Anda di halaman 1dari 3

Etika professional setiap profesi sangat dibutuhkan hal itu dikarenakan suatu profesi tersebut

membutuhkan kepercayaan dari masyarakat terhadap mutu jasa yang diserahkan oleh profesi
tersebut terlepas dari anggota yang menyerahkan jasa tersebut. Setiap profesi yang
menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan masyarakat yang
dilayaninya. Hal itu dikarenakan masyarakat akan sangat menghargai profesi yang
menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pelayananya kepada masyarakat.

2.1 Definisi etika

Secara garis besar etika dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral yang
dimiliki oleh setiap orang. Dalam hal ini kebutuhan etika dalam masyarakat sangat mendesak
sehingga sangatlah lazim untuk memasukkan nilai-nilai etika ini ke dalam undang-undang
atau peraturan yang berlaku di negara kita. Banyaknya nilai etika yang ada tidak dapat
dijadikan undang-undang atau peraturan karena sifat nilai-nilai etika sangat tergantung pada
pertimbangan seseorang.

2.2 Definisi Auditing

Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang


informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi untuk menentukan dan
melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria – kriteria yang dimaksud
yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen.

2.3 Definisi Etika dalam Auditing

Etika dalam Auditing adalah suatu prinsip untuk melakukan proses pengumpulan dan
pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas
ekonomi untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan
kriteria – kriteria yang dimaksud yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan
independen.

Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari delapan prinsip. Prinsip-prinsip tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Pertama - Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai professional setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan professional dalam semua kegiatan yang dilakukanya.
2. Prinsip Kedua – Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik,
menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
3. Prinsip Ketiga – Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas
merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi
anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya. integritas dirinya. Integritas
mengharuskan anggota untuk menaati baik bentuk maupun jiwa standar teknis dan etika.
4. Prinsip Keempat – Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan
kewajiban profesionalnya.
5. Prinsip Kelima - Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya tkngan kehati-hatian, kompetensi dan
ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan
profesional pada tingkat yang diperlu
6. Prinsip Keenam – Kerahasiaan
Setiap anggota harus, menghormati leerahasiaan informas iyang diperoleh selama melakukan jasa
profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan,
kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya
7. Prinsip Ketujuh - Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8. Prinsip Kedelapan - Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar
proesional yang relevan..

Tanggung jawab

● Tanggung jawab seorang akuntan tidak hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
klien, individual atau pemberi kerja saja. Dalam melaksanakan tugasnya seorang akuntan
harus mengikuti standar profesi yang dititikberatkan pada kepentingan public.

● Lebih jauh Soedarjono dalam Sarsiti (2003) mengungkapkan bahwa auditor memiliki
beberapa tanggung jawab yaitu pertama, tanggung jawab terhadap opini yang
diberikan. Tanggung jawab ini hanya sebatas opini yang diberikan, sedangkan laporan
keuangan merupakan tanggung jawab manajemen..
● Kedua adalah tanggung jawab terhadap profesi. Tanggung jawab ini mengenai
mematuhi standar/ketentuan yang telah disepakati IAI, termasuk mematuhi prinsip
akuntansi yang berlaku.
● Ketiga adalah tanggung jawab terhadap klien. Auditor berkewajiban melaksanakan
pekerjaan dengan seksama dan menggunakan kemahiran profesionalnya, jika tidak dia
akan dianggap lalai dan bisa dikenakan sanksi.
● Keempat adalah tanggung jawab untuk mengungkapkan kecurangan. Bila ada
kecurangan yang begitu besar tidak ditemukan, sehingga menyesatkan, akuntan
publik harus bertanggung jawab.
Kelima adalah tanngung jawab terhadap pihak ketiga, seperti investor, pemberi
kredit dan sebagainya. Contoh dari tanggung jawab ini adalah tanggung jawab atas
kelalaiannya yang bisa menimbulkan kerugian yang cukup besar, seperti pendapat
yang tidak didasari dengan dasar yang cukup.
● Dan yang keenam adalah tanggung jawab terhadap pihak ketiga atas kecurangan
yang tidak ditemukan. Dengan melihat lebih jauh penyebabnya, jika kecurangan
karena prosedur auditnya tidak cukup, maka auditor harus bertanggung jawab.

Nama kelompok : 1. Akhya Sinatriya Jaya

2. Asyuli Maryati

2. Homy Puspita Rini

3. Imam Ghozali

Anda mungkin juga menyukai