Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Definisi
Analisis sperma adalah pemeriksaan terhadap spermatozoa di dalam semen dari
seorang laki-laki. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah semennya
normal atau tidak serta mengetahui jika ada kelainan pada spermatozoa.
2. Cara Memperoleh Sperma
i. Masturbasi
ii. Koitus interuptus = senggama terputus
iii. Koitus kondomatosus = senggana dengan menggunanakan kondom
iv. Vibrator
v. Refluks pasca senggama
Tidak dianjurkan karena perlu cairan fisiologis untuk membilas dan tercampur sekret
vagina.
3. Pemeriksaan
3.1.Pemeriksaan Makroskopis
- Pemeriksaan awal melalui pengamatan fisik sampel
- Pengamatan dilakukan pada suhu kamar, dimana dinilai warna, bau, koagulasi dan
likuefaksi, volume, konsistensi dan pH
A. Warna Sperma
Warna sperma yang “normal” (mengandung spermatozoa) adalah putih keabuan/
putih mutiara
Pada keadaan Azoospermia atau ekstrim olipozoospermia akan berwarna putih
jernih
B. Bau Sperma
Khas, seperti klor
Bau – bau lain seperti amis, busuk dapat dicurigai adanya lokosit (infeksi) atau
sebab – sebab lain (parasit)
C. Koagulasi dan Likuefaksi
Setelah dikeluarkan, semen akan mengalami proses koagulasi (terbentuknya
koagulum yang disebabkan oleh protein – protein yang dihasilkan oleh kelenjar
vesika seminalis (sperminin)
Selanjutnya akan mengalami pencairan (likuefaksi), menjadi homogen dalam
waktu 60 menit
D. Volume
Data diukur dengan gelas ukura atau dengan pipet khusus
E. Konsistensi
Pengukuran konsistensi dikerjakan dengan menekan keluar sampel lewat Jarum
21G
Observasi bentuk yang keluar, berupa tetesan, atau benang yang keluar dari ujung
jarum
Cara 1:
a. Semen dihisap sampai tanda 0,1 ml, ujung B ditutup dengan jari telunjuk,
dipegang tegak lurus.
b. Tangan kiri memegang stopwatch. Bersamaan dengan dibukanya tutup ujung
jari, stopwatch ditekan.
c. Hitung waktu jatuhnya tetesan pertama, normal 2 detik
Cara 2 :
F. pH sperma
Teteskan 1 tetes semen keatas kertas pH ( 6,4 – 8,0).
Setelah 30 detik bandingkan dengan warna standar
pH harus diperiksa dalam waktu 1 jam setelah semen dikeluarkan
Nilai normal : >7.2 (WHO 92;7.2 -8.0) (WHO 87 :7.2 -7-8)
3.2.Pemeriksaan Mikroskopis
- Pemeriksaan mikroskopis semen dilakukan dengan preparat basah dan preparat hapus.
- Pada pemeriksaan preparat basah, penilaian meliputi : motilitas spermatozoa,
perkiraan konsentrasi (memperkirakan jumlah spermatozoa per lapang pandang
besar (400 x), Hipoosmotic Swelling Test (HOST), morfologi, viabilitas
spermatozoa, autoaglutinasi dan kecepatan sperma.
A. Motilitas Spermatozoa
1. Persiapan
a. Satu tetes semen (10 – 15 L) diteteskan dengan mikropipet atau melalui jarum
21G pada kaca objek dan ditutup dengan kaca penutup ukuran 22 c22 mm
b. Preparat diperiksadibawah mikroskop pada pembesaran 400 x
2. Penilaian
Pemeriksaan perlu dilakukan pada beberapa lapang pandang ( 4 -6 LPB). Pergerakan
spermatozoa dapat diklasifikasikan dalam 4 golongan : a, b, c dan d
a : gerak spermatozoa maju kedepan, cepat dan lurus .................................%
b : gerak spermatozoa maju, lambat atau berkelok ........................................%
c : tidak ada gerak maju kedepan, bergetar ditempat, gerak melingkar..........%
d : tidak bergerak sama sekali.........................................................................%
B. Konsentrasi Spermatozoa
Dihitung dengan hemasitometer dan menggunakan larutan George yang
mengandung formalin 40% agar spermatozoa tidak bergerak.
Jumlah spermatozoa dihitung perml ejakulat & pervolume ejakulat.
Tujuan: untuk mengetahui spermatozoa mati / tidak walaupun spermatozoa tidak
bergerak.
• 4 golongan fertilitas :
Polyzoospermia = > 250 juta/ml
Normozoospermia = 20 – 200 jt/ml
Oligozoospermia = < 20 juta /ml
Azoospermia = 0 / ml
C. Morfologi Spermatozoa
Tujuan : untuk melihat bentuk spermatozoa yg normal / abnormal. Dihitung
jumlah spermatozoanya yang bentuknya normal maupun yg tidak normal.
Gambar 1 : Bentuk – bentuk spermatozoa