Anda di halaman 1dari 249

Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

MODUL
PEMAHAMAN DASAR STRATEGI PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
(SPPIP) DAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 1


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Dalam rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP, MODUL


PEMAHAMAN DASAR SPPIP DAN RPKPP merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP). dan MODUL PROSES DAN PROSEDUR
PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
PRIORITAS (RPKPP).

 MODUL PEMAHAMAN DASAR SPPIP DAN RPKPP, yang akan menjadi


acuan dalam tahap persiapan peaksanaan kegiatan dan persiapan
penyusunan SPPIP dan RPKPP;

 MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN


PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRSTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP), yang akan menjadi acuan dalam
proses penyusunan SPPIP; dan

 MODUL PROSES DAN PROSEDUR RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN


PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP), yang akan menjadi acuan dalam
proses penyusunan RPKPP.
Penggunaan tiap modul dalam kerangka proses penyusunan SPPIP dan RPKPP
dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

PERSIAPAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN


KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP
SPPIP DAN RPKPP

PERSIAPAN PELAKSANAAN PERSIAPAN PENYUSUNAN PENYUSUNAN PENYUSUNAN


KEGIATAN SPPIP DAN RPKPP SPPIP RPKPP

` `
MODUL MODUL MODUL
Pemahaman Dasar Proses dan Prosedur Proses dan Prosedur
SPPIP dan RPKPP Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan
Penyusunan Strategi Penyusunan Rencana
Pembangunan Permukiman dan Pembangunan Kawasan
Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Permukiman Prioritas (RPKPP)

Gambar 1 Kedudukan Modul Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP Dalam


Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPPIP dan RPKPP

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 2


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
MODUL PEMAHAMAN
STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERKOTAAN (SPPIP) DAN

A
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN


PADA LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN

A LATAR BELAKANG DAN KARAKTERISTIK


SPPIP DAN RPKPP

Bagian A Modul pemahaman dasar ini terdiri dari empat sub- modul yakni:

A.1 Latar Belakang Kebutuhan SPPIP dan RPKPP

A.2 Pengertian, Fungsi dan Karakteristik SPPIP dan RPKPP

A.3 Pendekatan Dalam Penyusunan SPPIP dan RPKPP

A.4 Kedudukan SPPIP dan RPKPP dalam Kerangka Pembangunan Kota

A.5 Pemangku Kepentingan Dalam SPPIP dan RPKPP

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 3


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

Bagian A.1 :
Latar Belakang Kebutuhan SPPIP dan RPKPP

Apa Persoalan yang Dihadapi Pemerintah dan Pemerintah Daerah Dalam


Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan di
Indonesia?

Sebagian besar pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman


perkotaan pada saat ini kurang atau belum mengantisipasi dan mengakomodir
perkembangan kawasan perkotaan. Hal ini akan menimbulkan beberapa implikasi
permasalahan antara lain: (a) tidak meratanya penyediaan infrastruktur
permukiman perkotaan, dan (b) tidak tersedianya lingkungan permukiman yang
layak, (c) tidak terkendalinya pembangunan permukiman pada daerah-daerah
non-permukiman, dan (d) terjadinya permukiman kumuh.

Hal-hal Apa Saja yang Dibutuhkan Untuk Menyelesaikan Persoalan


Pembangunan Permukiman? Melalui Apa Penyelesaiannya?

Permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman


perkotaan serta pembangunan kabupaten/kota secara keseluruhan ditangani dan
diantisipasi melalui 2 (dua) bentuk perencanaan, yaitu: (1) perencanaan
pembangunan yang memberikan arahan pencapaian tujuan pembangunan
sektoral dan (2) penyelenggaraan penataan ruang yang memberikan arah
pembangunan keruangan. Kedua bentuk perencanaan tersebut diwadahi dalam 2
(dua) dokumen, yaitu: (1) dokumen rencana pembangunan (Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)/Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM)) dan (2) dokumen rencana tata ruang (Rencana Umum Tata
Ruang dan Rencana Detail Tata Ruang). Dalam upaya untuk menangani
permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan, beserta permasalahan pembangunan kabupaten/kota secara
keseluruhan, kedua produk perencanaan ini perlu saling disinergikan dan
dipadukan satu sama lain.

Mempertimbangkan permasalahan yang muncul tersebut, maka suatu


kabupaten/kota sudah selayaknya memiliki strategi pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan yang sinergi dengan arah
pengembangan kabupaten/kota, serta dapat menjadi acuan yang jelas bagi

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 4


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

penerapan program-program pembangunan permukiman dan infrastruktur


permukiman perkotaan. Terkait dengan persoalan tersebut, suatu kabupaten/kota
perlu memiliki strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan, yang dikenal sebagai Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). Adapun SPPIP ini dijabarkan
dalam suatu rencana operasional berupa Rencana Pembangunan Kawasan
Permukiman Prioritas (RPKPP) dimana keduanya disusun dengan tetap mengacu
pada strategi pengembangan kabupaten/kota yang telah ada.

Bagaimana SPPIP dan RPKPP Dapat Menjawab Kebutuhan Penyelesaian


Persoalan Pembangunan Permukiman?

Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan,


SPPIP dan RPKPP menjadi suatu yang penting dan dapat menjadi langkah awal
dalam mendukung terjadinya integrasi antara perencanaan pembangunan dan
penataan ruang. SPPIP dan RPKPP ini pada dasarnya bukan merupakan inisiatif
untuk menyusun suatu kebijakan baru. SPPIP dan RPKPP merupakan instrumen
baru untuk melakukan sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan dan strategi
pembangunan. SPPIP merupakan kebijakan makro yang bersifat strategis yang
diarahkan untuk menjadi acuan kebijakan bagi pengembangan di bidang
permukiman dan infrastruktur perkotaan, sedangkan RPKPP merupakan
penjabaran SPPIP ke dalam rencana aksi yang operasional dan mendapat
legitimasi dari pemangku kepentingan. Dalam lingkup pengembangan kota,
SPPIP dan RPKPP ini merupakan instrumen kebijakan yang menjadi salah satu
acuan penyelenggaraan pembangunan di bidang permukiman dan infrastruktur
perkotaan di tingkat kabupaten/kota dan menjadi rujukan bagi semua pihak.

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 5


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

Bagian A.2 :
Pengertian, Fungsi, dan Karakteristik SPPIP dan RPKPP

Apa itu SPPIP dan RPKPP?

SPPIP merupakan suatu strategi yang menjadi acuan bagi pembangunan


permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang penyusunannya
mengacu dan terintegrasi dengan arahan pengembangan kabupaten/kota secara
komprehensif. SPPIP ini merupakan alat utama bagi pemerintah daerah untuk
mengarahkan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan. Selain itu, SPPIP juga merupakan rancangan tindakan atau aksi untuk
membangun permukiman dan infrastruktur pendukungnya sebagai komponen inti
pembentuk kawasan perkotaan. Sebagai rancangan tindakan atau aksi, SPPIP ini
diterjemahkan ke dalam suatu strategi berikut program pembangunannya. SPPIP
ini disusun berdasarkan arahan kebijakan dan strategi yang terdapat di dalam
RTRW dan RPJPD.

RPKPP merupakan rencana aksi program strategis untuk penanganan


permasalahan permukiman dan pembangunan infrastruktur permukiman pada
kawasan prioritas di perkotaan. RPKPP disusun pada lingkup wilayah
perencanaan kawasan dan dengan kedalaman rencana teknis yang dituangkan
dalam peta skala 1:5.000 dan 1:1.000. RPKPP ini merupakan penjabaran dari
SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas yang ditetapkan.

Bagaimana Keterkaitan SPPIP dan RPKPP?

Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur pemrukiman perkotaan di


suatu kabupaten/kota, hubungan yang terbentuk antara SPPIP dan RPKPP adalah
sebagai berikut:

 SPPIP merupakan arahan bagi pembangunan permukiman dan infrastruktur


permukiman perkotaan pada lingkup kawasan perkotaan di dalam wilayah
administrasi kabupaten/kota;
 SPPIP memuat strategi dan arahan program pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan untuk skala kabupaten/kota dan skala kawasan
permukiman prioritas;

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 6


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

 Untuk dapat diimplementasikan, strategi dan arahan program pembangunan


permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skala kawasan
permukiman prioritas didetailkan dalam rencana aksi program penanganan
kawasan yang memuat program dan kegiatan yang terukur dari sisi volume
dan biayanya; serta
 Upaya pendetailan di dalam rencana aksi program penanganan kawasan
tersebut dituangkan ke dalam RPKPP.

Secara rinci hubungan dan perbedaan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada
Gambar 2 berikut ini.

STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN


INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
(SPPIP)

STRATEGI
ARAHAN PROGRAM
SKALA
SKALA KABUPATEN/
KABUPATEN/ RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
KOTA
KOTA
(RPKPP)
TUJUAN DAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
KEGIATAN
INFRASTRUKTUR
PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN
SUBKAWASAN 1
PERKOTAAN
STRATEGI ARAHAN PROGRAM
PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN
SKALA KAWASAN SKALA KAWASAN
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN PERMUKIMAN
KAWASAN KAWASAN SUBKAWASAN 2
PRIORITAS PRIORITAS

KEGIATAN
PEMBANGUNAN
SUBKAWASAN ....

Gambar 2 Diagram Keterkaitan SPPIP Dengan RPKPP

Apa Fungsi SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Pembangunan Permukiman


dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan?

Dalam kerangka pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, SPPIP


memiliki fungsi sebagai berikut :

 sebagai acuan bagi implementasi program pembangunan permukiman dan


infrastuktur permukiman perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan
program pembangunan lainnya;

 sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral


bidang permukiman di daerah, sehingga fasilitasi APBN dalam penyediaan
infrastruktur diprioritaskan pada daerah yang sudah memiliki Dokumen
SPPIP/RPKPP;

 sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM Cipta Karya;

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 7


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

 sebagai sarana untuk mengintegrasikan semua kebijakan dan strategi


pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang tertuang di
berbagai dokumen; dan

 sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan pembangunan


permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota.
Dalam kerangka pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, RPKPP
memiliki fungsi sebagai berikut:

 untuk mendukung operasionalisasi RPIJM Cipta Karya; dan

 sebagai masukan dalam penyusunan RPIJM Cipta Karya

Bagaimana Karakteristik SPPIP dan RPKPP?

SPPIP memiliki karakteristik sebagai berikut:

 penyusunan SPPIP lebih banyak dilakukan melalui proses sinkronisasi,


akomodasi, dan adopsi dari kebijakan dan strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ada;

 pada proses penyusunannya, SPPIP tidak hanya berorientasi pada produk,


namun juga pada proses penyusunannya. Hal ini dapat dilihat dari
pengutamaan legitimasi produk yang diukur dari rasa memiliki dan komitmen
dari seluruh pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terlibat dalam
proses penyusunan dan penerapannya;

 kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan


yang disusun tidak dipandang sebagai kebijakan dan strategi sektoral,
melainkan mempertimbangkan keterkaitannya dengan pembangunan
kawasan perkotaan secara keseluruhan; dan

 kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan


disusun dari skala kabupaten/kota sampai dengan skala kawasan. Pada
skala kawasan, penyusunannya dilakukan dengan mengacu pada kebijakan
dan strategi skala kabupaten/kota.

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 8


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

RPKPP memiliki karakteristik sebagai berikut:

 sebagai acuan bagi implementasi program pembangunan permukiman dan


infrastuktur permukiman perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan
program pembangunan lainnya;

 sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral


bidang permukiman di daerah, sehingga fasilitasi APBN dalam penyediaan
infrastruktur diprioritaskan pada daerah yang sudah memiliki Dokumen
SPPIP/RPKPP;

 sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM Cipta Karya;

 sebagai sarana untuk mengintegrasikan semua kebijakan dan strategi


pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang tertuang di
berbagai dokumen; dan

 sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan pembangunan


permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota.

Apa yang Membedakan SPPIP dan RPKPP dengan Instrumen


Pembangunan Lainnya?

Tidak seperti halnya kebijakan dan strategi pembangunan yang berorientasi pada
satu pilar pembangunan, baik itu pilar pembangunan sektoral ataupun pilar
pembangunan spasial, SPPIP dan RPKPP merupakan instrumen pembangunan
yang mengintegrasikan antara kedua pilar pembangunan yang digunakan di
Indonesia, yaitu: pilar perencanaan pembangunan dan pilar penataan ruang.
Secara struktural, SPPIP dan RPKPP bukan merupakan pilar pembangunan ketiga
karena lebih berperan sebagai instrumen untuk mengitegrasikan antara dua pilar
tersebut.

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 9


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

Bagian A.3 :
Pendekatan dalam Penyusunan SPPIP dan RPKPP

Pendekatan-pendekatan Apa Saja yang Digunakan Dalam Penyusunan


SPPIP dan RPKPP?

Proses penyusunan SPPIP dan RPKPP ini didasarkan pada tiga (3) pendekatan,
yaitu: (1) pendekatan normatif, (2) pendekatan fasilitatif dan partisipatif, serta (3)
pendekatan teknis-akademis

Bagaimana Penjelasan dari Pendekatan Penyusunan SPPIP dan RPKPP


Tersebut?

 Pendekatan Normatif adalah suatu cara pandang untuk memahami


permasalahan atau kondisi dengan berdasarkan pada norma-norma yang
ada atau pada suatu aturan yang menjelaskan bagaimana kondisi tersebut
seharusnya terjadi. Dalam pendekatan ini, perhatian pada masalah utama
serta tindakan yang semestinya dilakukan menjadi ciri utama. Kondisi atau
situasi yang terjadi tersebut dijelaskan, dilihat, dan dibandingkan
karakteristiknya dengan kondisi yang seharusnya, dimana dalam konteks
pembangunan kondisi yang seharusnya tersebut didasarkan pada produk
legal peraturan perundangan, baik untuk nasional maupun daerah.

 Pendekatan Fasilitatif dan Partisipatif digunakan dengan dasar pertimbangan


bahwa proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan yang terkait dengan pengembangan kabupaten/kota maupun
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, baik di tingkat
kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. Hal ini dimaksudkan agar hasil
penyusunan dapat dirasakan dan dimiliki oleh seluruh pemangku kepentingan
terkait di daerah.

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 10


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

 Pendekatan Teknis-Akademis merupakan pendekatan yang dilakukan


dengan menggunakan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan
secara akademis, baik itu dalam pembagian tahapan pekerjaan maupun
teknik-teknik identifikasi, analisis, penyusunan strategi maupun proses
pelaksanaan penyepakatan. Dalam pendekatan ini, proses penyusunan
SPPIP dan RPKPP menggunakan beberapa metode dan teknik studi yang
baku yang sebelumnya telah disepakati bersama oleh tim kerja, pemberi
kerja, dan tim pokjanis daerah.

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 11


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

Bagian A.4 :
Kedudukan SPPIP dan RPKPP dalam Kerangka
Pembangunan Kabupaten/Kota

Bagaimana Kedudukan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Pembangunan


Kabupaten/Kota?

Dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan,


SPPIP ini merupakan penerjemahan dan sinkronisasi dari kebijakan dan strategi
pembangunan yang terdapat di dalam dokumen perencanaan pembangunan
(RPJPD dan RPJMD) dan penataan ruang (RTRW kabupaten/kota) sebagai pilar
utama dalam pembangunan wilayah di Indonesia. Selain mengacu pada kedua
pilar utama pembangunan ini, SPPIP juga menerjemahkan kebijakan dan strategi
yang terdapat di dalam Kebijakan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD) yang
merupakan penjabaran dari Kebijakan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN).
Dalam konteks pembangunan wilayah, KSPD ini memiliki fungsi: (1) memberikan
acuan bagi pembangunan kabupaten/kota dan kawasan perkotaan, (2) mengatur
fungsi kabupaten/kota dan penataan ruang kabupaten/kota untuk pembangunan
berkelanjutan, (3) menjadi dasar dalam sinkronisasi regulasi dan kebijakan terkait
pembangunan perkotaan, serta (4) menjadi instrumen perencanaan yang menjadi
acuan kementerian/lembaga dalam pelaksanaan program dan kegiatan terkait
pembangunan perkotaan.

SPPIP yang telah dirumusukan dengan mempertimbangkan kebijakan dan


strategi yang terdapat di dalam RPJPD, RPJMD, RTRW kabupaten/kota, dan
KSPD ini akan menjabarkan kebijakan makro kabupaten/kota dalam
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. SPPIP ini
akan menjadi acuan bagi perumusan strategi sektor dan penyusunan Rencana
Induk Sistem (RIS) komponen-komponen infrastruktur pada kawasan
permukiman. Dalam konteks pembangunan bidang permukiman, strategi sektor
dan Rencana Induk Sistem (RIS) yang telah disusun secara sistematis dan
sinergis ini pada gilirannya akan menjadi masukan dalam proses penyusunan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang cipta karya. Pada
tahap selanjutnya dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah
(RPIJM) ini akan dijabarkan secara lebih rinci ke dalam dokumen RPKPP.

Dalam konstelasi strategi pembangunan sektor, RIS dan RPIJM seringkali sudah
disusun terlebih dahulu daripada SPPIP. Oleh karena itu, maka proses

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 12


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

penyusunan SPPIP akan mempertimbangkan dan mensinkronisasikan kebijakan


dan strategi yang terdapat di dalam dokumen-dokumen tersebut, sedangkan
proses penyusunan RPKPP wajib untuk mempertimbangkan program dan
kegiatan di dalam RPIJM dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Selain itu, berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, untuk menunjang pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan, setiap kabupaten/kota diharapkan memiliki Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
(RP3KP). Dari sisi lingkup substansi, RP3KP merupakan penjabaran dari rencana
kawasan permukiman yang tertuang dalam RTRW kota/kabupaten. Sebagai
rencana yang mengarahkan pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman di suatu kota/kabupaten, maka RP3KP ini juga perlu disinergikan
dengan SPPIP. Secara diagramatis, keterkaitan SPPIP dan RPKPP dengan
instrumen pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan lainnya dapat
dilihat pada Gambar 3 berikut.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA


PANJANG DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH
(RTRW) KOTA/KABUPATEN
(RPJPD)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA KEBIJAKAN DAN STRATEGI


MENENGAH DAERAH PERKOTAAN DAERAH
(RPJMD) (KSPD)

STRATEGI PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
(SPPIP)

RENCANA PEMBANGUNAN DAN


RENCANA DETAIL TATA
PENGEMBANGAN PERUMAHAN
STRATEGI SEKTOR RUANG DAN KAWASAN PERMUKIMAN
STRATEGI SISTEM STRATEGI SISTEM PENGELOLAAN (RDTR) (RP3KP)
SANITASI KOTA PERSAMPAHAN STRATEGI SEKTOR
LAINNYA
(S-SK) (S-SPP)

RENCANA INDUK SISTEM (RIS)

RENCANA INDUK RENCANA INDUK MASTERPLAN


SANITASI PERSAMPAHAN SEKTOR LAINNYA

RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASI


JANGKA MENENGAH
(RPIJM)

RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
(RPKPP)

RENCANA TATA BANGUNAN


sinkronisasi RENCANA SEKTORAL
DAN LINGKUNGAN
LAINNYA
diacu/diterjemahkan/didetailkan (RTBL)

Gambar 3 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan


Pembangunan Kabupaten/Kota

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 13


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

Bagiamana Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dengan Dokumen Kebijakan dan


Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota dari Sisi Waktu?

Dari sisi waktu, SPPIP merupakan penterjemahan arahan pengembangan dan


pembangunan kota untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
selama jangka waktu 20 tahun sebagaimana arahan dalam RTRW dan RPJPD.
Strategi untuk 5 (lima) tahun pertama didasarkan pada arahan dalam RPJMD dan
KSPD, serta akan menjadi acuan bagi penyusunan RPKPP dan RPIJM. Ilustrasi
kedudukan SPPIP dan RPKPP dalam kerangka kebijakan pembangunan kota
terdapat pada Gambar 4.

ARAHAN SPASIAL ARAHAN PEMBANGUNAN ARAHAN PERKOTAAN

RTRWN RPJPN KSPN


20 TAHUN 20 TAHUN 20 TAHUN

RTRWD RPJPD
20 TAHUN 20 TAHUN

RPJMD KSPD
5 TAHUN 5 TAHUN

SPPIP
20 TAHUN

LIMA LIMA LIMA LIMA


TAHUN I TAHUN II TAHUN III TAHUN IV

RPIJM
5 TAHUN

LIMA LIMA LIMA LIMA LIMA


TAHUN I TAHUN I TAHUN I TAHUN I TAHUN I

RPKPP
5 TAHUN

LIMA LIMA LIMA LIMA LIMA


TAHUN I TAHUN I TAHUN I TAHUN I TAHUN I

Gambar 4 Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dalam Kerangka Kebijakan


Pembangunan Kabupaten/Kota Dari Sisi Waktu

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 14


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

Bagaimana Keterkaitan SPPIP dan RPKPP Dengan RPIJM?

SPPIP ini menjadi dokumen induk dan acuan utama dalam penyusunan program-
program investasi bidang permukiman yang terdapat dalam RPIJM Cipta Karya,
sedangkan RPKPP merupakan dokumen teknis untuk mendukung
operasionalisasi RPIJM Cipta Karya. Dalam hal ini, program 5 (lima) tahunan yang
dihasilkan dalam SPPIP akan menjadi acuan dan dasar dalam penyusunan
program, indikasi kegiatan, serta alokasi pendanaannya di dalam RPIJM Cipta
Karya. Program, indikasi kegiatan, serta alokasi pendanaan di dalam RPIJM Cipta
Karya tersebut akan dirinci dalam program dan kegiatan yang terukur baik
volume, biaya, dan lokasinya di tiap kawasan prioritas RPKPP (Gambar 5).

STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN


INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
(SPPIP)
sebagai arah dan
INDIKASI kebijakan program
STRATEGI investasi bidang
PROGRAM
cipta karya

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA


MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
(RPIJM BIDANG CIPTA KARYA)

PROGRAM KEGIATAN

SKALA KOTA

SKALA KAWASAN RPKPP merupakan


acuan RPIJM pada
PROGRAM
PENANGANAN
KEGIATAN kawasan prioritas
dan rencana teknis
rinci subkawasan
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS
(RPKPP)

Gambar 5 Keterkaitan SPPIP, RPKPP, dan RPIJM

Berdasarkan keterkaitan ini, maka apabila RPIJM sudah disusun sebelum SPPIP
dan RPKPP, maka program yang tertuang dalam RPIJM, khususnya untuk tahun
pertama, akan menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan strategi dan
program di dalam SPPIP, sedangkan rumusan, volume, dan alokasi
penganggaran akan menjadi acuan utama dalam perumusan kegiatan berikut
rinciannya di dalam RPIJM. Untuk tahun kedua dan seterusnya, rumusan strategi

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 15


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

dan program SPPIP akan menjadi dasar dalam upaya review dan penyempurnaan
RPIJM (Gambar 5)

Gambar 6 Contoh Keterkaitan Substansi SPPIP, RPKPP, dan RPIJM

Apa Perbedaan SPPIP dan RPKPP Dengan RTRW, serta Bagaimana


Keterkaitan Antara Ketiganya?

Dalam kaitannya dengan RTRW, keberadaan SPPIP dan RPKPP berbeda


terutama dalam hal lingkup substansi dan lingkup wilayahnya. Secara rinci
perbedaan RTRW, SPPIP, dan RPKPP dalam kerangka pembangunan perkotaan
dapat dilihat pada Tabel 1.

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 16


Tabel 1 Rincian Perbedaan Antara SPPIP, dan RPKPP Dalam Kerangka Pembangunan Wilayah Perkotaan
Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 17


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

Walaupun berbeda, SPPIP dan RPKPP ini memiliki keterkaitan erat dengan RTRW.
SPPIP dan RPKPP ini dalam proses penyusunannya mengacu pada arah
kebijakan yang terdapat di dalam RTRW, terutamanya mengenai alokasi pola
ruang kawasan permukiman perkotaannya. Selain itu dalam penyusunan SPPIP
dan RPKPP juga mempertimbangkan beberapa substansi di dalam RTRW,
seperti:

 Kebijakan dan strategi penataan ruang kawasan permukiman perkotaan dan


infrastruktur pendukungnya, sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan
kebijakan dan strategi untuk SPPIP;
 Arah pemanfaatan ruang kawasan permukiman perkotaan dan infrastruktur
pendukungnya, sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan program
dan kegiatan untuk SPPIP dan RPKPP; dan
 Arahan pengembangan kawasan strategis, sebagai bahan pertimbangan
dalam penentuan kawasan permukiman prioritas di dalam SPPIP dan RPKPP.

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 18


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

Bagian A.5
Pemangku Kepentingan Dalam SPPIP dan RPKPP

Siapa Saja Pihak yang Terlibat Dalam Proses Penyusunan SPPIP dan
RPKPP?

Sesuai dengan fungsi dan perannya dalam mengintegtrasikan pembangunan


permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan pada berbagai tingkat maka
kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP sudah barang tentu melibatkan berbagai
pemangku kepentingan yang berada di tingkat pemerintah, pemerintah provinsi,
maupun pemerintah kabupaten/kota. Walaupun demikian, secara realistis
pembangunan kabupaten/kota, khususnya pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan tentunya akan melibatkan pemangku
kepentingan dalam konteks yang lebih luas dari kalangan pemerintah seperti
dinyatakan sebelumnya. Pemangku kepentingan dari kalangan tersebut antara
lain adalah:

 Pengembang perumahan sebagai institusi yang menangani penyediaan


perumahan berbentuk badan usaha milik privat. Dalam konsep SPPIP dan
RPKPP, pengembangan memiliki potensi sangat besar untuk dilibatkan
ataupun terlibat dalam implementasinya. Dalam konteks SPPIP dan RPKPP,
pengembangan perumahan berperan sebagai pihak yang ikut terlibat dalam
mengembangkan dan membangun hunian.
 Masyarakat / komunitas sebagai pihak yang secara kolektif memiliki gagasan,
dan rencana mengembangkan ataupun memecahkan persoalan dalam
lingkungan permukimannya. Pada sejumlah kasus tertentu, ditemui suatu
kondisi dimana masyarakat/komunitas ini juga memiliki sejumlah sumberdaya
untuk merealisasikan gagasan dan rencananya terutama yang berkaitan
dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Dalam
konteks SPPIP dan RPKPP, masyarakat / komunitas berperan sebagai pihak
yang ikut terlibat dalam mengembangkan dan membangun hunian.

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 19


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

Apa Peran Dari Tiap Pihak yang Terlibat Dalam Proses Penyusunan SPPIP
dan RPKPP?

Secara rinci peran dan bentuk keterlibatan dari masing-masing pihak yang terlibat
dalam kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP dapat dilihat pada Tabel 2 dan
Gambar 7.

Tabel 1 Peran dan Bentuk Keterlibatan Masing-Masing Pihak Dalam


Kegiatan Penyusunan SPPIP dan RPKPP

PEMANGKU
PERAN BENTUK KETERLIBATAN TUGAS DAN WEWENANG
KEPENTINGAN
TINGKAT PUSAT
 Direktorat Pembina - Mendorong dan TUGAS
Jenderal Cipta kegiatan mengarahkan - melaksanakan pembinaan
Karya, penyusunan penyusunan kegiatan penyusunan SPPIP
Kementerian SPPIP/RPKPP SPPIP/RPKPP pada dan penyusunan RPKPP;
Pekerjaan kabupaten/kota melalui - menyediakan pedoman
Umum Pokjanis daerah penyusunan SPPIP dan
penyusunan RPKPP; dan
- melakukan pemantauan dan
 Direktorat Pembina - Memberikan evaluasi penyusunan SPPIP
Pengembangan kegiatan pendampingan teknis dan Penyusunan RPKPP.
Permukiman penyusunan pelaksanaan WEWENANG
DJCK SPPIP/RPKPP penyusunan SPPIP/ - melakukan penilaian
RPKPP terhadap hasil penyusunan
- Menyediakan pedoman SPPIP dan penyusunan
pelaksanaan RPKPP;
penyusunan - memberikan rekomendasi
SPPIP/RPKPP (KAK, berdasarkan penilaian
panduan) terhadap hasil penyusunan
- Memantau pelaksanaan SPPIP; dan
SPPIP/RPKPP melalui - memfasilitasi,
kegiatan koordinasi di mengoordinasikan, dan
tingkat pusat, provinsi, mensosialisasikan
dan kabupaten/kota penyusunan SPPIP dan
- Menyelenggarakan penyusunan RPKPP
kolokium
TINGKAT PROVINSI
 Satuan Kerja Penyelenggara - Melakukan tertib TUGAS
Pengembangan kegiatan administrasi - melaksanakan konsolidasi
Kawasan penyusunan penyelenggaraan pada tingkat provinsi;
Permukiman SPPIP/RPKPP kegiatan penyusunan - melaksanakan
SPPIP/RPKPP pendampingan dan
- Menyediakan tenaga ahli pengendalian kegiatan
pendamping penyusunan SPPIP dan
- Berperan aktif dalam tim penyusunan RPKPP; dan
teknis tingkat provinsi - mendorong peningkatan

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 20


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

PEMANGKU
PERAN BENTUK KETERLIBATAN TUGAS DAN WEWENANG
KEPENTINGAN
 Tim Teknis Pendamping/ - Mendorong peningkatan kapasitas pokjanis di tingkat
Provinsi, pengendali kapasitas Pokjanis kabupaten/kota.
Terdiri dari: kegiatan melalui kegiatan WEWENANG
Ketua : Satker penyusunan pelatihan/konsolidasi - menetapkan tim teknis
Randal CK SPPIP dan tingkat provinsi provinsi;
Anggota : RPKPP - Melakukan - melaksanakan koordinasi
Korwil, Dinas pendampingan kegiatan penyusunan SPPIP dan
PU/CK Provinsi, penyusunan penyusunan RPKPP dalam
Bappeda SPPIP/RPKPP melalui lingkup provinsi; dan
Provinsi, dan monitoring dan - memberikan rekomendasi
Satker Provinsi evaluasi/konsolidasi di kepada pemerintah
Bidang CK tingkat provinsi kabupaten/kota terkait
dengan kinerja pokjanis.
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
 Kelompok Kerja Perumus - Merumuskan TUGAS
Teknis SPPIP/RPKPP SPPIP/RPKPP - menyediakan basis data dan
(Pokjanis), - Menjadi narasumber dan informasi spasial dan
Terdiri dari penentuperumusan hasil sektoral;
dinas/instansi SPPIP/RPKPP - melaksanakan penyusunan
terkait di lingkup - Mengambil keputusan SPPIP dan RPKPP sesuai
pemerintah dalam proses dengan pedoman
kabupaten/kota. penyusunan dokumen sebagaimana diatur dalam
SPPIP/RPKPP peraturan menteri ini;
Pembentukan - Mengawal keberlanjutan - menghasilkan SPPIP dan
Pokjanis ini program SPPIP/RPKPP RPKPP yang dapat
dibentuk hingga tahapan diimplementasikan; dan
berdasarkan implementasi - penyebarluasan informasi
Surat Keputusan produk SPPIP dan RPKPP
(SK) kepada masyarakat
Bupati/Walikota WEWENANG
- menetapkan pokjanis;
- melaksanakan peninjauan
kembali terhadap SPPIP dan
 Tim Ahli Pendamping - Memfasilitasi Pokjanis RPKPP berdasarkan
Pendamping, kegiatan dalam proses ketentuan yang tercantum
yang terdiri dari penyusunan penyusunan dalam peraturan menteri ini;
tenaga ahli SPPIP/RPKPP SPPIP/RPKPP - melibatkan peran
beserta asisten - Menyusun laporan masyarakat dalam proses
ahli proses kegiatan penyusunan SPPIP dan
SPPIP/RPKPP penyusunan RPKPP; dan
- Menyusun dokumen - menetapkan SPPIP.
SPPIP/RPKPP hasil
perumusan Pokjanis

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 21


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

HUBUNGAN KETERKAITAN PERAN

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA (DJCK)


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PEMBINA KEGIATAN
PENYUSUNAN SPPIP/
DIREKTORAT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA (DJCK),
RPKPP
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DINAS
DINAS PEKERJAAN
PEKERJAAN UMUM/
UMUM/  PENYELENGGARA
CIPTA
CIPTA KARYA
KARYA PROVINSI
PROVINSI KEGIATAN SPPIP/
SATUAN
SATUAN KERJA
KERJA (SATKER)
(SATKER) CIPTA
CIPTA KARYA
KARYA RPKPP
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN KAWASAN
KAWASAN PERMUKIMAN
PERMUKIMAN
TIM TEKNIS
 PENGENDALI
penyediaan
penyediaan ahli
ahli  BAPPEDA
BAPPEDA PROVINSI
PROVINSI KEGIATAN SPPIP/
pendamping
pendamping  DINAS
DINAS PROVINSI
PROVINSI TERKAIT
TERKAIT
 SATKER
SATKER CIPTA
CIPTA KARYA
KARYA PROVINSI
PROVINSI
RPKPP

PENYUSUN SPPIP/RPKPP
KELOMPOK KERJA TEKNIS PERUMUS SPPIP/
(POKJANIS) RPKPP
pemangku
pemangku kepentingan
kepentingan
kota/kabupaten
kota/kabupaten

melakukan
melakukan
pendampingan
pendampingan PENDAMPING
TIM TENAGA AHLI KEGIATAN
PENDAMPING PENYUSUNAN SPPIP/
RPKPP

AKADEMISI DAN UNSUR


MASYARAKAT

Gambar 7 Keterkaitan Semua Pihak yang Terlibat Dalam Proses Penyusunan


SPPIP dan RPKPP

Apakah SPPIP dan RPKPP Perlu untuk Dilegalisasi Dalam Peraturan


Perundang-undangan?

Untuk menjamin pemanfaatan dokumen SPPIP dan RPKPP sebagai acuan dalam
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, maka
dokumen SPPIP dan RPKPP dapat dilegalisasi dalam bentuk peraturan
perundangan-undangan di daerah. Legalisasi untuk SPPIP dan RPKPP ini
ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 22


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP
MODUL PEMAHAMAN
STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERKOTAAN (SPPIP) DAN

A
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN


PADA LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN

B RUANG LINGKUP
SPPIP DAN RPKPP

Bagian B Modul Pemahaman SPPIP dan RPKPP ini merupakan penjelasan


mengenai ruang lingkup SPPIP dan RPKPP yang terdiri dari 4 (empat) sub-modul:

B.1 Ruang Lingkup SPPIP

B.2 Keluaran SPPIP

B.3 Ruang Lingkup RPKPP

B.4 Keluaran RPKPP

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 23


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

Bagian B.1
Ruang Lingkup SPPIP

Apa yang menjadi batasan Lingkup Wilayah SPPIP?

Kegiatan penyusunan SPPIP dapat dilakukan pada lingkup wilayah administrasi


kota dan wilayah administrasi kabupaten, dengan fokus pada kawasan yang
diarahkan dalam RTRW kabupaten/kota sebagai kawasan permukiman
perkotaan.

Apa Perbedaan Lingkup Wilayah SPPIP Untuk Wilayah Administrasi Kota


dan Wilayah Administrasi Kabupaten?

 Untuk wilayah yang berstatus kota, maka lingkup wilayah penyusunan SPPIP
mencakup keseluruhan kawasan permukiman di wilayah administrasi kota
yang ditetapkan dalam RTRW kota yang bersangkutan.

 Untuk wilayah yang berstatus kabupaten, maka lingkup wilayah penyusunan


SPPIP mencakup kawasan di dalam wilayah administrasi kabupaten yang
didefinisikan sebagai kawasan permukiman perkotaan oleh RTRW kabupaten
yang bersangkutan.

Apa saja Lingkup Substansi dari SPPIP dan Sejauhmana kedalamannya?

Lingkup Substansi SPPIP dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: 1)


Lingkup substansi keluaran akhir SPPIP dan 2) lingkup substansi menyeluruh
yang meliputi seluruh proses penyusunan SPPIP. Kedua bagian lingkup substansi
SPPIP ini akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Lingkup Substansi keluaran akhir SPPIP

Dari sisi substansi, keluaran akhir yang diharapkan dari kegiatan penyusunan
SPPIP berupa strategi pembangunan yang diturunkan dan didetailkan dalam
bentuk program. Strategi pembangunan dalam SPPIP memuat langkah-langkah
riil dan terukur yang harus diambil untuk merealisasikan tujuan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang diatur dalam
kebijakan. Strategi pembangunan dalam SPPIP ini disusun dengan
mempertimbangkan beberapa hal berikut dan diilustrasikan pada Gambar 8.

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 24


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

 Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur


permukiman perkotaan yang telah disepakati bersama oleh Pokjanis;
 Kebutuhan penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan, yang didasarkan pada karakteristik potensi dan permasalahan
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman eksisting;
 Sumber daya yang dimiliki yang dapat menjadi pembatas ataupun
pendorong bagi terwujudnya target capaian dalam pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ingin dicapai.
Sumber daya ini dapat berupa:
 sumber pendanaan yang dimiliki oleh Pemerintah dan pemerintah
daerah;
 luas lahan yang tersedia untuk pembangunan;
 kesiapan masyarakat dalam mendukung program pembangunan;
 kapasitas aparatur pelaksana program;
 dan sebagainya
 Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman yang telah ada di berbagai dokumen perencanaan
pembangunan dan penataan ruang yang berlaku; dan
 Target capaian dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan yang diharapkan.

KEBUTUHAN
KEBUTUHAN
PENANGANAN
PENANGANAN
YANG
YANG DIRUMUSKAN
DIRUMUSKAN
BERDASARKAN
BERDASARKAN KONDISI
KONDISI
EKSISTING
EKSISTING PERMASALAHAN
PERMASALAHAN

TUJUAN DAN KEBIJAKAN STRATEGI


STRATEGI TARGET CAPAIAN
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
PERMUKIMAN YANG DIHARAPKAN PADA
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN DAN
DAN INFRASTRUKTUR
INFRASTRUKTUR AKHIR TAHUN
PERKOTAAN PERMUKIMAN PERKOTAAN
PERMUKIMAN PERKOTAAN IMPLEMENTASI

SUMBER
SUMBER DAYA
DAYA YANG
YANG
DIMILIKI
DIMILIKI DAERAH
DAERAH
(dana,
(dana, lahan,
lahan, komitmen
komitmen masyarakat,
masyarakat,
sumber
sumber daya
daya aparatur,
aparatur, dll)
dll)

Gambar 8 Dasar Pertimbangan Perumusan Strategi Dalam SPPIP

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 25


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

Dalam perumusan strategi pembangunan SPPIP perlu memperhatikan 2 (dua)


hal, yaitu: cakupan aspek dan cakupan wilayah.

 Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan


dalam konteks cakupan aspek merujuk pada strategi fisik dan non-fisik. Untuk
strategi non-fisik dapat meliputi strategi terkait aspek sosial, ekonomi,
pembiayaan, kelembagaan, pelibatan masyarakat dan pelaku terkait lainnya,
serta legalisasi.
 Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
dalam konteks cakupan wilayah disusun untuk skala kota/kabupaten dan
skala kawasan.

Setiap strategi yang dirumuskan didetailkan ke dalam program yang memuat


penjabaran strategi ke dalam langkah-langkah operasional untuk jangka waktu
tertentu.

2. Lingkup Substansi Seluruh Proses Penyusunan SPPIP

Lingkup substansi untuk seluruh proses penyusunan SPPIP mencakup 5 (lima)


lingkup kegiatan, yaitu: (1) persiapan, (2) identifikasi potensi dan permasalahan
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, (3)
perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan, (4) perumusan startegi dan program pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, serta (5) finalisasi dan
sosialisasi. Secara rinci, lingkup kegiatan dari tiap kegiatan besar dan capaian
kegiatan tersebut adalah sebagai berikut pada Tabel 2.

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 26


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

Tabel 2 Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan


Penyusunan SPPIP

LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN

(1) Persiapan
 Mengikuti sosialisasi penyusunan SPPIP  Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan
yang akan dikoordinasikan kegiatan
penyelenggaraannya oleh tim pusat  Peta dasar
 Melakukan persiapan pelaksanaan  Data dan informasi yang diperlukan
 Desain pengumpulan data dan informasi
kegiatan, termasuk di dalamnya
melakukan koordinasi tim untuk
pelaksanaan kegiatan, penyepakatan
rencana kerja dan metodologi
pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta
dasar, sampai dengan pengumpulan
data dan informasi
 Melakukan konsolidasi dengan semua
pemangku kepentingan dalam proses
penyamaan tujuan dan rencana kerja
penyusunan SPPIP
(2) Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman
Perkotaan
 Melakukan kajian terhadap kebijakan,  Review kebijakan, strategi, dan program
strategi, dan program pembangunan daerah dari tiap dokumen kebijakan terkait
daerah berdasarkan dokumen kebijakan yang telah tersedia dan dijadikan acuan
pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah
terkait yang telah tersedia dan dijadikan
daerah
acuan pelaksanaan pembangunan oleh
Pemerintah Daerah
 Melakukan kajian terhadap isu-isu  Kajian isu-isu permukiman dan infrastruktur
permukiman dan infrastruktur perkotaan, perkotaan
serta potensi, permasalahan dan  Potensi, permasalahan, dan tantangan yang
tantangan yang akan dihadapi dalam akan dihadapi dalam pembangunan
perkotaan
pembangunan perkotaan dan
 Potensi, permasalahan, dan tantangan yang
permukiman perkotaan. akan dihadapi dalam pembangunan
permukiman perkotaan
 Peta potensi, permasalahan, dan tantangan
dalam pembangunan perkotaan dan
permukiman perkotaan
(3) Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
 Bersama dengan pemangku  Indikasi arah pengembangan kota
kepentingan kota menghasilkan indikasi  Indikasi arah pembangunan permukiman
arah pengembangan kota serta kota dan infrastruktur perkotaan
pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan berdasarkan hasil
kajian kebijakan dan hasil kajian
terhadap isu-isu, potensi, permasalahan
dan tantangan yang akan dihadapi
dalam pembangunan perkotaan dan

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 27


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN

permukiman perkotaannya
 Bersama dengan pemangku  Rumusan tujuan pembangunan permukiman
kepentingan kota menghasilkan rumusan dan infrastruktur perkotaan
tujuan dan kebijakan pembangunan  Rumusan kebijakan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman dan infrastrukur perkotaan
 Penyelenggaraan Pra-FGD 1 dan FGD 1
permukiman perkotaan
 Bersama dengan pemangku  Rumusan kriteria dan indikator penentuan
kepentingan menghasilkan: kawasan permukiman prioritas
 Kawasan permukiman prioritas
 Rumusan kriteria dan indikator
 Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2
penentuan kawasan permukiman
prioritas
 Identifikasi kawasan permukiman
prioritas
(4) Perumusan Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
 Bersama dengan pemangku  Rumusan strategi pembangunan
kepentingan kota menghasilkan rumusan permukiman dan infrastruktur perkotaan
strategi pembangunan permukiman dan  Penyelenggaraan Pra-FGD 3 dan FGD 3
infrastruktur permukiman perkotaan
 Bersama dengan pemangku  Analisis korelasi strategi pembangunan
kepentingan menghasilkan : permukiman dan kebutuhan infrastruktur
permukiman perkotaan dalam skema
 Analisis korelasi strategi
manajemen pembangunan perkotaan
pembangunan permukiman dan
 Analisis konsekuensi atau implikasi
kebutuhan infrastruktur permukiman
penerapan strategi dan identifikasi dampak
perkotaan dalam skema manajemen
program pembangunan permukiman dan
pembangunan perkotaan.
infrastruktur permukiman perkotaan
 Analisis konsekuensi atau implikasi  Rumusan program pembangunan
penerapan strategi dan identifikasi permukiman dan infrastruktur permukiman
dampak program pembangunan perkotaan (dalam skala kota dan skala
permukiman dan infrastruktur kawasan) sebagai arahan investasi
permukiman perkotaan. pembangunan permukiman dan infrastruktur
 Rumusan program pembangunan perkotaan jangka menengah
permukiman dan infrastruktur  Analisis dampak penerapan program
permukiman perkotaan (dalam skala pembangunan permukiman dan infrastruktur
kota dan skala kawasan) sebagai permukiman perkotaan.
arahan investasi pembangunan  Penyelenggaraan Pra-FGD 4 dan FGD 4 dan
permukiman dan infrastruktur diskusi informal
perkotaan jangka menengah.
 Analisis dampak penerapan program
pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan.
(5) Finalisasi dan Sosialisasi
 Mengikuti kegiatan kolokium yang akan  Masukan untuk penyempurnaan hasil
dikoordinasikan oleh koordinator  Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pelaksana, dan memberikan pemaparan kegiatan
dan pembahasan capaian kegiatan pada
Kolokium SPPIP
 Menyelenggarakan konsultasi publik  Masukan untuk penyempurnaan hasil
untuk menjaring masukan terhadap
rumusan strategi dan program

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 28


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN

pembangunan permukiman dan


infrastruktur permukiman perkotaan

 Melakukan diseminasi hasil kesepakatan  Tersosialisasikannya Strategi Pembangunan


perumusan SPPIP kepada dinas/instansi Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
terkait dan pemangku kepentingan (SPPIP)
lainnya di kota/kabupaten bersangkutan

Lingkup substansi yang dimaksud secara rinci akan dijelaskan dalam masing –
masing bagian pada Modul Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP yang
merupakan bagian terpisah dari Modul Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ini.

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 29


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

Bagian B.2
Keluaran SPPIP

Apa Keluaran Dari SPPIP?

Terdapat 2 (dua) dokumen dari proses penyusunan SPPIP yang akan dihasilkan
sebagai keluaran yaitu:

a. Dokumen SPPIP; dan


b. Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan SPPIP

Sejauhmana Tiap Keluaran Tersebut Harus Dihasilkan?

Karakteristik atau persyaratan masing – masing keluaran dapat dijelaskan sebagai


berikut:

A. Dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan


(SPPIP)

MUATAN - Indikasi arah pengembangan kabupaten/kota serta


pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
- Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan
permukiman prioritas;
- Identifikasi kawasan permukiman prioritas;
- Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan;
- Rumusan strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan;
- Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan
kebutuhan infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema
manajemen pembangunan perkotaan;
- Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan
identifikasi dampak program pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan;
- Rumusan program pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan (dalam skala
kabupaten/kota dan skala kawasan);

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 30


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

- Analisis dampak penerapan program pembangunan


permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
- Dokumen spasial terkait dengan strategi dan program
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan
PENYAJIAN - Dokumen ini disajikan sebagai laporan utama, terpisah
dengan dokumen laporan proses penyusunan substansi dan
dokumen laporan mekanisme penyelenggaraan kegiatan
- Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar dan
peta yang representatif

B. Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan SPPIP

MUATAN - Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan


penyepakatan dan diseminasi;
- Absensi dan daftar hadir tiap penyelenggaraan kegiatan
penyepakatan dan diseminasi;
- Materi yang disampaikan;
- Bentuk-bentuk kesepakatan yang dihasilkan; dan
- Proses diskusi
PENYAJIAN - Dokumen ini disajikan sebagai dokumen yang terpisah
dengan dokumen proses (Laporan Pendahuluan, Laporan
Antara, Laporan Akhir Sementara, dan Laporan Akhir) dan
dokumen SPPIP
- Kegiatan yang dilaporkan setidaknya adalah kegiatan FGD,
diskusi informal, kolokium, konsultasi publik, dan diseminasi
- Bentuk-bentuk kesepakatan tertuang dalam berita acara
kegiatan yang dihasilkan yang ditanda tangani oleh
perwakilan pihak yang hadir dan menyetujui
- Tiap kegiatan yang diselenggarakan dilengkapi dengan
dokumentasi foto penyelenggaraan yang disajikan sebagai
lampiran dalam dokumen ini.

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 31


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

Bagian B.3
Ruang Lingkup RPKPP

Apa yang menjadi batasan Lingkup Wilayah RPKPP?

RPKPP dilakukan untuk kawasan permukiman prioritas yang terdapat di setiap


kawasan perkotaan dalam lingkup kabupaten/kota dan mengacu pada arahan
yang terdapat dalam dokumen SPPIP. Kawasan permukiman prioritas ini dibagi
dalam zona/blok pentahapan penanganan sehingga dapat ditentukan kawasan
pembangunan Tahap 1.

Secara hirarki spasial lingkup wilayah RPKPP dapat dibedakan menjadi dua
jenjang, yaitu: Kawasan Permukiman Prioritas dan Kawasan Pembangunan Tahap
1. Lingkup Wilayah RPKPP pada jenjang kawasan permukiman prioritas dipetakan
dengan skala 1:5.000 dan pada jenjang kawasan Pembangunan Tahap 1 dengan
skala 1:1.000.

Apa perbedaan antara Kawasan Permukiman Prioritas dan Kawasan


Pembangunan Tahap Pertama?

 Kawasan Permukiman Prioritas RPKPP


Kawasan permukiman prioritas adalah kawasan permukiman yang disepakati
oleh pihak daerah sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis dalam
konteks pembangunan kabupaten/kota dan merupakan prioritas dalam
pembangunan dan pengembangannya. Kawasan permukiman prioritas
merupakan satu kesatuan fungsional tertentu yang tidak terpisah (memiliki
kesamaan permasalahan/tema penanganan) tanpa merujuk pada batas
adminstrasi. Dalam penetapannya, didasarkan pada beberapa pertimbangan
berikut:

 memiliki urgenitas penanganan;


 memiliki kontribusi dalam penanganan permasalahan kota;
 memiliki kontribusi dalam stimulasi pembangunan dan pengembangan
kota;
 sesuai kebijakan pembangunan dan pengembangan kota;
 memiliki dominasi permasalahan terkait bidang cipta karya; dan
 memiliki dominasi penanganan melalui bidang cipta karya.

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 32


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

Jumlah kawasan yang ditetapkan dan terpilih minimal 1 (satu) kawasan


dengan luasan per kawasan sesuai dengan kesepakatan dengan pihak
daerah (Pokjanis). Sebagai acuan luasan untuk kawasan terpilih adalah hingga
500 Ha atau dapat disesuaikan dengan batas deliniasi kawasan permukiman
yang disepakati.

 Kawasan Pembangunan Tahap 1


Kawasan pembangunan Tahap 1 adalah kawasan permukiman yang
disepakati oleh masyarakat di dalam kawasan dan pihak daerah sebagai
kawasan yang memiliki nilai strategis dalam konteks pembangunan kawasan
dan memiliki prioritas untuk dimulai pembangunannya pada tahun pertama
dalam rencana pentahapan pembangunan kawasan. Luasan per kawasan
pengembangan tahap 1 antara 20 - 30 Ha atau lainnya berdasarkan
kesepakatan dengan pihak daerah.

Apa saja Lingkup Substansi dari RPKPP dan Sejauhmana kedalamannya?

Lingkup substansi RPKPP dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: 1)


lingkup substansi keluaran akhir RPKPP dan 2) lingkup substansi menyeluruh
yang meliputi seluruh proses penyusunan RPKPP. Kedua bagian lingkup
substansi RPKPP ini akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Lingkup Substansi Keluaran Akhir RPKPP

Kedalaman substansi dari RPKPP sampai dengan rencana aksi program yang
dijabarkan ke dalam rencana teknis. Rencana aksi program merupakan
penjabaran dari strategi skala kawasan yang dirumuskan pada SPPIP yang
disusun untuk jangka waktu 5 tahun dan didetailkan pada program tahunan /1
(satu) tahun. Untuk komponen bidang permukiman pada program tahun pertama
di kawasan pengembangan tahap 1 dilakukan penyusunan Rencana Detail
Desain/Detailed Engineering Design (DED). Rumusan program dan kegiatan
disusun dengan mengacu pada nomenklatur program di dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum (Permen PU) No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Pekerjaan Umum; Lampiran A.VII Peraturan Menteri Dalam
Negeri (Permendagri) No. 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011, berikut
penyesuaiannya di kabupaten/kota yang bersangkutan dan ditetapkan melalui
Peraturan Daerah (Perda) kabupaten/kota; serta Rencana Strategi (Renstra)
Kementerian/Lembaga lainnya.

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 33


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

2. Lingkup substansi seluruh proses penyusunan RPKPP

Lingkup substansi penyusunan RPKPP secara rinci dapat dikelompokkan menjadi


5 (lima) lingkup kegiatan, yaitu: (1) persiapan, (2) identifikasi potensi dan
permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan pada kawasan prioritas, (3) perumusan rencana aksi program, (4)
perumusan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1, dan (5)
finalisasi dan sosialisasi. Secara rinci, lingkup kegiatan dari tiap kegiatan utama
dan capaian kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Keterkaitan Lingkup Kegiatan Dengan Capaian dalam Kegiatan


Penyusunan RPKPP

LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN

(1) Persiapan
 Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan,  Rencana kerja dan metodologi
termasuk di dalamnya melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan
tim untuk pelaksanaan kegiatan,  peta dasar
penyepakatan rencana kerja dan metodologi  Data dan informasi yang diperlukan
pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta dasar,  Desain pengumpulan data dan informasi
sampai dengan pengumpulan data dan
informasi. Persiapan ini juga didukung
dengan mengikuti konsolidasi di tingkat
provinsi.
(2) Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman
Perkotaan Pada Kawasan Prioritas

 Melakukan review dan kajian terhadap  Review kebijakan, strategi, dan program
kebijakan, strategi, dan program daerah dari tiap dokumen kebijakan
pembangunan daerah berdasarkan dokumen terkait yang telah tersedia dan dijadikan
kebijakan terkait yang telah tersedia dan acuan pelaksanaan pemerintah daerah
dijadikan acuan pelaksanaan pembangunan serta dokumen SPPIP
oleh pemerintah daerah serta dokumen
SPPIP yang telah dibuat
 Melakukan kajian mikro terhadap kawasan  Kajian mikro kawasan permukiman
permukiman prioritas berdasarkan arahan prioritas
dalam SPPIP  Presentasi audio-visual kawasan
permukiman prioritas hasil investigasi di
lapangan
 Melakukan identifikasi potensi dan  Potensi dan permasalahan
permasalahan pembangunan permukiman pembangunan permukiman dan
dan infrastruktur permukiman perkotaan infrastruktur permukiman perkotaan
pada kawasan permukiman prioritas pada kawasan permukiman prioritas
 Pemetaan spasial potensi dan
permasalahan pembangunan
permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan pada kawasan
permukiman prioritas

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 34


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN

(3) Perumusan Rencana Aksi Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Pada
Kawasan Prioritas

 Melakukan identifikasi kebutuhan  Kebutuhan penanganan kawasan


penanganan kawasan permukiman prioritas permukiman prioritas
 Melakukan penyusunan konsep penanganan  Konsep penanganan kawasan
kawasan permukiman prioritas untuk permukiman prioritas untuk
pembangunan permukiman dan infrastruktur pembangunan permukiman dan
permukiman perkotaan. Proses penyusunan infrastruktur permukiman perkotaan
ini dilakukan dengan Focus Group Discusion  Peta konsep penanganan kawasan
(FGD) bersama dengan pemangku permukiman prioritas untuk
kepentingan kabupaten/kota dan kawasan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan
 Penyelenggaraan FGD bersama dengan
pemangku kepentingan kota dan
kawasan untuk merumuskan konsep
penanganan kawasan permukiman
prioritas
 Melakukan penyusunan rencana aksi  Rencana aksi program penanganan
program penanganan pembangunan pembangunan permukiman dan
permukiman dan infrastruktur perkotaan infrastruktur permukiman perkotaan
berdasarkan arahan dalam program  Penyelenggaraan FGD bersama dengan
pembangunan dalam dokumen SPPIP pemangku kepentingan kota dan
berikut dengan tahapan pelaksanaan kawasan untuk merumuskan dan
penanganannya. Adapun proses menyepakati rencana aksi program
penyusunan ini dilakukan dengan FGD penanganan
bersama dengan pemangku kepentingan
kota dan kawasan.
(4) Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1
 Merumuskan kriteria dan indikator penentuan  Kriteria dan indikator penentuan
kawasan pembangunan tahap 1 kawasan pembangunan tahap 1
 Melakukan pemilihan dan penetapan  Kawasan pembangunan tahap 1
kawasan pembangunan tahap 1
 Melakukan perumusan konsep penanganan  Konsep penanganan kawasan
kawasan pembangunan tahap 1 berdasarkan pembangunan tahap 1
pada kebutuhan kawasan yang telah  Diskusi partisipatif dengan masyarakat
disepakati bersama oleh pemangku setempat untuk perumusan konsep
kepentingan kabupaten/kota dan kawasan. penanganan kawasan pembangunan
Adapun kegiatan ini dilakukan dengan tahap 1
menggunakan pendekatan perencanaan
partisipatif yang melibatkan semua pihak
terkait
 Bersama dengan pemangku kepentingan  Rencana penanganan kawasan
kota dan kawasan melakukan penyusunan pembangunan tahap 1
rencana penanganan kawasan  Penyelenggaraan FGD bersama dengan
pembangunan tahap 1 dengan tingkat pemangku kepentingan kota dan
kedalaman informasi skala 1:1.000 dan kawasan untuk merumuskan rencana
menyepakatinya dalam suatu FGD penanganan kawasan pembangunan
tahap 1
 Melakukan penyusunan Rencana Teknis  Rencana Teknis Rinci (Detailed
Rinci (Detailed Engineering Design/DED) Engineering Design/DED) untuk
untuk pelaksanaan tahun pertama di dalam pelaksanaan tahun pertama di dalam
kawasan pembangunan tahap 1 yang kawasan pembangunan tahap 1
meliputi permukiman dan infrastruktur  Visualisasi 3D untuk DED kawasan
permukiman. Rencana detail desain tersebut

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 35


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

LINGKUP KEGIATAN CAPAIAN KEGIATAN


juga disajikan dalam bentuk 3 dimensi
 Mengikuti kegiatan kolokium yang  Masukan untuk penyempurnaan hasil
diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat  Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
melalui Direktorat Pengembangn kegiatan
Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum untuk
memberikan pemaparan dan pembahasan
capaian kegiatan penyusunan RPKPP
 Menyelenggarakan konsultasi publik untuk  Masukan untuk penyempurnaan hasil
menjaring masukan terhadap konsep,
rencana penanganan, dan rencana aksi
program pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan pada
kawasan prioritas untuk jangka waktu 5 tahun
dan kawasan pembangunan tahap 1 untuk
jangka waktu 1 tahun pertama
(5) Finalisasi dan Sosialisasi
 Menyelenggarakan sosialisasi hasil  Tersosialisasikannya RPKPP
penyusunan RPKPP melalui diseminasi
kepada dinas/instansi terkait dan masyarakat
di kawasan prioritas

Lingkup substansi yang dimaksud dijelaskan secara rinci dalam Modul Proses
dan Prosedur Penyusunan RPKPP yang merupakan bagian terpisah dari Modul
Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ini.

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 36


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

Bagian B.4
Keluaran RPKPP

Apa Keluaran Dari RPKPP?

Dalam keseluruhan proses Penyusunan RPKPP ada 5 (lima) dokumen yang akan
dihasilkan sebagai keluaran yaitu:

a. Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP);


b. Dokumen Penyelenggaraan Kegiatan (Proceeding Kegiatan);
c. Dokumen Rencana Detail Desain (DED);
d. Dokumen Profil Kawasan Permukiman Prioritas;
e. Dokumen Konsep Pembangunan Kawasan Prioritas

Sejauhmana Tiap Keluaran Tersebut Harus Dihasilkan?

Karakteristik atau persyaratan masing – masing keluaran dapat dijelaskan sebagai


berikut:

A. Dokumen Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

- Profil kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan


MUATAN
indikasi dalam SPPIP
- Kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan
arahan dalam SPPIP
- Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan
permukiman prioritas
- Konsep dan rencana penanganan pada kawasan
permukiman prioritas
- Rencana aksi program pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas
selama 5 tahun
- Kawasan di dalam kawasan prioritas yang akan dilakukan
pembangunannya pada tahap pertama (dilakukan
penyusunan rencana penanganan secara lebih rinci dan
operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan
1:1000)
- Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design/DED)

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 37


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

permukiman dan infrastruktur permukiman untuk kawasan


prioritas yang pembangunannya akan dilaksanakan pada
tahun pertama yang disajikan dalam bentuk 3D.
- Dokumen spasial terkait dengan konsep, rencana
penanganan, rencana aksi program dalam skala :
a) 1:5.000 (untuk kawasan prioritas)
b) 1:1.000 (untuk kawasan pembangunan tahap pertama)
- Dokumen ini disajikan sebagai laporan utama, terpisah dari
PENYAJIAN
laporan penyelenggaraan kegiatan
- Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar dan
peta yang representatif

B. Dokumen Penyelenggaraan (Proceeding) Kegiatan

MUATAN - Notulensi dari tiap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan


penyepakatan dan sosialisai;
- Absensi dan daftar hadir tiap penyelenggaraan kegiatan
penyepakatan dan sosialisasi;
- Materi yang disampaikan;
- Bentuk-bentuk kesepakatan yang dihasilkan; dan
- Proses penyelenggaraan partisipatif melalui pendekatan
Community based Participatory Approach (CPA)
PENYAJIAN - Dokumen ini disajikan sebagai dokumen yang terpisah
dengan dokumen proses (Laporan Pendahuluan, Laporan
Antara, Laporan Akhir Sementara, dan Laporan Akhir) dan
dokumen RPKPP;
- Kegiatan yang dilaporkan setidaknya adalah kegiatan FGD,
diskusi partisipatif, kolokium, konsultasi publik, dan
diseminasi;
- Bentuk-bentuk kesepakatan tertuang dalam berita acara
kegiatan yang dihasilkan yang ditanda tangani oleh
perwakilan pihak yang hadir dan menyetujui;
- Tiap kegiatan yang diselenggarakan dilengkapi dengan
dokumentasi foto penyelenggaraan yang disajikan sebagai
lampiran dalam dokumen ini.

C. Dokumen Rencana Detail Desain (DED)

MUATAN - DED untuk komponen infrastruktur permukiman dan sektor


terkait lainnya pada kawasan pembangunan tahap 1.
- Rencana Anggaran Biaya (RAB)
PENYAJIAN - Dokumen ini disajikan dalam bentuk laporan tertulis
- Penulisan dokumen ini dilengkapi dengan tabel, gambar, dan
peta yang representatif

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 38


Modul Pelaksanaan ● Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP

D. Dokumen Profil Kawasan Permukiman Prioritas

MUATAN - Profil kawasan prioritas (aspek fisik dan non-fisik)


- Hasil kajian potensi dan permasalahan kawasan prioritas
PENYAJIAN - Dokumen ini disajikan dalam bentuk laporan tertulis; dan
- Dokumentasi kondisi eksisting kawasan dalam bentuk audio
visual (film dokumenter)

E. Dokumen Konsep Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas dan


kawasan pengembangan tahap 1

MUATAN - Konsep 3 dimensi (3D) pembangunan kawasan


permukiman prioritas dan kawasan pengembangan tahap 1
PENYAJIAN - Dokumentasi ini disajikan dalam bentuk audio visual

Pemahaman Dasar SPPIP dan RPKPP ● 39


MODUL
PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS
(RPKPP)
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Dalam rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP, MODUL PROSES DAN
PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari MODUL PEMAHAMAN SPPIP DAN RPKPP, serta MODUL PROSES DAN
PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP).

 MODUL PEMAHAMAN DASAR SPPIP DAN RPKPP, yang akan menjadi


acuan dalam tahap persiapan peaksanaan kegiatan dan persiapan
penyusunan SPPIP dan RPKPP;
 MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRSTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP), yang akan menjadi acuan dalam
proses penyusunan SPPIP; dan
 MODUL PROSES DAN PROSEDUR RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP), yang akan menjadi acuan dalam
proses penyusunan RPKPP.
Penggunaan tiap modul dalam kerangka proses penyusunan SPPIP dan RPKPP
dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

PERSIAPAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN


KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP
SPPIP DAN RPKPP

PERSIAPAN PELAKSANAAN PERSIAPAN PENYUSUNAN PENYUSUNAN PENYUSUNAN


KEGIATAN SPPIP DAN RPKPP SPPIP RPKPP

` `
MODUL MODUL MODUL
Pemahaman Dasar Proses dan Prosedur Proses dan Prosedur Pelaksanaan
SPPIP dan RPKPP Pelaksanaan Kegiatan
Penyusunan Strategi
Kegiatan Penyusunan Rencana
Pembangunan Permukiman dan Pembangunan Kawasan
Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Permukiman Prioritas (RPKPP)

Gambar 1 Kedudukan Modul Proses dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan


Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman
Prioritas (RKPP) Dalam Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan SPPPIP
dan RPKPP

Petunjuk Penggunaan Modul RPKPP ● 2


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN


RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)
merupakan acuan teknis yang berisi langkah-langkah untuk menghasilkan
Dokumen RPKPP. Langkah-langkah yang di maksud disajikan untuk tiap kegiatan
pada tiap tahapan pelaksanaan kegiatan penyusunan RPKPP, sehingga
memudahkan bagi pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses
penyusunan RPKPP ini. Penggunaan modul untuk tiap kegiatan penyusunan
RPKPP dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Rincian Modul yang Digunakan Dalam Kegiatan Penyusunan RPKPP

BAGIAN MODUL YANG


KEGIATAN MUATAN
DIGUNAKAN
SOSIALISASI  Modul Pemahaman Dasar
 Modul Proses dan Prossedur
Pelaksanaan Kegiatan
Penyusunan RPKPP
KONSOLIDASI TINGKAT  Modul Pemahaman Dasar
PROVINSI  Modul Proses dan Prossedur
Pelaksanaan Kegiatan
Penyusunan RPKPP
KOLOKIUM  Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Penyelenggaraan
Pelaksanaan Kegiatan Kolokium
Penyusunan RPKPP D.4
PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN RPKPP
 PENYELENGGARAAN  Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Identifikasi
FGD 1 Pelaksanaan Kegiatan Kebutuhan Penanganan
Penyusunan RPKPP C.1 Kawasan
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Penyusunan
Pelaksanaan Kegiatan Konsep Pembangunan
Penyusunan RPKPP C.2 Kawasan
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Penyelenggaraan
Pelaksanaan Kegiatan Pra-FGD 1 dan FGD 1
Penyusunan RPKPP C.2
 PENYELENGGARAAN  Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Identifikasi
FGD 2 Pelaksanaan Kegiatan Program Penanganan
Penyusunan RPKPP C.4 Berdasarkan Arahan SPPIP
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Perumusan
Pelaksanaan Kegiatan Rencana Aksi Program
Penyusunan RPKPP C.5
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Perumusan
Pelaksanaan Kegiatan Tahapan Pelaksanaan
Penyusunan RPKPP C.6 Program Pembangunan
Permukiman
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Penyelenggaraan
Pelaksanaan Kegiatan Pra-FGD 2 dan FGD 2

Petunjuk Penggunaan Modul RPKPP ● 3


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

BAGIAN MODUL YANG


KEGIATAN MUATAN
DIGUNAKAN
Penyusunan RPKPP C.7
 PENYELENGGARAAN  Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Penentuan
DISKUSI PARTISIPATIF Pelaksanaan Kegiatan Kawasan Pembangunan
Penyusunan RPKPP D. 2 Tahap 1
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Penyelenggaraan
Pelaksanaan Kegiatan Diskusi Partisipatif
Penyusunan RPKPP D.3
 PENYELENGGARAAN  Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Perumusan
FGD 3 Pelaksanaan Kegiatan Kriteria dan Indikator
Penyusunan RPKPP D.1 Penentuan Kawasan
Pembangunan Tahap 1
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Perumusan
Pelaksanaan Kegiatan Konsep Pembangunan
Penyusunan RPKPP D.4 Kawasan Pembangunan
Tahap 1
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Penyusunan
Pelaksanaan Kegiatan Rencana Pembangunan
Penyusunan RPKPP D.5 Kawasan Pembangunan
Tahap 1
 Modul Proses dan Prossedur  KegiatanPenyelenggaraan
Pelaksanaan Kegiatan Pra-FGD 3 dan FGD 3
Penyusunan RPKPP D.6
 KONSULTASI  Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Penyusunan
PUBLIK Pelaksanaan Kegiatan Rencana Detail Desain
Penyusunan RPKPP D.7 Kawasan
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Penyelenggaraan
Pelaksanaan Kegiatan Konsultasi Publik
Penyusunan RPKPP D.9
 DISEMINASI  Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Penyempurnaan
Pelaksanaan Kegiatan Rencana Aksi Program dan
Penyusunan RPKPP E.1 Rencana Pembangunan
Kawasan Pembangunan
Tahap 1
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Penyelenggaraan
Pelaksanaan Kegiatan Diseminasi
Penyusunan RPKPP E.2

Petunjuk Penggunaan Modul RPKPP ● 4


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

MODUL PELAKSANAAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

A PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA


LINGKUP PERSIAPAN

Bagian A: Proses dan Prosedur Penyusunan Pada Lingkup Persiapan memuat


langkah-langkah penyusunan dokumen RPKPP pada tahap awal penyusunan
RPKPP. Modul ini terbagi atas 3 (tiga) sub-modul yang masing-masing
menguraikan proses dan prosedur tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup
kegiatan persiapan, yaitu:
A.1: Kegiatan Sosialisasi
A.2: Kegiatan Persiapan dan Pemantapan Rencana Kerja
A.3: Kegiatan Konsolidasi Tingkat Provinsi
Kedudukan Bagian A di dalam rangkaian penyusunan Dokumen RPKPP dapat
dilihat pada Gambar 2 berikut.

Lingkup Persiapan ●5
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

IDENTIFIKASI POTENSI PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERSIAPAN FINALISASI DAN SOSIALISASI
DAN MASALAH INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PERMUKIMAN PERKOTAAN

1.1
SOSIALISASI

1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN
O-1
DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN

2.2
KAJIAN MIKRO
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP 4.1
3.3 PERUMUSAN
2.3 IDENTIFIKASI KRITERIA &
IDENTIFIKASI PROGRAM INDIKATOR
POTENSI & PENANGANAN PENENTUAN
PERMASALAHAN BERDASARKAN KAWASAN
PEMBANGUNAN ARAHAN SPPIP PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN TAHAP 1
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN PADA
KAWASAN
3.4 4.2 4.3
PERMUKIMAN
PERUMUSAN KONSEP
PRIORITAS O-3 PERUMUSAN RENCANA PENENTUAN KAWASAN O-5
PEMBANGUNAN KAWASAN
AKSI PROGRAM PEMBANGUNAN TAHAP 1
3.1 3.2 PEMBANGUNAN TAHAP 1
IDENTIFIKASI PENYUSUNAN
O-2 KEBUTUHAN KONSEP
PENANGANAN PEMBANGUNAN
KAWASAN KAWASAN 3.5
4.4
PERUMUSAN TAHAPAN 4.5
PENYUSUNAN RENCANA
PELAKSANAAN PROGRAM O-4 O-6 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED) O-7
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
PERMUKIMAN
5.1
PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI
PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1

MODUL A

Gambar 2 Keterkaitan Bagian A Modul dalam Kerangka Penyusunan RPKPP

Lingkup Persiapan ●6
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian A.1

SOSIALISASI

Kegiatan sosialisasi adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat


Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian
Pekerjaan Umum dengan tujuan untuk menyebarluaskan informasi mengenai
penyusunan RPKPP dan mencapai pemahaman yang sama mengenai proses,
prosedur, dan produk dari penyusunan RPKPP.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyelenggaraannya?

 Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum sebagai


penyelenggara kegiatan. Sebagai penyelenggara, Direktorat Jenderal Cipta
Karya memiliki peran:
- mengorganisasi kegiatan;
- menyediakan dan menyampaikan materi proses dan prosedur
penyusunan SPPIP/RPKPP; dan
- memontoring persiapan kota/kabupaten penyusunan SPPIP/RPKPP
 Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman (PKPK) Provinsi,
Pokjanis RPKPP Kabupaten/Kota dan Tenaga Ahli Pendamping sebagai
peserta, minimal terdiri atas 1 (satu) perwakilan Satker PKP Provinsi, 1 (satu)
perwakilan Tim Teknis Provinisi, 1 (satu) orang ketua Pokjanis, dan 1(satu)
orang ketua tim tenaga ahli. Dalam kegiatan ini, Pokjanis SPPIP
Kabupaten/Kota dengan didampingi oleh Tim Tenaga Ahli berkewajiban
untuk:
- menyiapkan tim penyusun (Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli);
- menyiapkan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan; dan
- menemukenali karakteristik kajian yang terkait penyusunan
SPPIP/RPKPP

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal selama 2 (dua) hari pada awal bulan pertama dari rangkaian kegiatan
penyusunan RPKPP dengan alokasi waktu yang ditentutan oleh Direktorat
Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum

Lingkup Persiapan ●7
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Metode Apa Saja yang Digunakan Dalam Proses Pelaksanaannya?

 Workshop, dalam proses sosialisasi ini akan ada pemaparan mengenai


penyusunan RPKPP oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum
 Diskusi, melalui sesi tanya jawab dalam proses pelaksanaannya.

Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum sosialisasi?

 Jadwal dan Rencana Kerja


 SK Bupati/ Walikota tentang Pokjanis RPKPP Kabupaten/ Kota
 Dokumen Kebijakan yang mendukung penyusunan RPKPP dan terkait dengan
lingkup substansi RPKPP (selain yang sudah dikaji pada dokumen SPPIP)

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1: Menyusun dan Menyepakati Rencana Kerja dan Jadwal


Pelaksanaan Kegiatan

 Pokjanis RPKPP dan Tim Tenaga Ahli bersama-sama menyusun rencana


kerja dan jadwal kerja penyusunan RPKPP;
 Di dalam rencana kerja dan jadwal kerja dilengkapi dengan tanggal-tanggal
tentatif untuk tiap kegiatan yang dilakukan; dan
 Rencana kerja dan jadwal kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan
Tim Tenaga Ahli dilaporkan kepada Satker PKP.
Langkah 2: Mengikuti sosialisasi pelaksanaan kegiatan

 Pokjanis didampingi Tim Tenaga Ahli serta Satker Provinsi mengikuti


sosialisasi
 Pokjanis didampingi Tim Tenaga Ahli menyampaikan rencana kerja dan
jadwal pelaksanaan kerja serta menunjukkan SK Bupati/Walikota tentang
Pokjanis penyusunan RPKPP kepada koordinator wilayah.
 Pokjanis menyampaikan kebijakan dan strategi yang dimiliki oleh
kota/kabupaten untuk mendukung penyusunan RPKPP
Langkah 3: Koordinasi dengan Pokjanis untuk merumuskan rencana
penyelesaian kegiatan

 Berdasarkan hasil sosialisasi, satker dan pokjanis merumuskan bersama


rencana penyelesaian kegiatan yang dipersiapkan dan disempurnakan yang
dilakukan pada kegiatan berikutnya (Bagian A.2).

Lingkup Persiapan ●8
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Rencana kerja yang telah disusun oleh Pokjanis bersama dengan Tim
Tenaga Ahli, yang minimal memuat mengenai:
- tahapan pelaksanaan kegiatan;
- waktu pelaksanaan kegiatan;
- keterkaitan tahapan tiap kegiatan; dan
- target kunci atau output pada tiap tahapan pelaksanaan kegiatan.
 Jadwal kerja yang telah disusun oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, yang
minimal memuat mengenai
- rincian kegiatan pada tiap tahapan; dan
- tanggal tiap pelaksanaan kegiatan yang dilengkapi dengan durasi;
 SK Pokjanis yang telah ditandatangani oleh Walikota/Bupati. SK Pokjanis ini
setidaknya memuat jabatan dan dinas teknis yang ditunjuk sebagai tim
Pokjanis penyusunan SPPIP dan RPKPP;
 Daftar tim tenaga ahli pendamping, yang minimal menjelaskan mengenai
nama, posisi yang diusulkan, dan kualifikasi yang dimiliki oleh tenaga ahli
 Ketersediaan dan ketelitian Peta Dasar. Peta Dasar yang dimiliki setidaknya
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- Minimal skala 1:5.000 dengan tingkat ketelitian sebagaimana yang
diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 Tahun 2013 tentang
Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang berikut dengan turunannya; dan
- Dalam bentuk data digital disesuaikan dengan koordinat peta yang
digunakan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).
 Status dokumen data dasar yang dimiliki, yang minimal memuat:
- Jenis data yang tersedia; dan
- Status legalisasi data yang tersedia

Status legalisasi data yang tersediaDaftar Check List Hasil Sosialisasi

 Rencana kerja
 Jadwal kerja
 SK Pokjanis
 Daftar data dasar yang dimiliki
 Ketersediaan dan ketelitian Peta Dasar

Lingkup Persiapan ●9
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian A.2 :
Kegiatan Persiapan dan Pemantapan Rencana Kerja

Kegiatan persiapan ini meliputi semua kegiatan baik yang berkaitan dengan
manajemen kegiatan maupun penyiapan data awal untuk mendukung penyusunan
RPKPP. Kegiatan ini meliputi koordinasi tim, penyusunan rencana kerja dan
metodologi pelaksanaan kegiatan, penyiapan peta dasar, serta pengumpulan data
dan informasi.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis RPKPP kabupaten/kota


 Tim Tenaga Ahli Pendamping

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal selama 2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan pertama.

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya

 Diskusi koordinasi: untuk penyusunan dan pemantapan rencana kerja dan


metodologi pelaksanaan kegiatan untuk diskusi koordinasi
 Digitasi peta : dalam penyiapan peta dasar
 Observasi lapangan dan wawancara: untuk pengumpulan data dan informasi

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1: Melakukan mobilisasi dan koordinasi tim untuk penyamaan


pemahaman lingkup tugas tim pelaksana dan Pokjanis dalam
kegiatan Penyusunan RPKPP
 berdasarkan hasil sosialisasi, dilakukan koordinasi untuk menyepakati
lingkup tugas dalam penyusunan RPKPP
 menyepakati pembagian tugas tim penyusun RPKPP terhadap masing –
masing lingkup tugas yang ada

Langkah 2: Menyusun rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan


yang telah disepakati bersama oleh seluruh anggota tim
 mengidentifikasi kebutuhan penyusunan RPKPP yang terkait dengan:
- kebutuhan data dan ketersediaan data yang ada
- penyesuaian metodologi pelaksanaan pekerjaan terkait dengan waktu dan
sumber daya lainnya

Lingkup Persiapan ●10


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

 pemantapan rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan


berdasarkan identifikasi kebutuhan penyusunan RPKPP diatas
Langkah 3: Menyiapkan peta dasar dengan skala minimal 1: 5.000 yang siap
untuk digunakan sebagai dasar untuk survey;
 Asisten Ahli Pemetaan di dalam Tim Tenaga Ahli melakukan proses penyiapan
peta dasar skala 1:5.000 dalam format digital yang memenuhi ketentuan
sistem informasi geografis (GIS) yang dikeluarkan oleh lembaga yang
berwenang;
 Sumber peta dasar yang digunakan dapat sama dengan peta yang digunakan
dalam RDTR atau dari sumber yang telah disepakati oleh Pokjanis;

Langkah 4: Menyiapkan rancangan pengumpulan data dan informasi


berdasarkan kebutuhan yang ada dan rencana kerja yang telah
disusun; dan
 Merumuskan kebutuhan data penyusunan RPKPP untuk mendapatkan
informasi minimal meliputi data dan informasi mengenai:
- struktur dan pola ruang serta kecenderungan perkembangan kawasan
- kondisi bangunan dan lingkungan
- kondisi sosial kependudukan,
- kondisi ekonomi,
- ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial,
- ketersediaan utilitas lingkungan dan isu permasalahan kawasan prioritas
- status kepemilikan lahan
 menyiapkan perangkat pengumpulan data dan survey lapangan

Langkah 5: Melakukan pengumpulan dokumen, observasi lapangan, dan


wawancara dalam rangka pengumpulan data dan informasi
mengenai kondisi eksisting kawasan permukiman prioritas
 Pengumpulan data sekunder yang meliputi :
- Data-data statistik dan informasi terkait yang dapat memperlihatkan
gambaran kondisi, ketersediaan dan rencana penyediaan permukiman dan
infrastruktur
- Data spasial berupa peta-peta yang dapat menjadi penunjang / penguat
berbagai informasi sekunder lainnya, serta sebagai bahan kelengkapan
peta dasar
- Dokumen hasil studi maupun pelaksanaan program yang dapat
memberikan informasi mengenai upaya penanganan kawasan permukiman
yang telah atau pernah dilakukan

Lingkup Persiapan ●11


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

 observasi lapangan yang dilakukan terkait dengan kondisi permukiman


dengan fokus pengamatan pada kondisi baik kualitas maupun kuantitas
permukiman dan infrastrukturnya.
 Wawancara terhadap para pemangku kepentingan terkait serta masyarakat di
lokasi kawasan untuk memahami persoalan yang dihadapi di kawasan yang
akan direncanakan
 Melakukan kompilasi dan tabulasi data dan informasi yang terkumpul.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Rencana kerja yang telah disepakati bersama (Contoh Tabel 2)


 Pendekatan dan metodologi pelaksanaan kegiatan
 Peta dasar kawasan permukiman prioritas dan sekitarnya dalam skala 1 :
5.000 (contoh format peta lihat Gambar 2). Isi peta dasar minimal meliputi :
- ID dan nama provinsi, nama kabupaten/kota, nama kecamatan, dan
nama kelurahan yang telah distandarisasi oleh BIG;
- Batas wilayah administrasi hingga lingkup kelurahan/desa.
- Batas penggunaan lahan (batas antar penggunaan)
- Nama-nama unsur geografis (toponimi)
- Jaringan jalan, minimal hingga jalan lingkungan
- Topografi
Sumber peta dasar yang digunakan adalah peta dari BIG tahun 2010 dengan
minimal layer administrasi, jalan, dan sungai. Apabila peta tersebut belum
tersedia di BIG, maka dapat menggunakan sumber lain yang setara yang
telah disepakati oleh Pokjanis. Output peta disajikan dengan ketentuan
sebagai berikut:
- Disajikan dalam format SHP (shapefile);
- Datum WGS 84; dan
- Koordinat penyajian dalam bentuk DMS (Derajat, Menit, Detik)
Penggambaran unsur-unsur tersebut dengan simbol dan/atau notasi yang
mengacu pada Lampiran PP No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta
Rencana Tata Ruang berikut dengan turunannya.

 Daftar Kebutuhan Data dan Informasi (Tabel 3), minimal memuat mengenai:
- Jenis dan Bentuk data (hard copy/soft file)
- Judul Data
- Sumber (primer/sekunder) dan Instansi penyedia data
- tahun penyusunan/penerbitan data
 Data dan informasi mengenai kondisi eksiting kawasan permukiman prioritas
berikut dengan kawasan makronya (contoh kompilasi data lihat Tabel 4)
Lingkup Persiapan ●12
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Tabel 2 Contoh Format Rencana Kerja


BULAN 1 BULAN 2 TIM
PENANGGUNG
NO. KEGIATAN DURASI OUTPUT YANG
JAWAB
1 2 3 4 1 2 3 4 TERLIBAT

A. PERSIAPAN

A.1. Mobilisasi 5 hari Ketua Tim Seluruh


Tim Tim

A.1.1 Penyusunan 5 hari Rencana Seluruh


Rencana Kerja dan Ketua Tim Tim,
Kerja Metodologi Pokjanis

A.1.2 Penyusunan 5 hari Perangkat Seluruh


Perangkat Kerja Ketua Tim Tim,
Kerja Pokjanis

A.1.3 Diskusi 1 hari

Pra-FGD 1 1 hari Konsep ....... Seluruh


Penanganan Tim,
Kawasan Pokjanis

FGD 1 1 hari Kesepakatan ........... Seluruh


Konsep Tim,
Penanganan Pokjanis
Kawasan

dst

Lingkup Persiapan ●13


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Gambar 3 Contoh Format Peta Skala 1: 5000

Tabel 3 Contoh Tabel Kebutuhan Data dan Informasi


Sumber/ Instansi
Jenis dan Bentuk Data Judul Data Tahun Data
Penyedia Data

Sekunder/ Hardcopy Statistik Kelurahan Kantor Kelurahan 2010

................ ................ ................ ................

................ ................ ................ ................

Lingkup Persiapan ●14


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Tabel 4 Contoh Tabel Data dan Informasi mengenai Kawasan Permukiman


Prioritas
Jenis Data Sumber

Kawasan......

Bangunan Permanen : unit Statistik Kelurahan, 2010

Semi Permanen : unit

Tidak Permanen : unit

Jarak antara Bangunan : meter

Pertambahan bangunan liar : unit/tahun

Kepadatan Bangunan : unit/ ha

tapak bangunan %

Kondisi A. Jalan Lingkungan : meter ................

Infrastruktur 1. Baik : meter

2. Rusak : meter

B.Drainase : meter

1. Baik : meter

2. Rusak : meter

3. Tergenang : meter

4. Tidak ada drainase : meter

C. ...... : meter

..
D. Infrastruktur Lainnya : ..

Kondisi Kepadatan Penduduk : Jiwa/ Ha ................


Kependuduka
n
Tingkat Pertumbuhan Penduduk Jiwa

Data Lainnya ................. ................

Lingkup Persiapan ●15


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Daftar Check List Hasil Persiapan dan Pemantapan Rencana Kerja

 Rencana kerja
 Pendekatan dan metodologi pelaksanaan kegiatan
 Peta dasar kawasan permukiman prioritas dan sekitarnya skala 1 : 5.000
 Data dan informasi mengenai kondisi eksisting kawasan permukiman
prioritas berikut dengan kawasan makronya

Lingkup Persiapan ●16


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian A.3

KONSOLIDASI TINGKAT PROVINSI

Kegiatan konsolidasi tingkat provinsi merupakan kegiatan penyamaan pemahaman


substansi serta proses dan prosedur penyusunan SPPIP antar kabupaten/kota yang
berada di bawah lingkup Satker PKP Provinsi yang bersangkutan.

Siapa yang Terlibat Dalam Pelaksanaannya?

 Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga ahli pendamping menyusun dan


memaparkan rencana kerja;
 Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman di Provinsi sebagai
penyelenggara yang berperan memberi masukan dan menyepakati rencana
kerja penyusunan RPKPP yang sudah dibuat;

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

1 (satu) hari pada bulan pertama setelah pelaksanaan sosialisasi

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Pelaksanaannya?

Konsolidasi dilakukan melalui diskusi koordinasi.

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1: menyiapkan rencana kerja penyusunan RPKPP


 Persiapan ini menggunakan output rencana kerja yang sudah dihasilkan
pada kegiatan A.2.

Langkah 2: menyepakati rencana dan jadwal kerja penyusunan RPKPP dengan


pemangku kepentingan terkait
 Memiliki pemahaman awal yang sama terkait proses, prosedur dan keluaran
untuk menyepakati rencana
 penyepakatan rencana kerja yang meliputi penyepakatan sasaran/ keluaran,
pembagian peran penyusun RPKPP, serta kerangka waktu penyelesaian
termasuk menyepakati jadwal diskusi (FGD dan Pra-FGD) dan pertemuan
lainnya

Lingkup Persiapan ●17


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh
Satker, Pokjanis, dan tenaga ahli pendamping (Gambar 4), yang paling tidak
meliputi:
- pembagian peran dalam penyusunan RPKPP
- keluaran tiap tahap kegiatan dan kerangka waktu penyelesaiannya
- jadwal pelaksanaan FGD dan Pra-FGD, konsultasi publik, diseminasi
maupun diskusi lainnya yang dibutuhkan

Gambar 4 Contoh Format Rencana Kerja yang sudah disepakati

Daftar Check List Hasil Konsolidasi Tingkat Provinsi

 Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh
Satker, Pokjanis, dan tenaga ahli pendamping

Lingkup Persiapan ●18


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
MODUL PELAKSANAAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

B
PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA
LINGKUP IDENTIFIKASI POTENSI DAN
PERMASALAHAN

Bagian ini memuat langkah-langkah penyusunan dokumen RPKPP pada lingkup


kegiatan identifikasi potensi dan permasalahan. Modul ini terbagi atas 3 (tiga)
sub-modul yang masing-masing menguraikan proses dan prosedur tiap kegiatan
yang dilakukan pada lingkup kegiatan persiapan, yaitu:
B.1: Kegiatan Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan
B.2: Kegiatan Kajian Mikro Kawasan Permukiman Prioritas berdasarkan Arahan
SPPIP
B.3: Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman
dan Infrastruktur Perkotaan Pada Kawasan Permukiman Prioritas
Kedudukan Bagian B di dalam rangkaian penyusunan Dokumen RPKPP dapat
dilihat pada Gambar 5 berikut.

Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 19


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

IDENTIFIKASI POTENSI PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERSIAPAN FINALISASI DAN SOSIALISASI
DAN MASALAH INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PERMUKIMAN PERKOTAAN

1.1
SOSIALISASI

1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN
O-1
DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN

2.2
KAJIAN MIKRO
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP 4.1
3.3 PERUMUSAN
2.3 IDENTIFIKASI KRITERIA &
IDENTIFIKASI PROGRAM INDIKATOR
POTENSI & PENANGANAN PENENTUAN
PERMASALAHAN BERDASARKAN KAWASAN
PEMBANGUNAN ARAHAN SPPIP PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN TAHAP 1
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN PADA
KAWASAN
3.4 4.2 4.3
PERMUKIMAN
PERUMUSAN KONSEP
PRIORITAS O-3 PERUMUSAN RENCANA PENENTUAN KAWASAN O-5
PEMBANGUNAN KAWASAN
AKSI PROGRAM PEMBANGUNAN TAHAP 1
3.1 3.2 PEMBANGUNAN TAHAP 1
IDENTIFIKASI PENYUSUNAN
O-2 KEBUTUHAN KONSEP
PENANGANAN PEMBANGUNAN
KAWASAN KAWASAN 3.5
4.4
PERUMUSAN TAHAPAN 4.5
PENYUSUNAN RENCANA
PELAKSANAAN PROGRAM O-4 O-6 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED) O-7
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
PERMUKIMAN
5.1
PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI
PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1

MODUL B

Gambar 5 Keterkaitan Bagian B Modul dalam Kerangka Penyusunan RPKPP

Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 20


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian B.1 :
Kegiatan Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan
Kegiatan ini merupakan kajian terhadap berbagai produk kebijakan dan strategi
pembangunan kota, khususnya produk rencana yang telah dimiliki pemerintah
kota/kabupaten mulai dari tingkat yang tertinggi yaitu RTRW kota/kabupaten, RDTR
kawasan, hingga yang terkait dengan penyusunan RPKPP, diantaranya SPIPP dan
RP3KP, untuk dioptimalkan dan disinergikan sesuai dengan karakteristik dan
kekhasan kota/kabupaten yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis RPKPP Kota/ Kabupaten, berperan sebagai pengambil keputusan


untuk menentukan kebijakan apa saja yang perlu di kaji dan mengkaji
kebijakan pembangunan yang terkait dengan pembangunan kawasan
permukiman prioritas
 Tenaga Ahli Pendamping dalam mendampingi Pokjanis untuk menganalisis
dan menghasilkan matriks analisis kebijakan, memiliki peran sesuai dengan
keahliannya masing – masing:
1. Ahli Perencanan Wilayah dan Kota, mengkaji kebijakan yang terkait dengan
arah rencana tata ruang (terutama RDTR), serta aspek lainnya yang
berpengaruh terhadap kawasan permukiman prioritas
2. Ahli Permukiman, mengkaji kebijakan yang yang terkait dengan aspek
perumahan dan permukiman, bangunan dan lingkungan pada kawasan
prioritas
3. Ahli Prasarana Permukiman, mengkaji kebijakan terkait rencana dan
strategi pembangunan infrastruktur permukiman (air bersih, jalan
lingkungan, drainase, persampahan) pada kawasan permukiman prioritas

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal selama 2 minggu terhitung dari minggu ketiga bulan pertama.

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?

 Desk Study (Studi Literatur) untuk mempelajari berbagai dokumen kebijakan


yang ada terutama yang belum dikaji dalam dokumen SPPIP
 Content Analysis (Analisis Isi) untuk menyimpulkan atau mengetahui arahan
pada masing – masing kebijakan terkait dengan permukiman dan infratruktur
pada kawasan permukiman prioritas.

Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 21


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1: Inventarisasi kebijakan dan strategi pembangunan kota, khususnya


yang terkait pengembangan permukiman

 Gunakan kajian kebijakan dan strategi pembangunan yang ada dalam


dokumen SPPIP;
 Gunakan produk kebijakan lainnya yang diperoleh dari hasil pengumpulan
data (Bagian A.2) terutama data terkait dengan kawasan permukiman prioritas
seperti RDTR dan RTBL Kawasan.
 Uraikan arah pengembangan, rencana pola dan struktur ruang kawasan
(berdasarkan RDTR);
 identifikasi arah pengembangan untuk permukiman dan infrastruktur;
 identifikasi konsep dan arahan perancangan bangunan dan lingkungan pada
kawasan; dan
 identifikasi dan uraikan program lainnya yang terkait permukiman dan
infrastruktur pada kawasan

Langkah 2: Melakukan pemetaan terhadap arahan kebijakan dan strategi


pembangunan terkait pengembangan permukiman yang ada di
daerah

 identifikasi arah pengembangan permukiman dan infrastruktur kawasan


permukiman berdasarkan peta rencana struktur ruang kawasan (RDTR) skala
minimal 1: 5000;
 identifikasi arah pengembangan dan konsep perencanaan yang ada pada
kawasan permukiman berdasarkan rencana pembangunan lainnya dalam peta
dengan skala minimal 1: 5000

Langkah 3: Melakukan kajian terhadap keselarasan antar kebijakan dan


strategi pembangunan yang terkait pengembangan permukiman
yang ada, untuk disinergikan dengan kebutuhan penyusunan
RPKPP

 berdasarkan hasil identifikasi pada langkah 1, kaji keselarasan arah


pengembangan permukiman khususnya pada kawasan permukiman prioritas
antara satu dokumen kebijakan dengan yang lainnya;
 identifikasi poin – poin kebutuhan untuk penyusunan RPKPP

Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 22


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Langkah 4: Melakukan identifikasi terhadap kontribusi dan kedudukan


kawasan prioritas yang akan direncanakan dalam skala
kabupaten/kota
 Identifikasi kedudukan kawasan permukiman prioritas terhadap wilayah kota/
kabupaten secara keseluruhan
 Identifikasi kontribusi kawasan prioritas terhadap pembangunan wilayah kota/
kabupaten

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Hasil review dari dokumen dan kebijakan lainnya dalam bentuk matriks
(Tabel 5) maupun peta.
 Penyajian dalam bentuk matriks untuk memudahkan dalam komparasi antar
isi tiap dokumen sehingga memudahkan dalam pengambilan kesimpulan
mengenai:
- Kebijakan dan strategi pembangunan pada kawasan permukiman
prioritas yang direncanakan
- Sinkronisasi antara kebijakan dan strategi pembangunan kota terkait
dengan penyusunan RPKPP
- Kontribusi dan kedudukan kawasan permukiman prioritas yang akan
direncanakan dan tingkat pelayanannya dalam lingkup wilayah
kabupaten/kota
- Arah kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan pada kawasan permukiman prioritas
Tabel 5 Contoh Matriks Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan untuk
RPKPP

POIN KAJIAN Dokumen Kebijakan


SPPIP RTRW RTBL dll
Kedudukan  Kawasan  Sebagai kawasan strategis  …  …
kawasan prioritas provinsi
pertama
Kebijakan  Diarahkan  Diarahkan untuk  …  …
dan strategi untuk pengembangan permukiman
kawasan penataan yang menunjang keberadaan
kawasan industri.
melalui  Pengembangannya diarahkan
revitalisasi untuk intensifikasi dengan
kawasan konsep vertical housing
 Diarahkan untuk pengurangan
permukiman kumuh
Program  …  … … …
Permukiman

… … … … …

Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 23


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Daftar Check List Hasil Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan

 Matriks Kajian Kebijakan terkait Penyusunan RPKPP

Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 24


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian B.2 :
KEGIATAN KAJIAN MIKRO KAWASAN PERMUKIMAN
PRIORITAS BERDASARKAN ARAHAN SPPIP

Kegiatan ini merupakan kajian rinci pada kawasan permukiman prioritas baik yang
sifatnya fisik maupun non fisik yang didasarkan pada hasil observasi dan
wawancara yang dilakukan pada kawasan permukiman prioritas.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis, berperan dalam memperkaya data dan informasi hasil kajian mikro
pada kawasan
 Tenaga Ahli Pendamping dalam mendampingi Pokjanis untuk melakukan
kajian, memiliki peran sesuai dengan keahliannya masing – masing:
1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota, akan berperan dalam mengkaji
karakteristik ruang (pemanfaatan lahan) kawasan prioritas
2. Ahli Permukiman, mengkaji karakteristik dan kondisi permukiman pada
kawasan
3. Ahli Prasarana Permukiman, mengkaji karakteristik dan kondisi
infrastruktur kawasan prioritas
4. Ahli Lingkungan, mengkaji kondisi fisik lingkungan kawasan prioritas
5. Ahli Ekonomi Pembangunan, mengkaji kondisi ekonomi kawasan prioritas

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal selama 2 (dua) minggu terhitung dari minggu ketiga bulan pertama

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?

Desk Study

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 Inventarisasi karakteristik fisik, sosial, ekonomi, dan budaya pada


kawasan permukiman prioritas
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada tahap persiapan (lihat 2.A)
lakukan identifikasi terhadap:
- Karakteristik fisik yang perlu dikaji antara lain terkait dengan pemanfaatan
lahan pada kawasan, kecenderungan perkembangan permukiman dan
kondisi sanitasi lingkungan pada kawasan

Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 25


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

- karakteristik bermukim penduduk terkait dengan pengaruh aspek sosial dan


budaya misalnya perilaku maupun kondisi permukiman yang dipengaruhi
oleh adat dan budaya lokal
- karakteristik perekonomian terkait dengan kegiatan perekonomian yang
dominan pada kawasan permukiman prioritas
- karakteristik lainnya yang secara khusus terdapat pada kawasan tersebut.

Langkah 2 Melakukan analisis kondisi dan kebutuhan pembangunan pada


kawasan permukiman prioritas
Analisis kondisi dan kebutuhan pembangunan terkait dengan kecenderungan
perkembangan kawasan dengan dukungan infrastruktur serta aspek sosial,
ekonomi, dan budaya yang mempengaruhinya.
Langkah 3 Menyusun dokumentasi berupa audio-visual/film dokumenter
mengenai hasil analisis kondisi dan kebutuhan pembangunan
kawasan prioritas
Hasil kajian akan menghasilkan profil kawasan permukiman prioritas yang
disusun dalam bentuk peta maupun dokumentasi audio visual/ film dokumenter.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Karakteristik pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman


perkotaan pada kawasan permukiman prioritas yang didalamnya memuat
kesimpulan mengenai kondisi fisik, sosial budaya, dan ekonomi kawasan
yang disajikan dalam peta (Gambar 6);
 Dokumentasi berupa audio-visual/film dokumenter mengenai profil kawasan
permukiman prioritas. Profil kawasan permukiman prioritas ini dilengkapi
dengan narasi, tabel, gambar, dan peta yang secara substansi minimal
memuat informasi tentang:
- Akses menuju lokasi dan luas kawasan
- kondisi permukiman kawasan
- kondisi tata bangunan dan fisik lingkungan pada kawasan
- kondisi infrastruktur kawasan yang meliputi jalan lingkungan, drainase,
air bersih, limbah dan persampahan
- kondisi sosial, ekonomi dan budaya kawasan

Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 26


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

KARAKTERISTIK UNIT LINGKUNGAN


WILAYAH ADMINITRATIF RW-07 & 15
LUASAN 9,38 Ha
KONDISI FISIK BANGUNAN
A. PERTAMBAHAN BGN LIAR 50
B. KEPADATAN BANGUNAN 20
C. BANGUNAN TEMPORER 50
D. TAPAK BANGUNAN (KDB) 50
E. JARAK ANTAR BANGUNAN 50
KEPENDUDUKAN
A. TINGKAT KEPADATAN 20
B. PERTUMBUHAN 20

Kondisi
eksisting
MCK di RW
07 tidak
memiliki Jalan/ gang yang sempit menjadi kendala
atap aktifitas warga

Gambar 6 Contoh Peta Kajian Mikro Kawasan

Daftar Check List Hasil Kajian Mikro Kawasan Permukiman Prioritas Berdasarkan
Arahan SPPIP

 Peta Hasil Kajian Mikro Kawasan


 Profil Kawasan Permukiman Prioritas dalam bentuk audio – visual/ film
dokumenter

Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 27


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian B.3 :

KAJIAN IDENTIFIKASI POTENSI DAN


PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
PADA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS

Kegiatan ini merupakan identifikasi terhadap potensi, permasalahan, hambatan,


dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman pada
kawasan prioritas dengan menganalisis data dan informasi yang tersedia. Hasil dari
kegiatan tersebut akan dituangkan secara spasial.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, berperan dalam merumuskan serta


memetakan potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan
infrastruktur pada kawasan prioritas.
 Tenaga ahli pendamping akan membantu mengkaji rumusan potensi dan
masalah tersebut terkait dengan data dan hasil pengamatan lapangan.
Masing – masing tenaga ahli memiliki peran untuk mengkaji potensi dan
permasalahan pada kawasan terkait sesuai keahliannya masing – masing.
Untuk Ahli Pemetaan dan asistennya, berperan dalam memetakan potensi
dan masalah yang telah dirumuskan kedalam peta dasar yang sudah
dimiliki.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal selama 2 minggu, terhitung dari minggu ketiga bulan pertama


dilakukan secara pararel dengan pelaksanaan kegiatan B.2.

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?

 Analisis Kawasan untuk memahami karakteristik kawasan


 Diskusi untuk membahas dan mencapai kesepakatan mengenai potensi,
permasalahan, tantangan, hambatan dan peluang pembangunan kawasan
 Pemetaan spasial potensi dan permasalahan kawasan

Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 28


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1: Melakukan kajian dan analisis terhadap hasil pengamatan


lapangan (survey data primer) dan memadukannya dengan hasil
survey data sekunder untuk mengidentifikasi dan
menginventarisasi potensi dan permasalahan pada kawasan
prioritas baik secara fisik maupun non fisik

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menggunakan hasil kajian mikro kawasan dan
profil kawasan prioritas yang telah dihasilkan (Bagian B.2),

 Tim Tenaga Ahli melakukan identifikasi potensi dan permasalahan baik fisik
maupun non fisik
Langkah 2: Menyusun matriks potensi dan permasalahan yang telah
teridentifikasi dan terinventarisasi, disertai dengan hambatan dan
tantangan yang akan dihadapi, juga peluang di dalam kawasan
prioritas RPKPP

 mengidentifikasi hambatan dan tantangan yang akan dihadapi terkait dengan


potensi dan permasalahan kawasan prioritas

 Berdasarkan hasil analisis SWOT atau alat analisis sejenis lainnya, Tim Tenaga
Ahli menyusun tabel potensi dan tantangan pembangunan perkotaan dan
permukiman perkotaan
 Tabel potensi dan tantangan pembangunan perkotaan dan permukiman
perkotaan tersebut diverivikasi bersama dengan Pokjanis untuk kemudian
disepakati bersama antar anggota Pokjanis

Langkah 3: Melakukan pemetaan spasial terhadap potensi dan permasalahan


pada kawasan
- Berdasarkan hasil pada Langkah-2, Ahli pemetaan bersama Asisten Ahli
Pemetaan melakukan pemetaan spasial mengenai potensi dan
permasalahan pada kawasan
- Peta potensi dan permasalahan kawasan disajikan di atas peta dasar yang
telah sesuai yang memenuhi ketentuan sistem informasi geografis (GIS) yang
dikeluarkan oleh Badan Informasi Geografis.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Matriks identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan baik


aspek fisik maupun nonfisik pada kawasan prioritas (Tabel 6)
 Peta identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan pada
kawasan prioritas (Gambar 7 dan Gambar 8)

Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 29


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Peta potensi dan persoalan pembangunan menggunakan peta dasar dan


disajikan dalam format SHP (shapefile) dengan muatan minimal sebagai
berikut:
- ID dan nama kabupaten/kota;
- ID dan nama kecamatan;
- ID dan nama kelurahan; dan
- spot pada kawasan yang memiliki potensi, permasalahan, tantangan dan
hambatan dalam pengembangannya ditinjau dari aspek fisik, ekonomi,
sosial, budaya dan sebagainya.

Tabel 6 Contoh Tabel Inventarisasi Potensi, Permasalahan, Tantangan, Hambatan


NO ASPEK POTENSI PERMASALAHAN TANTANGAN HAMBATAN
1 Fisik Potensi lahan Kepadatan - -
kosong untuk bangunan kawasan
pengembangan yang mencapai
RTH yang >70%
berfungsi
sebagai taman
bermain anak
dan penempatan
MCK

2 Ekonomi
3 Sosial
4 dll

Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 30


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Gambar 7 Contoh Peta Permasalahan Pembangunan Permukiman

Gambar 8 Contoh Peta Permasalahan Pembangunan Infrastruktur Permukiman

Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 31


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Daftar Check List Hasil Kajian Identifikasi Potensi dan Permasalahan


Pembangunan Permukiman dan Infrastuktur Perkotaan Pada Kawasan
Permukiman Prioritas

 Matriks identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan pada


kawasan prioritas
 Peta identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan pada
kawasan prioritas

Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 32


Modul Pelaksanaan ● Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program

MODUL PELAKSANAAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

C PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA


LINGKUP PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM

Bagian C modul ini terbagi atas 7 (tujuh) sub-modul yang masing-masing


menguraikan proses dan prosedur tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup
kegiatan perumusan rencana aksi program, yaitu:
C.1: Kegiatan Identifikasi Kebutuhan Penanganan Kawasan
C.2: Kegiatan Penyusunan Konsep Pembangunan Kawasan
C.3: Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 1 dan FGD 1
C.4: Kegiatan Identifikasi Program Penanganan Berdasarkan Arahan SPPIP
C.5: Kegiatan Perumusan Rencana Aksi Program
C.6: Kegiatan Perumusan Tahapan Pelaksanaan Program Pembangunan
Permukiman
C.7: Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2

Kedudukan Bagian C di dalam rangkaian penyusunan Dokumen RPKPP dapat


dilihat pada Gambar 9 berikut.

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 33


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

IDENTIFIKASI POTENSI PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERSIAPAN FINALISASI DAN SOSIALISASI
DAN MASALAH INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PERMUKIMAN PERKOTAAN

1.1
SOSIALISASI

1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN
O-1
DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN

2.2
KAJIAN MIKRO
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP 4.1
3.3 PERUMUSAN
2.3 IDENTIFIKASI KRITERIA &
IDENTIFIKASI PROGRAM INDIKATOR
POTENSI & PENANGANAN PENENTUAN
PERMASALAHAN BERDASARKAN KAWASAN
PEMBANGUNAN ARAHAN SPPIP PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN TAHAP 1
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN PADA
KAWASAN
3.4 4.2 4.3
PERMUKIMAN
PERUMUSAN KONSEP
PRIORITAS O-3 PERUMUSAN RENCANA PENENTUAN KAWASAN O-5
PEMBANGUNAN KAWASAN
AKSI PROGRAM PEMBANGUNAN TAHAP 1
3.1 3.2 PEMBANGUNAN TAHAP 1
IDENTIFIKASI PENYUSUNAN
O-2 KEBUTUHAN KONSEP
PENANGANAN PEMBANGUNAN
KAWASAN KAWASAN 3.5
4.4
PERUMUSAN TAHAPAN 4.5
PENYUSUNAN RENCANA
PELAKSANAAN PROGRAM O-4 O-6 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED) O-7
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
PERMUKIMAN
5.1
PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI
PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1

MODUL C

Gambar 9 Penggunaan Modul C dalam Kerangka Penyusunan RPKPP

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 34


Modul Pelaksanaan ● Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program

Bagian C.1 :
KEGIATAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN
KAWASAN

Identifikasi terhadap kebutuhan penanganan kawasan prioritas merupakan penilaian


terhadap jenis, besaran dan lokasi infrastruktur yang dibutuhkan berdasarkan potensi
permasalahan eksisting, proyeksi dan rencana pengembangan kawasan di masa
mendatang. Hasil dari analisis kebutuhan ini disusun menjadi daftar kebutuhan
penanganan kawasan yang berisikan rincian komponen dan volume pada setiap
infrastruktur permukiman yang dibutuhkan pada penanganan kawasan.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, berperan sebagai pengambil keputusan dan


mengidentifikasi kebutuhan penanganan kawasan.
 Tim Tenaga Ahli Pendamping yang merumuskan kebutuhan penanganan pada
kawasan sesuai dengan hasil kajian potensi dan permasalahan pada aspek
atau lingkup yang sesuai dengan keahliannya masing – masing.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal 2 minggu terhitung dari awal bulan kedua.

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?

 Analisis Kebutuhan
 Analisis Kawasan
 Diskusi

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1: Merumuskan kebutuhan penanganan di kawasan permukiman prioritas


berdasarkan hasil kajian terhadap potensi, permasalahan, hambatan
dan tantangan
 Gunakan output pada kegiatan B.2 untuk mengetahui arah pembangunan pada
kawasan prioritas

 Gunakan output pada kegiatan B.3 untuk mengetahui potensi, permasalahan,


hambatan dan tantangan pada kawasan

 masing – masing tenaga ahli merumuskan kebutuhan penanganan kawasan


berdasarkan analisis terhadap arah pembangunan dengan identifikasi kebutuhan
penanganan kawasan:

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 35


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

1. Ahli permukiman merumuskan kebutuhan terkait dengan aspek tata ruang


termasuk permasalahan permukiman, bangunan dan lingkungan
2. Ahli Prasarana Permukiman dan Ahli Lingkungan merumuskan kebutuhan akan
perbaikan dan/atau peningkatan infrastruktur jalan lingkungan air bersih,
drainase, persampahan dan air limbah.
3. Ahli Ekonomi Pembangunan merumuskan kebutuhan kawasan terkait dengan
aspek ekonomi
4. Ahli komunikasi massa merumuskan kebutuhan penanganan yang terkait
dengan masyarakat pada kawasan prioritas
Langkah 2: Menyusun daftar kebutuhan penanganan yang rinci per komponen
infrastruktur dan lokasinya

 Tim tenaga ahli menyusun daftar kebutuhan rinci per komponen berdasarkan
hasil pada Langkah – 1

 Daftar kebutuhan penanganan tersebut kemudian didsikusikan dan diverifikasi


oleh Pokjanis
Langkah 3: Melakukan pemetaan kebutuhan penanganan secara spasial untuk
menentukan lokasi-lokasi pada kawasan permukiman yang
membutuhkan penanganan

 menggunakan peta dasar, ahli pemetaan dibantu oleh asisten pemetaan,


memetakan lokasi – lokasi pada kawasan permukiman yang membutuhkan
penanganan sesuai dengan hasil pada Langkah 2

 bersama dengan pokjanis, diskusikan daftar dan peta kebutuhan penanganan


kawasan untuk disempurnakan

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Daftar kebutuhan penanganan pada kawasan permukiman prioritas (Tabel 7)


yang secara substansi minimal memuat permasalahan, lokasi, kebutuhan
penanganan dalam besaran satuan (volume atau unit lainnya).
 Peta kebutuhan penanganan pada kawasan permukiman prioritas (Gambar 10)
yang disajikan dalam format SHP (shapefile) dengan muatan minimal sebagai
berikut:
- ID dan nama kabuaten/kota;
- ID dan nama kecamatan;
- ID dan nama kelurahan; dan
- Kebutuhan penanganan untuk setiap blok/zona di dalam kawasan permukiman
prioritas

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 36


Modul Pelaksanaan ● Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program

Daftar Check List Hasil Identifikasi Kebutuhan Penanganan Kawasan

 Daftar kebutuhan penanganan pada kawasan permukiman prioritas


 Peta kebutuhan penanganan pada kawasan permukiman prioritas

Tabel 7 Contoh Tabel Kebutuhan Penanganan Kawasan


NO ASPEK MASALAH DAMPAK YANG LOKASI KEBUTUHAN
TERJADI PENANGANAN
1. FISIK Status lahan (surat Konflik tanah Seluruh
hijau, sewa, lahan kawasan
Negara)
Aliran sungai yang Banjir pasang Sepanjang Normalisasi,
terhambat sungai penurapan
Pencemaran Air boezem tidak Permukiman IPAL
boezem oleh dapat digunakan sekitan
limbah cair boezem
domestik
Drainase Banjir Hampir Perbaikan
tersumbat seluruh saluran
kawasan drainase
Minimnya Terbatasnya Hampir Penambahan
sambungan rumah pasokan air seluruh SR
PDAM kawasan
Penanganan Menumpuknya Sebagian Pengolahan
sampah yang tidak sampah kawasan sampah
tuntas Penambahan
Sarana
Pengangkut
Sampah
Kualitas bangunan Rumah tidak Sebagian Perbaikan
yang buruk (25 sehat dan layak kawasan rumah
unit rumah tidak (25 unit rumah)
layak huni)
2. SOSIAL ... ... ...
3. EKONOMI ... ... ...
4. TATA ... ... ...
RUANG
5. dst... ... ... ...

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 37


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Contoh Peta Penanganan Kawasan Permukiman Prioritas


Gambar 10

Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 38


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian C.2 :

KEGIATAN PENYUSUNAN KONSEP PEMBANGUNAN


KAWASAN

Konsepsi penanganan kawasan permukiman prioritas RPKPP merupakan rencana


konseptual penataan kawasan yang memuat tujuan pengembangan kawasan, tahapan
penanganan kawasan secara spasial, langkah-langkah strategis yang dilakukan beserta
bentuk program-program penataan kawasan yang akan dilakukan berdasarkan arahan
dalam program-program yang disusun dalam kegiatan SPPIP.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, berperan sebagai pengambil keputusan dalam


menentukan konsep pembangunan yang tepat bagi kawasan permukiman
prioritas
 Tim Tenaga Ahli Pendamping, berperan dalam merumuskan konsep
pembangunan kawasan. Masing – masing tenaga ahli fokus pada aspek atau
lingkup yang sesuai dengan keahliannya masing – masing.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

4 minggu terhitung dari awal bulan kedua pada tiga minggu pertama dilakukan
secara pararel dengan kegiatan C.1.

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?

 Analisis SWOT, dapat digunakan untuk menganalisis output kegiatan B.3 untuk
mendukung perumusan konsep penanganan kawasan
 FGD, untuk menjaring masukan dan kesepakatan dari pemangku kepentingan
kota/ kabupaten terkait dengan konsep penanganan kawasan yang diusulkan.

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1: Melakukan kajian terhadap kebutuhan dan skala prioritas penanganan


dan pembangunan kawasan permukiman prioritas

 Gunakan hasil identifikasi kebutuhan yang merupakan output dari kegiatan C.2.
 Bersama dengan pokjanis, tim tenaga ahli berdiskusi untuk menentukan skala
prioritas penanganan dalam kawasan

Langkah 2: Merumuskan konsep penanganan kawasan

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 39


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

 perumusan tujuan dan sasaran pengembangan kawasan yang sinergis dengan


SPPIP serta berlandaskan pada kondisi, potensi dan permasalahan
pengembangan kawasan prioritas
 perumusan strategi penanganan kawasan beserta bentuk-bentuk program
penanganan yang mencakup beberapa aspek, antara lain: aspek fisik, aspek
lingkungan, aspek sosial kelembagaan, aspek ekonomi dan aspek pendanaan
yang semuanya diturunkan dari tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan
sesuai dengan arahan SPPIP (lihat Bagian C.4)

Langkah 3: Melakukan Pra-FGD 1 untuk merumuskan konsep penanganan dan


pembangunan permukiman dan infrastruktur pada kawasan prioritas
sebelum dilakukan FGD 1 untuk mendapatkan masukan dan
kesepakatan atas konsep tersebut

 kebutuhan, skala prioritas dan konsep penanganan kawasan yang sudah


dirumuskan oleh tim tenaga ahli didiskusikan bersama dengan pokjanis
 konsep penanganan kawasan ini kemudian disepakati untuk dipaparkan dalam
FGD 1 untuk mendapatkan masukan dan kesepakatan dari pemangku
kepentingan lainnya
Langkah 4: Melakukan FGD 1 dengan pemangku kepentingan terkait lainnya
mendapatkan kesepakatan mengenai konsep penanganan dan
pembangunan permukiman dan infrastruktur bidang cipta karya pada
kawasan prioritas terpilih
Ketentuan penyelenggaraan FGD 1 dijelaskan pada bagian C. 3

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

Peta konsep penanganan kawasan prioritas, menggunakan peta dasar dan disajikan
dalam format SHP (shapefile) yang minimal memuat informasi sebagai berikut:
- ID dan nama kabuaten/kota;
- ID dan nama kecamatan;
- ID dan nama kelurahan;
- tujuan dan strategi pengembangan kawasan
- strategi penanganan kawasan
- bentuk program penanganan kawasan

Contoh Peta Konsep Penanganan Kawasan Prioritas ini dapat dilihat pada Gambar 11

Daftar Check List Hasil Penyusunan Konsep Pembangunan Kawasan

 Peta konsep pembangunan kawasan prioritas

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 40


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Contoh Peta Penanganan Kawasan Permukiman Prioritas


Gambar 11

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 41


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian C.3 :

KEGIATAN PENYELENGGARAAN PRA-FGD 1 DAN


FGD 1

Kegiatan Pra-FGD 1 merupakan kegiatan persiapan penyelenggaraan FGD untuk


mempersiapkan materi yang diperlukan pada FGD 1 yang bertujuan untuk merumuskan
konsep penanganan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman pada
kawasan prioritas. Kegiatan FGD 1 merupakan kegiatan diskusi untuk mendapatkan
kesepakatan dari semua stakeholder mengenai konsep pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman pada kawasan prioritas RPKPP.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan


 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- memfasilitasi penyelenggaraan FGD 1
- mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan FGD 1
 Pemangku kepentingan kota/kabupaten yang terkait, yang setidaknya terdiri
atas:
- Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur
permukiman;
- Akademisi;
- Tokoh masyarakat
Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan FGD juga melibatkan unsur
pendukung lainnya yang meliputi:
- Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman,
permukiman, dan perencanaan
- Tim Teknis Provinsi
- Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Kegiatan Pra- FGD 1 dan FGD 1 dilakukan pada hari yang berbeda, masing – masing
kegiatan dilakukan minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana
kerja yang disusun.
Catatan: Apabila dalam FGD 1 belum dicapai hasil yang diharapkan, maka dapat
dilakukan diskusi tambahan sesudahnya (Pasca FGD 1) sesuai kebutuhan tanpa
mengganggu kerangka waktu pelaksanaan kegiatan lainnya.

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 42


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Output Apa yang harus dihasilkan sebelum pelaksanaan FGD -1 ?

 Arah kebijakan pada kawasan prioritas (Output B. 1)


 Profil kawasan permukiman prioritas (Output B.2)
 Potensi dan permasalahan kawasan prioritas (Output Bagian B.3)
 Kebutuhan penanganan kawasan prioritas (Output C.1)

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?

Untuk Pra-FGD 1

 Diskusi internal, dengan peserta yang hanya mencakup Pokjanis dan Tim
Tenaga Ahli
Untuk FGD 1

 Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan
melakukan kesepakatan terhadap konsep penanganan kawasan prioritas. Dalam
diskusi ini melibatkan pemangku kepentingan di luar Pokjanis dan Tim Tenaga
Ahli.

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1: Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pra-FGD 1 dan FGD 1

 Tim Tenaga Ahli menyusun KAK Pra-FGD 1 dan FGD 1 sebagai acuan bersama
pelaksanaan kegiatan.
 KAK tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk disepakati bersama dan
dikoordinasikan pelaksanaannya.
Langkah 2: Melakukan Pra-FGD, untuk merumuskan konsep penanganan dan
pembangunan permukiman dan infrastruktur pada kawasan prioritas
(Kegiatan C.2)
Berdasarkan masukan yang ada, pokjanis dan tim tenaga ahli pendamping
merumuskan konsep penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur
pada kawasan prioritas.
Langkah 3: Melakukan FGD-1
Pokjanis didampingi oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping memaparkan materi kepada
peserta untuk mendapatkan masukan atas konsep yang sudah disusun.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Kesepakatan mengenai konsep penanganan kawasan prioritas yang tertuang


dalam Berita Acara FGD (Contoh Lihat Gambar 12)
 Proceeding Kegiatan FGD 1 yang secara substansi minimal memuat:

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 43


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

₋ waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan


₋ ringkasan penyelenggaraan kegiatan dan substansi yang disampaikan
₋ notulensi/ catatan penyelenggaraan kegiatan
₋ daftar hadir kegiatan
₋ berita acara
₋ dokumentasi kegiatan (foto)

Outline minimal dari Proceeding Kegiatan FGD 1 ini dapat dilihat pada Box 1.

Gambar 12 Contoh Format Berita Acara FGD 1

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 44


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Box 1 Outline Minimal Dokumen penyelenggaraan (proceeding) FGD

Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan Kegiatan FGD
1.2 Tujuan dan Sasaran Penyelenggaraan Kegiatan FGD
1.3 Keluaran yang Diharapkan
1.4 Kedudukan Kegiatan FGD Dalam Kerangka Penyusunan SPPIP
1.5 Metode dan Proses Penyelenggaraan Kegiatan FGD
1.6 Peserta Kegiatan FGD
1.7 Watu dan Tempat Penyelenggaraan Kegiatan FGD
2. KESIMPULAN DAN CAPAIAN KEGIATAN
2.1 Kesimpulan Kegiatan FGD
2.2 Kesepakatan yang Diambil Dalam Kegiatan FGD

Lampiran:
A. Notulensi Kegiatan FGD
B. Berita Acara Kegiatan FGD
C. Dokumentasi Kegiatan FGD
D. Daftar Hadir Kegiatan FGD
E. Materi Kegiatan FGD

Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Pra-FGD 1 dan FGD 1

 Berita Acara Kesepakatan FGD 1 (Konsep Penanganan Kawasan Prioritas)


 Proceeding Kegiatan FGD 1

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 45


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian C.4 :

KEGIATAN IDENTIFIKASI PROGRAM PENANGANAN


BERDASARKAN ARAHAN SPPIP

Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi program-program pembangunan yang


diarahkan oleh SPPIP untuk kawasan permukiman prioritas.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, mengidentifikasi program – program


penanganan dalam dokumen SPPIP maupun dalam dokumen kebijakan lainnya
untuk kawasan permukiman prioritas
 Tim Tenaga Ahli Pendamping, membantu Pokjanis dalam melakukan pemetaan
program pembangunan pada kawasan prioritas.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

3 minggu terhitung dari minggu kedua bulan kedua sampai dengan awal minggu
pertama bulan ketiga. Kegiatan ini dilakukan secara pararel dengan kegiatan C.1.

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?

Analisis Isi

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 Melakukan review kebijakan, strategi, dan program pembangunan


yang terdapat dalam dokumen SPPIP pada kawasan permukiman
prioritas RPKPP

 Tim Tenaga Ahli melakukan review terhadap scenario pembangunan infrastruktur


permukiman yang terdapat dalam RPIJM maupun dokumen kebijakan lainnya
 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli membahas bersama-sama untuk
mempertimbangkan scenario pembangunan infrastruktur permukiman yng
terdapat di berbagai dokumen kebijakan
Langkah 2 Melakukan review terhadap program dan kegiatan yang ada dalam
berbagai dokumen kebijakan terkait permukiman dan infrastruktur
terutama dokumen RPIJM

 Untuk mengetahui program yang sudah dilakukan maupun yang direncanakan


oleh pemerintah maupun pihak swasta dan masyarakat pada kawasan. Hal ini

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 46


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

akan mempengaruhi rencana aksi program yang akan disusun (Bagian C.5) baik
dari pentahapannya maupun pembiayaannya.
Langkah 3 Melakukan pemetaan program pembangunan pada kawasan
permukiman prioritas RPKPP

 Memetakan lokasi spesifik program pada kawasan permukiman prioritas sehingga


dapat dilihat kawasan yang belum mendapatkan penanganan.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Matriks program-program pembangunan yang diarahkan oleh SPPIP untuk


kawasan permukiman prioritas RPKPP

Daftar Check List Hasil Identifikasi Program Penanganan Berdasarkan Arahan SPPIP

 Matriks program-program pembangunan yang diarahkan oleh SPPIP untuk


kawasan permukiman prioritas RPKPP

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 47


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian C.5 :

KEGIATAN PERUMUSAN RENCANA AKSI PROGRAM

Penyusunan rencana aksi program penanganan dan pembangunan permukiman ini


dilakukan dengan model pembangunan berbasis kawasan dan pendekatan
perencanaan partisipatif (CPA) pada kawasan prioritas. Rencana aksi program yang
dihasilkan meliputi infrastruktur permukiman maupun komponen sektor terkait lainnya,
dan disusun sampai dengan tingkat kedalaman yang bersifat operasional
(jenis/komponen, volume, kegiatan, lokasi, dan pelaku)

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis RPKPP kabupaten/kota


 Tim Tenaga Ahli, berperan dalam menyusun dan memilih komponen yang akan
ditangani sesuai dengan lingkup keahliannnya. Ahli komunikasi massa
khususnya, akan berperan dalam memfasilitasi diskusi partisipatif bersama
masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan penanganan pada tahap
pertama.
 Masyarakat, sebagai penerima manfaat kegiatan yang lebih mengetahui
kebutuhan pada kawasan permukimannya.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal 3 minggu terhitung dari minggu kedua bulan ketiga dilakukan paralel
dengan kegiatan C.6.

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?

 Analisis dan Pemetaan Stakeholder


 Analisis Pembiayaan
 Pendekatan partisipatif (CPA)
 Diskusi

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 Mengidentifikasi dan memetakan pemangku kepentingan masyarakat


untuk turut terlibat dalam proses perencanaan
 Berdasarkan program yang teridentifikasi pada kawasan (Kegiatan C.4, pokjanis
bersama dengan tim tenaga ahli memetakan pemangku kepentingan
masyarakat yang akan merasakan dampak pelaksanaan program tersebut.

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 48


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Langkah 2 Mengidentifikasi kebutuhan penanganan di lokasi perencanaan tahap


pertama dengan melakukan diskusi partisipatif dengan pemangku
kepentingan dan masyarakat setempat;
 Bersama dengan pemangku kepentingan masyarakat, mengidentifikasi
kebutuhan penanganan kawasan yang dirasa mendesak dan perlu dilakukan
pada tahap pertama. Langkah ini dilakukan paralel dengan kegiatan pada
Bagian C. 6

Langkah 3 Menyusun dan memilih komponen yang akan dibangun


 Kriteria pemilihan komponen yang akan dibangun adalah sebagai berikut:
- Komponen yang akan dibangun harus benar-benar menjadi prioritas utama
bagi penataan kawasan yang langsung dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat setempat.
- Komponen yang akan dibangun harus memberikan dampak nyata terhadap
perbaikan lingkungan.
- Komponen yang akan dibangun terlihat jelas secara visual untuk memberikan
dorongan moril bagi masyarakat maupun pemerintah bahwa penataan
lingkungan akan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan
manusianya.
- Komponen yang akan dibangun mudah dilaksanakan pembangunannya dan
tidak berada dalam tanah / lahan yang disengketakan.
- Komponen yang akan dibangun dapat tercukupi oleh pembiayaan yang telah
disediakan.
Langkah 4 Melakukan Pra-FGD 2 dengan pemangku kepentingan terkait untuk
membahas hasil-hasil identifikasi kebutuhan pada kawasan
permukiman prioritas yang kemudian disusun dalam rencana aksi
program
 Ketentuan dan teknis penyelenggaraan dijelaskan pada Bagian C.7

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

Matriks rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur pada


kawasan permukiman prioritas (Tabel 8) dengan substansi minimal meliputi:
- program dan kegiatan
- pelaku kegiatan baik pemerintah, pemerintah daerah, swasta maupun masyarakat
- Lokasi pada kawasan
- Pendanaan (APBN/APBD/sumber lainnya yang sah)
- Total Pembiayaan (dalam Rp. 000,-)
- Tahapan pelaksanaan (5 tahun) yang dirinci dalam pembiayaan tahunan

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 49


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Daftar Check List Hasil Perumusan Rencana Aksi Program

 Matriks rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur


bidang cipta karya pada kawasan permukiman prioritas RPKPP

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 50


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian C.6:

KEGIATAN PERUMUSAN TAHAPAN PELAKSANAAN


PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN

Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi prioritas program pembangunan


kawasan permukiman prioritas RPKPP dan menyusun tahapan pelaksanaan
pembangunan berdasarkan pada prioritas program pembangunan yang disusun.
Hasil dari pentahapan ini akan menjadi input bagi penyusunan rencana penanganan
kawasan pengembangan tahap 1 (Kegiatan D.1)

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis RPKPP Kota/ Kabupaten


 Tim Tenaga Ahli
 Masyarakat

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal 3 minggu, yang dilakukan secara paralel dengan kegiatan C.5

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?

 Analisis dan Pemetaan Stakeholder


 Analisis Pembiayaan
 Diskusi (FGD)
 Analisis Skoring

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1: Mengidentifikasi prioritas penanganan berdasarkan pada kesepakatan


pemangku kepentingan kabupaten/kota

 Prioritas penanganan disusun untuk menjawab kebutuhan kawasan yang harus


segera ditangani dapat menggunakan analisis skoring dengan memberikan skor
tertinggi untuk penanganan kawasan yang dianggap lebih prioritas.

Langkah 2: Menyusun tahapan penanganan berdasarkan sumber daya


pembiayaan dan kemungkinan penerapannya

 sumber daya pembiayaan oleh APBD, APBN atau swasta


 kemungkinan penerapan, menganalisis keberadaan hambatan dalam
melaksanakan kegiatan sehingga membutuhkan kegiatan lain sebelum

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 51


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

dilaksanakan (misalnya, pembangunan rusun yang baru dapat dilakukan jika


sudah tersedia lahan dan adanya kesiapan masyarakat)

Langkah 3: Melakukan FGD 2 dengan pemangku kepentingan terkait untuk


kesepakatan rencana aksi program berikut dengan tahapan
pelaksanaannya

 Ketentuan pelaksanaan FGD 2 dijelaskan lebih lanjut pada kegiatan C.7.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

Matriks rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur bidang


cipta karya pada kawasan permukiman prioritas RPKPP (Tabel 8) dengan substansi
minimal meliputi:
- program
- kegiatan
- pelaku kegiatan baik pemerintah, pemerintah daerah, swasta maupun masyarakat
- Lokasi pada kawasan
- Pendanaan (APBN/APBD/sumber lainnya yang sah)
- Total Pembiayaan (dalam Rp. 000,-)
- Tahapan pelaksanaan (5 tahun) yang dirinci dalam pembiayaan tahunan

Daftar Check List Hasil Kegiatan Perumusan Tahapan Pelaksanaan Program


Pembangunan Permukiman

 Matriks rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur


bidang cipta karya pada kawasan permukiman prioritas RPKPP dengan
pentahapannya

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 52


Tabel 8 Contoh Rencana Aksi Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Pada Kawasan Prioritas

Jangka Waktu 5 Tahun


SUMBER PEMBIAYAAN (Tahun ….. – Tahun …..)
PROGRAM KEGIATAN PELAKU LOKASI
PENDANAAN (dalam Rp. 000)
I II III IV V

1.1 Pembangunan 1.1.1 FS Rumah Dinas Kawasan APBD Kota/Kab 1.200.000 - - 1.200.000 - -
Rumah Susun Susun Cipta A1-Blok 1
Karya

1.1.2 DED Rumah Dinas Kawasan APBD Kota/Kab 1.600.000 - - - 1.600.000 -


Susun Cipta A1-Blok 1
Karya

1.1.3 Penyiapan Dinas Kawasan APBD Kota/Kab 10.500.000 2.500.000 2.500.000 2.000.000 2.000.000 1.500.000
Lahan Cipta A1-Blok 1
Karya,
BPN

1.2 Pembangunan 1.2.1 Pembangunan Dinas Kawasan APBN/APBD 3.600.000 - 1.100.000 1.300.000 1.200.000 -
Saluran Saluran Cipta A1 Kota/Kab
Drainase/Goro Drainase/Goro Karya
ng-gorong ng-gorong

1.2.2 Perbaikan Dinas Kawasan APBN/APBD 2.500.000 1.250.000 1.250.000 - - -


Saluran Cipta A1-Blok 1, Kota/Kab
Drainase/Goro Karya Blok 2
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

ng-gorong

1.3 Pengembangan 1.3.1 Peningkatan BUMN/ Kawasan Sumber 4.500.000 1.750.000 1.450.000 1.300.000
Kinerja Peran Serta BUMD/ A1-Blok 3, Lainnya yang
Pengelolaan Masyarakat Swasta Blok 4, Sah (CSR, dll)
Persampahan Dalam Blok 5
Pengelolaan
Persampahan

dst …… Rp. ……. Rp….. Rp….. Rp….. Rp…..

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 53


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian C.7:

PENYELENGGARAAN PRA-FGD 2 DAN FGD 2

Pra-FGD 2 bertujuan untuk membahas hasil-hasil identifikasi kebutuhan pada kawasan


permukiman prioritas yang kemudian disusun dalam rencana aksi program pada
kawasan prioritas RPKPP. FGD 2 bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan dari
semua stakeholder mengenai rencana aksi program pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman pada kawasan prioritas RPKPP berikut dengan tahapan
pelaksanaannya.

Siapa yang Terlibat Dalam Pelaksanaannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan


 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- memfasilitasi penyelenggaraan FGD 2
- mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan FGD 2
 Pemangku kepentingan kota/kabupaten yang terkait, yang setidaknya terdiri
atas:
- Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur
permukiman;
- Akademisi;
- Tokoh masyarakat
Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan FGD juga melibatkan unsur
pendukung lainnya yang meliputi:
- Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman,
permukiman, dan perencanaan
- Tim Teknis Provinsi
- Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Kegiatan Pra- FGD 2 dan FGD 2 dilakukan pada hari yang berbeda, masing – masing
kegiatan dilakukan minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana
kerja yang disusun.
Catatan: Apabila dalam FGD 2 belum dicapai hasil yang diharapkan, maka dapat
dilakukan diskusi tambahan sesudahnya (Pasca FGD 1) sesuai kebutuhan tanpa
mengganggu kerangka waktu pelaksanaan kegiatan lainnya.

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 54


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Pelaksanaannya?

Untuk Pra-FGD 2

 Diskusi internal, dengan peserta yang hanya mencakup Pokjanis dan Tim
Tenaga Ahli
Untuk FGD 2

 Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan
melakukan kesepakatan terhadap Rencana Aksi Program kawasan prioritas.
Dalam diskusi ini melibatkan pemangku kepentingan di luar Pokjanis dan Tim
Tenaga Ahli.

Apa yang harus dihasilkan sebelum pelaksanaan FGD -2?

 Konsep Penanganan Kawasan Prioritas (Output C. 3)


 Matriks Program Arahan SPPIP Pada Kawasan Prioritas (Output C.4)
Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1: Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pra-FGD 2 dan FGD 2

 Tim Tenaga Ahli menyusun KAK Pra-FGD 1 dan FGD 1 sebagai acuan bersama
pelaksanaan kegiatan.
 KAK tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk disepakati bersama dan
dikoordinasikan pelaksanaannya.
Langkah 2: Melakukan Pra-FGD, untuk merumuskan konsep penanganan dan
pembangunan permukiman dan infrastruktur pada kawasan prioritas
(Kegiatan C.2)

 Berdasarkan masukan yang ada, pokjanis dan tim tenaga ahli pendamping
merumuskan merumuskan dan mendiskusikan rencana aksi program mengacu
pada langkah – langkah yang dijelaskan pada Kegiatan C.5, sedangkan
perumusan pentahapannya dijelaskan pada Kegiatan C.6
Langkah 3: Melakukan FGD-1

 Pokjanis didampingi oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping memaparkan materi


kepada peserta untuk mendapatkan masukan atas rencana aksi program yang
sudah disusun.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Kesepakatan Rencana Aksi Program Kawasan Prioritas yang tertuang dalam Berita
Acara FGD (Contoh Format Berita Acara) Lihat Gambar 4)
 Proceeding Kegiatan FGD 2 yang secara substansi minimal memuat:

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 55


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

₋ waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan


₋ ringkasan penyelenggaraan kegiatan dan substansi yang disampaikan
₋ notulensi/ catatan penyelenggaraan kegiatan
₋ berita acara
₋ daftar hadir
₋ dokumentasi kegiatan (foto)

Outline minimal dari Proceeding Kegiatan FGD 2 ini dapat dilihat pada Box 1.

Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2

 Berita Acara Kesepakatan FGD 2 tentang Rencana Aksi Program


 Proceeding Kegiatan FGD 2

Lingkup Perumusan Rencana Aksi Program ● 56


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
MODUL PELAKSANAAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

D PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA


LINGKUP PERUMUSAN RENCANA PENANGANAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1

Bagian D modul ini terbagi atas 9 (sembilan) sub-modul yang masing-masing


menguraikan proses dan prosedur tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup
kegiatan perumusan rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1,
yaitu:
D.1: Kegiatan Perumusan Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan
Pembangunan Tahap 1
D.2: Kegiatan Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1
D.3: Kegiatan Penyelenggaraan Diskusi Partisipatif
D.4: Kegiatan Perumusan Konsep Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap
1
D.5: Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Pembangunan
Tahap 1
D.6: Kegiatan Penyelenggaraan Pra-FGD 3 dan FGD 3
D.7: Kegiatan Penyusunan Rencana Detail Desain Kawasan
D.8: Mengikuti Kegiatan Kolokium
D.9: Kegiatan Penyelenggaraan Konsultasi Publik
Kedudukan Bagian D modul ini di dalam rangkaian penyusunan Dokumen
RPKPP dapat dilihat pada Gambar 13 berikut.

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap


1●57
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

IDENTIFIKASI POTENSI PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERSIAPAN FINALISASI DAN SOSIALISASI
DAN MASALAH INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PERMUKIMAN PERKOTAAN

1.1
SOSIALISASI

1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN
O-1
DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN

2.2
KAJIAN MIKRO
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP 4.1
3.3 PERUMUSAN
2.3 IDENTIFIKASI KRITERIA &
IDENTIFIKASI PROGRAM INDIKATOR
POTENSI & PENANGANAN PENENTUAN
PERMASALAHAN BERDASARKAN KAWASAN
PEMBANGUNAN ARAHAN SPPIP PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN TAHAP 1
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN PADA
KAWASAN
3.4 4.2 4.3
PERMUKIMAN
PERUMUSAN KONSEP
PRIORITAS O-3 PERUMUSAN RENCANA PENENTUAN KAWASAN O-5
PEMBANGUNAN KAWASAN
AKSI PROGRAM PEMBANGUNAN TAHAP 1
3.1 3.2 PEMBANGUNAN TAHAP 1
IDENTIFIKASI PENYUSUNAN
O-2 KEBUTUHAN KONSEP
PENANGANAN PEMBANGUNAN
KAWASAN KAWASAN 3.5
4.4
PERUMUSAN TAHAPAN 4.5
PENYUSUNAN RENCANA
PELAKSANAAN PROGRAM O-4 O-6 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED) O-7
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
PERMUKIMAN
5.1
PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI
PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1

MODUL D

Gambar 13 Penggunaan Modul D dalam Kerangka Penyusunan RPKPP

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●58


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian D.1 :

KEGIATAN PERUMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR


PENENTUAN KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1

Penentuan kawasan pembangunan tahap 1 didasarkan pada penilaian terhadap


kriteria dan indikator yang dirumuskan dengan mempertimbangkan kebijakan dan
strategi yang terkait serta kesepakatan pemangku kepentingan. Kriteria dan
indikator yang dirumuskan ini nantinya menjadi dasar dalam proses penentuan
kawasan pembangunan tahap 1.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, akan berperan sebagai pengambil


keputusan dalam merumuskan kriteria dan indikator untuk menentukan
kawasan pembangunan tahap 1.
 Tim Tenaga Ahli Pendamping, mendampingi pokjanis dalam merumuskan
kriteria dan indikator

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal 2 minggu terhitung dari minggu pertama bulan keempat

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?

 Analisis kawasan
 Diskusi

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1: Melakukan kajian terhadap lokasi kawasan permukiman prioritas


yang telah ditetapkan
 Kajian yang dimaksud dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai:
- keberadaan bagian pada kawasan yang perlu penanganan segera dan
merupakan akar persoalan bagi penagan
- Potensi untuk menjadi pilot project dalam skala kawasan dan skala kota
- Kondisi sosial budaya terkait kesiapan masyarakat dalam menerima
program baru
- Kondisi lainnya yang mendukung realisasi pembangunan kawasan baik
dalam aspek fisik maupun aspek non fisik.

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●59


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Langkah 2: Melakukan kajian terhadap kebijakan dan strategi penanganan


kawasan prioritas
 Informasi yang perlu dikaji dalam langkah ini:
- Implementasi kebijakan dan strategi dalam kawasan
- Konsep penanganan kawasan
Langkah 3: Merumuskan kriteria dan indikator penentuan kawasan
pembangunan tahap 1
 Hasil kajian pada langkah 2 dan langkah 3 menggambarkan karakteristik
kawasan yang akan menjadi dasar perumusan kriteria penilaian yang akan
digunakan
 Rumuskan indikator untuk masing – masing kriteria

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Tabel kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1


(contoh format lihat Tabel 9)

Daftar Check List Hasil Perumusan Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan
Pembangunan Tahap 1

 tabel kriteria dan indikator penentuan kawasan pembangunan tahap 1

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●60


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Tabel 9 Contoh Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1


KRITERIA INDIKATOR
 Mempunyai korelasi positif terhadap penanganan
Urgenitas terhadap
akar permasalahan
penanganan akar
 Sesuai dengan tahapan penanganan akar
permasalahan kawasan
permasalahan kawasan
 Mempunyai implikasi positif terhadap lokasi lainnya
 Potensi konflik rendah (konflik lahan, konflik sosial,
Jaminan keberlanjutan program
dsb)
dan penuntasan masalah
 Dukungan kelembagaan masyarakat
 Historical kawasan
 Keluwesan dalam penyusunan rencana aksi
 Keragaman penanganan infrastruktur
Berpotensi untuk menjadi pilot
keciptakaryaan
project dalam skala kawasan
 Aspek yang ditangani secara menyeluruh (fisik
dan kota
sosial, ekonomi)
 Model penanganan dapat direplikasikan pada
lokasi lain (best practice)
 …

 ...
...

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●61


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian D.2:

KEGIATAN PENENTUAN KAWASAN


PEMBANGUNAN TAHAP 1

Pemilihan kawasan pembangunan tahap 1 di dalam kawasan permukiman


prioritas RPKPP didasarkan pada proses identifikasi, penetapan kebutuhan dan
penetapan skala prioritas penanganan dan pembangunan pada kawasan prioritas
RPKPP. Pada kawasan pengembangan tahap pertama ini dilakukan penyusunan
rencana penanganan secara lebih rinci dan operasional, dengan tingkat
kedalaman skala perencanaan 1 : 1.000.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, berperan sebagai pengambil keputusan


dalam menetapkan skala priroritas penanganan dan pembangunan pada
kawasan prioritas RPKPP
 Tim Tenaga Ahli Pendamping, berperan dalam menyediakan kajian teknis
untuk mendukung penetapan kawasan pembangunan tahap 1.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

2 minggu terhitung dari minggu kedua bulan keempat

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?

 Analisis kawasan
 Diskusi
 Pendekatan Partisipatif (CPA)

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1: Melakukan kajian terhadap lokasi kawasan permukiman prioritas


RPKPP yang telah ditetapkan
 Kajian untuk mengetahui karakteristik lokasi secara keseluruhan dengan
mempertimbangkan:
- Hasil identifikasi potensi, permasalahan, hambatan dan tantangan baik
aspek fisik maupun nonfisik pada kawasan prioritas (output Bagian B.3)
- Kebutuhan penanganan kawasan (output bagian C. 1)

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●62


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Langkah 2: Menentukan zona-zona perencanaan dalam kawasan permukiman


prioritas RPKPP, untuk pentahapan pembangunan
 Pembagian zona perencanaannya dapat berdasarkan:
- wilayah administrasi (pengelompokkan RW)
- kondisi fisik kawasan
- atau ketentuan lainnya yang disepakati oleh Pokjanis dan Tim Tenaga
Ahli Pendamping
Langkah 3: Menentukan tahapan pembangunan per zona
 Penentuan tahapan pembangunan per zona ini dapat didasarkan pada :
- Skala prioritas kebutuhan penanganan berdasarkan kriteria dan
indikator yang ditetapkan sebelumnya
- Aspek fisik terkait dengan teknis pembangunan
- Aspek pembiayaan
- Aspek sosial yaitu kesiapan masyarakat pada kawasan yang akan
direncanakan
Langkah 4: Menentukan 2 lokasi kawasan pengembangan tahap pertama
untuk direncanakan secara lebih rinci dan operasional
 Pokjanis dan tim tenaga ahli pendamping:
- menyepakati kawasan pengembangan tahap pertama berdasarkan
Langkah-3
- membahas dan menyepakati kawasan pengembangan tahap 1
bersama masyarakat/ pemangku kepentingan kawasan melalui
Langkah - 5
Langkah 5: Menyelenggarakan diskusi partisipatif dengan pemangku
kepentingan kawasan dalam penentuan kawasan pengembangan
tahap 1;
 Ketentuan penyelenggaraan diskusi partisipatif ini dijelaskan lebih detail
pada Kegiatan D.3.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

2 kawasan di dalam kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan dilakukan


penanganan dan pembangunannya pada tahap pertama

Daftar Check List Hasil Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1

 2 kawasan di dalam kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan


dilakukan penanganan dan pembangunannya pada tahap pertama

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●63


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian D.3 :

KEGIATAN PENYELENGGARAAN DISKUSI


PARTISIPATIF

Diskusi partisipatif merupakan diskusi intensif yang melibatkan peran aktif dari
seluruh pemangku kepentingan, terutama pihak yang terkena dampak
pembangunan, mulai dari proses identifikasi awal sampai dengan proses
pengambilan keputusan.

Siapa yang Terlibat Dalam Pelaksanaanya?

 Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, berperan sebagai pengambil keputusan


dalam menetapkan skala priroritas penanganan dan pembangunan pada
kawasan prioritas RPKPP
 Tim Tenaga Ahli Pendamping, berperan dalam menyediakan kajian teknis
untuk mendukung penetapan kawasan pembangunan tahap 1.
 Perwakilan masyarakat pada kawasan
 pemangku kepentingan kawasan lainnya seperti perwakilan dari organisasi
non- pemerintah dan dunia usaha.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Minimal satu hari pelaksanaan

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Pelaksanaannya?

 Diskusi
 Metode partisipatif lainnya yang disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi
masyarakat pada kawasan permukiman prioritas

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

 Melibatkan stakeholder yang dilibatkan sesuai dengan hasil pemetaan


stakeholder pada Bagian C.5.
 Langkah – langkah penentuan kawasan pembangunan tahap 1 mengikuti
pentahapan kegiatan Bagian D.3

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

- pembagian zona kawasan (Contoh lihat gambar)

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●64


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

- penentuan tahapan pembangunan untuk setiap zona


- kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan dilakukan penanganan dan
pembangunannya pada tahap pertama

Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Diskusi Partisipatif

 Kesepakatan pembagian zona pada kawasan


 Kesepakatan penentuan tahapan pembangunan untuk setiap zona
 Kesepakatan kawasan permukiman prioritas RPKPP yang akan dilakukan
penanganan dan pembangunannya pada tahap pertama

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●65


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian D.4 :

KEGIATAN PERUMUSAN KONSEP PEMBANGUNAN


KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1

Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 ini dilakukan untuk


memberikan gambaran imajiner untuk penanganan kawasan pembangunan tahap
1. Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 ini akan menjadi dasar
bagi penyusunan rencana penanganannya dan DED Kawasan.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, berperan sebagai pengambil keputusan


dalam merumuskan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1
 Tim Tenaga Ahli Pendamping, sebagai pihak yang membantu merumuskan
dan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

2 minggu terhitung dari awal bulan kelima

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?

Desk Study, Diskusi, Analisis Pentahapan Program (Staging Analisys)

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 Merumuskan kebutuhan penanganan kawasan pembangunan


tahap 1
Perumusan dilakukan berdasarkan:
 Hasil identifikasi kebutuhan penanganan kawasan pada Bagian C.1
 Hasil identifikasi kebutuhan penanganan tahap pertama dalam perumusan
Rencana Aksi Program pada Langkah 2 Bagian C. 5
Langkah 2 Merumuskan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1
 Perumusan mengacu pada Konsep Pembangunan Kawasan (output Bagian
C.2)
 Pendetailan konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 dilakukan
sesuai dengan rumusan kebutuhan pada Langkah -1

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●66


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 berdasarkan pada


kebutuhan yang telah dirumuskan (Gambar 13)

Daftar Check List Hasil Perumusan Konsep Pembangunan Kawasan


Pembangunan Tahap 1

 Konsep penanganan kawasan pembangunan tahap 1 berdasarkan pada


kebutuhan yang telah dirumuskan

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●67


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Gambar 14 Contoh Peta Konsep Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●68


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian D.5 :

KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA


PEMBANGUNAN KAWASAN PEMBANGUNAN
TAHAP 1

Penerjemahan konsep penanganan kawasan ke dalam rencana penanganan yang


lebih terukur baik lokasi, besaran/volume, maupun pembiayaannya sehingga
dapat operasional pada saat penerapannya. Rencana penanganan kawasan
pembangunan tahap 1 ini akan menjadi dasar dalam penyusunan DED kawasan.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis RPKPP Kota/ Kabupaten


 Tim Tenaga Ahli Pendamping, dalam hal ini Ahli Permukiman, Ahli Prasarana
Permukiman dan Ahli Lingkungan

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

2 minggu

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?

Desk Study, Diskusi, Analisis Pentahapan Program (Staging Analisys)

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 Menerjemahkan konsep penanganan ke dalam rencana


penanganan
 Penyusunan rencana penanganan memperhatikan:
- Konsep penanganan (output Bagian D. 6)
- pembagian zona kawasan (Output Bagian D.3)
- penentuan tahapan pembangunan untuk setiap zona (Output Bagian
D.3)

Langkah 2 Melakukan pengecekan lapangan terkait dengan rencana


penanganan

 Pengecekan lapangan terutama untuk mengetahui kesesuaian rencana fisik


dengan kebutuhan di lapangan

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●69


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

 dapat dilakukan bersamaan dengan pengukuran untuk kebutuhan


penyusunan DED pada Bagian D.8
Langkah 3 Menyelenggarakan Pra-FGD 3 untuk menyusun rencana
penanganan pembangunan kawasan pembangunan tahap 1

 Ketentuan pelaksanaan Pra- FGD 3 dijelaskan lebih lanjut pada kegiatan D.7.
Langkah 4 Menyelenggarakan FGD 3 untuk pembahasan dan penyepakatan
rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1

 Ketentuan pelaksanaan FGD 3 dijelaskan lebih lanjut pada kegiatan D.7.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

Rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 (Contoh Tabel) yang,


secara substansi minimal meliputi:
 Program
 Rincian Kegiatan
 Pelaku
 Lokasi pelaksanaan Kegiatan
 Volume
 Satuan
 Harga satuan
 Biaya
 Jangka Waktu Pelaksanaan (per tahun)
 Sumber pendanaan

Daftar Check List Hasil Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan


Pembangunan Tahap 1

 Rencana penanganan kawasan pembangunan tahap 1 yang diterjemahkan


dalam Tabel 4.3

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●70


Tabel 10 Contoh Rencana Penanganan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Pada Kawasan Prioritas

HARGA Jangka Waktu 5 Tahun


BIAYA (Tahun ….. – Tahun
SATUAN SUMBER
PROGRAM KEGIATAN PELAKU LOKASI VOL SATUAN (dalam Rp. …..)
(dalam Rp. PENDANAAN
000)
000) I II III IV V

Kawasan A1

1.1 Pembangunan 1.1.1 FS Rumah Susun Dinas Cipta Blok A11 2 Paket 1.500.000 3.000.000 X APBD Kota/Kab
Rumah Susun Karya
Blok A13 1 Paket 600.000 600.000 X APBD Kota/Kab

1.1.2 DED Rumah Dinas Cipta Blok A11 2 Paket 600.000 1.200.000 X APBD Kota/Kab
Susun Karya
Blok A13 1 Paket 600.000 600.000 X APBD Kota/Kab

1.1.3 Penyiapan Lahan Dinas Cipta Blok A11 1 Paket 2.500.000 2.500.000 X APBN/APBD
Karya, BPN Kota/Kab

1.2 Pembangunan 1.2.1 Perbaikan Saluran Dinas Cipta Blok A2 1.000 m 1.250 1.250.000 X APBN/APBD
Saluran Drainase/Gorong- Karya Kota/Kab
Drainase gorong

1.3 Penyediaan 1.3.1 Peningkatan Peran BUMN/ Blok A3 1.250 m 1.400 1.750.000 X Sumber Lainnya
Sarana Serta Masyarakat BUMD/ yang Sah (CSR,
Pengadaan Dalam Swasta dll)
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Sampah Pengelolaan
Ramah Persampahan
Lingkungan

dst

Kawasan …

dst

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●71


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian D.6 :

KEGIATAN PENYELENGGARAAN PRA-FGD 3 DAN FGD 3

Kegiatan Pra-FGD 3 bertujuan untuk menyusun rencana penanganan


pembangunan kawasan pembangunan tahap 1. Kegiatan FGD 3 bertujuan untuk
mendapatkan kesepakatan dari semua stakeholder mengenai rencana
penanganan pada kawasan pembangunan tahap 1

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan


 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- memfasilitasi penyelenggaraan FGD 3
- mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan FGD 3
 Pemangku kepentingan kota/kabupaten yang terkait, yang setidaknya terdiri
atas:
- Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur
permukiman;
- Akademisi;
- Tokoh masyarakat
Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan FGD juga melibatkan unsur
pendukung lainnya yang meliputi:
- Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman,
permukiman, dan perencanaan
- Tim Teknis Provinsi
- Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman

Output apa saja yang dibutuhkan sebelum penyelenggaraan FGD 3?

 Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap 1 (Bagian


D.1)
 Pembagian Zona Kawasan (Bagian D.2)
 Kawasan Pembangunan Tahap 1 (Bagian D.2)
 Konsep Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1 (Bagian D.5)
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Kegiatan Pra- FGD 3 dan FGD 3dilakukan pada hari yang berbeda, masing –
masing kegiatan dilakukan minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan
dengan rencana kerja yang disusun.

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●72


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Catatan: Apabila dalam FGD 3 belum dicapai hasil yang diharapkan, maka dapat
dilakukan diskusi tambahan sesudahnya (Pasca FGD 3) sesuai kebutuhan tanpa
mengganggu kerangka waktu pelaksanaan kegiatan lainnya.

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?

Untuk Pra-FGD 3

 Diskusi internal, dengan peserta yang hanya mencakup Pokjanis dan Tim
Tenaga Ahli
Untuk FGD 3

 Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas dan
menyepakati rencana penanganan kawasan pengembangan tahap 1. Dalam
diskusi ini melibatkan pemangku kepentingan di luar Pokjanis dan Tim
Tenaga Ahli.

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1: Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pra-FGD 3 dan FGD 3

 Tim Tenaga Ahli menyusun KAK Pra-FGD 3 dan FGD 3 sebagai acuan
bersama pelaksanaan kegiatan.
 KAK tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk disepakati bersama dan
dikoordinasikan pelaksanaannya.
Langkah 2: Melakukan Pra-FGD, untuk merumuskan konsep penanganan dan
pembangunan permukiman dan infrastruktur pada kawasan
prioritas (Kegiatan C.2)

 Berdasarkan masukan yang ada, pokjanis dan tim tenaga ahli pendamping
menyusun rencana penanganan pembangunan kawasan pengembangan
tahap1
Langkah 3: Melakukan FGD-1

 Pokjanis didampingi oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping memaparkan materi


kepada peserta untuk mendapatkan masukan atas konsep yang sudah
disusun.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Kesepakatan Rencana Penanganan Kawasan Pengembangan Tahap 1 yang


tertuang dalam Berita Acara FGD (Contoh Format Berita Acara Lihat Gambar
12)

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●73


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

 Proceeding Kegiatan FGD 3 yang secara substansi minimal memuat:


₋ waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan
₋ ringkasan penyelenggaraan kegiatan dan substansi yang disampaikan
₋ notulensi/ catatan penyelenggaraan kegiatan
₋ berita acara
₋ daftar hadir
₋ dokumentasi kegiatan (foto)
Outline minimal Proceeding Kegiatan FGD 3 dapat dilihat pada Box 1.

Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Pra-FGD 3 dan FGD 3

 Berita Acara Kesepakatan FGD 2 tentang Rencana Penanganan Kawasan


Pengembangan Tahap 1
 Proceeding Kegiatan FGD 2

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●74


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian D.7 :

KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL


DESAIN (DED) KAWASAN

Penyusunan Rencana Teknis Rinci (Detailed Engineering Design/DED) untuk


komponen program pembangunan prioritas di dalam kawasan pembangunan
tahap 1 yang meliputi infrastruktur permukiman. Menyusun Rencana Teknis Rinci
(DED) infrastruktur permukiman pada kawasan pembangunan tahap pertama; dan
menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan daftar kuantitas harga.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis RPKPP kabupaten/kota, dalam hal ini berperan untuk memverifikasi


hasil rencana yang dihasilkan.
 Tim Tenaga Ahli Pendamping, dalam hal ini Ahli Permukiman, Ahli Prasarana
Permukiman dan Ahli Lingkungan memiliki peran untuk menghasilkan
rencana teknis rinci/ DED kawasan pembangunan tahap 1.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

8 minggu/2 bulan terhitung dari awal bulan keenam sampai dengan bulan ketujuh

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?

Survey lapangan (ground survey), desk study, studio.

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1: Menyiapkan gambar pra rencana berdasarkan rumusan program


kegiatan untuk pembangunan kawasan secara keseluruhan.
 Gambar ini hanya memuat bentuk dan komponen-komponen fisik apa saja
yang diperlukan dalam pembangunan kawasan, namun jumlah dan
besarannya belum terinci

Langkah 2: Melakukan ground check dan pengukuran yang mulai di sesuaikan


dengan kebutuhan nyata di lapangan.
 Komponen rencana disusun ulang dan dilihat sejauh mana kemungkinan
dapat dilaksanakan pembangunannya di lapangan. Pemilihan komponen
yang akan dibangun harus melalui beberapa kriteria, yaitu :

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●75


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

- Komponen yang akan dibangun harus benar-benar menjadi prioritas


utama bagi pengembangan kawasanl;
- Komponen yang akan dibangun harus memberikan dampak
nyata/manfaat terhadap perbaikan lingkungan yang ditata;
- Komponen yang akan dibangun terlihat jelas secara visual untuk
memberikan dorongan moril bagi masyarakat maupun pemerintah bahwa
penataan lingkungan member dampak positif bagi lingkungan dan
manusianya;
- Komponen yang akan dibangun mudah dilaksanakan pembangunannya
dan tidak berada dalam tanah / lahan yang disengketakan

Langkah 3: Pembuatan Site Plan dan gambar kerja sebagai pendetailan


komponen prioritas yang ditentukan.
 Gambar ini dibuat rinci sebagai acuan untuk pelaksanaan di lapangan

Langkah 4: Penghitungan volume pekerjaan dan RAB.


 Sesuai dengan hasil pengukuran di lapangan, dilakukan penghitungan volume
pekerjaan dan RAB berdasarkan ketentuan harga satuan yang berlaku pada
kota/ kabupaten tersebut.

Langkah 5: Mengikuti kegiatan kolokium yang diselenggarakan oleh Direktorat


Pengembangan Permukiman dengan memperhatikan ketentuan
yang ada
 Ketentuan terkait keikutsertaan dalam kolokium dijelaskan pada Bagian D. 8

Langkah 6: Menyelenggarakan konsultasi kepada calon penerima manfaat


penyusunan RPKPP untuk penjaringan masukan terhadap muatan
RPKPP
 Ketentuan terkait penyelenggaraan konsultasi publik dijelaskan pada Bagian
D. 9.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Site Plan Kawasan Pembangunan Tahap pertama yang disusun dengan


memperhatikan berbagai acuan yang ada.
Penyusunan rencana teknis rinci dapat mengacu kepada standar teknis yang
digunakan yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) dan pedoman teknis
lainnya, yang antara lain meliputi :
- Rencana Induk Kawasan, standar teknis bidang ini antara lain: SNI 02-
2406-1991 dan Pt T-15-2002-C untuk kawasan yang pertumbuhannya
normal dan satuan luas daerah tidak terlampau luas (<200 ha).
- Studi Kelayakan Kawasan, Standar teknis bidang ini antara lain: sesuai AB-
K/RE-SK/TC/001/98

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●76


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

- Standar teknis penanganan jalan kawasan, SNI 03-2853-1995, SNI 03-


2446-1991, SNI 03.6967-2003
- Standar teknis penyediaan prasarana drainase, SNI 06-2409-2002 dan SNI
03-2453-2002.
- Standar teknis bidang sarana air minum: AB-K/RE-RT/TC/026/98 dan
ABK/OP/ST/004/98.
- Standar teknis bidang pengelolaan Air Limbah, SNI 03-2398-2002, PTT-19-
2000-C dan PTS -09-2000-C
- Standar teknis bidang Pengelolaan sampah kawasan, SNI 19-3964-1994
dan SNI 03-3242-1994 dan SNI 19-3983-1995 sesuai PTS 06-2000-C dan
PTS 07-2000-C
- Standar teknis bidang kelistrikan,SNI 04-0225-2000
- Standar teknis bidang RTH, 009/T/BT/1995
- Standar Teknis Penyusunan Analisa Biaya Komponen DED Standar teknis
bidang antara lain: SNI Tahun 2007 tentang Analisa Harga Satuan
Pekerjaan, Analisa BOW.

 Gambar kerja/detail design yang implementatif


 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dari paket-paket pekerjaan tersebut diatas (OE)
 Visualisasi 3 dimensi (3D) dari rencana yang disusun

Daftar Check List Hasil Penyusunan Rencana Detail Desain (DED) Kawasan

 Site Plan Kawasan Pembangunan Tahap pertama yang disusun dengan


memperhatikan berbagai acuan yang ada
 Gambar kerja/detail design yang implementatif
 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dari paket-paket pekerjaan tersebut diatas
(OE); dan
 Visualisasi 3 dimensi (3D) dari rencana yang disusun

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●77


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Contoh Rencana Detail Desain


Gambar 15

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●78


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Gambar 16 Contoh Ilustrasi 3D Rencana Penanganan Kawasan


Pembangunan Tahap 1

Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 79


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian D.8 :

KEIKUTSERTAAN DALAM KOLOKIUM

Kegiatan monitoring dan pengendalian yang dilakukan oleh Satker Pengembangan


Kawasan Permukiman (PKP) Provinsi dan penyelenggara di tingkat pusat terhadap
proses penyusunan RPKPP.

Siapa yang Terlibat Dalam Pelaksanaannya?

 Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) RPKPP Kota/ Kabupaten


 Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
 Tim Tenaga ahli pendamping

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Dilakukan 1 (satu) hari pada akhir bulan ke-6 (enam) dengan waktu pelaksanaan
dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan Kolokium pada kegiatan SPPIP
dan ditentukan oleh koordinator pelaksana.

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Pelaksanaannya?

 Pemaparan hasil, berupa pemaparan pencapaian hasil penyusunan SPPIP


dan RPKPP oleh tiap kabupaten/kota
 Diskusi, melalui sesi tanya jawab dalam proses pelaksanaannya.

Output Apa saja yang harus disiapkan sebelum Kolokium?

 Kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan dalam


SPPIP (Bagian B.2)
 Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas (Bagian B.3)
 Konsep dan rencana penanganan pada kawasan permukiman prioritas
(Bagian C.2)
 Rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan pada kawasan prioritas selama 5 tahun (Bagian C.5)
 Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap1 (Bagian
D.1)
 Kawasan di dalam kawasan prioritas yang akan dilakukan pembangunannya
pada tahap pertama (dilakukan penyusunan rencana penanganan secara
lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan
1:1000) (Bagian D.5)

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●80


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

 Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design/DED) (Bagian D.7)

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1: Menyiapkan materi paparan dan pembahasan capaian


RPKPP/Kolokium yang meliputi bahan tayangan dan materi
visualisasi yang telah disusun

 Pokjanis bersama dengan tim tenaga ahli pendukung menyiapkan bahan


paparan yang berisi tentang proses dan hasil pencapaian penyusunan RPKPP
 pokjanis di setiap kota/kabupaten bersama tim teknis provinsi secara
koordinatif mempersiapkan materi dan kemajuaan penyusunan kegiatan untuk
kolokium
Langkah 2: Mengikuti kegiatan kolokium

 Pokjanis didampingi satker dan tenaga ahli pendamping memaparkan hasil-


hasil penyusunan RPKPP kepada para pemangku kepentingan terkait
 Penyelenggara kolokium akan menilai hasil pencapaian tersebut untuk
memberikan masukan bagi perbaikan atau penyempurnaan dari hasil yang
telah dicapai
Langkah 3: Merumuskan langkah perbaikan berdasarkan masukan terhadap
pencapaian kegiatan RPKPP dari pelaksanaan kolokium

 Pokjanis bersama oleh tenaga ahli pendamping merumuskan poin – poin


yang perlu diperbaiki terkait hasil penyusunan RPKPP yang telah
dilakukannya
 Pokjanis bersama oleh tenaga ahli pendamping melakukan perbaikan
substansi

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Kesamaan hasil dari produk RPKPP yang dihasilkan oleh tiap kota/kabupaten
 Hasil evaluasi terhadap proses yang telah dilakukan

Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Kolokium

 Hasil evaluasi terhadap pencapaian penyusunan RPKPP

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●81


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian D.9 :

KEGIATAN PENYELENGGARAAN KONSULTASI


PUBLIK

Kegiatan menjaring masukan terhadap konsep, rencana penanganan, dan rencana


aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
pada kawasan prioritas RPKPP untuk jangka waktu 5 tahun dan kawasan
pembangunan tahap 1 pada pelaksanaan 1 tahun pertama

Siapa yang Terlibat Dalam Pelaksanaannya?

Kegiatan Konsultasi Publik melibatkan 40 (empat puluh) orang peserta dan


pendukung.
Peserta kegiatan antara lain mewakili unsur :
 Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur
permukiman, permukiman, dan perencanaan
 Akademisi
 Perwakilan masyarakat kawasan permukiman prioritas RPKPP (calon penerima
manfaat)*
Pendukung kegiatan antara lain mewakili unsur :
 Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman,
permukiman, dan perencanaan
 Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
 Tenaga ahli pendamping
Catatan: *Perwakilan masyarakat yang diundang dalam kegiatan ini perlu melibatkan
perempuan

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Minimal 1 hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang
disusun

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?

Pemaparan hasil dan diskusi terbuka

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●82


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Output Apa saja yang harus disiapkan sebelum Konsultasi Publik?

 Kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan dalam


SPPIP (Bagian B.2)
 Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas (Bagian B.3)
 Konsep dan rencana penanganan pada kawasan permukiman prioritas
(Bagian C.2)
 Rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan pada kawasan prioritas selama 5 tahun (Bagian C.5)
 Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Pembangunan Tahap1 (Bagian
D.1)
 Kawasan di dalam kawasan prioritas yang akan dilakukan pembangunannya
pada tahap pertama (dilakukan penyusunan rencana penanganan secara
lebih rinci dan operasional, dengan tingkat kedalaman skala perencanaan
1:1000) (Bagian D.5)
 Rencana Detail Desain (Detailed Engineering Design/DED) (Bagian D.7)
 Hasil Kolokium dan Perbaikannya (Bagian D.8)

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1: Menyiapkan materi pemaparan dan pembahasan seluruh capaian


kegiatan RPKPP, yang meliputi bahan tayang, dan materi
visualisasi yang telah disusun
 Pokjanis bersama dengan tim tenaga ahli pendamping menyiapkan bahan
paparan yang berisi tentang proses dan hasil pencapaian penyusunan RPKPP
 Pokjanis bersama dengan tim tenaga ahli memaparkan seluruh capaian hasil
penyusunan RPKPP

Langkah 2: Melakukan diskusi untuk mendapatkan masukan-masukan


terhadap muatan RPKPP
 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan diskusi untuk
mendapatkan masukan terhadap muatan RPKPP
Langkah 3: Melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap capaian
kegiatan RPKPP berdasarkan masukan dari konsultasi
 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan rekapitulasi masukan
untuk penyempurnaan dokumen RPKPP;
 Berdasarkan catatan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan
tersebut, Pokjanis dengan dibantu oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping
merumuskan langkah-langkah perbaikan; dan

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●83


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan penyempurnaan


terhadap capaian kegiatan RPKPP.
Langkah – langkah penyempurnaan dijelaskan lebih lanjut pada Bagian E.1 modul
RPKPP ini.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Masukan terhadap hasil penyusunan RPKPP


 Dokumentasi dan Notulensi Pelaksanaan Kegiatan
 Berita acara kegiatan konsultasi publik yang minimal memuat mengenai:
- Waktu dan tempat penyelenggaraan konsultasi publik;
- Pihak-pihak yang terlibat dalam konsultasi publik;
- Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam konsultasi publik; serta
- Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi
 Proceeding Kegiatan Konsultasi Publik, yang secara substansi minimal
berisi:
- waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan
- ringkasan penyelenggaraan kegiatan dan substansi yang disampaikan
- notulensi/ catatan penyelenggaraan kegiatan
- daftar hadir
- dokumentasi kegiatan (foto)

Outline minimal Proceeding Kegiatan Konsultasi Publik dapat mengacu pada


outline Dokumen Proceeding FGD (Box 1)

Daftar Check List Hasil Pelaksanaan Konsultasi Publik

 Masukan terhadap hasil penyusunan RPKPP


 Dokumentasi dan Notulensi Pelaksanaan Kegiatan
 Proceeding Kegiatan Konsultasi Publik

Lingkup Perumusan Rencana Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1●84


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP
MODUL PELAKSANAAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

E PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA


LINGKUP FINALISASI DAN SOSIALISASI

Bagian ini terbagi atas 2 (dua) bagian yang masing-masing menguraikan proses
dan prosedur tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup finalisasi dan
sosialisasi, yaitu:
E.1: Kegiatan Penyempurnaan Rencana Aksi Program dan Rencana
Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1
E.2: Kegiatan Penyelenggaraan Diseminasi
Kedudukan Bagian E dalam rangkaian penyusunan Dokumen RPKPP dapat
dilihat pada Gambar 17 berikut.

Lingkup Finalisasi dan Sosialisasi●85


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

IDENTIFIKASI POTENSI PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERSIAPAN FINALISASI DAN SOSIALISASI
DAN MASALAH INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN PERMUKIMAN PERKOTAAN

1.1
SOSIALISASI

1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA
2.1
KAJIAN KEBIJAKAN
O-1
DAN STRATEGI
PEMBANGUNAN

2.2
KAJIAN MIKRO
KAWASAN
PERMUKIMAN
PRIORITAS
BERDASARKAN
ARAHAN SPPIP 4.1
3.3 PERUMUSAN
2.3 IDENTIFIKASI KRITERIA &
IDENTIFIKASI PROGRAM INDIKATOR
POTENSI & PENANGANAN PENENTUAN
PERMASALAHAN BERDASARKAN KAWASAN
PEMBANGUNAN ARAHAN SPPIP PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN TAHAP 1
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
PERKOTAAN PADA
KAWASAN
3.4 4.2 4.3
PERMUKIMAN
PERUMUSAN KONSEP
PRIORITAS O-3 PERUMUSAN RENCANA PENENTUAN KAWASAN O-5
PEMBANGUNAN KAWASAN
AKSI PROGRAM PEMBANGUNAN TAHAP 1
3.1 3.2 PEMBANGUNAN TAHAP 1
IDENTIFIKASI PENYUSUNAN
O-2 KEBUTUHAN KONSEP
PENANGANAN PEMBANGUNAN
KAWASAN KAWASAN 3.5
4.4
PERUMUSAN TAHAPAN 4.5
PENYUSUNAN RENCANA
PELAKSANAAN PROGRAM O-4 O-6 PENYUSUNAN RENCANA DETAIL DESAIN (DED) O-7
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
PERMUKIMAN
5.1
PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI
PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1

MODUL E

Gambar 17 Kedudukan Modul E dalam Kerangka Penyusunan RPKPP

Lingkup Finalisasi dan Sosialisasi●86


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian .E.1 :

KEGIATAN PENYEMPURNAAN RENCANA AKSI


PROGRAM DAN RENCANA PEMBANGUNAN
KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1

Perbaikan dan penyempurnaan dari rencana aksi program, rencana pembangunan


kawasan pengembangan tahap 1, dan rencana detail desain kawasan berdasarkan
pada masukan dari berbagai diskusi, FGD, dan konsultasi publik

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis RPKPP Kota/ Kabupaten


 Tim Tenaga Ahli Pendamping

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal 4 minggu terhitung dari awal bulan ketujuh

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Penyusunannya?

Studi Literatur (Desk Study)

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah1: Memperbaiki hasil penyusunan RPKPP berdasarkan masukan dari


konsultasi publik
 Melakukan rekapitulasi terhadap berbagai masukan dari semua pihak dalam tiap
diskusi dan konsultasi publik;
 Melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap rencana aksi program dan
rencana pembangunan kawasan pengembangan tahap 1;
 Melakukan penyempurnaan terhadap rencana detail desain (DED) kawasan;

Langkah 2: Menyusun materi visualisasi RPKPP dalam bentuk leaflet, banner,


poster, video dokumentasi dan bentuk visualisasi lainnya yang
dianggap perlu
 Hal-hal yang perlu diinformasikan kepada masyarakat umum terkait dengan RPKP.
Poin-poin tersebut antara lain adalah :
- Latar Belakang, Tujuan dan Sasaran
- Kebutuhan Penyusunan RPKP
- Gambaran Lokasi Perencanaan
- Hasil Penyusunan RPKP

Lingkup Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 87


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

- Indikasi Program RPKP


- Peta-peta dan gambar-gambar

Langkah 3: Menyelenggarakan sosialisasi hasil RPKPP dalam bentuk diseminasi


yang diselenggarakan dengan mengikuti ketentuan yang ada
 Ketentuan penyelenggaraan diseminasi dijelaskan pada Bagian E.2

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Rencana aksi program dan rencana pembangunan kawasan pengembangan


tahap 1 yang telah final dan siap untuk disebarluaskan;
 Rencana detail desain kawasan;
 Materi visualisasi RPKPP yang informatif, menarik dan mudah dimengerti;

Daftar Check List Hasil Penyempurnaan Rencana Aksi Program dan Rencana
Pembangunan Kawasan Pembangunan Tahap 1

 Rencana aksi program dan rencana pembangunan kawasan pengembangan


tahap 1 yang telah final dan siap untuk disebarluaskan;
 Rencana detail desain kawasan;
 Materi visualisasi RPKPP yang informatif, menarik dan mudah dimengerti; dan

Lingkup Finalisasi dan Sosialisasi●88


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

Bagian E.2 :

KEGIATAN PENYELENGGARAAN DISEMINASI

Kegiatan untuk mensosialisasikan seluruh hasil kegiatan dan produk RPKPP, serta
rencana aksi program yang telah disepakati, kepada dinas/instansi terkait dan
stakeholder/pemangku kepentingan daerah lainnya.

Siapa yang Terlibat Dalam Pelaksanaannya?

 Pokjanis didampingi Tim Tenaga Ahli sebagai penyelenggara diseminasi


 Menghadirkan minimal 40 (empat puluh) orang peserta yang mewakili unsur:
- perwakilan masyarakat (calon penerima manfaat)
- Legislatif (DPRD kabupaten/kota)
- Dinas/instansi tingkat kota/kabupaten yang membidangi infrastruktur bidang
cipta karya, permukiman, dan perencanaan
- Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur bidang cipta
karya, permukiman, dan perencanaan
- Akademisi
- Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis)

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

1 hari pada bulan ketujuh atau pada akhir kegiatan

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Proses Pelaksanaannya?

Seminar

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 Persiapan diseminasi, yang meliputi :


 Penentuan peserta diseminasi yaitu pemangku kepentingan terkait permukiman
dan infrastruktur perkotaan
 Penentuan tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan

Langkah 2 Persiapan materi sosialisasi, meliputi :


 Bahan tayang
 Materi visualisasi yang telah disusun
Langkah 3: Pelaksanaan kegiatan sosialisasi

 Pokjanis didampingi tim tenaga ahli memaparkan hasil-hasil penyusunan RPKP


kepada para pemangku kepentingan terkait

Lingkup Finalisasi dan Sosialisasi●89


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan RPKPP

 Pemberian Leaflet, Banner, Poster dan Media Visualisasi lainnya dalam


diseminasi

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Terinformasikannya hasil-hasil penyusunan RPKP kepada pemangku


kepentingan terkait
 Terpahaminya hasil-hasil penyusunan RPKP oleh pemangku kepentingan terkait
 Berita acara kegiatan diseminasi yang minimal memuat mengenai (Gambar 22):
- Waktu dan tempat penyelenggaraan diseminasi;
- Pihak-pihak yang terlibat dalam diseminasi;
- Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam diseminasi; serta
- Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi
 Proceeding Kegiatan Diseminasi, yang secara substansi minimal berisi:
- waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan
- ringkasan penyelenggaraan kegiatan dan substansi yang disampaikan
- notulensi/ catatan penyelenggaraan kegiatan
- daftar hadir
- dokumentasi kegiatan (foto)

Outline minimal Dokumen Proceeding Kegiatan Diseminasi dapat mengacu pada


outline Proceeding Kegiatan FGD (Box 1)

Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Diseminasi

 Diseminasi dilengkapi dengan leaflet, poster dan/ atau banner


 Terinformasikannya hasil-hasil penyusunan RPKP kepada pemangku
kepentingan terkait
 Proceeding Kegiatan Diseminasi

Lingkup Finalisasi dan Sosialisasi●90


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

MODUL
PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
(SPPIP)

Lingkup Kegiatan Persiapan ● 1


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Dalam rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP dan RPKPP, MODUL PROSES DAN
PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN STRATEGI
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP)
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari MODUL PEMAHAMAN SPPIP DAN
RPKPP, serta MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) .

 MODUL PEMAHAMAN DASAR SPPIP DAN RPKPP, yang akan menjadi


acuan dalam tahap persiapan peaksanaan kegiatan dan persiapan
penyusunan SPPIP dan RPKPP;
 MODUL PROSES DAN PROSSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRSTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP), yang akan menjadi acuan dalam
proses penyusunan SPPIP; dan
 MODUL PROSES DAN PROSEDUR RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN
PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP), yang akan menjadi acuan dalam
proses penyusunan RPKPP.
Penggunaan tiap modul dalam kerangka proses penyusunan SPPIP dan RPKPP
dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

PERSIAPAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN


KEGIATAN PENYUSUNAN SPPIP DAN RPKPP
SPPIP DAN RPKPP

PERSIAPAN PELAKSANAAN PERSIAPAN PENYUSUNAN PENYUSUNAN PENYUSUNAN


KEGIATAN SPPIP DAN RPKPP SPPIP RPKPP

` `
MODUL MODUL MODUL
Pemahaman Dasar Proses dan Prosedur Pelaksanaan Proses dan Prosedur
SPPIP dan RPKPP Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Penyusunan Strategi Penyusunan Rencana
Pembangunan Permukiman dan Pembangunan Kawasan
Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Permukiman Prioritas (RPKPP)

Gambar 1 Kedudukan Modul Proses Dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan


Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur
Perkotaan (SPPIP) Dalam Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan
SPPPIP dan RPKPP

Lingkup Kegiatan Persiapan ● 2


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

MODUL PROSES DAN PROSEDUR PELAKSANAAN KEGIATAN PENYUSUNAN


STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
(SPPIP) merupakan acuan teknis yang berisi langkah-langkah untuk
menghasilkan Dokumen SPPIP. Langkah-langkah yang di maksud disajikan untuk
tiap kegiatan pada tiap tahapan pelaksanaan kegiatan penyusunan SPPIP,
sehingga memudahkan bagi pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses
penyusunan SPPIP ini. Penggunaan modul untuk tiap kegiatan penyusunan SPPIP
dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Rincian Modul yang Digunakan Dalam Tiap Kegiatan Penyusunan


SPPIP

MUATAN MODUL
KEGIATAN PENYUSUNAN MODUL YANG DIGUNAKAN
PELAKSANAAN
SOSIALISASI  Modul Pemahaman Dasar
 Modul Proses dan Prossedur
Pelaksanaan Kegiatan
Penyusunan SPPIP
KONSOLIDASI TINGKAT  Modul Pemahaman Dasar
PROVINSI  Modul Proses dan Prossedur
Pelaksanaan Kegiatan
Penyusunan SPPIP
KOLOKIUM  Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Penyelenggaraan
Pelaksanaan Kegiatan Kolokium
Penyusunan SPPIP D.8
PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN SPPIP
 PENYELENGGARAAN  Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Kajian Kebijakan,
FGD 1 Pelaksanaan Kegiatan Strategi, dan Program
Penyusunan SPPIP B.1 Pembangunan
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Kajian Isu-isu
Pelaksanaan Kegiatan Permukiman dan
Penyusunan SPPIP B.2 Infrastruktur Permukiman
Perkotaan
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Kajian Potensi,
Pelaksanaan Kegiatan Permasalahan, dan
Penyusunan SPPIP B.3 Tantangan Pembangunan
Permukiman dan
Infrastruktur Permukiman
Perkotaan
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Perumusan Indikasi
Pelaksanaan Kegiatan Arah Pengembangan Kota
Penyusunan SPPIP C.1 serta Pembangunan
Permukiman dan
Infrastruktur Permukiman
Perkotaan
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Perumusan Tujuan
Pelaksanaan Kegiatan dan Kebijakan
Penyusunan SPPIP C.2 Pembangunan Permukiman
Perkotaan
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Penyelenggaraan

Lingkup Kegiatan Persiapan ● 3


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

MUATAN MODUL
KEGIATAN PENYUSUNAN MODUL YANG DIGUNAKAN
PELAKSANAAN
Pelaksanaan Kegiatan Pra-FGD 1 dan FGD 1
Penyusunan SPPIP C.3
 PENYELENGGARAAN  Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Perumusan Kriteria
FGD 2 Pelaksanaan Kegiatan dan Indikator Penentuan
Penyusunan SPPIP C.4 Kawasan Permukiman
Prioritas
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Identifikasi Indikasi
Pelaksanaan Kegiatan Kawasan Permukiman
Penyusunan SPPIP C.5 Prioritas
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Penyelenggaraan
Pelaksanaan Kegiatan Pra-FGD 2 dan FGD 2
Penyusunan SPPIP C.6
 PENYELENGGARAAN  Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Perumusan Strategi
FGD 3 Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Permukiman
Penyusunan SPPIP D.1 dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Penyelenggaraan
Pelaksanaan Kegiatan Pra-FGD 3 dan FGD 3
Penyusunan SPPIP D.2
 PENYELENGGARAAN  Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Identifikasi dan
FGD 4 Pelaksanaan Kegiatan Analisis Korelasi Strategi
Penyusunan SPPIP D.3 Dalam Skema Manajemen
Pembangunan Perkotaan
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Analisis
Pelaksanaan Kegiatan Konsekuensi atau Implikasi
Penyusunan SPPIP D.4 Penerapan Strategi
Pembangunan
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Perumusan
Pelaksanaan Kegiatan Program Pembangunan
Penyusunan SPPIP D.5 Dalam Skala Kota dan
Kawasan sebagai Arahan
Kebutuhan Program
Investasi
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Penyelenggaraan
Pelaksanaan Kegiatan Pra-FGD 4 dan FGD 4
Penyusunan SPPIP D.6
 KONSULTASI PUBLIK  Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Analisis Dampak
Pelaksanaan Kegiatan Penerapan Program
Penyusunan SPPIP D.7
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Penyelenggaraan
Pelaksanaan Kegiatan Konsultasi Publik
Penyusunan SPPIP E.1
 DISEMINASI  Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Penyempurnaan
Pelaksanaan Kegiatan Strategi dan Perumusan
Penyusunan SPPIP E.2 Program Pembangunan
Dalam Skala Kota dan
Kawasan
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Penyusunan Materi
Pelaksanaan Kegiatan Visualisasi SPPIP
Penyusunan SPPIP E.3
 Modul Proses dan Prossedur  Kegiatan Penyelenggaraan
Pelaksanaan Kegiatan Diseminasi
Penyusunan SPPIP E.4

Lingkup Kegiatan Persiapan ● 4


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

MODUL PELAKSANAAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Proses dan Prosedur Penyusunan Sppip

A PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA


LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN

Bagian A: Proses dan Prosedur Penyusunan Pada Lingkup Kegiatan Persiapan


memuat langkah-langkah penyusunan dokumen SPPIP pada tahap awal
penyusunan SPPIP. Bagian A ini terbagi atas 4 (empat) sub-modul yang masing-
masing menguraikan langkah-langkah tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup
kegiatan persiapan, yaitu:
A.1: Sosialisasi
A.2: Persiapan dan Pemantapan Metodologi dan Rencana Kerja
A.3: Konsolidasi Tingkat Provinsi
A.4: Pengumpulan Data dan Informasi
Kedudukan Bagian A di dalam rangkaian penyusunan Dokumen SPPIP dapat
dilihat pada Gambar 2 berikut.

Lingkup Kegiatan Persiapan ● 5


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN FINALISASI DAN


PERSIAPAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
MASALAH PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN SOSIALISASI
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

1.1
SOSIALISASI

1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA

2.1
KAJIAN KEBIJAKAN,
STRATEGI, DAN
O-1
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KAB/KOTA

2.2
PERUMUSAN INDIKASI ARAH
PENGEMBANGAN KAB/KOTA
SERTA PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN 3.2 3.3
PEURMUSAN KRITERIA DAN PENENTUAN
INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN O-4
2.3 KAWASAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN
KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN PRIORITAS PRIORITAS
DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN

2.4 4.1 4.2


3.1 IDENTIFIKASI DAN
KAJIAN POTENSI, PERUMUSAN STRATEGI
PERUMUSAN TUJUAN DAN ANALISIS KORELASI
PERMASALAHAN, DAN PEMBANGUNAN 4.4 5.2
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN STRATEGI DALAM
TANTANGAN PEMBANGUNAN O-2 O-3 PERMUKIMAN DAN O-5 PERUMUSAN 5.1 PENYUSUNAN
PERMUKIMAN DAN SKEMA
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PROGRAM PENYEMPURNAAN MATERI
INFRASTRUKTUR MANAJEMEN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PEMBANGUNAN 4.5 STRATEGI DAN VISUALISASI
PERMUKIMAN PERKOTAAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN PERKOTAAN PERKOTAAN DALAM SKALA KAB/ ANALISIS DAMPAK PERUMUSAN SPPIP
PERKOTAAN PENERAPAN PROGRAM
KOTA DAN O-6
KAWASAN SEBAGAI PROGRAM PEMBANGUNAN
4.3.
ARAHAN PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/
ANALISIS
KEBUTUHAN KOTA DAN
KONSEKUENSI
PROGRAM KAWASAN
ATAU IMPLIKASI
PENERAPAN INVESTASI
STRATEGI
PEMBANGUNAN O-7

MODUL A

Gambar 2 Penggunaan Bagian A Dalam Kerangka Penyusunan SPPIP

Lingkup Kegiatan Persiapan ● 6


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian A.1

SOSIALISASI

Kegiatan sosialisasi adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat


Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan
Umum dengan tujuan untuk menyebarluaskan informasi mengenai penyusunan SPPIP
dan mencapai pemahaman yang sama mengenai proses, prosedur, dan produk dari
penyusunan SPPIP.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyelenggaraannya?

 Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum selaku


penyelenggara kegiatan. Sebagai penyelenggara, Direktorat Jenderal Cipta
Karya memiliki peran:
- mengorganisasi kegiatan;
- menyediakan dan menyampaikan materi proses dan prosedur penyusunan
SPPIP dan RPKPP; dan
- memontoring persiapan kabupaten/kota penyusunan SPPIP/RPKPP
 Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Provinsi, Pokjanis SPIPP
kabupaten/kota, dan Tim Tenaga Ahli sebagai peserta, minimal terdiri atas 1
(satu) perwakilan Satker PKP Provinsi, 1 (satu) perwakilan Tim Teknis Provinisi, 1
(satu) orang ketua Pokjanis, dan 1(satu) orang ketua tim tenaga ahli. Dalam
kegiatan ini, Pokjanis SPPIP kabupaten/kota dengan didampingi oleh Tim
Tenaga Ahli berkewajiban untuk:
- menyiapkan tim penyusun (Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli);
- menyiapkan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan; dan
- menemukenali karakteristik kajian yang terkait penyusunan SPPIP dan
RPKPP

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal selama 2 (dua) hari dengan alokasi waktu yang ditentutan oleh Direktorat
Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum. Kegiatan ini dilakukan pada
awal bulan pertama dari rangkaian kegiatan penyusunan SPPIP.

Lingkup Kegiatan Persiapan ● 7


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

 Workshop, berupa pemaparan dari narasumber Direktorat Jenderal Cipta Karya,


Kementerian Pekerjaan Umum mengenai proses dan prosedur penyusunan
SPPIP; serta
 Diskusi, dalam sesi tanya jawab yang dialokasikan dalam kegiatan ini

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1: Menyusun dan Menyepakati Rencana Kerja dan Jadwal Pelaksanaan


Kegiatan

 Pokjanis SPPIP dan Tim Tenaga Ahli bersama-sama menyusun rencana kerja
dan jadwal kerja penyusunan SPPIP;
 Di dalam rencana kerja dan jadwal kerja dilengkapi dengan tanggal-tanggal
tentatif untuk tiap kegiatan yang dilakukan; dan
 Rencana kerja dan jadwal kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim
Tenaga Ahli dilaporkan kepada Satker PKP.
Langkah 2: Mengikuti Sosialisasi Pelaksanaan Kegiatan

 Satker PKP Provinsi bersama-sama dengan Pokjanis SPPIP dan Tim Tenaga Ahli
mengikuti rangkaian kegiatan sosialisasi yang telah diselenggarakan oleh
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum; dan
 Dalam sosialisasi tersebut, Pokjanis dengan didampingi oleh Tim Tenaga Ahli
menyampaikan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kerja penyusunan SPPIP
kepada koordinator wilayah.
Langkah 3 : Melakukan Koordinasi dengan Pokjanis untuk Merumuskan Rencana
Penyelesaian Kegiatan

 Berdasarkan informasi terhadap proses, prosedur, dan produk dari penyusunan


SPPIP yang disampaikan oleh narasumber, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli
melakukan koordinasi untuk membahas rencana penyelesaian kegiatan dan
penyempurnaan terhadap rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kerja yang
disusun.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Rencana kerja yang telah disusun oleh Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga
Ahli, yang minimal memuat mengenai (Gambar 3):
- tahapan pelaksanaan kegiatan;
- waktu pelaksanaan kegiatan;
- keterkaitan tahapan tiap kegiatan; dan
- target kunci atau output pada tiap tahapan pelaksanaan kegiatan.

Lingkup Kegiatan Persiapan ● 8


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

 Jadwal kerja yang telah disusun oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, yang
minimal memuat mengenai (Gambar 4);
- rincian kegiatan pada tiap tahapan; dan
- tanggal tiap pelaksanaan kegiatan yang dilengkapi dengan durasi;
 SK Pokjanis yang telah ditandatangani oleh Walikota/Bupati. SK Pokjanis ini
setidaknya memuat jabatan dan dinas teknis yang ditunjuk sebagai tim Pokjanis
penyusunan SPPIP dan RPKPP;
 Daftar tim tenaga ahli pendamping, yang minimal menjelaskan mengenai nama,
posisi yang diusulkan, dan kualifikasi yang dimiliki oleh tenaga ahli (Tabel 2);
 Ketersediaan dan ketelitian Peta Dasar. Peta Dasar yang dimiliki setidaknya
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- Minimal skala 1:25.000 dengan tingkat ketelitian sebagaimana yang diatur
dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta
Rencana Tata Ruang berikut dengan turunannya; dan
- Dalam bentuk data digital disesuaikan dengan koordinat peta yang
digunakan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG).
 Status data dasar yang dimiliki, yang minimal memuat:
- Jenis data yang tersedia; dan
- Status legalisasi data yang tersedia.

Lingkup Kegiatan Persiapan ● 9


TAHAPAN PERSIAPAN PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN SOSIALISASI

PERSIAPAN IDENTIFIKASI PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM FINALISASI
LINGKUP PELAKSANAAN POTENSI DAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR DAN
1 KEGIATAN 2 PERMASALAHAN 3 PERMUKIMAN PERKOTAAN 4 PERMUKIMAN PERKOTAAN 5 SOSIALISASI

WAKTU BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5 BULAN 6 BULAN 7

KEGIATAN 1.1 4.10


pendampingan SOSIALISASI KOLOKIUM

DJCK
1.2
Koordinasi Tim dan
Penyusunan Rencana
Kerja dan Metodologi

1.3
Delineasi Kawasan
Permukiman
Perkotaan

1.5
Pengumpulan Data
dan Informasi 4.4
3.4
3.5 Analisis Korelasi Strategi
2.1 Perumusan Kriteria dan
Identifikasi Kawasan dan Kebutuhan
Kajian Kebijakan, Indikator Penentuan Kawasan 4.2 4.6
O-1 Permukiman Prioritas Infrastruktur Dalam Skema 5.1
Strategi, dan Program Permukiman Prioritas Perumusan Strategi Perumusan Program
Manajemen 4.8 Penyempurnaan Strategi
Pembangunan Daerah Pembangunan Pembangunan Dalam
Permbangunan Perkotaan Analisis Dampak O-4 dan Perumusan Program
Permukiman dan Skala Kota dan
KEGIATAN 2.2 Penerapan Program Pembangunan Dalam
Infrastruktur Kawasan Sebagai
penyusunan Identifikasi Indikasi Arah 4.5 Pembangunan Skala Kota dan Kawasan
Permukiman Perkotaan Arahan Kebutuhan
substansi Pengembangan Kota Skala Kawasan Analisis Konsekuensi Program Investasi
2.3 Penerapan Strategi
Identifikasi Indikasi Arah Pembangunan
Pembangunan
Permukiman dan
Infrastruktur Permukiman 3.2
Perkotaan Perumusan Tujuan dan
O-3 5.2
2.4 Kebijakan Pembangunan
Permukiman Perkotaan Penyusunan Materi O-5
Kajian Isu-isu
Visualisasi SPPIP
Permukiman dan
Infrastruktur Permukiman
4.1
Perkotaan
Perumusan Strategi
2.5 3.1 Pembangunan Permukiman
Kajian Potensi, Permasalahan, Identifikasi Kebutuhan dan Infrastruktur
dan Tantangan Pembangunan O-2 Pembangunan Permukiman Perkotaan
Perkotaan dan Permukiman Permukiman Skala Kota
Perkotaan Perkotaan

2.6 4.9
3.6
1.3 Penyusunan Peta Arah Pengembangan Penyusunan Peta Strategi dan
KEGIATAN Penyusunan Peta
Penyiapan Peta Kota, Arah Pembangunan Permukiman Program Pembangunan Permukiman
penyusunan peta Sebaran Kawasan
Dasar dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan, dan Infrastruktur Permukiman
Permukiman Prioritas
serta Potensi dan Permasalahan Perkotaan

3.3 Penyelenggaraan FGD 1 3.7 Penyelenggaraan FGD 2 4.3 Penyelenggaraan FGD 3 4.7 Penyelenggaraan FGD 4 5.3
KEGIATAN Perumusan Tujuan dan Identifikasi Perumusan Strategi Pembangunan Perumusan Program Pembangunan 5.4
KONSULTASI
Kebijakan Pembangunan Kawasan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman dan Infrastruktur DISEMINASI
diskusi PUBLIK
Permukiman Perkotaan Permukiman Prioritas Permukiman Perkotaan Permukiman Perkotaan

O-1 O-2 O-3 O-4 O-5


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

 Rencana Kerja  Arah Pengembangan Kota  Kebutuhan Pembangunan Permukiman Perkotaan  Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan  Strategi dan Program
 Peta Dasar  Arah Pembangunan Permukiman  Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman  Korelasi Strategi Pembangunan Permukiman dan Kebutuhan Infrastruktur Dalam Skema Manajemen Pembangunan Pembangunan Permukiman dan
 Data dan dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan Perkotaan Infrastruktur Permukiman
OUTPUT Informasi Perkotaan  Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman  Konsekuensi Penerapan Strategi Terhadap Penyusunan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan yang Telah
 Isu-isu Permukiman dan Prioritas Permukiman Perkotaan Disempurnakan
Infrastruktur Permukiman Perkotaan  Kawasan Permukiman Prioritas  Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan  Materi Visualisasi SPPIP
 Potensi, Permasalahan, dan  Profil Kawasan Permukiman Prioritas  Dampak Penerapan Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
Tantangan Pembangunan
Perkotaan dan Permukiman
Perkotaan

Laporan Laporan Laporan Laporan AKHIR


LAPORAN PENDAHULUAN ANTARA AKHIR SEMENTARA Dokumen SPPIP

Gambar 3 Rencana Kerja Penyusunan SPPIP

Lingkup Kegiatan Persiapan ● 10


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Jadwal Kerja Penyusunan SPPIP


Gambar 4

Lingkup Kegiatan Persiapan ● 11


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Tabel 2 Daftar Tim Tenaga Ahli Pendamping yang Terlibat


NAMA TENAGA AHLI YANG
KOMPOSISI TENAGA AHLI YANG TERLIBAT
TERLIBAT
Team Leader
(Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota)
Ahli Permukiman
Ahli Prasarana Kota
….dst

Semua output yang dipersyaratkan dalam kegiatan sosialisasi ini akan dilakukan
monitoring oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum.

Daftar Check List Hasil Kegiatan Sosialisasi

 Rencana kerja
 Jadwal kerja
 SK Pokjanis
 Daftar data dasar yang dimiliki
 Ketersediaan dan ketelitian Peta Dasar

Lingkup Kegiatan Persiapan ● 12


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian A.2

PERSIAPAN DAN PEMANTAPAN RENCANA KERJA

Kegiatan persiapan dan pemantapan rencana kerja adalah kegiatan untuk


merumuskan dan menyempurnakan rencana kerja yang telah disusun berdasarkan
pemahaman terhadap proses dan prosedur penyusunan SPPIP yang didapat dari
kegiatan sosialisasi. Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menyepakati
rencana dan metodologi penyusunan SPPIP, melakukan koordinasi antara Tim Tenaga
Ahli dan Pokjanis, menyediakan peta dasar skala kabupaten/kota dan kawasan yang
diperlukan dalam penyusunan SPPIP, serta mengumpulkan data dan informasi
kabupaten/kota mengenai permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunan?

 Pokjanis SPIPP kabupaten/kota, dan


 Tim Tenaga Ahli
Dalam kegiatan ini, Tim Tenaga Ahli melakukan penyempurnaan terhadap rencana
kerja dan jadwal kerja yang telah disusun, dan kemudian membahasnya secara
bersama-sama dengan Pokjanis.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal selama 2 (dua) minggu pada bulan pertama rangkaian kegiatan


penyusunan SPPIP.

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

 Diskusi koordinasi yang dilakukan secara intensif

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Melakukan Diskusi Kesiapan Tim Tenaga Ahli Dalam menjalankan

 Tim Tenaga Ahli melakukan mobilisasi tim di kabupaten/kota yang didampingi;


 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli melakukan pertemuan koordinasi untuk memulai
penyusunan substansi SPPIP; dan
 Dalam diskusi tersebut membahas mengenai:
- mekanisme koordinasi;
- lingkup wilayah studi; dan

Lingkup Kegiatan Persiapan ● 13


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

- lingkup substansi.
Langkah 2 : Melakukan Penyamaan Pemahaman Lingkup Tugas Tenaga Ahli dan
Pokjanis dalam Kegiatan Penyusunan SPPIP

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli secara bersama-sama melakukan penyamaan


pemahaman terhadap lingkup tugas Tim Tenaga Ahli dan Pokjanis berdasarkan
informasi yang disampaikan dalam sosialisasi;
 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli melakukan pembagian peran yang jelas dalam
kegiatan penyusunan SPPIP; dan
 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli merumuskan dan menyepakati mekanisme
koordinasi antara Tim Tenaga Ahli dengan Pokjanis dalam proses penyusunan
SPPIP.
Langkah 3 : Melakukan Penyusunan dan Penyepakatan Rencana Kerja dan
Metodologi yang Digunakan

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli melakukan penyempurnaan terhadap rencana


kerja dan jadwal kerja yang telah disusun dan disampaikan dalam kegiatan
sosialisasi;
 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyepakati rencana kerja dan jadwal kerja yang
telah disepurnakan tersebut sebagai acuan dalam penyelesaian kegiatan
penyusunan SPPIP;
 Bukti kesepakatan Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli terhadap rencana kerja dan
jadwal kerja yang disusun dituangkan dalam penandatanganan rencana kerja
dan jadwal kerja tersebut oleh kedua belah pihak; dan
 Rencana kerja dan jadwal kerja yang telah disepakati dan ditandatangani
disampaikan kepada Satker PKP Provinsi untuk diketahui dan ditandatangani.
Langkah 4 : Melakukan Penyiapan Peta Dasar

 Asisten Ahli Perpetaan di dalam Tim Tenaga Ahli melakukan proses penyiapan
peta dasar skala 1:25.000 dalam format digital dan mengikuti acuan di dalam
Peraturan Pemerintah (PP) No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana
Tata Ruang berikut dengan turunannya.
 Dalam kondisi peta dasar 1:25.000 belum tersedia, maka Tim Tenaga Ahli
berkoordinasi dengan Pokjanis berkewajiban menyediakan peta dasar dengan
skala minimum 1:50.000.

Langkah 5 : Melakukan Pengumpulan Data dan Informasi Terkait Pembangunan


Permukiman

 Tim Tenaga Ahli menyusun daftar kebutuhan data dan informasi yang diperlukan
dalam proses penyusunan SPPIP;

Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 14


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

 Daftar kebutuhan data dan informasi tersebut disampaikan kepada Pokjanis


untuk dikoordinasikan penyediaannya; dan
 Data dan informasi yang diperoleh diverifikasi penggunaannya oleh Pokjanis.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Rencana kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli,
serta diketahui oleh Satker PKP Provinsi (Gambar 5);
 Jadwal kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, serta
disetujui oleh Satker PKP Provinsi (Gambar 6);
 Peta dasar dengan skala minimal 1:25.000, yang sekurang-kurangnya memiliki
unsur-unsur sebagai berikut:
- ID dan nama provinsi, nama kabupaten/kota, nama kecamatan, dan nama
kelurahan yang telah distandarisasi oleh BIG;
- Garis pantai;
- Hidrografi berupa laut beserta unsur-unsur di perairan patainya, sungai,
terusan, saluran air, danau, waduk, atau bendungan yang digambarkan
dengan skala untuk lebar minimal 5 (lima) meter;
- Permukiman;
- Jaringan transportasi, berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal,
jalan lain, jalan setapak, jalan kereta api, bandar udara dan pelabuhan;
- Batas administrasi, berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten,
batas kota, batas kecamatan, batas kelurahan;
- Garis kontur dengan selang kontur yang mempunyai kelipatan 12,5 meter;
- Titik tinggi; dan
- Nama-nama unsur geografis.
Sumber peta dasar yang digunakan adalah peta dari BIG tahun 2010 dengan
minimal layer administrasi, jalan, dan sungai. Apabila peta tersebut belum
tersedia di BIG, maka dapat menggunakan sumber lain yang setara yang telah
disepakati oleh Pokjanis. Output peta disajikan dengan ketentuan sebagai
berikut:
- Disajikan dalam format SHP (shapefile);
- Datum WGS 84; dan
- Koordinat penyajian dalam bentuk DMS (Derajat, Menit, Detik)
Penggambaran unsur-unsur tersebut dengan simbol dan/atau notasi yang
mengacu pada Lampiran PP No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana
Tata Ruang berikut dengan turunannya.

 Daftar kebutuhan data dan informasi. Minimal data dan informasi yang
diperlukan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel ini minimal memuat mengenai:

Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 15


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

- Jenis data dengan tahun penyusunan/penerbitan


- Tipologi data (primer/sekunder)
- Bentuk data (hard copy/soft file)
- Instansi penyedia data
 Data dan informasi yang diperoleh (Tabel 4).

Daftar Check List Hasil Kegiatan Persiapan dan Pemantapan Rencana Kerja

 Rencana kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli,
serta diketahui oleh Satker PKP Provinsi
 Jadwal kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, serta
diketahui oleh Satker PKP Provinsi
 Peta dasar dengan skala minimal 1:25.000 untuk wilayah administrasi kota dan
1:50.000 untuk wilayah administrasi kabupaten
 Daftar kebutuhan data dan informasi
 Data dan informasi yang diperoleh

Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 16


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Rencana Kerja yang Telah Disepakati oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli
Gambar 5

Lingkup Kegiatan Persiapan ● 17


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Jadwal Kerja yang Telah Disepakati oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli
Gambar 6

Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 18


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Tabel 3 Daftar Kebutuhan Data dan Informasi Minimal yang Diperlukan

JENIS DATA DAN


NO DATA/INFORMASI YANG DIBUTUHKAN KETERANGAN
INFORMASI
DATA UMUM
1. Peta Guna Lahan Eksisting Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD
2. Peta Sebaran Permukiman Eksisting Tahun terakhir
GIS/ArcView/AutoCAD
3. Peta Sebaran Permukiman Berdasarkan Tahun terakhir
GIS/ArcView/AutoCAD
Permasalahan
4. Peta Sebaran Rumah Susun Tahun terakhir
GIS/ArcView/AutoCAD
5. Peta Kepadatan Bangunan Permukiman Tahun terakhir
GIS/ArcView/AutoCAD
6. Peta Jaringan Jalan Eksisting Tahun terakhir,
GIS/ArcView/AutoCAD
kedalaman
jalan lokal
7. Peta Jaringan Air Bersih Tahun terakhir
GIS/ArcView/AutoCAD
8. Peta Kapasitas Air Bersih Tahun terakhir
GIS/ArcView/AutoCAD
9. Peta Jaringan Sanitasi Tahun terakhir
GIS/ArcView/AutoCAD
10. Peta Sebaran Sarana dan Prasarana Tahun terakhir
GIS/ArcView/AutoCAD
Persampahan
11. Peta Rencana Pengembangan Tahun terakhir
GIS/ArcView/AutoCAD
Permukiman
12. Peta Rencana Pengembangan Tahun terakhir
GIS/ArcView/AutoCAD
Infrastruktur Permukiman
13. Peta Status Lahan Tahun terakhir
GIS/ArcView/AutoCAD
14. Data Nilai Ekonomi Lahan Permukiman Tahun terakhir Hardcopy/file
15. Peta Dasar Tahun terakhir GIS/ArcView/AutoCAD
skala 1:25.000
DATA RENCANA PEMBANGUNAN
16. RPJP Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file
17. RPJM Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file
18. RPIJM Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file
19. Alokasi APBD Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file
DATA RENCANA PENATAAN RUANG
20. RTRW Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file
21. RDTR Kawasan Perkotaan Tahun terakhir Hardcopy/file
22. RP4D/RP3KP Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file
DATA RENCANA SEKTORAL
23. Rencana Induk Sanitasi Kota Tahun terakhir Hardcopy/file
24. Strategi Sanitasi Kota Tahun terakhir Hardcopy/file
25. Masterplan Jalan Tahun terakhir Hardcopy/file
26. Rencana Induk Pengelolaan Sampah Tahun terakhir Hardcopy/file
27. Masterplan Air Bersih Tahun terakhir Hardcopy/file
29. Rencana Sektoral Lainnya Tahun terakhir Hardcopy/file

Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 19


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Tabel 4 Daftar Ketersediaan Data dan Informasi Minimal yang Diperlukan


JENIS DATA
KETERSEDIAAN
NO DATA/INFORMASI YANG DIBUTUHKAN KETERANGAN DAN
DATA
INFORMASI
DATA UMUM
1. Peta Guna Lahan Eksisting Tahun terakhir GIS/ArcView/ Ada/Tidak
AutoCAD
2. Peta Sebaran Permukiman Eksisting Tahun terakhir GIS/ArcView/ Ada/Tidak
AutoCAD
3. Peta Sebaran Permukiman Berdasarkan Tahun terakhir GIS/ArcView/ Ada/Tidak
Permasalahan AutoCAD
4. Peta Sebaran Rumah Susun Tahun terakhir GIS/ArcView/ Ada/Tidak
AutoCAD
5. Peta Kepadatan Bangunan Permukiman Tahun terakhir GIS/ArcView/ Ada/Tidak
AutoCAD
6. Peta Jaringan Jalan Eksisting Tahun terakhir, GIS/ArcView/ Ada/Tidak
kedalaman jalan AutoCAD
lokal
7. Peta Jaringan Air Bersih Tahun terakhir GIS/ArcView/ Ada/Tidak
AutoCAD
8. Peta Kapasitas Air Bersih Tahun terakhir GIS/ArcView/ Ada/Tidak
AutoCAD
9. Peta Jaringan Sanitasi Tahun terakhir GIS/ArcView/ Ada/Tidak
AutoCAD
10. Peta Sebaran Sarana dan Prasarana Tahun terakhir GIS/ArcView/ Ada/Tidak
Persampahan AutoCAD
11. Peta Rencana Pengembangan Tahun terakhir GIS/ArcView/ Ada/Tidak
Permukiman AutoCAD
12. Peta Rencana Pengembangan Tahun terakhir GIS/ArcView/ Ada/Tidak
Infrastruktur Permukiman AutoCAD
13. Peta Status Lahan Tahun terakhir GIS/ArcView/ Ada/Tidak
AutoCAD
14. Data Nilai Ekonomi Lahan Permukiman Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak
15. Peta Dasar Tahun terakhir GIS/ArcView/ Ada/Tidak
skala 1:25.000 AutoCAD
DATA RENCANA PEMBANGUNAN
16. RPJP Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak
17. RPJM Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak
18. RPIJM Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak
19. Alokasi APBD Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak
DATA RENCANA PENATAAN RUANG
20. RTRW Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak
21. RDTR Kawasan Perkotaan Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak
22. RP4D/RP3KP Kota/Kab…. Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak
DATA RENCANA SEKTORAL
23. Rencana Induk Sanitasi Kota Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak
24. Strategi Sanitasi Kota Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak
25. Masterplan Jalan Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak
26. Rencana Induk Pengelolaan Sampah Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak
27. Masterplan Air Bersih Tahun terakhir Hardcopy/file Ada/Tidak
29. Rencana Sektoral Lainnya Tahun terakhir Hardcopy/file

Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 20


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian A.3

KONSOLIDASI TINGKAT PROVINSI

Kegiatan konsolidasi tingkat provinsi merupakan kegiatan penyamaan pemahaman


substansi serta proses dan prosedur penyusunan SPPIP antar kabupaten/kota yang
berada di bawah lingkup Satker PKP Provinsi yang bersangkutan.

Siapa yang Terlibat Dalam Proses Penyelenggaraannya?

 Satker PKP Provinsi sebagai penyelenggara kegiatan; dan


 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli kabupaten/kota di dalam lingkup provinsi yang
bersangkutan, sebagai peserta.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Minimal 1 (satu) hari pada bulan pertama dalam rangkaian kegiatan penyusunan
SPPIP.

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

 Workshop, berupa pemaparan dari Satker PKP Provinsi yang didampingi oleh
narasumber Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
mengenai proses dan prosedur penyusunan SPPIP
 Diskusi, dalam sesi tanya jawab yang dialokasikan dalam kegiatan ini

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Menyiapkan Rencana Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli dengan koordinasi dengan Satker PKP Provinsi
melakukan penyamaan lingkup kegiatan penyusunan SPPIP dan kesepakatan
waktu-waktu kritis;
 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyesuaikan kembali rencana kerja dan jadwal
kerja; dan
 Rencana kerja dan jadwal kerja yang telah disesuaikan tersebut disepakati untuk
dijadikan acuan bersama antara Pokjanis, Tim Tenaga Ahli, dan Satker PKP
Provinsi dalam proses penyusunan SPPIP

Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 21


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Langkah 2 : Menyamakan Proses, Prosedur, dan Capaian yang Akan Diharapkan

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli dengan koordinasi dengan Satker PKP Provinsi
melakukan penyamaan proses, prosedur, dan capaian yang diharapkan
berdasarkan informasi yang didapat dalam sosialisasi; dan
 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli dengan koordinasi Satker PKP Provinsi melakukan
inovasi terkait dengan proses dan prosedur penyusunan SPPIP.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Rencana kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli,
serta diketahui oleh Satker PKP Provinsi (Gambar 5); dan
 Jadwal kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, serta
disetujui oleh Satker PKP Provinsi (Gambar 6).

Daftar Check List Hasil Kegiatan Persiapan dan Pemantapan Rencana Kerja

 Rencana kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli,
serta diketahui oleh Satker PKP Provinsi
 Jadwal kerja yang telah ditandatangani oleh Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli, serta
diketahui oleh Satker PKP Provinsi

Lingkup Kegiatan Identifikasi Potensi dan Permasalahan ● 22


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

MODUL PELAKSANAAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

B
PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA
LINGKUP KEGIATAN IDENTIFIKASI POTENSI DAN
PERMASALAHAN

Bagian B: Proses dan Prosedur Penyusunan Pada Lingkup Kegiatan Identifikasi


Potensi dan Permasalahan memuat langkah-langkah untuk memetakan potensi dan
permasalahan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotan. Bagian B ini
terbagi atas 4 (empat) sub-modul yang masing-masing menguraikan langkah-langkah
tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup kegiatan persiapan, yaitu:
B.1: Kajian Kebijakan, Strategi, dan Program Pembangunan Kota/Kabupaten
B.2: Perumusan Indikasi Arah Pengembangan Kota, serta Pembangunan Permukiman
dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
B.3: Kajian Isu-isu Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
B.4: Kajian Potensi, Permasalahan, dan Tantangan Pembangunan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan
Kedudukan Bagian B di dalam rangkaian penyusunan Dokumen SPPIP dapat dilihat
pada Gambar 5 berikut.

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan● 23


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN FINALISASI DAN


PERSIAPAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
MASALAH PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN SOSIALISASI
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

1.1
SOSIALISASI

1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA

2.1
KAJIAN KEBIJAKAN,
STRATEGI, DAN
O-1
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KAB/KOTA

2.2
PERUMUSAN INDIKASI ARAH
PENGEMBANGAN KAB/KOTA
SERTA PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN 3.2 3.3
PEURMUSAN KRITERIA DAN PENENTUAN
INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN O-4
2.3 KAWASAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN
KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN PRIORITAS PRIORITAS
DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN

2.4 4.1 4.2


3.1 IDENTIFIKASI DAN
KAJIAN POTENSI, PERUMUSAN STRATEGI
PERUMUSAN TUJUAN DAN ANALISIS KORELASI
PERMASALAHAN, DAN PEMBANGUNAN 4.4 5.2
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN STRATEGI DALAM
TANTANGAN PEMBANGUNAN O-2 O-3 PERMUKIMAN DAN O-5 PERUMUSAN 5.1 PENYUSUNAN
PERMUKIMAN DAN SKEMA
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PROGRAM PENYEMPURNAAN MATERI
INFRASTRUKTUR MANAJEMEN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PEMBANGUNAN 4.5 STRATEGI DAN VISUALISASI
PERMUKIMAN PERKOTAAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN PERKOTAAN PERKOTAAN DALAM SKALA KAB/ ANALISIS DAMPAK PERUMUSAN SPPIP
PERKOTAAN PENERAPAN PROGRAM
KOTA DAN O-6
KAWASAN SEBAGAI PROGRAM PEMBANGUNAN
4.3.
ARAHAN PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/
ANALISIS
KEBUTUHAN KOTA DAN
KONSEKUENSI
PROGRAM KAWASAN
ATAU IMPLIKASI
PENERAPAN INVESTASI
STRATEGI
PEMBANGUNAN O-7

MODUL B

Gambar 7 Penggunaan Bagian B Dalam Kerangka Penyusunan SPPIP

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan● 24


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian B.1

KAJIAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN

Kegiatan kajian kebijakan dan strategi pembangunan merupakan kegiatan untuk


mengelaborasi dan mensintesis kebijakan, strategi, dan program pembangunan
daerah yang terdapat dalam dokumen perencanaan pembangunan dan dokumen
penataan ruang

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:


- sebagai pengambil keputusan megenai dokumen kebijakan yang perlu
dipertimbangkan dalam proses penyusunan SPPIP;
- sebagai pensintesa arah kebijakan dan strategi pembangunan; dan
- sebagai perumus hasil sinkronisasi kebijakan dan strategi pembangunan
yang terdapat di berbagai dokumen kebijakan.
 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu proses rekapitulasi kebijakan dan strategi pembangunan sesuai
dengan bidang keahlian tiap tenaga ahli, dengan rincian sebagai berikut:
1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (Team Leader) melakukan rekapituasi
kebijakan dan strategi yang terkait dengan dokumen penataan ruang;
2. Ahli Kebijakan Publik melakukan rekapitulasi kebijakan dan strategi yang
terkait dengan dokumen perencanaan pembangunan;
3. Ahli Prasarana Kota melakakan rekapitulasi kebijakan dan strategi sektoral
yang terkait prasarana permukiman perkotaan, seperti jaringan jalan,
drainase, persampahan, dan sebagainya;
4. Ahli Permukiman melakukan rekapitulasi kebijakan dan strategi sektoral
yang terkait dengan pengembangan dan penanganan persoalan
permukiman; serta
5. Ahli Ekonomi Pembangunan melakukan kajian terhadap peluang-peluang
pembiayaan program.
- memberikan pertimbangan mengenai metodologi yang digunakan dalam
proses sinkronisasi kebijakan dan strategi; dan
- mendampingi Pokjanis melakukan proses sinkronisasi kebijakan dan strategi.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

1 (satu) minggu terhitung dari minggu ketiga pada bulan pertama atau setelah tahap
persiapan selesai dilakukan

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan● 25


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

 Rekapitulasi kebijakan, untuk merekap intisari kebijakan dan strategi yang


tertuang dalam tiap dokumen kebijakan;
 Analisis isi (content analysis), untuk melakukan sintesis kebijakan dan strategi
yang tertuang dalam tiap dokumen kebijakan; dan
 Pemetaan spasial kebijakan dan strategi dari tiap dokumen kebijakan

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Inventarisasi Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota

 Tim Tenaga Ahli mendaftar dan mengumpulkan semua dokumen kebijakan yang
terdapat di kabupaten/kota yang bersangkutan, khususnya yang terkait dengan
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
 Tim Tenaga Ahli mengelompokkan dokumen kebijakan yang terdapat di
kabupaten/kota yang bersangkutan ke dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu: (1)
kebijakan perencanaan pembangunan, (2) kebijakan penataan ruang, dan (3)
kebijakan sektoral.

Langkah 2 : Melakukan Pemetaan Terhadap Arahan Kebijakan dan Strategi


Pembangunan Terkait Pengembangan Permukiman yang Ada di
Daerah

 Tim Tenaga Ahli merekap setiap rumusan kebijakan dan strategi yang terdapat
dalam tiap dokumen kebijakan;
 Pokjanis dengan dukungan Tim Tenaga Ahli melakukan sintesis mengenai
arahan kebijakan dan stategi pembangunan terkait pengembangan permukiman
dan infrastruktur permukiman pekrotaan. Sintesis dilakukan berdasarkan tabel
rekap rumusan kebijakan dan strategi yang telah dikeluarkan oleh Tim Tenaga
Ahli. Sintesis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis isi (content analysis)
ataupun alat analisis lain yang sejenis; dan
 Tim Tenaga Ahli, khususnya Asisten Ahli Pemetaan melakukan pemetaan spasial
terhadap hasil sintesis arahan kebijakan dan strategi pengembangan
kabupaten/kota serta kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan.

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 26


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Langkah 3 : Melakukan Kajian Terhadap Keselarasan Antar Kebijakan dan Strategi


Pembangunan yang Terkait Pembangunan Permukiman yang Ada

 Berdasarkan tabel rumusan kebijakan dan strategi, Pokjanis bersama dengan


Tim Tenaga Ahli melakukan analisis terhadap keselarasan antar kebijakan dan
strategi pembangunan, terkait pengembangan permukiman; dan
 Pokjanis melakukan sinkronisasi terhadap kebijakan dan strategi pembangunan.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Tabel rekap kebijakan dan strategi dari tiap dokumen kebijakan, yang minimal
memuat kolom nama dokumen, rumusan kebijakan, rumusan strategi, dan
rumusan program sebagaimana yang ditampilkan dalam Tabel 5;

Tabel 5 Contoh Matriks Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan

N SUMBER/ MUATAN
O DOKUMEN KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM
A. DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
1. RPJPD  Visi Kota adalah Strategi terkait -
mewujudkan Kota pembangunan
Bermartabat permukiman dan
infrastruktur yang
 Misi Kota, mencakup : diemban pada misi
1. Meningkatkan keempat antara lain:
Sumber Daya - Mengembangkan
Manusia yang handal Sumber air baku untuk
dan religius penyediaan air bersih
2. Mengembangkan - Terwujudnya
perekonomian kota pengelolaan limbah
yang berdaya saing yang efektif dan bernilai
3. Mengembangkan ekonomi, melalui
kehidupan sosial strategi mereduksi dan
budaya kota yang meningkatkan
kreatif, berkesadaran pemanfaatan kembali
tinggi serta berhati limbah padat (sampah).
nurani - Membentuk struktur
4. Meningkatkan kualitas ruang kota,
lingkungan hidup kota - Mengendalikan
5. Meningkatkan kinerja pemanfaatan ruang
pemerintah kota yang - dst.
efektif, efisien,
akuntabel dan
transparan
6. dst
2. RPJMD
3. RPIJMD -
4. Renstra
SKPD

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 27


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

N SUMBER/ MUATAN
O DOKUMEN KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM
5. APBD
B. DOKUMEN PENATAAN RUANG
6. RTRW Pengembangan prasarana Strategi pengembangan Program untuk
Provinsi wilayah yang diarahkan sistem penyediaan air pengembangan
pada pengembangan dan minum kota sistem
penataan sistem jaringan - Menambahkan tingkat penyediaan air
prasarana utama pelayanan PDAM minum kota
transportasi, jaringan menjadi 80% yang - Penambahan
prasarana lainnya, dan dapat menjangkau 2543
infrastruktur untuk semua wilayah dengan sambungan
peningkatan layanan menambah sambungan rumah tangga
masyarakat dan rumah tangga - Pengembanga
menghindari disparitas - Meningkatkan kualitas n teknologi
perkembangan kawasan air bersih secara pengolahan air
antar sub wilayah bertahap menjadi air bersih menjadi
minum air minum

Strategi pengembangan
sistem drainase Program untuk
- Mengoptimalkan sistem pengembangan
drainase eksisting yang sistem drainase
telah dibangun di - Perbaikan
zaman Belanda sistem
- Mengembangkan drainase
saluran drainase eksisting
berbasis partisipasi - Pembangunan
masyarakat kerjasama
pengelolaan
drainase
dengan
masyarakat
7. RTRW Kota
9. RP4D Kota
C. DOKUMEN KEBIJAKAN/ STUDI PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR LAINNYA
10. Studi
Penataan
Hunian
Perkotaan

 Peta arahan kebijakan dan strategi dari tiap dokumen kebijakan yang disajikan
dalam format SHP (shapefile) yang minimal memuat informasi sebagai berikut
(Gambar 8):
- ID dan nama provinsi;
- ID dan nama kabuaten/kota;
- ID dan nama kecamatan;
- ID dan nama kelurahan;
- Alokasi ruang dari kebijakan dan strategi dari tiap dokumen kebijakan.

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 28


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

 Tabel sinkronisasi kebijakan dan strategi (Tabel 6).

Tabel 6 Contoh Matriks Sinkronisasi Antar Kebijakan

Daftar Check List Hasil Kegiatan Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan

 Tabel rekap kebijakan dan strategi


 Peta arahan kebijakan dan strategi
 Tabel sinkronisasi kebijakan dan strategi

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 29


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Contoh Peta Kebijakan dan Strategi Tiap Dokumen Kebijakan


Gambar 8

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 30


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian B.2

PERUMUSAN INDIKASI ARAH PENGEMBANGAN


KABUPATEN/KOTA SERTA PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
PERKOTAAN

Kegiatan perumusan indikasi arah pengembangan kabupaten/kota, serta


pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan adalah sebuah
kegiatan untuk mengidentifikasi hasil sintesa kebijakan terkait arah pengembangan
kabupaten/kota yang berimplikasi terhadap pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan yang berkembang di dalamnya.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:


- sebagai pengambil keputusan dalam perumusan arah pengembangan
kabupaten/kota; dan
- sebagai pengambil keputusan dalam perumusan arah pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu proses analisis dari sisi teknis-akademis mengenai arah
pengembangan kabupaten/kota, serta arah pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan sesuai sesuai dengan bidang keahlian
tiap tenaga ahli, dengan rincian sebagai berikut:
1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (Team Leader) mengkoordinasi dan
mengarahkan proses identifiikasi;
2. Ahli Prasarana Kota dan Ahli Permukiman, berserta asisten ahli di
bawahnya melakukan proses identifikasi arah pengembangan kota, serta
pembangunan permukiman perkotaan; dan
3. Asisten Ahli Pemetaan melakukan proses pemetaan spasial arah
pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan dengan persetujuan dari Pokjanis.
- mendampingi Pokjanis melakukan proses penentuan arah kebijakan
pengembangan kota, serta arah pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

2 (dua) minggu terhitung dari minggu ketiga pada bulan pertama

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 31


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

 Analisis isi (content analysis), untuk melakukan sintesis mengenai arah


pengembangan kabupaten/kota, serta arah pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan.
 Pemetaan spasial arah pengembangan kabupaten/kota, serta arah
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Menggunakan Hasil Kompilasi Dokumen Kebijakan, Strategi, dan


Program yang Terkait dengan Pembangunan Kota/Kabupaten

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menggunakan tabel rekap kebijakan dan strategi
yang dihasilkan dalam kegiatan kajian kebijakan dan strategi pembangunan; dan
 Tim Tenaga Ahli membantu Pokjanis mengelaborasi lebih lanjut hasil rekapitulasi
kebijakan dan strategi tersebut untuk mengidentifikasi arah pembangunan
kabupaten/kota, serta arah pengembangan permukimandan infrastruktur
permukiman perkotaan
Langkah 2 : Meyusun Kajian Kebijakan, Strategi, dan Program Tiap Dokumen
Kebijakan Dengan Penekanan Pada Arah Pengembangan
Kabupaten/Kota, serta Pembangunan Permukiman dan infrastruktur
Permukiman Perkotaan

 Dengan menggunakan analisis isi atau metode sejenis lainnya, Tim Tenaga Ahli
melakukan elaborasi arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. berdasarkan hasil rekap
kebijakan dan strategi. Elaborasi ini dilakukan untuk tiap kebijakan.
Langkah 3 : Menyimpulkan Indikasi Arah Pengembangan Kabupaten/Kota, serta
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

 Pokjanis melakukan pembahasan mengenai arah pengembangan


kabupaten/kota, serta arah pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan berdasarkan hasil elaborasi Tim Tenaga Ahli; dan
 Pokjanis melakukan penyepakatan terhadap arah pengembangan
kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 32


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Langkah 3 : Pemetaan Indikasi Arah Pengembangan Kabupaten/Kota, serta


Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
yang Disajikan Dalam Bentuk Peta

 Asisten Ahli Pemetaan menuangkan rumusan arah pengembangan


kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang telah disepakati oleh Pokjanis ke dalam peta spasial;
 Dalam melakukan pemetaan tersebut, Asisten Ahli Pemetaan wajib mengikuti
kaidah-kaidah pemetaan yang terdapat dalam PP No. 8 Tahun 2013 tentang
Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang beserta dengan turunannya.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Tabel rekap arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan


permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang minimal memuat
tentang (Tabel 7):
- rekap kebijakan, strategi, dan program dari tiap dokumen kebijakan
- hasil elaborasi arah pengembangan kabupaten/kota dari tiap rumusan
kebijakan, strategi, dan program
- hasil elaborasi arah pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan dari tiap rumusan kebijakan, strategi, dan program

Tabel 7 Contoh Matrik Arah Pengembangan Kota, serta Pembangunan Permukiman


dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

IMPLIKASI TERHADAP
VISI DAN ARAH PENGEMBANGAN
DOKUMEN PENGEMBANGAN
MISI/TUJUAN KABUPATEN/KOTA
PERMUKIMAN
RPJP Pusat Agrobisnis  Pengembangan dan Kebutuhan akan
Provinsi …. Terkemuka, pemerataan ekonomi pengembangan dan
Berdaya Saing berbasis agrobisnis pemerataan permukiman
Global dan  Peningkatan kualitas SDM dan infrastruktur
Berkelanjutan  Pengembangan pendukungnya sebagai
infrastruktur untuk penunjang kegiatan
mendorong ekonomi
pengembangan kawasan
pusat-pusat produksi dan
distribusi
RTRW Terwujudnya Kota  Pengembangan seluruh Kebutuhan akan
kabupaten/ Pendidikan yang aspek pembangunan untuk pengembanan dan
kota Berkualitas mendukung kota pemerataan permukiman
Menuju pendidikan dan infrastruktur
Masyarakat Yang  Dominasi pembangunan pendukungnya untuk
Maju Dan Mandiri untuk sarana dan menunjang perkembangan
prasarana pendidikan sektor pendidikan

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 33


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

 Peta arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman


dan infrastruktur permukiman perkotaan disajikan pada peta dasar dengan
format SHP (shapefile) dan memiliki informasi minimal sebagai berikut (Gambar 9
dan Gambar 10):
- ID dan nama provinsi;
- ID dan nama kabupaten/kota;
- ID dan nama kecamatan;
- ID dan nama kelurahan;
- alokasi spasial pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan
permukiman dan permukiman infrastruktur permukiman perkotaan; serta
- ringkasan kebijakan pengebangan kabupaten/kota, serta pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

Gambar 9 Contoh Peta Indikasi Arah Pengembangan Kabupaten/Kota

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 34


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Gambar 10 Contoh Peta Indikasi Arah Pembangunan Permukiman dan


Infrastruktur Permukiman Perkotaan

Daftar Check List Hasil Kegiatan Perumusan Indikasi Arah Pengembangan


Kabupaten/Kota Serta Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman
Perkotaan

 Tabel rekap arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan


permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
 Peta arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 35


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian B.3

KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR


PERMUKIMAN PERKOTAAAN

Kegiatan kajian isu-isu permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan adalah


kegiatan untuk merumuskan isu pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan berdasarkan kondisi eksisting dan kebijakan yang berlaku.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:


- sebagai sumber informasi terhadap kondisi eksisting pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
- sebagai pengambil keputusan terhadap isu-isu yang berkembang dalam
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu proses rekapitulasi kondisi eksisting pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan, berikut dengan isu-isu yang
berkembang sesuai dengan bidang keahlian tiap tenaga ahli, dengan rincian
sebagai berikut:
1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (Team Leader) mengkoordinasi dan
mengarahkan proses rekapituasi kondisi eksisting pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan ;
2. Ahli Prasarana Kota melakukan rekapitulasi kondisi eksisting
pembangunan sarana dan prasarana kota, meliputi jalan lingkungan,
drainase, persampahan, dan air limbah;
3. Ahli Permukiman melakukan rekapitulasi kondisi eksisting pembangunan
permukiman perkotaan; serta
4. Ahli Ekonomi Pembangunan melakukan rekapitulasi kondisi eksisting
pembiayaan di bidang permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan di kabupaten/kota yang bersangkutan.
5. Ahli Kebijakan Publik membantu proses identifikasi isu-isu pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan
kebijakan dan strategi yang berlaku;
- membantu proses persandingan antara isu pembangunan berdasarkan
kondisi eksisting dengan arahan kebijakan;
- mendampingi Pokjanis melakukan proses perumusan isu strategis dalam
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
- Asisten Ahli Pemetaan melakukan proses penyusunan peta isu-isu
pembangunan dengan persetujuan dari Pokjanis

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 36


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

2 (dua) minggu terhitung dari minggu pertama pada bulan kedua

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

 Rekapitulasi isu-isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman


perkotaan;
 Diskusi untuk membahas dan mencapai kesepakatan mengenai isu-isu
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
 Pemetaan spasial isu-isu pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan.

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Menggunakan Hasil Kajian Kebijakan

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menggunakan tabel rekap kebijakan dan strategi
yang dihasilkan dalam kegiatan kajian kebijakan dan strategi pembangunan; dan
 Tim Tenaga Ahli membantu Pokjanis melakukan analisa terhadap hasil
rekapitulasi kebijakan dan strategi tersebut.
Langkah 2 : Identifikasi Isu Terkait Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Dalam Kebijakan

 Tim Tenaga Ahli merekap kondisi eksisting pembangunan permukiman dan


infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan hasil pengamatan dan
informasi yang diperoleh dari berbagai sumber;
 Tim Tenaga Ahli mengidentifikasi isu-isu pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan kondisi eksisting dan tabel
rekap kebijakan dan strategi;
 Pokjanis membahas hasil rekap kebijakan dan strategi, serta hasil identifikasi isu-
isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam
diskusi internal; dan
 Pokjanis merumuskan dan menyepakati isu-isu pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan kondisi eksisting dan arahan
kebijakan pembangunan.
Langkah 3 : Analisis Dengan Membandingkan Fakta atau Kondisi Eksisting
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

 Tim Tenaga Ahli melakukan perbandingan atas isu-isu pembangunan


permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berdasarkan kondisi

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 37


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

eksisting dengan isu-isu pembangunan permukiman dan infrastruktur


permukiman perkotaan berdasarkan arahan kebijakan;
 Pokjanis dengan didamping Tim Tenaga Ahli merumuskan isu strategis
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
berdasarkan hasil tabel perbandingan isu-isu pembangunan.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Tabel rekap kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur


permukiman perkotaan yang minimal memuat kolom tentang aspek yang diamati
dan kondisi eksisting kawasan (Tabel 8); dan

Tabel 8 Contoh Matrik Kondisi Eksisting Pembangunan Permukiman dan


Infrastruktur Permukiman Perkotaan

ASPEK YANG
TINGKAT PELLAYANAN SEBARAN KUALITAS
DIAMATI
KAWASAN …. terkonsentrasi hanya 50% masuk dalam
PERMUKIMAN di kawasan pusat kategori kumuh
kota
AIR BERSIH sambungan yang baru tiga kecamatan
terlayani baru 15.329 SR yang terlayani
dari 50.000 SR
SANITASI/AIR rumah tangga di baru tiga kecamatan
LIMBAH kawasan permukiman yang terlayani
perkotaan yang telayani
sistem sanitasi 63%
DRAINASE luas wilayah yang baru tiga kecamatan
tergenang 10% dari total yang terlayani
luas wilayah kawasan
perkotaan
PERSAMPAHAN reduksi timbulan sampah
yang masuk ke TPA
sebesar 5%
terlayani pengangkutan
sampah <+ 15%
JALAN tingkat pelayanan terkonsentrasi hanya tingkat kondisi jalan
LINGKUNGAN jaringan jalan berkisar di kawasan pusat yang aman dan
60% kota nyaman di kawasan
permukiman
perkotaan <50%
…..dst. …. …. ….

 Tabel isu-isu pembangunann permukiman dan infrastruktur permukiman


perkotaan, yang minimal memuat kolom aspek yang diamat, daftar isu dari sisi
kondiai eksisting, daftar isu dari sisi arahan kebijakan, dan sintesa isu strategis
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan (Tabel 9)

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 38


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Tabel 9 Contoh Matrik Isu-isu Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur


Permukiman Perkotaan

ISU PEMBANGUNAN ISU PEMBANGUNAN


ASPEK YANG
DARI SISI KONDISI DARI SISI ARAHAN ISU SRATEGIS
DIAMATI
EKSISTING KEBIJAKAN
KAWASAN Permukiman kumuh yang Pemenuhan Pemenuhan
PERMUKIMAN tersebar di beberapa kebutuhan rumah kebutuhan rumah
wilayah layak huni layak huni pada
permukiman kumuh
AIR BERSIH Distribusi pelayanan yang Kualitas air bersih Distribusi pelayanan
masih belum merata yang belum air bersih yang
memenuhi standar belum merata dari
sisi kualitas dan
kuantitas
SANITASI/AIR … … …
LIMBAH
DRAINASE … … …
PERSAMPAHAN … … …
JALAN … … …
LINGKUNGAN
…..dst. …. …. ….

Daftar Check List Hasil Kegiatan Kajian Isu-isu Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

 Tabel rekap kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur


permukiman perkotaan
 Tabel isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 39


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian B.4

IDENTIFIKASI POTENSI, PERMASALAHAN, DAN


TANTANGAN PEMBANGUAN PERKOTAAN DAN
PERMUKIMAN PERKOTAAN

Kegiatan identifikasi potensi, permasalahan, dan tantangan pembangunan perkotaan


dan permukiman perkotaan adalah kegiatan untuk menemukenali potensi,
permasalahan, tantangan, dan hambatan suatu kabupaten/kota dalam
menyelenggarakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:


- sebagai pengambil keputusan terhadap potensi, permasalahan, tantangan,
dan hambatan dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan
 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu proses rekapitulasi potensi, permasalahan, tantangan, dan
hambatan pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan sesuai
dengan bidang keahlian tiap tenaga ahli;
- Asisten Ahli Pemetaan melakukan proses penyusunan peta potensi,
permasalahan, tantangan, dan hambatan pembangunan perkotaan dan
permukiman perkotaan dengan persetujuan dari Pokjanis.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

2 (dua) minggu terhitung dari minggu pertama pada bulan kedua

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

 Analisis SWOT untuk memetakan potensi, permasalahan tantangan, dan habatan


dalam pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan
 Diskusi untuk membahas dan mencapai kesepakatan mengenai potensi,
permasalahan, tantangan, dan hambatan pembangunan perkotaan dan
permukiman perkotaan
 Pemetaan spasial potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan
pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 40


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Identifikasi Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan


Infrastruktur Permukiman Perkotaan

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menggunakan tabel indikasi arah pengembangan
kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
 Tim Tenaga Ahli melakukan proses identifikasi potensi, permasalahan, tantagan,
dan hambatan dengan meggunakan pemetaan SWOT atau alat analisis
sejenisnya.
Langkah 2 : Melakukan Review RPIJM dan Dokumen Kebijakan Terkait Lainnya
Mengenai Skenario Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan

 Tim Tenaga Ahli melakukan review terhadap skenario pembangunan


permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang terdapat dalam
RPIJM maupun dokumen kebijakan lainnya
 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli membahas bersama-sama untuk
mempertimbangkan scenario pembangunan infrastruktur permukiman perkotaan
yang terdapat di berbagai dokumen kebijakan
Langkah 3 : Penyusunan Tabel Potensi dan Tantangan Pembangunan Perkotaan
dan Permukiman Perkotaan

 Berdasarkan hasil analisis SWOT atau alat analisis sejenis lainnya, Tim Tenaga
Ahli menyusun tabel potensi dan tantangan pembangunan perkotaan dan
permukiman perkotaan
 Tabel potensi dan tantangan pembangunan perkotaan dan permukiman
perkotaan tersebut diverivikasi bersama dengan Pokjanis untuk kemudian
disepakati bersama antar anggota Pokjanis
Langkah 3 : Penyusunan Peta Potensi dan Tantangan Pembangunan Permukiman
dan Infrastruktur Permukiman Perkotan yang Ditampilkan Dalam
Bentuk Peta

 Dengan persetujuan Pokjanis, Asisten Ahli Pemetaan melakukan pemetaan


spsial mengenai potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan yang telah disusun
 Peta potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan disajikan di atas peta dasar yang telaj mengikuti kaidah
yang terdapat dalam PP No. 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata
Ruang beserta turunannya

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 41


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Tabel/matrik potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur


permukiman perkotaan yang minimal memuat informasi mengenai sektor terkait
pembangunan kawasan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan,
potensi pembangunan, permasaahan pembangunan, peluang pengembangan,
dan tantangan pengembangan (Tabel 10);

Tabel 10 Contoh Matrik Kondisi Eksisting Pembangunan Permukiman dan


Infrastruktur Permukiman Perkotaan

PELUANG TANTANGAN
NO SEKTOR POTENSI PERMASALAHAN
PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
1. Perumahan Daya tarik kota - Munculnya Munculnya Kepadatan
besar yang permukiman konsep-konsep bangunan yang
memiliki segala kumuh dan baru dalam hal tinggi dapat
kelengkapan illegal akibat perumahan, mendorong
fasilitas dapat kurangnya hunian dan munculnya rawan
menarik daya beli permukiman yang kebakaran pada
penduduk untuk masyarakat ditawarkan kawasan
melakukan akan pengembang permukiman
perpindahan ke perumahan. dapat dijadikan
kota sehingga - Munculnya sebagai solusi
dapat permukiman alternatif untuk
mengakibatkan kumuh dan mengatasi
semakin illegal tingginya
tingginya menyebabkan permintaan akan
permintaan kondisi perumahan.
akan lingkungan
penyediaan kota yang
perumahan. buruk sehingga
dapat
menurunkan
citra kawasan
2. Air Bersih
3. Persampahan
.. dst

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 42


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

 Peta potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur


permukiman perkotaan yang minimal memuat informasi mengenai alokasi
spasial dari tiap rumusan potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan
pembangunan perkotaan dan permukiman perkotaan. Peta ini disajikan dalam
format SHP (shapefile) dengan informasi minimal sebagai berikut (Gambar 11):
- ID dan nama provinsi;
- ID dan nama kabupaten/kota;
- ID dan nama kecamatan;
- ID dan nama kelurahan; serta
- Potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan dalam pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

Daftar Check List Hasil Kegiatan Identifikasi Potensi, Permasalahan, dan Tantangan
Pembangunan Perkotaan dan Permukiman Perkotaan

 Tabel/matrik potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur


permukiman perkotaan
 Peta potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 43


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Gambar 11 Contoh Peta Pemetaan Potensi dan Permasalahan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 44


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

MODUL PELAKSANAAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

C
PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP
KEGIATAN PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN

Bagian C: Proses dan Prosedur Penyusunan Pada Lingkup Kegiatan Perumusan


Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman
Perkotaan memuat langkah-langkah untuk merumuskan tujuan dan kebijakan
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan berikut dengan
rencana kawasan permukiman prioritas penanganannya. Bagian C ini terbagi atas 5
(lima) sub-modul yang masing-masing menguraikan langkah-langkah tiap kegiatan
yang dilakukan pada lingkup kegiatan perumusan tujuan dan kebijakan
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, yaitu:
C.1: Perumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan
C.2: Penyelenggaraan FGD 1
C.3: Perumusan Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman Prioritas
C.4: Identifikasi Kawasan Permukiman Prioritas
C.5. Penyelenggaraan Pra-FGD 2 dan FGD 2
Kedudukan Bagian C di dalam rangkaian penyusunan Dokumen SPPIP dapat dilihat
pada Gambar 12 berikut.

Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi● 45


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN FINALISASI DAN


PERSIAPAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
MASALAH PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN SOSIALISASI
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

1.1
SOSIALISASI

1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA

2.1
KAJIAN KEBIJAKAN,
STRATEGI, DAN
O-1
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KAB/KOTA

2.2
PERUMUSAN INDIKASI ARAH
PENGEMBANGAN KAB/KOTA
SERTA PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN 3.2 3.3
PEURMUSAN KRITERIA DAN PENENTUAN
INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN O-4
2.3 KAWASAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN
KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN PRIORITAS PRIORITAS
DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN

2.4 4.1 4.2


3.1 IDENTIFIKASI DAN
KAJIAN POTENSI, PERUMUSAN STRATEGI
PERUMUSAN TUJUAN DAN ANALISIS KORELASI
PERMASALAHAN, DAN PEMBANGUNAN 4.4 5.2
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN STRATEGI DALAM
TANTANGAN PEMBANGUNAN O-2 O-3 PERMUKIMAN DAN O-5 PERUMUSAN 5.1 PENYUSUNAN
PERMUKIMAN DAN SKEMA
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PROGRAM PENYEMPURNAAN MATERI
INFRASTTRUKTUR MANAJEMEN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PEMBANGUNAN 4.5 STRATEGI DAN VISUALISASI
PERMUKIMAN PERKOTAAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN PERKOTAAN PERKOTAAN DALAM SKALA KAB/ ANALISIS DAMPAK PERUMUSAN SPPIP
PERKOTAAN PENERAPAN PROGRAM
KOTA DAN O-6
KAWASAN SEBAGAI PROGRAM PEMBANGUNAN
4.3.
ARAHAN PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/
ANALISIS
KEBUTUHAN KOTA DAN
KONSEKUENSI
PROGRAM KAWASAN
ATAU IMPLIKASI
PENERAPAN INVESTASI
STRATEGI
PEMBANGUNAN O-7

MODUL C

Gambar 12 Penggunaan Bagian B Dalam Kerangka Penyusunan SPPIP

Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi● 46


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian C.1

PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN


PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

Kegiatan perumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur


permukiman perkotaan merupakan kegiatan untuk menerjemahkan visi/misi
pengembangan kabupaten/kota yang terdapat dalam dokumen perencanaan
pembangunan dalam konteks penyelenggaraan pembangunan permukiman dan
infrastruktur pendukung permukiman di perkotaan.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:


- sebagai pengambil keputusan terhadap rumusan tujuan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
- sebagai perumus rumusan kebijakan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan.
 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu proses rekapitulasi rumusan visi/misi kabupaten/kota yang
tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan maupun dokumen
terkait lainnya;
- membantu proses identifikasi kata kunci yang terdapat dalam tiap rumusan
visi/misi kabupaten/kota;
- membantu proses penerjemahan nilai yang terkandung dari tiap kata kunci
dalam konteks pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
- mendampingi Pokjanis melakukan proses perumusan tujuan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
- mendampingi Pokjanis melakukan proses perumusan kebijakan
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
berdasarkan tujuan.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal 4 (empat) minggu terhitung dari minggu ketiga bulan kedua

Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi● 47


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

 Analisis normatif untuk memetakan visi/misi kabupaten/kota yang tertuang dalam


dokumen perencanaan pembangunan dan dokumen terkait lainnya, serta untuk
mengidentifikasi nilai yang terkandung dari tiap rumusan visi/misi;
 Pemetaan kebutuhan untuk mengidentifikasi kebutuhan kabupaten/kota dalam
penyelenggaraan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan berdasarkan kondisi eksisting maupun arah pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
 Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan
melakukan kesepakatan terhadap rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Menganalisis Kebutuhan Penanganan Berdasarkan Potensi,


Permasalahan, dan Isu-isu Terkait Permukiman dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan

 Tim Tenaga Ahli Pendamping, dengan pendekatan teknis akademis,


mengidentifikasi kebutuhan penanganan berdasarkan tabel potensi,
permasalahan, dan isu-isu terkait pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan yang telah dirumuskan (output B.4); dan
 Pokjanis dengan didampingi Tim Tenaga Ahli Pendamping membahas dan
menyempurnakan rumusan kebutuhan penanganan tersebut.
Langkah 2 : Menganalisis Kebuhan Pembangunan Permukiman dan infrastruktur
Permukiman Perkotaan Berdasarkan Arahan Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

 Tim Tenaga Ahli Pendamping, dengan pendekatan teknis akademis,


mengidentifikasi kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan berdasarkan arahan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan yang telah dirumuskan (output B.2); dan
 Pokjanis dengan didampingi Tim Tenaga Ahli Pendamping membahas dan
menyempurnakan rumusan kebutuhan pembangunan tersebut.

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 48


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Langkah 3 : Menentukan Tujuan yang Selaras dengan Indikasi Arah Pembangunan


Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan (Output B.2) dan
Kebutuhan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman
Perkotaan

 Tim Tenaga Ahli Pendamping, dengan pendekatan teknis akademis,


menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam bentuk draft rumusan
tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
 Pokjanis dengan didampingi oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping membahas dan
menyepakati rumusan tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan dalam suatu diskusi dengan format FGD.
Langkah 4 : Merumuskan Kebijakan yang Menjawab Kebutuhan Penanganan
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

 Tim Tenaga Ahli Pendamping mengidentifikasi kata-kata kunci yang terdapat


dalam rumusan tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang telah disepakati;
 Tim Tenaga Ahli Pendamping menerjemahkan makna dari tiap kata kunci
tersebut dalam konteks penyelenggaraan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan di kabupaten/kota yang bersangkutan;
 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping bersama-sama merumuskan
rumusan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan dengan panduan makna dari tiap kata kunci; dan
 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping menyepakati rumusan kebijakan
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam
suatu diskusi dengan format FGD.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Tabel kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman


perkotaan. Tabel ini setidaknya memuat informasi mengenai potensi dan
permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan, karakteristik kawasan, dan kebutuhan pengembangan (Tabel 11);

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 49


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Tabel 11 Contoh Tabel Kebutuhan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur


Permukiman Perkotaan
POTENSI/PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN
KEBUTUHAN
PERMUKIMAN DAN KARAKTERISTIK KAWASAN
PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN
Kawasan permukiman yang  Kawasan permukiman  Penyesuaian fungsi
berkembang pada daerah yang eksisting berkembang tidak kawasan
tidak sesuai dengan rencana sesuai dengan arahan  Relokasi kawasan
kebijakan tata ruang permukiman yang
 Tipe perumahan dapat yang berada pada
berupa perumahan formal kawasan lindung
yang dikembangkang oleh  Pengembangan
pengembang maupun yang rusun terutama pada
dilakukan secara swadaya kawasan pusat kota
oleh masyarakat dalam
bentuk perkampungan
 Perkembangan kawasan
permukiman cenderung
tidak terkendali yang
ditunjukkan dengan
keberadaan kawasan
kumuh
….
dst

 Tabel tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur


permukiman perkotaan (Tabel 12).

Tabel 12 Contoh Matrik Tujuan dan Kebijakan Pembangunan Permukiman dan


Infrastruktur Permukiman Perkotaan
TUJUAN KEBIJAKAN
1. Mewujudkan kawasan permukiman yang  Penyediaan perumahan yang layak
layak dan bebas kumuh bagi semua dengan memanfaatkan lahan secara
golongan masyarakat proporsional
 Peningkatan kualitas permukiman kumuh
2. Mewujudkan pelayanan infrastruktur  Peningkatan pelayananan air bersih
permukiman dan perkotaan yang  Peningkatan sanitasi lingkungan
berkualitas
3. ...................................  -
 -
 -

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 50


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Daftar Check List Hasil Kegiatan Kajian Isu-isu Permukiman dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan

 Tabel kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman


perkotaan
 Tabel tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 51


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian C.2

PENYELENGGARAAN FGD 1
Kegiatan FGD 1 merupakan kegiatan untuk membahas dan menyepakati rumusan
tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan berdasarkan hasil kajian teknsi akademi yang telah dilakukan.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan


 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- memfasilitasi penyelenggaraan FGD 1
- mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan FGD 1
 Pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terkait, yang setidaknya terdiri
atas:
- Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur
permukiman;
- Akademiis;
- Tokoh masyarakat
Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan FGD juga melibatkan unsur
pendukung lainnya yang meliputi:

 Dinasi/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman,


permukiman, dan perencanaan;
 Tim Teknis Provinsi; dan
 Satker PKP
Secara keseluruhan, FGD 1 ini minimal melibatkan 15 orang.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Minimal 1 (satu) hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang
disusun*)
*)
Catatan:

- Sebelum diselenggarakan FGD 1 wajib dilakukan Pra-FGD 1 untuk membahas


rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan dan landasan perumusannya.
- Pra-FGD 1 dilaksanakan minimal 1 (satu) kali selama 1 (satu) hari
- Dalam jangka waktu penyelenggaraan FGD 1 belum dicapai hasil yang
diharapkan, maka dapat dilakukan diskusi tambahan sesudahnya (Paska FGD 1)
sesuai kebutuhan.

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 52


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Output yang Harus Dihasilkan Sebelum Penyelenggaraan Pra-FGD 1


dan FGD 1?

 Tabel rekap kebijakan dan strategi


 Peta arahan kebijakan dan strategi
 Tabel sinkronisasi kebijakan dan strategi
 Tabel rekap arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
 Peta arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan
 Tabel rekap kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
 Tabel isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
 Tabel/matrik potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
 Peta potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
 Tabel kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan
 Tabel tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

Untuk Pra-FGD 1 dan/atau Paska-FGD 1

 Diskusi internal, dengan peserta yang hanya mencakup Pokjanis dan Tim
Tenaga Ahli
Untuk FGD 1

 Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan
melakukan kesepakatan terhadap rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Dalam diskusi ini
melibatkan pemangku kepentingan di luar Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli.

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pra-FGD 1 dan FGD 1

 Tim Tenaga Ahli menyusun KAK Pra-FGD 1 dan FGD 1 sebagai acuan bersama
pelaksanaan kegiatan.
 KAK tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk disepakati bersama dan
dikoordinasikan pelaksanaannya.

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 53


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Langkah 2 : Menyelenggarakan Pra-FGD 1

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli mnyelenggarakan diskusi internal yang hanya
diikuti oleh kedua belah pihak maksimal 1 (satu) minggu sebelum
penyelenggaraan FGD 1;
 Dalam diskusi tersebut dibahas dan disepakati mengenai:
- Potensi dan permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan;
- Isu-isu strategis pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
- Arah pengembangan kabupaten/kota;
- Arah pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;dan
- Draft rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan.
 Dalam hal poin-poin yang dibahas dalam diskusi masih belum mencapai titik
temu, maka dapat diselenggarakan diskusi Pra-FGD 1 lebih dari 1 (satu) kali
sebelum FGD 1.
Langkah 3 : Menyelenggarakan FGD 1

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyelenggarakan diskusi dalam format FGD
yang melibatkan pemangku kepentingan yang lebih luas (dinas/instansi tingkat
kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman dan
perencanaan; akademisi; dan tokoh masyarakat);
 Dalam diskusi ini, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli membahas mengenai rumusan
tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
 Untuk memudahkan proses diskusi, peserta dapat dibagi ke dalam kelompok-
kelompok kecil yang masing-masing membahas topik yang berbeda, yang
meliputi:
- topik kelompok 1: isu strategis berdasarkan perencanaan pembangunan
- topik kelompok 2: isu strategis berdasarkan penyelenggaraan penataan
ruang
- topik kelompok 3: isu strategis berdasarkan kondisi eksisting pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
- topik kelompok 4: target pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan pada akhir tahun rencana
 Tiap kelompok ini akan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dalam
diskusi panel;
 Dalam diskusi panel, seluruh peserta diskusi membahas dan menyepakati hasil
yang dirumuskan oleh tiap kelompok;

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 54


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

 Dari rumusan hasil di tiap kelompok tersebut akan disepakati rumusan tujuan
dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
 Hasil kesepakatan diskusi dituangkan dalam berita acara kegiatan FGD 1 yang
ditandatangani oleh perwakilan pokjanis, tim tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi; serta
 Dalam hal FGD 1 masih belum mencapai kata sepakat mengenai rumusan
tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan, maka diselenggarakan diskusi paska-FGD 1.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

Penyelenggaraan Pra-FGD 1

 Notulensi diskusi Pra-FGD 1 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan


kegiatan
 Daftar hadir diskusi Pra-FGD 1
Penyelenggaraan FGD 1

 Berita acara kegiatan FGD 1 yang minimal memuat mengenai (Gambar 13):
- Waktu dan tempat penyelenggaraan FGD 1;
- Pihak-pihak yang terlibat dalam FGD 1;
- Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam FGD 1 yang di dalamnya
terdapat rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan; serta
- Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi
 Dokumen penyelenggaraan (proceeding) FGD 1, dengan outline minimal
sebagaimana yang ditunjukkan dalam Box 1.

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 55


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Gambar 13 Contoh Rumusan Berita Acara Kesepakatan FGD 1

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 56


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Box 1 Outline Minimal Dokumen penyelenggaraan (proceeding) FGD

Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan Kegiatan FGD
1.2 Tujuan dan Sasaran Penyelenggaraan Kegiatan FGD
1.3 Keluaran yang Diharapkan
1.4 Kedudukan Kegiatan FGD Dalam Kerangka Penyusunan SPPIP
1.5 Metode dan Proses Penyelenggaraan Kegiatan FGD
1.6 Peserta Kegiatan FGD
1.7 Watu dan Tempat Penyelenggaraan Kegiatan FGD
2. KESIMPULAN DAN CAPAIAN KEGIATAN
2.1 Kesimpulan Kegiatan FGD
2.2 Kesepakatan yang Diambil Dalam Kegiatan FGD

Lampiran:
A. Notulensi Kegiatan FGD
B. Berita Acara Kegiatan FGD
C. Dokumentasi Kegiatan FGD
D. Daftar Hadir Kegiatan FGD
E. Materi Kegiatan FGD

Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan FGD 1

 Notulensi diskusi Pra-FGD 1 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan


kegiatan
 Daftar hadir diskusi Pra-FGD 1
 Berita acara kegiatan FGD 1
 Dokumen penyelenggaraan kegiatan (proceeding) FGD 1

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 57


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian C.3

PERUMUSAN KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN


PERMUKIMAN PRIORITAS

Kegiatan perumusan kriteria dan indikator kawasan permukiman prioritas merupakan


kegiatan untuk mengidentifikasi kriteria dan indikator yang digunakan sebagai
pedoman untuk menentukan skala prioritas penanganan kawasan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:


- sebagai pengambil keputusan terhadap dasar pertimbangan yang digunakan
dalam penentuan kawasan permukiman prioritas; dan
- sebagai pengambil keputusan terhadap kriteria dan indikator yang digunakan
dalam penentuan kawasan permukiman prioritas.
 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu mengidentifikasi dasar-dasar pertimbangan yang sesuai untuk
digunakan di dalam penentuan kawasan permukiman prioritas; dan
- membantu mengidentifikasi rumusan kriteria dan indikator yang sesuai untuk
penentuan kawasan permukiman prioritas dari sisi teknis akademis.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal 2 (dua) minggu terhitung dari minggu pertama bulan ketiga

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

 Inventarisasi kriteria dan indikator untuk mengidentifikasi kemungkinan kriteria


dan indikator yang sesuai untuk penentuan kawasan permukiman prioritas
berdasarkan teori, konsep yang berkembang, maupun kajian sejenis yang
pernah dilakukan;
 Analisis kesesuaian dan skala prioritas untuk menentukan bobot dari tiap kriteria
dan indikator yang digunakan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas;
dan
 Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas dan
mencapai kesepakatan pendapat dari tiap pemangku kepentingan yang terkait
mengenai rumusan kriteria dan indikator yang digunakan dalam penentuan
kawasan permukiman prioritas.

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 58


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Inventarisasi Kriteria dan Indikator yang Sesuai Dengan Kondisi yang
Ada

 Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga Ahli Pendamping merumuskan dasar-


dasar pertimbangan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas;
 Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan rekapitulasi semua kriteria dan indikator
yang umumnya digunakan dalam penentuan kawasan prioritas. Kriteria dan
indikator dirumuskan berdasarkan:
- pedoman atau peraturan yang terkait, baik yang berlaku di tingkat pusat
maupun daerah;
- konsep dan teori yang berkembang; dan
- hasil studi atau kajian sejenis yang pernah dilakukan.
 Rekapitulasi kriteria dan indikator tersebut dipilah dan diseleksi dengan kearifan
lokal yang berkembang dan prinsip pembangunan yang dipegang oleh
kabupaten/kota terkait; dan
 Hasil rekapitulasi tersebut disampaikan kepada Pokjanis sebagai bahan
pertimbangan utama dalam penentuan kriteria dan indikator yang akan
digunakan.
Langkah 2 : Melakukan Diskusi untuk Penjaringan Usulan dan Aspirasi

 Hasil rekap dibahas lebih lanjut dalam diskusi internal di dalam Pokjanis untuk
penjaringan usulan dan aspirasi;
 Pokjanis menyempurnakan inventarisasi kriteria dan indikator yang telah disusun
dengan berbagai usulan dan aspirasi yang berkembang dalam diskusi internal
Pokjans; dan
 Pokjanis menyampaikan usulan dan aspirasi yang berkembang mengenai kriteria
dan indikator yang digunakan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas
kepada Tim Tenaga Ahli Pendamping.
Langkah 3 : Menyusun Daftar Seluruh Usulan Kriteria dan Indikator yang Dihasilkan

 Tim Tenaga Ahli Pendamping menyusun ulang usulan kriteria dan indikator
penentuan kawasan permukiman prioritas berdasarkan usulan dan aspirasi dari
Pokjanis;
 Kriteria dan indikator yang telah disusun dilengkapi dengan parameter
penilaiannya oleh Pokjanis dengan dibantu Tim Tenaga Ahli Pendamping.
Langkah 4 : Melakukan Analisis Kesesuaian dan Skala Prioritas Kriteria dan
Indikator

 Pokjanis dengan dibantu oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping merumuskan dasar-
dasar pertimbangan dalam penentuan skala prioritas kriteria dan indikator;

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 59


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan penentuan skala prioritas
dari tiap kriteria dan indikator yang digunakan, dengan memperhatikan dasar-
dasar pertimbangan yang telah disusun; dan
 Skala prioritas dari tiap kriteria dan indikator tersebut diterjemahkan ke dalam
bobot kriteria.
Langkah 5 : Penyepakatan Kriteria dan Indikator, serta Penyusunan Matriks Kriteria
dan Indikator

 Draft rumusan kriteria dan indikator beserta dengan bobot tiap kriteria dan
indikator tersebut dibahas bersama secara intensif dalam diskusi internal
Pokjanis dengan difasilitasi dan didampingi oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping.
Pembahasan ini terwadahi dalam kegiatan pra-FGD 2;
 Dalam kegiatan pra-FGD 2 ini dilakukan penyepakatan terhadap dasar
pertimbangan yang digunakan, kriteria dan indikator yang digunakan, serta skala
prioritas atau bobot dari tiap kriteria dan indikator yang digunakan; dan
 Kriteria dan indikator yang telah disepakati disusun kembali dalam matriks
kriteria dan indikator, serta dilengkapi dengan parameter penilaiannya.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Dasar pertimbangan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas, yang


minimal mempertimbangkan:
- Urgenitas penanganan;
- Kontrbusi dalam penanganan permasalahan kabupaten/kota;
- Kontribusi dalam stimulasi pembangunan dan pengembangan
kabupaten/kota;
- Kesesuaian dengan kebijakan pembangunan dan pengembangan
kabupaten/kota;
- Dominasi permasalahan yang terkait dengan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan;
- Dominasi penanganan terkait bidang permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan; dan
- Arah kebijakan penanganan kawasan strategis di kabupaten/kota.
 Matriks kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas
(Tabel 13), dengan minimal memuat:
- Dasar pertimbangan;
- Kriteria;
- Indikator;
- Parameter; dan
- Bobot

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 60


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Tabel 13 Contoh Matrik Kriteria dan Indikator Penentuan Kawasan Permukiman


Prioritas
KARAKTERISTIK KRITERIA INDIKATOR PARAMATER BOBOT
Urgenitas Kedudukan kawasan Kestrategisan  Lokasi 10%
Penanganan dalam konstelasi lokasi kawasan strategis = 1
kawasan perkotaan permukiman  Lokasi tidak
dalam struktur strategis = 0
kabupaten/kota
Kepadatan wilayah Kepadatan  tingkat 25%
yang tinggi penduduk yang kepadatan
tinggi dalam penduduk ≥
kawasan 50 jiwa/ha
(tinggi) = 5
 25 ≤ tingkat
kepadatan
penduduk <
50 jiwa/ha
(sedang) = 3
 tingkat
kepadatan
penduduk <
25 jiwa/ha
(rendah) = 1
Kontribusi dalam Keefektifan dalam Multiplier effect
penanganan penanganan dari penanganan
permasalahan permasalahan kawasan
kabupaten/kota kabupaten/kota permukiman
terhadap
kabupaten/kota
tinggi
Kontribusi dalam  -  -  
stimulasi  -  -
pembangunan dan  -  -
pengembangan
kabupaten/kota
Sesuai kebijakan  -  -  
pembangunan dan  -  -
pengembangan  -  -
kabupaten/kota
Dominiasi  -  -  
permasalahan  -  -
terkait bidang -  -
permukiman
Dominasi  -  -  
penanganan  -  -
melalui bidang  -  -
permukiman

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 61


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Daftar Check List Hasil Kegiatan Perumusan Kriteria dan Indikator Kawasan
Permukiman Prioritas

 Dasar pertimbangan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas


 Tabel kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 62


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian C.4

PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS PEMBANGUNAN


PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
PERKOTAAN

Kegiatan identifikasi kawasan prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur


permukiman perkotaan dalam kegiatan untuk mengidentifikasi kawasan-kawasan
permukiman yang diprioritaskan untuk ditangani berdasarkan kriteria dan indikator yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dari kegiatan ini diharapkan diperoleh kawasan-kawasan
permukiman prioritas untuk pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik kabupaten/kota.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:


- sebagai tim yang melakukan verifikasi terhadap karakteristik tiap kawasan
permukiman yang berkembang di kabupaten/kota; dan
- sebagai pengambil keputusan dalam penentuan kawasan permukiman
prioritas untuk ditangani.
 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu menyusun tipologi kawasan permukiman yang berkembang;
- membantu mengidentifikasi karakteristik tiap tipologi kawasan permukiman
yang berkembang;
- membantu melakukan penilaian terhadap kawasan permukiman yang
berkembang dengan berdasarkan pada kriteria dan indikator yang telah
dirumuskan; dan
- melakukan pemetaan (khususnya bagi Asisten Ahli Pemetaan) sebaran
kawasan-kawasan permukiman yang terpilih.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal 2-3 minggu terhitung dari minggu pertama bulan ketiga

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

 Observasi lapangan untuk mengindentifikasi sebaran kawasan permukiman


beserta karakteristiknya;
 Anaisis kondisi kawasan untuk mengidentifikasi tipologi kawasan permukiman
yang berkembang;

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 63


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

 Anaisis peta spasial untuk memetakan sebaran kawasan permukiman eksisting


dan pengembangannya;
 Pemetaan masalah untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan dari tiap
kawasan permukiman yang berkembang; dan
 Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas dan
mencapai kesepakatan antar pemangku kepentingan kabupaten/kota yang
terkait mengenai kawasan permukiman yang diprioritaskan penanganannya.

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Inventarisasi Kawasan Permukiman yang Memerlukan Penanganan


atau Pengembangan

 Tim Tenaga Ahli Pendamping menemukenali dan menginventarisasi setiap


kawasan permukiman perkotaan yang telah berkembang atau yang akan
dikembangkan;
 Inventarisasi awal dilakukan berdasarkan arahan kebijakan pembangunan dan
kajian-kajian lain yang sejenis (Tabel 14); dan
 Inventarisasi kawasan permukiman perkotaan ini disajikan dalam peta sebaran
kawasan permukiman eksisting dan pengembangannya.
Langkah 2 : Identifikasi dan Pemetaan Kondisi Umum Kawasan Permukiman

 Berdasarkan hasil inventarisasi kawasan permukiman perkotaan eksisting


tersebut, Tim Tenaga Ahli Pendamping bersama dengan Pokjanis melakukan
pemetaan kondisi dan pembaharuan data;
 Pemetaan kondisi dan pembaharuan data dilakukan melalui observasi lapangan;
 Hasil inventarisasi kawasan permukiman perkotaan yang telah diperbaharui
datanya tersebut diverifikasi oleh Pokjanis; dan
 Berdasarkan hasil inventarisasi kawasan permukiman perkotaan yang telah
diverifikasi, dilakukan proses identifikasi karakteristik dan tipologi kawasannya.
Langkah 3 : Mengidentifikasi Kawasan Permukiman Prioritas

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan penilaian terhadap tiap
tipologi kawasan permukiman yang berkembang dengan menggunakan kriteria
dan indikator yang telah disepakati (output C.3);
 Berdasarkan hasil penilaian tersebut, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping
mengidentifikasi kawasan-kawasan permukiman prioritas;
 Kawasan-kawasan permukiman prioritas yang terpilih tersebut dikaji lebih lanjut
oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping bersama dengan Pokjanis untuk mengetahui
kondisi riil, serta pemetaan potensi dan permasalahan yang berkembang;

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 64


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

 Hasil dari pemetaan kondisi riil serta pemetaan potensi dan permasalahan yang
berkembang ini disusun dalam bentuk profil kawasan permukiman prioritas dan
disajikan dalam bentuk peta sebaran kawasan permukiman prioritas;
 Hasil identifikasi kawasan permukiman prioritas yang dilakukan oleh Pokjanis
dan Tim Tenaga Ahli Pendamping dibahas dan disepakati lebih lanjut dalam
FGD 2 yang melibatkan pemangku kepentingan yang lebih luas.
Langkah 4 : Melakukan Analisis Terhadap Kawasan-kawasan Prioritas Terpilih dan
Menyusun Daftar Skala Prioritas Kawasan Penanganan

 Dalam FGD 2 tersebut, Pokjanis dan pemangku kepentingan kabupaten/kota


lainnya, serta dengan difasilitasi oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping menentukan
skala penanganan dari tiap kawasan permukiman prioritas;
 Hasil dari penentuan skala penanganan ini disusun dalam suatu daftar skala
prioritas kawasan penanganan;

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Peta sebaran permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan (Gambar 14),


disajikan dalam format SHP (shapefile) dengan muatan minimal sebagai berikut:
- ID dan nama provinsi;
- ID dan nama kabupaten/kota;
- ID dan nama kecamatan;
- ID dan nama kelurahan;
- alokasi lokasi permukiman eksisting dan pengembangannya;
- tipologi permukiman yang berkembang; dan
- karakteristik, potensi, dan permasalahan tiap tipologi kawasan yang
disajikan dengan foto dan ilustrasi.
 Peta sebaran kawasan permukiman prioritas (Gambar 15), disajikan dalam
format SHP (shapefile) dengan muatan minimal sebagai berikut:
- ID dan nama provinsi;
- ID dan nama kabupaten/kota;
- ID dan nama kecamatan;
- ID dan nama kelurahan;
- alokasi lokasi kawasan permukiman prioritas berikut dengan delineasinya;
dan
- karakteristik, potensi, dan permasalahan yang disajikan dengan foto dan
ilustrasi.
 Daftar skala prioritas kawasan penanganan (Tabel 15), yang minimal memuat:
- nama kawasan; dan
- urutan penanganan kawasan.

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 65


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Tabel 14 Contoh Hasil Inventarisasi Kawasan Prioritas Berdasarkan Arahan


Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota Dalam Berbagai
Dokumen
DOKUMEN PERENCANAAN
DAFTAR KAWASAN
PEMBANGUNAN DAN KARAKTERISTIK KAWASAN
PRIORITAS
PENATAAN RUANG
RPJP kabupaten/kota - -
RPJM kabupaten/kota - -
RTRW kabupaten/kota Kawasan strategis ekonomi:  Merupakan kawasan
 Kawasan .... perdagangan dan jasa
 Kawasan .... sekaligus kawasan sentra
 Kawasan .... industri rumah tangga
 Memberikan sumbangsih
yang besar terhadap
perekonomian daerah
Kawasan strategis sosial  Memiliki nilai warisan
budaya: budaya yang tinggi
 Kawasan ....  Merupakan daerah tujuan
 Kawasan .... wisata
Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kawasan risiko tinggi (kondisi  Memiliki kondisi sanitasi
sanitasi buruk: yang buruk
 Kawasan ....  Ketersediaan sarana
 Kawasan .... prasarana sanitasi masih
 Kawasan .... sangat kurang
.... 
dst 

Tabel 15 Contoh Daftar Skala Prioritas Kawasan Penanaganan


URUTAN
NAMA KAWASAN
KARAKTERISTIK SKALA
PRIORITAS
PRIORITAS
Kawasan Permukiman - berkembang di sekitar kawasan industri 3
Industri - dihuni sebagian besar oleh pekerja
industri
Kawasan Permukiman - sebagian besar masyarakat hidup di 1
Miskin Kumuh Bantaran bawah garis kemiskinan;
Sungai - kondisi lingkungan kumuh;
- berada di bantaran sungai;
- ketersediaan infrastruktur permukiman
kurang
….dst - … …

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 66


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Contoh Peta Sebaran Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan


Gambar 14

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 67


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Contoh Peta Sebaran Kawasan Permukiman Prioritas


Gambar 15

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 68


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

 Profil kawasan permukiman prioritas, yang minimal memuat:


- Karakteristik kawasan;
- Potensi dan permasalahan kawasan;
- Isu-isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
di dalam kawasan; dan
- Kebutuhan penanganan kawasan

Daftar Check List Hasil Kegiatan Identifikasi Kawasan Prioritas Pembangunan


Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

 Peta sebaran permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan


 Peta sebaran kawasan kawasan permukiman prioritas
 Daftar skala prioritas kawasan penanganan
 Profil kawasan permukiman prioritas

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 69


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian C.5

PENYELENGGARAAN FGD 2
Kegiatan FGD 2 merupakan kegiatan untuk membahas dan menyepakati kriteria dan
indikator yang digunakan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas, beserta
dengan indikasi kawasan permukiman prioritasnya

Siapa yang Terlibat Dalam Penyelenggaraannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan


 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- memfasilitasi penyelenggaraan FGD 2
- mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan FGD 2
 Pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terkait, yang setidaknya terdiri
atas:
- Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur
permukiman;
- Akademiis;
- Tokoh masyarakat
Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan FGD juga melibatkan unsur
pendukung lainnya yang meliputi:

 Dinasi/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman,


permukiman, dan perencanaan;
 Tim Teknis Provinsi; dan
 Satker PKP
Secara keseluruhan, FGD 2 ini minimal melibatkan 15 orang.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Minimal 1 (satu) hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang
disusun*)
*)
Catatan:

- Sebelum diselenggarakan FGD 2 wajib dilakukan Pra-FGD 2 untuk membahas


kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas.
- Pra-FGD 2 dilaksanakan minimal 1 (satu) kali selama 1 (satu) hari
- Dalam jangka waktu penyelenggaraan FGD 2 belum dicapai hasil yang
diharapkan, maka dapat dilakukan diskusi tambahan sesudahnya (Paska FGD 2)
sesuai kebutuhan.

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 70


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Output yang Harus Dihasilkan Sebelum Penyelenggaraan Pra-FGD 1


dan FGD 1?

 Dasar pertimbangan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas


 Tabel kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas
 Peta sebaran permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
 Peta sebaran kawasan kawasan permukiman prioritas
 Daftar skala prioritas kawasan penanganan
 Profil kawasan permukiman prioritas

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

Untuk Pra-FGD 2 dan/atau Paska-FGD 2

 Diskusi internal, dengan peserta yang hanya mencakup Pokjanis dan Tim
Tenaga Ahli
Untuk FGD 2

 Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan
melakukan kesepakatan terhadap kawasan permukiman prioritas berikut dengan
prioritas penanganannya. Dalam diskusi ini melibatkan pemangku kepentingan
di luar Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli.

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pra-FGD 2 dan FGD 2

 Tim Tenaga Ahli menyusun KAK Pra-FGD 2 dan FGD 2 sebagai acuan bersama
pelaksanaan kegiatan.
 KAK tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk disepakati bersama dan
dikoordinasikan pelaksanaannya.
Langkah 2 : Menyelenggarakan Pra-FGD 2

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli mnyelenggarakan diskusi internal yang hanya
diikuti oleh kedua belah pihak maksimal 1 (satu) minggu sebelum
penyelenggaraan FGD 2;
 Dalam diskusi tersebut dibahas dan disepakati mengenai:
- Dasar pertimbangan yang melandasi penentuan kawasan permukiman
prioritas;
- Kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas; dan
- Sebaran dan karakteristik kawasan permukiman eksisting berikut dengan
rencana pengembangannya.

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 71


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

 Dalam hal poin-poin yang dibahas dalam diskusi masih belum mencapai titik
temu, maka dapat diselenggarakan diskusi Pra-FGD 2 lebih dari 1 (satu) kali
sebelum FGD 2.
Langkah 3 : Menyelenggarakan FGD 2

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyelenggarakan diskusi dalam format FGD
yang melibatkan pemangku kepentingan yang lebih luas (dinas/instansi tingkat
kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman dan
perencanaan; akademisi; dan tokoh masyarakat);
 Dalam diskusi ini, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli membahas mengenai
penentuan kawasan permukiman prioritas berikut dengan prioritas
penanganannya;
 Untuk memudahkan proses diskusi, penentuan kawasan permukiman prioritas
dapat dilakukan di atas peta spasial;
 Hasil kesepakatan diskusi dituangkan dalam berita acara kegiatan FGD 2 yang
ditandatangani oleh perwakilan pokjanis, tim tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi (Gambar ; serta
 Dalam hal FGD 2 masih belum mencapai kata sepakat mengenai kawasan
permukiman prioritas, maka diselenggarakan diskusi paska-FGD 2.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

Penyelenggaraan Pra-FGD 2

 Notulensi diskusi Pra-FGD 1 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan


kegiatan
 Daftar hadir diskusi Pra-FGD 2
Penyelenggaraan FGD 2

 Berita acara kegiatan FGD 2 yang minimal memuat mengenai (Gambar 16):
- Waktu dan tempat penyelenggaraan FGD 2;
- Pihak-pihak yang terlibat dalam FGD 2;
- Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam FGD 2 yang di dalamnya
terdapat rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan; serta
- Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi
 Dokumen penyelenggaraan (proceeding) FGD 2, dengan outline minimal
sebagaimana dalam penyusunan Dokumen penyelenggaraan (proceeding)
FGD 1 (Box 1).

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 72


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan FGD 2

 Notulensi diskusi Pra-FGD 2 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan


kegiatan
 Daftar hadir diskusi Pra-FGD 2
 Berita acara kegiatan FGD 2
 Dokumen penyelenggaraan kegiatan (proceeding) FGD 2

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 73


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 74


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Gambar 16 Contoh Berita Acara Kesepakatan FGD 2

Lingkup Kegiatan Perumusan Tujuan dan Kebijakan ● 75


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

MODUL PELAKSANAAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

D
PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA LINGKUP
KEGIATAN PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
PERKOTAAN

Bagian D: Proses dan Prosedur Penyusunan Pada Lingkup Kegiatan Perumusan


Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan memuat
langkah-langkah untuk merumuskan strategi dan program pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Bagian D ini terbagi atas 7
(tujuh) sub-modul yang masing-masing menguraikan langkah-langkah tiap kegiatan
yang dilakukan pada lingkup kegiatan perumusan strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan, yaitu:
D.1: Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman
Perkotaan
D.2: Penyelenggaraan FGD 3
D.3: Identifikasi dan Analisis Korelasi Dalam Skema Manajemen Pembangunan
Perkotaan
D.4: Analisis Konsekuensi atau Implikasi Penerapan Strategi Pebangunan
D.5: Perumusan Program Pembangunan Dalam Skala Kota dan Kawasan sebagai
Arahan Kebutuhan Program Investasi
D.6: Penyelenggaraan FGD 4
D.7: Analisis Dampak Penerapan Program Pembangunan
Kedudukan Bagian D di dalam rangkaian penyusunan Dokumen SPPIP dapat dilihat
pada Gambar 17 berikut.

Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi● 76


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN FINALISASI DAN


PERSIAPAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
MASALAH PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN SOSIALISASI
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

1.1
SOSIALISASI

1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA

2.1
KAJIAN KEBIJAKAN,
STRATEGI, DAN
O-1
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KAB/KOTA

2.2
PERUMUSAN INDIKASI ARAH
PENGEMBANGAN KAB/KOTA
SERTA PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN 3.2 3.3
PEURMUSAN KRITERIA DAN PENENTUAN
INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN O-4
2.3 KAWASAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN
KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN PRIORITAS PRIORITAS
DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN

2.4 4.1 4.2


3.1 IDENTIFIKASI DAN
KAJIAN POTENSI, PERUMUSAN STRATEGI
PERUMUSAN TUJUAN DAN ANALISIS KORELASI
PERMASALAHAN, DAN PEMBANGUNAN 4.4 5.2
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN STRATEGI DALAM
TANTANGAN PEMBANGUNAN O-2 O-3 PERMUKIMAN DAN O-5 PERUMUSAN 5.1 PENYUSUNAN
PERMUKIMAN DAN SKEMA
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PROGRAM PENYEMPURNAAN MATERI
INFRASTRUKTUR MANAJEMEN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PEMBANGUNAN 4.5 STRATEGI DAN VISUALISASI
PERMUKIMAN PERKOTAAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN PERKOTAAN PERKOTAAN DALAM SKALA KAB/ ANALISIS DAMPAK PERUMUSAN SPPIP
PERKOTAAN PENERAPAN PROGRAM
KOTA DAN O-6
KAWASAN SEBAGAI PROGRAM PEMBANGUNAN
4.3.
ARAHAN PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/
ANALISIS
KEBUTUHAN KOTA DAN
KONSEKUENSI
PROGRAM KAWASAN
ATAU IMPLIKASI
PENERAPAN INVESTASI
STRATEGI
PEMBANGUNAN O-7

MODUL D

Gambar 17 Penggunaan Bagian B Dalam Kerangka Penyusunan SPPIP

Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi● 77


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian D.1
PERUMUSAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

Kegiatan perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman


perkotaan merupakan kegiatan untuk memperoleh strategi pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan melalui langkah-langkah riil dan terukur untuk
mewujudkan tujuan pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:


- Sebagai perumus target pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan; dan
- sebagai pengambil keputusan terhadap rumusan strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.
 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu mengidentifikasi dasar-dasar pertimbangan dalam perumusan
strategi pembangunan permukiman dan inrastruktur permukiman perkotaan;
- membantu mengidentifikasi target-target capaian pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan yang terdapat dalam dokumen
kebijakan dan strategi yang berlaku; dan
- membantu mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki kabupaten/kota yang
dapat mendorong atau melemahkan proses implementasi strategi.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal 4 (empat) minggu terhitung dari minggu pertama bulan keempat

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

 Analisis kebijakan untuk perumusan strategi berdasarkan perbandingan antara


kondisi eksisting dengan target capaian yang diharapkan
 Analisis SWOT untuk perumusan strategi berdasarkan potensi, permasalahan,
tantangan, dan hambatan yang dimiliki
 Diskusi dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD)

Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi● 78


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Menggunakan Rumusan Tujuan dan Kebijakan Pembangunan


Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping menggunakan dan mengembangkan


rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan (output C.1) sebagai dasar perumusan strategi;
 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping mengidentifikasi dasar-dasar
pertimbangan perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan;
 Tim Tenaga Ahli Pendamping mengidentifikasi:
- target-target pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang terdapat dalam berbagai dokumen kebijakan;
- sumber daya yang dimiliki oleh daerah;
- peran dan fungsi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait lainnya
dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
dan
- potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
 Hasil-hasil identifikasi tersebut disampaikan kepada Pokjanis sebagai bahan
pertimbangan perumusan;
 Pokjanis merumuskan target-target pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan untuk tiap kebijakan berdasarkan tabel rekap target yang
disusun Tim Tenaga Ahli Pendamping;
Langkah 2 : Merumuskan Konsep Strategi

 Berdasarkan target pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman


perkotaan yang dirumuskan dan dengan mempertimbangkan hasil-hasil
identifikasi yang dilakukan Tim Tenaga Ahil Pendamping, Pokjanis merumuskan
konsep strategi penanganan untuk skala kabupaten/kota dan kawasan;
 Konsep strategi yang dirumuskan berbasiskan kawasan dan setidaknya
mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
- fisik lingkungan;
sosial;
- ekonomi;
- pembiayaan; dan
- pelembagaan
 Konsep strategi tersebut dituangkan dalam peta spasial; dan
 Konsep strategi yang telah dirumuskan tersebut dibahas lebih lanjut dalam
diskusi internal antara Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping. Diskusi yang
di maksud diwadahi dalam kegiatan pra-FGD 3.

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 79


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Langkah 3 : Membahas dan Menyepakati Rumusan Strategi

 Dengan menggunakan analisis kebijakan, analisis SWOT, atau alat analisis


lainnya, Pokjanis dengan didampingi oleh Tim Tanaga Ahli Pendamping
merumuskan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
 Dalam merumuskan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping
memperhatikan target capaian, sumber daya yang dimiliki, kondisi eksisting
(potensi, permasalahan, tantangan, dan hambatan); dan
 Draft rumusan strategi tersebut dibahas dan disepakati lebih lanjut dengan
pemangku kepentingan yang lebih luas (dinasi/instansi yang membidangi
infrastruktur permukiman, permukiman, dan perencanaan) dalam diskusi FGD 3.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Tabel strategi pembangunan dan infrastruktur permukiman perkotaan dalam


skala kabupaten/kota dan skala kawasan (Tabel 3-4 Buku Panduan Penyusunan
SPPIP dan RPKPP), dengan minimal muatan:
- Tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
- Kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan; dan
- Strategi skala kabupaten/kota dan kawasan yang menggambarkan aspek-
aspek yang perlu ditangani untuk perwujudan suatu kebijakan.

Daftar Check List Hasil Kegiatan Perumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Permukiman Perkotaan

 Tabel strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman


perkotaan

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 80


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Box 2 Contoh Proses Analisis Sumber Daya yang Mempertimbangkan


Kemampuan Finansial Kabupaten/Kota

Analisis sumber daya adalah analisis untuk mengidentifikasi kemampuan sumber daya
yang dimiliki oleh daerah. Sumber daya yang dipertimbangkan setidaknya mencakup 2
(dua) hal, yaitu: kemampuan finansial daerah dan keunggulan kompetitif, dengan
penjelasan masing-masing adalah sebagai berikut:
 Kemampuan finansial, merujuk kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai
secara mandiri program dan kegiatan yang telah dicanangkan. Kemampuan finansial
ini dalam implementasinya lebih merujuk pada kemampuan pembiayaan
pembangunan pemerintah daerah, yang dilihat dari:
 rata-rata alokasi dana/anggaran dalam APBD untuk kebutuhan pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan; dan
 prosentase kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh APBD.
 Keunggulan kompetitif, merujuk pada keunggulan daerah yang menjadikan daerah
yang bersangkutan dapat bersaing dengan daerah lainnya yang diidentifikasi melalui
analisis shift share. Dalam lingkup pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan, keunggulan kompetitif ini dilihat dari:
 Nilai produksi;
 Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM);
 Ketersediaan Sumber Daya Alam (SDA);
 Iklim investasi yang berkembang; dan
 Penguasaan teknologi
Dari kedua sumber daya ini, kabupaten/kota dapat dipetakan posisinya. Adapun peta
posisi tersebut menunjukkan kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh daerah yang
nantinya akan menjadi dasar pertimbangan dalam perumusan strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan. Pemahaman tentang posisi ini
diperlukan agar strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang disusun tepat sasaran dan efektif dalam penerapannya. Berdasarkan
kedua sumber daya ini, terdapat 4 (empat) kelompok tipe daerah, yaitu: (1) kelompok
daerah yang berdaya dan bersaing, (2) kelompok daerah yang bersaing, (3) kelompok
daerah yang tidak berdaya dan bersaing, serta (4) kelompok daerah yang berdaya
sebagaimana yang terdapat pada gambar berikut:

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 81


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian D.2

PENYELENGGARAAN FGD 3

Kegiatan FGD 3 merupakan kegiatan untuk membahas dan menyepakati strategi


pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan untuk skala
kabupaten/kota maupun kawasan pada kawasan prioritas.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan


 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- memfasilitasi penyelenggaraan FGD 3
- mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan FGD 3
 Pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terkait, yang setidaknya terdiri
atas:
- Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yan membidangi infrastruktur
permukiman;
- Akademiis;
- Tokoh masyarakat
Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan FGD juga melibatkan unsur
pendukung lainnya yang meliputi:

 Dinasi/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman,


permukiman, dan perencanaan;
 Tim Teknis Provinsi; dan
 Satker PKP
Secara keseluruhan, FGD 3 ini minimal melibatkan 15 orang.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Minimal 1 (satu) hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang
disusun*)
*)
Catatan:

- Sebelum diselenggarakan FGD 3 wajib dilakukan Pra-FGD 3 untuk membahas


konsep strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
- Pra-FGD 3 dilaksanakan minimal 1 (satu) kali selama 1 (satu) hari;

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 82


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

- Dalam jangka waktu penyelenggaraan FGD 3 belum dicapai hasil yang


diharapkan, maka dapat dilakukan diskusi tambahan sesudahnya (Pasca FGD 3)
sesuai kebutuhan.

Output yang Harus Dihasilkan Sebelum Penyelenggaraan Pra-FGD 3


dan FGD 3?

 Dasar pertimbangan dalam perumusan strategi pembangunan permukiman dan


infrastruktur permukiman perkotaan
 Tabel strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan skala kabupaten/kota
 Tabel strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan skala kawasan

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

Untuk Pra-FGD 3

 Diskusi internal, dengan peserta yang hanya mencakup Pokjanis dan Tim
Tenaga Ahli
Untuk FGD 3

 Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan
melakukan kesepakatan terhadap strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota dan kawasan. Dalam
diskusi ini melibatkan pemangku kepentingan di luar Pokjanis dan Tim Tenaga
Ahli.

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pra-FGD 3 dan FGD 3

 Tim Tenaga Ahli menyusun KAK Pra-FGD 3 dan FGD 3 sebagai acuan bersama
pelaksanaan kegiatan.
 KAK tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk disepakati bersama dan
dikoordinasikan pelaksanaannya.
Langkah 2 : Menyelenggarakan Pra-FGD 3

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli mnyelenggarakan diskusi internal yang hanya
diikuti oleh kedua belah pihak maksimal 1 (satu) minggu sebelum
penyelenggaraan FGD 3;
 Dalam diskusi tersebut dibahas dan disepakati mengenai:

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 83


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

- Dasar pertimbangan dalam perumusan strategi pembangunan permukiman


dan infrastruktur permukiman perkotaan;
- Target pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
- Ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh pemerintah daerah; dan
- Konsep strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan.
 Dalam hal poin-poin yang dibahas dalam diskusi masih belum mencapai titik
temu, maka dapat diselenggarakan diskusi Pra-FGD 3 lebih dari 1 (satu) kali
sebelum FGD 3.
Langkah 3 : Menyelenggarakan FGD 3

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyelenggarakan diskusi dalam format FGD
yang melibatkan pemangku kepentingan yang lebih luas (dinas/instansi tingkat
kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman dan
perencanaan; akademisi; dan tokoh masyarakat);
 Dalam diskusi ini, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli membahas mengenai
perumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan;
 Hasil kesepakatan diskusi dituangkan dalam berita acara kegiatan FGD 3 yang
ditandatangani oleh perwakilan pokjanis, tim tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi; serta
 Dalam hal FGD 3 masih belum mencapai kata sepakat mengenai strategi
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, maka diselenggarakan
diskusi pasca-FGD 3.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

Penyelenggaraan Pra-FGD 3

 Notulensi diskusi Pra-FGD 3 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan


kegiatan
 Daftar hadir diskusi Pra-FGD 3
Penyelenggaraan FGD 3

 Berita acara kegiatan FGD 3 yang minimal memuat mengenai (Gambar 18):
- Waktu dan tempat penyelenggaraan FGD 3;
- Pihak-pihak yang terlibat dalam FGD 3;
- Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam FGD 3 yang di dalamnya
terdapat rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan; serta
- Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 84


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

 Dokumen penyelenggaraan (proceeding) FGD 3, dengan outline minimal


sebagaimana dalam penyusunan Dokumen penyelenggaraan (proceeding)
FGD 1 (Box 1).

Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan FGD 3

 Notulensi diskusi Pra-FGD 3 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan


kegiatan
 Daftar hadir diskusi Pra-FGD 3
 Berita acara kegiatan FGD 3
 Dokumen penyelenggaraan kegiatan (proceeding) FGD 3

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 85


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 86


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 87


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Gambar 18 Contoh Berita Acara Kesepakatan FGD 3

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 88


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian D.3

ANALISIS KORELASI STRATEGI PEMBANGUNAN


PERMUKIMAN DAN KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR
PENDUKUNG

Kegiatan analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan


infrastruktur pendukung adalah kegiatan untuk mengidentifikasi dan menganalisis
korelasi/keterkaitan anatara strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan dengan strategi pembangunan lainnya dalam skema
manajemen pembangunan kabupaten/kota baik untuk skala kabupaten/kota maupun
skala kawasan.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:


- sebagai pihak yang melakukan verifikasi terhadap keterkaitan strategi
pembangunan dalam skema manajemen kabupaten/kota
 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu mengidentifikasi tingkat korelasi antara strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan dengan kebijakan
kabupaten/kota dalam skema manajemen pembangunan perkotaan

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal 1 (satu) minggu terhitung dari minggu ketiga bulan keempat

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

 Analisis korelasi yang digunakan untuk melihat keterkaitan antara strategi


pembangunan yang dirumuskan dengan kesesuaian dengan kebijakan dan
program yang ada, kebutuhan sumber pembiayaan, serta kemungkinan waktu
penerapannya.

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Menggunakan Rumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan


Infrastruktur Perkotaan

 Tim Tenaga Ahli Pendamping mengumpulkan hasil rekap kebijakan, strategi, dan
program pembangunan dan penataan ruang yang telah dilakukan (output B.1);

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 89


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping menyandingkan rumusan strategi


pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang telah disepakati
dengan rekapitulasi kebijakan, strategi, dan program pembangunan dan
penataan ruang.
Langkah 2 : Melakukan Analisis Korelasi Antara Rumusan Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

 Tabel persandingan yang dihasilkan dari langkah 1, dianalisis keterkaitannya


oleh Pokjanis dengan dibantu oleh Tim Tenaga Ahli Konsultan;
 Dalam analisis keterkaitan tersebut yang diidentifikasi meliputi:
- kesesuaian rumusan strategi yang telah disepakati dengan program pusat
dan agenda kerja pemerintah kota;
- kesesuaian dengan sumber pembiayaan yang telah dialokasikan; dan
- kemungkinan waktu penerapannya.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Matris analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur


perkotaan (Tabel 15), dengan minimal muatan:
- Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala kota
dan kawasan;
- Kesesuaian dengan program pusat;
- Kesesuaian dengan agenda kerja pemerintah kota;
- Kebutuhan sumber pembiayaan; dan
- Kemungkinan waktu penerapan.

Daftar Check List Hasil Kegiatan Analisis Korelasi Strategi Pembanguna Permukiman
dan Kebutuhan Infrastruktur Pendukung

 Matriks analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur


perkotaan

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 90


Tabel 1 Contoh Matriks Analisis Korelasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 91


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian D.4

ANALISIS KONSEKUENSI ATAU IMPLIKASI


PENERAPAN STRATEGI PEMBANGUNAN

Kegiatan analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi adalah kegiatan untuk
mengetahui konsekuensi dan dampak penerapan strategi pembangunan permukiman
dan infrastruktur perkotaan sebagai langkah antisipasi terhadap perubahan yang terjadi
serta menghasilkan analisis konsekuensi yang menjadi dasar penyusunan program
pembangunan kota/kabupaten.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:


- sebagai pihak yang melakukan verifikasi terhadap konsekuensi atau implikasi
penerapan strategi pembangunan
 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu mengidentifikasi konsekuensi dan dampak penerapan strategi
pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan sebagai
langkah antisipasi terhadap perubahan yang terjadi

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal 2 (dua) minggu terhitung dari minggu ketiga bulan keempat

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

 Analisis konsekuensi dan dampak

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Melakukan Kajian Terhadap Strategi Pembangunan Permukiman dan


Infrastruktur Perkotaan

 Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan review terhadap strategi pembangunan


permukiman dan infrastruktur perkotaan yang telah disepakati
Langkah 2 : Melakukan Analisis Konsekuensi dan Dampak Penerapan Strategi
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

 Tim Tenaga Ahli Pendamping merumuskan metode yang tepat untuk melakukan
analisis konsekuensi dan dampak penerapan strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur perkotaan;

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 92


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan analisis konsekuensi dan
dampak penerapan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan.
Langkah 3 : Mengidentifikasi Kegiatan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
yang Akan Dilaksanakan

 Berdasarkan hasil analisis konsekuensi dan dampak penerapan strategi,


Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan identifikasi kegiatan
pembangunan permukiman dan infrastruktur yang akan dilaksanakan;
 Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan analisis proyeksi pertumbuhan akibat
pelaksanaan kegiatan.
Langkah 4 : Menyusun Langkah-langkah Strategis untuk Mengantisipasi Perubahan
yang Mungkin Terjadi

 Berdasarkan hasil identifikasi kegiatan pembangunan permukiman dan


infrastruktur, Pokjanis bersama dengn Tim Tenaga Ahli merumuskan kebutuhan
untuk antisipasi;
 Berdasarkan rumusan kebutuhan tersebut, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli
Pendamping menyusun langkah-langkah strategis antisipasi

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Matris konsekuensi dan dampak strategi pembangunan permukiman dan


infrastruktur perkotaan (Tabel 16), dengan minimal muatan:
- Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan skala kabupaten/kota dan kawasan;
- Implikasi penerapan strategi; dan
- Indikasi program yang perlu dihasilkan.

Daftar Check List Hasil Kegiatan Analisis Konsekuensi atau Implikasi Penerapan
Strategi Pembangunan

 Matris konsekuensi dan dampak strategi pembangunan permukiman dan


infrastruktur permukiman perkotaan

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 93


Tabel 2 Contoh Matriks Konsekuensi dan Dampak Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 94


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian D.5

PERUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DALAM


SKALA KOTA DAN KAWASAN SEBAGAI ARAHAN
KEBUTUHAN PROGRAM INVESTASI

Kegiatan perumusan program pembangunan dalam skala kabupaten/kota dan


kawasan sebagai arahan kebutuhan program investasi merupakan merupakan kegiatan
untuk merumuskan program pembangunan yang aplikatif, riil, dan terukur sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan daerah dalam skala kabupaten/kota maupun
kawasan sebagai pelaksanaan strategi dan arahan kebutuhan program investasi SPPIP.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:


- sebagai pihak yang melakukan perumusan program pembangunan dalam
skala kota dan kawasan sebagai arahan kebutuhan program investasi
 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu menggumpulkan output kegiatan sebelumnya;
- membantu mengidentifikasi program pembangunan dalam skala
kabupaten/kota dan kawasan sebagai arahan kebutuhan program investasi

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal 4 (empat) minggu pertama bulan kelima

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

 Analisis konsekuensi dan dampak

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Menggunakan Matriks Analisis Korelasi Strategi, Matriks Konsekuensi


dan Dampak Strategi, serta Matriks Review Terhadap Program
Pembangunan

 Tim Tenaga Ahli Pendamping mengumpulkan dan menggunakan output


kegiatan sebelumnya, meliputi:
- Matriks analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan dalam skema manajemen pembangunan perkotaan (output D.3);
dan

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 95


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

- Matriks konsekuensi dan dampak strategi pembangunan permukiman dan


infrastruktur perkotaan (output D.4).
 Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan review
terhadap program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang terdapat di berbagai dokuen kebijakan, antara lain dokumen
RPIJM Bidang Permukiman (dalam sub-bab program investasi infrastruktur
permukiman).
Langkah 2 : Merumuskan Kebutuhan Program-program Penanganan Permukiman
dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan

 Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga Ahli Pendamping merumuskan kebutuhan


program-program penanganan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan dengan mempertimbangkan hasil analisis korelasi strategi, analisis
konsekuensi dan dampak strategi, serta hasil review program pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
 Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga Ahli Pendamping merinci setiap program
ke dalam skema pentahapan yang dirinci ke dalam program lima tahunan;
 Rumusan program yang dihasilkan ini dibahas dan disepakati dalam kegiatan
FGD 4 yang sebelumnya didahului dengan pra-FGD 4.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Matriks program pembangunan dalam skala kabupaten/kota dan kawasan


(Tabel 3.4 Panduan Penyusunan SPPIP dan RPKPP), dengan minimal muatan:
- Rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
skala kabupaten/kota dan kawasan;
- Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
skala kabupaten/kota dan kawasan;
- Lokasi penerapan program;
- Pentahapan pelaksanaan program;
- Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program; dan
- Sumber pendanaan
 Peta strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan (Gambar 3-10 Panduan Penyusunan SPPIP dan RPKPP)
yang disajikan dalam format SHP (shapefile), dengan minimal informasi sebagai
berikut:
- ID dan nama provinsi;
- ID dan nama kabupaten/kota;
- ID dan nama kecamatan;
- ID dan nama kelurahan;
- Tema penanganan untuk skala kawasan;
- Alokasi lokasi tiap strategi dan program; dan

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 96


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

- Tabel ringkas strategi dan program pembangunan permukiman dan


infrastruktur perkotaan yang telah disesuaikan dengan lokasi penerapan
program

Daftar Check List Hasil Kegiatan Perumusan Program Pembangunan Dalam Skala
Kota dan Kawasan Sebagai Arahan Kebutuhan Program Investasi

 Matriks program pembangunan dalam skala kabupaten/kota dan kawasan


 Peta strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 97


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian D.6

PENYELENGGARAAN FGD 4

Kegiatan FGD 4 merupakan kegiatan untuk membahas dan menyepakati program


pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan untuk skala
kabupaten/kota maupun kawasan pada kawasan prioritas.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan


 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- memfasilitasi penyelenggaraan FGD 4
- mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan FGD 4
 Pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terkait, yang setidaknya terdiri
atas:
- Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur
permukiman;
- Akademisi;
- Tokoh masyarakat.
Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan FGD juga melibatkan unsur
pendukung lainnya yang meliputi:

 Dinasi/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman,


permukiman, dan perencanaan;
 Tim Teknis Provinsi; dan
 Satker PKP
Secara keseluruhan, FGD 4 ini minimal melibatkan 15 orang.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Minimal 1 (satu) hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang
disusun*)
*)
Catatan:

- Sebelum diselenggarakan FGD 4 wajib dilakukan Pra-FGD 4 untuk membahas


kebutuhan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan;
- Pra-FGD 4 dilaksanakan minimal 1 (satu) kali selama 1 (satu) hari
- Dalam jangka waktu penyelenggaraan FGD 4 belum dicapai hasil yang
diharapkan, maka dapat dilakukan diskusi tambahan sesudahnya (Pasca FGD 4)
sesuai kebutuhan.

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 98


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Output yang Harus Dihasilkan Sebelum Penyelenggaraan Pra-FGD 4


dan FGD 4?

 Tabel program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala


kota
 Tabel program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala
kawasan
 Peta strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan skala kota dan kawasan

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

Untuk Pra-FGD 4

 Diskusi internal, dengan peserta yang hanya mencakup Pokjanis dan Tim
Tenaga Ahli
Untuk FGD 4

 Diskusi dalam format Focus Group Discussion (FGD) untuk merumuskan dan
melakukan kesepakatan terhadap rumusan program pembangunan permukiman
dan infrastruktur perkotaan skala kota dan kawasan. Dalam diskusi ini melibatkan
pemangku kepentingan di luar Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli.

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Menyusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Pra-FGD 4 dan FGD 4

 Tim Tenaga Ahli menyusun KAK Pra-FGD 4 dan FGD 4 sebagai acuan bersama
pelaksanaan kegiatan.
 KAK tersebut disampaikan kepada Pokjanis untuk disepakati bersama dan
dikoordinasikan pelaksanaannya.
Langkah 2 : Menyelenggarakan Pra-FGD 4

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli mnyelenggarakan diskusi internal yang hanya
diikuti oleh kedua belah pihak maksimal 1 (satu) minggu sebelum
penyelenggaraan FGD 4;
 Dalam diskusi tersebut dibahas dan disepakati mengenai:
- Dasar pertimbangan dalam perumusan program pembangunan
permukiman dan infrastruktur perkotaan; dan
- Kebutuhan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
 Dalam hal poin-poin yang dibahas dalam diskusi masih belum mencapai titik
temu, maka dapat diselenggarakan diskusi Pra-FGD 43 lebih dari 1 (satu) kali
sebelum FGD 4.

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 99


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Langkah 3 : Menyelenggarakan FGD 4

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyelenggarakan diskusi dalam format FGD
yang melibatkan pemangku kepentingan yang lebih luas (dinas/instansi tingkat
kota/kabupaten yang membidangi infrastruktur permukiman, permukiman dan
perencanaan; akademisi; dan tokoh masyarakat);
 Dalam diskusi ini, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli membahas mengenai
perumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan;
 Hasil kesepakatan diskusi dituangkan dalam berita acara kegiatan FGD 4 yang
ditandatangani oleh perwakilan pokjanis, tim tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi; serta
 Dalam hal FGD 4 masih belum mencapai kata sepakat mengenai strategi
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, maka diselenggarakan
diskusi pasca-FGD 4.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

Penyelenggaraan Pra-FGD 4

 Notulensi diskusi Pra-FGD 4 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan


kegiatan
 Daftar hadir diskusi Pra-FGD 4
Penyelenggaraan FGD 4

 Berita acara kegiatan FGD 3 yang minimal memuat mengenai (Gambar 19):
- Waktu dan tempat penyelenggaraan FGD 4;
- Pihak-pihak yang terlibat dalam FGD 4;
- Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam FGD 4 yang di dalamnya
terdapat rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan; serta
- Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi
 Dokumen penyelenggaraan (proceeding) FGD 4, dengan outline minimal
sebagaimana dalam penyusunan Dokumen penyelenggaraan (proceeding)
FGD 1 (Box 1).

Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan FGD 4

 Notulensi diskusi Pra-FGD 4 yang dilengkai dengan foto-foto penyelenggaraan


kegiatan
 Daftar hadir diskusi Pra-FGD 4
 Berita acara kegiatan FGD 4
 Dokumen penyelenggaraan kegiatan (proceeding) FGD 4

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 100


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Gambar 19 Contoh Berita Acara Kesepakatan FGD 4

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 101


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian D.7

ANALISIS DAMPAK PENERAPAN PROGRAM


PEMBANGUNAN

Kegiatan analisis dampak penerapan program pembangunan merupakan kegiatan


untuk memperkirakan dampak dari penerapan suatu program yang telah dirumuskan.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran:


- sebagai pihak yang melakukan analisis dampak penerapan program
pembangunan
 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- membantu menganalisis dampak penerapan program pembangunan

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal 4 (empat) minggu terhitung dari minggu pertama bulan keenam

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

 Analisis dan pemetaan dampak penerapan program

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Menggunakan Matriks Program Pembangunan Dalam Skala Kota dan


Kawasan

 Tim Tenaga Ahli Pendamping mengumpulkan dan menggunakan matriks


program pembangunan dalam skala kabupaten/kota dan kawasan (output D.5);
 Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan review
terhadap program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan yang telah disepakati tersebut.
Langkah 2 : Melakukan Analisis Dampak Penerapan Program Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

 Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga Ahli Pendamping mengidentifikasi


dampak penerapan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan;

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 102


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

 Pokjanis bersama dengan Tim Tenaga Ahli Pendamping menyusun matriks


analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Matriks analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan


infrastruktur permukiman perkotaan (Tabel 17), yang minimal memuat:
- Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan;
- Perkiraan dampak yang ditimbulkan

Tabel 3 Contoh Matriks Analisis Dampak Penerapan Program Pembangunan


Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan
PROGRAM PERKIRAAN DAMPAK YANG DITIMBULKAN
Pembangunan Rusunawa  Berkurangnya jumlah KK yang tidak memiliki rumah
layak huni sebanyak 100 KK
 Kembalinya fungsi sempadan sungai
 Estimasi dana yang diperlukan …..
 …..
…. ….
…. ….
…. ….

Daftar Check List Hasil Kegiatan Analisis Dampak Penerapan Program Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

 Matriks analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan


infrastruktur permukiman perkotaan

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 103


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian D.8

KEIKUTSERTAAN DALAM KOLOKIUM

Kegiatan kolokium adalah kegiatan monitoring dan pengendalian yang dilakukan oleh
Satker PKP Provinsi dan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
terhadap proses penyusunan SPPIP. Kegiatan kolokium ini wajib diikuti oleh
kota/kabupaten yang melakukan proses penyusunan SPPIP.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunannya?

 Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK), Kementerian Pekerjaan Umum selaku


penyelenggara kegiatan. Sebagai penyelenggara, DJCK berserta koordinator
wilayah (korwil) yang ada di dalamnya, serta Satker PKP Provinsi memiliki peran
memontoring kabupaten/kota mengenai capaian penyusunan SPPIP/RPKPP
 Pokjanis SPIPP kota/kabupaten, dan Tim Tenaga Ahli sebagai peserta, minimal
terdiri atas 1 (satu) perwakilan Satker PKP Provinsi, 1 (satu) perwakilan Tim
Teknis Provinisi, 2 (dua) orang Pokjanis, dan 1(satu) orang ketua tim tenaga ahli.
Dalam kegiatan ini, Pokjanis SPPIP kabupaten/kota dengan didampingi oleh Tim
Tenaga Ahli berkewajiban untuk:
- Menyapaikan capaian kegiatan penyusunan SPPIP
- Menyempaikan dokumen yang dihasilkan dalam penyusunan SPPIP

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Minimal 1 (satu) hari pada akhir bulan keenam*)


*)
Catatan:

- Waktu pelaksanaan dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan kolokium


pada kegiatan RPKPP dan ditentukan oleh koordinator pelaksana

Apa output yang Harus Dihasilkan Sebelum Keikutsertaan Dalam Kolokium?

 Tabel rekap kebijakan dan strategi


 Peta arahan kebijakan dan strategi
 Tabel sinkronisasi kebijakan dan strategi
 Tabel rekap arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
 Peta arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan
 Tabel rekap kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 104


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

 Tabel isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan


 Tabel/matrik potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
 Peta potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
 Tabel kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan
 Tabel tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
 Dasar pertimbangan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas
 Tabel kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas
 Peta sebaran permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
 Peta sebaran kawasan kawasan permukiman prioritas
 Daftar skala prioritas kawasan penanganan
 Profil kawasan permukiman prioritas
 Dasar pertimbangan dalam perumusan strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan
 Tabel strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala
kabupaten/kota
 Tabel strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala
kawasan
 Tabel program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala
kabupaten/kota
 Tabel program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala
kawasan
 Peta strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan skala kabupaten/kota dan kawasan

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

 Workshop, berupa pemaparan:


- narasumber Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
mengenai capaian yang harus dicapai dalam penyusunan SPPIP;
- hasil monitoring berkala yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Cipta
Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
- hasil capaian salah satu kabupaten/kota yang dianggap berhasil melakukan
proses penyusunan SPIP
 Diskusi, dalam bentuk desk untuk melakukan monitoring secara intensif kepada
kabupaten/kota penyusun SPPIP

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 105


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Menyiapkan Materi Pembahasan Capaian SPPIP

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyiapkan capaian dalam penyusunan SPPIP
sampai sebelum pelaksanaan kolokium;
 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping bersama-sama menyiapkan materi
pembahasan yang meliputi:
- Bahan tayangan
- Materi visualisasi
- Laporan Kemajuan
- Draft dokumen penyelenggaraan
- Draft dokumen SPPIP
 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping mengikuti persiapan (pra-kolokium)
yang diselenggarakan oleh Tim Teknis Provinsi untuk mempersiapkan seluruh
substansi yang dipersyaratkan di dalam kolokium.
Langkah 2 : Mengikuti Kegiatan Kolokium

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli mengikuti rangkaian kegiatan kolokium yang
diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan
Umum;
 Pokjanis menyampaikan capaian kegiatan baik dari proses maupun substansi
yang telah diselesaikan;
 Capaian proses dan hasil yang telah disampaikan oleh Pokjanis akan dievaluasi
capaiannya oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum.
Langkah 3 : Merumuskan Langkah Perbaikan

 Dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Kementerian Pekerjaan Umum, masing-masing kabupaten/kota akan
mendapatkan catatan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan;
 Berdasarkan catatan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan tersebut,
Pokjanis dengan dibantu oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping merumuskan
langkah-langkah perbaikan.

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 106


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

MODUL PELAKSANAAN
PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN (SPPIP) DAN
RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)

Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

E PROSES DAN PROSEDUR PENYUSUNAN PADA


LINGKUP FINALISASI DAN SOSIALISASI

Bagian E: Proses dan Prosedur Penyusunan Pada Lingkup Kegiatan Finalisasi dan
Sosialisasi memuat langkah-langkah penyempurnaan dokumen SPPIP yang
dihasilkan Bagian E ini terbagi atas 4 (empat) sub-modul yang masing-masing
menguraikan langkah-langkah tiap kegiatan yang dilakukan pada lingkup kegiatan
persiapan, yaitu:
E.1: Kegiatan Penyempurnaan Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Permukiman Perkotaan
E.2: Penyelenggaraan Konsultasi Publik
E.3: Kegiatan Penyusunan Materi Visualisasi SPPIP
E.4: Penyelenggaraan Diseminasi
Kedudukan Bagian E di dalam rangkaian penyusunan Dokumen SPPIP dapat dilihat
pada Gambar 20 berikut.

Lingkup Kegiatan Finalisasi dan Sosialisasi● 107


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERUMUSAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN FINALISASI DAN


PERSIAPAN PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
MASALAH PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN SOSIALISASI
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN

1.1
SOSIALISASI

1.2
PERSIAPAN DAN
PEMANTAPAN
RENCANA KERJA

2.1
KAJIAN KEBIJAKAN,
STRATEGI, DAN
O-1
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KAB/KOTA

2.2
PERUMUSAN INDIKASI ARAH
PENGEMBANGAN KAB/KOTA
SERTA PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN 3.2 3.3
PEURMUSAN KRITERIA DAN PENENTUAN
INDIKATOR PENENTUAN KAWASAN O-4
2.3 KAWASAN PERMUKIMAN PERMUKIMAN
KAJIAN ISU-ISU PERMUKIMAN PRIORITAS PRIORITAS
DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN PERKOTAAN

2.4 4.1 4.2


3.1 IDENTIFIKASI DAN
KAJIAN POTENSI, PERUMUSAN STRATEGI
PERUMUSAN TUJUAN DAN ANALISIS KORELASI
PERMASALAHAN, DAN PEMBANGUNAN 4.4 5.2
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN STRATEGI DALAM
TANTANGAN PEMBANGUNAN O-2 O-3 PERMUKIMAN DAN O-5 PERUMUSAN 5.1 PENYUSUNAN
PERMUKIMAN DAN SKEMA
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR PROGRAM PENYEMPURNAAN MATERI
INFRASTRUKTUR MANAJEMEN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PEMBANGUNAN 4.5 STRATEGI DAN VISUALISASI
PERMUKIMAN PERKOTAAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN PERKOTAAN PERKOTAAN DALAM SKALA KAB/ ANALISIS DAMPAK PERUMUSAN SPPIP
PERKOTAAN PENERAPAN PROGRAM
KOTA DAN O-6
KAWASAN SEBAGAI PROGRAM PEMBANGUNAN
4.3.
ARAHAN PEMBANGUNAN DALAM SKALA KAB/
ANALISIS
KEBUTUHAN KOTA DAN
KONSEKUENSI
PROGRAM KAWASAN
ATAU IMPLIKASI
PENERAPAN INVESTASI
STRATEGI
PEMBANGUNAN O-7

MODUL E

Gambar 20 Penggunaan Bagian E Dalam Kerangka Penyusunan SPPIP


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian E.1

PENYEMPURNAAN STRATEGI DAN PROGRAM


PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN SKALA
KABUPATEN/KOTA DAN KAWASAN

Kegiatan penyempurnaan strategi dan program pembangunan permukiman dan


infrastruktur permukiman perkotaan skala kabupaten/kota dan kawasan merupakan
kegiatan perbaikan strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan berdasarkan hasil masukan dari kolokium.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunan?

 Pokjanis SPIPP kabupaten/kota, dan


 Tim Tenaga Ahli
Dalam kegiatan ini, Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping bersama-sama
melakukan perbaikan terhadap dokumen SPPIP.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal selama 2 (dua) minggu terhitung dari minggu pertama bulan ketujuh

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

 Desk study

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Menginvetarisasi Catatan Masukan Penyelenggaraan Kolokium

 Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan rekapitulasi catatan masukan


perbaikan dari hasil penyelenggaraan kolokium dan monitoring evaluasi yang
dilakukan oleh Tim Teknis Provinsi;
 Pokjanis bersama Tim Tenaga Ahli Pendamping membahas tiap catatan
masukan perbaikan dan merumuskan langkah-langkah penyempurnaannya.
Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Langkah 2 : Memperbaiki Strategi dan Program Pembangunan Permukiman dan


Infrastruktur Permukiman Perkotaan

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping secara bersama-sama melakukan


penyempurnaan terhadap catatan masukan tersebut
 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping secara bersama-sama menyusun
kembali dokumen SPPIP

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman


perkotaan yang telah disempurnakan yang tertuang dalam Dokumen SPPIP.
Dokumen ini minimal memuat:
 Indikasi arah pengembangan kabupaten/kota serta pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan;
 Rumusan kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas;
 Identifikasi kawasan permukiman prioritas;
 Rumusan tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan;
 Rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
 Analisis korelasi strategi pembangunan permukiman dan kebutuhan
infrastruktur permukiman perkotaan dalam skema manajemen pembangunan
perkotaan;
 Analisis konsekuensi atau implikasi penerapan strategi dan identifikasi
dampak program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan;
 Rumusan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan (dalam skala kabupaten/kota dan skala kawasan);
 Analisis dampak penerapan program pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan;
 Rangkuman berita acara hasil kesepakatan pada tiap output kegiatan; dan
 Dokumen spasial terkait dengan strategi dan program pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan.

Daftar Check List Hasil Kegiatan Persiapan dan Pemantapan Rencana Kerja

 Dokumen SPPIP

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 110


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian E.2

PENYELENGGARAAN KONSULTASI PUBLIK

Kegiatan konsultasi publik merupakan kegiatan untuk menjaring masukan terhadap


strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan

Siapa yang Terlibat Dalam Penyelenggaraannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan


 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- memfasilitasi penyelenggaraan konsultasi publik
- mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan konsultasi publik
 Pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terkait, yang setidaknya terdiri
atas:
- Dinas/intasi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur
permukiman;
- Akademiis;
- Tokoh masyarakat
Selain ketiga pihak tersebut, dalam penyelenggaraan konsultasi publik juga
melibatkan unsur pendukung lainnya yang meliputi:

 Dinasi/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman,


permukiman, dan perencanaan;
 Tim Teknis Provinsi; dan
 Satker PKP
Secara keseluruhan, konsultasi publik ini minimal melibatkan 40 orang.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Minimal 1 (satu) hari dengan waktu yang disesuaikan dengan rencana kerja yang
disusun

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 111


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Output yang Harus Dihasilkan Sebelum Penyelenggaraan Konsultasi Publik?

 Tabel rekap kebijakan dan strategi


 Peta arahan kebijakan dan strategi
 Tabel sinkronisasi kebijakan dan strategi
 Tabel rekap arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan
permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
 Peta arah pengembangan kabupaten/kota, serta pembangunan permukiman
dan infrastruktur permukiman perkotaan
 Tabel rekap kondisi eksisting pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
 Tabel isu pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
 Tabel/matrik potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
 Peta potensi dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
 Tabel kebutuhan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan
 Tabel tujuan dan kebijakan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan
 Dasar pertimbangan dalam penentuan kawasan permukiman prioritas
 Tabel kriteria dan indikator penentuan kawasan permukiman prioritas
 Peta sebaran permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan
 Peta sebaran kawasan kawasan permukiman prioritas
 Daftar skala prioritas kawasan penanganan
 Profil kawasan permukiman prioritas
 Dasar pertimbangan dalam perumusan strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan
 Tabel strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala
kabupaten/kota
 Tabel strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala
kawasan
 Tabel program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala
kabupaten/kota
 Tabel program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan skala
kawasan
 Peta strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan skala kabupaten/kota dan kawasan

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 112


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

 Pemaparan hasil dan diskusi terbuka

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Menyiapkan Materi Pemaparan dan Pembahasan

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli menyiapkan capaian dalam penyusunan SPPIP;
 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping bersama-sama menyiapkan materi
pembahasan yang meliputi:
- Bahan tayangan
- Materi visualisasi
- Laporan Kemajuan
- Draft dokumen penyelenggaraan
- Draft dokumen SPPIP
Langkah 2 : Memaparkan Seluruh Capaian Kegiatan SPPIP dan Melakukan Diskusi

 Pokjanis menyampaikan capaian kegiatan SPPIP kepada publik yang lebih luas;
 Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan fasilitasi terhadap diskusi di dalam
konsultasi publik; dan
 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan diskusi untuk
mendapatkan masukan terhadap muatan SPPIP
Langkah 3 : Melakukan Perbaikan dan Penyempurnaan Terhadap Capaian
Kegiatan SPPIP Berdasarkan Masukan Dari Kegiatan Konsultasi Publik

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan rekapitulasi masukan


untuk penyempurnaan dokumen SPPIP;
 Berdasarkan catatan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan tersebut,
Pokjanis dengan dibantu oleh Tim Tenaga Ahli Pendamping merumuskan
langkah-langkah perbaikan; dan
 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan penyempurnaan terhadap
capaian kegiatan SPPIP.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Berita acara kegiatan konsultasi publik yang minimal memuat mengenai


(Gambar 21):
- Waktu dan tempat penyelenggaraan konsultasi publik;
- Pihak-pihak yang terlibat dalam konsultasi publik;
- Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam konsultasi publik; serta

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 113


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

- Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis


provinsi, dan Satker PKP Provinsi
 Dokumen penyelenggaraan (proceeding) konsultasi publik, dengan outline
minimal sebagaimana dalam penyusunan Dokumen penyelenggaraan
(proceeding) FGD 1 (Box 1).

Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Konsultasi Publik

 Dokumen penyelenggaraan kegiatan (proceeding) konsultasi publik

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 114


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Gambar 21 Contoh Berita Acara Kesepakatan Konsultasi Publik

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 115


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian E.3

PENYUSUNAN MATERI VISUALISASI SPPIP

Kegiatan penyusunann materi visualisasi SPIP merupakan kegiatan menyediakan


materi visualisasi hasil/keluaran kegiatan untuk digunakan dalam penyebarluasan hasil
SPPIP.

Siapa yang Terlibat Dalam Penyusunan?

 Pokjanis SPIPP kabupaten/kota yang berperan sebagai konseptor materi


visualisasi SPPIP, dan
 Tim Tenaga Ahli Pendamping yang berperan sebagai penyusun materi
visualisasi SPPIP

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Maksimal selama 2 (dua) minggu terhitung dari minggu ketiga bulan ketujuh

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

 Desain komunikasi visual


 Perancangan desain

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Menggunakan Seluruh Hasi/Keluaran Kegiatan Penyusunan SPPIP

 Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan rekapitulasi terhadap semua capaian


kegiatan; dan
 Tim Tenaga Ahli bersama Pokjanis mengidentifikasi format diseminasi yang akan
diselenggarakan.
Langkah 2 : Merumuskan Poin-poin Penting yang Akan Ditampikan

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping secara bersama-sama merumuskan


kebutuhan materi untuk diseminasi;
 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping merumuskan poin-poin penting yang
akan ditampilkan, yang meliputi:
- Latar Belakang pelaksanaan kegiatan
- Kebutuhan Penyusunan SPPIP
- Tujuan dan Arah Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 116


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

- Rangkuman Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan


yang telah dirumuskan
- Rangkuman Program Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
yang telah dirumuskan
- Dokumentasi kegiatan dan susunan peta.
Langkah 3 : Menyusun Materi Visualisasi SPPIP

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping secara bersama-sama menyusun


materi visualisasi dalam bentuk leaflet, banner, poster, dan bentuk visualisasi
lainnya yang dianggap perlu

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Leaflet
 Banner
 Poster
 Bentuk Visualisasi Lainnya

Daftar Check List Hasil Kegiatan Penyusunan Materi Visualisasi SPPIP

 Leaflet
 Banner
 Poster

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 117


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Bagian E.4

PENYELENGGARAAN DISEMINASI

Kegiatan diseminasi merupakan kegiatan untuk mensosialisasikan seluruh hasil


kegiatan dan produk SPPIP yang telah disepakati, kepada dinas/intansi terkait dan
stakeholder/pemangku kepentingan daerah lainnya

Siapa yang Terlibat Dalam Penyelenggaraannya?

 Pokjanis kabupaten/kota, dengan peran sebagai penyelenggara kegiatan


 Tim Tenaga Ahli, dengan peran:
- memfasilitasi penyelenggaraan diseminasi
- mendampingi Pokjanis dalam penyelenggaraan diseminasi
 Pemangku kepentingan kabupaten/kota yang terkait, yang berperan sebagai
peserta. Peserta diseminasi ini setidaknya terdiri atas:
- Perwakilan masyarakat
- Legislatif (DPRD kabupaten/kota)
- Dinas/instansi tingkat kabupaten/kota yang membidangi infrastruktur
permukiman, permukiman, dan perencanaan
- Dinas/instansi tingkat provinsi yang membidangi infrastruktur permukiman,
permukiman, dan perencanaan
- Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
- Tim Teknis Provinsi
Secara keseluruhan, diseminasi ini minimal melibatkan 40 orang.

Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan?

Minimal 1 (satu) hari pada bulan ketujuh atau pada akhir kegiatan

Output yang Harus Dihasilkan Sebelum Penyelenggaraan Diseminasi?

 Leaflet
 Banner
 Poster

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 118


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Metode Apa Saja yang Dapat Digunakan Dalam Penyelenggaraannya?

 Seminar

Bagaimana Langkah-langkah yang Harus Dilakukan?

Langkah 1 : Menyiapkan Materi Pemaparan dan Pembahasan

 Pokjanis dan Tim Tenaga Ahli Pendamping bersama-sama menyiapkan materi


pembahasan yang meliputi:
- Bahan tayangan
- Materi visualisasi
Langkah 2 : Menyelenggarakan Diseminasi

 Pokjanis menyampaikan hasil kegiatan SPPIP kepada publik yang lebih luas; dan
 Tim Tenaga Ahli Pendamping melakukan fasilitasi terhadap diskusi di dalam
diseminasi.

Apa Output Minimal yang Harus Dihasilkan?

 Berita acara kegiatan diseminasi yang minimal memuat mengenai (Gambar 22):
- Waktu dan tempat penyelenggaraan diseminasi;
- Pihak-pihak yang terlibat dalam diseminasi;
- Poin-poin kesepakatan yang dicapai dalam diseminasi; serta
- Tanda tangan perwakilan Pokjanis, tenaga ahli pendamping, tim teknis
provinsi, dan Satker PKP Provinsi
 Dokumen penyelenggaraan (proceeding) diseminasi, dengan outline minimal
sebagaimana dalam penyusunan Dokumen penyelenggaraan (proceeding)
FGD 1 (Box 1).

Daftar Check List Hasil Penyelenggaraan Diseminasi

 Dokumen penyelenggaraan kegiatan (proceeding) diseminasi

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 119


Modul Pelaksanaan ● Proses dan Prosedur Penyusunan SPPIP

Gambar 22 Contoh Berita Acara Kesepakatan Diseminasi

Lingkup Kegiatan Perumusan Strategi ● 120

Anda mungkin juga menyukai