Kelompok B3 B2M1
Kelompok B3 B2M1
Moral
B3
Abstrak
Setiap hari kita selalu dihadapkan dengan permasalahan yang beragam dan untuk
menyelesaikan itu kita harus berpikir kritis. Selain berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah
yang beragam tersebut harus dibarengi dengan filsafat yang dapat digunakan untuk mengkaji
masalah tersebut. Berpikir kritis yang tidak dibarengi dengan ilmu filsafat akan berdampak
buruk karena dasar yang dimiliki tidak kuat. Filsafat sendiri adalah ilmu yang berupaya untuk
memahami hakikat alam dan realitas dengan mengandalkan akal budi manusia. Filsafat dibagi
menjadi tiga bidang yaitu filsafat ilmu, filsafat moral dan filsafat manusia.
Kata kunci : berpikir kritis, filsafat moral, filsafat ilmu, filsafat manusia
Abstract
Every day we are always faced with many variety problems and to find the solution we have to
think critically. When we want to find the solution of a variety problems beside of critical
thinking we also need to enhance it with philosophy that can be used to find solution the
problem. Critical thinking without philosophy will caused a lot of problems because without
philosophy we have no strong foundation when we do critical thinking. Philosophy itself is a
knowledge that taught us how to understand more about our mother nature and reality rely on
common sense of human. Philosophy divided into three that is philosophy of science,
philosophy of moral and philosophy of human.
1
Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali dihadapkan dengan masalah-masalah yang
membutuhkan penyelesaian dan penyelesaian dapat ditemukan dengan cara berpikir kritis.
Berpikir kritis adalah berpikir yang baik dan merenungkan tentang proses berpikir merupakan
Selain berpikir kritis kita membutuhkan ilmu filsafat. Dengan menggabungkan ilmu
filsafat dan berpikir kritis kita dapat mencari penyelesaian serta menganalisis masalah tidak
hanya melalu pandangan individu melainkan kita juga dapat mengkaji penyelesaian baik dari
segi moral, segi agama, segi kemanusiaan, segi pandangan masyarakat dan hal ini merupakan
poin penting yang kita dapatkan ketika menggabungkan filsafat dan berpikir kritis.
Hampir semua orang yang hidup dalam lingkungan yang sama maka perilaku
keseharian pun sama. Tetapi, apa jadinya jika ada orang di lingkungannya yang berbeda sendiri
dan menurutnya perbedaan itu memberikan kesenangan, kebahagiaan dan kenikmatan untuk
dirinya tanpa memikirkan apakah itu diterima oleh lingkungannya atau tidak. Oleh karena itu,
salah satu pengertian filsafat adalah pencarian kebenaran dengan cara berpikir sistematis.
Yakni berpikir logis, berpikir secara teratur mengikuti sistem yang berlaku.2
Skenario
Dennis Avner yang juga dikenal sebagai “Manusia Kucing” telah mlakukan beragam
operasi supaya tampilan wajahnya semakin mirip dengan harimau yang dianggap hewan
pelindung dirinya. Berbagai modifikasi dilakukan untuk menjadikan wajahnya mirip dengan
harimau, seperti: mentato wajahnya, menumbuhkan rambut di sekitar pipi, implant subdermal
untuk merubah bentuk wajahnya, serta mengikis dan membentuk giginya supaya semakin
serupa harimau.
2
Rumusan masalah
2. Seseorang yang ingin serupa dengan harimau dengan cara memodifikasi wajahnya
Hipotesis
1. Tindakan avner melanggar filsafat moral, filsafat manusia dan filsafat agama.
2. Tindakan avner menurut pandangan filsafat tidak dapat diterima secara logis.
Sasaran pembelajaran
Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Arab falsafah; kata falsafah berasal dari bahasa
Yunani philosophia; philien artinya mencari/mencintai dan Sophia berarti kebenaran. Jadi,
Filsafat juga dapat diartikan sebagai studi tentang seluruh fenomena kehidupan,
pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Menurut Plato (427-
347 SM), filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan
murni, filsafat juga memiliki arti yang senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan
3
penyebab-penyebab dari realitas yang ada.4 Filsafat juga dapat dikatakan sebagai upaya yang
berdasar dalam menyajikan padangan sistematik dan lengkap tentang realitas. Filsafat juga
terbagi menjadi beberapa ilmu yaitu filsafat moral, filasafat manusia dan filsafat ilmu.
Selain membahas tiga jenis filsafat tadi dalam ilmu filsafat juga dibahas mengenai
hubungan filsafat dengan agama. Filsafat mungkin dapat dikatan sulit untuk digabungkan
dengan agama karena filsafat cenderung berpikir menggunakan metafisika dan dengan
epistemologi sedangkan agama merupakan ajaran yang bersifat iman atau kepercayaan dan itu
bersifat mutlak. Namun ternyata filsafat dan agama dapat bersinergi dan menciptakan suatu
Filsafat Agama
Filsafat agama ini membahas tentang bagaimana cara berpikir kritis serta pembuktian
yang dimiliki di filsafat ternyata dapat digunakan dalam ranah keagamaan dan keduanya saling
mendukung. Filsafat agama mengajarkan tentang kita manusia sebagai citra allah serta kodrat
kita sebagai manusia, hakikat kemausiaan kita sebagai manusia dan iman yang kita miliki
kepada Tuhan.
Filsafat Moral
Filsafat moral adalah ilmu filsafat yang identik dengan moral atau etika, filsafat moral
berarti menegaskan bahwa pada hakikatnya etika merupakan ilmu. Filsafat moral terbagi
Teleologi artinya berasal dari kata Yunani “telos”, yang berarti tujuan, dan “logos”
berarti ilmu atau teori. Etika teleologi menjawab pertanyaan bagaimana bertindak dalam situasi
konkret tertentu dengan melihat tujuan atau akibat dari tindakan tertentu. Dengan kata lain,
teleologi menilai baik-buruk suatu tindakan berdasarkan tujuan atau akibat dari tindakan
tersebut.5
4
Teleologi dibagi lagi menjadi dua yaitu hedonisme dan eudomonisme. Hedonisme
aliran yang menekankan pada kebahagian merupakan tujuan akhir dari manusia namun
sedangkan pada ultilitarisme lebih menekankan kepada kebahagian yang bersifat universal atau
Deontologi artinya berasal dari kata Yunani “deon”, yang berarti kewajiban, Etika
dalam norma dan nilai-nilai moral yang ada. Deontologi adalah pemikiran tentang moral yang
diciptakan oleh Immanuel Kant, yang bisa disebut baik dalam arti sesungguhnya hanyalah
kehendak baik. Semua hal lain disebut baik secara terbatas atau dengan syarat. Etika deontologi
melihat suatu tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak
dengan kewajiban.5
Utilitarisme yang berasal dari kata inggris “utility” yang berarti kegunaan. Hal itu bisa
menjadi titik tolak untuk menjelaskan maksud teori utilitarisme. Pemikir utilitarian
berpendapat bahwa tingkah laku bersifat etis bila membawa paling banyak manfaat bagi
masyarakat. Dengan kata lain, tingkah laku etis memaksimalkan manfaat atau membuat
manfaat menjadi sebesar mungkin, dan memberi kebahagiaan dan kepuasan, sehingga melebihi
kerugian atau keadaan negatif yang selalu pasti ada juga di dunia ini.6
Selain itu juga terdapat nilai estetika dan nilai subjektivitas yang diterapkan pada
filsafat moral. Nilai estetika lebih menekankan bagaimana suatu hal dinilai memiliki nilai seni
atau berseni dan hal yang biasa dinilai ini merupakan hasil karya seni seperti tato, lukisan dan
5
berpendapat tentang suatu hal dan biasanya nilai subjektivitas ini kembali lagi kepada penilaian
Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai
hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang
termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Filsafat ilmu berusaha untuk dapat
menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat
disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat
validitas dari sebuah informasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam
penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan
model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.7 Filsafat ilmu
Empirisme adalah paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar ialah yang logis
dan ada bukti empiris atau pembuktian. Dengan empirisme aturan (untuk mengatur manusia
dan alam) itu dibuat. Empirisme juga memiliki kekurangan yaitu ia belum terukur. Empirisme
Filsafat Manusia
Filsafat manusia atau yang dikenal juga dengan antropologi filsafat adalah bagian
integral dari sistem filsafat, yang secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia. Objek
material filsafat manusia dan ilmu-ilmu tentang manusia (misalnya psikologi dan antropologi)
adalah gejala manusia. Pada dasarnya ilmu ini bertujuan untuk menyelidiki, menginterpretasi,
dan memahami gejala-gejala atau ekspresi-ekspresi manusia. Filsafat manusia terdiri atas
eksistensialisme.
6
Eksistensialisme merupakan suatu gerakan dalam filsafat modern dan filsafat dewasa.
Gerakan tersebut menekankan prioritas eksistensi individual manusia atas pemikiran yang
obyektif dan abstrak.9 Dengan kata lain eksistensi menekankan kepada individu itu sendiri,
setiap individu bebas bertindak sesuai dengan apa yang menurut dia benar.
Pembahasan
Dari kasus diatas dapat dilihat bahwa dennis avner melanggar filsafat moral, filsafat
Berdasarkan Etika Teleology pada kasus ini, yang dilakukan oleh Dennis itu adalah
tujuannya yang ingin dicapai walaupun tidak sesuai dengan orang lain. Tetapi, baginya
merubah diri untuk menjadi “Manusia Kucing” adalah hal baik. Walapun bagi kita (orang yang
mengetahui) hal tersebut sangat menyimpang dari sudut pandangan kita dan buruk menurut
kita.
Berdasarkan Utilitarisme pada kasus ini, Dennis Anver tidak melakukan utilitarisme
karena utilitarisme itu untuk kebahagiaan orang banyak sedangkan yang dia lakukan adalah
untuk dirinya sendiri. Karena prinsip dari utilitarisme adalah melibatkan banyak orang untuk
kebahagiaan walaupun untuk dirinya sendiri. Tetapi, ini bukan tujuan akhirnya karena sikap
Berdasarkan Deontology pada kasus ini, menurut saya tidak ada kewajiban yang
dilakukan oleh Dennis Anver tetapi kita sebagai manusia dapat menilai apa yang dilakukan
oleh Anver. Apa yang dilakukannya itu tidak baik karena tidak mengindahkan koadratnya
sebagai manusia.
7
Berdasarkan Hedonisme Dennis Anver telah melaksanakan kesenangan, kepuasan dan
kenikmatan untuk dirinya sendiri dalam hal ini dia telah memuaskan keinginannya untuk
Selain itu juga terdapat nilai estetika dan nilai subjektivitas yang membuat avner tidak
menyesali keputusannya. Nilai estetika karena avner berpikir bahwa tato yang telah ia dapatkan
memiliki nilai keindahan atau suatu nilai seni. Nilai subjektivitas berperan saat avner berpikir
bahwa tato yang dimilikinya memiliki nilai estetika, nilai ini membuat perbedaan pendapat
antara avner dan masyarakat luas yang berpikir bahwa tato serta implant subdermal yang
Avner juga melanggar filsafat moral avner juga melanggar filsafat manusia karena
Avner menolak hakikatnya sebagai manusia ketika avner memodifikasi dirinya hingga
menyerupai harimau dan semua halnya itu dia lakukan dengan penuh kesadaran tapi tidak
membawa dampak apapun bagi orang lain. Hal yang dilakukan avner menodai dirinya sebagai
manusia karena manusia yang merupakan ciptaan tuhan yang tertinggi dianuegrahi berbagai
kemampuan namun dari pada menggunakan kemampuan itu unuk kebaikan avner malah
menggunakan kemampuan itu untuk merubah dirinya menjadi makhluk yang lebih mirip
Selain itu Avner juga melanggar filsafat agama yang menenkankan kepada manusia
sebagai citra allah dan avner melanggar hal itu karena sebagai citra allah kita seharusnya
menerima tubuh kita penuh syukur bukan merubah tubuh kita menyerupai makhluk ciptaan
allah yang lain. Yang kedua dari tindakan avner kita juga dapat melihat bahwa avner yang
menganggap bahwa harimau adalah pelindungnya tidak menganggap allah sebagai pelindung
padahal dalam filsafat agama mengajarkan kita untuk beriman kepada tuhan sehingga pada
8
kasus dennis avner, avner tidak beriman kepada tuhan karena lebih memilih untuk percaya
Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat kita simpulkan dengan berpikir kritis dan filsafat yang
digabungkan kita dapat benar benar mengkaji dan mencari solusi dari masalah yang kita miliki
dikehidupan sehari-hari. Berpikir kritis yang membuat kita berpikir tajam diimbangi dengan
filsafat yang membuat kita melihat masalah secara menyeluruh. Dari hal tersebut kita bisa
terapkan pada kasus dennis avner yang mengharuskan kita mengkaji lebih dalam mengenai
jenis jenis filsafat. Kesimpulan pada kasus dennis avner, bahwa kasus dennis avner melanggar
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dilakukan oleh avner memang tidak
dapat diterima secara logis baik dari filsafat moral, manusia dan agama namun ini kembali lagi
kepada keputusan dennis avner sendiri karena terdapat kehendak bebas seseorang yang tidak
melarang dia untuk melakukan segala sesuatu selama tidak menggangu orang lain. Serta dennis
avner tentu memiliki alasan logis yang mendorong dia untuk melakukan hal seperti ini. Hal
yang mungkin mendorong avner untuk melakukan hal ini adalah rasa cinta atau sukanya kepada
tato serta rasa iman yang tidak kuat yang mebuatnya menganggap harimau sebagai pelindung
bukan Tuhan.
9
Daftar Pustaka
Kanisius;2013:h.42
10