Silabus Dan Skenario-KK A PDF
Silabus Dan Skenario-KK A PDF
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Modul beserta seluruh
perangkat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi Guru jenjang Pendidikan
Dasar. Perangkat modul ini merupakan dokumen wajib kegiatan fasilitasi Program PKB bagi
Guru sasaran di teingkat kelompok kerja.
Program PKB bagi Guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015
dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
mata pelajaran yang diampunya.
Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat
Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan review, revisi, dan
mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesional
yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti Program PKB.
Perangkat modul PKB jenjang Pendidikan Dasar ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan
bagi para Instruktur Nasional pada proses fasilitasi guru sasaran PKB di kelompok kerja di
seluruh kab./kota yang tersebar di seluruh Indonesia.
Terima kasih dan penghargaan yang tinggi disampaikan kepada pimpinan PPPPTK yang telah
mengijinkan Penulis maupun Pengembang dalam menyusun perangkat modul pada jenjang
Pendidikan Dasar ini. Tidak lupa kami juga sampaikan terima kasih kepada para rekan-rekan
widyaiswara, Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP), dosen perguruan tinggi, dan guru-
guru hebat yang terlibat di dalam penyusunan perangkat modul PKB ini.
Semoga Program PKB bagi Guru ini dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu
meningkatkan prestasi pendidikan anak didik kita
Tim Pengembang,
3
DAFTAR ISI
A. Rasional
Peningkatan mutu pendidikan akan berhasil dengan baik apabila ditunjang oleh mutu guru yang
baik. Peran guru sangat dibutuhkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, kehadiran guru
profesional akan mampu memberikan “kesejahteraan pedagogik” kepada setiap peserta didik yang
akan meningkatkan kecerdasan bangsa yang selanjutnya akan bermuara pada kesejahteraan
umum. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa, dan Negara
di dunia ini termasuk di Indonesia sebagian besar ditentukan oleh peran guru.
Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh para pendidik untuk menjadikan dirinya sebagai
pendidik yang profesional adalah selalu meningkatkan kompetensinya, baik kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional, maupun sosial. Hal ini mengacu kepada peraturan perundangan yang
berlaku, yaitu: Peraturan Pemerintah (PP) nomor 74 tahun 2008 tentang Guru yang menyatakan
bahwa pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi Guru dilakukan dalam rangka memenuhi
kualifikasi dan menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dan atau olah raga.
Masyarakat dan pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan seluruh
jajarannya memikul kewajiban untuk mewujudkan kondisi yang memungkinkan guru melaksanakan
pekerjaan/jabatannya secara profesional. Oleh karena itu, sebagai aktualisasi tugas guru sebagai
tenaga professional, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pemerintah
(Kemendikbud) akan memfasilitasi guru untuk dapat mengembangkan keprofesiannya secara
berkelanjutan melalui program Pendidikan dan Pelatihan Pasca-Uji Kompetensi Guru (Diklat
Pasca-UKG).
Program pendidikan dan pelatihan (Diklat) merupakan bagian penting dari pengembangan profesi
pendidik dan tenaga kependidikan. Pelaksanaan Diklat juga tidak lepas dari tujuan untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran/
tugas yang diampunya.
5
Modul ini berisi materi pembelajaran Karakteristisk Siswa SMP dan Bilangan di Sekolah Menengah
Pertama, yang telah disusun sesuai dengan Standar Kompetensi Guru yang diturunkan dari
Permendikbud No 16 Tahun 2007. Modul ini dilengkapi dengan aktivitas pembelajaran yang
terintegrasi dengan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) karena karakter ini akan menjadi watak,
budi pekerti, yang menjadi ruh dalam dunia pendidikan. Pengintegrasian Penguatan Pendidikan
Karakter dalam modul pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui Peningkatan kompetensi
ini dikembangkan dengan mengintegrasikan lima nilai utama PPK yaitu religius, nasionalis,
mandiri, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai utama tersebut terintegrasi dalam kegiatan-
kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam modul.
B. Dasar Hukum
Program Peningkatan Kompetensi Guru dikembangkan dengan memperhatikan beberapa
peraturan sebagai berikut.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
5. Peraturan Menteri Pendayaagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2012
tentang Uji Kompetensi Guru.
C. Tujuan
Tujuan umum modul ini disusun guna mendukung pelaksanaan diklat pengembangan keprofesian
berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi bagi guru SMP Matematika untuk kompetensi
professional dan pedagogik.
1. Tujuan khusus modul ini diharapkan setelah menempuh proses pembelajaran peserta mampu:
memahami materi kompetensi pedagogik yang terdiri atas memahami perkembangan fisik, emosi,
sosial, kepribadian, intelektual, moral, dan spiritual siswa, menganalisis potensi siswa dalam
belajar matematika, mengidentifikasi kesiapan belajar matematika siswa, dan menjelaskan
kesulitan belajar matematika siswa beserta cara mengatasinya. Meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan khususnya kompetensi profesional tentang bilangan, yakni sistem bilangan yang
terdiri dari sistem bilangan asli, bulat, rasional, dan real, Keterbagian, FPB, KPK, pola bilangan,
barisan dan deret, bentuk akar, aritmetika sosial, estimasi, serta aproksimasi.
D. Sasaran
Sasaran Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan modul SMP Matematika kelompok kompetensi
A adalah Guru SMP Matematika pada kelompok kompetensi A.
7
A. Katalog Modul
Jenjang : SMP Matematika
Program Keahlian : GURU Mata Pelajaran
Mata Pelajaran/ Paket Keahlian : PROFESIONAL DAN PEDAGOGI
KK Judul Materi
Perkembangan Siswa
Pedagogik
Sistem Bilangan
Keterbagian, FPB, dan KPK
A
Pola Bilangan
Profesional
Kompetensi
a) Kompetensi Inti:
Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual.
b) Kompetensi Guru:
1. Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik,
intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya.
2. Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.
3. Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.
4. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang
diampu.
kepribadian
siswa dan
implikasinya,
5. Menjelaskan
perkembangan
intelektual siswa
dan
implikasinya,
6. Menjelaskan
perkembangan
moral siswa dan
implikasinya,
7. menjelaskan
perkembangan
spiritual siswa
dan
implikasinya.
Referensi
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono.(1991). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ackerman, D.J. & Steven Barnett. (2003). Prepared For Kindergarten: What Does
“Readiness” Mean?.National Institute for Early Education Research.
Alisuf Sabri. (1996). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
11
Berrett, Shantell. (2015). Learning Disabilities 101: Everything you need to know about how
learning disabilities affect reading skills. USA: Reading Horizons.
Biggs, J. B., & Collis, K. F. (1982).Evaluating the quality of learning: The SOLO taxonomy
(structure of the observed learning outcome). Fifth Avenue: Academic Press.
Boethel, Martha. (2004). Readiness School, Family, And Community Connection. Texas:
Southwest Educational Development Laboratory (SEDL).
Bruno, F. J. (1987). Dictionary of Key Word in Psychology. London: Routledge & Kegan Paul.
Desmita.(2016).Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya
offset.
Erikson, E. H. (1963). Childhood and Society (2nd ed.). New York: Norton.
Erikson, E. H. (1968). Identity and Society. New York: Norton.
Harjanto.(2000). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hurlock, E. (2002). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, Elizabeth B. 1990. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Terjemahan Iswidayanti, dkk. Erlangga. Jakarta.
Kemp, G., Smith, M., dan Segal, J. (2015).Learning Disabilities and Disorders Types of
Learning Disorders and Their Signs.dalamhttp://www.helpguide.org/articles/learning-
disabilities/learning-disabilities-and-disorders.htm (diakses 1 Desember 2015)
Meisels, Samuel J. (1998). Assesing Readiness. Michigan: University of Michigan School of
Education.
Montani, T. (2007).Mathematics Disabilities.dalamhttp://www.council-for-learning-
disabilities.org/mathematics-disabilities (diakses 3 Desember 2015)
Mulyadi.(2010). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar
Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.
Nasution.(2011). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Oemar Hamalik. (2005). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:
Bumi Aksara.
Orton, A. (1987). Learning Mathematics. London: Casel Educational Limited.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007.
Santrock, John W. 2011. Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Terjemahan
Benedictine Widyasinta. Erlangga. Jakarta
Scherer, K. R. (2005). "What are emotions? And how can they be measured?". Social Science
Information 44: 693–727.
Shaffer.(2005). Social and Personality Development. Belmont, California: Thompson
Wardworth
Slameto.(2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, R. E. (2006).Educational Psychology: Theory and practice (8th ed.). Boston: Pearson
Educational.Inc.
Slavin, Robert E. 2012.Educational Psychology: Theory and Practice 10/E. Pearson.
Suherman, E., Turmudi, Suryadi, D., Herman, T., Suhendra, Prabawanto, S., et al. (2003).
Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.
Sukmadinata, Nana Syaodah. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT.
Rosda Karaya Remaja.
Sunarto & Agung Hartono.(2002). Perkembangan Peserta Didik.Jakarta : PT. Rineka Cipta
Syaiful Bahri Djamarah. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Van de Walle, J. A. (2007). Elementary and middle School Mathematics: Teaching
developmentally. Boston: Pearson Education, Inc.
Waaryk, L., Harrison, G., dan Prentice, B. (2004).Teaching Student with Reading Difficulties
and Disabilities. Saskatchewan (Kanada): Saskatchewan Learning, University of
Saskatchewan.
Wikipedia.(2015). Emotion.dalam https://en.wikipedia.org/wiki/Emotion# cite_note-
FOOTNOTEFox200816.E2.80.9317-14 (diakses 3 Des 2015)
Wikipedia.(2015). Emotional Intelligence.dalam https://en.wikipedia.org/
wiki/Emotional_intelligence#cite_note-A_Dictionary_of_Psychology-1 (diakses 6 Des 2015).
World Health Organization (2006). Adolescent Nutrition: A Review of The Situation in
Selected South-East Asian Countries. http://apps.searo.who.int/PDS_DOCS/B0239.pdf?ua=1
(diakses pada 19 Desember 2015 pukul 20.00 WIB)
b. Profesional {Judul}
5. Peserta mampu
menyusun soal
penilaian berbasis kelas
3. Skenario Pembelajaran
a. Pedagogik Karakteristik Siswa SMP
Mapel - Kelompok Kompetensi : Pedagogik - Kelompok Kompetensi A
Kompetensi : Pedagogik
Judul Modul : Karakteristik Siswa SMP
Alokasi Waktu : 9 JP @ 45 menit = 405 menit
TAHAPAN
DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU
KEGIATAN
PERSIAPAN Mengecek kelengkapan alat pembelajaran, seperti LCD Projector, Laptop,
5 menit
File, Active Speaker, dan Laser Pointer, atau media lainnya.
KEGIATAN Pengkondisian Peserta
PENDAHULUAN Doa
Motivasi
20 menit
Menjelaskan tujuan pembelajaran, peta kompetensi, indikator,
strategi pembelajaran, ruang lingkup, cara penggunaan modul
Brainstorming beberapa video tentang karakteristik siswa SMP
KEGIATAN INTI Kelas dibagi menjadi 6 kelompok
b. Profesional Bilangan
Mapel - Kelompok Kompetensi : SMP Matematika- Kelompok Kompetensi A
Kompetensi : Profesional
Judul Modul : Bilangan
Alokasi Waktu : 18 JP @ 45 menit = 810 menit
TAHAPAN
DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU
KEGIATAN
TAHAPAN
DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU
KEGIATAN
PERSIAPAN Mengecek kelengkapan alat pembelajaran, seperti: Laptop/notebook, White 5 menit
board, Spidol, Active Speaker, dan Laser Pointer. atau media pembelajaran
lainnya.
KEGIATAN Pengkondisian Peserta 20 menit
PENDAHULUAN Doa
Motivasi
Menjelaskan tujuan pembelajaran, peta kompetensi, indikator,
strategi pembelajaran, ruang lingkup, cara penggunaan modul
Brainstorming
KEGIATAN INTI Peserta dibagi menjadi 6 kelompok (diasumsikan peserta sebanyak 525 menit
30 orang per kelas)
Mengerjakan LK dan latihan (tiap KP 75 menit)
Tiap kelompok mengerjakan LK dan latihan tiap KP
Presentasi dan diskusi tiap kelompok 30 menit 180 menit
2. Silabus IN-1
a. Pedagogik Karakteristik Siswa SMP
Mapel/Kelompok Kompetensi : Pedagogik - Kelompok Kompetensi A
Kompetensi : Pedagogik
Judul Modul : Karakteristik Siswa SMP
Alokasi Waktu : 3 JP @ 45 menit = 135 menit
Deskripsi Singkat :
Modul ini membahas tentang perkembangan siswa yang meliputi perkembangan fisik, emosi,
sosial, intelektual, kepribadian, moral dan spiritual. Pada bab selanjutnya dibahas tentang
potensi peserta didik dan kesiapan siswa yang meliputi kesiapan fisik, psikis dan kognisi serta
mengidentifikasi bekal yang harus dimiliki siswa yang mendukung kesiapan kognisi. Pada bab
terakhir dibahas kesulitan belajar siswa dan bagaimana cara mengatasinya.
Kompetensi
a) Kompetensi Inti:
Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual.
b) Kompetensi Guru:
1. Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik,
intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya.
2. Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.
3. Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.
4. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang
diampu.
siswa secara
fisik, psikis, dan
kognisi,
3. mengidentifikasi
materi prasyarat
sebagai bekal
awal siswa.
kesulitan
belajar.
Referensi
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono.(1991). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ackerman, D.J. & Steven Barnett. (2003). Prepared For Kindergarten: What Does
“Readiness” Mean?.National Institute for Early Education Research.
Alisuf Sabri. (1996). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Berrett, Shantell. (2015). Learning Disabilities 101: Everything you need to know about how
learning disabilities affect reading skills. USA: Reading Horizons.
Biggs, J. B., & Collis, K. F. (1982).Evaluating the quality of learning: The SOLO taxonomy
(structure of the observed learning outcome). Fifth Avenue: Academic Press.
Boethel, Martha. (2004). Readiness School, Family, And Community Connection. Texas:
Southwest Educational Development Laboratory (SEDL).
Bruno, F. J. (1987). Dictionary of Key Word in Psychology. London: Routledge & Kegan Paul.
Desmita.(2016).Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya
offset.
Erikson, E. H. (1963). Childhood and Society (2nd ed.). New York: Norton.
Erikson, E. H. (1968). Identity and Society. New York: Norton.
Harjanto.(2000). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hurlock, E. (2002). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, Elizabeth B. 1990. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Terjemahan Iswidayanti, dkk. Erlangga. Jakarta.
Kemp, G., Smith, M., dan Segal, J. (2015).Learning Disabilities and Disorders Types of
Learning Disorders and Their Signs.dalamhttp://www.helpguide.org/articles/learning-
disabilities/learning-disabilities-and-disorders.htm (diakses 1 Desember 2015)
Meisels, Samuel J. (1998). Assesing Readiness. Michigan: University of Michigan School of
Education.
Montani, T. (2007).Mathematics Disabilities.dalamhttp://www.council-for-learning-
disabilities.org/mathematics-disabilities (diakses 3 Desember 2015)
Mulyadi.(2010). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar
Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.
Nasution.(2011). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Oemar Hamalik. (2005). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:
Bumi Aksara.
Orton, A. (1987). Learning Mathematics. London: Casel Educational Limited.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007.
Santrock, John W. 2011. Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Terjemahan
Benedictine Widyasinta. Erlangga. Jakarta
23
Scherer, K. R. (2005). "What are emotions? And how can they be measured?". Social Science
Information 44: 693–727.
Shaffer.(2005). Social and Personality Development. Belmont, California: Thompson
Wardworth
Slameto.(2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, R. E. (2006).Educational Psychology: Theory and practice (8th ed.). Boston: Pearson
Educational.Inc.
Slavin, Robert E. 2012.Educational Psychology: Theory and Practice 10/E. Pearson.
Suherman, E., Turmudi, Suryadi, D., Herman, T., Suhendra, Prabawanto, S., et al. (2003).
Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.
Sukmadinata, Nana Syaodah. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT.
Rosda Karaya Remaja.
Sunarto & Agung Hartono.(2002). Perkembangan Peserta Didik.Jakarta : PT. Rineka Cipta
Syaiful Bahri Djamarah. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Van de Walle, J. A. (2007). Elementary and middle School Mathematics: Teaching
developmentally. Boston: Pearson Education, Inc.
Waaryk, L., Harrison, G., dan Prentice, B. (2004).Teaching Student with Reading Difficulties
and Disabilities. Saskatchewan (Kanada): Saskatchewan Learning, University of
Saskatchewan.
Wikipedia.(2015). Emotion.dalam https://en.wikipedia.org/wiki/Emotion# cite_note-
FOOTNOTEFox200816.E2.80.9317-14 (diakses 3 Des 2015)
Wikipedia.(2015). Emotional Intelligence.dalam https://en.wikipedia.org/
wiki/Emotional_intelligence#cite_note-A_Dictionary_of_Psychology-1 (diakses 6 Des 2015).
World Health Organization (2006). Adolescent Nutrition: A Review of The Situation in
Selected South-East Asian Countries. http://apps.searo.who.int/PDS_DOCS/B0239.pdf?ua=1
(diakses pada 19 Desember 2015 pukul 20.00 WIB)
b. Profesional Bilangan
5. Peserta mampu
menyusun soal
25
Referensi
Burton, David. M. 1988. Elementary Number Theory. Boston : Allyn and Bacon, Ins.
Brown, Richard G.. (1994). Advanced Mathematics. Boston: Houghton Mifflin Company.
Depdiknas.2000. Matematika kontekstual untuk SMP.
Direktorat PSMP. 2014. Bahan TOT Bridging Course Matematika . Jakarta
Hollands, Roy. (1984). Kamus Matematika (Terjemahan Naipopos Hutahuruk). Jakarta:
Erlangga.
Gellert, W.. (1977). The VNR Concise Encyclopedia of Mathematics. New York: Van
Nostrand Reinhold Company.
Haryadi, Muh.. (2002). Bahan Ajar Matematika SMK. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Herry Sukarman. 1993. Teori Bilangan. Ditjen Dikdasmen : Jakarta
Sukirman. 2006. Pengantar Teori Bilangan.Hanggar Kreator : Yogyakarta
Keedy, Mervin Laverne. (1983). Algebra and Trigonometry. California: Addison-Wesley
Publishing Company.
Miller, Charles David. (1978). Mathematical Ideas. Glenview Illinois: Scott Foresman and
Company.
Raharjo, Marsudi. (2001). Notasi Sigma dan Induksi Matematika. Yogyakarta: PPPG
Matematika.
TAHAPAN
DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU
KEGIATAN
Mengecek kelengkapan alat pembelajaran, seperti LCD Projector,
PERSIAPAN
Laptop, File, Active Speaker, dan Laser Pointer, atau media lainnya.
Pengkondisian Peserta
Doa
Motivasi
KEGIATAN
Menjelaskan tujuan pembelajaran, peta kompetensi, indikator,
PENDAHULUAN 10 menit
strategi pencapaian kompetensi, ruang lingkup, cara
penggunaan modul.
b. Profesional Bilangan
Mapel - Kelompok Kompetensi : SMP Bilangan - Kelompok Kompetensi A
Kompetensi : Profesional
Judul Modul : Bilangan
Alokasi Waktu : 6 JP @ 45 menit
29
TAHAPAN
DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU
KEGIATAN
TAHAPAN
DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU
KEGIATAN
PERSIAPAN Mengecek kelengkapan alat pembelajaran, seperti LCD Projector, Laptop,
File, Active Speaker, dan Laser Pointer, atau media lainnya.
KEGIATAN Pengkondisian Peserta 10 Menit
PENDAHULUAN Fasilitator menjelaskan nama, tujuan, pelaksanaan IN-2 moda Tatap Muka
pola 20-20-20, dan menjelaskan mekanisme pelaknsaan kegiatan.
TAHAPAN
DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU
KEGIATAN
PERSIAPAN Mengecek kelengkapan alat pembelajaran, seperti LCD Projector, Laptop,
File, Active Speaker, dan Laser Pointer, atau media lainnya.
KEGIATAN Pengkondisian Peserta 10 Menit
PENDAHULUAN Fasilitator menjelaskan nama, tujuan, pelaksanaan IN-2 moda Tatap Muka
pola 20-30-10, dan menjelaskan mekanisme pelaknsaan kegiatan.
Pelaksanaan suatu kegiatan akan berjalan lancar apabila dipersiapkan dengan optimal dan
pada saat pelaksanaan semua unsur melaksanakan perannya dengan optimal dan
melaksanakan kerjasama dengan baik serta penuh tanggung jawab. Oleh karena itu,
komitmen yang kuat dari semua pihak terkait akan mendukung keberhasilan pelaksanaan
pelaksanaan diklat pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi Guru Pendidikan Dasar
sangat diperlukan untuk membentuk guru profesional dan kompeten untuk memajukan
pendidikan Indonesia.
Melalui penyusunan perangkat modul pengembangan keprofesian berkelanjutan melalui
Peningkatan Kompetensi ini diharapkan dapat digunakan oleh Instruktur Nasional dalam
rangka memfasilitasi guru sasaran program PKB. Pengetahuan, keterampilan yang didapat
hendaknya dapat dipraktikan dalam tugas melaksanakan fasilitasi program PKB. Perangkat
modul ini masih sangat mungkin untuk dikembangkan disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan yang dihadapi demi tercapainya tujuan peningkatan kompetensi guru pendidikan
dasar.
LAMPIRAN
1. File Presentasi Pedagogik –Karakteristik Siswa SMP
2. File Presentasi Profesional –Bilangan