PENDAHULUAN
masalah kesehatan yang sangat serius saat ini, sering disebut sebagai the silent
killer. Hipertensi sering tidak disadari karena penyakit ini tidak menunjukkan
Angka kematian karena hipertensi diperkirakan sebesar 17 juta orang setiap tahun.
Kematian karena komplkasi hipertensi sebesar 9,4 juta setiap tahun (Depkes,
2012; WHO, 2013a, 2013b). Hipertensi bertanggung jawab atas kematian sebesar
45% karena gangguan jantung dan 55% kematian karena stroke (WHO, 2013a).
dari 10 orang berusia 20-an sampai 30-an tahun dan 5 dari 10 orang di usia 50-an
tahun. Prevalensi hipertensi di Asia Tenggara sebanyak 36% pada orang dewasa.
sebanyak 7,3% dari perkiraan tahun 2013 (Depkes, 2012; WHO, 2013b).
tuberkulosis, yaitu mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di
1
Berdasarkan wawancara langsung kepada masyarakat apakah pernah
prevalensi dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% tahun 2013 (Balitbang, 2013).
Melihat angka kejadian hipertensi yang terus meningkat maka penggunaan obat
umumnya dan farmasi khususnya dalam memberikan informasi terkait obat dan
(Depkes, 2006).
kaptopril. Obat ini banyak digunakan karena mudah dijangkau oleh masyarakat
kombinasi. Hal ini karena kemampuanya yang sangat efektif dalam menurunkan
tekanan darah pada pasien hipertensi stage 1. Kaptopril efektif untuk hipertensi
dalam waktu lama bisa menurunkan denyut nadi (Handayani dkk., 2010;
Materson dkk., 1998; Susalit dkk., 2011). Efektivitas maksimal didapatkan jika
obat digunakan secara tepat, salah satunya adalah tepat waktu saat
menggunakannya. Hal ini karena tekanan darah manusia selain dipengaruhi oleh
faktor makanan dan gaya hidup, ritme sirkadian juga memegang peranan penting
2
Pada individu normal, tekanan darah mengikuti pola sirkardian, yaitu
tekanan darah mengalami penurunan pada malam hari dan mengalami kenaikan
pada pagi hari. Tekanan darah berfluktuasi dari pagi, siang, dan malam hari. Pola
hipertensi. Level tekanan darah tertinggi terjadi setelah jam 10.00 pagi dengan
puncak sekitar tengah hari, namun sering menetap sampai jam 06.00 sore. Terjadi
peningkatan tekanan darah dari jam 06.00 pagi, dengan kenaikan tekanan darah
hingga 20/15 mmHg. Terjadi penurunan tekanan darah antara 10-20% pada
kali sehari baik dosis 12,5 maupun 25 mg. Kaptopril 25 mg digunakan tiap 12 jam
untuk mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi stage 1, sebab telah
terbukti secara klinis mampu menurunkan tekanan sistole 10,00-29,11 mmHg dan
menurunkan diastole 6,40-11,83 mmHg (Baharudin dkk., 2011; Corea dkk., 1983;
ritme biologis. Seperti diketahui, proses dan fungsi biologis, termasuk fungsi
ini menuntut jadwal minum obat yang tepat dan teratur untuk mengontrol tekanan
darah selama 24 jam (Hermida dkk., 2010; Ramón C. Hermida dkk., 2005).
3
Kaptopril memiliki durasi kerja yang pendek yaitu sekitar 6 jam, namun
secara farmakodinamik kaptopril memiliki sifat delay effect (efek tunda). Delay
sehari untuk mengontrol tekanan darah selama 24 jam (AHFS Monograph, 2014;
Massana dkk., 1997). Delay effect pada kaptopril membuat data farmakokinetik
menunjukkan efek maka dosis kaptopril harus disesuaikan tergantung dari respon
setiap individu (Duchin dkk., 1988; Heel dkk., 1980; Kubo dan Cody, 1985).
tekanan darah pada pagi hari dan memperbaiki rasio tekanan darah malam dan
siang hari. Waktu pemberian yang tepat pada kaptopril akan memberi keuntungan
dalam mengontrol tekanan darah selama 24 jam dan meminimalkan risiko non
dipper. Selain itu dengan mendapatkan efek maksimal dari kaptopril maka
4
sangat berpengaruh terhadap munculnya komplikasi kardiovaskuler. Komplikasi
yang seirng muncul saat tekanan darah selama 24 jam tidak terkontrol adalah
jantung kongestif, demensia vaskular dan infark miokard (Hermida dkk., 2007).
obat tidak hanya mengacu pada tepat obat dan tepat sasaran namun juga
perbedaan respon tubuh manusia terhadap lingkungan sekitar dan kondisi penyakit
pada waktu tertentu yang terjadi secara periodik sehingga meminimalkan risiko
obat yang tepat. Hal tersebut dimaksudkan untuk mendapat efek terapi yang
hipertensi stage 1 dibandingkan dengan tanpa jadwal minum obat. Penelitian ini
malam atau tiap 12 jam terhadap penurunan tekanan darah pagi dan malam pada
pasien hipertensi stage 1. Penelitian ini diperlukan sebab saat ini jadwal minum
obat cenderung diabaikan oleh pasien. Jadwal minum obat yang tepat penting,
farmakodinamik obat.
5
Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan jadwal minum obat yang
tepat lebih diperhatikan oleh tenaga kesehatan dan pasien hipertensi. Terutama
pada pasien hipertensi stage 1 untuk mencegah tekanan darah semakin meningkat
B. Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan penurunan tekanan darah (sistole dan diastole) pagi dan
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui perbedaan penurunan tekanan darah pagi dan malam pada kelompok
minum obat.
D. Manfaat Penelitian
aturan minum yang tepat, diharapkan bisa menjadi acuan untuk lebih menekankan
aturan minum obat yang benar pada pasien. Hal ini karena kebanyakan diantara
tekanan darah selama 24 jam jika digunakan teratur atau minimal setiap 12 jam
6
terhadap fluktuasi sirkadian tekanan darah pada siang hari dan malam hari
tekanan darah pada pagi dan malam maka risiko kejadian kardiovaskuler bisa
dipengaruhi oleh tekanan darah, yaitu rasio tekanan darah pagi dan malam yang
biasa disebut dengan istilah dipper dan non dipper. Pemberian ACEI secara teratur
dapat menurunkan risiko non dipper pada pasien hipertensi (Qiu dkk., 2004).
E. Keaslian Penelitian
7
Dengan Kaptopril Innovator esensial yang berbeda bermakna secara
Pada Penderita Hipertensi berobat ke statistik dibandingkan
Esensial, Puskesmas dengan kaptopril
RCT (Randomized Controlled Tanah Abang innovator selama empat
Trial) Dengan Double Blind, dan Cempaka minggu pengamatan.
(2010) Putih b. Pengobatan dengan
kaptopril OGB dapat
mengurangi beban biaya
pasien sebesar
Rp.118.200,- per satu
bulan (30 hari)
dibandingkan dengan
kaptopril innovator.
3 Ijiri dkk. Effects of Captopril on Blood Sembilan a. Penurunan tekanan darah
Pressure Variation and pasien Sistole dari 138,1 ± 1,1
Circadian Rhythm in dengan mmHg menjadi 129,0 ±
Essential Hypertension, hipertensi 8,8 mmHg dan
Eksperimental, Prospective, esensial penurunan tekanan darah
(1990) diastole dari 78,8 ± 8,5
mmHg menjadi 72,5 ±
7,0 mmHg,
b. Denyut nadi permenit
dari 73,0 ± 9,5 bpm
menjadi 68,6 ± 6,8 bpm.
c. Ritme tekanan darah
selama 24 jam dan
denyut nadi tidak
menunjukkan perubahan
pola yang signifikan.
d. Kesimpulannya
kaptopril menunjukkan
efek dalam mengontrol
sirkadian tekanan darah
dan denyut nadi.
4 Pertiwi Pengaruh Edukasi Terhadap Subyek Perbedaan penurunan
Penurunanan Tekanan Darah dengan rerata tekanan darah pada kedua
Pasien Hipertensi Stage 1, tekanan darah kelompok adalah 14
Eksperimental, (2011) hipertensi mmHg dengan SD 18,04
stage I
5 Susalit dkk. Olive (Olea Europaea) Leaf Subyek a. SBP dengan baseline
Extract Effective In Patients dengan 149,3±5,58 mmHg pada
With Stage-1 Hypertension: hipertensi kelompok ekstrak daun
Comparison With Captopril. stage I olive dan 148,4±5,56
RCT, (2011) mmHg pada kelompok
kaptopril; dan baseline
DBP 93,9±4,51 dan
93,8±4,88
b. Penurunan SBP dari
baseline adalah -
11,5±8.5 dan -13,7±7,6
mmHg, sedangkan DBP
-4,8±5,5 dan -6,4±5,2
mmHg pada olive dan
kaptopril
6 Vlasses dkk Double-Blind Comparison Pasien Kemampuan menurunkan
8
Of Captopril And Enalapril In hipertensi tekanan darah pada
Mild To Moderate ringan hingga kaptopril adalah sebagai
Hypertension, RCT, (1986) sedang berikut:
a. Hari 1: kaptopril -11
mmHg dan enalapril -9
mm Hg.
b. Hari 14: kaptopril -8
mmHg dan enalapril -7
mm Hg
1. Judul penelitian
mengikuti aturan minum obat yang tepat dikaitkan dengan sirkadian tekanan
darah pagi dan malam belum pernah dilakukan di Indonesia. Dalam hal ini belum
dan malam. Judul penelitian yang akan dilakukan adalah Penurunan Tekanan
Darah Pasien Hipertensi Stage I Rawat Jalan Setelah Pemberian Kaptopril Pagi
2. Rancangan penelitian
9
3. Subyek penelitian
tahun, yang datang berobat ke RSUD Kabupaten Lombok Utara selama 3 bulan
yaitu 3 Maret – 31 Mei 2014. Salah satu kriterianya adalah pasien menggunakan
batasan umur.
subyek penelitian terdahulu adalah ras Kaukasia dan Asia Timur sedangkan pada
4. Lokasi penelitian
sedangkan penelitian terdahulu terkait dengan ritme sirkadian tekanan darah pagi
dan malam belum pernah dilakukan di Indonesia. Sebagai rumah sakit daerah
pertama yang ada di Kabupaten Lombok Utara, maka RS ini bertanggung jawab
Kabupaten Lombok Utara mencapai 218.073 (BPS KLU, 2014). Dengan sarana
pembantu, 22 Polindes, 310 Posyandu dan 2 Klinik Swasta (RSUD KLU, 2013).
10