Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan, termasuk manusia.


Manusia membutuhkan air menyangkut dua hal, pertama sebagai makhluk hayati
dan yang kedua sebagai manusia yang berbudaya.

Sebagai makhluk hayati, kebutuhan manusia akan air diperlukan untuk


proses proses kimia yang terjadi di dalam tubuh. Sedangkan sebagai menusia yang
berbudaya kebutuhan akan air diperlukan untuk mandi, cuci, untuk keperluan
industri dll. Sehingga air sangat diperlukan bagi kehidupan manusia, baik secara
kuantitas maupun kualitas. Secara kuantitas negara kita tidak kekurangan air,
mengingat curah hujan di negara kita relatip tinggi. Namun secara kualitas sangat
memprihatinkan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah
rusaknya daerah aliran masuknya limbah cair domestik dan industri.

Mengingat kondisi yang demikian itu, maka dicari sumber lain yang
mempunyai kualitas relatip baik ( air tanah ). Tidak semua air tanah dapat langsung
digunakan untuk keperluan air minum, terutama untuk sumur dalam, air tanah
dangkal bekas sungai, dan air tanah dangkal bekas rawa. Air jenis ini banyak
mengandung besi, mangan dan kesadahan relatip tinggi, dan pH rendah. Sehingga
air akan berwarna kuning muda hingga coklat.
Warna dalam air minum berpengaruh dari segi estiteka. Secara
psykologis, air yang berwarna dirasa tidak aman dikonsumsi. Maka air minum
sebaiknya tidak berwarna. Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No : 046/MenKes/IX/1990. Warna air maksimum yang diperbolehkan
adalah 15 TCU. Air yang mempunyai warna lebih dari 15 TCU akan dapat terlihat
oleh orang awam jika dimasukkan ke dalam gelas.

Warna air pada umumnya berasal dari hasil kontak antara air dengan sisa-
sia tumbuhan, seperti daun-daunan, batang kayu dalam berbagai tingkat proses

1
perobakan. Sisa-sisa tumbuhan tersebut terdiri atas ekstrak tumbuhan (tannin, asam
humat, humus, penguraian lignin). Disamping itu warna juga berasal dari logam
besi, mangan, dan limbah pabrik. Warna yang disebabkan oleh zat organik dan
logam yang mudah larut dalam air disebut warna sejati (true color). Jika warna air
disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang juga menimbulkan warna disebut
warna semu.

Air yang mempunyai kekeruhan tinggi, jarang mempunyai warna yang


tinggi, karena material-material penyebab kekeruhan cenderung mengadsorbsi
penyebab warna dengan cara menarik molekul-molekul substansi terlarut ke
permukaannya.

Air dapat berwarna merah, hitam, kuning,atau lainnya. Warna merah


disebabkan oleh kehadiran senyawa besi. Air rawa berwarna hitam disebabkan oleh
senyawa-senyawa sejenis tinta, yang merupakan kombinasi asam organik dengan
dan gelatin. Warna biru kemungkinan disebabkan oleh tembaga atau tembaga
dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau menunjukkan adanya limbah perusahaan
pencucian. Warna kuning disebabkan oleh adanya ion-ion Fe +2 yang teroksidasi
menjadi Fe+3. Warna hijau disebabkan oleh algae atau mikroorganisme lain.

B. PERMASALAHAN

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang timbul dapat diuraikan


sebagai berikut:
1. Industri memerlukan air dengan kualitas yang tinggi dan kuantitas yang besar.
2. Sumber air yang kualitasnya baik adalah air tanah, namun kuantitasnya
terbatas
3. Sumber air dengan kuatitas besar yang memungkinkan adalah air permukaan,
namun kualitasnya memprihatinkan.
4. Perlu dicari metoda pengolahan yang sesuai dengan kualiatas air baku.

BAB II

2
SATUAN OPERASI
A. PENDAHULUAN

Satuan operasi adalah bagian dari ilmu dan teknik, maka ia sangat
mendasarkan diri pada ilmu pengetahuan dan pengalaman. Teori dan praktek harus
digabungkan disini untuk menghasilkan alat-alat yang dibuat, dirakit, di operasikan
dan dipelihara, maka teori dan peralatan akan dibahas secara bersama-sama.

Dalam pengolahan air bersih satuan operasi ditujukan pada teknik-teknik


perpindahan fluida, teknik pengendapan dan teknik filtrasi. Pembahasan satuan
operasi memerlukan bermacam-macam prinsip ilmu dan teknik, diantaranya
hukum-hukum dasar fisika seperti sistem satuan, keseimbangan fisika, kekekalan
massa, energi dan lain-lain. Dengan menggunakan teknik operasi yang baik, akan
diperoleh desain pengolahan air bersih yang lebih sempurna.

B. BESARAN DAN SATUAN

Dalam praktek masih banyak sekali penggunaan satuan ukuran yang


berbeda-beda. Di suatu tempat digunakan satuan metric (meter, kilogram, sekon,
dan lain-lain) sedangkan ditempat lain menggunakan English Units
(Jarak/feet/inch, pound. second dan lain-lainnya), bahkan di tempat lain lagi
digunakan campuran kedua sistem tersebut;

Dalam buku-buku acuan ilmiah, sejak awal tahun 70-an telah dimulai
penggunaan suatu sistem satuan-satuan yang diharapkan dapat berlaku untuk
seterusnya diseluruh dunia, sistem ini disebut System International (disingkat SI).
Beberapa satuan yang akan sering dijumpai adalah sebagai berikut :

1. Massa

Yang dimaksud dengan massa adalah suatu takaran (ukuran) untuk


menyatakan banyaknya sejumlah materi atau benda. Satuan massa yang sering
digunakan adalah kilogram (Kg) atau pound (lbs), dimana 1 kg = 2.20462 lb,
atau 1 lb = 0.45359 kg.

3
Catatan : Untuk keperluan standard (bagi seluruh dunia), secara khusus telah dibuat suatu
logam campuran platina-iridium yang mempunyai massa tepat 1 kilogram dan yang kini
disimpan secara baik di Perancis.

2. Panjang

Satuan panjang yang lazim digunakan adalah meter, centimeter,


kilometer, decimeter dan millimeter, dalam English Unit lazim digunakan yard,
feet, inch dan mile. Untuk satuan panjang dalam SI digunakan pula meter.

[ Untuk satuan panjang ini dibuat juga sebuah standard (dengan panjang tepat 1 meter)
yang dibuat dari logam serupa serta tersimpan pada tempat yang sama dengan yang
termaksud pada ad.a diatas ]

3. Waktu

Baik dalam metric, English Unit maupun dalam SI, satuan untuk waktu
yang digunakan adalah sama, yaitu sekon (s), (= detik).

4. Kecepatan

Sebenarnya kecepatan adalah salah satu bentuk penjabaran dari dua


satuan, yang menyatakan ukuran bagi gerakan yang lurus. Satuannya ialah
meter per sekon (m/s) atau feet/second (ft/s).

5. Percepatan

Demikian pula halnya seperti pada ad.d, percepatan adalah laju


bertambahnya kecepatan dalam setiap detiknya, sehingga satuannya adalah m/s per
sekon atau m/s2 (dalam English Unit ft/s2). Gaya tarik bumi adalah suatu
percepatan, yang besarnya : 9.8067 m/s2 dan sering dibulatkan menjadi 9.81 m/s2

6. Gaya

Gaya ialah suatu hasil yang diperoleh bila suatu massa diberi (atau
mengalami) suatu percepatan. Dalam rumus dapat dituliskan :

F=m.a
Keterangan : F = gaya
m = massa
a = percepatannya

4
Catatan : Pengertian massa dan berat suatu benda sering sekali terkacau, dimana berat
benda sebenarnya adalah gaya yang bekerja terhadap massa benda tersebut, akibat
adanya gaya tarik bumi. Untuk 1 kg suatu massa, besarnya gaya tersebut (beratnya)
adalah :

F = (1 kg) (9.8067 m/s2) = 9.81 kg m/s2 (dibulatkan)

Gaya sebesar ini dalam satuan metric disebut 1 kilogram-gaya atau 1


kilogram-force. Mengingat hal tersebut, maka istilah (satuan) berat sebaiknya
jangan digunakan.

Satuan gaya dalam SI disebut Newton (N). Satu N adalah besarnya gaya
yang perlu untuk memberikan percepatan bagi 1 kilogram suatu massa sebesar 1
m/s2, atau dapat dituliskan :

1 N = 1 kg m/s2

7. Tekanan

Yang dimaksud dengan tekanan adalah suatu gaya yang bekerja terhadap
suatu luas permukaan tertentu. Besarnya tekanan tersebut dinyatakan dengan
besarnya gaya yang bekerja per satuan luas yang ada.

Gaya
Tekanan = , maka satuannya adalah satuan gaya per satuan luas.
Luas

Satuan tekanan yang lazim kita kenal sebagai pound per square inch
(psi) harus secara benar difahami, bahwa pound dalam hal ini pengertiannya
adalah pound-force. Demikian pula satuan kg/cm2 yang sering tampak/tertera
pada suatu alat ukur tekanan, dimana yang dimaksud adalah kg-force/cm2.

Atmosfir (atm) merupakan pula satuan tekanan yang sering digunakan.


Sebagai standard 1 atm, pengertiannya adalah gaya yang dihasilkan oleh massa
udara yang menekan pada permukaan air laut seluas 1 cm 2. Sebagaimana
diketahui besarnya gaya ini adalah setara dengan gaya yang diperoleh dari
massa air raksa setinggi 76.00 cm (O 0C, dalam ruang vakum) yang menekan
permukaan seluas 1 cm2.

5
Apabila diketahui bahwa : 1 kg = 2.20462 lb; 1 inch = 2.54 cm, atau 1 cm =
0.3937 in, density (massa jenis) air raksa (Hg) pada O 0C sebesar 13.5951 g/cm2
(lihat Tabel. 2.1.)

Tabel 2.1 : Massa jenis (Density) Air-Raksa

t, 0C Mass g./cc Volume of 1 g. t, 0C Massa g./cc Volume of 1 g.


in cc. in cc.

-10 13.6198 0.0734225 30 13.5213 0.0739572


-9 6173 4358 31 5189 9705
-8 6148 4492 32 5164 9839
-7 6124 4626 33 5140 9973
-6 6099 4759 34 5116 40107
-5 13.6074 0.0734893 35 13.5091 .0740241
-4 6050 5026 36 5066 0374
-3 6025 5160 37 5042 0508
-2 6000 5293 38 5018 0642
-1 5976 5427 39 4994 0776
0 13.5951 0.0735560 40 13.4969 0910
1 5926 5694 50 4725 2250
2 5901 5828 60 4482 3592
3 5877 5961 70 4240 4936
4 5852 6095 80 3998 6282
5 13.5827 0.0736228 90 13.3757 7631
6 5803 6362 100 3515 8981
7 5778 6496 110 3279 .0750305
8 5754 6629 120 3040 1653
9 5729 6763 130 2801 3002
10 13.5704 0.0736893 140 13.2563 4354
11 5680 7030 150 2326 5708
12 5655 7164 160 2090 7064
13 5630 7298 170 1853 8422
14 5606 7431 180 1617 9784
15 13.5581 0.0737565 190 13.1381 0761149
16 5557 7699 200 1145 2516
17 5532 7832 210 0910 3886
18 5507 7966 220 0677 5260
19 5483 8100 230 0440 6637

6
t, 0C Mass g./cc Volume of 1 g. t, 0C Massa g./cc Volume of 1 g.
in cc. in cc.

20 13.5458 0.0738233 240 13.0206 8017


21 5434 8367 250 12.9972 9402
22 5409 8501 260 9738 .0770099
23 5385 8635 270 9504 2182
24 5360 8768 280 9270 3579
25 13.5336 0.0738902 290 12.9036 4979
26 5311 9036 300 8803 6385
27 5287 9170 310 8569 7795
28 5262 9304 320 6338 9210
29 5238 9437 330 8102 .0780630
340 12.7869 2054
350 7635 3485
360 7402 4921

Maka massa air raksa setinggi 76.00 cm yang menekan permukaan seluas 1
cm2 adalah sebesar : m = (1 cm2) (76 cm) (13.5951 g/cm3)

m = 1033.228 g (1.0332 kg)

m = 1.0332kg  2.20462lb/kg   m = 2.27787 lb

Jadi tekanan akibat massa Hg termaksud diatas adalah : 2.27787 lbf/cm2


2.27787 lb f
= 2,27787 lbf /( 1cm2 X 0,155 in 2/Cm2 ) = =14.6959 lbf / in2
0,155in 2

= 14.696 psi (absolut)

Akhirnya kita dapatkan pengertian yang sesuai dengan definisi (dan yang sering
kita jumpai dalam tabel konvensi), yaitu : 1 atm (Std) =14.696 psia

Satuan lain untuk tekanan adalah Pascal (Pa), dimana :1 Pa = 1 Newton / m2

Karena telah diketahui bahwa , 1 lbf = 0.45359 kgf dan 1 kgf = 9.8067 N serta 1
in = 0.0254 m, Maka : 1 atm (Std) = 14.696 lbf / in2

14.696 lb f /in 2 .0.45359 kg/lb f .9.8067m/det 2


= = 101325.3 N/m2
 0.0254m/in 2
= 101325 Pa (=101.325 kPa)

7
Mengingat tekanan dalam prakteknya mencapai ratusan psi, maka untuk
memperkecil bilangan yang ada, digunakan satuan kilo Pascal (kPa), sehingga :
1 atm (Std) = 101.325 kPa

Selain itu terdapat pada satuan tekanan yang disebut bar, dimana :

1 bar = 100 kPa

8. Suhu

Untuk suhu terdapat beberapa satuan, misalnya 0Celcius (0C ; metric),


0
Fahrenheit (0F ; English Unit) dan Kelvin (K ; SI).
Hubungan yang ada diantara ketiga satuan suhu tersebut adalah sebagai berikut :

0 0C = 32 0F = 273.1 K
100 0C = 212 0F = 373.1 K
-17.8 0C = 0 oF = 255.3 K
-273.1 0C = -459.6 0F = 0 K

Bentuk hubungan antara 0C dan K dapat dituliskan sebagai :

K = (0C + 273.1)

Sedangkan antara 0C dan 0F adalah :


0
F = (1.8) (0C) + 32
0
K merupakan satuan suhu absolut untuk Metric dan juga untuk SI, sedangkan
suhu absolut dalam English unit digunakan 0Rankine, dimana :
0
R = (0F + 460)

[ Catatan : Suhu absolut digunakan dalam berbagai jenis perhitungan, misalnya seperti pada
aplikasi rumus Boyle-Gay Lussac dan lain sebagainya. ]
9. Usaha (Kerja) dan Energi

Pada hakekatnya usaha adalah sama dengan energi. Usaha mempunyai


kaitan pengertian dengan sesuatu yang bersifat mekanis, sedangkan biasanya
energi mempunyai kaitan dengan (sumber) panas. Satuan yang lazim digunakan
untuk usaha dan energi adalah Joule (J).

8
Satu joule adalah usaha atau energi yang keluar dari gaya sebesar 1
Newton dalam memindahkan suatu titik sepanjang 1 meter dengan arah yang
sama dengan arah gaya tersebut. Jadi : 1 Joule = 1 N.m
Mengingat bahwa : 1 N = 1 kg.m/s2 dan 1 kgf = 9.81 kg m/s2, (atau 1 kg m/s =

1 1
kgf), maka : 1 Joule= kgf = 0.102 kgf . m (atau = 0.737 lbf
9.81 9.81
.ft)

[ Catatan :Seperti halnya dengan Pascal, maka untuk joule lebih sering digunakan kilo Joule (kJ) ]

Untuk satuan energi (panas) satuan yang lazim digunakan adalah Kalori (Cal)
dan/atau British Thermal Unit (BTU).

Satu gram kalori ialah banyaknya energi yang diperlukan untuk menaikkan suhu
1 gram air murni dari 14.5 0C menjadi 15.5 0C pada tekanan 1 atm.

(Serupa dengan kalori 1 BTU adalah jumlah energi yang diperlukan untuk menaikkan
suhu 1 lb air 1 0F)

Hubungan antara Cal, BTU dan J adalah sebagai berikut :

1 kilogram kalori (=1k Cal) = 0.148 J dan 1 BTU = 1055.6 J = 0.252 k Cal

10. Tenaga atau Daya

Yang termasuk dengan tenaga atau daya adalah usaha yang bekerja
dalam waktu tertentu. Satuannya adalah Joule/Second (J/S), yang disebut Watt.

1 Watt = 1 J/S = 3600 J/h

Selain itu terdapat pula satuan tenaga yang juga sering digunakan, yaitu
Horsepower (Hp), dimana :
1000
1 Hp = 746 W = 0.746 kW atau : 1 kW = 1000 W = Hp = 1.34 Hp, dan
746

2685600 J/h
1Hp =746 W X 3600 s/h = 2685.6 J/h = = 2545 BTU/h
1055.06J/BTU

11. Viskositas

9
Viskositas dari suatu cairan adalah gaya iris (shear force) yang
diperlukan untuk menggeser lapisan cairan (yang seolah-olah telah diiris
didalam cairan itu sendiri) selama satu satuan waktu untuk setiap satu satuan
luas.

Viskositas dengan definisi diatas adalah yang disebut Viskositas


Dinamik (dynamic viscosity).

Dalam SI satuannya adalah : N.s /m2= N/m2.s = Pa.s

Dalam sistem cm-gram-sekon (cgs), satuannya adalah : dyne.s/cm2

Keterangan : 1 Pa.s = 1 Nm-2s = 1kg m-1s-1=1000g (100 cm)-1 1s-1

=10 g cm-1s-1 = 10 g cm-1 cm2 cm-2 s-1 s2 s-2

= 10 g cm cm-2 s s-2 = 10 (gcm/s2)cm-2 s = 10 dyne s/cm2

Satuan dyne.s/cm2 adalah yang disebut Poise.

Dengan demikan : 1 Pa.s = 10 Poise = 1000 cp

Satuan viskositas lainnya adalah centistoke (cSt), yaitu satuan dari viskositas
kinematik, dimana pengertiannya adalah :

viskositas dinamik
viskositas kinematik = ,
density
Sehingga satuan centistoke adalah :
1 dyne.s/cm 2 1 g cm s -2 .s cm -2
1 cSt = =
g/cm 3 g.cm -3

=10 -2 cm2/s .102.mm2/cm2 = 1 mm2/s


12. Beberapa Satuan Pada Proses Pengolahan Air
1 acre = 0.40469 ha =4046.9 m2
mgd = million gallons daily (juta gallon setiap harinya)
1 gallon = 3.785 liter
mgad = million gallons daily per acre (juta gallon setiap harinya per acre)
gpm=gallon per menit
13. Konversi Satuan

10
Karena ketiga sistem ini sama-sama banyak dipakai, kita sering harus
mengkonversikan nilai besaran dari sistem satu ke sistem yang lain. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan faktor-faktor konversi.
Untuk mempermudah konversi dari satuan yang satu ke satuan yang lain,
berikut ini akan ditampilkan Tabel 2.2. konversi satuan.

Tabel 2.2. Konversi Satuan

a. Panjang

Cm Meter Km in ft Mil

1 Centimeter 1 10-2 10-5 0,3937 3,281 10-2 6,214 10-6


1 Meter 100 1 10-3 39,3 3,281 6,214 10-4
1 Kilometer 105 1000 1 3,937 104 3,281 0,6214
1 Inch 2,54 2,54 10-2 2,54 10-5 1 8,333 10-2 1,578 10-5
1 Kaki 30,48 0,3048 3,048 10-4 12 1 1,894 10-4
1 Mil 1,609 105 1609 1,609 6,336 104 5280 1

b. Luas
Meter2 Cm2 ft2 in2 Mil Lingkaran

1 Meter Kuadrat 1 104 10,76 1550 1,974 109


1 Cm Kuadrat 10-4 1 1,076 10-3 0,1550 1,974 105
1 Kaki Kuadrat 9,290 10-2 929,0 1 144 1,833 108
1 Inch Kuadrat 6,452 10-4 6,452 6,944 10-3 1 1,273 106
1 Mil lingkaran 5,067 1010 5,067 106 5,454 109 7,854 107 1

c. Volume
Meter3 Cm3 Liter ft3 in3

1 Meter Kubik 1 106 1000 35,31 6,102 104


1 Cm Kubik 10-6 1 1,000 10-3 3,531 105 6,102 10-2
1 Liter 1,000 10-3 1000 1 3,531 10-2 61,02
-2 4
1 Kaki Kubik 2,832 10 2,832 10 28,32 1 1728
-3 -2 -4
1 Inchi Kubik 1,639 10 16,39 1,639 10 5,787 10 1
1 galon fluida Amerika = 4 kuart fluida Amerika = 8 pint Amerika = 128 ons fluida Amerika
= 231 in3, 1 galon kerajaan Inggris = 277,4 in3.

d. Massa

11
Gram Kg Slug u Oz Lb Ton

1 Gram 1 0.001 6.852x10-5 6.024x1023 3.527x10-2 2.205x10-3 1.102x106


1 Kilogram 100 1 6.852x10-2 6.024x1026 35.27 2.205 1.102x10-3
1 Slug 1.459x104 14.59 1 8.789x1027 514.8 32.17 1.609x10-2
1u 1.660x10-24 1.660x10-27 1.137x10-28 1 5.855x10-26 3.660x10-27 1.829x10-30
1 Ons 28.35 2.835x102 1.943 x 103 1.708x1025 1 6.250x10-2 3.125x10-5
1 Pon 443.6 0.4536 3.108x10-2 2.372x1026 16 1 0,0005
5 29 4
1 Ton 9.072x10 907.2 62.16 5.465x10 3.2 x 10 2000 1
Catatan : Massa tersebut diatas dibawah kondisi gravitasi standar ( g = 9,80665 M/det2).

e. Massa Jenis

Slug/ft3 Kg/Meter3 g/cm3 lb/ft3 lb/in3

1 Slug per ft3 1 515.4 0.5154 32.17 1.862 10-2


1 Kg/Meter3 1.940 10-3 1 0,001 6.243 10-2 3.613 10-3
1 g/Cm3 1.940 10-2 1000 1 62.43 3.613 10-2
1 lb/ft3 3.108 10-2 16.02 28.32 1 1728
1 Inchi Kubik 1.639 10-3 16.39 1.639 10-2 5.787 10-4 1

C. PENGENDAPAN
1. Teori
Pengendapan merupakan salah satu teknik operasi pengolahan air buangan,
untuk memisahkan parttikel-partikel padat yang tersuspensi dalam air. Pirnsip
pemisahan ini didasarkan pada perbedaan massa jenis antara partikel-partikel padat
dan cairannya. Gaya-gaya yang bekerja pada partikel selama pengendapan dapat
dlihat pada Gambar 2.1

FD= Cd(w/2)AS2

O
S

Fi = (s-w) gV

Gambar 2.1 : Pengendapan partikel tunggal dalam air yang tenang (Re < 1)
Keterangan : S = Kecepatan pengendapan
Fi = Impelling force.

12
FD = Drag force.
w = Massa jenis air.
s = Massa jenis partikel.
g = Percepatan gravitasi.
V = Volume partikel.
A = Luas permukaan partikel.
Cd = Koofisien drag force.
Selama pengendapan, partikel mempunyai kecepatan yang tetap. Sehingga
jumlah gaya yang bekerja pada pertikel sama dengan nol (  F = 0 ).
Maka Fi - FD = 0  Fi = FD
(s-w) g V = Cd Aw S2/2  V = 1/6  D3 dan A = 1/4  D2
4 (ρ  ρ w )
sehingga S2 = gD s (2-1)
3 Cd ρw
Harga Cd tergantung dari kondisi aliran yang merupakan fungsi bilangan Reynolds.
Untuk Re < 1 nilai Cd = 24/Re (2-2 )
3/4
Untuk 1 < Re < 50 nilai Cd = 24/Re ( 2-3 )
Untuk 50 < Re < 1600 nilai Cd = 4,7/Re1/3 ( 2-4 )
Untuk Re >1600 nilai Cd = 0,4 ( 2-5)
Dengan Re = S D/ ( 2-6 )
Substitusi antara pers (2-1) dengan pers (2-2), pers (2-3), pers (2-4), pers
(2-5), dan pers (2-6). Pada kisaran bilangan Reynolds, persamaan kecepatan
pengendapan dapat dinyatakan sebagai berikut :
Untuk Re < 1
(ρ w  ρ o ) 2
S = 1/18 g D (2-7)
ρw
Untuk 1 < Re < 50
1 0,8
ρ w  ρo  0.8
(2-8)
S= 0.6 g 0.8 D1,4
10ν ρw
Untuk 50 < Re < 1600
1 (ρ w  ρ o ) 0.6

S= 0.2 g
0.6
0.6 D0.8 (2-9)
2,13 ν ρ w

Untuk Re >1600
( w  o ) 0,5
S = 1,83 g 0.5
D0.5 (2-10)
0,5
w
Dengan demikian partikel tersuspensi dapat diendapkan dalam segala
kondisi, tergantung pada berapa ukuran partikel yang ada dalam air buangan.

13
Untuk memisahkan partikel tersuspensi yang mempunyai diameter sangat kecil
diperlukan aliran yang tenang (1>Re>50). Sehingga selama pengendapan berlaku
hukum Newton.

2. Pengendap Horisontal
Bak pengendap horisontal merupakan alat pengendap yang paling lama
digunakan, karena alat ini mempunyai konstruksi yang sederhana dan tidak
memerlukan hitungan yang rumit. Pengendap horizontal dapat dilihat pada Gmb
2.2
Rumus-rumus yang digunakan selama pengendapan :
Q=SA  (2-11)
Q =VA  (2-12)
Keterangan :
Q = Debit
S= Kecepatan pengendapan
A = Luas permukaan = Panjang x Lebar.
V= Kecepatan linier air.
A = Luas penampang air = Lebar x Tinggi
Untuk menilai kondisi pengaliran digunakan parameter bilangan tak
berdemensi Re ( Reynold number ) dan Fr ( Froude number )
Re = V R/  (2-13)
Fr = V2/g R  (2-14)
Keterangan : R = Radius hidroulic =(LXT)/(L + 2T)
 = Viskositas kenematik yang harganya tergantung suhu operasi
g = Percepatan gravitasi (9,81 M/det2)

V
T
S

P L

Q L

14
Gambar 2.2 : Pengendap horisontal
dari rumusan diatas seakan akan tinggi pengendap tidak mempengaruhi proses
pengendapan. Pengaruh tinggi bak akan terlihat pada kondisi aliran. Jika tinggi bak
dibuat tinggi maka V akan rendah, Re turun, tetapi Fr semakin kecil. Sebagai
pedoman untuk menentukan tinggi bak digunakan kreteria desain :
T = 0,17 A1/3 (2-15)
Contoh :
Rencanakan bak pengendap horisontal, untuk memidahkan partikel-
partikel diskret dengan debit 800 gpm dan overflow rate 8,2 10-4 ft3/ft2second.
selanjutnya ramalkan, apakan selama pengaliran akan terjadi penggerusan endapan
didasar bak.
Jawab :
Q = 800 gpm  Q = 1,7824 ft3/S
S0 = 8,2 10-4 ft3/ft2second
1,7824 ft 3 /S
A = Q/S0  A= A= 2173,67 ft2
8,2 10 -4 ft 3 /ft 2S

P:L=4:1
4L2 = 2173,67 ft2  L = 23,3 ft ( 24 ft)
2173,67 ft 2
A = P X L  P = = 90,5 ft (91 ft)
24 ft

H = 0,17 A0,3  H = 2,2 ft


Faktor keamanan 10 % H = (2,2 + 0,1 x 2,2) ft = 2,42 ft
sehingga demensi bak pengendap setelah dibulatkan adalah sbb :
Panjang = 91 ft
Lebar = 24 ft
Tinggi = 2,42 ft
Kontrol Re
VR
Re =
ν
Q 1,7824 ft 3 /S
V=  V =  V = 0,0306 ft/S
LxT 24 ft x 2,42 ft

15
LxT 24 ft x 2,42 ft
R=  R=  R = 2,0155 ft
L  2T (24  4,84)ft

Suhu operasi 30 0C   = 8,6 x 10-6 ft2/S


0,0306 ft/S x 2,0155 ft
Re =  Re = 7175
8,6 x 10 6 ft 2 /S

Kontrol Fr
V2 (0,0306 ft/S) 2
Fr =  Fr = Fr= 1,4 x 10-5
gR 32,15 ft/S2 x 2,0155 ft

3. Pengendap Pelat Miring

Untuk meningkatkan efsiensi pengendapan diperlukan kondisi aliran yang


benar-benar laminer dengan aliran stabil ( Re < 50 dan Fr > 10 -5). kondisi yang
demikian ini tidak dapat dipenuhi oleh bak pengendap rektanguler maupun
sirkuler. Untuk itu diperlukan modifikasi dengan jalan menambah pelat-pelat
miring agar nilai radius hidroulik dan kedalaman dapat diperkecil.

Perhitungan bak pengendap model pelat dapat dijabarkan secara matematik


dalam Gambar 2.3

.
C

D
V0

0 H

S0

w

A
16
a
a

Gambar 2.3: Proses pengendapan partikel dalam pengendap pelat miring.


h w
AC = + =
Sinα tanα (2-16)
V0T ......................................................................
w
CD = = S0T
Cos α (2-17)
................................................................................
Jika persamaan 2-16 dan persamaan 2-17 akan didapat :
W Sinα
S0/Vo = h Cosα  W Cos 2 α
............................................................ (2-18)
Persamaan-persamaan lain yang digunakan dalam pengendap pelat miring al:
Q = A Sin V0............................................................................................................................. (2-19)
Re = V0R/............................................................................................................................ (2-20)
R = 1/2 X w............................................................................................................................ (2-21)
Contoh :

Rencanakan bak pengendap dengan pelat miring, untuk mengendapkan


partikel diskrit yang tersuspensi dalam air. Debit air 0.1 M3/det, dan “Over flow
rate” (S0)= 1.85 X 10-4 M3/M2 det.
Dengan ketentuan : Jarak antar pelat = 0.03 M; Re < 50. dan Fr > 10-5.;
Kemiringan pelat = 600; Suhu operasi = 250C.
Penyelesaian :
Re < 50  V0R/ < 50  V0 < 50/R
V0 < ( 50 X 0.9 10-6 M2/det )/ 0.015 M  V0 < 3 10-3 M/det.
Fr > 10-5  V02/gR > 10-5  V0> [ 10-5 g R ]1/2
V0 > [ 10-5 X 9.81 M/det2 X 0.015 M ]1/2  V0 > 1.21 10-3 M/det
Sehingga harga V0 didapat : 1.21 10-3M/det < V0 <3 10-3 M/det.
Kecepatan linier yang digunakan 2.10-3M/det.
Masukkan kedalam persamaan 2-18.

1.85 10-4 M/det. 0.03 M Sin 60


=  h = 0.547 M
2.0 10-3 M/det. h Cos 60 + 0.03 M Cos 2 60

17
0.1 M 3 /det
Q = A Sin V0  A =  A = 57.73 M2
2.10 -3 M/det Sin 60

Jika digunakan perbandingan panjang dan lebar 4 : 1 akan didapat :


A=PXL A = 4L2  L = [ 1/4 A ]1/2
L = 3.799 M  dibulatkan L = 4 M
Panjang ( P) = 57.73 M2/ 4 M  P = 14.43 M (P = 15 M)
Dimensi bak pengendap ( Zone pengendapan ) :
Panjang : 15 Meter.
Lebar : 4 meter.
Tinggi : 0.4 Meter

Ukuran tersebut diatas belum termasuk : Zone masukan, Zone keluaran. Zone air
jernih, dan zone lumpur.

Kontrol Re  Re =(2. 10-3M/det 0.015 M )/ 0.9 10-6M2/det


Re =33.33
Kontrol Fr  Fr = [2.10-3M/det ]2/(9.81 M/det2 0.015 M )
Fr = 2,72.10-5
Berdasarkan nilai Re dan Fr tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi aliran
laminer-transisi dan stabil ( 1 < Re < 50 dan Fr > 10-5 ).

D. FILTRASI

Filtrasi juga termasuk penurunan tingkat kekeruhan air. Air yang keluar dari
mata air dan juga air sumur membuat orang berpikir mengapa air tersebut jernih,
hasil pemikiran mana kemudian menuju ke arah filtrasi dengan pasir.

Filtrasi dengan media pasir untuk pertama kali dibuat pada tahun 1804
dengan skala kecil dan pada tahun 1828 dengan skala besar di Inggris. Filter serupa
baru muncul di Amerika pada tahun 1872.

1. Jenis Filter Pasir

Klasifikasi filter pasir adalah sebagai berikut :

18
a. Secara Gravity

1). Filter pasir lambat (slow sand filter)


2). Filter pasir cepat (rapid sand filter)

b. Filter pasir bertekanan (pressure filter)

2. Mekanisme Filtrasi Dengan Pasir

Fungsi dari pada media pasir adalah menahan partikel-partikel zat padat
hingga tidak dapat melewati/menembus lapisan pasir tersebut. Floc yang tidak
dapat terendapkan pada bak pengendapan akan dapat tertahan pada permukaan
butiran pasir yang ada dan membentuk suatu lapisan pada permukaan tersebut,
lapisan ini lebih lanjut dapat akan menahan partikel-partikel halus lainnya,
sehingga akhirnya, air yang keluar dari filter pasir menjadi jernih.

Banyak kejadian dapat timbul pada filter pasir, diantaranya ialah


penghambatan mekanis, sedimentasi, kegiatan biologis dan muatan listrik pada
permukaan butiran pasir.

a. Penghambatan Mekanis

Lapisan pasir yang digunakan sebagai filter media akan tersusun begitu
rupa sehingga antara butiran pasir yang satu dengan yang lainnya membentuk
rongga-rongga yang berukuran sangat kecil, atau dapat disebut sebagai pori-
pori. Partikel yang relatip besar akan tertahan dibagian atas permukaan pasir,
sedangkan yang berukuran halus akan dapat masuk kedalam pori-pori tersebut.
Oleh karenanya ukuran pori-pori tersebut akan mengecil dan mengakibatkan
terjadinya penghambatan mekanis.

b. Sedimentasi
Rongga-rongga diantara butiran-butiran pasir yang berukuran relatip
besar akan dapat berfungsi sebagai suatu bak pengendapan kecil. Partikel-
partikel halus, zat-zat kolloid bahkan sejumlah bakteri dapat
mengendap/tertahan pada rongga-rongga tersebut.

c. Kegiatan Biologis

19
Di dalam air terdapat berbagai jenis organisme, dari sel yang berukuran
kecil sampai yang besar (makro-organisme). Kehidupan organisme dalam air
sering terjadi bahwa yang besar dan kuat akan memakan yang kecil dan lemah.
Makro-organisme banyak yang hidup pada lapisan yang telah terbentuk pada
permukaan butiran pasir (-lapisan tersebut adalah yang dinamakan “DIRTY
SKIN”). Kegiatan kehidupan makro organisme yang ada di dirty skin tersebut
akan banyak berpengaruh terhadap organisme yang lainnya, termasuk pula zat-
zat organik yang mungkin terbawa didalam air yang disaring. Kejadian inilah
yang menyebabkan filter pasir dapat menghilangkan bakteri, warna, rasa, dan
bau. Selain itu senyawa Fe dan Mn yang melarut dalam air (sehingga tidak
dapat dipisahkan sebelumnya, karena kadar oksigen yang terlarut dalam air
menjadi rendah), akan dapat dirubah menjadi bentuk senyawa-senyawa yang
tidak dapat larut dalam air, setelah kadar oksigen menjadi tinggi (akibat adanya
kegiatan dari pada kehidupan makro-organisme termaksud diatas), sehingga
akan dapat tertahan pada filter.

d. Muatan Listrik pada Permukaan Butiran Pasir

Partikel-partikel pasir pada permukaannya ada yang bermuatan listrik,


dapat positip dapat pula negatip, yang bermuatan positip akan menarik partikel-
partikel didalam air yang bermuatan negatip dan permukaan pasir yang
bermuatan negatip akan mengikat partikel-partikel dalam air yang bermuatan
positip.

Bila kegiatan-kegiatan termaksud diatas telah berlangsung cukup lama,


maka filter pasir tidak dapat lagi berfungsi secara baik (1-2 bulan untuk filter
pasir lambat dan 1-3 hari pada filter pasir cepat). Bila hal ini terjadi, maka filter
harus dicuci.

3. Syarat Bagi Pasir Untuk Media Filtrasi

Pasir yang digunakan harus memiliki sifat-sifat berikut :


a. Harus mempunyai tingkat kekerasan yang tinggi, misalnya
dari batuan padat (basalt), batuan perangkap dan/atau batuan kwarts.

20
b. Harus tidak mengandung lempung (clay), kapur serta zat-zat
organik.
c. Ukurannya harus seragam
d. Mempunyai mechanical strength yang tinggi (tahan
benturan)
e. Susut (hilang) bila direndam dalam larutan HCl (encer)
selama 24 jam tidak melebihi 5 %

4. Ukuran Butiran Pasir

Ukuran butiran pasir ada yang halus, sedang dan kasar, yang
pemanfaatannya perlu disesuaikan dengan air yang akan disaring. Distribusi
ukuran butiran pasir untuk ke-3 kategori tersebut diatas adalah sebagaimana yang
tertera pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3: Prosentase Distribusi Ukuran Butiran Pasir

Ukuran butiran, mm
Ukuran
Halus Sedang Kasar
%
Min Max Min Max Min Max

1 0.26 0.32 0.34 0.39 0.41 0.45


10 0.35 0.45 0.45 0.55 0.55 0.65
60 0.53 0.75 0.68 0.91 0.83 1.08
99 0.93 1.50 1.19 1.80 1.46 2.00
Keterangan : Ukuran 60 % dari ukuran butiran dengan kategori sedang, berarti pasir
yang berukuran antara 0,68 - 0.91 mm merupakan 60 % dari seluruh pasir
yang berukuran lain-lainnya (- yang berasal dalam kategori sedang, i.e.
yang berukuran minimum = 0.34 mm sampai dengan yang berukuran
maximum = 1.80 mm).
5. Kerikil Pada Filter Pasir
Penggunaan batu kerikil pada filter pasir mempunyai beberapa fungsi :
a. Menyangga lapisan pasir yang berada diatasnya.
b. Memberi jalan bebas bagi aliran air setelah melalui lapisan
pasir menuju bagian underdrain.

21
c. Pada saat pencucian, mendistribusikan air pencuci secara
merata ke seluruh bagian lapisan pasir diatasnya (aliran air pencuci adalah
dari bawah ke atas).

Kerikil yang digunakan tersusun atas 5 - 6 lapis dengan ukuran kerikil yang
paling kecil berada pada lapisan teratas dan yang paling besar, paling bawah.
Kerikil yang digunakan sebagai penyangga harus bersih, keras (tidak mudah
tergerus), berbentuk bulat, bebas dari tanah liat (clay) serta benda-benda asing dan
mempunyai massa jenis minimum 1600 kg/m3. Ketebalan lapisan kerikil beserta
masing-masing ukuran kerikil untuk lapisan yang bersangkutan adalah
sebagaimana yang tertera pada Tabel 2.4
Tabel 2.4 : Ketebalan Lapisan Kerikil

Tebal Lapisan,cm Ukuran Kerikil,mm

5-8 4.7 - 2.4


5-8 12.7 - 4.7
7 - 13 19.0 - 12.7
7 - 13 38.0 - 19.0
13 - 20 63.0 - 38.0

6. Beberapa Data Filter Pasir Lambat

Kapasitas filtrasi = 3-10 mgad (million gallons daily per acre)


Bentuk = bak atau tanki.
Tinggi = 2.5 - 4 m
Luas = 100 - 2000 m2
Ukuran butiran pasir = 0.25 - 0.35 mm
Tebal lapisan pasir (bagian atas) = 60 - 90 cm
Tebal lapisan kerikil sebagai = 30 - 60 cm
penyangga
Banyaknya lapisan kerikil = 3-4, masing-masing ketebalan (15-20) cm
Ukuran kerikil lapisan teratas = (3 – 6) mm
Ukuran kerikil lapisan tengah =(20-40) mm/(6-20) mm bila menggunakan dua
lapisan tengah)

22
Ukuran kerikil bagian bawah =(40 – 60) mm
Lapisan kerikil penyangga disangga oleh beton yang dibuat dengan
kemiringan menuju dasar bak/tanki untuk keperluan under drain.

Laju aliran air memasuki filter = (2.25–3.4) m3/m2/jam. Bila perbedaan


tekanan antara permukaan air diatas lapisan pasir teratas dan dibagian outlet (=loss
of head) telah sampai pada batas yang ditentukan, maka operasi filtrasi dihentikan
dan dilakukan pencucian.

Sebelum pencucian, 2 - 3 cm dari lapisan pasir teratas diambil dan diganti


baru. Pasir yang diambil dapat dicuci untuk dipergunakan kembali.

(Catatan : Laju filtrasi pada filter pasir lambat relatip kecil, sehingga perlu permukaan
yang luas, hal mana mengakibatkan biaya konstruksinya menjadi tinggi.)

7. Beberapa Data Filter Pasir Cepat

Sama-sama berdasarkan gravity, filter pasir cepat dapat berlangsung lebih


cepat dari pada filter pasir lambat karena ukuran butiran pasir maupun kerikil yang
digunakan pada filter pasir cepat lebih besar (kasar) serta lapisannya lebih tipis.

Kapasitas filtrasi = (125 – 300) mgad ( 125 mgad = 2 gpm per ft2)
Luas = (40 – 250) m2
Ketebalan saringan = 45 cm kerikil dan 75 cm pasir
Banyaknya lapisan = (4-5) lapisan dengan masing-masing ketebalan sekitar
kerikil 10 cm
Ukuran butiran kerikil = maks 40 mm dan min 3 mm

Filter pasir cepat memerlukan adanya peralatan penunjang yang


diantaranya adalah:

a. Flow rate controller, yaitu untuk mengontrol besarnya laju aliran


supaya seragam.

b. Udara bertekanan, untuk keperluan pengadukan pasir (filter media)


sebelum dilakukan back wash (selama  7 menit).

23
c. Saluran air untuk keperluan back wash. Pencucian secara back wash
dengan air bersih akan memerlukan waktu sekitar 10 menit. Pencucian
biasanya dilakukan setelah beroperasi 1-3 hari, tergantung jenis air yang difilter
dan laju filtrasinya.

Untuk filter pasir cepat diperlukan umpan air dengan kekeruhan antara
(35–40) NTU.

8. Filter Pasir Bertekanan

Jenis filter ini termasuk filter pasir cepat, yang mempunyai sistem tertutup
(filter tersebut biasanya berada dalam sebuah silinder) dan unitnya kecil. Ukuran
filter yang vertikal, berdiameter 0.3 - 2.75 m dan tinggi 2 – 2.5 m, yang horisontal
berdiameter 2 - 3 m dan panjangnya bisa sampai 9 m.

Laju penyaringannya berkisar antara (6.0–15.0)m3m-2jam-1. Tekanan udara


yang bekerja pada permukaannya diusahakan sedemikian rupa sehingga laju
penyaringan tidak menurun.

a. Keuntungan dari filter pasir antara lain adalah sebagai berikut :


1). Unitnya kompak dan dapat bekerja secara otomatis.
2). Sesuai untuk melayani kebutuhan air yang relatip kecil jumlahnya.
3). Bersifat flexible, karena laju penyaringan dapat diatur dengan pengaturan
tekanannya.
4). Karena bertekanan, maka untuk pengalirannya tidak lagi memerlukan
pompa.
5). Tidak memerlukan koagulan dan bak sedimentasi.

b. Kerugiannya adalah :
1). Kapasitas keseluruhannya kecil, meskipun laju penyaringan per m2 tinggi.
2). Harganya tinggi, sehingga tidak sesuai untuk pelayanan air dalam jumlah
besar.
3). Pemeriksaan dan pengendalian mutu air tidak dapat dilakukan secara
sempurna, karena tempatnya tertutup.

24
4). Pemeriksaan filter media serta penggantiannya dan perbaikan pada under
drainage system sulit dilakukan (karena tertutup).
5). Pemisahan bakteri dan penurunan turbidity tidak dapat terlaksana secara
efisien
6). Perlu pompa tambahan untuk memompa air yang akan disaring.

25

Anda mungkin juga menyukai