Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TA. 2016


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dari sarana yang telah ada, Sekretariat Bakorluh Provinsi NTB merasa perlu untuk
melakukan Rehabilitasi/Renovasi bangunan yang sudah ada dan Pembangunan
Bangunan Gedung Baru yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan dan penataan
kembali lingkungan Sekretariat Bakorluh Provinsi NTB.

Untuk melakukan Rehabilitasi/Renovasi bangunan yang sudah ada dan Pembangunan


Bangunan Gedung Baru yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan dan penataan
kembali Gedung Sekretariat Bakorluh Provinsi NTB, pada setiap prosesnya dilakukan
melalui beberapa tahapan yakni tahap Persiapan, Perencanaan yang terdiri dari
penyusunan Master Plan dan Penyusunan Gambar Kerja (Detail Engineering Design),
pelaksanaan konstruksi fisik dan pengawasan, pemanfaatan dan relokasi kantor-
kantor yang akan digabung yang masing-masing perlu ditangani oleh tenaga-tenaga
profesional yang ahli di bidangnya dalam melaksanakan pekerjaan tersebut .

Tahap perencanaan yang terdiri dari penyusunan Master Plan dan Penyusunan
Gambar Kerja/Detail Engineering Design (DED) sangat diperlukan dalam proses
pembangunan Bangunan Gedung Negara yang dalam pelaksanaannya diserahkan
kepada Pihak Ketiga yaitu Konsultan Perencana Konstruksi yaitu perusahaan yang
memenuhi persyaratan untuk melaksanakan pekerjaan Jasa Konsultansi dibidang
Perencanaan Konstruksi Pembangunan Bangunan Gedung Negara beserta
kelengkapannya.

Konsultan Perencana Konstruksi berfungsi melaksanakan pekerjaan mulai dari


penyusunan Master Plan, Pembuatan Gambar DED yang nantinya akan ditetapkan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menjadi Dokumen Lelang pekerjaan
Pelaksanaan Konstruksi, memberikan penjelasan pekerjaan (aanwijing) pada waktu
pelelangan, memberikan penjelasan serta saran penyelesaian terhadap persoalan
perencanaan yang timbul selama tahap konstruksi (pengawasan berkala).

Konsultan Perencana Konstruksi mulai bertugas sejak ditetapkannya Surat Perintah


Mulai Kerja (SPMK) Pekerjaan Perencanaan Konstruksi sampai serah terima pertama
pekerjaan pelaksanaan fisik oleh pemborong sebagaimana yang tercantum di dalam
DPA yang dituangkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) perencanaan dalam bentuk
Gambar Kerja, Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
( RKS ) serta data pendukung lainnya seperti penyelidikan tanah, Perhitungan
Struktur dan Dokumen Perencanaan lainnya.

Secara kontraktual Konsultan Perencana bertanggung jawab kepada Pejabat


Pembuat Komitmen (PPK) dan dalam kegiatan operasionalnya konsultan Perencana
akan mendapatkan bantuan bimbingan dalam menentukan arah pekerjaan
perencanaan dari pengelola proyek (PTP) yang terdiri dari Pengelola Administrasi
dan Keuangan serta Pengelola Teknis yang ditunjuk dan bertanggung jawab
terhadap Pemimpin Kegiatan.

1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Kerangka Acuan Kerja ini dimaksud sebagai petunjuk bagi Konsultan dalam
melakukan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Sekretariat Bakorluh Prov.
NTB, azas, kriteria dan proses yang harus dipenuhi atau diperhatikan dan di
interpretasikan dalam melaksanakan tugas. Dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini
diharapkan konsultan Perencana dapat melakukan tugasnya dengan baik untuk
menghasilkan keluaran yang dimaksud agar dapat dikembangkan berdasarkan
peraturan dan ketentuan yang berlaku di lingkungan Pemerintah Provinsi NTB.

Tujuan KAK ini adalah untuk mencapai sasaran Perencanaan agar tepat guna,
berhasil guna dan dapat mendatangkan keuntungan bagi masyarakat sekitar
pembangunan maupun bagi pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat dan
diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun alokasi anggaran
biaya pelaksanaan secara keseluruhan untuk dapat dilaksanakan pada tahun-tahun
anggaran mendatang.

II. LINGKUP PEKERJAAN DAN LINGKUP TUGAS

A. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada penugasan ini adalah Pekerjaan
Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Sekretariat Bakorluh Prov. NTB

B. LINGKUP TUGAS

1. Lingkup pekerjaan Konsultan Perencana Konstruksi meliputi :


Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Sekretariat
Bakorluh Prov. NTB

2. Dan hal – hal yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan dan penataan kembali
lingkungan Komplek Kantor Bakorluh setelah dilakukan penyesuaian.

3. Lingkup tugas Perencanaan Konstruksi terdiri dari :

a. Persiapan atau konsepsi perencanaan seperti mengumpulkan data dan


informasi lapangan dari Bakorluh Prov. NTB tersebut termasuk penyelidikan
tanah, membuat interprestasi secara garis besar terhadap Kerangka Acuan
Kerja, program kerja perencanaan, konsep perencanaan, sketsa gagasan dan
konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai peraturan
daerah/perizinan bangunan.

b. Penyusunan prarencana seperti membuat rencana tapak prarencana


bangunan, perkiraan biaya, laporan prarencana, dan mengurus perizinan
sampai mendapatkan advis planning, keterangan persyaratan bangunan dan
lingkungan, IMB pendahuluan dari pemerintah daerah setempat.

c. Penyusunan pengembangan rencana, seperti membuat :

 Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi.


 Rencana struktur beserta uraian konsep dan perhitungannya.
 Rencana utilitas beserta uraian konsep dan perhitungannya.
 Garis besar spesifikasi teknis (Outline Specifications).

2
 Perkiraan biaya

d. Penyusunan rencana detail, seperti membuat gambar-gambar detail, rencana


kerja dan syarat-syarat (RKS), rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana
anggaran biaya pekerjaan konstruksi dan menyusun laporan akhir
perencanaan.

e. Persiapan pelelangan seperti membantu Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat


Komitmen di dalam menyusun dokumen pelelangan dan membantu panitia
pelelangan dalam menyusun program dan pelaksanaan pelelangan.

f. Pelelangan, seperti membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan


pekerjaan, termasuk menyusun berita acara penjelasan pekerjaan, membantu
panitia pelelangan dalam melaksanakan evaluasi penawaran bila diperlukan,
menyusun kembali dokumen lelang dan melaksanakan tugas-tugas yang sama
apabla terjadi lelang ulang.

g. Penyusunan petunjuk penggunaan, pemeliharaan dan perawatan bangunan


gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan
mekanikal dan electrical bangunan.

III. BIAYA

A. BIAYA PEKERJAAN PERENCANAAN

Biaya Pekerjaan Konsultan Pekerjaan Perencanaan dan tata cara pembayaran akan
diatur secara kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan Konsultan
sesuai peraturan yang berlaku, yang terdiri dari:
1. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang
2. Materi dan penggandaan Laporan/ Dokumen Pekerjaan
3. Pembelian dan atau sewa Peralatan Kerja
4. Sewa Kendaraan.
5. Biaya rapat-rapat.
6. Perjalanan (lokal maupun luar kota)
7. Jasa dan Overhead PelaksanaanKerja
8. Pajak dan iuran dan retribusi daerah lainnya

B. SUMBER DANA
Sumber dana dari keseluruhan Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor
Sekretariat Bakorluh Prov. NTB berasal dari dana APBD Perubahan Prov. NTB Tahun
Anggaran 2015 yakni sebesar Rp. 175.000.000,- ( Seratus Tujuh Puluh Lima Juta
Rupiah )

IV. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Dalam menangani pelaksanaanPekerjaan penyusunan Perencanaan ini,Konsultan harus


menyediakan tenaga yang profesional yang memenuhi ketentuan yang ditetapkan
oleh Pengguna Anggaran, baik ditinjau dari kapasitas maupun tingkat kompleksitas
pekerjaan.

3
2. Tenaga-tenaga ahli inti yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari:
a. 1 Orang : Team Leader ( S1-Arsitek ) pengalaman 4th.
b. 1 Orang : Ahli Struktur ( S1-Sipil ) pengalaman 3th.
c. 1 Orang : Estimator ( S1-Teknik Sipil ) pengalaman 3th.
d. 2 Orang : Surveyor ( S1-Teknik Sipil ) pengalaman 3th.

V. PROGRAM KERJA

Konsultan Pekerjaan Perencanaan tersebut, harus segera menyusun program kerja


minimal meliputi :
1. Jadwal Rencana Kegiatan secara detail.
2. Alokasi Tenaga yang lengkap ( disiplin dan keahliannya). Tenaga-tenaga yang
diusulkan oleh Konsultan Pekerjaan ini harus mendapatkan persetujuan dari
Pengelola Proyek.

VI. KELUARAN

Keluaran yang dihasilkan pada tahap Perencanaan,terdiri dari :

6.1 Tahap Pengembangan Perencanaan :

A. Gambar Rencana:
- Denah
- Tampak
- Potongan Dengan Skala 1: 100

B. Rencana sistem dalam bangunan terdiri dari:


- Rencana pondasi
- Rencana Lantai
- Rencana Plafond
- Rencana Atap
- Rencana Instalasi Listrik
- Rencana Instalasi Air bersih
- Rencana Instalasi Pembuangan Air Kotor pada gedung
- Penangkal Petir

C. Rencana Anggaran Biaya

6.2 Tahap Pembuatan Gambar Kerja (Detail Engineering Desain) :

A. Gambar-gambar Detail
B. Rencana Kerja dan Syarat-syarat
C. Rencana Anggaran Biaya

VII. K R I T E R I A.

7.1. Kriteria Umum

Dalam merencanakan bangunan, yang dimaksud dengan penugasan ini adalah


Konsultan Perencana harus memperhatikan criteria umumya itu :

A. Persyaratan Keandalan yang ditinjau dari segi :

a. Ketahanan bangunan dalam menerima beban, baik yang berasal dari


manusia maupun kekuatan alam.

4
b. Ketahanan terhadap keutuhan dan keausan, baik karena penggunaan
bangunan, sifat bahan, maupun cuaca.
c. Keselamatan penghuni pada waktu terjadi bencana, baik karena ulah
manusia, alam, atau pencemaran kesehatan.

B. Persyaratan Guna yaitu bahwa bangunan dapat menampung kegiatan secara


efisien sesuai dengan fungsinya.Selain kriteria tersebut, berlaku pula
ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan administrasi teknis yang
tercantum dalam :

Standar pedoman dan peraturan yang berlaku, antara lain :


a. Undang-undang Bangunan Gedung dan Petunjuk pelaksanaannya.
b. Peraturanbangunan yang berlaku di daerahsetempat
c. Normalisasi teknis yang berlaku (SK-SNI 03-2847-2002 tentang tata cara
Perhitungan struktur beton untuk gedung, SK-SNI, SK-BI, dan lain-lain)
d. Standar-standar dan peraturan yang berlaku di daerah setempat.

7.2. Kriteria Khusus

A. Sejauh tidak bertentangan dengan persyaratan khusus bangunan yang akan


disusun, harus diusahakan penggunaan potensi alami ( percahayaan dan tata
udara) sesuai dengan perencanaan untuk daerah tropis.
B. Pengelompokan fungsi dalam bangunan hendaknya dilakukan sesuai dengan
sifat dan hirarkinya, yang dapat difungsikan untuk beberapa kegiatan (multi
fungsi)
C. Jaringan sirkulasi manusia atau barang baik vertical maupun horizontal
hendaknya disusun seefisien mungkin dan tidak mengganggu fungsi dalam
bangunan.

VIII. AZAS - AZAS

Selain dari kriteria diatas dalam melaksanaakan tugasnya konsultan perencana


hendaknya memperhatikan azas- azas sebagai berikut :

8.1. Pekerjaan Perencanaan Rehabilitasi/Renovasi bangunan yang sudah ada dan


Pembangunan Bangunan Gedung Baru yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan
dan penataan kembali lingkungan yang efisien, menarik tetapi tidak berlebihan.
8.2. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan kepada kemewahan material, tetapi
pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial
bangunan.
8.3. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah
mungkin.
8.4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan bisa dimanfaatkan secepatnya.

IX. PROSES PERENCANAAN DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

9.1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta


konsultan perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan pemberi
tugas dan tim pengelola teknis.

5
9.2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang
harus dihasilkan konsultan sesuai dengan pengarahan pemberi tugas dan tim teknis
berdasarkan standar hasil perencanaan .
9.3. Dalam pelaksanaan tugas konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
9.4. Hasil karya perencanaan dalam bentuk dokumen pelelangan yang akan diselesaikan
dalam waktu 60 (enam puluh) hari kalender sejak SPMK.

X. MASUKAN

10.1. Untuk melaksanakan tugasnya, konsultan perencana harus mencari informasi yang
dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan pemberi tugas dalam Kerangka
Acuan Kerja/ Pengarahan Penugasan ini.
10.2. Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran yang digunakan dalam
pelaksanaan tugasnya baik yang berasal dari pemberi tugas maupun yang dicari
sendiri. Kesalahan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi
tanggung jawab konsultan perencana.
10.3. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan
perencana diantaranya mengenai hal – hal sebagai berikut :

A. Informasi tentang lahan meliputi :

a. Lokasi
b. Luas
c. Batas- batas fisik
d. Topografi

Informasi mengenai data-data, Konsultan Perencana harus berkonsultasi


dengan Pemerintah Kota Mataram dengan Perda yang berlaku di Kota Mataram

B. Pemakai bangunan :

a. Struktur organisasi ruangan sesuai dengan klasifikasi.


b. Jumlah kebutuhan ruangan sekarang dan proyeksi pengembangan pada 10 -
20 tahun mendatang berdasarkan penambahan aktifitas dan fungsinya.
c. Kegiatan utama, penunjang, pelengkap
d. Perlengkapan/ peralatan khusus, jenis, berat dan dimensinya.

C. Kebutuhan bangunan :

a. Program ruang
b. Keinginan tentang organisasi
c. Keinginan tentang ruang – ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan
pemakai atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruangan tersebut.

D. Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/ bangunan.

E. Keinginan- keinginan tentang utilitas bangunan :

a. Air bersih :
- Kebutuhan ( sekarang dan mendatang )
- Sumber air dan kapasitas

6
- Jaringan instalasi air bersih.

b. Air hujan dan air buangan :


- Letak saluran dalam komplek bangunan ke saluran pembuangan.
- Cara pembuangan keluar tapak

c. Air kotor dan sampah :


- Sistem drainase
- Sistem Pengeringan saat terjadi Banjir

d. Tata udara / AC :
- Beban( Ton ref )
- Pembagian beban
- Sistem yang diinginkan

e. Jaringan listrik :
- Kebutuhan daya
- Sumber daya dan spesikasinya
- Cadangan apabila dibutuhkan ( kapasitas / spesifikasi )
- Penangkal Petir

f. Dan lain - lain

XI. PROGRAM KERJA

Konsultan harus segera menyusun program kerja yang menyangkut :

11.1. Jadwal kegiatan secara terperinci


11.2. lokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan jumlahnya) tenaga-tenaga yang diusulkan
konsultan perencana harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas.
11.3. Program tersebut harus mendapatkan kesepakatan bersama untuk dapat
dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan tugas perencanaan dan pengawasan
berkala pada waktu pelaksanaan konstruksi / Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini.
11.4. Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, konsultan hendaknya memeriksa
semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang
dibutuhkan.
11.5. Berdasarkan bahan- bahan tersebut konsultan menyusun program kerja sebagai
bahan diskusi untuk menghasilkan pedoman penugasan .
11.6. Setelah mempelajari dan mendapat penjelasan tentang pengarahan penugasan /
KAK ini dari panitia,konsultan agar segera membuat usulan teknik dan biaya sesuai
dengan pengarahan penugasan / KAK ini untuk disampaikan kepada Panitia.

XII. PENUTUP

Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat untuk pekerjaan Perencanaan Pembangunan
Gedung Kantor Sekretariat Bakorluh Prov. NTB melalui Dana APBD Perubahan Tahun
Anggaran 2015.

7
8

Anda mungkin juga menyukai