Sistem lakrimal terdiri dari dua bagian, yaitu sistem sekresi yang berupa kelenjar lakrimal dan sistem ekskresi yang terdiri dari punctum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus nasolakrimal, dan meatus inferior. Sistem eksresi lakrimal cenderung mudah terjadi infeksi dan inflamasi karena berbagai sebab. Membran mukosa pada saluran ini terdiri dari dua permukaan yang saling bersinggungan, yaitu mukosa konjungtiva dan mukosa nasal, di mana pada keadaan normal pun sudah terdapat koloni bakteri. Tujuan fungsional dari sistem ekskresi lakrimal adalah mengalirkan air mata dari kelenjar air mata menuju ke cavum nasal. Tersumbatnya aliran air mata secara patologis menyebabkan terjadinya peradangan pada sakus lakrimal yang biasa disebut dengan dakriosistitis. Dakriosistitis dapat berlangsung secara akut maupun kronis. Dakriosistitis akut ditandai dengan nyeri yang muncul secara tiba-tiba dan kemerahan pada regio kantus medial, sedangkan pada inflamasi maupun infeksi kronis dari sakus lakrimal ditandai dengan adanya epifora, yaitu rasa nyeri yang hebat di bagian sakus lakrimal dan disertai dengan demam. Selain dakriosistitis akut dan kronis, ada juga dakriosistitis kongenital yang merupakan bentuk khusus dari dakriosistitis. Patofisiologinya berhubungan erat dengan proses embriogenesis dari sistem eksresi lakrimal. Dakriosistitis umumnya terjadi pada dua kategori usia, yaitu anak-anak dan orang dewasa di atas 40 tahun dengan puncak insidensi pada usia 60 hingga 70 tahun. Dakriosistitis pada bayi yang baru lahir jarang terjadi, hanya sekitar 1% dari jumlah kelahiran yang ada. Kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa sekitar 70-83% kasus dakriosistitis dialami oleh wanita, sedangkan pada dakriosistitis kongenital jumlahnya hampir sama antara laki-laki dan perempuan.