http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj
1
M. Syakib Arsalan Citra Purnama / Management Analysis Journal 1 (3) (2014)
2
M. Syakib Arsalan Citra Purnama / Management Analysis Journal 1 (3) (2014)
tempat parkir, seperti yang dikemukakan oleh terakhir pasca penggunaan jasa. Dengan
Fandi Tjiptono, dkk. (2005: 42) dalam Syafitri indikator kecepatan proses pembelian tiket,
(2012). penyampaian terhadap keluhan, dan layanan
Dalam hubungannya dengan pemasaran yang diberikan cukup baik dan cepat.
jasa, maka people yang berfungsi sebagai service
provider sangat mempengaruhi kualitas jasa Dalam bisnis jasa pemasar perlu
yang diberikan. Yang dimaksud people disini menyediakan petunjuk fisik untuk dimensi
adalah karyawan penyedia jasa layanan maupun intangiable jasa yang ditawarkan perusahaan,
penjualan, atau orang-orang yang terlibat secara agar mendukung positioning dan image serta
langsung maupun tidak langsung dalam proses meningkatkan lingkup produk (product
layanan itu sendiri (Sukotjo, dkk, 2010). Tujuan surround) (Lupiyoadi, 2001). Bukti fisik
people adalah untuk merubah persepsi memberikan keyakinan tentang produk yang
konsumen untuk melakukan pembelian dan ditawarkan perusahaan kepada konsumen.
tindakan selanjutnya adalah merekomendasikan Keyakinan akan perusahaan menghilangkan
kepada konsumen yang lain. Orang merupakan keraguan konsumen untuk melakukan
orang-orang yang terlibat secara langsung pembelian terhadap produk perusahaan.
maupun tidak langsung dalam proses layanan Physical Evidence atau Bukti fisik adalah
itu sendiri (Sukotjo, dkk. 2010). Peran yang lingkungan fisik perusahaan tempat jasa
harus dimiliki oleh sumber daya manusia diciptakan dan tempat penyedia jasa dan
pengelola Museum Ranggawarsita yang sesuai konsumen berinteraksi, ditambah elemen
dengan penelitian ini adalah contractors, tangiable apa saja yang digunakan untuk
influencers dan modifiers. Elemen proses yang mengkomunikasikan atau mendukung peranan
sesuai dengan objek penelitian ini adalah jasa itu (Lupiyoadi, 2001). Bila transaksi jasa
pelayanan karyawan Museum Ranggawarsita, dilaksanakan di lokasi perusahaan jasa tersebut,
dengan indikator kompetensi, kesopanan, maka bukti fisik memainkan peran yang penting
responsif dan komunikasi seperti yang (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009). Penelitian ini
dikemukakan oleh Bilson (2001). menggunakan indikator dekorasi, cahaya, tata
Proses merupakan gabungan semua letak untuk variabel bukti fisik atau physical
aktivitas, umumnya terdiri dari prosedur, jadwal evidence sesuai dengan pendapat Zeithaml dan
pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal-hal Bitner serta Belk (1974).
rutin, dimana jasa dihasilkan dan disampaikan Salah satu industri yang bergerak
kepada konsumen (Lupiyoadi, 2001). dibidang jasa adalah sektor pariwisata. Sektor
Konsumen menghendaki proses yang mudah pariwisata memiliki daya tarik investor untuk
dan cepat dalam pemenuhan kebutuhannya. mengembangkan industri ini. Baik dari
Jadi perusahaan dituntut untuk memberikan pemerintah atau investor swasta (lokal ataupun
proses yang mudah dan cepat kepada konsumen asing). Pariwisata seakan memiliki pasar yang
dimulai dari sebelum menggunakan, terus tumbuh. Karena kebutuhan rekreasi dari
menggunakan, dan setelah menggunakan. manusia selalu meningkat. Hal ini berdampak
Sejatinya konsumen menghendaki proses yang positif dengan adanya tempat hiburan yang
cepat dan mudah dalam mendapatkan jasa yang mampu memenuhi kebutuhan manusia akan
menjadi kebutuhannya. Berdasarkan pendapat rekreasi.
dari (Lupiyoadi, 2001) yang menyatakan bahwa Sektor pariwisata merupakan indusri yang
salah satu proses adalah complexity atau perlu perhatian khusus, baik lingkup kota/
berhubungan dengan langkah-langkah dan tahap kabupaten, provinsi, hingga nasional. Perhatian
dalam proses, maka proses dalam penelitian ini khusus diperlukan mengingat industri ini
merupakan langkah-langkah yang dilalui mampu menambah pendapatan (devisa) dari
konsumen mulai dari awal sebelum para wisatawan baik lokal maupun asing selain
menggunakan jasa, penggunaan jasa, dan itu, sumbangan sektor pariwisata kepada Negara
3
M. Syakib Arsalan Citra Purnama / Management Analysis Journal 1 (3) (2014)
selama ini menempati urutan ketiga setelah museum provinsi terbesar di Indonesia dalam
ekspor minyak dan gas dan ekspor tekstil dan hal jumlah koleksi dan keluasan. Museum Jawa
manufaktur. Sektor pariwisata juga mampu Tengah Ronggowarsito Semarang memiliki total
menghidupkan perekonomian masyarakat, baik koleksi mencapai 59.784 unit yang terdiri dari
dalam sektor jasa maupun industri barang- berbagai kategori koleksi. Museum ini
barang kerajinan (Himawan, 2004 dalam Lita, menempati luas tanah 1,8 ha dan Luas
2010). Dampak yang tidak nampaknya adalah bangunan kira-kira 8.438 m persegi. Museum
nama kota/ kabupaten dan Negara menjadi ronggowarsito dirancang sesuai dengan standar
salah satu referensi wisatawan untuk rekreasi. museum di Asia tenggara.
Setiap daerah di Indonesia mulai fokus (www.indonesia.travel).
untuk mengembangkan industri pariwisata tidak Masalah yang dihadapi museum
terkecuali Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah Ranggawarsita saat ini adalah kurangnya minat
telah mencanangkan program untuk menarik orang untuk berkunjung ke museum. Dibawah
wisatawan untuk berkunjung ke Provinsi yang ini tersajikan data pengunjung museum
beribukota Semarang ini. Guna menarik Ranggawarsita selama sepuluh tahun terakhir
wistawan, Jawa Tengah membuat serangkaian yang dimulai dari tahun 2003. Fluktuasi
program yang diberi nama Visit Jawa Tengah pengunjung mulai dari Tahun 2003-2012 terjadi
sebagai langkah nyatanya. Program Visit Jawa fluktuasi. Kenaikkan tertinggi terjadi pada
Tengah diharapkan mampu meningkatkan Tahun 2010 dengan presentase kenaikkan
jumlah wistawan untuk berkunjung ke Jawa 13,7%. Sementara penurunan jumlah
Tengah. Baik untuk objek wisata alam, pantai, pengunjung Museum Ranggawarsita Semarang
budaya, religi, museum, hingga kuliner. tertinggi terjadi pada Tahun 2008 dengan
Kabupaten dan Kota se-Jawa Tengah presentase penurunan mencapai 23,7%.
diharapkan mampu bersinergi dalam Berbagai upaya telah dilakukan pihak
menjalankan program Visit Jawa Tengah yang manajemen museum Ranggawarsita untuk
akan dimulai tahun 2013. menaikkan jumlah pengunjung setiap tahunnya.
Museum merupakan salah satu tempat Museum Ranggawarsita terletak di tempat yang
atau obyek wisata yang memberikan hiburan strategis dan akses jalan menuju ke museum
berbeda dari tempat rekreasi yang lain. Selain juga mudah. Dari segi harga, museum
sebagai tempat untuk berlibur atau rekreasi, Ranggawarsita menentukan kebijakan harga
museum memiliki fungsi sebagai tempat tiket masuk untuk anak-anak Rp. 2.000 dan
pembelajaran yang mengkhususkan ke disiplin dewasa Rp. 4.000. (jelajahsemarang.com).
ilmu sejarah dan kebudayaan yang tidak Promosi juga terus digencarkan melalui iklan
didapatkan di objek wisata lain. baik di media cetak ataupun elektronik. Strategi
Meski berbagai keuntungan yang sosialisasi ke masyarakat, pameran dan
diberikan dari museum sebagai tempat wisata. pementasan juga tak luput dari kebijakan
Faktanya pada zaman sekarang orang-orang manajemen. Museum Ranggawarsita terus
kurang tertarik memilih museum sebagai tempat menambah jumlah koleksinya agar pengunjung
rekreasinya. Museum kalah pamor dengan tidak bosan dengan koleksi museum
obyek wisata yang menawarkan berbagai sebelumnya. Karyawan dalam hal ini people
wahana permainan didalamnya. Kondisi ini diberi pelatihan guna memuaskan konsumen
seperti halnya yang terjadi di salah satu museum atau pengunjung. Dalam hal transaksi
yang berada di Kota Semarang. pembelian tiket, pihak museum berupaya
Museum Ranggawarsita dalam bahasa memberikan layanan (proses) semudah dan
Jawa biasa disebut Ronggowarsito merupakan secepat mungkin agar pengunjung tidak perlu
salah satu museum yang dimiliki Jawa Tengah, waktu lama untuk menikmati layanan dari
tepatnya di Kota Semarang. Museum museum. Dekorasi, cahaya, dan layout menjadi
Ronggowarsito di Jawa Tengah termasuk fokus manajemen museum sebagai upaya untuk
4
M. Syakib Arsalan Citra Purnama / Management Analysis Journal 1 (3) (2014)
METODE
5
M. Syakib Arsalan Citra Purnama / Management Analysis Journal 1 (3) (2014)
6
M. Syakib Arsalan Citra Purnama / Management Analysis Journal 1 (3) (2014)
dilakukan dengan cara membandingkan antara peningkatan pada variabel harga dan variabel
nilai kritis F (table) dengan nilai F ( hitung) yang produk, promosi, lokasi, orang, proses, dan
terdapat pada table analisis varian. Jika F ( bukti fisik diasumsikan tetap, maka proses
hitung) > F ( table ) maka keputusan menolak keputusan berkunjung akan menurun sebesar
hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis 0,424. Koefisien regresi pada variabel promosi
alternatif (Ha), artinya secara statistik data yang (X3) sebesar 0,413 positif. Artinya, bila terjadi
digunakan untuk membuktikan bahwa semua peningkatan pada variabel promosi dan variabel
variabel bebas berpengaruh terhadap variabel produk, harga, lokasi, orang, proses, dan bukti
terikat. Pengambilan keputusan didasarkan nilai diasumsikan tetap, maka proses keputusan
probabilitas yang didapatkan dari hasil berkunjung akan meningkat sebesar 0,413.
pengolahan data melalui program SPSS Statistik Koefisien regresi pada variabel lokasi (X4)
Parametrik (Santoso, 2004:168). sebesar 0,475 positif. Artinya, bila terjadi
Menurut Ghozali (2009: 97), koefisien peningkatan pada variabel lokasi dan variabel
determinasi (R2) pada intinya mengukur produk, harga, promosi, orang, proses, dan bukti
seberapa jauh kemampuan model dalam fisik diasumsikan tetap, maka proses keputusan
menerangkan variasi variabel terikat. Nilai berkunjung akan meningkat sebesar 0,475.
koefisien determinasi adalah antara nol dan Koefisien regresi pada variabel orang (X5)
satu. Jika R2 mendekati satu (1) maka dikatakan sebesar 0,159 negatif. Artinya, bila terjadi
semakin kuat model tersebut dalam peningkatan pada variabel orang dan variabel
menerangkan variasi variabel bebas terhadap produk, harga, promosi, lokasi, proses, dan
variabel terikat. Sebaliknya jika R2 mendekati 0 bukti fisik diasumsikan tetap, maka proses
(nol) maka semakin lemah variasi variabel bebas keputusan berkunjung akan menurun sebesar
menerangkan variabel terikat. 0,159. Koefisien regresi pada variabel proses
(X6) sebesar 0,485 positif. Artinya, bila terjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN peningkatan pada variabel proses dan variabel
produk, harga, promosi, lokasi, orang, dan bukti
Tekhnik analisis data menggunakan fisik diasumsikan tetap, maka proses keputusan
regresi linear berganda dengan bantuan program berkunjung akan meningkat sebesar 0,485.
komputer SPSS dapat dilihat pada persamaan Koefisien regresi pada variabel bukti fisik (X7)
dibawah ini: sebesar 0,220 negatif. Artinya, bila terjadi
Y= 8,748 + 0,846X1 – 0,424X2 + peningkatan pada variabel bukti fisik tuan dan
0,413X3 + 0,475X4 – 0,159X5 + 0,485X6 – variabel produk, harga, promosi, lokasi, orang
0,220X7 dan proses diasumsikan tetap, maka proses
keputusan berkunjung akan menurun sebesar
Dari persamaan regresi diatas dapat 0,220.
dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar 8,748 Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan
berarti, jika variabel variabel bebas (produk, dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%.
harga, promosi, lokasi, orang, proses, dan bukti (Ghozali, 2011).
fisik) diasumsikan tetap, maka proses keputusan
berkunjung tidak mengalami perubahan Tabel 3 hasil uji t.
(konstan). Koefisien regresi pada variabel
produk (X1) sebesar 0,846 positif. Artinya, bila
terjadi peningkatan pada variabel produk dan
variabel harga, promosi, lokasi, orang, proses,
dan bukti fisik diasumsikan tetap, maka proses
keputusan berkunjung akan meningkat sebesar
0,846. Koefisien regresi pada variabel harga (X2)
sebesar 0,424 negatif. Artinya, bila terjadi
7
M. Syakib Arsalan Citra Purnama / Management Analysis Journal 1 (3) (2014)
Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui Sedangkan variabel Harga, Orang, dan Bukti
bahwa variabel bebas yang berpengaruh Fisik tidak berpengaruh terhadap proses
terhadap proses keputusan berkunjung adalah keputusan berkunjung ke Museum
variabel Produk, Promosi, Lokasi, dan Proses. Ranggawarsita Semarang.
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2307.782 7 329.683 24.644 .000a
Residual 1431.400 107 13.378
Total 3739.183 114
a. Predictors: (Constant), Bukti Fisik, Harga, Lokasi, Produk, Orang, Promosi, Proses
b. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung
Hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh nilai F hitung sebesar 24,644 dengan
signifikansi sebesar 0.000. Nilai taraf signifikansi 0,000 dibawah 0,05 , maka H8 yang menyatakan
“ada pengaruh variabel bauran pemasaran jasa (produk, harga, promosi, lokasi, orang, proses, bukti
fisik) terhadap proses keputusan berkunjung”
Uji koefisien determinasi pada penelitian ini yaitu :
Model Summaryb
8
M. Syakib Arsalan Citra Purnama / Management Analysis Journal 1 (3) (2014)
Berdasarkan hasil penelitian produk (X1), harga (X2), promosi (X3), lokasi
menunujukkan bahwa promosi berpengaruh (X4), orang (X5), proses (X6), dan bukti fisik
terhadap proses keputusan berkunjung di (X7) secara simultan atau bersama-sama
Museum Ranggawarsita Semarang. Hasil ini mempengaruhi variabel proses keputusan
menunjukkan bahwa penggunaan iklan sebagai berkunjung (Y) secara signifikan.
media promosi, dan hubungan masyarakat yang
dilakukan melalui even dan pameran serta SIMPULAN
informasi dari mulut ke mulut menjadi Produk, harga, promosi, lokasi, orang,
pertimbangan konsumen untuk berkunjung ke proses, dan bukti fisik secara bersama-sama
Museum Ranggawarsita Semarang. mempunyai pengaruh terhadadp proses
Berdasarkan hasil penelitian keputusan berkunjung ke Museum
menunujukkan bahwa lokasi berpengaruh Ranggawarsita Semarang. Variabel produk,
terhadap proses keputusan berkunjung di promosi, lokasi, dan proses secara parsial
Museum Ranggawarsita Semarang. Hasil ini berpengaruh terhadap proses keputusan
menunjukkan bahwa akses menuju ke Museum berkunjung ke Museum Ranggawarsita
Ranggawarsita Semarang dinilai mudah dan Semarang, sementara variabel harga, orang, dan
cepat oleh responden, lokasi museum juga bukti fisik tidak mempunyai pengaruh secara
dinilai strategis serta kelusan dan keamanan parsial terhadap proses keputusan berkunjung ke
tempat parkir menjadi pertimbangan konsumen Museum Ranggawarsita Semarang. 59,2%
untuk berkunjung ke Museum Ranggawarsita proses keputusan berkunjung dapat dijelaskan
Semarang. oleh variabel produk, harga, promosi, lokasi,
Berdasarkan hasil penelitian orang, proses, dan bukti fisik. Sedangkan
menunujukkan bahwa orang tidak mempunyai sisanya (100% - 59,2% = 40,8%) dijelaskan oleh
pengaruh terhadap proses keputusan berkunjung variabel-variabel lain di luar model yang tidak
di Museum Ranggawarsita Semarang. Hasil ini dijelaskan dalam penelitian ini.
menunjukkan bahwa kompetensi, daya tanggap Berdasarkan hasil penelitian
atau respon karyawan, kesopanan, dan menunjukkan variabel harga, orang dan bukti
komunikasi yang dimiliki karyawan Museum fisik memiliki pengaruh negatif terhadap proses
Ranggawarsita Semarang dinilai msih rendah. keputusan berkunjung. Hasil ini memberikan
Berdasarkan hasil penelitian catatan bagi pihak manajemen untuk
menunujukkan bahwa bukti fisik tidak menganalisa bagaimana harga yang ditetapkan
mempunyai pengaruh terhadap proses sesuai dengan harapan konsumen. Seperti,
keputusan berkunjung di Museum menambah jumlah koleksi (wayang),
Ranggawarsita Semarang. Hasil ini menyajikan suasana yang menarik, dan
menunjukkan bahwa bukti fisik Museum pelayanan yang baik dari karyawan (pemandu)
Ranggawarsita Semarang seperti dekorasi kepada pengunjung. Penelitian mengenai
berupa hiasan-hiasan dalam ruang pameran, Marketing Mix jasa ini masih terdapat
cahaya berupa fentilasi dan penggunaan lampu kekurangan, oleh sebab itu saran bagi peneliti
disetiap koleksi, serta tata letak koleksi selanjutnya adalah untuk mempertimbangkan
berdasarkan kategori tidak menjadi faktor-faktor yang berasal dari internal
pertimbangan konsumen untuk berkunjung ke konsumen atau pengunjung salah satunya faktor
Museum Ranggawarsita Semarang. psikis. Seperti persepsi dan motivasi sebagai
Berdasarkan uji ANOVA atau F test, alasan untuk melakukan pembelian/ kujungan.
maka dapat diperoleh F hitung sebesar 24,644 Harapannya selain variabel marketing mix jasa,
dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena penambahan variabel psikis mampu
probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 menganalisis proses keputusan pembelian secara
lebih kecil dari 0,05) maka dapat dinyatakan detail.
bahwa variabel independen yang meliputi
9
M. Syakib Arsalan Citra Purnama / Management Analysis Journal 1 (3) (2014)
DAFTAR PUSTAKA
10