PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebanyak 1.685.210 kasus dan 595.690 orang meninggal karena kanker atau
seluruh dunia. Kanker serviks adalah kanker yang disebabkan oleh infeksi
[WHO],2017).
meninggal akibat kanker serviks. Sebanyak 84% dari total kasus baru yang
1
2
centre,2017).
serviks menempati urutan kedua sebagai kanker paling umum yang terjadi
tahunnya sebanyak 20.928 wanita dan 9.498 meninggal karena penyakit ini.
34 Provinsi di Indonesia yakni sebesar 0,9% atau sekitar 2.285 orang sudah
dievaluasi, hanya 35.273 orang (24.42%) wanita yang melakukan deteksi dini
tertinggi yakni sebesar 2,5 per 1.000 penduduk, hal ini menunjukkan masih
kanker serviks positif tertinggi adalah Kota Padang dengan 50 kasus. Data
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Padang [DKK] (2016) dari
125.371 sasaran, yang sudah melakukan deteksi dini kanker serviks baru
dinyatakan positif.
menyebar ke organ lain atau sudah berada pada stadium lanjut. Menurut
Kesseler (2017) untuk mencegah kanker serviks agar tidak menjadi stadium
lanjut dapat dilakukan dengan dua cara yakni dengan dengan mencegah
sebelum menjadi kanker stadium lanjut yakni dengan cara deteksi dini kanker
serviks.
sehingga memiliki prognosis yang baik atau tingkat kesembuhan yang tinggi
dan untuk menghindari dampak yang akan ditimbulkan akibat kanker serviks
yakni gangguan fungsi pada manusia sebagai makhluk hidup seperti ganguan
[KemenKes],2016).
4
serviks di Indonesia yakni dengan Inspeksi visual dengan asam asetat (IVA)
kurangnya program deteksi dini kanker serviks yang efektif masih menjadi
dari luar maupun dari dalam individu. Berdasarkan teori Lawrence Green,
perilaku ditentukan oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi adalah faktor
adalah ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas dan faktor penguat
psikis dalam menimbulkan sikap dan perilaku setiap hari. Sedangkan sikap
dapat berbentuk positif dan negatif. Hal ini didukung oleh penelitian Tokuc B
penting untuk melakukan deteksi dini kanker serviks dimana 42,7% dari total
dini kanker serviks. Adapun faktor yang berpengaruh selain pengetahuan dan
sikap seseorang untuk melakukan deteksi dini kanker serviks adalah motivasi.
ini didukung oleh penelitan Runiari dan Prapti (2014) menyatakan bahwa
ada hubungan antara motivasi seseorang untuk melakukan deteksi dini kanker
serviks yakni dari 108 responden hanya (4,7%) memiliki motivasi tinggi dan
melakukan pemeriksaan.
seperti deteksi dini kanker serviks. Selain itu, lingkungan tempat wanita yang
Irwan P (2017) pada saat rapat evaluasi deteksi dini kanker serviks
menyatakan bahwa cakupan deteksi dini kanker serviks masih sangat rendah
pada ASN wanita yang bekerja di instansi pemerintah Sumatera Barat, dari
total 3.945 ASN wanita hanya 525 orang (13%) yang melakukan
deteksi dini kanker serviks, hal ini tercantum dalam surat edaran nomor
441.0285/DKK.2017.
pada 10 ASN wanita di Kota Padang didapatkan hasil bahwa tiga orang ASN
sudah melakukan deteksi dini kanker serviks. Tujuh orang belum melakukan
deteksi dini kanker serviks, dimana tiga orang diantaranya menyatakan tidak
tahu akan deteksi dini kanker serviks. Satu orang menyatakan tidak mau
7
melakukan deteksi dini kanker serviks karena khawatir akan hasil yang
ada keinginan atau motivasi untuk melakukan deteksi dini kanker serviks.
Sipil Negara (ASN) dengan Tindakan Deteksi Dini Kanker Serviks di Instansi
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
mungkin.
9
2. Bagi Keperawatan