Anda di halaman 1dari 4

5 LANGKAH MENGATASI RUAM POPOK PADA

BAYI
10.07.2017
Ruam popok pada bayi adalah kelainan kulit berupa iritasi yang terjadi pada area kulit yang
tertutup oleh popok. Ruam popok merupakan penyebab kelainan kulit yang sering terjadi
pada anak, terutama usia 9-12 bulan. Sekitar 7-35% bayi mengalami ruam popok.
Bagaimana mengatasinya?
Cara mengatasi ruam popok pada anak terdiri dari lima langkah sebagai berikut:

Ruam popok pada anak umumnya terkait dengan pemakaian popok. Penyebab ruam popok
pada anak adalah iritasi, infeksi, atau alergi. Episode ruam popok dapat semakin sering
terjadi saat anak mengalami diare atau sedang mengonsumsi antibiotik. Iritasi adalah
kemerahan pada kulit yang biasanya disebabkan oleh kontak antara kulit dengan urin atau
feses. Infeksi biasanya disebabkan oleh bakteri atau jamur. Reaksi alergi seringkali
disebabkan oleh alergi terhadap bahan popok, dan bahan pewangi/alkohol yang terdapat
pada tisu pembersih.
(Baca juga : Popok Bayi: Apa yang Anda Perlu Ketahui)

Kapan saatnya menghubungi dokter?

Bila didapatkan tanda-dan gejala berikut:

1. Ruam popok tampak kemerahan dan tidak membaik setelah dirawat selama 2-3 hari
2. Muncul luka yang bernanah
3. Terdapat demam
4. Ruam disertai rasa nyeri hebat
5. Tampak ruam berwarna merah terang dengan bintik-bintik kemerahan di bagian tepi
6. Bila terdapat infeksi jamur dan bakteri, dokter akan memberikan krim anti jamur dan
antibiotika. Demikan juga bila ada faktor alergi dan cenderung sering kambuh, setelah
sembuh bisa digunakan krim emolien untuk memperbaiki barier kulit di sekitar popok.

Daftar bacaan:

1. Krowchuk D. Diaper rash. Dalam: McInerny TK, Adam HM, Campbell DE, Dewitt TG,
Foy JM, Kamat DM, penyunting. American academy of pediatrics textbook of pediatric
care. Edisi kedua. Elk Groove Village: American academy of pediatrics. 2017.
2. Singalavanija S, Frieden IJ. Diaper Dermatitis. Ped in Rev 1995;16;142.
3. Dib R, Kazzi AA. Diaper rash treatment and management. Diakses tanggal: 17
November 2016. Diunduh dari: www.emedicine.medscape.com

Penulis : Dr. Henny Adriani Puspitasari, Sp.A

Reviewer : DR. Dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(K)

Ikatan Dokter Anak Indonesia

Anda mungkin juga menyukai