Anda di halaman 1dari 26

ALUR DIAGNOSIS TB RO

(Hal.19)

ALUR PELAYANAN PASIEN TB RO RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP

PENUNJANG MEDIK

LABOR
FARMASI RADIOLOGI

UMUM Pasien Keluarga


POLIKLINIK Pasien Loket kasir
BPJS TB RO TB RO Loket BPJS
TB RO

R. JALAN Pemberian
(Pulang) SAT MDR
REKAM MEDIS

Ada Indikasi
R. INAP R. Inap

POLI SPESIALIS
ALUR PEMERIKSAAN TCM

Suspek TB RO dari Fasyankes (PKM, RS Swasta, DPS)


- Surat Rujukan BPJS /Umum
- TB OAT sebelumnya

UNIT DOTS
- Informed consent sebagai suspek TB RO
- Foto Copy KTP
- Input data di form TB 06 MDR
- Pengantar pemeriksaan TCM (TB 05 MDR)
- VCT
LABOR
- Ambil Sputum Spot
- Pemeriksaan TCM

UNIT DOTS HASIL TCM


Bila Rif Sen
 Pasien dirujuk ulang (dikembalikan) ke Fasyankes
Neg
Rif res :
- Informasi ke Fasyankes (persiapan desentralisasi pemeriksaan kontak
….
- Informed consent persetujuan untuk menjalani pengobatan
- Kultur/biakan dan DST lini I dan II
- Pemeriksaan penunjang pre OAT MDR
- Rapat TAK untuk memulai pengobatan
JEJARING PENATA LAKSANAAN

TB RO

JEJARING INTERNAL

RAWAT JALAN

UNIT DOTS

POLI NSPPESIALIS

PENUNJANG MEDIK TIM DOTS TAK ADHOC/


LABOR TIM TERAPEUTIK
TAK
RSDIOLOGI
FARMASI

IGD RAWAT INAP


JEJARING EKTERNAL

PKM
KOTA/KAB PKM KAB
BPJS

DPS

RS. SUB RUJUKAN


RS. SWASTA
RS. ABDUL MANAF
RS. MA. BUNGO

RSUD RD. MATTAHER

(RS. RUJUKAN)

DINKES KAB/KOTA

BBLK PALEMBANG
LABKESDA
(LAB. RUJUKAN) DINKES PROVINSI
SOP TB RO

1. Kriteria Suspek TB RO
2. Diagnosis TB RO
3. Pemeriksaan TCM
4. Pemeriksaan Kultur/Biakan Dan DST Lini I dan II
5. OAT MDR
6. Meso
7. Tata Laksana Pasien TAK Literatur Berobat
8. Desentralisasi
9. Jejaring Internal
10. Jejaring Eksternal
11. Pelayanan Pasien TB RO di IGD
12. Pelayanan Pasien TB RO di Rawat Jalan
13. Pelayanan Pasien TB RO di Rawat Inap
14. PMO TB RO
15. Ketersediaan dan Pendistribusian OAT MDR
KEBIJAKAN :

1. SK Direktur Nomor 212 tahun 2012 tentang pemberlakuan standar Prosedur …….pada
Rumah Sakit Umum Daerah pada Provinsi Jambi.
2. Petunjuk Teknis Pengobatan Pasien TB ……………..
3. Petunjuk teknis managemen terpadu pe………….
KRITERIA SUSPEK TB RO

No. Dokumen No. Revisi Halaman :


RSD Raden Mttaher
Provinsi Jambi
Ditetapkan :
Plt. DIREKTUR UTAMA,

Tanggal Terbit
SPO drg. IWAN HENDRAWAN
PEMBINA
NIP. 19740729 200604 1 010

PENGERTIAN Suspek TB RO yaitu semua pasis TB yang memenuhi 9 kriteria


dibawah ini

Tujuan Untuk keperluan pemeriksaan dahan dahak dengan menggunakan alat


TCM

Kebijakan SK Direktur Utama

PROSEDUR
UNIT TERKAIT Internal :
1. Instalasi Laboratorium Patologi Klinik
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
Eksternal
1.
DIAGNOSIS TB RO

No. Dokumen No. Revisi Halaman :


RSD Raden Mttaher
Provinsi Jambi
Ditetapkan :
Plt. DIREKTUR UTAMA,

Tanggal Terbit
SPO drg. IWAN HENDRAWAN
PEMBINA
NIP. 19740729 200604 1 010

PENGERTIAN TB RO (Tb Resisten Obat) adalah penyakit TB dimana kumannya


(Mycobacterium Tuberulosisl) sudah kebal dengan obat yang biasa
digunakan (Obat Kategori I dan II)

Tujuan Cara menegakkan diagnosis TB RO

Kebijakan SK Direktur Utama

PROSEDUR  Diagnosis TB RO ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dahak


(pputum) dengan metode tes cepat (rapid test) dengan menggunakan
alat TCM (Test Cepat Mokkuler) / gene xpert.
 Diagnosis TB RO, rangkaian prosesnya sesuai dengan alur diagnosis
TB RO

UNIT TERKAIT Internal :


1. Instalasi Laboratorium Patologi Klinik
2. Unit DOTS
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Rawat Inap
PEMERIKSAAN AWAL PRE OAT MDR SEBELUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman :


RSD Raden Mttaher
Provinsi Jambi
Ditetapkan :
Plt. DIREKTUR UTAMA,

Tanggal Terbit
SPO drg. IWAN HENDRAWAN
PEMBINA
NIP. 19740729 200604 1 010

PENGERTIAN Pasien TB MSR sebelum memulai .....akan menjalani rangkaian


pemeriksaan awal

Tujuan Untuk penetapan pasien TB MDR yang akan diobati dan dilaksanakan
tindakan oleh DAK di RS Rujukan

Kebijakan -

PROSEDUR  Pasien awal sebelum memulai pengobatan TB MDR


 Anamsil ulang untuk memastikan
 Memastikan data dasar tensi dengan alergi terekam dalam e-TB
manajer
 Pemeriksaan fungsi penglihatan, TB
 Kemir panjang DL dan KDL
 EKG

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Jalan


2. Instalasi Laboratorium Patologi Klinik
3. Instalasi Radiologi
PEMERIKSAAN TCM

No. Dokumen No. Revisi Halaman :


RSD Raden Mttaher
Provinsi Jambi
Ditetapkan :
Plt. DIREKTUR UTAMA,

Tanggal Terbit
SPO drg. IWAN HENDRAWAN
PEMBINA
NIP. 19740729 200604 1 010

PENGERTIAN  Serangkaian proses/kegiatan yang dilakankan dalam pemeriksaan


spitum dengan menggunakan alat TCM sampai hasil pemeriksaan
tersebut didapatkan.
 Pemeriksaan TCM ini bisa dilakukan terhadap pasien :
 Suspek TB RO (Kriteria 1 s/d 9)
 Suspek TB lainnya (kriteria 10) yang meliputi :
 Pasien tanpa riwayat OAT sebelumnya
 TB Ekstrn Paru (Kasus Baru)
 TB Anak
 TB BTA ( - )
 TB dengan Komorbid
 TB di rutan / lapas

Tujuan Untuk instalasi yang terkait mengerti dengan prosedur pemeriksaab


TCM

Kebijakan -

PROSEDUR  Pasien yang akan diperiksa dengan alat TCM ini sebaiknya di
.............. dulu menyangkut kesediaanya untuk diperiksa sehingga
suspek TB RO
 Melampirkan fotocopy KTP untuk dicatata NIK nya oleh petugas
DOTS, dicatat di TB OG, MDR serta dibuatkan juga pengantar ke
Lab dengan menggunakan form TB OS MDR
 Bila pengiriman berasal dari fasyankes lain (PKM / RS. Lain) harus
disertai juga dengan engantar rujukan dari fasyankes tersebut
langsung ke unit DOTS RSUD RM sebagai PPK 3 tanpa harus
melalui PPK 2 dulu bila rujukannya sebagai suspek TB MDR
(kriteria 1 s/d 9)
 Setelah hasilTCM keluar, bila rujukannya berasal dari fasyankes
lain, maka hasil TCM tersebut akan di kirim / rujuk balik ke
fasyankes yang bersangkutan.
 Bila hasil TCM menunjukkan ritampisin resisten, maka pasien akan
di informed umum lagi untuk kesediaanya menjalani pengobatan TB
MDR dan seterusnya akan dilakukan pemeriksaan kultur / biakan
dan DST lini I dan II ke BBLK Palembang melalui Labkesdo
Provinsi Jambi.

UNIT TERKAIT Internal


1. Instalasi Laboratorium Patologi Klinik
2. Unit DOTS
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Radiologi

Eksternal
1. Labkesda
2. BBLK Palembang
3. Dinkes TK I dan II
PEMERIKSAAN KULTUR/BIAKAN DAN DST LINI I DAN II

No. Dokumen No. Revisi Halaman :


RSD Raden Mttaher
Provinsi Jambi
Ditetapkan :
Plt. DIREKTUR UTAMA,

Tanggal Terbit
SPO drg. IWAN HENDRAWAN
PEMBINA
NIP. 19740729 200604 1 010

PENGERTIAN  Pemeriksaan kultur/biakan untuk melihat pertambahan kuman M. TB


sedangkan DST lini I dan II (Drug Sensitivity Test) untuk melihat
ada tidaknya tambahan resistensi terhadap INH, ofloxacin,
humanisin/ amikasin.

Tujuan Untuk menegakkan diagnosis selanjutnya apakah sebagai TB-RR, TB


MDR, TB Pre XDR atau TB XDR

Kebijakan -

PROSEDUR  Pasien TB MDR Konfirm yang diketahui dari hasil pemeriksaab


TCM akan dilanjutkan dengan pemeriksaan kultur/biakan dan DST
lini I dan II.
 Dahak/sputum pasien akan dikirim ke BBLK Paleembang sebagai
lab Rujukan TB MDR melalui laskesda Provinsi Jambi.
 Bila hasil kultur/biakan :
 M. TB tidak tumbuh, pasien akan tetap ditatalaksanakan
sehingga TB-RR
 M. TB tumbuh, pemeriksaan akan dilanjutkan dengan
pemeriksaan DST lini I dan II
 Bila hasil DST Lini I dan II menunjukkan adanya :
 Resistensi INH, pasien akan ditatalaksanakan sehingga TB
MDR
 Resistensi Ofloxacin atau kanamisin / amikasini pasien akan
ditatalaksanakan sehingga TB Pre XDR
 Resistensi ofloxacin dan kanamisin/amikasin pasien akan
ditatalaksanakan sebagai TB XDR
UNIT TERKAIT Internal
1. Unit DOTS

Eksternal
1. Labkesda
2. BBLK Palembang
3. Dinkes TK I dan II
OAT MDR

No. Dokumen No. Revisi Halaman :


RSD Raden Mttaher
Provinsi Jambi
Ditetapkan :
Plt. DIREKTUR UTAMA,

Tanggal Terbit
SPO drg. IWAN HENDRAWAN
PEMBINA
NIP. 19740729 200604 1 010

PENGERTIAN  OAT MDR Meliputi paduan OAT standar jangka panjang KM-STO-
LTA-CS-Z-(E) / ETO-LTA-CS-Z (E) selama 19 – 22 bulan dan
paduan oat stand.ar jangka pendek 4 – 6 Km- Mta – Eto (Pto) - HDT
– CF2 – E – Z / 5 Mfx – Cf2-E-2 selama 9 – 11 bulan

Tujuan Untuk menetapkan paduan OAT standar (jangka pendek/jangka


panjang) terhadap pasien TB MDR sesuai dengan pemenuhan kriteria
yang sudah ditetapkan.

Kebijakan -

PROSEDUR  Pasien TB MDR Konfirm kana diobati dengan paduan OAT standar
jangka pendek/jangka panjang.
 Ada 7 kriteria penjelasan TB RO dengan paduan standar jangka
pendek.
 Bila ada salah satu kriteria yang tidak terpenuhi maka pasien akan
mendapatkan paduan pengobatan individual.
 Sebelum memulai

UNIT TERKAIT Internal
1. Unit DOTS

Eksternal
1. Labkesda
2. BBLK Palembang
3. Dinkes TK I
PENGELOLAAN LOGISTIK OBAT DAN NJN OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman :


RSD Raden Mttaher
Provinsi Jambi
Ditetapkan :
Plt. DIREKTUR UTAMA,

Tanggal Terbit
SPO drg. IWAN HENDRAWAN
PEMBINA
NIP. 19740729 200604 1 010

PENGERTIAN  Pengelolaan Logistik yaitu perencanaan, permintaan, pengadaan,


pendistribusian ........obat-obat non obat dalam pelaksanaan MTP
TRO

Tujuan Untuk menjamin ketersediaan logistik (obat dan non obat) kelancaran
pendistribusiannya.

Kebijakan -
PROSEDUR  Pengelolaan logistik meliputi logistik obat dan non obat.
 Pengelolaan logistik termasuk penyimpanannya membutuhkan
tenaga kefarmasian terlatih dan kompeten dibidangnya.
 Pengelolaan logistik melibatkan Dinkes Provinsi untuk perencanaan,
pemintaan dan pendistribusiannya.
 Terdapat jadwal khusus pendistribusian logistik dari RS rujukan /
sub rujukan ke Dinkes Provinsi.
 Tenaga farmasi RS rujukan/Sub rujukan akan mengajukan
permintaan logistik obat / non obat dengan menggunakan form TB
13 MDR ke Dinkes Provinsi dengan tembusan ke Dinkes
Kabupaten/Kota Subdit TB.
 Dinkes Provinsi mengirim surat ke Subdit TB untuk
menindaklanjuti permintaan tersebut.

UNIT TERKAIT Internal


1. Instansi Farmasi RS
Eksternal
1. Dinkes Provinsi
2. Dinkes Kabupaten/Kota
3. Subdil TB
MONITORING EFEK SAMPING OBAT (MESO)

No. Dokumen No. Revisi Halaman :


RSD Raden Mttaher
Provinsi Jambi
Ditetapkan :
Plt. DIREKTUR UTAMA,

Tanggal Terbit
SPO drg. IWAN HENDRAWAN
PEMBINA
NIP. 19740729 200604 1 010

PENGERTIAN  MESO aktif dilaksanakan pada pengobatan TB RO dengan prosedur


standar jangka pendek.
 Merupakan proses penilaian klinik dan lab secara aktif dan sistematis

Tujuan Untuk mendeteksi, menatalaksana dan melaporkan kejadian tidak


diinginkan (KTD) Obat

Kebijakan -
PROSEDUR Penyelenggaraan MESO meliputi :
 Penurunan KTD/ESO yang bersifat serius dan non seriu
 Pencatatan, dicatat di form TB 01 untuk KTD mius dilaporkan
dengan menggunakan form MESO-AKTIF yang dilakukan oleh
petugas farmasi dan berkoordinasi dengan TAK.
 Manajemen KTD
Bila menemukan KTD yang memerlukan penghentian/Penggantian
paduan pengobatan harus selalu mempertimbangkan kondisi klinis
dan status bakteriologis pasien.
 Pelaporan
KTD yang dilaporkan adalah KTD serius total yang dilaporkan
melalui e-TB manager, oleh petugas farmasi segera menangani
dalam waktu 24 jam sejak terjadinya KTD tersebut, sedangkan KTD
serius tidak total dilaporkan segera mungkin tidak lebih dari 15 hari
kalender sejak terjadinya KTD tersebut.
Umpan balik terhadap setiap KTD/ESO yang dilaporkan dilakukan
oleh pusat (Dan POM RI dan Ditjen P2P Kemenkes RI) kepada
Dinkes Provinsi dan fasyankes Rujukan TB RO.
UNIT TERKAIT Internal
2. Unit DOTS
3. Instalasi Farmasi
Eksternal
4. Dinkes Provinsi
5. Bada POM RI
6. Ditjen P2P Kemenkes RI

.
TATA LAKSANA PASIEN BEROBAT TIDAK TERATUR /
MANGKIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman :


RSD Raden Mttaher
Provinsi Jambi
Ditetapkan :
Plt. DIREKTUR UTAMA,

Tanggal Terbit
SPO drg. IWAN HENDRAWAN
PEMBINA
NIP. 19740729 200604 1 010

PENGERTIAN Pasien yang tidak datang ke Fasyankes untuk minum obat.

Tujuan Untuk dilaksanakan telaah menyeluruh untuk mendapatkan


rekomendasi tindakan selanjutnya

Kebijakan -
PROSEDUR  Tata laksana pasien berobat tidak teratur/mangkir perlu
mempertimbangkan
 Lama pengobatan yang telah dijalani
 Lama putus berobat
(Lihat tabel tata laksanakan pasien TB RO yang berobat tak teratur)
 Keputusan pengobatan untuk pasien TB RO yang kembali setelah
mengkir atau putus berobat di lakukan oleh TAK di fasyankes
Rujukan TB RO

UNIT TERKAIT Unit DOTS (TAK)


DESENTRALISASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman :


RSD Raden Mttaher
Provinsi Jambi
Ditetapkan :
Plt. DIREKTUR UTAMA,

Tanggal Terbit
SPO drg. IWAN HENDRAWAN
PEMBINA
NIP. 19740729 200604 1 010

PENGERTIAN  Desentralisasi yaitu melanjutkan pengobatan TB RO di fasyankes


satelit (PKM sesuai wilayah kerja)

Tujuan Memberikan kemudahan bagi pasien karena pasien dapat mengakses


pengobatan di tempat yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya

Kebijakan -
PROSEDUR  Desentralisasi harus dilakukan sesegera mungkin yang dilakukan
oleh TAK setelah menentukan kelayakan pasien untuk meneruskan
pengobatan din fasyankes satelit.
 Wasor Kabupaten/Kota atau provinsi akan mengkoordinasikan
pelaksanaan dektralisasi ini dengan menyiapkan pembekalan
singkat (OJT/ On me Job Training) bagi fasyankes satelit.
 Menetapkan waktu untuk serah terima
 Fasyankes Rujukan akan mempersiapkan
- Form pengantar melanjutkan pengobatan
- FC TB 01 MDR dan TB 02 MDR
- Logistik obat untuk triwulan tersebut ditambah dengan 1 bulan
buffer stok dan masker N95 untuk pasien.
- Lembar serah terima OAT TB MDR (2 rangkap)
- Materi edukasi TB MDR
 Fasyankes satelit harus bertanggung jawab terhadap
- Pengawasan menelan obat dan mengisi form TB 01 MDR
- Memastikan ketersediaan OAT
- Melacak pasien mangkir
- Mamapu mendeteksi, mencatata dan melakukan pengobatan
terhadap ESO ringan dan sedang untuk merujuk ke fasyankes
rujukan bila ditemukan ESO yang berat atau ESO yang tak bisa
ditangani di fasyankes satelit.
- Memastikan pasien tetap datang ke fasyankes rujukan sesuai
jadwal.
UNIT TERKAIT Internal
4. Unit DOTS
5. Instalasi Farmasi
Eksternal
7. Wasor Kabupaten/Kota Atau Provinsi
8. Petugas Fasyankes Satelit
9. LSM / Kader setempat.
PMO TB RO

No. Dokumen No. Revisi Halaman :


RSD Raden Mttaher
Provinsi Jambi
Ditetapkan :
Plt. DIREKTUR UTAMA,

Tanggal Terbit
SPO drg. IWAN HENDRAWAN
PEMBINA
NIP. 19740729 200604 1 010

PENGERTIAN  PMO (Pengawasan Menelan Obat) pada TB RO yaitu petugas


kesehatan di fasyankes

Tujuan Untuk memastikan obat yang diberikan ke pasien benar ditelan oleh
pasien

Kebijakan -
PROSEDUR - Pasien datang setiap hari ke fasyankes dan menelan obat langsung
dibawah pengawasan petugas kesehatan di fasyankes tersebut
UNIT TERKAIT Fasyankes pelaksana MTPTRO
PELAYANAN PASIEN TB RO DI IGD

No. Dokumen No. Revisi Halaman :


RSD Raden Mttaher
Provinsi Jambi
Ditetapkan :
Plt. DIREKTUR UTAMA,

Tanggal Terbit
SPO drg. IWAN HENDRAWAN
PEMBINA
NIP. 19740729 200604 1 010

PENGERTIAN  Pelayanan Pasien TB RO yang memerlukan tindakan emergency


karena penyakitnya

Tujuan Supaya pasien TB RO dengan kasus emergency akan segera


mendapatkan tindakan untuk menangani kegawatdaruratannya

Kebijakan -
PROSEDUR - Pasien TB RO konfirm biasanya akan mendapatlan kartu pasien
MDR dari Unit DOTS (Kartu ungu)
- Di IGD pasien akan memperlihatkan kartu tersebut, pasien akan di
periksa di Ruang Isolasi IGD.
- Pasien akan dirawat inap atau rawat jalan sesuai dengan keadaanya

UNIT TERKAIT - Instalasi IGD


- Instalasi Rawat Inap
- Instalasi Rawat Jalan
PELAYANAN PASIEN TB RO DI RAWAT JALAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman :


RSD Raden Mttaher
Provinsi Jambi
Ditetapkan :
Plt. DIREKTUR UTAMA,

Tanggal Terbit
SPO drg. IWAN HENDRAWAN
PEMBINA
NIP. 19740729 200604 1 010

PENGERTIAN  Pelayanan pasien TB RO di rawat jalan meliputi pasien TB RO yang


belum diesentralisasi (Masih dalam observasi ESO) dan pasien TB
RO yang sudah di desentralisasi (…………/follow up)

Tujuan Untuk memonitor ESO pasien TB RO yang sebelum didesentralisasi


dan untuk memfollow up kemajuan pasien TB RO yang sudah
didesentralisasi ke Fasyankes satelit

Kebijakan -
PROSEDUR - Pasien TB RO yang baru memulai pengobatan sesegera mungkin
harus disentralisasi setelah tidak ada lagi ESO yang serius.
- Pasien yang belum di desentralisasi datang setiap hari untuk disuntik
dan makan obat dengan pengawasan langsung dari petugas sambil
dimonitor ESO
- Pasien yang sudah di desentralisasi, setiap bulannya akan kontrol
untuk di follow up kemajuan pengobatannya dan akan …. Dengan
TAK di RS rujukan, sekaligus untuk pemeriksaan labor dan
pemeriksaan harus rutin sesuai jadwal.
- Pasien TB RO sebelum memulai pengobatan akan diperiksa dengan
pemeriksaan penunjang lainnya, termasuk konsultasi ke poli-poli
yang lain seperti poli penyakit dalam, TAT/Mata dan Jiwa atau poli-
poli lain sesuai kebutuhannya.
- Saat Pasien TB RO tersebut menjalani pemeriksaan awal sebelum
memulai pengobatan, pasien TB RO tersebut tetap berada I
poliklinik TB MDR sementara untuk konsul-konsul ke poli-poli lain
atau pemeriksaan p-enunjang lain maka petugaslah yang akan datang
ke poliklinik TB MDR tapi bila hal tersebut tak memungkinkan
maka pelayanan terhadap pasien TB RO ini akan didahulukan.
UNIT TERKAIT Internal
- Poliklinik MDR
- Instalasi Lab
- Instalasi Farmasi
- Poliklinik Spesialis
Eksternal
- Fasyankes Satelit
- Labkesda
- BBLK Palembang
- Dinkes Provinsi
PELAYANAN PASIEN TB RO DI RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi Halaman :


RSD Raden Mttaher
Provinsi Jambi
Ditetapkan :
Plt. DIREKTUR UTAMA,

Tanggal Terbit
SPO drg. IWAN HENDRAWAN
PEMBINA
NIP. 19740729 200604 1 010

PENGERTIAN  Pelayanan pasien TB RO di rawat inap meliputi pasien TB RO yang


belum memulai pengobatan maupun pasien TB RO yang sudah
memulai pengobatan yang karena keadaan klinis laboratorium
memerlukan pengobatan

Tujuan Untuk mengatasi ESO dan mengatasi keadaan klnis laboratorium pasien
TB MDR yang memerlukan Rawat Inap

Kebijakan -
PROSEDUR - Indikasi Rawat inap pada pasien TB RO
- Pneumonia
- Efusi pleura.
- Pasien TB RO yang dirawat inap bisa berasal dari IGD dan
poliklinik MDR
- Pasien TB MDR yang dirawat inap akan ditangani secara rawat
bersama oleh TAK sesuai dengan kondisi klinis laboratorium
UNIT TERKAIT - Instalasi Rawat Inap
- Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik MDR/ TAK)
- Instalasi Farmasi
- Instalasi Labratorium
- Instalasi Radiologi
- Rekam Medis
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS BTA, KULTUR/BIAKAN
UNTUK FOLLOW UP

No. Dokumen No. Revisi Halaman :


RSD Raden Mttaher
Provinsi Jambi
Ditetapkan :
Plt. DIREKTUR UTAMA,

Tanggal Terbit
SPO drg. IWAN HENDRAWAN
PEMBINA
NIP. 19740729 200604 1 010

PENGERTIAN  Pasien TB MDR yang kadang dalam masa pengobatan akan selalu di
follow up untuk memeriksa mikroskopis dan kultur/biakan setiap
bulan pada fase awal dan setiap 2 bulan pada

Tujuan Untuk mengetahui kemajuan pengobatan dan untuk menentukan


rencana pengobatan lanjutan.

Kebijakan -
PROSEDUR - Pasien TB MDR dari Fasyankes Satelit saat follow up rutin setiap
bulannya untuk bertemu dengan TAK di RS rujukan akan diperiksa
dahaknya (sesuai jadwal) untuk pemeriksaan mikroskopis BTA,
Kultur/biakanuntuk follow up nya dengan menggunakan form TB 05
MDR ke BBLK pengembang melalui ………Provinsi Jambi
- Pasien TB MDR dari Fasyankes satelit (PPK) akan langsung ke RS
rujukan (PPK3) tanpa harus melalui PPK2 dulu.
UNIT TERKAIT - Instalasi Rawat Inap
- Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik MDR/ TAK)
- Instalasi Farmasi
- Instalasi Labratorium
- Instalasi Radiologi
- Rekam Medis

Anda mungkin juga menyukai