Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Permasalahan
Energi listrik menjadi bagian penting dari kehidupan manusia modern,
kebutuhan akan energi lisrik meningkat seiring dengan kemajuan peradaban
manusia. Energi listrik yang ada saat ini mayoritas dihasilkan dari sumber bahan
bakar fosil yang digunakan dalam pembangkit listrik konvensional, sedangkan
bahan bakar fosil sendiri sifatnya terbatas. Mengembangkan sumber energi
alternatif dengan efisiensi tinggi dan emisi rendah telah menjadi permasalahan
penting di tengah kekhawatiran tentang defisit bahan bakar fosil, tingginya
harga minyak, pemanasan global, serta kerusakan lingkungan dan ekosistem.
Kelimpahan dan keberlanjutan energi matahari adalah faktor penting yang
menjadi keunggulan PV (photovoltaic) di antara berbagai jenis sumber energi
terbarukan [6]. Namun tegangan keluaran PV berupa tegangan DC rendah,
sehingga diperlukan devais penaik tegangan.
Salah satu devais yang dapat digunakan adalah konverter DC-DC jenis step-
up atau boost. Dengan konverter ini tegangan keluaran PV dapat dinaikan
menjadi beberapa kali lebih tinggi. Namun karena rendahnya tegangan yang
dihasilkan PV, maka dibutuhkan konverter dengan rasio penaik tegangan yang
tinggi, nilai rasio ini dapat diperoleh dengan mengatur duty cycle dari konverter
ke nilai sebesar mungkin.
Kenyatannya nilai duty cycle pada konverter tidak bisa dibuat ekstrim,
dikarenakan keterbatasan devais semikonduktor. Salah satu solusi yang dapat
digunakan adalah penggunaan konverter boost yang dirangkai secara kaskade
yakni menyusun dua atau lebih konverter disusun secara seri [2]. Penggunaan
rangkaian kaskade akan membuat nilai rasio konvererter menjadi lebih besar
karena rasio total adalah perkalian masing-masing konverter.
Penggunaan konverter kaskade masih memiliki kekurangan dalam rugi-rugi
penyaklaran, salah satu usaha mengatasi hal ini adalah dengan topologi

1
multifasa, topologi multifasa membuat konverter memiliki stress pada saklar
semikonduktor yang lebih rendah [5]. Penggunaan topologi multifasa
membutuhkan lebih banyak komponen induktor dan saklar semikonduktor yang
dapat meningkatkan nilai rugi-rugi konduksi, sehingga pada penelitian ini akan
dibahas mengenai konverter boost kaskade multifasa yang disederhanakan,
konverter ini akan menggunakan jumlah komponen yang lebih sedikit dari
konverter kaskade multifasa biasa. Sehingga diharapkan nilai rugi-rugi yang
terjadi berkurang dan nilai efisiensi menjadi lebih baik.

1.2 Studi Literatur


Pemanfaatan konverter DC-DC memiliki peran yang semakin penting dalam
berbagai macam aplikasi di industri seperti UPS, sistem PV, motor drives, dan
beberapa peralatan kedokteran. Konverter yang umum digunakan adalah jenis
konverter boost konvensional, konverter jenis ini memiliki stress tegangan pada
saklar yang setara dengan besar penguatan pada konverter, sehingga untuk
menghasilkan rasio penguatan yang tinggi diperlukan saklar dengan rating
tegangan tinggi dan resistansi yang tinggi, kondisi ini meningkatkan rugi-rugi
konduksi. Ditambah lagi nilai duty cycle yang terlalu ekstrim juga dapat
meningkatkan rugi-rugi konduksi pada komponen, sehingga umumnya
konverter boost konvensional tidak diizinkan untuk beroperasi pada nilai
penguatan yang terlalu tinggi (Vo ≥ 8Vin) untuk menjaga nilai efisiensi [1].
Pada aplikasi energi terbarukan, khususnya PV, keberadaan konverter jenis
boost dengan penguatan tinggi menjadi hal yang esensial, hal ini dikarenakan
keluaran tegangan dari PV yang cenderung rendah. Disisi lain efisiensi dari
konverter juga sangat penting untuk menjaga performa sistem dan menurunkan
biaya total yang dikeluarkan. Salah satu alternatif pengganti konverter boost
konvensional adalah konverter DC-DC yang terisolasi, sayangnya jenis
konverter ini menimbulkan strees tegangan yang tinggi pada saklar dan isu
interferensi elektromagnet, sehingga penggunaan konverter boost kaskade
menjadi opsi yang yang lebih baik ketika isolasi galvanis tidak diperlukan [2].
Penggunaan konverter DC-DC tanpa isolasi juga lebih menarik karena
memungkinkan untuk mereduksi ukuran, berat, dan volume serta memiliki

2
efisiensi yang lebih baik ketimbang penggunaan transformator frekuensi tinggi
pada konverter DC-DC yang terisolasi [3].
Selain penguatan yang tinggi, karakteristik lain yang diperlukan dari
konverter DC-DC tanpa isolasi pada banyak aplikasi adalah riak arus yang
rendah. Menurunkan riak arus dapat mengurangi stress pada kapasitor sehingga
menurunkan rugi-rugi daya yang terjadi, sedangkan kaitanya dengan aplikasi
PV, adanya riak arus membuat PV tidak bisa mencapai titik operasi yang
menghasilkan daya maksimum atau disebut maximum power point (MPP) [4].
Konverter boost multifasa adalah salah satu jenis konverter yang dapat
mengurangi nilai arus riak baik pada sisi input ataupun output, selain itu
topologi ini memungkinkan untuk menurunkan nilai stess pada saklar
semikonduktor [5].

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini memiliki tujuan sebagai
berikut :
1. Mengetahui nilai penguatan maksimum dari konverter boost kaskade
multifasa.
2. Mengetahui nilai efisiensi dari konverter boost kaskade multifasa.

3. Mendapatkan verifikasi riak arus konverter boost kaskade multifasa.

1.4 Pembatasan Masalah


Batasan masalah pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Konverter boost kaskade multifasa beroperasi pada mode konduksi
kontinyu (CCM).
2. Metode pengendalian penyakralan, menggunakan metode kendali
lingkar terbuka.
1.5 Kontribusi Penelitian
Penelitian Tugas Akhir ini dapat memberikan kontribusi sebagai berikut :
1. Penelitian ini dapat digunakan untuk membandingkan keandalan jenis
konverter boost kaskade yang telah disederhanakan dengan topologi
konverter boost yang lain.

3
2. Penelitian ini dapat membantu pengembangan konverter kaskade DC-
DC yang memiliki rasio penguatan tinggi sekaligus efisiensi yang tinggi.

1.6 Rangkuman Teori Dasar

1.6.1 Konverter DC-DC Boost Konvensional


Konverter DC-DC boost adalah konverter yang menghasilkan tegangan
keluaran yang lebih tinggi dibandingkan tegangan masukan[7]. Konverter boost
terdiri dari tegangan masukan Vs, induktor L, saklar terkendali S, dioda D,
kapasitor tapis C, dan beban R. Rangkaian konverter boost dapat dilihat pada
Gambar 1.1. Dengan asumsi input konstan, saklar ideal, dan beban murni resistif,
bentuk gelombang ketika beroperasi pada kondisi kontinyu ditunjukkan oleh
Gambar 1.2. Ketika saklar S dalam kondisi nyala, maka dioda D mati dan arus
masukan pada konverter boost naik secara linear. Saat saklar S dalam kondisi
mati, maka energi yang sudah tersimpan pada induktor dilepaskan ke tapis
kapasitor dan beban melalui dioda D yang beroperasi pada kondisi nyala.

Gambar 1.1 Rangkaian konverter boost konvensional [7].

4
vL

Ed

Ed -Vo

iL

DTs Ts 2Ts

Gambar 1.2 Bentuk gelombang tegangan induktor vL dan arus induktor iL [7].

Tegangan keluaran Vo diatur dengan memvariasikan nilai duty cycle (ton/TS)


dari saklar terkendali, dimana ton adalah durasi saklar S dalam kondisi nyala dan
TS merupakan durasi penyaklaran. Rasio tegangan keluaran ideal dari konverter
boost dinyatakan sebagai berikut:

𝑉𝑜 1
= 1−𝐷 (1.1)
𝑉𝑠

dimana

Vs = tegangan masukan (volt)

Vo = tegangan keluaran (volt)

D = duty cycle

Adanya induktor menyebabkan arus pada sisi masukan naik dan turun secara
linear dengan menganggap tegangan masukan murni searah. Arus yang melalui
induktor naik saat saklar nyala dan turun saat saklar mati. Hal tersebut
menyebabkan adanya riak arus masukan. Riak arus masukan dapat dilihat pada
Gambar (1.3) dan dinyatakan dengan ΔIL. Riak arus masukan ΔIL dapat dihitung

5
menggunakan (1.2)[8]. Perhitungan tersebut diperoleh dengan menggunakan
asumsi bahwa komponen-komponen yang terdapat pada rangkaian dalam
keadaan ideal.

𝑉𝑜 𝑇
∆𝐼𝐿 = 𝐷(1 − 𝐷) (1.2)
𝐿

iL

ΔIL

DTs Ts (1+D)Ts 2Ts

Gambar 1.3 Riak arus di induktor pada konverter boost konvensional [7].

1.6.2 Konverter DC-DC Boost Multifasa (Interleaved Boost Converter)


Konverter DC-DC Boost multifasa atau interleaved boost converter
merupakan konverter boost yang diselingi oleh N-fasa. Konverter Boost
multifasa ditunjukkan oleh Gambar 1.4. Menyelingi sejumlah fasa pada
konverter boost merupakan strategi memasang sejumlah unit penyaklaran
dengan frekuensi penyaklaran yang sama tetapi berbeda fasa. Beda fasa
penyaklaran antara saklar ditentukan oleh banyaknya jumlah fasa dan
dinyatakan oleh (1.3) dimana N adalah jumlah fasa.

360°
𝜑= (1.3)
𝑁

6
Gambar 1.4 Rangkaian konverter boost multifasa [6].

1.6.3 Rugi-Rugi Daya pada Konverter DC-DC


Rugi-rugi daya secara umum dapat dikategorikan menjadi dua, yakni rugi-
rugi konduksi dan rugi-rugi penyaklaran[9]-[10].

1.6.3.1 Rugi-Rugi Konduksi

Rugi-rugi konduksi dapat dihitung dengan memasukkan data karakteristik


arus-tegangan pada datasheet. Pada penelitian ini, jenis saklar yang digunakan
adalah MOSFET. Tegangan jatuh yang terjadi pada MOSFET selama konduksi
dinyatakan pada (1.4).

𝑢𝐷𝑆 (𝑖𝑑 ) = 𝑅𝐷𝑆𝑜𝑛 (𝑖𝐷 ). 𝑖𝐷 (1.4)


Nilai RDSon didapatkan dengan membaca gradient dari karakteristik arus-
tegangan pada datasheet MOSFET yang digunakan. Oleh karena itu, rugi-rugi
konduksi sesaat pada MOSFET dapat dinyatakan dengan (1.5).

𝑃𝐶𝑀 (𝑡) = 𝑢𝐷𝑆 (𝑡). 𝑖𝐷 (𝑡) = 𝑅𝐷𝑆𝑜𝑛 . 𝑖𝐷 2 (𝑡) (1.5)

Integrasi dari rugi-rugi konduksi sesaat di atas pada jangka waktu satu
periode penyaklaran akan menghasilkan persamaan rugi-rugi konduksi rata-rata
sebagai berikut:

1 𝑇𝑆𝑊
𝑃𝐶𝑀 (𝑡) = 𝑇 ∫0 𝑃𝐶𝑀 (𝑡)𝑑𝑡 = 𝑅𝐷𝑆𝑜𝑛 . 𝐼𝐷𝑟𝑚𝑠 2 (1.6)
𝑆𝑊

7
Dengan IDrms adalah nilai efektif dari arus pada saklar saat konduksi.
Sedangkan rugi-rugi konduksi dari dioda pada rangkaian konverter dapat
diperkirakan melalui hubungan seri antara sumber tegangan DC yang
melambangkan tegangan on-state zero-current (UDon) dengan sebuah resistor
yang melambangkan resistansi dioda on-state (RD). UD merupakan tegangan
maju pada dioda dan IF merupakan arus yang mengalir melalui dioda. Hubungan
antara parameter tersebut dijelaskan pada (1.7).

U𝑈𝐷 (𝑖𝐷 ) = 𝑈𝐷0 + 𝑅𝐷 . 𝑖𝐹 (1.7)

Parameter-parameter tersebut dapat dibaca pada datasheet dioda yang


digunakan. Dari persamaan di atas, maka rugi-rugi konduksi sesaat pada dioda
didefinisikan dengan (1.8).

𝑃𝐶𝐷 (𝑡) = 𝑈𝐷 (𝑡). 𝑖𝐹 (𝑡) = 𝑈𝐷0 . 𝑖𝐹 (𝑡) + 𝑅𝐷 . 𝑖𝐹 2 (𝑡) (1.8)

Jika arus rata-rata pada dioda adalah IFAV dan nilai efektifnya adalah IFrms,
maka nilai rata-rata dari rugi-rugi konduksi pada dioda dalam satu periode
penyaklaran diekspresikan dengan (1.9).

1 𝑇𝑆𝑊
𝑃𝐶𝐷 (𝑡) = 𝑇 ∫0 (𝑈𝐷0 . 𝑖𝐹 (𝑡) + 𝑅𝐷 . 𝑖𝐹 2 (𝑡))𝑑𝑡 = 𝑈𝐷0 . 𝑖𝐹𝑎𝑣 + 𝑅𝐷 . 𝑖𝐹𝑟𝑚𝑠 2 (1.9)
𝑆𝑊

1.6.3.2 Rugi-Rugi Penyaklaran

Pada rugi-rugi penyaklaran, menyatakan bahwa rugi-rugi penyaklaran pada


suatu konverter bergantung pada parameter rise time dan turn-off crossover time
serta reverse recovery time dan charge dioda, dan dimodelkan menjadi suatu
persamaan yang terdiri dari komponen konstan dan komponen yang bergantung
terhadap arus [10]. Keempatnya dapat direpresentasikan dalam persamaan-
persamaan berikut:

𝑡𝑟 = 𝑇𝑟 + 𝐶𝑡𝑟 𝐼𝑐 (1.10)

𝑡𝑐𝑓 = 𝑇𝑐𝑓 + 𝐶𝑐𝑓 𝐼𝑐 (1.11)

𝑡𝑟𝑟 = 𝑇𝑟𝑟 + 𝐶𝑟𝑟 𝐼𝑐 (1.12)

8
𝑞𝑟𝑟 = 𝑄𝑟𝑟 + 𝐶𝑞𝑟 𝐼𝑐 (1.13)

Dalam satu periode penyaklaran, rugi-rugi penyaklaran terjadi sebanyak dua


kali yang terjadi saat saklar menyala dan saklar dimatikan. Sehingga persamaan
rugi-ruginya dinyatakan menjadi:

1
𝑝𝑠𝑤 = 𝑝𝑠𝑤,𝑜𝑛 + 𝑝𝑠𝑤,𝑜𝑓𝑓 = 𝐸𝑑 𝑓𝑠 (𝐶0 + 𝐶1 𝐼𝑠𝑤 + 𝐶2 𝐼𝑠𝑤 2 ) (1.14)
2

Co = 2Qrr (1.15)

C1 = Tr + Tcf + 2Trr + 2Cqr (1.16)

C2 = Ctr + Ccf + 2Crr (1.17)

dimana

fs = frekuensi penyaklaran,

Ed = supply voltage,

Isw = arus yang mengalir pada saklar,

tr = rise time saklar,

trr = reverse recovery time dioda,

qrr = muatan reverse recovery dioda,

tcf = turn-off recovery time saklar;

Namun, dengan tujuan penyederhaan, parameter dinamis yang bergantung


pada besarnya arus yang mengalir diabaikan karena besarannya yang tidak
signifikan. Selain itu, konstanta pada perhitungan rugi-rugi ini didominasi oleh
C0 dan C1, sehingga nilai C2 dapat diabaikan. Persamaan rugi-rugi penyaklaran
yang disederhanakan dapat dilihat pada

1
𝑝𝑠𝑤 ≈ 𝐸𝑑 𝑓𝑠 (𝐶0 + 𝐶1 𝐼𝑠𝑤 ) (1.18)
2

Co = 2Qrr (1.19)

C1 ≈ tr + 2trr (1.20)

9
DAFTAR PUSTAKA

[1] X. Hu and C. Gong, “A High Voltage Gain DC–DC Converter Integrating


Coupled-Inductor and Diode–Capacitor Techniques”. IEEE Transactions
On Power Electronics, Vol. 29, No. 2, February 2014

[2] M.L. Nejad, B. Poorali, E. Adib, and A.A.M Birjandi, “New cascade boost
converter with reduced losses,” IET Power Electronics, 2015.

[3] G.C. Silveira, F.L. Tofoli, L.D.S. Bezerra, and R. P. Torrico-Bascope,


“Analysis And Small-Signal Modeling Of A Nonisolated High Voltage
Step-Up Dc-Dc Boost Converter,” 2015 IEEE 13th Brazilian Power
Electronics Conference and 1st Southern Power Electronics Conference,
2015.

[4] A. E. Khateb, N. A. Rahim, J. Selvaraj, and B. W. Williams, “The Effect of


Input Current Ripple on The Photovoltaic Panel Efficiency”, 2013 IEEE
Conference on Clean Energy and Technology (CEAT), 2013.

[5] Vishwas K, Suryanaraya K, N.M. Renukappa, and L.V. Prabhu, “Modeling


of Multiphase Boost Converter for Solar Battery Charging System”, 2014
IEEE Students’ Conference on Electrical, Electronics and Computer
Science, 2014.

[6] P.K. Sahu, A. Mohanty, B.P. Ganthia, and A.P. Panda, “A Multiphase
Interleaved Boost Converter for Grid-connected PV System,” 2016
International Conference on Microelectronics, Computing and
Communications (MicroCom), 2016

[7] M. H. Rashid, Power Electronics Handbook: Devices, Circuits, and


Applications, 3rd ed. New York: Elsevier, 2011.

[8] P. Lee, Y. Lee, D. K. W. Cheng, and X. Liu, “Steady-State Analysis of an


Interleaved Boost Converter with Coupled Inductors”, IEEE Trans. on
Industrial Electronics, vol. 47, no. 4, pp. 787-795, Aug. 2000.

10
[9] R. C. Wong, H. A. Owen Jr., and T. G. Wilson, “Parametric Study of
Minimum Converter Loss in an Energy-Storage DC-to-DC Converter”,
IEEE Power Electronics Specialists Conference, June 1982.

[10] A. Purwadi, K. A. Nugroho, F. Sasongko, K. F. Sutrisna, and P. A. Dahono,


“Performance Evaluation and Control Technique of Large Ratio DC-DC
Converter,” International Conference on Electrical Engineering and
Informatics, Malaysia, 2009.

11

Anda mungkin juga menyukai