Malaria Vivax
Malaria Vivax
prevalensi malaria di seluruh dunia berkisar antara 160-400 juta kasus. Di Indonesia,
malaria sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Angka
kesakitan malaria masih cukup tinggi, terutama di luar Jawa dan Bali, oleh karena di
daerah tersebut terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah endemis dan
non-endemis malaria. Pada daerah-daerah tersebut masih sering terjadi letusan wabah
Malaria juga merupakan penyakit yang bersifat akut maupun kronis, yang
dapat disebabkan oleh satu atau lebih protozoa genus plasmodium yang ditandai
memastikan diagnosis diperlukan pemeriksaan darah tepi (hapusan tebal atau tipis)
1
menyebabkan malaria quartana dan plasmodium ovale yang menyebabkan malaria
ovale. 1,2,4
Menurut laporan malaria dunia 2011 dari WHO, didapatkan pada 2010
estimasi 3,3 milyar penduduk berada pada resiko malaria, dimana 2,1 milyar berada
di resiko rendah, secara geografik 94% tinggal di luar afrika. Sedangkan 1,2 milyar
berada pada resiko tinggi, dimana sebagian besar hidup di Afrika (47%) dan wilayah
Asia Tenggara(37%). Terdapat 216 juta kasus malari di tahun 2010, dengan interval
yang luas mulai dari 149 juta sampai 274 juta kasus. Kurang lebih 81% atau 174 juta
(113-239 juta) kasus berada di Afrika dan 13% di Asia Tenggara. Angka kematian
pada tahun 2010 berkisar 655.000, dimana 91% terdapat di afrika. Angka mortalitas
malaria berkurang sekitar 25% antara tahun 2000 sampai 2010 dengan presentase
reduksi terbesar di Eropa (99%), Amerika (55%), Pasifik Barat (42%), dan Afrika
(33%).6,7
rendah. API dari tahun 2008 – 2009 menurun dari 2,47% per 1000 penduduk menjadi
1,85% per 1000 penduduk. Bila dilihat per provinsi dari tahun 2008 – 2009, provinsi
dengan API yang tertinggi adalah Papua Barat, NTT dari Papua, terdapat 12 provinsi
yang di atas angka API nasional. Menurut Riskesdas 2010, penyebab malaria yang
tertinggi adalah P. Falciparum (86,4%0 dan P.vivax (6,9%). Angka kematian (CFR)
untuk semua kelompok umur menurun drastis dari tahun 2004 ke 2006 (10,51%
2
menjadi 1,34%). Namun dari tahun 2006 ke 2009, CFR cenderung meningkat hingga
terinfeksi lebih dari satu jenis plasmodium, dikenal sebagai infeksi virus
Berikut akan dilaporkan suatu kasus, seorang anak dengan malaria tertiana
3
LAPORAN KASUS
Nama :YL
Lahir di : rumah
Kebangsaan : Indonesia
4
DIAGNOSIS
Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dan merupakan anak kandung.
Pedigree
Family Tree
Keluhan Utama : demam dialami penderita sejak ± 3 hari sebelum masuk rumah
Demam dialami penderita sejak ± 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam
naik turun. Demam tidak berlangsung setiap hari. Demam turun dengan obat penurun
panas namun demam tidak turun sampai normal dan beberapa saat kemudian naik
lagi. Saat demam penderita tidak merasakan nyeri perut, kejang, mimisan ataupun
5
perdarahan gusi. Sebelum demam, penderita merasakan kedinginan sehingga
penderita menutupi tubuh dengan selimut. Kemudiaan beberapa saat kemudian pasien
demam dan setelah demam, penderita berkeringat banyak. Selain demam penderita
juga mengeluh badan lemah, nyeri kepala dan mual. Penderita juga mengalami
penurunan nafsu makan. Penderita kemudian dibawa ke rumah sakit siti mariam,
namun tidak ada perbaikan, sehingga penderita minta keluar dan pindah ke RSUP
Pucat dialami penderita ± 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Batuk tidak ada, pilek
Imunisasi TT sebanyak 2x
Morbili (-)
Varicella (-)
Pertusis (-)
Diarrhea (-)
Cacing (-)
Batuk/pilek (+)
Lain-lain (-)
6
Kepandaian / Kemajuan Bayi
ASI : 0 – 4 bulan
PASI : 0 – 2 tahun
Bubur Halus : -
Imunisasi
7
DASAR
I II III
BCG +
POLIO + + +
DPT + + +
CAMPAK +
HEPATITIS + + +
Anamnesis Keluarga
Riwayat keluarga :
Adik pertama penderita juga mengalami sakit dan keluhan yang sama
Penderita tinggal di rumah permanen dengan atap seng, dinding batu, lantai
semen.
Jumlah kamar 2 buah, dihuni oleh 5 orang, 2 orang dewasa, 3 orang anak.
Pemeriksaan Pertama
Tanggal 09-10-2013
8
Sianosis : (-) Respirasi : 28 x/m
KULIT
KEPALA
9
RC : +/+
THORAX
Lain-lain : (-)
PARU-PARU
10
Rh -/- , Wh -/-
JANTUNG
ABDOMEN
Lain-lain : -
Otot-otot : eutoni
11
RESUME
Keluhan : demam dialami penderita sejak ± 3 hari SMRS yang disertai dengan
Hasil laboratorium :
12
Amodiaquin 1 x 2 ¼ (hari I)
1 x 2 ¼ (hari II)
1 x 1 ½ (hari III)
Paracetamol 3 x 500 mg
FOLLOW UP
10 Oktober 2013
13
TD : 100/60 mmHg RR : 24 x/menit
lien : S2
Paracetamol 3 x 500 mg
Hasil laboratorium :
Hematokrit : 22,3 %
Hb : 8,4 gr/dL
Leukosit : 4.300 μL
Trombosit : 118.000 μL
DDR : (-)
14
11 Oktober 2013
N : 80 x/menit SB : 36 oC
lien : S2
Paracetamol 3 x 500 mg
Hasil laboratorium :
Hematokrit : 20,1%
Hb : 7,7 gr/dl
Leukosit : 3.600 μL
15
Trombosit : 106.000 μL
12 Agustus 2012
N : 84 x/menit SB : 36,1 oC
lien : S2
Hasil laboratorium :
Hematokrit : 20,7%
Hb : 7,8 gr/dl
Leukosit : 3.400 μL
16
Trombosit : 130.000μL
DDR : (-)
Paracetamol 3 x 500 mg
Pro : DL
13 Agustus 2012
N : 80 x/menit SB : 36,5 oC
lien : S2
Paracetamol 3 x 500 mg
17
14 Agustus 2012
N : 80 x/menit SB : 36,0 oC
lien : S2
Paracetamol 3 x 500 mg
18
Trombosit 87.000/mm3 118.000/mm3 106.000/mm3 130.000/mm3
Eosinofil 0
Basofil 3
Batang 2
Segmen 40
Limfosit 54
Monosit 1
PEMBAHASAN
oleh infeksi parasit protozoa dan ditularkan oleh nyamuk anopheles. Pada manusia,
19
plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium malariae, plasmodium
prodomal dapat terjadi seblum terjadinya demam. Sebelum demam, pasien biasanya
merasa lemah, nyeri kepala, tidak ada nafsu makan, mual atau muntah. Gejala malaria
yang klasik terdiri dari tiga stadium berurutan yang disebut trias malaria, yaitu:
Stadium ini diawalidengan gejala menggigil dan perasaan yang sangat dingin.
Gigi gemeretak dan pasien biasanya menutupi tubuh dengan segala macam
pakaian dan selimut yang tersedia. Nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari –
jari pucat atau sianosis, kulit kering dan pucat, pasien mungkin muntah dan
pada anak balita sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15
Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini pasien merasa kepanasan. Muka
merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar, nyeri kepala,
seringkali terjadi mual dan muntah. Nadi menjadi kuat kuat lagi. Biasanya
pasien menjadi sangat haus dan suhu badan sapat meningkat sampai 41°C
20
Pada stadium ini pasien berkeringat sangat banyak, tempat tidurnya basah,
dibawah normal.
ANAMNESIS
Dari anamnesis, pada pasien ini didapatkan demam sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit, demam naik turun, tidak berlangsung setiap hari. Demam turun
dengan obat penurun panas namun tidak turun sampai normal dan beberapa saat
kemudian naik lagi. Pada pasien ini, demam yang ditemui adalah demam pola
intermitten yang naik kemudian turun sampai normal kemudian naik lagi, serta ada
Hal lain yang penting dalam anamnesis malaria adalah apakah penderita
tinggal di daerah endemis malaria. Menurut Peta Stratifikasi Malaria 2009, Sulawesi
memiliki riwayat bertempat tinggal di daerah Kokoleh, Minahasa Utara yang endemis
malaria. Hal ini menunjukkan bahwa penderita sebagai penduduk dari Sulawesi Utara
saat kemudian pasien demam dan setelah demam, penderita berkeringat banyak. Hal
ini merupakan trias dari malaria yakni stadium dingin (cold stage), stadium demam
(hot stage), dan stadium berkeringat (sweating stage). Selain demam, penderita juga
21
mengeluh badan lemah, nyeri kepala dan mual. Penderita juga mengalami penurunan
penderita malaria. Dikatakan bahwa anak pada awalnya penderita akan menjadi
letargik, mengantuk atau gelisah, anoreksia. Sedangkan pada anak yang umurnya
lebih tua, dapat disertai dengan keluhan nyeri kepala dan mual. Demam juga selalu
Trias malaria lebih sering dialami penderita malaria vivax, sedangkan pada
malaria falciparum gejala menggigil dapat berlangsung berat atau malah tidak ada.
Pada malaria falciparum demam terjadi tiap 24-48 jam, sedangkan pada malaria vivax
PEMERIKSAAN FISIK
Dari pemeriksaan fisik, hal pertama yang perlu dikonfirmasi adalah tanda-
tanda vital. Hal pertama yang perlu dikonfirmasi adalah suhu badan, apakah penderita
panas. Saat masuk, suhu penderita 38,2ºC, sehingga dapat disimpulkan penderita
demam.
Pada penderita malaria dapat juga ditemukan anemia, yang disebabkan oleh
pecahnya sel-sel darah merah yang terinfeksi parasit malaria. Hemolisis bergantung
pada jenis plasmodium dan status imunitas penjamu. Pada penderita ini, ditemukan
Pada pemeriksaan fisik abdomen, hal yang khas pada malaria adalah adanya
splenomegali. Hal ini disebabkan oleh fungsi limpa sebagai organ retikuloendotelial
22
menghancurkan parasit mengalami peningkatan, sehingga limpa membesar oleh
count, hapusan darah tebal / druke drumpelete (DDR) dan hapusan darah tipis (parasit
count), Pada malaria dapat terjadi trombositopenia yang terjadi karena adanya
yaitu pemeriksaan darah tepi untuk konfirmasi ada atau tidaknya parasit plasmodium
terjadi akibat kerusakan endotel sehingga faktor von Willebrand (vWF) yang terdapat
dalam pembuluh darah akan keluar dan berikatan dengan trombosit di sirkulasi darah,
oleh sebab itu konsentrasi trombosit bebas berkurang. Setelah dilakukan pemeriksaan
DIAGNOSIS
PENANGANAN
23
Lini pertama penanganan malaria tertian ini adalah Atersunate Combinaion
mencegah terjadinya resistensi, biasanya dilihat obat anti malaria yang mengandung
artemisin, antara lain: artesunat + amodiakuin, dengan dosis artesunat 4mg/ kgBB/
hari selama 3 hari dan amodiakuin dosis 10 mg/kgBB pada hari I, amodiakuin dosis
10 mg/kgBB pada hari ke II, dan amodiakuin dosis 5 mg/kgBB pada hari ke III. Obat
ini tersedia dalam bentuk tablet terpisah artesunat 50 mg/tablet dan amodiakuin basa
153 mg/ tablet. Untuk mencegah relaps diberikan juga primakuin 0,25 mg
hapusan darah tebal (DDR) serial, Darah lengkap dan pemantauan tanda-tanda vital
sembuh apabila hasil pemeriksaan DDR negatif selama 3 kali berturut-turut. Bila
keadaan klinis yang sudah membaik, pasien dinyatakan sudah sembuh dari
selama 4 hari di RSUP Prof. R. D. Kandou. Pemeriksaan darah tepi pada 3 hari
mengesampingkan diagnosis malaria, tapi jika dari 3 kali pemeriksaan dan hasilnya
negatif maka diagnosis malaria dapat disingkirkan. Pasien juga sudah tidak demam
dan sudah ada peningkatan/perbaikan dari kadar trombosit dan eritrosit penderita.
24
Pada pasien dalam laporan kasus ini adalah contoh dari infeksi malaria tertian oleh
DAFTAR PUSTAKA
25
2. Soedarmo SPS, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari HI, editors. Buku Ajar
Infeksi dan Pediatri Tropis. Ed 2. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2008. h 408-
37.
3. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Harmoniati
Indonesia; 2010.
655-9.
Penyakit Dalam Jilid III Ed. V. Malaria. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu
6. World malaria report: 2011. Geneva: the World Health Organization; 2011.
severe malaria in children from Delhi, India, J Health Popul Nutr. 2012
Mar;30(1):113-6.
Indonesia. Jakarta: Buku Jendela Data dan Informasi Kesehatan. 2011; 1:1-16.
http://www.infodokterku.com/index.php?
26
option=com_content&view=article&id=23:pengenalan-penyakit-
malaria&catid=25:penyakit-menular&Itemid=18
http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2010/04/malaria.html
12. Children Grow Up Clinic. Penanganan Terkini Malaria pada Anak. Diunduh
dari: http://childrengrowup.wordpress.com/2012/08/10/penanganan-terkini-
malaria-pada-anak/
sa=t&rct=j&q=patogenesis%20trombositopenia%20pada
%20malaria&source=web&cd=8&cad=rja&sqi=2&ved=0CEwQFjAH&url=h
ttp%3A%2F%2Fxa.yimg.com%2Fkq%2Fgroups
%2F20899393%2F516769836%2Fname%2Ftentir&ei=iFdeULiNN4-
JrAfu4YGgBA&usg=AFQjCNHCPNd3HIA9ye1eDw8d9aNhLhD31Q
http://medicafarma.blogspot.com/2008/05/malaria.html
http://www.scribd.com/doc/89412377/MALARIA-FALCIPARUM-PADA-
ANAK
27