PROPOSAL
OLEH :
Penanggungjawab :
Yesinia Eka A, S.Kep
Anggota :
1. Zulkifli Banapon, S.Kep
2. Ratna Yunita, S.Kep
3. Moch. Ulil A, S.Kep
4. Dhiah Nur A, S.Kep
5. Ibdizil Ikram, S.Kep
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang
penting.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus).
2. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien.
3. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh perawat
dinas berikutnya.
4. Menyususn rencana kerja untuk dinas berikutnya.
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi pearawat
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
2. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat.
3. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan.
4. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
1.3.2. Bagi pasien
1. Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian
Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien (Nursalam, 2015).
SITUATION
Background
Riwayat keperawatan
Assessment:
KU, TTV, GCS, Skala Nyeri, Skala ResikoJatuh, ROS
B. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
C. Media
1. Status klien
2. Buku overan
3. Alat tulis
4. Leaflet
5. Sarana dan prasarana perawatan
D. Pengorganisasian
Penanggung jawab Roleplay : Yesinia Eka A, S.Kep
1) Kepala ruangan : Ratna Yunita, S.Kep
2) Perawat primer : Prahestin Dewi A, S.Kep
3) Perawat asosiatif 1 : Moch Ulil A, S.Kep
4) Perawat asosiatif 2 : Zulkifli Banapon, S.Kep
E. Mekanisme Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempa Pelaksana
t
Persiapan 1. Timbang terima dilakukan 5 Menit Nurs Karu dan
setiap pergantian sif/operan Station perawat
2. Prinsip timbang terima, pelaksana
semua pasien baru masuk dan pasien
yang dilakukan timbang terima
khususnya pasien yang memiliki
permasalahan yang belum/dapat
teratasi serta yang membutuhkan
observasi lebih lanjut
3. Perawat primer dan
perawat pelaksana menyampaikan
timbang terima kepada perawat
pelaksana (yang menerima
pendelegasian) berikutnya, hal yang
perlu disampaikan timbang terima:
aspek M1 s/d M5, jumlah pasien,
identitas pasien dan diagnose medis,
data (keluhan/subjektif/objektif),
masalah keperawatan yang masih
muncul, intervensi keperawatan yang
sudah dan belum dilaksanakan,
intervensi kolaborasi, rencana umum
dan persiapan yang perlu dilakukan
(persiapan operasi, penunjang,
program lain)
Pelaksana 1. Kedua kelompok dinas sudah siap (sif 20 Nurs Karu,
an jaga) menit Station perawat
2. Kelompok yang akan bertugas
pelaksana
menyiapkan buku catatan
3. Kepala ruangan membuka acara
timbang terima
4. Penyampaian yang jelas, singkat dan
padat oleh perawat jaga
5. Perawat jaga sif selanjutnya dapat
melakukan klarifikasi, tanya jawab,
dan melakukan validasi terhadapa hal
hal yang telah ditimbang terimakan
dan berhak menanyakan mengenai hal
hal yang kurang jelas.
6. Kepala ruangan menyampaikkan salam
dan katim menanyakan kebutuhan
dasar pasien
7. Perawat jaga selanjutnya mengkaji
secara penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan dasar dan
Bed
tindakan yang telah/belum
pasien
dilaksanakan, serta hal hal penting
lainnya selama masa perawatan
8. Hal hal yang sifatnya khusus dan
memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat secara khusus untuk
kemudian diserah terimakan kepada
petugas berikutnya
Post 1. Diskusi 5 menit Nurs Karu,
timbang 2. Pelaporan untuk timbang terima ditulis Station perawat
terima secara langsung pada format timbang pelaksana
terima yang ditanda tangani oleh perawat
primer yang jaga saat itu dan perawat
primer jaga berikutnya diketahui oleh karu
3. ditutup oleh karu
F. Uraian kegiatan
1. Prolog
Pada hari Kamis jam 08.00 wib seluruh perawat (Perawat Primer dan
Pearawat pelaksana) sift pagi dan malam serta kepala ruangan berkumpul
di nurse station untuk melakukan overan.
2. Sesi 1 di Nurse Station
Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan
do’a dan kemudian mempersilahkan Perawat Primer dinas malam untuk
melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepada
Perawat Primer yang akan berdinas selanjutnya (pagi). Perawat Primer
dan Perawat pelaksana sift pagi memberikan klarifikasi keluhan,
intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara
umum), intervensi kolaborasi dan dependen, rencana umum dan
persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan
penunjang dan lain-lain), serta hal yang belum jelas atas laporan yang
telah disampaikan. Setelah melakukan overan di nurse station berupa
laporan tertulis dan lisan, kemudian diteruskan di ruang perawatan
pasien.
3. Sesi II di ruang perawatan pasien
Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat ke tempat
pasien. Perawat Primer dinas selanjutnya mengklarifikasi dan
memvalidasi data langsung kepada pasien atau keluarga yang mengalami
masalah khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus,
kunjungan tetap dilaksanakan. Lama kunjungan tidak lebih lima menit
per pasien. Bila terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan
keluarga perlu diklarifikasi, maka dapat dilakukan di nurse station
setelah kunjungan ke pasien berakhir.
4. Epilog
Kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat
rahasia. Setelah proses overan selesei dilakukan, maka kedua Perawat
Primer menandatangi laporan overan dengan diketahui oleh kepala ruang.
G. Evaluasi
1. Struktur (input)
Pada overan, sarjana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara
lain: catatan overan, status klien dan kelompok sif overan. Kepala ruang
selalu memimpin kegiatan overan yang dilaksanakan pada pergantian sif
yaitu malam ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan overan pada sif sore ke malam
dipimpin oleh perawat Primer oleh perawat Primer yang bertugas saat itu.
2. Proses
Proses overan dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti sif. Perawat primer
mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti sif.
Overan pertama dilakukan di nurse station kemudian ke ruang perawatan
pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi overan mencakup jumlah
pasien, diagnosis keperawatan, intervensi yang belum/sudah dilakukan.
Setiap pasien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke pasien.
3. Hasil
Overan dapat dilaksanakan setiap pergantian sif. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
O: O: O:
A: A: A:
P: P: P:
Intervensi yang
sudah dilakukan
Intervensi yang
belum dilakukan
Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
(lab,obat,advis
medis)
Tanda tangan PP Pagi: PP Sore: PP Sore: PP Malam:
PP Pagi :
Perawat katim
Karu : PP Malam: Karu:
PROPOSAL
PELAKSANAAN SENTRALISASI OBAT PRAKTIK MANAJEMEN
KEPERAWATAN DI PAVILYUN MAWAR
RSUD JOMBANG
Periode 21 – 29 Desember 2017
Disusun Sebagai Syarat Dalam Mencapai Kompetensi Manajemen Keperawatan
OLEH :
Penanggungjawab :
Ibdizil Ikram, S.Kep
Anggota :
1. Yesinia Eka A
2. Agus Supriadi
3. Atis Beta Justica
4. Moch. Ulil Absor
PENDAHULUAN
3.1 Manfaat
Bagi Klien
1) Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan
2) Klien dapat terhindar dari resiko resistensi tubuh terhadap obat
Bagi perawat
1) Tercapainya kepuasan kerja yang optimal
2) Dapat mengontrol secara langsung obat-obatan yang dikonsumsi klien
3) Meningkatkan kepercayaan klien dan keluarga kepada perawat.
Bagi institusi
1) Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
2) Terciptanya model asuhan keperawatan professional
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2012)
2.4 Pelaksanaan
Kegiatan sentralisasi obat dilaksanakan pada minggu kedua sampai dengan
minggu ke ketiga selama mahasiswa praktek manajemen di Ruang Mawar.
Ruangan yang digunakan dalam mengelola sentralisasi obat adalah ruang oplos
obat. Metode yang digunakan adalah pendekatan secara langsung dengan pasien
dengan komunikasi terapeutik untuk meyakinkan pasien agar bersedia mengikuti
pengelolaan sentralisasi obat dan menggunakan format pengelolaan sentralisasi
obat.
1) Penerimaan obat
a. Resep obat dari dokter diberikan kepada staf perawat kemudian staf
perawat memberikan kepada depo farmasi. Obat yang telah diresepkan
kemudian disediakan oleh depo farmasi ruangan dan disimpan
b. Obat diberikan pada perawat oleh petugas farmasi, Obat yang telah
diterima oleh perawat dicatat di format serah terima obat dan format
pemberian obat oral dan injeksi yang meliputi, identitas klien, no. reg,
diagnosa medis, nama obat, dosis, rute pemberian, tanggal penerimaan
dan jumlah obat yang diterima dan kemudian diberikan paraf. Kolom
paraf pada format pemberian obat ditanda tangani oleh perawat.
Sementara kolom paraf di format serah terima obat ditanda-tangani
oleh perawat dan petugas farmasi.
c. Kemudian obat yang sudah diterima disimpan di dalam kotak obat dan
dikelola oleh perawat.
2) Pembagian obat
a. Obat-obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh
perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam format
pemberian obat oral/ injeksi dengan terlebih dahulu dicocokkan
dengan terapi yang diinstruksi dokter (status rekam medik / DMK 7).
b. Sebelum obat diberikan pada pasien, sebelumnya perawat harus
melakukan cross check dengan perawat lain untuk meminimalkan
kesalahan dalam pemberian obat. Kemudian perawat menjelaskan
macam obat, manfaat, dosis obat, cara pemberian, kontra-indikasi dan
jumlah obat pada klien/ keluarga. Usahakan tempat obat kembali ke
perawat setelah obat dikonsumsi oleh klien dan observasi adanya efek
samping setelah minum obat. Kemudian perawat yang memberikan
obat dan melakukan cross check obat membubuhkan tanda-tangan
pada kolom paraf.
c. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh perawat
yang bertugas berdasarkan format pemberian obat. Obat yang hampir
habis akan diinformasikan oleh perawat dan kemudian oleh perawat
akan dimintakan resep kepada dokter penanggung jawab klien
kemudian perawat memberikan resep ke depo farmasi.
3) Penambahan Obat Baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam format
pemberian obat oral/ injeksi kemudian dokter meresepkan dan
diberikan kepada staf setelah itu diinformasikan pada depo farmasi.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
dokumentasi dilakukan pada format pemberian obat oral / injeksi.
4) Obat Khusus
a. Obat disebut khusus apabila sediaan yang memiliki harga yang cukup
mahal, memiliki jadwal pemberian yang cukup sulit, memiliki efek
samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu
atau sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan format
pemberian obat oral/ injeksi khusus untuk obat tersebut dan dilakukan
oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada klien/keluarga meliputi nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian dan tempat obat, sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan
kepada keluarga setelah pemberian obat. Usahakan terdapat saksi dari
keluarga pada saat pemberian obat.
5) Pengembalian Obat
Bila klien pulang atau pindah ruangan dan obat masih sisa maka obat akan
di return kembali dan mengetahui pesien dan perawat.
2.6 Alur Sentralisasi Obat
DOKTER Koordinasi
dengan perawat
PERAWAT
PASIEN /KELUARGA
BAB 3
PELAKSANAAN KEGIATAN SENTRALISASI OBAT
Tujuan :
Mampu melaksanakan peran perawat katim dalam pengelolaan sentralisasi obat
dan mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat dengan benar.
Rencana Strategi :
1) Melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi informed consent, format
serah terima obat dan format pemberian obat oral dan injeksi.
2) Melaksanakan sentralisasi obat berkolaborasi dengan dokter dan bagian
farmasi.
3) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
Pelaksanaan :
Topik : Sentralisasi obat
Hari/Tanggal : Kamis/21 Desember 2017
Waktu : 09.00- selesai
Tempat : Paviliun Mawar
Struktur Pengorganisasian :
Penanggung jawab Roleplay : Ibdizil Ikram
Kepala ruangan : Ulil Abshor
5) Perawat primer : Agus Suriadi
6) Perawat asosiatif 1 : Yesinia Eka A
Perawat asosiatif 2 : Atis Beta Justica
Kriteria Hasil
1. Klien dapat mempercayakan pengaturan dan pemberian obat kepada petugas.
2. Mampu mengelola obat klien dengan tepat dan benar.
3. Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi.
4. Klien dan keluarga merasa puas dengan pengelolaan sentralisasi obat.
Instrumen
1. Informed concent pengelolaan sentralisasi obat
2. Format control dan pemakaian obat
3. Buku sentralisasi obat (buku serah terima)
4. Lemari/kotak sentralisasi obat.
Mekanisme Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 4. Perawat primer 10 menit Nurse Perawat
mengucapkan salam dan Station primer
melaporkan kegiatan sentralisasi
kepada Karu untuk pasien
lama/baru yang belum
disentralisasi obat Perawat
5. Perawat primer primer
menyebutkan hal-hal yang sudah
disiapkan Karu
6. Karu memeriksa
kelengkapan administrasi
sentralisasi obat (meliputi :
informed consent, formulir
pemberian obat oral dan injeksi,
lembar serah terima obat)
e 7. Perawat primer 30 menit Bed Perawat
memberikan salam kepada pasien primer
keluarga pasien dan menjelaskan
tentang ketentuan sentralisasi
obat. Bed Perawat
8. Perawat primer pasien primer
memberikan penjelasan
mengenai sentralisasi obat, dan
alur sentralisasi resep, jumlah
obat yang diterima, lamanya
penggunaan obat dan sisa obat
yang akan diberikan saat pasien Nurse Perawat
pulang. station primer
9. Perawat primer
meminta persetujuan pada Nurse Perawat
keluarga untuk dilakukan station primer
sentralisasi obat.
10. Perawat primer
menerima obat dari depo farmasi Nurse Perawat
station primer
Evaluasi
Evaluasi Struktur
a. persiapan dilakukan 1 hari sebelum pelaksanaan sentralisasi obat
b. Penyusunan proposal sentralisasi obat
c. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
d. Konsultasi dengan pembimbing dilaksanakan sehari sebelum pelaksanaan
sentralisasi obat
e. Penentuan pasien yang akan dilakukan sentralisasi obat
1.1.1
DAFTAR PUSTAKA
1) Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien sendiri,
anak, istri, suami,orang tua, dan lain-lain.
2) Nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, no reg diisi sesuai data klien
yang bersangkutan.
3) Ruangan diisi sesuai tempat pasien dirawat.
4) Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan informed consent
(yaitu diawal klien MRS).
5) Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan dan klien yang
menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-saksi.
B. PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT PEMBERIAN OBAT
1) Pengisian nama pasien, no register, umur, ruangan.
2) Kolom nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai dosis,
dan cara pemberian.
3) Kolom tanggal diisi tanggal pemberian obat secara horizontal.
4) Kolom terima diisi jumlah obat yang diterima dari depo farmasi
5) Kolom penerima diisi nama perawat yang menerima, kemudian paraf
6) Kolom pemberian obat diisi sesuai jam berapa obat diberikan beserta nama
perawat atau paraf.
7) Kolom sisa diisi oleh perawat shift malam yaitu jumlah obat yang masih
ada setelah pemberian beserta nama perawat
C. PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN TANDA BUKTI SERAH TERIMA
OBAT (UNTUK FARMASI)
1) Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai dengan tanggal serah terima
obat.
2) Pengisian nama pasien, umur, No. Register ruangan.
3) Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan) diisi sesuai dengan nama
obat, frekuensi pemberian dan jumlah yang diterima.
4) Kolom TT dan nama terang yang menyerahkan diisi oleh petugas
farmasi.
5) Kolom TT dan nama terang yang menerima diisi oleh perawat yang
menerima.
D. PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMULIR INTRAVENA
1. PENERIMAAN CAIRAN INTRAVENA
a. No. : diisi sesuai urutan
b. Jenis cairan : diisi berdasarkan jenis cairan yang diterima oleh perawat
c. Jumlah : sesuai dengan jumlah yang diterima
d. Diterima : tgl dan jam ( sesuai dengan tgl dan jam pada saat menerima),
pengirim (nama dan paraf yang mengirim) dan penerima ( nama dan paraf
perawat yang menerima)
2. PEMBERIAN CAIRAN INTRAVENA
a. No. : diisi sesuai urutan
b. Nama cairan : sesuai dengan nama cairan yang diberikan kepada pasien
c. Tgl dan jam : sesuai dengan tgl dan jam pemberian kepada pasien
d. Pemberi dan paraf : diisi nama terang dan paraf perawat yang memberikan
2
3
4
5 PEMBERIAN CAIRAN INTRAVENA
No Jenis Tgl Jam Pemberi Paraf No Jenis Tgl Jam Pemberi Paraf
Cairan Cairan
PROGRAM STUDI NERS MANAJEMEN KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA MOJOKERTO
DI PAVILUN MAWAR RSUD JOMBANG
LEMBAR SERAH TERIMA OBAT
Pada hari ini ………….., Tanggal :……….. Bulan :………… Tahun ………. Telah
diterima obat-obatan untuk :
Nama Pasien : Ruangan :
Umur : No. Reg :
Jombang,…………………
Yang menyerahkan, Yang
menerima
(………………………..) (………………………)
PROGRAM STUDI NERS MANAJEMEN KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
DIAN HUSADA MOJOKERTO DI PAVILUN MAWAR RSUD JOMBANG
pemberian (jumlah)
jadwal
Obat Oral
Nama obat Dosis terima Penerima Tgl sisa sisa sisa sisa sisa
(jumlah)
jadwal
Penanggung Jawab :
Prahestin Dewi Afriani, S.Kep
Anggota
1. Supriadi, S.Kep
2. Ibdizil Ikram, S.Kep
3. Lina Fatimatuzzahroh, S.Kep
1.1 Pendahuluan
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dilakukan secara
berkesinambungan sampai dengan pasien pulang. Untuk itu diperlukan adanya
suatu perencanaan klien pulang (Discharge planning), yang bertujuan untuk
meningkatkan kemandirian klien dalam melakukan perawatan di rumah serta
dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam memperbaiki dan
mempertahankan status kesehatan. Dalam pelaksanaan dan pendokumentasian
perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang efektif dan tepat antara klien dan
perawat sehingga diharapkan tujuan dari discharge planning dapat tercapai.
Discharge planning merupakan suatu proses terintegrasi yang terdiri dari
fase-fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang
berkesinambungan (Raden dan Tafft, 1990). Perencanaan pasien pulang bertujuan
untuk memandirikan pasien saat di rumah. Dalam pelaksanaan dan
pendokumentasian perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang efektif dan
tepat antara pasien dan perawat sehingga diharapkan tujuan dari discharge
planning dapat tercapai.
Pelaksanaan discharge planning di Paviliun Mawar RSUD Jombang sudah
berjalan. Perawat memberitahukan secara lisan mengenai diet, obat-obatan yang
harus diminum, dan kontrol. Perawat juga sudah memberikan penyuluhan
kesehatan tanpa memberikan leaflet karena pasien sudah mendapatkan konseling
dari awal klien masuk ke rumah sakit sampai pasien masuk ke ruang Paviliun
Mawar. Discharge planning yang tidak berjalan dapat mengakibatkan kegagalan
dalam program perencanaan perawatan pasien di rumah yang akan berpengaruh
terhadap tingkat ketergantungan pasien, dan tingkat keparahan pasien saat di
rumah.
Fokus discharge planning adalah masalah pasien, yaitu pencegahan,
terapeutik, rehabilitatif, serta perawatan rutin yang sebenarnya. Dengan
dilaksanakannya discharge planning, diharapkan pasien dan keluarga memiliki
kesiapan fisik, psikologis dan sosial terhadap kesehatannya, tercapainya
kemandirian pasien dan keluarga, terlaksananya perawatan pasien yang
berkelanjutan, ketrampilan dan sikap pasien serta keluarga menjadi meningkat
dalam memperbaiki dan mempertahankan status kesehatan pasien. Selebihnya
discharge planning diharapkan dapat mendukung upaya mengurangi angka
kekambuhan dan komplikasi.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan praktik manajemen keperawatan diharapkan
mahasiswa dan perawat di Paviliun Mawar RSUD Jombang mampu menerapkan
discharge planning.
2. Tujuan Khusus
1) Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan.
2) Mengidentifikasi masalah pasien.
3) Memprioritaskan masalah pasien yang utama.
4) Membuat perencanaan pasien pulang yaitu mengajarkan pada pasien
perawatan di rumah.
5) Melakukan evaluasi pada pasien selama diberikan penyuluhan.
6) Mendokumentasikan discharge planning.
1.3 Manfaat
1. Bagi Pasien
1) Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan di rumah
setelah pulang dari rumah sakit.
2) Meningkatkan kemampuan pasien dalam kesiapan melakukan perawatan
di rumah.
3) Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pasien dalam
memperbaiki dan mempertahankan status kesehatannya.
2. Bagi Mahasiswa Perawat
1) Terjadinya pertukaran informasi antara mahasiswa manageman
Dian Husada sebagai perawat dan pasien sebagai penerima pelayanan.
2) Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana dalam discharge
planning pada penyembuhan pasien.
3) Meningkatkan kualitas perawa-tan secara berkelanjutan pada
pasien saat di rumah.
4) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengkaji kebutuhan
pasien secara komprehensif untuk menentukan perencanaan pulang bagi
pasien secara tepat.
5) Membantu mahasiswa dalam mengembangkan ilmu yang dimiliki
serta mengaplikasikannya.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses terintegrasi
yang terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan
yang berkesinambungan dari saat klien dirawat hingga akan pulang ke rumah
(Raden dan Traft, 1990).
2. Perawat Primer :
a. Membuat rencana discharge planning.
b. Membuat leaflet dan kartu discharge planning.
c. Memberikan konseling.
d. Memberikan pendidikan kesehatan.
e. Menyediakan format discharge planning.
f. Mendokumentasikan discharge planning.
g. Melaksanakan agenda discharge planning (pada awal perawatan
sampai dengan akhir perawatan).
3. Perawat Associate :
Ikut membantu melaksanakan discharge planning yang telah
direncanakan oleh perawat primer
2.8 Alur Discharge Planning
Keadaan pasien :
Klinis dan pemeriksaan
lain
Tingkat ketergantungan
pasien
Discharge Planning
Penyelesaian Program HE :
Lain-lain
administrasi Kontrol dan
obat/perawatan
Gizi
Aktivitas dan istirahat
Perawatandiri
3.1 Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Prahestin Dewi Afriani, S.Kep
Kepala Ruangan : Supriadi, S.Kep
Perawat Primer 1 : Prahestin Dewi Afriani, S.Kep
Perawat Associate1 : Lina Fatimatuzzahroh, S.Kep
Perawat Associate 2 : Ibdizil Ikram, S.Kep
Pasien : Pasien kelolaan Kelas III Paviliun Mawar
Pembimbing klinik : Niken Sri Wahyuni, S.Kep., Ns
Pembimbing akademik : Nasrul Hadi P, S.Kep., Ns., M.Kes
3.3 Metode
Metode yang digunakan dalam discharge planning adalah diskusi dan tanya
jawab setelah diberikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
perawatan klien oleh keluarga setelah keluar dari rumah sakit.
3.4 Media
Media yang digunakan dalam pelaksanaan discharge planning kepada klien
dan keluarganya diantaranya : status pasien, kartu discharge planning, lembar
discharge planning, leaflet, sarana dan prasarana perawatan.
Keadaan pasien :
Klinis dan
pemeriksaan lain
Tingkat
ketergantungan
pasien
Discharge Planning
Penyelesaian Program HE :
Lain-lain
administrasi Kontrol dan
obat/perawatan
Gizi
Aktivitas dan istirahat
Perawatandiri
DISCHARGE PLANNING
No. Reg : Alamat :
Nama : Ruang Rawat :
Jenis Kelamin :
Tanggal MRS : Tanggal KRS :
Diagnosa MRS : Diagnosa KRS :
DiagnosaKeperawatan :
Aturan Diet :
Obat-obat yang masih diminum, dan dosis :
(.............................) (.............................)
PROPOSAL
PELAKSANAAN PENERIMAAN PASIEN BARU
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG PAVILYUN MAWAR
RSUD JOMBANG
Kelompok 2
Penanggungjawab:
Lina Fatimatuzzahroh
Anggota :
1. Julkipli Banapon
2. Ratna Yunita
3. Rizki Ardita Saraswati
4. Moch. Ulil Abshor
BAB 1
7 PENDAHULUAN
7.1.1 1.1 Latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada harus
bersifat kondusif dan konkrit dalam langkah-langkah pelaksanaannya (Nursalam,
2007). Salah satunya adalah pada saat penerimaan pasien baru.
Penerimaan pasien baru merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan
yang komprehensif yang melibatkan klien dan keluarga, dimana sangat
mempengaruhi mutu kualitas pelayanan kesehatan. Pemenuhan tingkat kepuasan
pasien dapat dimulai dengan adanya suatu upaya perencanaan tentang kebutuhan
asuhan keperawatan sejak masuk sampai pasien pulang. Penerimaan pasien baru
yang belum dilakukan sesuai standart yang ada maka besar kemungkinan akan
menurunkan mutu suatu kualitas pelayanan yang pada akhirnya dapat menurunkan
tingkat kepercayaan pasien terhadap pelayanan suatu rumah sakit.
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam
tatanan pelayanan keperawatan adalah dengan melakukan proses penerimaan
pasien baru sesuai standart. Dengan harapan adanya faktor pengelolaan yang
optimal sehingga mampu menjadi wahana bagi peningkatan keefektifan pelayanan
keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan.
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum:
Setelah dilakukan penerimaan pasien baru diharapkan pasien baru di Ruang
Pavilyun Mawar
RSUD Jombang mampu melakukan adaptasi ruangan dengan baik,
sehingga tingkat kecemasan pasien dapat berkurang.
1.2.2 Tujuan Khusus:
1. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan
terapeutik
2. Menjelaskan tentang orientasi ruangan
3. Menjelaskan tentang perawatan (termasuk sentralisasi obat)
4. Menjelaskan tentang medis (dokter yang menangani dan jadwal visite)
5. Menjelaskan tentang tata tertib ruangan.
6. Melakukan atau melengkapi pengkajian pasien baru
1.3 Manfaat
1.3.1. Bagi Klien
1. Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan.
2. Menurunnya tingkat kecemasan pasien.
1.3.2. Bagi Perawat
1. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal
2. Perawat, pasien dan keluarga dapat bekerjasama dengan baik
3. Meningkatkan kepercayaan klien/keluarga kepada perawat
1.3.3. Bagi Institusi
1. Terciptanya model asuhan keperawatan professional
2. Terlaksananya standart penerimaan pasien baru unutk meningkatkan
kepuasaan pasien
1.3.4. Bagi Mahasiswa
Sebagai bekal mahasiswa ketika terjun kepelayanan keperawatan dapat
mengaplikasikan proses penerimaan pasien baru dengan baik.
BAB 2
MATERI PENERIMAAN PASIEN BARU
2.1 Pengertian
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan pasien
baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan beberapa
hal mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib ruangan
(Nursalam, 2007).
2.2 Tujuan
1. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan
terapeutik
2. Meningkatkan komunikasi antara perawat dengan klien
3. Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum
4. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS
2.3 Tahapan Penerimaan Pasien Baru
1. Tahap pra penerimaan pasien baru
1) Menyiapkan kelengkapan administrasi
2) Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
3) Menyiapkan format penerimaan pasien baru
4) Menyiapkan format pengkajian
5) Menyiapkan nursing kit
6) Menyiapkan lembar tata tertib pasien, keluarga dan pengunjung
ruangan
2. Tahap pelaksanaan penerimaan pasien baru
1) Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan / perawat
primer / perawat yang diberi delegasi.
2) Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya.
3) Perawat menunjukkan kamar / tempat tidur klien dan mengantar ke
tempat yang telah ditetapkan.
4) Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur
(apabila pasien datang dengan branchard / kursi roda) dan berikan
posisi yang nyaman.
5) Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format.
6) Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar.
7) Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat
memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi
ruangan, perawatan (termasuk perawat yang bertanggung jawab dan
sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jawab dan jadwal
visite), dan tata tertib ruangan.
8) Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah
disampaikan.
9) Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk
menandatangani informed consent sentralisasi obat.
10) Perawat menyerahkan kepada pasien lembar kuesioner tingkat
kepuasan pasien.
2.4 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan
1. Pelaksanaan secara efektif dan efisien
2. Dilakukan oleh kepala ruangan atau perawat primer dan atau perawat
asosiate yang telah diberi wewenang / delegasi.
3. Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi klien
4. Ajak pasien komunikasi yang baik dan beri sentuhan terapeutik
2.5 Peran perawat dalam penerimaan pasien baru
1. Kepala ruangan
1) Menerima pasien baru
2) Memeriksa kelengkapan yang diperlukan untuk persiapan pasien baru
2. Perawat primer
1) Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
2) Menandatangani lembar penerimaan pasien baru
3) Melakukan pengkajian pada pasien baru
4) Mengorientasikan klien pada ruangan
5) Memberi penjelasan tentang perawat dan dokter yang bertanggung
jawab
6) Memberikan penjelasan tentang sentralisasi obat pada pasien
7) Mendokumentasikan penerimaan pasien baru
3. Perawat associate
Membantu PP dalam pelaksanaan penerimaan pasien baru.
PP Menyiapkan:
1. Lembar pasien masuk rumah sakit
2. Buku status dan lembar format pengkajian pasien
3. Nursing kit
4. Informed consent sentralisasi obat
5. Lembar tata tertib pasien dan pengunjung
6. Lembar tingkat kepuasan pasien
7. Tempat tidur pasien
Terminasi
Terminasi
Evaluasi
BAB 3
RENCANA KEGIATAN
3.1 Pengorganisasian
1. JULKIPLI BANAPON (Kepala Ruangan)
2. RATNA YUNITA (Perawat IGD)
3. RIZKI ARDITA SARASWATI (Perawat Primer)
4. MOCH. ULIL ABSHOR (Prawat Associete)
3.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Desember 2017
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Paviliun Mawar
Sasaran : Pasien Baru Masuk
Materi : Perkenalan diri dan perawat yang bertanggung jawab,
penjelasan tentang penyakit yang diderita, terapi yang
akan diberikan dan persiapannya serta hal-hal yang
diperbolehkan dan tidak bagi pasien, penjelasan tentang
aturan rumah sakit, perkenalan ruangan dan lingkungan,
anjuran untuk tidak membawa barang berharga, dan
perkenalan pasien baru dengan pasien lain yang sekamar
Metode : Penjelasan, diskusi dan tanya jawab
Media : 1.Lembar pasien masuk Rumah Sakit
2.Lembar dokumentasi pengkajian asuhan keperawatan
3.Nursing kit
4.Lembar Informed consent sentralisasi obat
5.Lembar tingkat kepuasan pasien
3.3 Mekanisme Penerimaan Pasien Baru
TAHAP KEGIATAN TEMPAT WAKTU PELAKSANA
Persiapan 1. Karu Nurse Station 5 menit KARU
Penerimaan memberitahu bahwa Perawat primer
pasien baru akan ada pasien baru
2. Perawat primer
menyiapkan hal-hal
yang diperlukan dalam
penerimaan pasien
baru, diantaranya
lembar pasien masuk
RS, lembar
pengkajian, lembar
informed consent,
nursing kit, lembar
tata-tertib pasien,
keluarga dan
pengunjung. Karu
meminta bantuan
Perawat Pelaksana
untuk mempersiapkan
tempat tidur pasien
baru.
3. PP menanyakan
kembali pada PA
tentang kelengkapan
untuk penerimaan
pasien baru dan
memeriksa
kelengkapan dokumen
yang telah disiapkan.
4. Karu
meyebutkan hal-hal
yang telah
dipersiapkan
Pelaksanaan 1. Perawat
penerimaan pelaksana menyambut
pasien baru pasien dan keluarga
dengan memberi salam
serta memperkenalkan
diri dan Perawat
primer pada
klien/keluarga
2. Perawat
primer mengisi lembar
pasien masuk serta
menjelaskan mengenai
beberapa hal yang
tercantum dalam
lembar penerimaan
pasien baru. Perawat
primer menjelaskan
tentang penyakit yang
diderita pasien, terapi
yang akan dijalani,
dokter yang
menangani, dan jadwal
kunjungan,
menjelaskan fasilitas
yang ada, serta aturan
yang ada di rumah
sakit. Prawat associate
mengorientasikan
pasien pada
ruang/lingkungan
rumah sakit. Prawat
primer di bantu
perawat pelaksana
untuk melakukan
pengkajian
keperawatan dan
pemeriksaan fisik pada
pasien. Penjelasan
terkait dengan
penyakit oleh dokter
yang merawat dan/bisa
didelegasikan ke
perawat.
3. Katim
menanyakan kembali
pada pasien dan
keluarga mengenai
hal-hal yang belum
dimengerti.
4. Perawat
Katim dan Perawat
Pelaksana
menandatangani
lembar penerimaan
pasien baru
5. Karu,
perawat pelaksana
kembali ke Nurse
Station.
Penutup 1. Karu memeriksa Nurse Station 5 menit KARU
penerimaan kembali kelengkapan P. Primer
pasien baru pengisian dokumen P. Associate
penerimaan pasien
baru
2. Karu
memberikan reward
pada Perawat
Pelaksana
3. Perawat primer
memerencanakan
intervensi keperawatan
3.4 Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Sruktur
1) Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar format penerimaan
pasien baru, informed consent, sentralisasi obat, format pengkajian, nursing
kit, status pasien, lembar kuesioner tingkat kepuasan pasien, lembar tata tertib
pasien dan pengunjung.
2) Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, P.Primer, dan
P.Pelaksana. Sedangkan pada shift sore dilakukan oleh P.Primer, dan
P.Pelaksana.
2. Evaluasi Proses
1) Pasien baru disambut oleh KARU, P. Primer, dan P. Pelaksana.
2) Pasien baru diberi penjelasan tentang tata tertib dan orientasi ruangan,
perawatan selama di rumah sakit (termasuk penjelasan tentang sentralisasi
obat) serta medis.
3) P. Katim dibantu P. Pelaksana melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan
evaluasi perkembangan perawatan.
4) Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga.
3. Evaluasi Hasil
1) Hasil Penerimaan pasien baru di dokumentasikan dengan benar.
2) Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis, serta tata tertib
ruangan.
3) Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat untuk pasien.
LEMBAR PENERIMAAN PASIEN BARU
Penjelasan tentang :
1. Memperkenalkan diri
2. Perkenalkan perawat yang bertanggung jawab
3. Perkenalkan dokter yang bertanggung jawab
4. Penjelasan akan aturan RS (tata tertib)
a. Fasilitas d. Jadwal dokter visite
b. Jam berkunjung e. Waktu makan
c. Penunggu pasien f. Waktu kegiatan perawatan
(pemberian obat)
5. Perkenalkan ruangan/lingkungan
a. Kamar mandi d. Tata usaha
b. Musholla e. Farmasi
c. Ruang perawat f. Spoel hock
6. Penjelasan sistem sentralisasi obat
7. Perkenalan pasien baru dengan pasien lain yang
sekamar
8. Dilarang membawa barang berharga
9. Menanyakan kembali tentang kejelasan informasi
yang telah disampaikan
Saya menyetujui dan bersedia mematuhi tata tertib dan konsekuensinya
selama saya/keluarga saya dirawat di Ruang Paviliun Mawar Rsud Jombang
sesuai dengan yang telah dijelaskan.
Keterangan : isi dengan ”” jika sudah dilakukan
Jombang , ...................
Perawat Pasien/Keluarga
(...............................) (.................................)
SERAH TERIMA PASIEN Nomor Rekam Medis
PINDAHAN
No. Registrasi
DIAGNOSA : ………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
DIET : …………………………………………………………………………………………………
LAMPIRAN : RONGENT USG EKG CT –
LAIN-LAIN : …………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
No. Responden :
Tanggal MRS :
1. Jam Besuk
Pagi 11.00-14.00
Sore 16.00-21.00
2. Penunggu/Pengunjung 2 Orang Bergantian
3. Tidak Boleh Merokok di Area Rumah Sakit
4. Tidak Boleh Membawa Anak Kecil dibawah Umur 12 Tahun.
OLEH :
Penanggungjawab :
Dhiah Nur A, S.Kep
Anggota :
1. Yesinia Eka A, S.Kep
2. Atis Beta Justica, S.Kep
3. Rizki Ardita S, S.Kep
4. Ibdizil Ikram, S.Kep
1.3 Manfaat
1.3.1. Bagi Pasien :
1. Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga
mempercepat masa penyembuhan.
2. Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada
pasien.
3. Memberikan kepuasan pada pasien.
1.3.2. Bagi Perawat :
1. Dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan afektif dan
psikomotor perawat.
2. Menjalin kerjasama tim.
3. Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
1.3.3. Bagi rumah sakit :
1. Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan
keperawatan, maslah ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan
yang bermutu setiap saat (Depkes, 2000)
Supervisi adalah upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan
pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah
ditetapkan secara efisien dan efektif (Sudjana, 2004).
2.2. Tujuan Supervisi
Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan pada bawahan secara langsung,
sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas
atau pekerjaan dengan hasil yang baik (Nursalam, 2012).
2.3. Prinsip Supervisi
1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
2. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen,
keterampilan hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip
manajemen dan kempemimpinan.
3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir
dan dinyatakan melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas serta standar.
4. Supervisi merupakan proses kerja sama yang
demokrasi antara supervisor dan perawat pelaksana.
5. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan
rencana yang spesifik.
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif,
komunikasi efektif, kreatifitas dan motifasi.
7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan
berdaya guna dalam pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien,
perawat dan manajer.
Ka Ru
Supervisi
PP 1
Menilai kinerja
Perawat
Feed back
Koreksi atau pemecahan
masalah
Reward / Reinforcement
Kualitas Pelayanan
Meningkat
A. Pelaksanaan
Hari / tanggal : Kamis / 28 Desember 2017
Pukul : 09.00 WIB
Lama kegiatan : 30 Menit
Pelaksana : Kepala Ruangan
Sasaran : Perawat dan Perawat Pelaksana
Tempat : Kantor Karu, Nurse station, dan Ruang perawatan pasien
di Ruang Paviliun Mawar
B. Materi Supervisi
1. Sentralisasi Obat
2. Pelaksanaan penerimaan pasien baru
C. Media Supervisi
Instrumen Supervisi
3 Informed concent pengelolaan sentralisasi obat
4 Format control dan pemakaian obat
5 Buku sentralisasi obat (buku serah terima)
6 Lemari/kotak sentralisasi obat.
D. Metode
1. Observasi
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Problem Solving
E. Alat Bantu
1. Status klien
2. Instrumen penerimaan pasien baru
F. Mekanisme Kegiatan Supervisi
No. Penanggung jawab Kegiatan Waktu
1. Kepala ruangan Pembukaan :
Memberi salam pembuka 2 menit
Menyampaikan tujuan
2. Kepala ruangan Melakukan supervisi secara langsung 35 menit
dan tidak langsung kepada Perawat
Katim dan Perawat Pelaksana terhadap
pelaksanaan penerimaan paien baru
dengan cara observasi secara langsung
dan pemeriksaan status klien.
3. 1. Kepala ruangan Diskusi, Tanya jawab dan problem 20 menit
2. Perawat primer Solving
3. Perawat pelaksana
G. Struktur Pengorganisasian
Penanggung Jawab Roleplay : Dhia Nur A, S.Kep
Kepala ruangan : Dhia Nur Azira, S.Kep
Perawat primer : Ibdizil Ikram, S.Kep
Perawat asosiatif 1: Yesinia Eka A, S.Kep
Perawat asosiatif 2 : Atis Beta J, S.Kep
Perawat asosiatif 3 : Rizki Ardita S, S.Kep
Perawat
Tahap kegiatan KARU Perawat Katim Tempat
Pelaksana
Pra Supervisi 1. Salam Pembuka Menguraikan tentang Ruang Karu
5 menit 2. Menyampaikan tujuan supervisi penerimaan paien baru
3. Mengecek lembar penerimaan
pasien baru
4. Mempersilahkan Perawat
pelaksana untuk melakukan
penerimaan pasien baru
Supervisi 1. Melakukan pengawasan & 1. Melakukan cross cek Membantu Ruang
15 menit koordinasi kelengkapan melakukan pasien
2. Menilai pelaksanaan 2. Melakukan langkah- persiapan dan
penerimaan pasien baru langkah penerimaan pelaksanaan
3. Mencatat bila terdapat hal-hal pasien baru pemberian
yang perlu didiskusikan a. menjelaskan kepada obat sesuai
bersama Perawat primer dan pasien dan keluarga dengan
Perawat Pelaksana tentang tujuan dan rencana
4. Mengisi format/ instrumen prosedur penerimaan Perawat Katim
penilaian supervise pasien baru
2. Mendokumentasi
kan tindakan
penerimaan pasien
baru pada lembar
observasi
3. Melengkapi data
yang kurang dalam
penerimaan pasien
baru
1. Menyampaikan hasil penilaian Ruang Karu
supervise
2. Memberikan feedback,
reward, follow up dan konsep
solusi terhadap masalah yang
ditemukan.
Post Supervisi Dokumantasi hasil supervise Tanda tangan hasil Ruang Karu
10 menit Salam penutup supervisi
Mekanisme kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
1. TUJUAN
Laporan supervisi keperawatan dibuat dengan tujuan sebagai bahan
pertanggung jawaban terhadap kegiatan supervisi keperawatan yang telah
dilaksanakan, sekaligus sebagai bahan dokumentasi pelaksanaan supervisi
keperawatan.
2. PETUNJUK PENGISIAN
1) Nama supervisor serta hari dan tanggal pelaksanaan supervisi di isi dengan
lengkap dan jelas.
2) Format Supervisi pemberian obat (injeksi intravena)
Check list pada kolom Ya jika dilakukan, Tidak jika tidak dilakukan.
Scoring :
Ya (dilakukan) : nilai 1
Tidak dilakukan : nilai 0
Jumlahkan seluruh nilai yang dilakukan, kemudian lakukan penghitungan
seperti di bawah ini
Nilai = total skor x 100 %
40
Bila Skor ≤ 56% : Kriteria Kurang
Bila Skor 56 – 75% : Kriteria Cukup
Bila Skor 76 – 100%: Kriteria Baik
3) Laporan supervisi secara garis besar terdiri dari tiga aspek, yaitu :
a. Masalah
Pada kolom masalah ini di isi dengan masalah – masalah yang ditemukan
oleh supervisor pada saat melakukan supervisi keperawatan yang meliputi
pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap klien serta kebutuhan saran dan
prasarana penunjang yang kurang memadai.
b. Tujuan
Pada kolom tujuan di isi dengan sasaran yang hendak dicapai melalui
pemecahan masalah yang telah ditemukan pada saat itu.
c. Konsep solusi
1) Berupa rencana tindakan yang hendak dilaksanakan untuk mengatasi
masalah yang ditemukan oleh supervisor pada saat melaksanakan
supervisi keperawatan.
2) Rencana akan datang, berupa rencana-rencana tindakan yang akan
dilaksdanakan dalam waktu mendatang untuk menindak lanjuti
rencana tindakan yang telah dilaksanakan pada saat itu sehingga
dikemudian hari tidak ditemukan permasalahan yang sama.
PROGRAM STUDI NERS MANAJEMEN KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA MOJOKERTO
DI PAVILUN MAWAR RSUD JOMBANG
FORMAT SUPERVISI PEMBERIAN OBAT (INJEKSI INTRAVENA)
1. Kapas Steril 1
2. Bak Injeksi 2
3. Spuit sesuai kebutuhan 1
1. Sarung Tangan 2
2. Alkohol 70% 2
3. Pengalas 1
4. Bengkok 1
5. Alat Tulis 1
6. Buku Injeksi 2
C. Menyiapkan Bahan-Bahan
1. Obat 3
D. Menyiapkan Pasien
5. Melakukan desinfektan 3
dengan alkohol 70% pada
daerah yang akan di injeksi
6. Obat dimasukkan 4
1. Komunikasi 2
2. Kerjasama 1
3. Tanggung Jawab 2
4. Kewaspadaan 3
Evaluasi Evaluasi :
1. Mengevaluasi lokasi 2
penyuntikan dan kelancaran
tetesan
2. Mengevaluasi kenyamanan 1
posisi
3. Mengobservasi 1
kemungkinan phlebitis
Total Nilai 60
Keterangan skor :
Nilai 1 = dilakukan 25% Nilai 3 = dilakukan 75%
Nilai 2 = dilakukan 50% Nilai 4 = dilakukan 100% (lengkap)
Nilai = total skor x 100 %
60
Bila Skor < 56 % : Kriteria Kurang
Bila Skor 56 – 75 % : Kriteria Cukup
Bila Skor 76 – 100 % : Kriteria Baik
Jombang, ......, .........., .........
( ) ( )
1) Supervisor :
Yang disupervisi :
Hari / tanggal :
Topik : Sentralisasi Obat dan Pemberian Obat (injeksi intravena) pada
pasien dengan diagnosa
medis............................................................
Masalah yang Tujuan pemecahan Konsep Solusi
ditemukan masalah
Mengetahui :
Yang disupervisi
Katim Pelaksana
( ) ( )
Supervisor
Kepala Ruangan
( )
PROPOSAL
PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PRAKTIK MANAJEMEN
KEPERAWATAN DI PAVILYUN MAWAR
RSUD JOMBANG
Periode 21 – 29 Desember 2017
Disusun Sebagai Syarat Dalam Mencapai Kompetensi Manajemen Keperawatan
Penanggung Jawab :
Ratna Yunita
Anggota
4. Prahestin Dewi A
5. Ibdizil Ikram
6. Lina Fatimatuzzahroh
7. Supriyadi
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum:
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi.
1.2.2. Tujuan Khusus:
1) Menjustifikasi masalah yang belum teratasi.
2) Menidiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat katim, tim kesehatan lain.
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
4) Menumbuhkan pemikiran tentang tidakan keperawatan yang berorientasi pada
masalah pasien.
5) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
1.3 Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar.
2.1 Pengertian
Ronde keperawatan merupakan suatu metode untuk menggali dan membahas
secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada klien dan kebutuhan klien
akan perawatan yang dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala
ruangan, perawat associate, supervisor dan seluruh tim keperawatan dengan
melibatkan klien secara langsung sebagai focus kegiatan (Nursalam, 2002)
Tahap Pra PP
Ronde
Penetapan Klien
Persiapan Klien :
- Informed Consent
- Hasil Pengkajian/
Validasi data
Validasi Data
Tahap ronde
pada bed klien
Diskusi PP1-PP2,
Karu, Konselor
Lanjutan diskusi di
nurse station
Tahap Pasca
Ronde
Kesimpulan dan
rekomendasi
solusi masalah
1. Pra ronde
1) Menentukan kasus dan topic
2) Menentukan tim ronde
3) Mencari sumber atau literature
4) Membuat proposal
5) Mempersiapkan pasien : informed concent dan engkajian
6) Diskusi:apa diagnose keperawatan, apa data yang mendukung, bagaimana
intervensi yang sudah dilakukan, dan apa hambatan yang ditemukan selama
perawatan
2. Pelaksanaan Ronde
1) Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau serta
memilih prioritas yang perlu didiskusikan
2) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
3) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan
tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan
3. Pasca Ronde
1) Evaluasi pelaksanaan ronde
2) Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis dan intervensi
keperawatan selanjutnya
3) Revisi dan perbaikan
2.11 Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a) Persyaratan administrative (alat, informconcen, dll)
b) Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan
c) Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses
a) Seluruh anggota tim ronde keperawatan mengikuti kegiatan dari awal hingga
akhir
b) Seluruh anggota tim ronde keperawatan berperan akatif dalam kegiatan sesuai
peran yang telah ditentukan
3. Hasil
a) Klien merasa puas dengan hasil pelayanan
b) Masalah klien dapat teratasi
c) Perawat dapat:
1) Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis
2) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien
5) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
6) Meningkatkan kemampuan justifikasi
7) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
BAB 3
RENCANA KEGIATAN
2.1. Pelaksanaan
1. Waktu : Kamis tanggal 29 Desember 2017
Pukul 08.00 WIB – 09.00
2. Tempat : Ruang Paviliun Mawar
1.3 Metode.
7.3.1 Diskusi
1.4 Media.
8 Sarana diskusi : buku, pulpen.
9 Status / dokumentasi keperawatan klien.
10 Materi yang disampaikan secara lisan.
Tahap Pra PP
Ronde
Penetapan Klien
Persiapan Klien :
- Informed Consent
- Hasil Pengkajian/
Validasi data
Tahap ronde
pada bed klien
Diskusi PP1-PP2,
Karu, Konselor
Lanjutan diskusi di
nurse station
Tahap Pasca
Ronde
Kesimpulan dan
rekomendasi
solusi masalah
2.6. Pengorganisasian
Nama : …………………………………..
Umur : …………………………………..
Alamat : …………………………………..
…………………………………..
Ruang :
No. RM. : …………………………………..
Jombang,
……………………………... ……………………………
2. …………………………. …………………
* Coret yang tidak perlu
Identitas
Nama :…………………………………….
Umur : …………………………………….
Status : …………………………………….
Pendidikan : …………………………………….
Pekerjaan : …………………………………….
Alamat : …………………………………….
MRS : …………………………………….
Diagnosa Medis
…………………………………….…………………………………….
…………………………………….…………………………………….
……………………………………………………………...
Keluhan Utama
…………………………………….…………………………………….
…………………………………….…………………………………….
………………………………………………………………
Riwayat Penyakit Sekarang
…………………………………….…………………………………….
…………………………………….…………………………………….
…………………………………….………..
………………………………………………………….
…………………………………….…………………………
Pemeriksaan Fisik
Tanda – tanda vital
…………………………………….…………………………………….
……………………………………………….…….
…………………………………….………………………………………………
Sistem Persarafan ( B1 : Breath )
…………………………………….…………………………………….
…………………………………….
……………………………………………………………….
…………………………………….………..……………………………….
…………………………………….……………………………
Sistem Kardiovaskuler ( B2 : Bleed )
…………………………………….…………………………………….
…………………………………….…………………………………….
…………………………………….………..…………………………….
…………………………………………………………….
………………………………
Sistem endokrin
…………………………………….…………………………………….
…………………………………….…………………………………….
…………………………………….………..…………………………….
…………………………………….
………………………………………………………
Personal Hygiene
…………………………………….…………………………………….
…………………………………….…………………………………….
………………………………………………………………
Psikososial Spiritual
…………………………………….…………………………………….
…………………………………….…………………………………….
………………………………………………………….……
Pemeriksaan Penunjang
…………………………………….…………………………………….
…………………………………….…………………………………….
………………………………………………………….……
Diagnosis Keperawatan
…………………………………….…………………………………….
…………………………………….…………………………………….
………………………………………………………….……
Intervensi Keperawatan
…………………………………….…………………………………….
…………………………………….…………………………………….
…………………………………….………..…………………………….
…………………………………….…………………………………….
……………………………………………..……………………….
………………………………………………………
Evaluasi
…………………………………….…………………………………….
…………………………………….…………………………………….
…………………………………….………..…………………………….
……………………………………………..……………………….
…………………………………….…………………………………….
………………………………………………………
SKENARIO TIMBANG TERIMA KEPERAWATAN
1. Pre Timbang Terima
Di Nurse station kepala ruangan membuka timbang terima dan sekaligus
mendata perawat yang dinas malam dan yang dinas pagi.
KARU : Assalamualaikum Wr. Wb pertama-tama marilah kita ucapkan puji syukur
kehadirat Allah SWT karena rahmat serta karuniaNya kita dapat berkumpul di Ruang
Mawar RSUD Jombang. Hari ini kamis tanggal 21 Desember 2017 dalam keadaan
sehat untuk melakukan timbang terima. Sholawat serta salam semoga selau
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikutnya sampai akhir jaman.
Pada hari ini akan dilakukan kegiatan timbang terima yang rutin kita lakukan pada
setiap hari senin dan kamis, namun sebelumnya saya akan mendata perawat terlebih
dahulu.
Untuk yang dinas malam, perawat …. Perawat … dan perawat ….. ?
PP (malam) : ada pak/bu
KARU : untuk yang akan dinas pagi, perawat …. ?
PP (pagi) : hadir pak/bu
KARU : perawat …. Perawat ….. perawat dan perawat …. ?
PP (pagi) : Hadir pak/bu
KARU : baik sekarang kita akan melakukan timbang terima, untuk selanjutnya
kepada Perawat Pelaksana yang dinas malam dipersilahkan untuk menyampaikan dan
menjelaskan kondisi masing-masing pasien saat ini kepada Perawat Pelaksana yang
dinas pagi.
Perawat yang berdinas malam menyampaikan data-data pasien sesuai dengan
kadaan yang ada dan sesuai dengan data yang dicatat dan perawat yang
berdinas pagi mencatat apa yang disampaikan terkait data pasien
PP 1 (malam) : Assalamualaikum Wr. Wb terimakasih untuk kesempatan yang
diberikan kepada kami untuk menjelaskan kondisi pasien saat ini.
Jumlah pasien saat ini ada …… orang dengan tingkat ketergantungan : minimal care
….. orang, partial care ….. care, dan total care ….. orang.
Identitas untuk pasien dengan tingkat ketergantungan total care yang pertama, Nama
….. dengan diagnosa medis …… pasien memerlukan keperawatan penuh. Pasien juga
mengeluh . . . . . masalah keperawatan yang ditemukan. Implementasi yang sudah
dilakukan adalah . . . . . Intervensi yang belum dilakukan adalah tindakan ……..
Pasien dengan tingkat ketergantungan total care yang kedua adalah …… dengan
diagnosa medis…… pasien memerlukan keperawatan penuh. Pasien juga
mengeluh . . . . . masalah keperawatan yang ditemukan. Implementasi yang sudah
dilakukan adalah . . . . . Intervensi yang belum dilakukan adalah tindakan ……..
Selanjutnya adalah pasien dengan tingkat ketergantungan partial care. Yang pertama
adalah nama. . . dengan diagnosa medis …… pasien memerlukan keperawatan . . . .
Pasien juga mengeluh . . . . . masalah keperawatan yang ditemukan. Implementasi
yang sudah dilakukan adalah . . . . . Intervensi yang belum dilakukan adalah tindakan
……..
Paien total care yang selanjutnya adalah nama . . . . dengan diagnosa medis……
pasien memerlukan keperawatan . . . enuh. Pasien juga mengeluh . . . . . masalah
keperawatan yang ditemukan. Implementasi yang sudah dilakukan adalah . . . . .
Intervensi yang belum dilakukan adalah tindakan ……..
Pasien degan tingkat ketergantungan self care yang pertama adalah nama diagnosa
medis…… pasien memerlukan keperawatan.. . . . Pasien juga mengeluh . . . . .
masalah keperawatan yang ditemukan. Implementasi yang sudah dilakukan
adalah . . . . . Intervensi yang belum dilakukan adalah tindakan ……..
Demikian yang dapat kami sampaikan tentang keadaan pasien
KARU : Terimakasih untuk perawat pelaksana malam yang telah
menyampaikan kondisi dari semua pasien saat in. mungkin ada yang perlu
ditambahkan dari Perawat Pelaksana
PP(MALAM) : Tidak ada, sudah cukup. .
KARU : Untuk perawat pelaksana yang dinas pagi disiapkan apa yang perlu
dicatat mengenai kondisi pasien saat nanti kita akan melakukan validasi terhadap
pasien.
2. Pelaksanaan
Selanjutnya KARU, Perawat Pelaksana dan Perawat Asosiate menuju keruang pasien.
Saat berada diruangan pasien, KARU menyiapkan pasien dan bersama dengan
Perawat Pelaksana dan Perawat Asosite
KARU : Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi. Seperti biasa kita disini
akan melakukan kegiatan timbang terima yang rutin dilakukan setiap pergantian sift
yang tujuannya untuk mengkomunikasikan keadaan pasien sekarang dan
menyampaikan informasi penting antar sif jaga. Perkenalkan perawat pelaksana yang
akan bertugas didinas pagi. Ada perawat prahestin sebagai Perawat Pelaksana,
perawat ulil dan perawat julkipli sebagai perawat aosiate mereka yang bertugas
menggantikan perawat pelaksana malam.
KARU mempersilahkan perawat pelaksana yang berdinas pagi untuk melakukan
validasi langsung kepada pasien.
KARU : untuk perawat prahestin, perawat ulil dan perawat julkipli unuk
mengechek pasien
Ditempat tidur yang lain perawat pelaksana prahestin melakukan validasi terhadap
pasien
PP(pagi) : (pagi assalamualaikum bapak/ibu selamat pagi perkenlkan nama
saya Perawat Prahestin . saya adalah perawat yang berdinas pagi pada hari ini, benar
ini dengan tn/ny??
Pasien : iya benar sus
PP (prahes) : bagaimana keadaannya sekarang?? Dan apa yang dirasakan saat ini??
Pasien : baik, yang saya rasakan sekarang adalah:…………………
PP(Prahes) : iya . . nanti jika ada yang perlu ditayakan bisa langsung saja keruang
perawat depan.
Pasien :iya sus trimakasih
Semua pasien ang ada diruang paviliun mawar kelas 3 selatan dilakukan validasi
pasien oleh perawat pelaksana Prahestin.
KARU :Demikian perawat pelaksana dan perawat asosiatenmelakukan
validasinya. Selanjutnya mereka masuk ke nurse station lagi untuk merencanakan
kegiatan selanjutnya
PP(Prahes) :baik, untuk intervensi selanjutnya adalah lakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital serta pemberian terapi yang direncanakan.
KARU :sebelum saya akhiri mungkin ada yang perlu didiskusikan ??
PP (prahes) :tidk ada sudah cukup
3. Post
Kegiatan timbang terima sudah selesai dan selanjutnya kepala ruangan menutup
kegiatan timbang terima
Karu : Baik. Terimakasih atas kerja samanya. Kita tadi sudah melakukan
kegiatan timbang terima saya harap dengan adanya kegiatan ini proses pendelegasian
tugas bisa jelas dan terstruktur. Demikian timbang terima ini semoga apa yang telah
kita lakukan ini memberi banyak keuntungan bagi kita semua dan kita diberikan
kelancaran dalam melaksanakan tugas masing-masing.
Demikian saya akhiri wassalamualaikum Wr.Wb
Demikian role play timbang terima dari kelompok kami. Maaf jika ada kekurangan
Terimakasih atas perhatiannya. Assalamualaikum Wr.Wb
DIALOG SKENARIO ROLE PLAY SENTRALISASI OBAT
Kepala ruangan (Karu) : Moch. Ulil Abshor
Perawat Primer (PP ) : Supriadi
Perawat Associate (PA) : Atis Beta J.
Pasien (Px) : Tn.
Keluarga Pasien (KP) : Ny.