STROKE HEMORAGIK
1. Definisi
vaskuler perifer (Markus 2001). Stroke adalah serangan otak yang timbul
menyeluruh sebagai akibat dari gangguan aliran darah oleh karena sumbatan
otak kekurangan darah, oksigen atau zat - zat makanan dan akhirnya dapat
terjadi kematian sel-sel tersebut dalam waktu relatif singkat. (Yayasan Stroke
Indonesia 2009).
2. Etiologi
1
Perdarahan ini dapat terjadi karena aterosklerosis dan hipertensi. Pecahnya
otak yang berdekatan, sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan
(2005), yaitu:
2
• Kelainan perdarahan seperti leukemia, anemia aplastik, ITP, gangguan
• Amiloidosis arteri
3. Manifestasi Klinis
3
a. hemiplegia dan hemianesthesia kontralateral terutama tungkai (30%-
80%)
yang terkena.
emosi labil)
Apabila dilihat bagian hemisfer mana yang terkena, gejala dapat berupa:
b. Penilaian buruk
4
b. Perilaku lambat dan sangat berhati-hati
d. Disfagia global
e. Afasia
f. Mudah frustasi
4. Komplikasi
pertama. Pada pasien yang dalam keadaan waspada, 25% akan mengalami
muncul. Selain dari hal-hal yang telah disebutkan diatas, stroke sendiri adalah
serta ukuran dari perdarahan. Skor dari Skala Koma Glasgow yang rendah
berhubungan dengan prognosis yang lebih buruk dan mortalitas yang lebih
tinggi. Apabila terdapat volume darah yang besar dan pertumbuhan dari
sangat buruk dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Adanya darah dalam
ventrikel bisa meningkatkan resiko kematian dua kali lipat. Pasien yang
5
intraserebral juga memiliki outcome fungsional yang buruk dan tingkat
5. Patofisiologi
berjalan tegak lurus menuju parenkim otak yang di bagian distalnya berupa
dapat terjadi perdarahan dalam parenkim otak yang bisa mendorong struktur
otak dan merembas kesekitarnya bahkan dapat masuk kedalam ventrikel atau
ke ruang intrakranial.
sehingga jaringan yang ada disekitarnya akan tergeser dan tertekan. Darah ini
hemisfer otak dan sirkulus willis. Bekuan darah yang semula lunak akhirnya
akan larut dan mengecil. Daerah otak disekitar bekuan darah dapat
beberapa bulan semua jaringan nekrotik akan diganti oleh astrosit dan
6
Akhirnya rongga-rongga tersebut terisi oleh astroglia yang mengalami
sirkulus wilisi.
terjadinya ruptur, dan sering terdapat lebih dari satu aneurisma. Gangguan
ganglia basalis dan sebagian besar kapsula interna. Timbulnya penyakit ini
menit, beberapa jam, bahkan beberapa hari. Gambaran klinis yang sering
terjadi antara lain; sakit kepala berat, leher bagian belakang kaku, muntah,
cairan serebrospinal (bila perdarahan besar dan atau letak ventrikel), dari
semua pasien ini 70-75% akan meninggal dalam waktu 1-30 hari, biasanya
yang nyata. Sedangkan adanya bekuan darah dalam batang otak sebanyak 5
7
aneurisma yang pecah biasanya pasien masih muda, dan 20 % mempunyai
8
Hipertensi/ terjadi perdarahan
aneurisma
Vasospasme arteri
Iskemia
9
(defisit fungsi otak)
6.
6. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan penderita dengan SH adalah sebagai berikut:
1. Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah dan
10
8. Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari
meningkatkan TIK.
10. Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika kesadaran
Lorraine 2006).
7. Pemeriksaan Diagnostik
kolesterol, dan bila perlu analisa gas darah, gula darah dsb.
infark
struktur otak
11
intrakranial. Kadar protein meningkat pada kasus trombosis sehubungan
8. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
a) Identitas Klien
12
Mengcakup nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, No Mr,
b) Riwayat Kesehatan
otak.
membuat emosi dan pikiran klein dan juga keluarga sehingga baik
1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat. Biasanya ada riwayat
13
2. Pola nutrisi dan metabolisme , adanya keluhan kesulitan menelan,
usus.
mudah lelah,
gangguan bicara.
7. Pola persepsi dan konsep diri: Klien merasa tidak berdaya, tidak
menurun pada muka dan ekstremitas yang sakit. Pada pola kognitif
14
10. Pola penanggulangan stress: Klien biasanya mengalami kesulitan
kesulitan berkomunikasi.
11. Pola tata nilai dan kepercayaan: Klien biasanya jarang melakukan
(4) Leher,
(5) Dada
I: simetris ki-ka
P: premitus
P: sonor
A: ronchi
(6) Abdomen
I: perut acites
15
P :Thympani
i. Kualitatif
kewasapadaan.
mengantuk
mengantuk
Kuantitatif
16
Dengan Menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS)
berespon (1)
visual, tutup satu mata klien kemudian suruh baca dua baris
17
gerakkan perlahan obyek tersebut, informasikan agar klien
kena sinar.
ipsilateral.
18
Refleks kornea consensual maka gerakan mengedip
kontralateral.
masseter.
sensoris :
19
Cochlear (mengkaji pendengaran), tutup satu telinga
(Vagus)
Apakah
20
Keluarkan lidah klien (oleh sendiri) dan memasukkan
ke kanan.
0-5
kekuatannya berkurang
maksimal
21
Pemeriksaan refleks biasanya dilakukan paling akhir. Klien
biasanya dalam posisi duduk atau tidur jika kondisi klien tidak
0–4
1 = Berkurang (+)
2 = Normal (++)
4 = Hiperaktif (++++)
i. Reflek Fisiologis
Reflek
Tendo
n o
Reflek
patella
o Reflek Bisep
22
Lengan difleksikan terhadap siku dengan sudut 90 0
Reflek Achiles
o Reflek Superfisial
Reflek kremeaster
23
Reflek kornea
Reflek bulbokavernosus
Reflek plantar
Reflek
Patologis
Babinski
Cara chaddock
jarijari lainnya.
Cara Gordon
24
Memencet ( mencubit) otot betis
Cara Oppenheim
Cara Gonda
e) Rangsangan Meningeal
tidak dapat menempel pada dada --- Kaku kuduk positif (+)
Tanda brudzinsky II positif (+) bila fleksi klien pada sendi panggul
secara pasif akan diikuti oleh fleksi tungkai lainnya pada sendi
25
Fleksi tungkai atas tegak lurus,lalu dicoba meluruskan tungkai
1350 terhadap tungkai atas. Kerniq + bila ekstensi lutut pasif akan
f) Data Penunjang
(1) Laboratorium
Hematologi
Kimia klinik
(3) Radiologi
lempeng pineal
26
b. Diagnosa keperawatan
Oedem otak
27
c. Rencana keperawatan
28
3. managemen energi
Menilai status fisiologi pasien
untuk mengurangi kelelahan
sesuai umur dan
perkembangannya
Anjurkan mengungkapkan
yang diraasakan tentang
keterbatasan
Gunakan alat yang benar
untuk tindakan kelelahan, bila
perlu
Tentukan pasien/persepsi
penting lainnya dari penyebab
kelelahan
Periksa status kekurangan
fisiologis (kemoterapi-untuk
anemia) sebagai prioritas
utama
Pilih intervensi untuk
menurunkan kelelahan
menggunakan kombinasi
antara farmakologi dan
kategori nonfarmakologi,
untuk ketepatan\
Tentukan apa dan berapa
banyak aktivitas yang
diperlukan untuk membangun
ketahanan
Monitor intake nutrisi untuk
memastikan sumber energi
yang adekuat
29
Monitor pasien untuk
menunjukkan fisik berlebihan
dan kelelahan emosional
Monitor respon aktivitas
kardiorespiratori (takikardi,
disritmia lainnya, dispnea,
diaphoresis, sianosis, TD,
frekuensi pernapasan)
Monitor/catat pola tidur
pasien dan jumlah jam tidur
Monitor lokasi dan dasar dari
ketidaknyamanan atau nyeri
selama bergerak/aktivitas
Kurangi ketidaknyamanan
fisik yang dapat mengganggu
dengan fungsi kognitif dan
monitor diri/peraturan
beraktifitas
Atur keterbatasan dengan
hiperaktifitas ketika terganggu
dengan lainnya atau dengan
pasien
Bantu pasien memahami
prinsip menjaga energi
(keperluan untuk membatasi
aktivitas atau istirahat)
Ajar mengatur aktivitas dan
teknik manajemen waktu
untuk mencegah kelelahan
Bantu pasien dalam
memberikan prioritas untuk
beraktifitas untuk
30
menyediakan tingkat energi
Bantu pasien/kepentingan
lainnya untuk menentukan
tujuan aktifitas
31
muntah
Monitor kekuatan otot,
pergerakan motorik, gaya
berjalan dan propriosepsi
Monitor untuk penyimpangan
pronator
Monitor kekuatan grip
Monitor untuk kegemetaran
Monitor kesemetrisan wajah
Monitor tonjolan lidah
Monitor respon berjalan
Monitor EOMs dan
katakteristik tatapan
Monitor gangguan visual:
diplopia, nystagmus, lapang
pandang, penglihatan kabur,
dan ketajaman penglihatan
Catat keluhan sakit kepala
Monitor cara berbicara :
lancar, mampu memahami
kata kata atau menemukan
kata kata sulit
Monitor respon stimulasi :
verbal, taktil dan berbahaya
Monitor perbedaan
ketajaman/ketumpulan atau
panas/dingin
Monitor parestesia : mati rasa
atau rasa geli
Monitor kemampuan membau
Monitor pola berkeringat
32
Monitor respon babinski
Monitor respon cushing
Monitor balutan operasi
kraniotomi/ laminectomi
untuk pengeringan
Monitor respon pengobatan
Konsultasi dengan teman
sekerja untuk
mengkomfirmasi data secara
tepat
Identifikasi pola yg muncul
pada data
Tingkatkan monitor frekuensi
neurologi secara tepat
Jauhkan aktivitas yang
meningkatkan tekanan
intrakranial
Tempatkan aktivitas
keperawatan yang dibutuhkan
dengan tekanan intrakranial
Beritahu perubahan fisik pada
kondisi pasien
Mengadakan pertemuan
darurat jika dibutuhkan
33
Kalibrasi transduser
Tingkat eksternal transduser
ke titik referensi anatomi
konsisten
Sistem flush Prime , yang
sesuai
Set memantau alarm
Pembacaan tekanan Rekam
ICP
Memantau kualitas dan
karakteristik gelombang ICP
Memantau tekanan perfusi
serebral
Memantau status neurologis
Memantau pasien ICP dan
respon neurologis untuk
merawat kegiatan dan
rangsangan lingkungan
Monitor jumlah dan
karakteristik cairan
cerebrospinal ( CSF ) drainase
Pertahankan posisi koleksi
CSF , seperti yang
diperintahkan
Memantau intake dan output
Mencegah perangkat
dislodgment
Menjaga sterilitas sistem
pemantauan
Monitor Tabung tekanan
untuk gelembung udara ,
puing-puing , atau darah beku
34
Ganti transduser , sistem flush
, dan tas drainase , seperti
yang ditunjukkan
Perubahan dan / atau
memperkuat situs penyisipan
ganti , yang diperlukan
Memantau situs penyisipan
untuk infeksi atau kebocoran
cairan
Mendapatkan sampel drainase
CSF , sesuai
Memantau Suhu dan nilai
WBC
Periksa pasien untuk kaku
kuduk
Berikan antibiotic
Posisikan pasien dengan
kepala dan leher dalam posisi
netral , menghindari hip fleksi
ekstrim
Mengatur kepala tempat tidur
untuk mengoptimalkan perfusi
serebral
Memantau efek rangsangan
lingkungan pada ICP
Ruang perawatan untuk
meminimalkan elevasi ICP
3. Resiko infeksi NOC : Risk NIC :
b.d Control Setelah 1.Cegah infeksi
penurunan dilakukan tindakan Aktivitas :
pertahan primer keperawatan Mengobservasi & melaporkan
selama 3 x 24 jam klien tanda & gejala infeksi, seperti
35
tidak mengalami kemerahan, hangat, rabas dan
infeksi peningkatan suhu badan
KH: mengkaji suhu klien netropeni
2.Pengontrolan infeksi
Aktivitas :
Mengalokasikan square feet
sesuai pasien , seperti yang
ditunjukkan oleh pusat
pengendalian penyakit
( CDC ) dan pedoman
pencegahan .
Bersihkan lingkungan tepat
setelah setiap kali penggunaan
pasien
Ubah peralatan perawatan
36
pasien , per protokol lembaga
Isolasi orang yang terkena
penyakit menular
Tempatkan pada tempat isolasi
tindakan pencegahan , yang
sesuai
Menjaga teknik isolasi , sesuai
Batasi jumlah pengunjung ,
yang sesuai
Ajarkan peningkatan cuci
tangan untuk petugas
kesehatan
Instruksikan pasien untuk
teknik mencuci tangan yang
tepat
Instruksikan pengunjung
untuk mencuci tangan saat
memasuki dan meninggalkan
ruangan pasien
Gunakan sabun antimikroba
untuk mencuci tangan , yang
sesuai
Cuci tangan sebelum dan
sesudah setiap kegiatan
perawatan pasien
Institusi kewaspadaan
universal
Gunakan sarung tangan
sebagaimana diamanatkan
oleh kebijakan pencegahan
yang universal
Kenakan pakaian atau gaun
37
scrub saat menangani bahan
infeksius
38
dekubitus pecah2
monitor status nutrisi
Pakaikan pasien dalam baju
tanpabatasan
Berikan katup dan gips untuk
mengurangi tekanan
Buang bantalan kasar pada
bagian pinggir dan traksi
langsung dengan tepat
Tempatkan pada kasur atau
tempat tidur yang tepat secara
terapeutik
Tempatkan diatas bantalan
busa poliuretan dengan tepat
Menghindari penggunaan
tekanan yang berdampak
pada bagian tubuh
Memberikan pemijatan
punggung/pemijatan leher
dengan tepat
Meninggikan ekstremitas yang
terluka
Mengubah imobilisasi pasien
paling sedikit setiap 2
jam,sesuai jadwal khusus
Memfasilitasi perubahan yang
kecil dari berat badan
Monitor kulit dari area
kemerahan dan kerusakan
Monitor mobilisasi dan
aktivitas pasien
Gunakan alat pengkajian
39
risiko yang mapan untuk
memeonitor factor resiko
pasien (ex: skala braden)
Gunakan alat yang menjaga
keamanan tumit dan tonjolan
tulang dari tempat tidur
Buat tempat tidur dengan
lipatan kaki
Menerapkan pelindung tumit
dengan tepat
Monitor status nutrisi pasien
Monitor sumber tekanan dan
gesekan
40
6 Kurang NOC : NIC :
pengetahuan Pengetahuan klien Pendidikan kesehatan
b.d meningkat KH: Aktivitas :
kurang mengakses -Klien dan
informasi keluarga 1. Mengkaji kesiapan dan
kesehatan memahami tentang kemampuan klien
penyakit Stroke, untuk belajar
perawatan dan 2. Mengkaji pengetahuan dan
pengobatan ketrampilan klien sebelumnya
tentang penyakit dan
pengaruhnya terhadap keinginan
belajar
3. Berikan materi yang paling
penting pada
klien
4. Mengidentifikasi
sumber dukungan utama dan
perhatikan kemampuan klien
untuk belajar dan mendukung
perubahan perilaku yang
diperlukan
5. Mengkaji keinginan keluarga
untuk mendukung perubahan
perilaku klien
6. Evaluasi hasi pembelajarn klie
lewat demonstrasi dan
menyebutkan kembali materi
yang diajarkan
41
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 10.
Jakarta: EGC.
Dewanto, et al. (2009). Panduan Praktis Diagnosis & Tata Laksana Penyakit
Saraf. Jakarta:EGC
http://emedicine.medscape.com/article/793821-overview]
Silbernagl, S., Florian Lang. (2007). Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. EGC:
Jakarta
Smeltzer and Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 3.
42
Wlkinson, Judith M .2002. Diagnosa Keperawatan dengan NIC dan NOC. Alih
43