Pria memiliki serangkaian alat reproduksi dan di dalam alat ini berlangsung pula proses
pembentukan sperma. Dalam proses pembentukan sperma tidak lepas dari peran hormon-hormon
seksual.
Alat reproduksi pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat kelamin bagian luar dan alat kelamin
bagian dalam. Alat kelamin bagian luarterdiri atas penis dan skrotum. Di dalam skrotum terdapat
testis yang merupakan alat kelamin bagian dalam dan tidak tampak dari luar.
Penis berfungsi sebagai alat koitus (persetubuhan). Pada alat ini terdapat saluran ejakulasi
yang berperan menyemprotkan semen hingga masuk dalam uretra dan disalurkan ke luar.
Saluran uretra juga berfungsi menyalurkan urine dan dikeluarkan melalui lubang kecil di ujung
penis.Pada saat ejakulasi, otot yang terdapat pada tempat keluarnya urine menutup sehingga
urine tidak keluar bersama semen.
Skrotum merupakan kulit luar pembungkus testis. Skrotum berfungsi menjaga temperatur
testis saat pembentukan sperma. Apabila temperatur terlalu tinggi, skrotum akan mengendor dan
apabila temperatur menurun, skrotum mengerut.
Di dalam testis terdapat saluran halus yang merupakan tempat pembentukan sperma, disebut
tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan epitelium dan jaringan
ikat. Di dalam jaringan epitelium terdapat sel induk spermatozoa (spermatogen) dan sel sertoli.
Sel sertoli berfungsi memberi nutrisi pada sperma. Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel
interstisiil yang menghasilkan hormon testosteron dan hormon kelamin jantan lainnya.
B. Proses Pembentukan Sperma
Spermatogenesis berawal dari sel spermatogonia yang terdapat pada dinding tubulus
seminiferus. Setiap spermatogonia yang mengandung 23 pasang kromosom, mengalami
pembelahan mitosis menghasilkan spermatosit primer yang juga mengandung 23 pasang
kromosom. Spermatosit primer ini kemudian mengalami pembelahan meiosis pertama
menghasilkan 2 spermatosit sekunder yang haploid. Kemudian tiap spermatosit sekunder
membelah lagi secara meiosis (meiosis kedua) menghasilkan 2 spermatid yang juga haploid.
Spermatid kemudian berdiferensiasi menjadi sperma yang telah masak. Sperma ini bersifat
haploid.
Sperma yang telah masak mempunyai sifat motil, karena sperma dilengkapi mikrotubulus.
Sperma yang matang ini mempunyai tiga bagian, yaitu bagian kepala, bagian tengah (mid piece),
dan bagian ekor.
1) Bagian kepala mengandung inti sel (nukleus) yang haploid dan bagian ujungnya
mengandung akrosom yang berisi enzim hialuronidase dan proteinase yang berperan membantu
menembus lapisan yang melindungi sel telur.
2) Bagian tengah mengandung mitokondria yang berperan dalam pembentukan energi yang
digunakan untuk pergerakan ekor sperma.
3) Bagian ekor, sebagai alat gerak sperma agar dapat mencapai ovum
Hipotalamus
- Hormon gonadotropin HipofisisMerMerangsang pengeluaran FSH (Follicle Stimulating
anterior Hormone),LH (LuteinizingHormone), dan hormon
tumbuh (GrowthHormone).
Hipofisis anterior
a) FSH Testis MeMerangsang sel-sel sertoli pada tubulus seminiferus
pada testis untuk mengubah sel-sel spermatid menjadi
sperma (proses spermatogenesis).