Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Definisi
gemetaran, bicara jadi gagap, diare, berat badan menurun, mata membesar, penyakit
Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara
klinik teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda hypertiroidisme.
Kelainan glandula tyroid dapat berupa gangguan fungsi seperti tiritosikosis atau
Struma Diffusa toxica adalah salah satu jenis struma yang disebabkan oleh
sekresi hormon-hormon thyroid yang terlalu banyak. Histologik keadaan ini adalah
sebagai suatu hipertrofi dan hyperplasi dari parenkhym kelenjar. Struma endemik
adalah pembesaran kelenjar tyroid yang disebabkan oleh asupan mineral yodium yang
Kelenjar thyroid terletak di depan trakhea dan di bawah laryng yang terdiri
atas dua lobus yang terletak disebelah dan kiri trakhea dan diikat bersama oleh secarik
jaringan disebut istmus yang melintasi pada cincin tulang trakhea dua dan
tiga.Struktur thyroid terdiri atas sejumlah besar folikel dilapisi oleh cuboid epitelium
kelenjar hipofisis atau pituitari lobus anterior dan kelenjar thyroid. Lobus anterior
dan sekresi hormon thyroid, meningkatkan ukuran kelenjar thyroid. Apabila terjadi
janin.
c. Terkadang masih pula terdapat A. thyroidea ima, cabang langsung dari aorta
atau A. anonyma.
ke kelenjar limfe yang dalam sekitar V. jugularis. Dari sekitar V. jugularis ini
suatu massa koloid. Sel epitel tersebut akan berkembang menjadi bentuk
kolumner katika folikel lebih aktif (seperti perkembangan otot yang terus
dilatih).
berjauhan.
C. Etiologi
a) Defisiensi iodium
kondisi air minum dan tanahnya kurang mengandung iodium, misalnya daerah
pegunungan.
b) Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tyroid.
c) Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam kol, lobak,
kacang kedelai).
D. Klasifikasi Struma
sebagai berikut :
1. Struma Toksik
Struma toksik dapat dibedakan atas dua yaitu struma diffusa toksik dan struma
nodusa toksik. Istilah diffusa dan nodusa lebih mengarah kepada perubahan
bentuk anatomi dimana struma diffusa toksik akan menyebar luas ke jaringan
lain. Jika tidak diberikan tindakan medis sementara nodusa akan memperlihatkan
benjolan yang secara klinik teraba satu atau lebih benjolan (struma multinoduler
karena jaringan tubuh dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam
penderita maka akan terjadi krisis tirotoksik. Gejala klinik adanya rasa khawatir
yang berat, mual, muntah, kulit dingin, pucat, sulit berbicara dan menelan, koma
Struma non toksik sama halnya dengan struma toksik yang dibagi menjadi
struma diffusa non toksik dan struma nodusa non toksik. Struma non toksik
disebabkan oleh kekurangan yodium yang kronik. Struma ini disebut sebagai
simple goiter, struma endemik, atau goiter koloid yang sering ditemukan di
daerah yang air minumya kurang sekali mengandung yodium dan goitrogen yang
menghambat sintesa hormon oleh zat kimia. Apabila dalam pemeriksaan kelenjar
tiroid teraba suatu nodul, maka pembesaran ini disebut struma nodusa. Struma
struma nodusa non toksik. Biasanya tiroid sudah mulai membesar pada usia muda
penekanan pada esofagus (disfagia) atau trakea (sesak napas), biasanya tidak
disertai rasa nyeri kecuali bila timbul perdarahan di dalam nodul. Struma non
toksik disebut juga dengan gondok endemik, berat ringannya endemisitas dinilai
dari prevalensi dan ekskresi yodium urin. Dalam keadaan seimbang maka yodium
yang masuk ke dalam tubuh hampir sama dengan yang diekskresi lewat urin.
Kriteria daerah endemis gondok yang dipakai Depkes RI adalah endemis ringan
E. Manifestasi Klinis
Awalnya kelenjar ini membesar secara difus dan permukaan licin. Jika struma cukup
besar, akan menekan area trakea yang dapat mengakibatkan gangguan pada respirasi
Klien tidak mempunyai keluhan karena tidak ada hipo atau hipertirodisme.
debar, gelisah, berkeringat, tidak tahan cuaca dingin, diare, gemetar, dan kelelahan.
5. Pembesaran kelenjar getah bening di sekitar tiroid : ada atau tidak ada
F. Pathway
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pada palpasi teraba batas yang jelas, bernodul satu atau lebih, konsistensinya
kenyal.
nodul.
5. Kepastian histologi dapat ditegakkan melalui biopsy aspirasi jarum halus yang
b. Nodul panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari pada sekitarnya.
c. Nodul hangat bila penangkapan yodium sama dengan sekitarnya. Ini berarti
H. Penatalaksanaan
2. Edukasi
Program ini bertujuan merubah prilaku masyarakat, dalam hal pola makan dan
diberi suntikan 40 % tiga tahun sekali dengan dosis untuk orang dewasa dan anak
di atas enam tahun 1 cc, sedang kurang dari enam tahun diberi 0,2 cc – 0,8 cc.
Pada struma nodosa non toksik yang besar dapat dilakukan tindakan operasi
bila pengobatan tidak berhasil, terjadi gangguan misalnya : penekanan pada organ
pemeriksaan sidik tiroid ulng. Apabila nodul mengecil, terapi dianjutkan apabila
A. Pengumpulan Data
a. Identifikasi klien.
Pada klien pre operasi mengeluh terdapat pembesaran pada leher. Kesulitan
menelan dan bernapas. Pada post operasi thyroidectomy keluhan yang dirasakan
Biasanya didahului oleh adanya pembesaran nodul pada leher yang semakin
Ada anggota keluarga yang menderita sama dengan klien saat ini.
f. Riwayat psikososial
Akibat dari bekas luka operasi akan meninggalkan bekas atau sikatrik sehingga
B. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
dengan tanda-tanda vital yang meliputi tensi, nadi, pernafasan dan suhu yang
berubah.
b. Kepala dan leher
Pada klien dengan pre operasi terdapat pembesaran kelenjar tiroid. Pada post
operasi thyroidectomy biasanya didapatkan adanya luka operasi yang sudah ditutup
dengan kasa steril yang direkatkan dengan hypafik serta terpasang drain. Drain perlu
c. Sistim pernafasan
Biasanya pernafasan lebih sesak akibat dari penumpukan sekret efek dari
d. Sistim Neurologi
Pada pemeriksaan reflek hasilnya positif tetapi dari nyeri akan didapatkan
e. Sistim gastrointestinal
Komplikasi yang paling sering adalah mual akibat peningkatan asam lambung
akibat anestesi umum, dan pada akhirnya akan hilang sejalan dengan efek anestesi
yang hilang.
f. Aktivitas/istirahat
g. Eliminasi
h. Integritas ego
Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik, emosi labil, depresi.
i. Makanan/cairan
Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan banyak,
k. Keamanan
Tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap iodium,
suhu meningkat di atas 37,40C, diaforesis, kulit halus, hangat dan kemerahan,
rambut tipis, mengkilat dan lurus, eksoptamus : retraksi, iritasi pada konjungtiva dan
berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat
parah.
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
a. Atur posisi semi fowler, ganjal kepala /leher dengan bantal kecil
b. Kaji respon verbal /non verbal lokasi, intensitas dan lamanya nyeri.
c. Intruksikan pada klien agar menggunakan tangan untuk menahan leher pada
sef control
Kriteria hasil :
menggunakan informasi
ketidakmampuan berbicara
Rencana tindakan:
f. Gunakan kartu baca, kertas, pensil, bahasa tubuh, gambar, daftar kosakata
(bahasa isyarat)
Kriteria hasil :
Rencana tindakan
a. Pantau tanda dan gejala infeksi (suhu, denut jantung, drainase, penampilan
luka, sekresi, penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihan dan malaise)
infeksi
e. Jelaskan pada ppasien dan keluarga mengapa sakit atau terapi meningkatkan
Guyton, C. Arthur. 2007. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, Missisipi; Departemen
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Junadi, Purnawan. 2009. Kapita Selekta Kedokteran, edisi ke III. Jakarta: FKUI