30101607705
LBM 2
Step 1
Epigastrium: regio abdomen bagian tengah atas yang berisi oleh hepar, gaster, duodenum
Step 2
1. Anatomi dan fisiologi gaster?
2. Mengapa terdapat keuhan rasa terbakar di dada?
3. Hubungan kebiasaan minum kopi dengan keluhan?
4. Hubungan kebiasaan tidur dengan keluhan?
5. Hubungan BMI dengan keluhan?
6. Alur penegakan diagnosis?
7. Diagnosis dan DD?
8. Etiologi dari diagnosis?
9. Patogenesis dan patofisiologi dari diagnosis?
10. Komplikasi dari diagnosis?
11. Penatalaksanaan dari diagnosis?
Step 3
1. Anatomi dan fisiologi esofagus dan gaster?
Anatomi
Esofagus
Panjang 25 cm, setinggi VC 6-Vt 10, punya 3 pars dibagi oleh orificium cardiaca
gaster, ada pars cervival,letak di belakang trakea dan dilekati jar ikat longgar,
dibelakangnya ada columna vertebra, musculus longus coi, dan lamina pra vertebral
fascia cervical profunda
thoracal, letak nya di kiri dalam mediastinum posterior, belakang krir arcus aorta
turun ke bawah ke mediastiunum kiri
abdominal, paling pendek terbentang dr hiatus esofagus dampai orificium cardiaca
terdapat 3 penyempitan:
sfingter esofageal
di belakang arcus aorta
hiatus esofagus
vaskularisasi: 1/3 proximal a thyroidea inferior, 1/3 medial cabang dari aorta descendens,
1/3 distal cabang dari arteri gastrica
ketahanan epitel:
membran sel
batas intraseluler batasi difusi ion H+ ke jaringan esofagus
aliran darah esfagus-> suplai nutrisi O2 dan bikarbonat
sel esogasu transport ion H+ dan Cl- scr intraseluler dengan Na+ dan bikarbonat di
ekstraseluler
defensif:
sistem pertahanan esofagus (LES) kaya sudut yg memisahkan, menurun saat menelan, terjadi
aliran ategrad dari esofagus ke lambung
mekanisme bersihan efofagus kemmapuan bersihin dari refluksat lambung, terdiri dari peristaltik
esofagus, faktor gravitasi, bersihan saliva dan bikarbonat
SGD 18 Modul Gastrointestinal Naufal Hilmi
30101607705
faktor ofensif:
pengosongan lambung
tek intragastrik dan intraabdomen
asam lambung akan merusak esfogasu pH<2
terususun dari jar epitel tipis tanpa berkeratin tahan abrasi makanan, sangat sensitif terhadap
asam, lap submukosa proximal dan distal esofagus juga membantu kontribusi proteksi dengan
sekresi mucin dan bikarbonat, tonus konstan dari esofagus inferior berpran mencegah kembalinya
asam lambung
Tonus sfingter di Gastroesofageal junction terjadi refluks karena tonus LES menurun relaksasi
membuka peningkatan tek abdmen refluks esofagus mekanisme kompensasi gratvitas,
peristaltik, sekresi bikarbonat sebagian bahan refluksat kembali ke lambung dengan gerakan
peristaltik, tapi sebagian yg lain di netralisir oleh bikarnonat
Jk mekanisme kompensasi tidak adekuat terlalu lama kontak dengan mukosa esofagus
peningkatan resiko peradangan esofagus
bagian-bagian pada gaster:
-incisura gaster
-fundus
Corpus
-
2. Mengapa terdapat keuhan rasa terbakar di dada?
Akibat refluks LES tonus LES lemah/tekanan lemah naik ke esofagus gaster sudah
didesain agar tahan asam, berbeda dengan esofagus yang tidak memiliki struktur tsb naik
ke esofagus rasa terbakar
Tonus LES turun saat:
-makanan yg masuk
-faktor hormonalpada saat kehamilan progesteron tiggi menurunkan LES refluks
-obat2 an: antikolinergik, beta adrenergik
Refluks bersifat asam esfags tidak tahan asamiritasi lapisan mukosa esofagus
Makan kenyang overdistensi gaster obes lemak visceral pd fascia csmper lemak
tertebal mendorong tonus LES karena tidak kuat menahan tekanan
GERD nyeri nono kardiak, khas: heartburn, disertai mual, nyeri ulu hati, sulit tidur,
gravitasi tidak sebesar saat berdiri atau duduk, kopi dapat menaikkan asam lambung,
obesitas tek intaabdominal meningkat tonus LES tak dapat menahan, nyeri menelan
cairan dari lambung bersifat asam ke esofagus ulser kalau berat nyeri saat menelan
8. Etiologi dari diagnosis?
Esofagitits, akibat refluks gastroesofageal dipengaruhi refluks spontas saat relaksaski
esofagus bawah
Aliran retrograd sendawa, muntah
Aliran Antegrad menelan
Meningkatnya tek intraabdomen IMT tinggi
Bersihan asam dr lumen esofagus gravitasi, gerak peristaltik, sekresi kel saliva
Gravitasi saat tidur tidak sebesar saat duduk atau berdiir
Peristaltik makan menelan ludahjarang saat tidur
Faktor resiko
Makanan: berlemak, kopi, alkohol
Hormon: penurunan tek LES saat hamil atau menopause( terapi hormon estrogen)
Kelainan struktural: hiatus hernia menurunkan tonus LES
Peningkatan IMT peningkatan intraabdomen
Obat: antikolinergik, CCB , beta adrenergik
Nyeri
terbakar
-Angina pectris
Non cardiaca
-ulkus peptikum
dll
GERD
anamnesis
SGD 18 Modul Gastrointestinal Naufal Hilmi
30101607705
Lambung terletak dibawah iga – iga bagian bawah. Lambung berbentuk menyerupai huruf J dan
mempunyai dua lubang yaitu ostium cardiacum dan ostium pyloricum, dua curvatura yang
dikenal sebagai curvatura mayor dan curvatura minor, dan dua permukaan yaitu permukaan
anterior dan permukaan posterior
Corpus Gaster merupakan bagian terbesar dari gaster yang terlatak dari setinggi ostium
cardiacum sampai setinggi incusura angularis, yaitu suatu lekukan yang selalu ada pada
bagian bawah curvatura minor
Pylorica Gaster (Pilorus) bagian gaster ini terdiri dari 2 bangunan :
a. Anthrum Pyloricum adalah bagian lambung yang paling berbentuk seperti tabung
yang disebut canalis pyloricus
b. Pylorus didalamnya terdapat ostium pyloricum yang dikelilingi oleh otot polos gaster
yang tebal yang disebut m.Sphincter pyloricus yang berfungsi mengatur kecepatan
pengeluaran isi lambung ke doudenum
Curvatura Minor membentuk pinggir kanan lambung dan terbentang dari ostium
cardiacum sampai pylorus, pylorus terletak pada bidang transpylorica dan posisinya
dapat dikenali dengan adanya sedikit kontraksi pada permukaan lambung
Curvatura Mayor jauh lebih panjang dari curvatura minor dan terbentang dari sisi kiri
ostium cardiacum, melalui kubah fundus, dan kemudian mengitarinya dan menuju ke
kanan sampai bagian inferior pylorus
Dinding Otot Lambung
a. Serabut longitudinal, terletak paling superficial dan paling banyak sepanjang
kurvatura
b. Serabut sirkular, lebih dalam mengelilingi fundus lambung dan sangat menebal pada
pylorus untuk membentuk sphincter pyloricum
c. Serabut obliq membentuk lapisan oto yang paling dalam. Serabut ini mengitari
fundus dan berjalan turun sepanjang dinding anterior dan posterior, berjalan sejajar
dengan curvatura minor
SGD 18 Modul Gastrointestinal Naufal Hilmi
30101607705
Vaskularisasi gaster
A. Arteri yang mendarahi gaster
- a. Gastrica dextra (di curvatura minor cabang dari a. Hepatica comunis)
- a. Gastrica sinistra (di curvatura minor cabang dari a. Hepatica coeliacus)
- a. Gastroepiploica/gastroomentalis dextra (di curvatura mayor cabang dari a.
Gastroduodenalis)
- a. Gastroepiploica/gastroomentalis sinistra ( di curvatura mayor cabang dari a. Lienalis )
- a. Gastrica brevis (di fundus gaster cabang dari a. Lienalis)
B. Vena yang mendarahi gaster
- v. Gastroepiploica dextra (bermuara ke v. Mesenterica superior)
- v. Gastroepiploica sinistra dan v. Gastrica brevis (bermuara ke v. Lienalis)
Esophagus
Esofagus atau kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui
sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
esofagus dengan menggunakan proses peristaltik.
Esofagus bertemu dengan faring – yang menghubungkan esofagus dengan rongga mulut
pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran otot rangka
dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
Esofagus merupakan suatu organ berongga dengan panajang sekitar 25 cm dan diameter 2
cm. Terbentang dari hipofaring atao laringofaring hingga bagian kardia dari lambung.
Esofagus terletak posterior dari trakea dan jantung, anterior terhadap vertebrae. Esofagus
terutama befungsi menghantarkan bahan makanan dari faring ke lambung.
SGD 18 Modul Gastrointestinal Naufal Hilmi
30101607705
Pada Esofagus terdapat beberapa tempat penyempitan yang dapat dilihat pada saat
dilakukan esofagoskopi. Penyempitan di bagian proksimal disebabkan oleh otot krikofaring
dan kartilago krikoid. Diameter transversal 23 milimeter dan antero-posterior 17 milimeter.(3)
Penyempitan kedua adalah pada sebelah kiri setinggi arkus aorta yang mentilang esofagus.
Didaerah ini dapat terlihat pulsasi aorta saat di lakukan esofagoskopi. Penyempitan ketiga
adalah pada dinding anterior kiri yang disebabkan oleh penekanan bronkus kiri. Dan
penyempitan keempat adalah pada saat esofagus menembus diafragma.(3)
Pada kedua ujung esofagus terdapat sfingter. Dalam keadaan normal berada dalam keadaan
tonik atau kontraksi kecuali pada saat menelan. SEB (Sfingter esofagus bawah) berfungsi
sebagai sawar terhadap refluks isi lambung ke esofagus. Dalam keadaan normal SEB menutup
kecuali bila makanan masuk ke dalam lambung atau waktu bersendawa atau muntah.
Dinding esofagus terdiri dari 4 lapisan, mukosa, submukosa, muskularis dan lapisan luar.
Mukosa esofagus terbentuk dari epitel berlapis gepeng bertingkat yang berlanjut ke faring,
epitel ini mengalami perubahan pada perbatasan esofagus dan lambung dan menjadi epitel
selapis toraks. Mukosa esofagus dalam keadaan normal bersifat alkalis dan tidak tahan
terhadap isi lambung yang asam. Lapisan submukosa mengandung sel sekretorius yang
mengandung mukus. Mukus ini mempermudah jalannya maknan sewaktu menelan dan
melindungi mukosa dai cedera kimia.
Lapisan otot luar tersusun longitudinal dan lapisan dalam tersusun sirkular. Otot pada 5 %
bagian atas esofagus merupakan otot rangka sedangkan pada separuh bagian bawahnya
merupakan otot polos. Dan diantaranya campuran otot polos dan otot rangka. Bagian luar
esofagus tidak memiliki lapisan serosa, melainkan terdiri dari lapisan jaringan ikat jarang yang
menghubungkan esofagus dengan struktur yang berdekatan. Tidak adanya serosa
menyebabkan penyebaran sel tumor lebih cepat.
Persyarafan esofagus dilakukan oleh saraf simpatis dan parasimpatis. Serabut simpatis
dibawa oleh n.vagus yang merupakan saraf motorik esofagus. Fungsi serabut simpatis kurang
diketahui. Selain persarafn ekstrinsik tersebut, terdapat serabut saraf intramural intrinsik
diantara lapisan otot sirkular dan otot longitudinal (pleksus auerbach) yang berfungsi sebagai
mengatur peristaltik normal esofagus.
Bagian atas esofagus diperdarahi oleh cabang A.tiroidea inferior dan A,subklavia. Bagian
tengah dipendarahai oleh cabang segmental aorta dan A.bronchiale. sedangkan bagian
subdiafragma disuplai oleh A. Gastrica sinistra. Vena esofagus daerah leher mengalirkan
darah ke v.azygos dan hemiazygos dan dibawah diafragma V.esofagika ke dalam V.gastrika
sinistra.
SGD 18 Modul Gastrointestinal Naufal Hilmi
30101607705
SGD 18 Modul Gastrointestinal Naufal Hilmi
30101607705
SGD 18 Modul Gastrointestinal Naufal Hilmi
30101607705
Pemisah Antirefluks
Pemeran terbesar pemisah antirefluks adalah tonus LES. Menurunnya tonus LES dapat
menyebabkan timbulnya refluks retrograd pada saat terjadinya peningkatan tekanan
intrabdomen. Sebagian besar pasien GERD ternyata mempunyai tonus LES yang normal. Faktor-
faktor yang dapat menurunkan tonus LES:
1). Adanya hiatus hernia,
2). panjang LES (makin pendek LES, makin rendah tonusnya),
3). obat-obatan seperti antikolinergik, beta adrenergik, theofilin, opiat dan lain-lain,
4). faktor hormonal. Selama kehamilan, peningkatan kadar progesteron dapat menurunkan tonus
LES.
Namun dengan berkembangnya teknik pemeriksaan manometri, tampak bahwa pada kasus-
kasus GERD dengan tonus LES yang normal yang berperan dalam terjadinya proses refluks ini
adalah transient LES relaxation (TLESR), yaitu relaksasi LES yang bersifat spontan dan berlangsung
lebih kurang 5 detik tanpa didahului proses menelan. Belum diketahui bagaimana terjadinya
TLESR ini, tetapi pada beberapa individu diketahui ada hubungannya dengan pengosongan
lambung lambat (delayed gastric emptying) dan dilatasi lambung.