PROPOSAL
TUGAS AKHIR
Oleh:
DENI MULYAWAN
071.11.095
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2015
I. JUDUL
x”
“merangsang” reservoir atau sumur baik secara mekanik maupun kimia dengan
peranan dalam sebagai jalur aliran dari hidrokarbon. Untuk itu dibutuhkan suatu
sangat rendah, sehingga minyak yang terkandung pada reservoir jenis ini tidak akan
mengalir pada laju produksi yang ekonomis tanpa bantuan dari teknologi produksi.
penginjeksian asam secara radial ke dalam formasi dengan tekanan injeksi di bawah
tekanan rekah formasi, dengan tujuan agar reaksi menyebar ke formasi secara
radial. Asam akan menaikkan permeabilitas batuan baik dengan cara membesarkan
akan membuat sumur yang tadinya tidak berproduksi menjadi produksi atau bahkan
dapat dilihat pada gambar. Pada gambar tersebut menunjukkan zona yang
berkurang permeabilitas, yang berkembang dari radius (rw) sampai radius tertentu
disebabkan antara lain formasi batuan yang cukup ketat (consolidated), dimana
fluida reservoir sulit untuk mengalir, sehingga perlu dilakukan stimulasi matriks
acidizing.
4. Kelayakan sumur
sumur tersebut stelah dilakukan stimulasi jenis matriks acidizing ini adalah :
3.1 Maksud
Acidizing ini adalah untuk evaluasi produksi dari sumur-sumur yang telah
pada sumur sehingga dapat mengetahui berapa besar kontribusi pengasaman dalam
3. Mengetahui secara langsung cara bentuk, fungsi maupun cara kerja dari
di formasi. Ada tiga macam metoda penggunaan asam tersebut, yaitu matriks
acidizing, acid fracturing dan acid washing. Dalam hal ini akan membahas
produksi sebagai akibat dari pengecilan permeabilitas formasi produktif yang rusak
akibat adanya skin. Hal ini bisa terjadi karena kerusakan formasi di sekitar lubang
bor sebagai dampak dari operasi pemboran, operasi komplesi sumur, dan operasi
produksi.
dasarnya. Pada saat melalui formasi permeable dengan tekanan hidrostatik lumpur
lebih tinggi dari tekanan formasinya, maka akan mengakibatkan masuknya filtrate
lumpur ke dalam formasi, hal ini biasanya disebabkan oleh lamanya proses
pengeboran akibat adanya kendala dalam pengeboran, sehingga mud cake tidak
dapat mencegah masuknya filtrate lumpur ke dalam formasi terutama pada mud
pemboran pada formasi batu pasir dapat dihilangkan dengan asam klorida (HCl)
dan untuk formasi karbonat dapat dihilangkan dengan menggunakan asam fluoride
(HF).
aktivitas tersebut adalah penyemenan dan perforasi. Pada saat penyemenan bisa
semen adalah tekanan hidrostatik semen dan viskositas semen, disamping itu adalah
karena tidak adanya mud cake sebelum penyemenan dilakukan mud cake harus
dihilangkan.
Pada saat operasi produksi, fluida mengalir dari reservoir ke dasar sumur
pada tekanan tertentu, selama proses tersebut sering terjadi perpindahan butir-butir
halus (matrik batuan) seperti mineral kuarsa, feldspar, serta clay. Lambat laun butir-
butir halus ini dapat terakumulasi di depan formasi produktif yang menyebabkan
permeabilitas batuan. Hal ini terutama sering terjadi pada reservoir bertekanan
tinggi / bertenaga dorong besar seperti reservoir yang mempunyai tenaga dorong
dalam formasi dengan tekanan injeksi di bawah tekanan rekah formasi, dengan
tujuan agar reaksi menyebar ke formasi secara radial. Asam akan menaikkan
sumur yang tadinya tidak berproduksi menjadi produksi atau bahkan dapat
dapat dilihat pada gambar. Pada gambar tersebut menunjukkan zona yang
berkurang permeabilitas, yang berkembang dari radius (rw) sampai radius tertentu
asam (HCl atau HF) dan addictive (bahan kimia tambahan) misalnya corrosion
inhibitor.
Rekahan awal yang telah terjadi akibat penggerusan asam kemudian akan
membesar dan melebar. Semakin lebar rekaha formasi maka fluida perekah ini akan
80% dari kegiatan perekahan yang ada air digunakan sebagai fluida
dasarnya.
fluida yang akan digunakan merupakan hal penting, dimana sifat fluida
sekali untuk keluar dari fluida dan menjadi padat di bawah temperature
reservoir, oleh karena itu padatan dari paraffin maupun aspalt dapat
B. Air
tetapi untuk saat ini air laut juga sudah banyak digunakan. Keuntungan
dari fresh water adalah harganya murah, tersedia dalam jumlah banyak,
dan aman digunakan. Karena air memiliki viskositas yang rendah, maka
C. Asam
fluida hidrokarbon.
- Aman digunakan.
berikut:
rekahan.
efektivitas yang baik. Setiap jenis asam mempunyai kemampuan dan keterbatasan
masing-masing yang berbeda. Pada umurnya hanya ada empat jenis asam yang
dapat digunakan pada operasi pengasaman sumur. Jenis asam tersebut adalah asam
berat berkisar antara 5 - 35%. Pengaruh konsentrasi berat asam terhadap banyaknya
batu gamping yang dapat dilarukan dapat terlihat pada gambar. Titik beku dari HCl
15% adalah −27°F (32°𝐶), untuk HCl 20% - 29% titik bekunya kurang dari -70
(56,7°C) dan untuk HCl 35% titik bekunya -36°F. HCl dapat melarutkan limestone,
Kerugian pemakaian HCl terutama adalah sifat korosifnya yang tinggi. Korosif ini
biasanya dapat terjadi pada pipa casing, pipa tubing, maupun peralatan-peralatan pemboran
lainnya. Kerugian akibat korosi ini terutama terasa apabila temperaturnya di atas 250°F.
Oleh karena itu agar temperature tidak melebihi tingkat korosifitasnya maka pada
penggunaan asam HCl biasanya ditambahkan additive corrosion inhibitor sebagai tindakan
pencegahan korosi. Selain itu asam HCl juga harus ditangani secara hati-hati karena uapnya
dapat membahayakan kulit dan mata serta pada konsentrasi yang tinggi larutan ini dapat
terbakar.
Asam Klorida – Fluorida (HCl-HF)
Asam klorida – fluoride termasuk jenis asam mineral yang memiliki daya reaksi yang
kuat dengan bau yang keras dan bersifat korosif. Campuran asam klorida –fluorida
Asam fluoride (HF) tersedia sebagai lauran dengan konsentrasi bervariasi antasa 40%
dikonbinasikan dengan asam klorida (HCl). Campuran kedua jenis asam ini bisa
didapatkan dengan melarutkan campuran dari asam-asam berkonsentrai tinggi dengan air
atau menambahkan dengan garam-garam fluoride ke dalam larutan asam HCl. Garam akan
Asam HF dapat bereaksi dengan silica dan senyawa-senyawa silica seperti gelas,
bangunan beton, karet alam, kulit dan loga-logam tertentu seperti besi, baja serta material
organic. Asam ini beracun baik keadaan sendiri maupun bercampur dengan asam HCl
formasi.
B. Asam Organik
Asam organic biasanya terdiri dari asam asetat (CH3COOH) dan asam format
(HCOOH). Asam ini dapat melarutkan batuan limestone dan dolomite, tetapi asam ini
berbeda dengan mineral acid. Pada organic acid ionisasi tidak akan cepat (weak acid).
Asam asetat adalah asam organic pertama yang digunakan pada operasi stimulasi
pengasaman. Laju reaksi asam asetat lebih lambat dibandingkan dengan asam HCl karena
derajat ionisasinya kecil. Asam asetat relative lebih mahal dibandingkan dengan asam HCl.
Tingkat korosivitas asam asetat sangat rendah sehingga dapat digunakan dalam waktu
yang relative lebih lama di dalam sumur karena pengaruhnya terhadap peralatan logam di
dalam sumur relative lebih kecil. Asam asetat sering juga digunakan sebagai fluida
- Waktu reaksi lebih lambat sehingga jumlah batuan per volume yang dapat
Berdasarkan sifat tersebut diatas, pada saat penggunaan asam ini peralatan bawah
Asam format bereaksi lebih cepat dari asam asetat, tetapi masih lebih lambat
dibandingkan dengan asam HCl. Asam format merupakan asam organic yang paling
sederhana, di mana asam ini dapat bercampur dengan air secara sempurna dan harganya
Asam format umumnya digunakan pada batuan limestone / dolomite dan efektif
digunakan pada temperature tinggi karena diperlukan waktu reaksi cukup lama agar bisa
meresap masuk kedalam formasi. Asam ini memiliki tingkat korosivitas yang lebih besar
dari asam asetat. Walau demikian asam format dapat juga digunakan sebagai fluida
komplesi yang memerlukan waktu kontak yang relative panjang antara asam dengan pipa.
3. Powdered Acid
Powdered acid terdiri dari asam sulfamic (NH2SO3H) dan asam kloroasetat
(ClCH2CO2H). Kedua jenis asam ini tidak mudah menguap, berbentuk Kristal berwarna
Kerugiannya:
terhidrolisa menghasilkan asam sulfat (H2SO4). Asam sulfat CaSO4 yang sukar
larut.
4. Acid Mixture
Acid mixture terdiri dari asam-klorida, asam format- klorida, dan asam format-
fluorida. Asam asetat-klorida dapat digunakan pada formasi karbonat, dengan tingkat
korosivitas yang relatif lebih rendah dibandingkan asam organic meskipun digunakan pada
formasi batu pasir dengan temperature tinggi dan tingkat korosivitas yang lebih rendah
dengan cara memproduksikan sumur dengan laju produksi konstan selama waktu
fungsi waktu (tekanan yang dicatat ini biasanya adalah tekanan alir dasar sumur).
Tetapi dalam kenyataannya, laju produksi tersebut dapat berubah-ubah. Maka untuk
mengatasi keadaan ini pada teknik analisa ulah tekanan digunakan prinsip
Superposisi.
efektif formasi, daerah pengurasan saat itu, adanya faktor skin, batas reservoir
adalah:
𝑞𝑖𝜇
∆P(t) = Pi − Pwf = ∆P𝐷 …………...………………………… (3.1)
2𝜋𝑘ℎ
oleh kenaikan laju produksi sebesar (q 2 - q1 ) pada saat dimulai waktu t1 . Secara
Untuk: 0 ≤ 𝑡 ≤ t1 ,
𝑞𝑖𝜇
∆P(t) = ∆P𝐷 (t) …………………………...………………… (3.2)
2𝜋𝑘ℎ
Untuk t1 ≤ t,
qiμ ( q2 −q1 )μ
∆P(t) = 2πkh
∆PD (t) + 2πkh
∆PD (t − t1 ) ……………………. (3.3)
Dimana persamaan ini dapat berlaku untuk q1 lebih besar daripada q 2 atau q 2
lebih kecil daripada q1 . Untuk menentukan gradient tekanan selama periode awal
(t ≤ t1 ) adalah:
qiμ
∆P(t) = ∆PD (t) ………………………………......…………. (3.4)
2πkh
qiμ ( q2 −q1 )μ
∆P(t) = ∆PD (t) + ∆PD (t − t1 ) ……………………. (3.5)
2πkh 2πkh
Pada waktu t 2 laju produksi berubah dari q 2 menjadi q1 , maka penambahan
penurunan tekanan selama periode dua, dapat dihitung yaitu dengan menjumlahkan
t 2 )……………………………………………………………………….... (3.6)
Sehingga untuk perubahan laju produksi yang terjadi sebanyak n kalo, akan
( qn −qn−1 )μ
t 2 )+ ∆PD (t − t n−1 )………………………………………….…. (3.7)
2πkh
qiμ (𝑞1−𝑞𝑖−1 )
∆P(t) = [∆PD (t) + ∑𝑛𝑖=2 ∆PD (t− ti−1 ) ]…......………. (3.8)
2πkh 𝑞1
Dasar analisa pressure build-up ini dikemukakan oleh Horner, yang pada dasarnya
adalah memplot tekanan terhadap suatu fungsi waktu. Pada analisa PBU digunakan
𝑞𝜇𝐵 𝑡 + ∆𝑡
Pws = 𝑃𝑖 − 162.6 𝑘ℎ
log 𝑝∆𝑡 ………………………………………….. (3.9)
Persamaan ini memperlihatkan bahwa Pws, shut-in BHP, yang dicatat selama
t+ ∆t
penutupan sumur, apabila diplot terhadap log [ ∆t
] merupakan garis lurus dengan
kemiringan (slope):
162.6qμB
m= 𝑘ℎ
, 𝑝𝑠𝑖/𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒
Jelas bahwa permeabilitas k dapat ditentukan dari slope “m” sedangkan apabila
garis ini diekstrapolasi keharga “Horner Time” sama dengan satu (ekivalen dengan
penutupan yang tidak terhingga lamanya), maka tekanan pada saat ini teoritis sama dengan
tekanan awal reservoir tersebut. Sesaat setelah sumur ditutup maka akan berlaku hubungan:
1688.∅.𝜇.𝐶𝑡.𝑟𝑤 2
= 𝑃𝑖 − m [log [ kt
] − 0.869. 𝑆 ]………………………….. (3.10)
persamaan () menjadi P1jam . P1jam ini harus diambil pada garis lurus atau garis
(tp +t)
ekstrapolasinya. Kemudian faktor [ ] diabaikan, sehingga:
t
P1jam −Pwf k
S = 1.151 ( 𝑚
− Pwf
+ 3.23)……………………………………………… (3.13)
Apabila S ini berharga positif berarti ada kerusakan (damaged) yang pada
umumnya disebabkan adanya filtrat lumpur yang meresap ke dalam formasi atau endapan
lumpur (mud cake) disekililing lubang bur pada formasi produktif yang kita amati. S yang
productivity index open hole dengan productivity index setelah pengasaman. Untuk
menganalisa suatu pengasaman perlu digunakan uji sumur untuk mengetahui skin
factor agar dapat memperkuat analisa dilakukannya matriks acidizing. Well test
mengalirkan fluidanya kedasar sumur pada draw down tertentu. Draw down adalah
perbedaan tekanan reservoir (Pr ) dengan tekanan alir dasar sumur (Pwf ). Matriks
acidizing dinyatakan berhasil bila pada drawdown sama diperoleh laju produksi
dinyatakan dengan:
qo
𝑃𝐼 = ………………………………………………………………… (3.14)
Ps −Pwf
dengan rincian:
- Pengenalan Lapangan
- Diskusi
- Pengumpulan data – data lapangan
yang diperlukan
Minggu Kedua
- Diskusi
- Weekly Report
- Weekly Report
- Weekly Report
- Diskusi
- Weekly Report
Acidizing
Minggu Keenam
- Diskusi
- Weekly Report
- Analisa hasil akhir
Minggu Ketujuh - Diskusi
- Weekly Report
- Hasil akhir
- Final Report
pengerjaan acid
Acidizing
DAFTAR PUSTAKA
2006.