasi Indikasi Menghambat/membunuh pertumbuhan mikroorganisme
c. Obat anti infeksi (meningitis bakterial)
1) Sefalosporin generasi ketiga Indikasi menghambat sintesis dinding sel mikroba
2) Amfisilin 150 – 200 mg (400mg)/kgBB/24 jam, IV, 4 – 6 x sehari
Indikasi antibakteri Gram + dan Gram –
3) Kloramfenikol 50 mg/kgBB/24 jam IV 4 x sehari. Indikasi menghambat sintesa
protein sel mikroba.
Komplikasi
1. Empiema
Empiema biasanya merupakan komplikasi dari infeksi atau kantong pus yang
terlokalisasi (abses) dalam otak. Empiema adalah suatu efusi eksudat yang disebabkan oleh
infeksi langsung pada rongga tubuh yang menyebabkan cairan tubuh menjadi purulen atau keruh.
Gambaran CT-scan tampak lesi hipodens.

Abses
Fase awal abses otak ditandai dengan edema lokal, hiperemia infiltrasi
leukosit atau melunaknya parenkim. Trombisis sepsis dan edema. Beberapa
hari atau minggu dari fase awal terjadi proses liquefaction atau dinding kista
berisi pus. Gambaran CT scan tampak lesi hipodens dengan dinding bulat
(kantong) hiperdens.

Hydrocephalus
Berdasarkan Anatomi /tempat obstruksi CSS
 Hidrosefalus tipe obstruksi /non komunikans
Terjadi bila CSS otak tergangu (Ganguan di dalam atau pada sistem
ventrikel yang mengakibatkan penyumbatan aliran CSS dalam sistem
ventrikel otak), yang kebanyakan disebabkan oleh kongenital : stenosis
akuaduktus Sylvius (menyebabkan dilatasi ventrikel lateralis dan
ventrikel I. Ventrikel IV biasanya normal dalam ukuran dan
lokasinya). Yang agak jarang ditemukan sebagai penyebab
hidrosefalus adalah sindrom Dandy-Walker, Atresia foramen Monro,
malformasi vaskuler atau tumor bawan. Radang (Eksudat, infeksi
meningeal). Perdarahan/trauma (hematoma subdural). Tumor dalam
sistem ventrikel (tumor intraventrikuler, tumor paraselar, tumor fosa
posterior).
 Hidrosefalus tipe komunikans
Jarang ditemukan. Terjadi karena proses berlebihan atau ganguan
penyerapan (Ganguan di luar sistem ventrikel).

§ perdarahan akibat trauma kelahiran menyebabkan


perlekatan lalu menimbulkan blokade vili arachnoid.
§ Radang meningeal
§ Kongenital :
- Perlekatan arachnoid/sisterna karena ganguan pembentukan.
Ganguan pembentukan vili arachnoid
- Papiloma plexus choroideus

pada hidrosefalus obstruktif CT scan sering menunjukan pelebaran dari


ventrikel lateralis dan ventrikel I. Dapat terjadi di atas ventrikel ebih besar
dari ocipital horns pada anak yang besar. Ventrikel IV sering ukuranya
normal dan adanya penurunan densitas oleh karena terjadi reabsorpsi
transependimal dari CSS.
ß Pada hidrosefalus komunikan gambaran CT scan menunjukan dilatasi
ringan dari semua sistem ventrikel termasuk ruang subarakhnoid di
proksimal dari daerah sumbatan.

emua orang pasti pernah mengalami sakit, entang itu sakit ringan maupun sakit yang cukup
serius, hal ini memang sudah manusiawi. Karena sebagai manusia biasa, dengan seiring
berjalannya waktu tentu akan mengalami penurunan kondisi fisik yang disebabkan oleh banyak
faktor, sehingga penurunan tersebut menyebabkan seseorang menjadi sakit.

Dibalik penyakit yang kita alami, tentu mengandung hikmah yang sangat berharga bagi si
penderita khususnya dan bagi orang lain pada umumnya. Allah SWT pasti menyimpan hikmah di
balik setiap sakit yang kita alami. Allah SWT menakdirkan kita untuk sakit, pasti ada alasan
tersendiri yang menjadi penyebab semua itu. Tidak mungkin Allah SWT melakukan sesuatu
tanpa sebab yang mendahuluinya atau tanpa hikmah di balik itu semua . Oleh karena itu,
sebaiknya kita untuk selalu menerima, ikhlas dan bersabar atas apa yang dikaruniakan oleh-Nya
kepada kita, termasuk dikaruniai penyakit.
Nah, agar lebih menerima dan ikhlas atas sakit yang ditakdirkan kepada diri kita, pada
kesempatan ini marilah bersama-sama memahami lebih jauh tentang makna dan hikmah dibalik
penyakit yang Allah berikan, khususnya dalam pandangan islam.

Sakit Adalah Ujian


Allah SWT berfirman dalam Al-Quran;
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.” (QS. Al-Baqarah: 155-156).
Al-Quran Surat Al Baqarah ayat 155-156.
‫ن ِبش َۡىءٍ۬ َولَن َۡبلُ َونَّ ُكم‬ٍَ۬ ‫ف ِم‬ٍِ۬ ‫وعِ ۡٱلخ َۡو‬ٍ۬ ‫ن َون َۡقصٍ۬ َو ۡٱل ُج‬ ٍَ۬ ‫ل ِم‬ٍِ۬ ‫س ۡٱۡل َ ۡم َوٲ‬
ٍ۬ ِ ُ‫ت َو ۡٱۡلَنف‬
ٍِ۬ ‫ۗوٱلث َّ َم َرٲ‬
َ ‫ين َو َب ِش ٍِ۬ر‬
ٍَ۬ ‫ص ٰـ ِب ِر‬
َّ ‫ٱل‬
ٍَ۬ ‫ص ٰـبَ ۡت ُهم ِإ َذاٍ۬ ٱلَّذ‬
‫ِين‬ َ َ ‫صيبَةٍ۬ أ‬ ِ ‫لِل ِإنَّا قَالُواٍ۬ ُّم‬
ٍَِّ۬ ِ ٍ۬‫ون ِإلَ ۡي ٍِ۬ه َو ِإنَّا‬ ٍَ۬ ُ‫ٲجع‬ ِ ‫َر‬
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji’uun”.” (QS. Al-Baqarah: 155-156).
Hidup ini tidak lepas dari cobaan dan ujian, bahkan cobaan dan ujian merupakan sunatullah
dalam kehidupan. Manusia akan diuji dalam kehidupannya baik dengan perkara yang tidak
disukainya atau bisa pula pada perkara yang menyenangkannya. Allah ta’ala berfirman yang
artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-
lah kamu dikembalikan.” (QS. al-Anbiyaa’: 35). Sahabat Ibnu ‘Abbas -yang diberi keluasan ilmu
dalam tafsir al-Qur’an- menafsirkan ayat ini: “Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan
kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan haram, ketaatan dan
kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan.” (Tafsir Ibnu Jarir). Dari ayat ini, kita tahu bahwa
berbagai macam penyakit juga merupakan bagian dari cobaan Allah yang diberikan kepada
hamba-Nya. Namun di balik cobaan ini, terdapat berbagai rahasia/hikmah yang tidak dapat di
nalar oleh akal manusia.

Sumber: https://muslim.or.id/547-rahasia-sakit.html

Begitulah Allah SWT menguji manusia, untuk melihat siapa di antara hambaNya yang memang benar-
benar berada dalam keimanan dan kesabaran. Karena sesungguhnya iman bukanlah sekedar ikrar yang
diucapkan melalui lisan, tapi juga harus menghujam di dalam hati dan teraplikasian dalam kehidupan
oleh seluruh anggota badan. Semua ujian yang diberikan-Nya semata-mata hanya agar hamba-Nya
menjadi lebih baik di hadapanNya. Rasulullah shallallahu ’alayhi wasallam bersabda : "Barangsiapa
dikehendaki baik oleh Allah, maka Dia akan menguji dan menimpakan musibah kepadanya". (HR.
Bukhari).

#Sakit Sebagai Penebus Dosa dan Kesalahan


Sakit merupakan penebus berbagai dosa dan menghapuskan segala kesalahan, sehingga sakit
menjadi sebagai balasan keburukan dari apa yang dilakukan hamba, lalu dihapus dari catatan
amalnya hingga menjadi ringan dari dosa-dosa. Hal itu berdasarkan dalil-dalil yang sangat
banyak, di antaranya hadits Jabir bin Abdullah r.a. sesungguhnya ia mendengar Rasulullah Saw
bersabda:
“Tidaklah sakit seorang mukmin, laki-laki dan perempuan, dan tidaklah pula dengan seorang
muslim, laki-laki dan perempuan, melainkan Allah Swt menggugurkan kesalahan-kesalahannya
dengan hal itu, sebagaimana bergugurannya dedaunan dari pohon.” (HR. Ahmad, 3/346).
Sebagian orang menduga bahwa keutamaan dan pahala yang terdapat dalam hadits tersebut dan
yang semisalnya, hanya diperuntukkan bagi orang yang menderita sakit berat atau sakit parah,
atau yang tidak bisa diharapkan lagi kesembuhannya saja, padahal sebenarnya berbeda dengan
dugaan ini, karena seorang hamba akan mendapat pahala dari musibah yang menimpanya,
sekalipun hanya sakit ringan, selama ia tetap sabar dan selalu meminta pahala.

Anda mungkin juga menyukai