Pembekuan darah
Dinding pembuluh darah mempunyai 3 lapisan, yaitu :
Tunica intima yang terdiri dari jaring ikat endotelium dan subendotelium, tunica
media dan tunica adventitia. Konstriksi setelah trauma merupakan reaksi instrinsik
dari pembuluh darah, terutama pada arteriole kecil dan kapiler. Vasokonstriksi setelah
trauma dapat mengurangi/menurunkan aliran darah ke daerah luka. Vasokonstriksi
lokal yang di induksi oleh serotonin ( 5-hydroxytriptamine) telah diteliti secara luas.
Sejumlah besar dari serotonin dilepas dari trombosit pada sumbat hemostasis primer.
Trombosit
Trombosit merupakan sel kecil yang berinti, berbentuk diskoid dengan diameter rata-
rata 1,5-3 μm. Trombosit dihasilkan dan dilepas dari megakariosit yang ada
disumsum tulang dengan waktu maturasi 4-5 hari, dan masa hidup didalam sirkulasi
kira-kira 9-10 hari.23,43 Jumlah trombosit dalam darah vena orang dewasa normal
rata-rata 250.000/μL (140-440.000/ μL).8
Produksi trombosit
Asal trombosit dari megakariosit telah diketahui sejak tahun 1910, tapi proses
produksi trombosit yang disebut dengan thrombocytopoiesis masih belum jelas.
Megakariosit berasal dari pluripotential stem cell. Progenitor yang paling awal adalah
Megakaryocitic Burst-Forming Unit (BFU-Mega), dan progenitor selanjutnya adalah
Colony-Forming Unit Megakaryocyte (CPU-Mega) dengan “ploidy”
Prekursor pertama yang dapat dikenal secara morfologi adalah megakarioblas. Sel ini
berdiameter 15-50μm, berinti besar,oval atau berbentuk ginjal dengan beberapa anak
inti. Selanjutnya sel ini akan mengalami pematangan menjadi promegakariosit
(basophilic megakaryocyte). Sel ini berdiameter 20-80μm, bentuk inti oval atau tidak
teratur dan kandungan granula pada sitoplasma bertembah banyak. Dari prekursor ini
dibentuk megakariosit granular matang, yang merupakan sel raksasa dengan diameter
30 – 160 μm, bentuk ini tidak teratur, kromatin biru gelap, kaya akan sitoplasma yang
berwarna biru terang mengandung granula asidifilik. Dalam proses pematang
megakarioblas mengalami endoduplikasi (endomitosis), yaitu proses dimana terjadi
penggandaan inti tetapi tidak membelah, dan ini menghasilkan inti yang polypoid.
Tiap-tiap divisi menghasilkan sejumlah inti dua kali lipat, yang menjadi suatu seri sel-
sel yang mengandung 4,816,32 dan jarang 64 set kromoson, jumlah ini juga
dinyatakan sebagai inti (N), “ploidy”, atau class. Pematangan sitoplasma ditandai
dengan peningkatan progressif dalam banyaknya dan granularity, dan hilangnya sifat
basofilik. Pematangan inti dan sitoplasma menghasilkan peningkatan volume sel.
Pada manusia, lamanya proses pematangan megakariosit kira-kira 5 hari.8
Jumlah trombosit yang dapat dihasilkan megakariosit tidak diketahui, akan tetapi
perkiraan berdasarkan pada bukti ultrastruktural dan perhitungan volume sitoplasma
dan massa megakariosit menunjukan bahwa setiap megakariosit mungkin dapat
menghasilkan 1000 – 5000 trombosit. Itu kira-kira perhari dihasilkan 35.000
trombosit permikroliter darah. Pada waktu dibutuhkan, produksi trombosit dapat
meningkat delapan kali lipat.15
Trombosit yang baru dibentuk akan disimpan dalam limpa selama 24 – 48 jam
sebelum masuk ke sirkulasi umum. Kira-kira dua pertiga dari massa trombosit total
berada dalam sirkulasi, dan sepertiga dalam limpa atau ekstravaskuler lain.
Struktur trombosit
Membran trombosit, tebal kira-kira 7,5 nm terdiri darui trilaminar lipoprotein dengan
filament-filament kontraktil submembran, tiga tipe granul dan suatu jaringan internal
kanalikuli yang irreguler.14
Jenis-jenis granul tersebut adalah :
- Dense granule, yang melepaskan adenosine diphosphate (ADP), adenosine
triphosphate (ATP), serotonin dan ion-ion kalsium.
- Alpha granule , yang melepaskan unsur- unsur termasuk platelet -derived growth
factor (PDGF), platelet factor 4 (PF4), beta thromboglobulin (βTG)von Willebrand
Factor (vWF), factor V, fibrinogen dan fibronectin.
- Lisosomal granule.
Membran trombosit terdiri dari fosfolipid, kolesterol, glikolipid dan paling
sedikit 9 glikoprotein (GP), GP I – IX.14 Glikoprotein adalah komponen yang penting
dari membran trombosit, yang memenuhi sejumlah fungsi spesifik dalam fisiologi
trombosit.
Glikoprotein Ia (GP Ia) terlibat dalam interaksi trombosit dengan kolagen selama
adhesi trombosit ke subendotelium. GP Ib mengandung binding site untuk vWF,
quinidine-induced platelet autoantibodies dan ristocetin. Juga mengandung binding
site untuk trombin. Defisiensi GP Ib dijumpai pada pasien dengan Bernard- Soulier
sindrome. In vitro, vWF tidak berikatan ke trombosit Bernard-Soulier apabila
ditambahkan ristocetin pada plasma kaya trombosit. Kompleks GP Ib-IX adalah
reseptor untuk vWF. Dilaboratorium klinik, ristocetin akan menginduksi aglutinasi
trombosit normal pada plasma dengan konsentrasi vWF yang normal, dan tidak
terjadi interaksi antara vWF dan GP Ib pada trombosit jika tidak ada ristocetin.
GP Iib dan IIIa membentuk kompleks atau heterodimer, yang didapati pada trombosit
yang aktif. Kompleks ini merupakan reseptor untuk fibrinogen, yang
penting untuk agregasi trombosit. Kompleks glikoprotein ini juga mengikat vWF.
Defisiensi GPIIa dan GP IIIa dalam trombosit dijumpai pada pasien dengan
Glanzman’s thrombasthemia.
Fungsi trombosit.
Apabila pembuluh darah rusak, struktur subendotelium termasuk basement
membrane, kolagen dan mikrofibril terbuka. Trombosit akan menempel ke permukaan
yang rusak untuk membentuk sumbat (platelet plug).14 Dalam mekanisme
pembentukan plug tersebut, trombosit bekerja dengan :
Adhesi trombosit
Adhesi trombosit adalah perlekatan trombosit ke permukaan non-trombosit.
Proses ini terjadi setelah trauma vaskuler, dimana trombosit menempel (melekat)
terutama pada serat kolagen di subendotelium. Adhesi trombosit sangat bergantung
pada vWF, suatu protein plasma yang dihasilkan dan disekresi oleh sel-sel endotel
dan terdapat pada matriks subendotelium, dan juga disekresi oleh trombosit yang
aktif. vWF dapat berikatan ke membran trombosit dengan pertolongan 3 reseptor
yang berbeda yaitu reseptor GP Ib dekat N-terminal, reseptor GP IIb-IIIa pada C-
terminal, dan binding site N-terminal ke tiga. Trombosit berikatan ke kolagen melalui
vWF dan GP Ib-vWF mula-mula melekat pada serat kolagen, kemudian dengan
ikatan trombosit ke vWF melalui GP Ib-IX membran trombosit. vWF disekresi oleh
endotelium pembuluh darah, dan vWF plasma dan vWF yang ada subendotelium
dapat memperantarai adhesi trombosit.
Yang menarik bahwa, trombosit sirkulasi normal tidak berinteraksi dengan
vWF yang ada dalam plasma walaupun ternyata trombosit mempunyai GP Ib-IX pada
permukaannya. Setelah adhesi, trombosit mengalami perubahan bentuk dari bentuk
disk menjadi bentuk yang lebih sferis dengan membentuk pseudopodia. Pada waktu
yang sama terjadi proses sekresi dimana beberapa substansi yang aktif secara biologis
yang disimpan dalam granul trombosit secara aktif dikeluarkan dari sel-sel yang
melekat ( reaksi pelepasan).
Zat-zat yang dilepaskan termasuk ADP, serotonin, β-TG, PF4, PDGF, TX-A2, dan
vWF. Substansi-substansi yang dilepaskan mempercepat pembentukan plug trombosit
dan berperan dalam proses perbaikan jaringan.
Agregasi trombosit
ADP yang dilepaskan oleh trombosit merangsang perlekatan trombosit dengan
trombosit lain. Fenomena ini disebut agregasi trombosit, yang akan meningkatkan
ukuran plug pada tempat yang luka. Agregasi trombosit diikuti dengan pelepasan isi
granul yang merangsang trombosit lain untuk beragregasi. Disamping ADP berbagai
agent termasuk epinefrin, kolagen, trombin, kompleks imun dan faktor yang
mengaktifasi trombosit ( platelet-activating factor) dapat menyebabkan agregasi dan
sekresi trombosit.
FAKTOR PEMBEKUAN
Faktor-faktor pembekuan darah adalah glikoprotein, yang kebanyakan diproduksi
dihepar dan disekresi ke sirkulasi darah. Tabel berikut ini menunjukan daftar faktor-
faktor pembekuan darah yang dinyatakan dalam angka Romawi, serta sinonim dan
beberapa sifat-sifatnya.
Faktor X, faktor IX, faktor VII, dan protrombin disebut faktor-faktor yang
tergantung vitamin K ( vitamin K-dependent factor), karena untuk pembentukannya
yang sempurna memerlukan vitamin K. Protein-protein ini mengandung residu asam
amino yang unik, γ-carboxyglutamic acid (Gla).
Vitamin K terdapat dalam sayur-sayuran yang berwarna hijau dan juga disintesis oleh
bakteria di dalam usus. Vitamin K berfungsi sebagai suatu kofaktor yang penting
untuk sintesis faktor II, faktor VII, faktor IX, faktor X, protein C dan protein S,
dimana vitamin K merupakan kofaktor penting yang diperlukan untuk menyelesaika n
post -translational dari sintesis faktor- faktor pembekuan yang
tergantung vitamin K, yaitu untuk reaksi karboksilasi dari asam glutamat menjadi
residu γ-carboxyglutamic acid. Residu Gla adalah tempat ikatan ke protein-protein ini
dan diperlukan untuk interaksinya dengan fosfolipid membran.
Kegagalan dalam karboksilasi yang terjadi pada defesiensi vitamin K atau pada
beberapa kelainan hati ( cirrhosis, hepatocelluler carcinoma), terjadi penumpukan
faktor-faktor pembekuan dengan tidak ada atau penurunan gamma-carboxylation
sites. Non- atau des-carboxylated protein ini juga disebut protein-induced in vitamin
K absence (PIVKA).
Faktor VII
Faktor VII adalah suatu glikoprotein rantai tunggal, dengan berat molekul
48.000 pada manusia dan pada lembu 53.000. konsentrasinya didalam plasma sangat
rendah, yaitu 0.13 – 1 μg/ml.28,51 Seperti faktor-faktor pembekuan lain yang
tergantung vitamin K ( faktor II,IV, dan X), FVII disintesis di dalam hati, dan ginjal
juga merupakan sumber FVII. Vitamin K dibutuhkan untuk karboksilasi residu asam
glutamat menjadi γ-carboxyglutamic acid yang penting untuk Ca2+-mediated
phospholipid binding.
Faktor VII merupakan suatu proenzim ( zymogen) yang berfungsi bersama- sama
dengan tissue factor dalam jalur ekstrinsik proses pembekuan darah. Faktor VII yang
bersikulasi didalam plasma secara predominan dalam bentuk zymogen inaktif, dan
mempunyai waktu paruh yang pendek dari semua faktor-faktor koagulasi (4-6 jam ).
Secara elektroforesis, faktor VII bermigrasi sebagai suatu α- atau β- globulin.7,30
vitamin K lainnya, seperti faktor IX, faktor X, dan protein C. Bagian NH2-terminal
molekul mengandung 10 γ-carboxyglutamic residu dan β- hydroxyaspartic acid pada
posisi 63.
Zimogen faktor VII dirubah menjadi bentuk aktif faktor VIIa oleh beberapa
serin protease termasuk protrombin, faktor IXa, faktorXa, faktor VIIa dan faktor
XIIIa melalui pemecahan suatu ikatan peptida tunggal ( Arg152-Ile153).30 Struktur
tersebut termasuk N-terminal modul dengan 9- 12 residu Gla diikuti oleh 2 bagian
epidermal growth factor (EGF) dan modul C- terminal serine protease. Bagian ikatan
Ca2+di dapati dibagian Gla, bagian 1 EGF dan bagian protease. Ikatan ion Ca2+ ke
satu atau lebih pada bagian ini penting untuk interaksi antara faktor VII dengan tissue
faktor (TF), sedangkan ikatan beberapa bagian dalam bagian Gla penting untuk ikatan
phospholipid (PL)
Tissuefactor((TF)
Tissue factor ( Tromboplastin, faktor III), adalah suatu lipoprotein yang dalam
jumlah besar terdapat dalam jaringan dan berfungsi dalam koagulasi dengan
berinteraksi dengan faktor VII pada jalur ekstrinsik.7,13 Selain itu tissue factor juga
terdapat pada dinding pembuluh darah, dimana aktifitas koagulasinya akan dimulai
bila pembuluh darah mengalami kerusakan ( damaged), dan TF dapat diinduksi pada
sel monosit dan sel-sel endothelium pembuluh darah oleh berbagai cytokine, dimana
TF yang dieksresikan oleh sel-sel ini dapat menimbulkan respons koagulasi pada
pembuluh darah yang intact.
TF manusia terdiri dari 263 asam amino, dan berat molekulnya bervariasi dari
53.000-425.000.7,30 Tissue factor yang terdapat dalam jaringan otak, paru-paru dan
plasenta, menunjukan aktifitas spesifik yang lebih tinggi dibandingkan yang ada pada
jaringan ginjal dan limpa, dan beberapa dianggap tidak mempunyai aktifitas, misalnya
trombosit dan otot. Dan protein ini belakangan secara ekstensif dimurnikan dari
jaringan-jaringan tersebut untuk pembuatan reagen tromboplastin yang digunakan
untuk test koagulasi di klinik.
Tissue factor berfungsi sebagai kofaktor untuk faktor VII(a) dalam mengaktifasi
faktor X dan juga faktor IX dalam proses pembekuan darah.28 Aktivasi jalur ini pada
dasarnya hasil dari dua keadaan, apabila kontinuitas lapisan endothelium terganggu
dan darah terpapar ke sel-sel ekstravaskuler atau apabila endotel atau neutrofil dan
monosit dipicu untuk expose TF pada membrannya.
Pada pembuluh darah yang rusak, kaskade koagulasi secara cepat diaktifasi untuk
menghasilkan trombin dan akhirnya untuk membentuk solid fibrin dari soluble
fibrinogen, memperkuat plak trombosit primer.
Koagulasi dimulai dengan dua mekanisme yang berbeda, yaitu proses aktifasi kontak
dan kerja dari tissue factor. Aktifasi kontak mengawali suatu rangkaian dari reaksi-
reaksi yang melibatkan faktor XII, faktor XI, faktor IX, faktor VIII, prekalikrein,
High Molecular Weight Kininogen (HMWK), dan platelet factor 3 (PF-3). Reaksi-
reaksi ini berperan untuk pembentukan suatu enzim yang mengaktifasi faktor X,
dimana reaksi-reaksi tersebut dinamakan jalur instrinsik ( intrinsic pathway).
Sedangkan koagulasi yang dimulai dengan tissue factor, dimana suatu interaksi antara
tissue fcktor ini dengan faktor VII, akan menghasilkan suatu enzim yang juga
mengaktifasi faktor X. Ini dinamakan jalur ekstrinsik ( extrinsic pathway). Langkah
selanjutnya dalam proses koagulasi melibatkan faktor X dan V, PF-3, protrombin, dan
fibrinogen. Reaksi-reaksi ini dinamakan jalur bersama ( common pathway).
Jalur ekstrinsik dimulai dengan pemaparan darah ke jaringan yang luka. Disebut
ekstrinsik karena tromboplastin jaringan ( tissue factor) berasal dari luar darah.
Pemeriksaan Protrombin Time (PT) digunakan untuk skrining jalur ini.43
Apabila darah diambil secara hati-hati sehingga tidak terkontaminasi cairan jaringan,
darah tersebut masih membeku didalam tabung gelas. Jalur ini disebut jalur intrinsik,
karena substansi yang diperlukan untuk pembekuan ada dalam darah. Jalur intrinsik
dicetuskan oleh kontak faktor XII dengan permukaan asing. Partial thromboplastin
time (PTT) dan activated PTT (aPTT) adalah monitor yang baik untuk jalur ini.
Kedua jalur akhirnya sama-sama mengaktifasi faktor X, dan disebut jalur bersama.
Konsep dari dua jalur yang terpisah praktis untuk memahami koagulasi darah in vitro.
Hasil dari pemeriksaan PT dan PTT atau aPTT biasanya menolong lokasi suatu
kelainan dalam skema koagulasi untuk diagnosis kelainan-kelainan koagulasi.
Jalur Intrinsik
Jalur intrinsik, memerlukan faktor VIII, faktor IX, faktor X, faktor XI, dan faktor XII.
Juga memerlukan prekalikrein dan HMWK, begitu juga ion kalsium dan fosfolipid
yang disekresi dari trombosit. Mula-mula jalur intrinsik terjadi apabila prekalikrein,
HMWK, faktor XI dan faktor XII terpapar ke permukaan pembuluh darah adalah
stimulus primer untuk fase kontak.
Kumpulan komponen-komponen fase kontak merubah prekallikrein menjadi
kallikrein, yang selanjutnya mengaktifasi faktor XII menjadi faktor XIIa. Faktor XIIa
kemudian dapat menghidrolisa prekallikrein lagi menjadi kallikrein, membentuk
kaskade yang saling mengaktifasi. Faktor XIIa juga mengaktifasi faktor XI menjadi
faktor XIa dan menyebabkan pelepasan bradikinin, suatu vasodilator yang poten dari
HMWK. Dengan adanya Ca2+, faktor XIa mengaktifasi faktor IX menjadi faktor IXa,
dan faktor IXa mengaktifasi faktor X menjadi faktor
Jalur ekstrinsik
Jalur ekstrinsik, dimulai pada tempat yang trauma dalam respons terhadap pelepasan
tissue factor (faktor III). Kaskade koagulasi diaktifasi apabila tissue factor
dieksresikan pada sel-sel yang rusak atau distimulasi ( sel-sel vaskuler atau monosit),
sehingga kontak dengan faktor VIIa sirkulasi dan membentuk kompleks dengan
adanya ion kalsium. Tissue factor adalah suatu kofaktor dalam aktifasi faktor X yang
dikatalisa faktor VIIa. Faktor VIIa, suatu residu gla yang mengandung serine
protease, memecah faktor X menjadi faktor Xa, identik dengan faktor IXa dari jalur
instrinsik. Aktifasi faktor VII terjadi melalui kerja trombin atau faktor Xa.
Tissue factor banyak terdapat dalam jaringan termasuk adventitia pembuluh darah,
epidermis, mukosa usus dan respiratory, korteks serebral, miokardium dan glomerulus
ginjal. Aktifasi tissue factor juga dijumpai pada subendotelium. Sel-sel endotelium
dan monosit juga dapat menghasilkan dan mengekspresikan aktifitas tissue factor atas
stimulasi dengan interleukin-1 atau endotoksin, dimana menunjukan bahwa cytokine
dapat mengatur ekspresi tissue factor dan deposisi fibrin pada tempat inflamasi.
Activated factor Xa adalah tempat dimana kaskade koagulasi jalur intrinsik dan
ekstrinsik bertemu. Faktor Xa berikatan dengan faktor Va (diaktifasi oleh
trombin),yang mana dengan kalsium dan fosfolipid disebut kompleks
“prothrombinase“, yang secara cepat merubah protrombin menjadi trombin.23
Studi-studi yang baru telah merubah konsep jalur pembekuan darah dan sistim
antikoagulasi. Tidak seperti sistem lama, dimana berdasarkan jalur intrinsik dan
ekstrinsik, konsep baru pembekuan darah berfokus pada tissue factor. TF berikatan
dengan zymogen faktor VII (FVII) dan merubahnya menjadi bentuk aktif, FVIIa
dengan afinitas yang lebih tinggi dari pada F-VII. TF/FVIIa memulai pembekuan
dengan dua jalur :
1. TF/FVIIa mengaktifasi FIX menjadi FIXa yang bersama-sama dengan kofaktor
FVIIIa, merubah FX menjadi FXa pada adanya Ca2+ dan fosfolipid. 2. TF/FVIIa
dapat langsung mengaktifasi FX menjadi FXa . FXa dan kofaktor FVa mengkatalisa
perubahan dari protrombin (FII) menjadi thrombin (FIIa). F-IIa kemudian merubah
fibrinogen menjadi fibrin. Faktor kontak (FXII, HMWK, dan prekallikrein) yang
merupakan bagian dari jalur instrinsik dari sistim lama,s ekarang dinyatakan tidak
berperan dalam pembekuan darah tetapi malahan faktor-faktor tersebut jelas sebagai
antitrombotik dan mempunyai aktifitas fibrinolitik.17 Selain itu, trombin dan FXII
dapat mengaktifasi FVII tanpa adanya kofaktor, sedangkan faktor Xa dan faktor IXa
memerlukan adanya fosfolipid dan kalsium.
INHIBITOR
Sejumlah protein plasma mampu menghambat serine protease terlibat dalam
koagulasi, fibrinolisis, dan pembentukan kinin. Ini termasuk antitrombin III, heparin
cofactor II, α2-macroglobulin, α1-antitrypsin, tissue factor pathway inhibitor ( TFPI),
activator inhibitor-1(PAI-1), dan C1 inhibitor.3,43
Antitrombin III (AT-III) adalah suatu protein plasma dengan BM 58.000 dihasilkan di
hepar, terdiri dari polipeptida rantai tunggal dengan 432 asam amino. AT-III
menetralisasi/menghambat trombin dengan membentuk kompleks stabil 1:1 antara
satu residu arginin dari AT-III dan active-site serine dari trombin.3,7,43 AT-III juga
menghambat faktor XIIa, faktor XIa, faktor Xa, faktor VII-TF, kallikrein plasma dan
plasmin. Kerjanya sangat dipercepat oleh heparin. AT-III sebagai antikoagulan dan
heparin sebagai kofaktor.
Defisiensi herediter dari protein C, protein S, dan resistensi terhadap activated protein
C, kesemuanya berhubungan dengan hypercogulable state, dan aktifasi koagulasi
telah terbukti pada pasien-pasien dengan defesiensi dari masing- masing protein
antikoagulan ini.
SISTIM FIBRINOLISIS
Sistim fibrinolisis penting untuk menyingkirkan deposit fibrin yang
berlebihan. Sistim fibrinolisis juga merupakan suatu sistim multikomponen yang
terdiri dari proenzim, aktifator plasminogen dan inhibitor-inhibitor. Plasminogen,
adalah suatu glikoprotein rantai tunggal dengan amino terminal glutamic acid
glutamic acid yang mudah dipecah oleh proteolisis menjadi bentuk modifikasi dengan
suatu terminal lysine, valine atau methionin.
Pada tempat jaringan yang rusak ( tissue injury), fibrinolisis dimulai dengan
perubahan plasminogen menjadi plasmin. Plasmin mempunyai banyak fungsi seperti
degradasi dari fibrin, inaktifasi faktor V dan faktor VIII dan aktifasi dari
metaloproteinase yang berperan penting dalam proses penyembuhan luka dan
perbaikan jaringan ( tissue-remodeling).
II.2.2. Epidemiologi/Etiologi
Di Amerika Serikat terdapat 300.000 – 500.000 kasus sepsis setiap tahun, dan sepsis
menimbulkan > 100.000 kematian per tahun.11 Insidens sepsis dan kematian yang
berhubungan dengan sepsis di Amerika Serikat meningkat secara dramatik antara
tahun 1979 dan 1987, dilaporkan kasus sepsis meningkat 159% menjadi 425.000
kasus per tahun dan kematian yang berhubungan dengan sepsis meningkat 111%,
menjadi 107,525 per tahun. Dan kira-kira 200.000 pasien menjadi shock septic setiap
tahun. Shock terjadi pada kira-kira 40% pasien dengan sindroma sepsis, dan 60 – 80%
pasien dengan septic shock meninggal.
Etiologi dari sepsis termasuk bakteri gram negatif, bakteri gram positif, bakteri
anaerob obligate, dan jamur.50 Infeksi bakteri aerob dan anaerob sering menyebabkan
sindroma sepsis. Bakteri enteric aerob gram negatif yang paling sering dan
mempunyai prognosis paling jelek ( misalnya Escherichia coli, kelompok
Enterobacteriaceae-serrateiea, Klebsiella species, dan Pseudomonas aeruginosa) .
Organisme gram positif yang paling umum menyebabkan sindroma sepsis termasuk,
Staphylococcus aureus, Streptococcus penumoniae dan Streptococcus species.
Organisme-organisme lain yang mungkin dapat menyebabkan sindroma sepsis
termasuk mycobacteria, virus, rickettsia dan protozoa.2