Anda di halaman 1dari 10

MAJ 1 (3) (2014)

Management Analysis Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj

PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP PROSES KEPUTUSAN


BERKUNJUNG KE MUSEUM RANGGAWARSITA SEMARANG

M. Syakib Arsalan Citra Purnama, Murwatiningsih

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh parsial dan simultan produk, harga, tempat,
Diterima Maret 2014 promosi, orang, proses, dan bukti fisik terhadap proses keputusan berkunjung.Populasi dalam
Disetujui April 2014 penelitian ini adalah semua pengunjung Museum Ranggawarsita Semarang. Berdasarkan
Dipublikasikan Juni perhitungan, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 115 responden. Teknik
2014 sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Metode analisis yaitu uji instrumen (uji
________________ validitas dan uji reliabilitas), analisis deskriptif persentase, uji asumsi klasik dan regresi linear
Keywords: berganda menggunakan SPSS statistics version 17.Hasil penelitian ini dengan analisis regresi
Decision to visit place, diperoleh persamaan Y = 8,748 + 0,846X1 - 0,424X2 + 0,413X3 + 0,475X4 - 0,159X5 + 0,485X6 -
Marketing Mix. 0,220X7. Koefisien determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,592, dalam hal ini dapat diartikan bahwa
____________________ proses keputusan berkunjung dijelaskan oleh produk, harga, promosi, tempat, orang, proses, dan
bukti fisik sebesar 59,2%, sedangkan sisanya 40,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.Simpulan dari penelitian ini adalah produk, promosi, tempat, dan proses
berpengaruh positif terhadap proses keputusan berkunjung, sedangkan harga, orang, dan bukti fisik
berpengaruh negatif terhadap proses keputusan berkunjung. Saran bagi Manajemen Museum
Ranggawarsita Semarang menganalisis elemen bukti fisik dan skill karyawan agar sesuai dengan
harapan konsumen. Dengan demikian strategi harga bisa menyesuaiakan sesuai dengan harapan
konsumen.
Abstract
___________________________________________________________________
Aim of this research is analyzing the partial and simultaneous decision to products, price, place, people,
process, and physical evidence toward the process of decision to visit the place.Population of this research is all
visitor of Ranggawarsita Museum in Semarang. Based on the counting, the number of samples which is
involved is 115 respondents. Sampling technique which is used is accidental sampling. The methodology of this
research is instrument test (Validity test and reliability test), Descriptive analysis percentage, classical
assumption test and double linear regression using SPSS statistics version 17.The result of the research can be
determined by the equation of Y = 8,748 + 0,846X1 - 0,424X2 + 0,413X3 + 0,475X4 - 0,159X5 + 0,485X6 -
0,220X7. Determination coefficient (R2 Adjusted) is 0,592, it could be determined that the process of decision
to visit is explained with products, prices, promotion, place, people, process, and physical evidence in 59,2%,
but the other 40,8% is explained by other variables which is not involved in this research.The conclusion of this
research is products, promotion, place, and process are influentially positive toward the decision process of
visiting, but price, people, and physical evidence are influentially negative toward the decision of visiting. The
suggestion for the Manager of Ranggawarsita Museum of Semarang is they need to determine the physical and
skill elements of the employee so that it could be in line with the consument’s hope. Then, that is the strategy of
pricing can be determined as what the consument want.
© 2014 Universitas Negeri Semarang
 Alamat korespondensi: ISSN 2252-6552
Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: manajemen@unnes.ac.id

1
M. Syakib Arsalan Citra Purnama / Management Analysis Journal 1 (3) (2014)

PENDAHULUAN harga dari berbagai alternatif yang tersedia


kemudian memutuskan alokasi dana yang
Salah satu strategi yang berhubungan dikehendaki. Harga juga bisa dikatakan sebagai
dengan kegiatan pemasaran perusahaan adalah pengorbanan yang dikeluarkan konsumen untuk
marketing mix strategy. Bauran pemasaran mendapatkan barang atau jasa dengan
dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok melakukan transaksi pembelian. Berdasarkan
variabel yang disebut “empat P”: produk, price, teori penyesuaian harga menurut (Kotler, dkk.
place, dan promotion. (Kotler, dkk, 2008). 2009) faktor harga yang sesuai dengan penelitian
Namun untuk perusahaan jasa terdapat 7 unsur ini adalah tiket masuk museum Ranggawarsita.
marketing mix (Marketing Mix-7p) yaitu: Kebijakan penentuan harga tiket masuk menjadi
Produk, Price, Promotion, Place, Participant, pokok bahasan dalam variabel harga, dengan
Proces, dan Physical Evidence. (Zeithaml, dkk, indikator strategi penetapan harga.
2000 dalam Lita, 2010). Promosi adalah suatu komunikasi dari
Konsep produk menegaskan bahwa penjual dan pembeli yang berasal dari informasi
konsumen akan menyukai produk-produk yang yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap
paling bermutu, berkinerja atau berinovasi dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak
(Kotler, 2000: 21). Menawarkan produk yang mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi
berkualitas dengan harga yang murah lebih pembeli dan tetap mengingat produk tersebut.
mempengaruhi konsumen untuk melakukan (Laksana, 2008: 133). Strategi promosi harus
pembelian. Produk adalah segala sesuatu baik direncanakan secara efektif dan efisien, baik
yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat dalam penggunaan media atau pesan yang ingin
ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi disampaiakan kepada konsumen. Promosi
keinginan dan kebutuhannya (Laksana, 2008: merupakan proses penyampaian pesan dari
67). Yoeti, (2005: 3) dalam Syafitri, 2012 produsen ke konsumen sebagai upaya untuk
menyatakan bahwa produk industri wisata memperkenalkan produk perusahaan dan
adalah semua bentuk pelayanan yang dinikmati berakhir pada aktivitas pembelian produk
wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat perusahaan. Promosi merupakan komunikasi
dimana ia biasa berdiam, selama berada di yang dilakukan untuk mempengaruhi perilaku
daerah tujuan wisata yang dikunjungi hingga ia konsumen. Berdasarkan pendapat dari
kembali pulang ke tempat asalnya semula. (Lupiyoadi, dkk. 2009), maka untuk variabel
Kaitannya dengan penelitian ini batasan fokus promosi dalam penelitian ini menggunakan tiga
penelitian untuk faktor produk Museum indikator, iklan, hubungan masyarakat
Ranggawarsita adalah fasilitas tujuan wisata dan informasi dari mulut ke mulut.
daya tarik wisata. Dua indikator merupakan Lokasi berarti berhubungan dengan
analisia terhadap produk yang ingin ditawarkan dimana perusahaan harus bermarkas dan
kepada konsumen. Harapannya dengan melakukan operasi. Lokasi yaitu keputusan yang
mengetahui kebutuhan konsumen, penerapan dibuat perusahaan berkaitan dengan dimana
strategi untuk menarik pengunjung lebih efektif operasi dan stafnya akan ditempatkan
dan efisien. (Lupiyoadi, 2001). Dengan demikian konsumen
Tjiptono (2001: 152), menyatakan harga menghendaki lokasi untuk mendapatkan barang
memiliki peranan penting dalam proses atau jasa yang mudah dijangkau dan lokasi yang
keputusan pembelian antara lain, harga strategis. Lokasi dalam service merupakan
membantu para pembeli untuk memutuskan gabungan antara lokasi dan keputusan atas
cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan
yang diharapkan berdasarkan daya beli, adanya dengan bagaimana cara penyampaian jasa
harga membantu pembeli untuk memutuskan kepada konsumen dan dimana lokasi yang
cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai strategis. Variabel lokasi pada penelitian ini
jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan menggunakan indikator, aksebilitas, visibilitas,

2
M. Syakib Arsalan Citra Purnama / Management Analysis Journal 1 (3) (2014)

tempat parkir, seperti yang dikemukakan oleh terakhir pasca penggunaan jasa. Dengan
Fandi Tjiptono, dkk. (2005: 42) dalam Syafitri indikator kecepatan proses pembelian tiket,
(2012). penyampaian terhadap keluhan, dan layanan
Dalam hubungannya dengan pemasaran yang diberikan cukup baik dan cepat.
jasa, maka people yang berfungsi sebagai service
provider sangat mempengaruhi kualitas jasa Dalam bisnis jasa pemasar perlu
yang diberikan. Yang dimaksud people disini menyediakan petunjuk fisik untuk dimensi
adalah karyawan penyedia jasa layanan maupun intangiable jasa yang ditawarkan perusahaan,
penjualan, atau orang-orang yang terlibat secara agar mendukung positioning dan image serta
langsung maupun tidak langsung dalam proses meningkatkan lingkup produk (product
layanan itu sendiri (Sukotjo, dkk, 2010). Tujuan surround) (Lupiyoadi, 2001). Bukti fisik
people adalah untuk merubah persepsi memberikan keyakinan tentang produk yang
konsumen untuk melakukan pembelian dan ditawarkan perusahaan kepada konsumen.
tindakan selanjutnya adalah merekomendasikan Keyakinan akan perusahaan menghilangkan
kepada konsumen yang lain. Orang merupakan keraguan konsumen untuk melakukan
orang-orang yang terlibat secara langsung pembelian terhadap produk perusahaan.
maupun tidak langsung dalam proses layanan Physical Evidence atau Bukti fisik adalah
itu sendiri (Sukotjo, dkk. 2010). Peran yang lingkungan fisik perusahaan tempat jasa
harus dimiliki oleh sumber daya manusia diciptakan dan tempat penyedia jasa dan
pengelola Museum Ranggawarsita yang sesuai konsumen berinteraksi, ditambah elemen
dengan penelitian ini adalah contractors, tangiable apa saja yang digunakan untuk
influencers dan modifiers. Elemen proses yang mengkomunikasikan atau mendukung peranan
sesuai dengan objek penelitian ini adalah jasa itu (Lupiyoadi, 2001). Bila transaksi jasa
pelayanan karyawan Museum Ranggawarsita, dilaksanakan di lokasi perusahaan jasa tersebut,
dengan indikator kompetensi, kesopanan, maka bukti fisik memainkan peran yang penting
responsif dan komunikasi seperti yang (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009). Penelitian ini
dikemukakan oleh Bilson (2001). menggunakan indikator dekorasi, cahaya, tata
Proses merupakan gabungan semua letak untuk variabel bukti fisik atau physical
aktivitas, umumnya terdiri dari prosedur, jadwal evidence sesuai dengan pendapat Zeithaml dan
pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal-hal Bitner serta Belk (1974).
rutin, dimana jasa dihasilkan dan disampaikan Salah satu industri yang bergerak
kepada konsumen (Lupiyoadi, 2001). dibidang jasa adalah sektor pariwisata. Sektor
Konsumen menghendaki proses yang mudah pariwisata memiliki daya tarik investor untuk
dan cepat dalam pemenuhan kebutuhannya. mengembangkan industri ini. Baik dari
Jadi perusahaan dituntut untuk memberikan pemerintah atau investor swasta (lokal ataupun
proses yang mudah dan cepat kepada konsumen asing). Pariwisata seakan memiliki pasar yang
dimulai dari sebelum menggunakan, terus tumbuh. Karena kebutuhan rekreasi dari
menggunakan, dan setelah menggunakan. manusia selalu meningkat. Hal ini berdampak
Sejatinya konsumen menghendaki proses yang positif dengan adanya tempat hiburan yang
cepat dan mudah dalam mendapatkan jasa yang mampu memenuhi kebutuhan manusia akan
menjadi kebutuhannya. Berdasarkan pendapat rekreasi.
dari (Lupiyoadi, 2001) yang menyatakan bahwa Sektor pariwisata merupakan indusri yang
salah satu proses adalah complexity atau perlu perhatian khusus, baik lingkup kota/
berhubungan dengan langkah-langkah dan tahap kabupaten, provinsi, hingga nasional. Perhatian
dalam proses, maka proses dalam penelitian ini khusus diperlukan mengingat industri ini
merupakan langkah-langkah yang dilalui mampu menambah pendapatan (devisa) dari
konsumen mulai dari awal sebelum para wisatawan baik lokal maupun asing selain
menggunakan jasa, penggunaan jasa, dan itu, sumbangan sektor pariwisata kepada Negara

3
M. Syakib Arsalan Citra Purnama / Management Analysis Journal 1 (3) (2014)

selama ini menempati urutan ketiga setelah museum provinsi terbesar di Indonesia dalam
ekspor minyak dan gas dan ekspor tekstil dan hal jumlah koleksi dan keluasan. Museum Jawa
manufaktur. Sektor pariwisata juga mampu Tengah Ronggowarsito Semarang memiliki total
menghidupkan perekonomian masyarakat, baik koleksi mencapai 59.784 unit yang terdiri dari
dalam sektor jasa maupun industri barang- berbagai kategori koleksi. Museum ini
barang kerajinan (Himawan, 2004 dalam Lita, menempati luas tanah 1,8 ha dan Luas
2010). Dampak yang tidak nampaknya adalah bangunan kira-kira 8.438 m persegi. Museum
nama kota/ kabupaten dan Negara menjadi ronggowarsito dirancang sesuai dengan standar
salah satu referensi wisatawan untuk rekreasi. museum di Asia tenggara.
Setiap daerah di Indonesia mulai fokus (www.indonesia.travel).
untuk mengembangkan industri pariwisata tidak Masalah yang dihadapi museum
terkecuali Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah Ranggawarsita saat ini adalah kurangnya minat
telah mencanangkan program untuk menarik orang untuk berkunjung ke museum. Dibawah
wisatawan untuk berkunjung ke Provinsi yang ini tersajikan data pengunjung museum
beribukota Semarang ini. Guna menarik Ranggawarsita selama sepuluh tahun terakhir
wistawan, Jawa Tengah membuat serangkaian yang dimulai dari tahun 2003. Fluktuasi
program yang diberi nama Visit Jawa Tengah pengunjung mulai dari Tahun 2003-2012 terjadi
sebagai langkah nyatanya. Program Visit Jawa fluktuasi. Kenaikkan tertinggi terjadi pada
Tengah diharapkan mampu meningkatkan Tahun 2010 dengan presentase kenaikkan
jumlah wistawan untuk berkunjung ke Jawa 13,7%. Sementara penurunan jumlah
Tengah. Baik untuk objek wisata alam, pantai, pengunjung Museum Ranggawarsita Semarang
budaya, religi, museum, hingga kuliner. tertinggi terjadi pada Tahun 2008 dengan
Kabupaten dan Kota se-Jawa Tengah presentase penurunan mencapai 23,7%.
diharapkan mampu bersinergi dalam Berbagai upaya telah dilakukan pihak
menjalankan program Visit Jawa Tengah yang manajemen museum Ranggawarsita untuk
akan dimulai tahun 2013. menaikkan jumlah pengunjung setiap tahunnya.
Museum merupakan salah satu tempat Museum Ranggawarsita terletak di tempat yang
atau obyek wisata yang memberikan hiburan strategis dan akses jalan menuju ke museum
berbeda dari tempat rekreasi yang lain. Selain juga mudah. Dari segi harga, museum
sebagai tempat untuk berlibur atau rekreasi, Ranggawarsita menentukan kebijakan harga
museum memiliki fungsi sebagai tempat tiket masuk untuk anak-anak Rp. 2.000 dan
pembelajaran yang mengkhususkan ke disiplin dewasa Rp. 4.000. (jelajahsemarang.com).
ilmu sejarah dan kebudayaan yang tidak Promosi juga terus digencarkan melalui iklan
didapatkan di objek wisata lain. baik di media cetak ataupun elektronik. Strategi
Meski berbagai keuntungan yang sosialisasi ke masyarakat, pameran dan
diberikan dari museum sebagai tempat wisata. pementasan juga tak luput dari kebijakan
Faktanya pada zaman sekarang orang-orang manajemen. Museum Ranggawarsita terus
kurang tertarik memilih museum sebagai tempat menambah jumlah koleksinya agar pengunjung
rekreasinya. Museum kalah pamor dengan tidak bosan dengan koleksi museum
obyek wisata yang menawarkan berbagai sebelumnya. Karyawan dalam hal ini people
wahana permainan didalamnya. Kondisi ini diberi pelatihan guna memuaskan konsumen
seperti halnya yang terjadi di salah satu museum atau pengunjung. Dalam hal transaksi
yang berada di Kota Semarang. pembelian tiket, pihak museum berupaya
Museum Ranggawarsita dalam bahasa memberikan layanan (proses) semudah dan
Jawa biasa disebut Ronggowarsito merupakan secepat mungkin agar pengunjung tidak perlu
salah satu museum yang dimiliki Jawa Tengah, waktu lama untuk menikmati layanan dari
tepatnya di Kota Semarang. Museum museum. Dekorasi, cahaya, dan layout menjadi
Ronggowarsito di Jawa Tengah termasuk fokus manajemen museum sebagai upaya untuk

4
M. Syakib Arsalan Citra Purnama / Management Analysis Journal 1 (3) (2014)

memberikan kepuasan pengunjung dalam H3 “variabel promosi berpengaruh signifikan


menikmati koleksi museum. Keseluruhan upaya terhadap proses keputusan berkunjung”
yang telah dilakukan pihak manajemen guna Lokasi berarti berhubungan dengan
meningkatkan kunjungan wisatawan ke dimana perusahaan harus bermarkas dan
Museum Ranggawarsita Semarang. melakukan operasi. Lokasi yaitu keputusan yang
Penyediaan jasa yang sesuai dengan dibuat perusahaan berkaitan dengan dimana
harapan konsumen dan menerapkan program operasi dan stafnya akan ditempatkan
bauran pemasaran pihak pengelola pariwisata (Lupiyoadi, 2001). Maka dapat disimpulkan H4
diperkirakan dapat meningkatkan kunjungan “variabel lokasi berpengaruh signifikan terhadap
wisatawan ke objek wisata yang ada di Kota proses keputusan berkunjung”
Semarang. Apabila konsumen mempersepsikan People disini adalah karyawan penyedia
bauran pemasaran jasa meliputi, product jasa layanan maupun penjualan, atau orang-
(produk), price (harga), promotion (promosi), orang yang terlibat secara langsung maupun
place (tempat), process (proses), people (orang), tidak langsung dalam proses layanan itu sendiri
dan physical evidence (bukti fisik) sesuai dengan (Sukotjo, dkk, 2010). Maka dapat disimpulkan
harapannya, berbeda (unik) dan unggul H5 “variabel orang berpengaruh signifikan
dibandingkan dengan objek wisata di daerah terhadap proses keputusan berkunjung”
lain maka diduga akan berpengaruh terhadap Proses merupakan gabungan semua
proses keputusan untuk mengunjungi objek aktivitas, umumnya terdiri dari prosedur, jadwal
wisata (Lita, 2010). pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal-hal
Berdasarkan latar belakang diatas maka rutin, dimana jasa dihasilkan dan disampaikan
peneliti tertarik untuk meneliti: “Pengaruh kepada
Marketing Mix Terhadap Proses Keputusan
Berkunjung ke Museum Ranggawarsita
Semarang”.

METODE

Konsep produk menegaskan bahwa konsumen (Lupiyoadi, 2001). Maka dapat


disimpulkan H6 “variabel proses berpengaruh
konsumen akan menyukai produk-produk yang
signifikan terhadap proses keputusan
paling bermutu, berkinerja atau berinovasi
(Kotler, 2000: 21). Maka dapat disimpulkan H1 berkunjung”
Bila transaksi jasa dilaksanakan di lokasi
“variabel produk berpengaruh signifikan
perusahaan jasa tersebut, maka bukti fisik
terhadap proses keputusan berkunjung”
Harga merupakan salah satu faktor memainkan peran yang penting (Lupiyoadi dan
Hamdani, 2009). Maka dapat disimpulkan H7
penting konsumen dalam mengambil keputusan
“variabel bukti fisik berpengaruh signifikan
untuk melakukan transaksi atau tidak (Engel, et
terhadap proses keputusan berkunjung”
al. 1996 dalam Sukotjo, dkk, 2010). Maka dapat
disimpulkan H2 “variabel harga berpengaruh Secara keseluruhan dapat disimpulkan H8
“ada pengaruh variabel bauran pemasaran jasa
signifikan terhadap proses keputusan
(produk, harga, promosi, lokasi, orang, proses,
berkunjung”
Promosi adalah suatu komunikasi dari bukti fisik) terhadap proses keputusan
penjual dan pembeli yang berasal dari informasi berkunjung”
yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap
Populasi pada penelitian in yatu seluruh
dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak
mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pengunjung Museum Ranggawarsita Semarang
pembeli dan tetap mengingat produk tersebut. dengan jumlah sampel sebanyak 115 responden.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
(Laksana, 2008: 133). Maka dapat disimpulkan

5
M. Syakib Arsalan Citra Purnama / Management Analysis Journal 1 (3) (2014)

dilakukan dengan metode nonprobability Uji Multikolinearitas menurut Ghozali


sampling. Teknik pengambilan sampel yang (20011:105-106) Uji multikolinearitas bertujuan
tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi untuk menguji apakah model regresi ditemukan
unsur atau anggota populasi untuk dipilih adanya korelasi antar variabel bebas
menjadi sampel (Sugiyono, 2012). Salah satu (independen). Uji heteroskedastisitas menurut
tekhnik penentuan sampel dengan tekhnik Ghozali (2011:139), uji heteroskedastisitas
nonprobability sampling adalah accidental bertujuan menguji apakah dalam model regresi
sampling. Accidental sampling adalah teknik terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
penentuan sampel berdasarkan kebetulan pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji
(Sugiyono 2012: 85). Hal ini berarti siapa saja Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti model regresi linear ada korelasi antara
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang kesalahan penganggu pada periode t dengan
orang yang kebetulan ditemui itu cocok dengan kesalahan penganggu pada periode t-1
sumber data. (sebelumnya). Salah satu cara untuk mendeteksi
Uji validitas digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu melakukan Uji Durbin-Watson (DW test)
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada (Ghozali, 2011: 111)
kuesioner mampu untuk mengungkapkan Untuk menjawab pertanyaaan penelitian
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner pada penelitian ini menggunakan Analisis
tersebut. (Ghozali, 2011). Untuk mengukur Regresi Linear Berganda
validitas dengan membandingkan r hitung
dengan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r
tabel dan nilai positif maka butir atau
Berdasarkan rumus diatas, maka
pertanyaan atau indikator tersebut dinyataan
formulasi matematis pada penelitian ini adalah:
valid.
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk
Y = a + b1(Produk) + b2(Price) + b3(Promosi)
mengukur suatu kuesioner yang merupakan
+ b4(Place) + b5(People) + b6(Proses) +
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
b7(Physical Evidence) + e
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
Dimana:
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
a= konstanta / intercept
(Ghozali, 2011). Pengukuran reliabilitas bisa
b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7 =koefisien regresi dari
dilakukan dengan melihat nilai Cronbach
setiap variabel independen
Alpha. Cronbach Alpha (α) suatu variabel
e= Faktor pengganggu
dikatakan realibel jika memiliki Cronbach Alpha
> 0,60.
Ghozali (2011:98-99) mengemukakan
Penelitian ini juga menggunkan Uji
bahwa uji t pada dasarnya menunjukkan
Asumsi Klasik. Uji Normalitas untuk menguji
seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas
apakah model regresi variabel bebas dan terikat
secara individual dalam menerangkan variasi
keduanya mempunyai distribusi normal. Jika
variabel terikat. Pengambilan keputusan
data menyebar disekitar garis diagonal dan
berdasarkan perbandingan nilai t hitung dan
mengikuti arah garis diagonal atau grafik
nilai kritis sesuai dengan tingkat signifikan yang
histogramnya menunjukkan pola distribusi
digunakan yaitu 0,05. Pengujian dilakukan
normal, maka model regresi memenuhi asumsi
dengan menggunkan program oleh data SPSS
normalitas. Uji statistik yaitu dengan
Uji simultan ini menggunakan uji F untuk
kolmogorov-smirnov test, jika nilai sig (2-tailed)
mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas
lebih besar daripada 5 %, maka data
secara simultan yang di gunakan mampu
berdistribusi normal. (Ghozali, 2011:160-165).
menjelaskan variabel terikat. Pembuktian

6
M. Syakib Arsalan Citra Purnama / Management Analysis Journal 1 (3) (2014)

dilakukan dengan cara membandingkan antara peningkatan pada variabel harga dan variabel
nilai kritis F (table) dengan nilai F ( hitung) yang produk, promosi, lokasi, orang, proses, dan
terdapat pada table analisis varian. Jika F ( bukti fisik diasumsikan tetap, maka proses
hitung) > F ( table ) maka keputusan menolak keputusan berkunjung akan menurun sebesar
hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis 0,424. Koefisien regresi pada variabel promosi
alternatif (Ha), artinya secara statistik data yang (X3) sebesar 0,413 positif. Artinya, bila terjadi
digunakan untuk membuktikan bahwa semua peningkatan pada variabel promosi dan variabel
variabel bebas berpengaruh terhadap variabel produk, harga, lokasi, orang, proses, dan bukti
terikat. Pengambilan keputusan didasarkan nilai diasumsikan tetap, maka proses keputusan
probabilitas yang didapatkan dari hasil berkunjung akan meningkat sebesar 0,413.
pengolahan data melalui program SPSS Statistik Koefisien regresi pada variabel lokasi (X4)
Parametrik (Santoso, 2004:168). sebesar 0,475 positif. Artinya, bila terjadi
Menurut Ghozali (2009: 97), koefisien peningkatan pada variabel lokasi dan variabel
determinasi (R2) pada intinya mengukur produk, harga, promosi, orang, proses, dan bukti
seberapa jauh kemampuan model dalam fisik diasumsikan tetap, maka proses keputusan
menerangkan variasi variabel terikat. Nilai berkunjung akan meningkat sebesar 0,475.
koefisien determinasi adalah antara nol dan Koefisien regresi pada variabel orang (X5)
satu. Jika R2 mendekati satu (1) maka dikatakan sebesar 0,159 negatif. Artinya, bila terjadi
semakin kuat model tersebut dalam peningkatan pada variabel orang dan variabel
menerangkan variasi variabel bebas terhadap produk, harga, promosi, lokasi, proses, dan
variabel terikat. Sebaliknya jika R2 mendekati 0 bukti fisik diasumsikan tetap, maka proses
(nol) maka semakin lemah variasi variabel bebas keputusan berkunjung akan menurun sebesar
menerangkan variabel terikat. 0,159. Koefisien regresi pada variabel proses
(X6) sebesar 0,485 positif. Artinya, bila terjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN peningkatan pada variabel proses dan variabel
produk, harga, promosi, lokasi, orang, dan bukti
Tekhnik analisis data menggunakan fisik diasumsikan tetap, maka proses keputusan
regresi linear berganda dengan bantuan program berkunjung akan meningkat sebesar 0,485.
komputer SPSS dapat dilihat pada persamaan Koefisien regresi pada variabel bukti fisik (X7)
dibawah ini: sebesar 0,220 negatif. Artinya, bila terjadi
Y= 8,748 + 0,846X1 – 0,424X2 + peningkatan pada variabel bukti fisik tuan dan
0,413X3 + 0,475X4 – 0,159X5 + 0,485X6 – variabel produk, harga, promosi, lokasi, orang
0,220X7 dan proses diasumsikan tetap, maka proses
keputusan berkunjung akan menurun sebesar
Dari persamaan regresi diatas dapat 0,220.
dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar 8,748 Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan
berarti, jika variabel variabel bebas (produk, dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%.
harga, promosi, lokasi, orang, proses, dan bukti (Ghozali, 2011).
fisik) diasumsikan tetap, maka proses keputusan
berkunjung tidak mengalami perubahan Tabel 3 hasil uji t.
(konstan). Koefisien regresi pada variabel
produk (X1) sebesar 0,846 positif. Artinya, bila
terjadi peningkatan pada variabel produk dan
variabel harga, promosi, lokasi, orang, proses,
dan bukti fisik diasumsikan tetap, maka proses
keputusan berkunjung akan meningkat sebesar
0,846. Koefisien regresi pada variabel harga (X2)
sebesar 0,424 negatif. Artinya, bila terjadi

7
M. Syakib Arsalan Citra Purnama / Management Analysis Journal 1 (3) (2014)

Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui Sedangkan variabel Harga, Orang, dan Bukti
bahwa variabel bebas yang berpengaruh Fisik tidak berpengaruh terhadap proses
terhadap proses keputusan berkunjung adalah keputusan berkunjung ke Museum
variabel Produk, Promosi, Lokasi, dan Proses. Ranggawarsita Semarang.

Hasil perhitungan Uji F dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2307.782 7 329.683 24.644 .000a
Residual 1431.400 107 13.378
Total 3739.183 114
a. Predictors: (Constant), Bukti Fisik, Harga, Lokasi, Produk, Orang, Promosi, Proses
b. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung

Sumber: Data primer diolah, 2013

Hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh nilai F hitung sebesar 24,644 dengan
signifikansi sebesar 0.000. Nilai taraf signifikansi 0,000 dibawah 0,05 , maka H8 yang menyatakan
“ada pengaruh variabel bauran pemasaran jasa (produk, harga, promosi, lokasi, orang, proses, bukti
fisik) terhadap proses keputusan berkunjung”
Uji koefisien determinasi pada penelitian ini yaitu :

Model Summaryb

Std. Error of Change


Adjusted the Stat istics
Model R R Square R Square Estimate Sig. F Change
1 .786a .617 .592 3.65754 .000
a. Predictors: (Constant ), Bukti Fisik, Harga, Lokasi, Produk, Orang,
Promosi, Proses
b. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung

Sumber: Data primer diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 5, nilai adjusted R daya tarik wisata menjadi pertimbangan


square sebesar 0,592. Hal ini berarti 59,2% konsumen untuk berkunjung ke Museum
proses keputusan berkunjung (Y) dapat ranggawarsita Semarang.
dijelaskan oleh variabel-variabel independen
(produk, harga, promosi, lokasi, orang, proses, Berdasarkan hasil penelitian
dan bukti fisik). Sedangkan sisanya (100% - menunujukkan bahwa harga tidak mempunyai
59,2% = 40,8%) dijelaskan oleh variabel-variabel pengaruh terhadap proses keputusan berkunjung
lain di luar model yang tidak dijelaskan dalam di Museum Ranggawarsita Semarang. Hal ini
penelitian ini. memberikan gambaran bahwa strategi
Berdasarkan hasil penelitian penetapan harga yang murah dan penetapan
menunujukkan bahwa produk berpengaruh harga yang sebanding dengan fasilitas yang
terhadap proses keputusan berkunjung di diterima oleh pengunjung belum mampu
Museum Ranggawarsita Semarang. Hasil ini menarik konsumen untuk berkunjung ke
menunjukkan bahwa fasilitas tujuan wisata dan Museum Ranggawarsita Semarang.

8
M. Syakib Arsalan Citra Purnama / Management Analysis Journal 1 (3) (2014)

Berdasarkan hasil penelitian produk (X1), harga (X2), promosi (X3), lokasi
menunujukkan bahwa promosi berpengaruh (X4), orang (X5), proses (X6), dan bukti fisik
terhadap proses keputusan berkunjung di (X7) secara simultan atau bersama-sama
Museum Ranggawarsita Semarang. Hasil ini mempengaruhi variabel proses keputusan
menunjukkan bahwa penggunaan iklan sebagai berkunjung (Y) secara signifikan.
media promosi, dan hubungan masyarakat yang
dilakukan melalui even dan pameran serta SIMPULAN
informasi dari mulut ke mulut menjadi Produk, harga, promosi, lokasi, orang,
pertimbangan konsumen untuk berkunjung ke proses, dan bukti fisik secara bersama-sama
Museum Ranggawarsita Semarang. mempunyai pengaruh terhadadp proses
Berdasarkan hasil penelitian keputusan berkunjung ke Museum
menunujukkan bahwa lokasi berpengaruh Ranggawarsita Semarang. Variabel produk,
terhadap proses keputusan berkunjung di promosi, lokasi, dan proses secara parsial
Museum Ranggawarsita Semarang. Hasil ini berpengaruh terhadap proses keputusan
menunjukkan bahwa akses menuju ke Museum berkunjung ke Museum Ranggawarsita
Ranggawarsita Semarang dinilai mudah dan Semarang, sementara variabel harga, orang, dan
cepat oleh responden, lokasi museum juga bukti fisik tidak mempunyai pengaruh secara
dinilai strategis serta kelusan dan keamanan parsial terhadap proses keputusan berkunjung ke
tempat parkir menjadi pertimbangan konsumen Museum Ranggawarsita Semarang. 59,2%
untuk berkunjung ke Museum Ranggawarsita proses keputusan berkunjung dapat dijelaskan
Semarang. oleh variabel produk, harga, promosi, lokasi,
Berdasarkan hasil penelitian orang, proses, dan bukti fisik. Sedangkan
menunujukkan bahwa orang tidak mempunyai sisanya (100% - 59,2% = 40,8%) dijelaskan oleh
pengaruh terhadap proses keputusan berkunjung variabel-variabel lain di luar model yang tidak
di Museum Ranggawarsita Semarang. Hasil ini dijelaskan dalam penelitian ini.
menunjukkan bahwa kompetensi, daya tanggap Berdasarkan hasil penelitian
atau respon karyawan, kesopanan, dan menunjukkan variabel harga, orang dan bukti
komunikasi yang dimiliki karyawan Museum fisik memiliki pengaruh negatif terhadap proses
Ranggawarsita Semarang dinilai msih rendah. keputusan berkunjung. Hasil ini memberikan
Berdasarkan hasil penelitian catatan bagi pihak manajemen untuk
menunujukkan bahwa bukti fisik tidak menganalisa bagaimana harga yang ditetapkan
mempunyai pengaruh terhadap proses sesuai dengan harapan konsumen. Seperti,
keputusan berkunjung di Museum menambah jumlah koleksi (wayang),
Ranggawarsita Semarang. Hasil ini menyajikan suasana yang menarik, dan
menunjukkan bahwa bukti fisik Museum pelayanan yang baik dari karyawan (pemandu)
Ranggawarsita Semarang seperti dekorasi kepada pengunjung. Penelitian mengenai
berupa hiasan-hiasan dalam ruang pameran, Marketing Mix jasa ini masih terdapat
cahaya berupa fentilasi dan penggunaan lampu kekurangan, oleh sebab itu saran bagi peneliti
disetiap koleksi, serta tata letak koleksi selanjutnya adalah untuk mempertimbangkan
berdasarkan kategori tidak menjadi faktor-faktor yang berasal dari internal
pertimbangan konsumen untuk berkunjung ke konsumen atau pengunjung salah satunya faktor
Museum Ranggawarsita Semarang. psikis. Seperti persepsi dan motivasi sebagai
Berdasarkan uji ANOVA atau F test, alasan untuk melakukan pembelian/ kujungan.
maka dapat diperoleh F hitung sebesar 24,644 Harapannya selain variabel marketing mix jasa,
dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena penambahan variabel psikis mampu
probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 menganalisis proses keputusan pembelian secara
lebih kecil dari 0,05) maka dapat dinyatakan detail.
bahwa variabel independen yang meliputi

9
M. Syakib Arsalan Citra Purnama / Management Analysis Journal 1 (3) (2014)

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate


dengan Program IBM SPSS 19. Semarang:
Universitas Diponegoro
Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran.
Pendekatan Praktis. Yogyakarta: graha Ilmu
Kotler, & Gary Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip
pemasaran. Jilid 1. Edisi kedelapan. Alih
bahasa Bob Sabran, M.M.Jakarta: Erlangga
Lita , Ratni Prima. 2010. Pemasaran Jasa Terhadap
Proses Keputusan Wisatawan Mengunjungi
Objek Wisata Di Kota Padang. Vol 2, No. 2,
Juli-Desember 2010. Padang: Universitas
Andalas
Lupiyoadi, Rambat dan A. hamdani. 2009.
Manajemen pemasaran jasa. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Empat
Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran
jasa: Teori dan Praktik. Jakarta: Salemba
Empat
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Sukotjo, Hendri dan Sumanto Radix A. 2010.
“Analisa Marketing kix-7P (produk, price,
promotion, place, participant, process, dan
physical evidence) Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di
Surabaya”. Jurnal Mitra ekonomi dan
manajemen, vol. 1, no. 2, oktober 2010, 216-
228. Surabaya: Universitas 17 Agustus 1945
Syafitri, Dian. 2012. Skripsi. Analisis Daya Tarik
Elemen Bauran Pemasaran Jasa Taman
Wisata Candi Borobudur Sebagai Kekayaan
Budaya Bangsa: UNNES
www.indonesia.travel. Diiunduh tanggal 30 April
2013

10

Anda mungkin juga menyukai