Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sensasi
1.1 Pengertian Sensasi
Sensasi, dalam bahasa inggris berarti sensation, atau dalam bahasa latin berarti
sensatus, yang artinya dianugerahi dengan indra, pada dasarnya merupakan tahap awal
dalam penerimaan informasi. Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspek
kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra, seperti temperatur tinggi,
warna hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat. Sensasi adalah stimulan dari dunia luar yang
dibawa masuk ke dalam sistem syaraf.
gambar 1. 1
Contoh: makan permen coklat. Warna cokelat gelap (dilihat), teksturnya halus
(diraba), rasanya manis dan lembut lelehannya (lidah) adalah kumpulan fungsi sensasi dari
cokelat yang dimakan. Jadi, bentuk, tekstur, dan rasa yang diterima adalah sensasi.
Sebuah sensasi dipandang sebagai kandungan atau objek kesadaran puncak yang
privat dan spontan. Benyamin B. Wolman (1973, dalam rakhmat, 1994) menyebutkan sensasi
sebagai “pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal,
simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indra.Apa
pun definisi sensasi, fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat
penting. Melalui alat indra, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih
dari itu, melalui alat indralah, manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemapuan untuk
berinteraksi dengan dunianya. Tanpa alat indra, manusia sama, bahkan mungkin rendah lebih
dari rumput-rumputan, karena rumput dapat juga mengindra cahaya dan humiditas (
Lefrancois, 1974, dalam rahmat, 1994 ).
1
kesan inderawi, sense datum, sensum, dan sensibilium. Misalnya meja yang terasa kasar,
yang berarti sebuah sensasi dari rabaan terhadap meja.
Jadi proses sensasi dan persepsi itu berbeda. Dalam ungkapan lain sensasi ialah
penerimaan stimulus lewat alat indra, sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang
telah ada di dalam otak” (Mahmud, 1990:14). Meskipun alat untuk menerima stimulus serupa
pada setiap individu, interpretasinya berbeda.
Tabel 1 1
a. proses fisik : stimulus mengenai alat indera atau reseptor disebut sebagai proses
kealaman.
b. proses fisiologis : stimulus yang mengenai alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke
otak.
c. proses psikologis : proses di otak yang menyebabkan organisme mampu menyadari apa
yang diterima dengan inderanya.
Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya penginderaan. Alat indera adalah organ
yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Alat indera yang kita kenal ada 5
macam , yaitu indera penglihatan, indera pendengaran, peraba, pengecap, dan pembau.
2
Cahaya dapat di lihat melalui mata. Dari mata, lanjut ke medan receptive kemudian
melewati jalur visual dan akhirnya ke visual cortex. Dalam penyerapan informasi melalui
mata, ada beberapa jenis warna yang menjadi deskripsi dalam menyerap informasi. Yang
pertama adalah warna primer, yaitu warna yang mendasar seperti warna merah, hijau, dan
biru. Selanjutnya adalah warna sekunder, yaitu gabungan dari warna primer yang lebih
terangseperti kuning cyan dan magenta. Ada juga warna tersier, yaitu gabungan dari kedua
warna primer dan warna sekunder seperti warna orange, rass berry, ungu, dan lain-lain.
Adapun gangguan pada penglihatan seperti dari etiologi, genetic, kerusakan mata dan otak.
Ada dua tipe ketidak mampuan penglihatan yaitu Total color blindness, tidak dapat
membedakan semua warna. Dan Partial color blindness, disini masih dibagi dalam dua tipe
yaitu tidak dapat membedakan warna biru-kuning dan merah-hijau.
Mata bisa melihat sebuah benda jika ada cahaya yang dipantulkan oleh benda itu.
Pantulan cahaya dari benda itu akan diterima oleh kornea. Lalu, diteruskan ke lensa mata kita
melalui pupil. Nah, pada mata yang normal, lensa mata kita akan memfokuskan bayangan
benda supaya jatuh tepat pada bintik kuning. Kemudian, sel-sel reseptor akan meneruskan
rangsangan cahaya tadi ke pusat syaraf penglihatan kita di otak.
Pendengaran merupakan alat indera yang melalui telinga sebagai alat bantunya.
Telinga merupakan indera pendengar dan alat keseimbangan. Telinga terdiri dari tiga bagian
yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga telingga dalam. Telinga berfungsi untuk
mendengar suara-suara yang ada.
Suara adalah gelombang mekanis yang merupakan osilasi tekanan ditularkan melalui, gas
padat cair, atau, terdiri dari frekuensi dalam kisaran pendengaran dan dari tingkat cukup kuat
untuk didengarkan. Warna suara menunjukkan sumber bunyi. Kemampuan manusia
membedakan warna suara sangat memperkaya pengalamannya. Ada pula yang disebut
hearing persepsion diantaranya: Plasticity yaitu area cortex pendengaran dipengaruhi oleh
penggunaan. Semakin sering penggunaan à semakin banyak jaringan neuron, contohnya :
Musisi memiliki area pemrosesan auditory yang lebih besar daripada orang
kebanyakan. Auditory fatique yaitu kehilangan kemampuan auditory sementara karena
eksposure auditoris kuat yang konstan/lama.
Proses mendengar dimulai dengan adanya gelombang bunyi yang masuk melalui
liang telinga, dan seterusnya menggetarkan membrane timpani. Getaran ini akan
diteruskan kedalam telinga tengah melalui tulang – tulang pendengaran. Selanjutnya getaran
diteruskan kedalam telinga dalam melalui selaput jendela oval dan menggetarkan cairan
perilimfe yang terdapat didalam skala vesstibuli. Selain bagian pendengaran, bagian telinga
juga terdapat reseptor perangsang keseimbangan atau equilibrium. Indra keseimbangan ini
terdapat didalam Canalis semicircularis. Di dalam ductus itu terdapat endolymphe. Pada tiap-
tiap pangkal canalis semicurlaris itu membesar dan merupakan sebuah pentolan yang disebut
ampula membranaceus. Di dalam ampula membranaceus inilah terdapat indera keseimbangan
3
yang terdiri dari serangkaian sel-sel berambut. Indera keseimbangan ini mengatur
keseimbangan kita ke muka dan ke belakang, ke kiri dan ke kanan.
Peraba, indera ini melalui kulit sebagai penerimanya. Kulit yang paling peka adalah
ujung jari dan bibir. Kulit memiliki dua lapisan yaitu lapsan epidermis dan lapisan dermis. Di
kulit rangsangan perabanya adalah tekanan, suhu,sakit atau nyeri, dan gerakan. Kulit
merupakan sensati terhadap suatu lingkungan.
Kulit adalah bagian paling luar dari jaringan tubuh manusia. Pada saat kulit
terkelupas, rasa perih menyengat. Hal itu menunjukkan betapa kulit, selain membungkus
tubuh, juga memberikan perlindungan bagi jaringan jaringan di bawahnya. Pada kulit
terdapat ujung-ujung saraf sensorik sebagai reseptor khusus untuk sentuhan tekanan,
temperature serta rasa sakit. Sebagian besar reseptor terletak pada lapisan dermis dan ada
juga yang terletak pada lapisan epidermis. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar,
terutama di ujung jari dan bibir.
Hidung merupakan alat indera manusia yang menanggapi rangsang berupa bau atau
zat kimiayang berupa gas.di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang
dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia
olfaktori) di ujungnya dandiliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab
rongga hidung. Epithellium olfactorypada bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam
penerimaan sensasi bau. Penciuman merupakan alat penginderaan melalui hidung yang
kemudian diterima oleh reseptor dan dilanjutkan ke otak. Ada enam bau utama yang mudah
diterima oleh alat indera yaitu, bau rempah: cengkeh, bau harum: vanili, bau eteris: jeruk,
eter, sereh, bau damar: terpentin, bau busuk: telur busuk.
4
akan di kirim ke olfactory melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal keotak
dan kemudian diproses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung.
Perasa yaitu penginderaan melalui lidah. Lidah merupakan reseptor yang banyak
memiliki stuktur tunas pengecap. Lidah mempunyai reseptor khusus yang berhubungan
rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yanh tersusun dari otot. Lidah kita dapat
merasakan berbagai macam rasa diantaranya ,yaitu rasa manis , asin, asam dan pahit.
Kepekaan pada rasa pahit yang paling peka yang dapat diterima oleh indera perasa. Indera
perasa berhubungan dengan indera penciuman, misalnya jika kita sedang sakit flu, maka
semua rasa akan terasa hambar. Ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi perasa yaitu,
genetik, usia, dan kultur.
Lidah dalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera engecap
yang banyak memiliki struktur unas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan
bicara. Juga membantu membolak balik makanan dalam mulut.
Sensasi adalah deteksi energi fisik yang dihasilkan atau dipantulkan oleh objek-objek
fisik; terjadi ketika energi dalam lingkungan eksternal atau dalam tubuh merangsang reseptor
dalam organ-organ indera. Sensasi dimulai dari reseptor indera (sense receptor), sel yang
terletak di organ indera. Reseptor untuk bau, tekanan, rasa sakit, dan suhu merupakan
perpanjangan (dendrit) dari saraf-saraf sensorik. Reseptor untuk penglihatan, pendengaran,
dan rasa merupakan sel-sel khusus yang terpisahkan dari saraf sensorik oleh sinapsis.
Reseptor indera (pengawas) bertugas meneliti daerah tubuh untuk mencari tanda-
tanda aktivitas. Pengawas tidak dapat membuat keputusan sendiri, melainkan harus
meneruskan apa yang dipelajari kepada saraf-saraf sensorik (komandan lapangan). Saraf
sensorik dalam sistem saraf perifer harus melaporkan pada pusat komando (sel-sel otak).
Kemudian pusat komando bertanggung jawab untuk menganalisis laporan tersebut dan
memutuskan apa arti informasi tersebut.
Semua saraf sensorik menggunakan bentuk komunikasi yang sama, yaitu impuls
saraf. Sistem saraf mengubah pesan-pesan yang ditangkap menjadi kode. Salah satu jenis
kode yaitu kode anatomis, yang dikenalkan oleh Johannes Muller (1826) sebagai doktrin
energi saraf spesifik (doctrine of specific nerve energy).
Doktrin energi saraf spesifik adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa modalitas
sensoris yang berbeda muncul karena sinyal-sinyal yang diterima oleh organ-oran indera
merangsang jalan saraf yang berbeda-beda yang mengarah pada area-area yang berada diotak.
Seperti: sinyal dari mata menyebabkan impuls berjalan sepanjang saraf optik menuju ke
5
korteks visual. Sinyal dari telinga menyebabkan impuls berjalan dari saraf auditoris menuju
korteks auditoris. Gelombang cahaya dan suara menghasilkan sensasi berbeda karena adanya
perbedaan anatomi ini.
a. Adanya objek yang diamati atau kekuatan stimulus. Objek menimbulkan stimulus yang
mengenai indera (reseptor) sehingga terjadi sensasi. Untuk bisa diterima oleh indera
diperlukan kekuatan stimulus yang disebut sebagai ambang mutlak (absolute threshold).
b. Kepastian alat indera (reseptor) yang cukup baik serta syaraf (sensoris) yang baik sebagai
penerus kepada pusat otak (kesadaran) untuk menghasilkan respon.
Informasi dihantarkan melalui sistem saraf dalam bentuk implus saraf. Atau potensi
aksi, suatu peristiwa yang bersifat, ya atau tidak sama sekali suatu potensial aksi yang dipacu
oleh cahaya yang mengenai mata sama seperti potensial aksi yang dipacu oleh udara yang
bergetar didalam telinga, kemampuan untuk membedakan banyak jenis stimulus, seperti
penglihatan atau suara, bergantung pada bagian otak yang menerima sinyal tersebut,
masalahnya adalah kemana implus itu pergi, bukan apa yang memicunya.
Potensial aksi yang mencapai otak melalui neuron sensori disebut sensasi. Pada saat
otak mengetahui adanya sensasi, otak menterjemahkan, yang memberikan kita persepsi akan
stimulus tersebut. Persepsi seperti warna, bau, suara, dan cita rasa, merupakan konstruksi
bentuk otak dan bukan dari yang lainnya, dengan demikian, jika sebuah pohon tumbang dan
tidak ada yang mendengarnya, apakah ada suara ? jatuhnya pohon itu tentunya menghasilkan
6
gelombang tekanan di udara, akan tetapi jika suara didefinisikan sebagai persepsi , maka
tidak ada suara kecuali reseptor sensori mendeteksi gelombang dan otak hewan
mempersepsikannya. (Campbell, 2004).
Sifat pertama menjelaskan modalitas sensorik pada tingkat psikologis sedangkan sifat kedua
menjelaskan modalitas sensorik pada tingkat biologis.
Sensitivitas
Eksperimen klasik oleh Hecht, Shalaer, dan Pirenne (1942) membuktikan bahwa manusia
dapat mendeteksi kilatan cahaya yang hanya 100 kuanta. Selain itu mereka menunjukkan
bahwa hanya 7 hari 100 kuanta tersebut yang sesungguhnya kontak dengan molekul ktitis di
mata.
7
Ambang Mutlak
Cara yang paling umum untuk menilai sensitivitas modalitas sensorik adalah
menentukan besar minimum stimulus yang dapat dibedakan dari tidak ada stimulus sebagai
contohnya, cahaya terlemah yang dapat dibedakan dari kegelapan. Besar minimum ini
dinamakan ambang mutlak. Prosedur yang digunakan untuk menentukan ambang dinamakan
metoda psikofisik.
Contohnya suatu nada harus memiliki perbedaan intensitas sebesar tertentu sebelum
satu nada terdengar lebih nyaring dari nada lain. Perbedaan minimum besarnya stimulus yang
diperlukan umtuk membedakan dua stimuli dinamakan ambang perbedaan (differencs
threshold) atau just noticeable difference (jnd)
Penyandian Sensorik dari Reseptor Ke Otak
Tiap indra berespons terhadap stimulus tertentu energi cahaya untuk penglihatan,
energy mekanis untuk pendengaran dan sentuhan, energy kimia untuk penciuman dan
pengecapan. Tetapi otak hanya berbicara dengan bahasa sinyal listirk yang berhubungan
dengan pelepasan saraf. Tiap modalitas sensorik harus diubah (ditranslasikan) terlebih dahulu
dari energy fisiknya menjadi energy listrik sehingga sinyal tersebut akhirnya dapat mencapai
otak, proses ini dinamakan transduksi. Proses ini dilakukan oleh sel khusu di organ indra
yang dinamakan reseptor.
Reseptor untuk pendengaran adalah sel rambut halus yang terletak di dalam telinga, getaran
di udara yang merupakan stimulus untuk suara menyebabkan pembengkokkan sel-sel rambut
tersebut yang menyebabkan implus saraf. Suatu reseptor dalah jenis sel saraf atau neuron
khusus.
3. Sinestesia
gambar 3. 1
8
Beberapa orang merasa apabila melihat angka, pada angka tersebut terlihat
berwarna
Hingga saat ini terdapat beberapa jenis sinestesia yang sudah dikenali, di antaranya:
3.2.1 Warna
Warna merupakan jenis sinestesia yang paling umum, biasanya berkaitan dengan
warna huruf atau kata. Misalnya seorang dengan sinestesia berpendapat huruf “A” berwarna
merah dan “B” berwarna biru, namun persepsi warna dan huruf tersebut dapat berbeda
pada orang lain dengan sinestesia.
mengasosiasikan suatu kata dengan bentuk atau pola tertentu, misalnya kata saat
mendengar “bulan” berkaitan dengan pola spiral atau lingkaran.
sinestesia yang memicu persepsi rasa terjadi saat seseorang mengalami sensasi
pengecap, tekstur, ataupun suhu saat melihat warna atau mendengar suatu kata. Ada
juga stimulus yang berkaitan dengan suatu aroma atau bau tertentu, yang muncul
terkait bentuk atau warna, namun jenis sinestesia ini termasuk jarang.
merupakan jenis sinestesia yang menimbulkan presepsi seperti disentuh saat melihat
orang lain disentuh. Sebaliknya, ada juga orang yang mengalami sensasi penglihatan atau
warna setiap kali ia disentuh.
Terdapat suatu teori yang menjelaskan bahwa fenomena sinestesia terjadi karena
otak orang tersebut memiliki sambungan neuron yang berbeda, atau memiliki
sambungan ekstra dibandingkan otak pada umumnya. Hal ini dibuktikan dengan
suatu studi pencitraan otak yang menunjukkan bahwa otak seseorang yang mengalami
sinestesia mengalami peningkatan aktivitas pada bagian yang memproses warna,
bersamaan saat sedang mendengar suatu kata.
Gejala sinestesia dapat muncul semenjak usia anak-anak. Tidak diketahui secara pasti
bagaimana seseorang dapat memperoleh sinestesia, namun fenomena ini dapat
diturunkan dalam keluarga. Sinestesia juga memiliki pola hereditari yang unik karena
tidak selalu muncul di setiap generasi dan setiap anggota keluarga dapat memiliki
9
jenis sinestesia yang berbeda. Hal ini menunjukkan selain faktor genetik, lingkungan
juga dapat mempengaruhi.
4. Memori
Secara etimologi, memori atau memory (Inggris), adalah keberadaan tentang pengalaman
masa lampau yang hidup kembali, catatan yang berisi penjelasan, alat yang dapat menyimpan
dan merekam informasi.
Ilmu psikologi mendefenisikan memori sebagai sebuah proses pengkodean, penyimpanan dan
pemanggilan kembali informasi (retrieval) oleh manusia dan organisme lainnya. Pengkodean
berkaitan dengan persepsi awal dan pengenalan.
Menurut perspektif psikologi kognitif bahwa memori atau ingatan ialah kekuatan jiwa untuk
menerima, menyimpan dan mereproduksikan kesan-kesan. Jadi ada 3 unsur dalam perbuatan
ingatan yaitu : menerima kesan-kesan, menyimpan dan mereproduksikan.
Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia ini berarti ada suatu indikasi
bahwa manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kembali dari sesuatu yang
pernah dialami.
Teori tentang memori yang melibatkan Proses Encoding, Storage, dan Retrival ini paling
banyak disetujui oleh para ahli. Teori yang umum digunakan adalah teori Information-
Processing. Teori ini dikembangkan oleh Richard Atkinson dan Richard Shiffr in (1968)
menurut teori mereka, memori juga melalui Proses Encoding, Storage, dan Retrival. Namun
dalam roses tersebut juga terlibat pula tiga sistem memori yang berbeda, yaitu memori
sensorik, memori jangka pendek (Short-Term Memory), memori jangka panjang (Long-Term
Memory).
4.2.1 Memori Sensoris
Memori sensoris berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh
pancaindera. Proses memori sensoris dapat dikatakan sebagai proses penyimpanan melalui
jalur syaraf-syaraf sensoris yang berlangsung dalam jangka waktu yang sangat pendek.
a. Encoding dalam memori sensoris
Pada saat mata kita melihat sesuatu, atau telinga kita mendengar sesuatu, informasi dari
indera-indera itu akan diubah dalam bentuk impuls- impuls neutral dan dihantarkan ke bagian-
bagian tertentu dari otak.
b. Storage dalam memori sensoris
Memori sensoris ternyata mempunyai kapasitas penyimpanan informasi yang amat besar,
tetapi yang disimpan tersebut cepat sekali menghilang.
10
4.2.2 Memori Jangka Pendek
Memori jangka pendek (Short Term Memory) atau working memory adalah suatu proses
penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya dipertahankan
selama memori tersebut masih dibutuhkan.
Mula-mula akan berlangsung proses encoding seperti memori sensoris, akan tetapi
informasi yang telah diterima oleh otak kemudian dikenal oleh suatu proses yang disebut
control processes, yaitu suatu proses yang mengatur laju dan mengalirnya informasi.
Kapasitas dalam memori jangka pendek sangat terbatas untuk menyimpan sejumlah
informasi dalam jangka waktu tertentu. Kapasitas itu dapat dilihat dengan percobaan yang
disebut dengan memory span task.
Kapasitas memori jangka pendek sangat terbatas. Oleh karena itu proses mengingat
dalam memori jangka pendek tidak membutuhkan waktu yang lama. Ada dua cara mengingat
dalam memori jangka pendek, yaitu :
1) Parallel Search
2) Serial Search
Memori jangka panjang (Long Term Memory) adalah suatu proses penyimpanan informasi
yang relatif permanen.
Ingatan jangka panjang eksplisit (ingatan deklaratif) adalah ingatan yang kita munculkan
kembali ke kesadaran untuk digunakan dengan sengaja, artinya ketika berusaha mengingat
sesuatu kita melakukannya dengan sadar. Ingatan jangka panjang implisit (ingatan
prosedural) adalah kebalikan dari ingatan eksplisit, yaitu ingatan yang memungkinkan kita
mengerjakan sesuatu tanpa harus berpikir. Contohnya saat kita berjalan atau berbicara.
2. Ingatan Episodik dan Ingatan Semantik
11
a. Encoding dalam memori jangka panjang
Prosesnya hampir sama dengan memori jangka pendek hanya untuk memori jangka panjang
perlu dilakukan proses selanjutnya yaitu semantic atau imagery coding. Dalam proses ini data
dianalisis lebih jauh lagi.
Proses encoding dalam memori ini dilakukan dengan penyaringan berdasarkan arti
dari informasi bagi individu tersebut. Oleh karena itu penyimpanan informasi dapat
berlangsung secara permanen. Selain daripada itu, kapasitasnya besar sehingga dapat
menyimpan informasi yang sangat banyak. Meskipun demikian, memori bekerja secara
efisien yaitu dengan jalan me-reorganisasi informasi yang diterima. Reorganisasi ini erat
kaitannya dengan proses retrieval informasi.
Penyimpanan memori ini sangat terorganisir, organisasi ini besar faedahnya karena
kapasitas memorinya luar biasa besarnya. Informasi yang tersimpan sifatnya terorganisasi,
maka bila diberi petunjuk, maka proses mengingatnya hanya berlangsung beberapa detik saja.
gambar 4. 2
12
Memori dalam otak berasal dari kontak antara panca indera dengan lingkungan. Memori
terbentuk dari hasil kerja struktur yang ada dalam sistem syaraf pusat. Model kerja ini yang
akan dijelaskan dibawah ini.
Konsep sebagai informasi dari lingkungan akan diterima oleh panca indera, dengan kerja
syaraf sensoris indera, informasi dikirim ke otak. Yang pertama, konsep disimpan dalam
memori jangka pendek atau meori yang tersimpan hanya dalam waktu yang sangat pendek
atau paling lama sekitar satu menit. Memori jangka pendek dikirim ke generator atau
pembangkit tanggapan, kemudian oleh system syaraf efektor dikirim ke bagian tubuh untuk
menjawab rangsang.1
Memori jangka pendek dapat diubah menjadi memori jangka panjang atau memori yang
dapat disimpan permanen di dalam otak atas kerja kontrol. Memori ini dapat digunakan
kembali setiap saat untuk menjawab rangsang. Memori jangka panjang yang masih baru,
memerlukan proses atau jalur memori jangka pendek untuk digunakan. Memori jangka
panjang dapat digunakan dengan cepat atau tidak melalui jalur memori jangka pendek bila
sudah terlatih atau sering dipanggil/digunakan.
Memori jangka panjang yang sudah lama tidak digunakan akan sulit dipanggil untuk
digunakan, peristiwa ini disebut peristiwa luap atau bias disebut memori lupa. Memori lupa
dapat dipanggil kembali melalui ciri-ciri konsepnya.
Kontrol dapat bekerja apabila ada harapan yang terdiri dari motivasi, atensi, minat dan
usaha. Jadi bila tidak ada harapan kontrol tidak bekerja, bila kontrol tidak bekerja tidak ada
konsep yang tersimpan dalam memori atau orang tersebut otaknya kosong. Kontrol dalam
makalah ini adalah jumlah panca indera yang terlibat, jadi kualitas control tergantung pada
banyaknya indera yang terlibat, semakin banyak indera yang terlibat semakin baik konsep
tersimpan dalam memori. Kontrol lain adalah frekuensi, yang berarti semakin banyak
frekuensi informasi semakin baik konsep tersimpan dalam memori.
5. Rekognisi
Pola dalam hal ini merujuk pada pengertian suatu komposisi stimulus
penginderaan yang kompleks yang dapat dikenali oleh manusia sebagai pengamatan
suatu kelompok objek. Rekognisi pola merupakan proses pengenalan kembali
terhadap pola yang pernah dikenal. Rekognisi pola merupakan proses yang
menjembatani antara proses deteksi sinyal penginderaan yang sederhana dengan
persepsi terhadap pola kompleks.
Contoh teori :
5.1 Template Matching
Merupakan salah satu ide yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana otak
mengenali kembali bentuk-bentuk atau pola-pola. Template dalam konteks
rekognisi rekognisi pola menunjuk pada konstruk internal yang jika cocok dengan
stimulus penginderaan mengantar pada rekognisi suatu objek. Gagasan ini
13
mendukung bahwa sejumlah besar template telah tercipta melalui pengalaman
hidup. Contoh :
gambar 5. 1
Pada gambar diatas semua pola terdiri dari tiga garis horisontal dan satu
garis vertikal, tapi kita hanya bisa mengidentifikasi pola tersebut hanya pada pola
pertama yaitu huruf “E”.
Contoh :
gambar 5.2
Pada gambar tersebut terdapat tokoh kartun bermain hulahup, kita dapat mengidentifikasi
gambar tersebut melalui warna, gerakan, bentuk dan sebagainya.
14
Bentuk yang dapat dibolak-balik seperti kubus Necker menunjukan bahwa
persepsi kita bukan merupakan kaca stimulus penglihatan statis. Penghayatan adalah
suatu hipotesis uang dianjurkan oleh data sensorik. Dugaan tentang adanya pengujian
hipotesis menekan adanya sifat aktif persepsi. Sistem persepsi tidak menerima masukan
secara pasif tetapi berupaya untuk mencari penghayatan yang palinh sesuain dengan dat
sensorik. Hanya dalam kondisi yang luar biasa, seperti melihat bentuk yang taksa, sifat
pengujian hipotesis menjadi nyata.
Analisis dengan sintesis adalah teori uang memandang persepsi sebagai proses
aktif yang menguji hipotesis yang dipengaruhi konteks dan pengalaman lampau
(Neisser, 1976) . Menurut teori ini penghayatan mengunakan ciri benda ,konteks dan
pengalaman lampau untuk mendapatkan ”terkaan yang jitu” tentang apa yang dilihat.
Analisis dengan sintesis berasumsi bahwa pengamat telah menimpan suatu skema
dalam ingatannya untuk setiap stimulus yang teleha dialaminya pada masa lalu. Bila
terdapat suatu stimilus, proses dua tahap menjadi aktif. Pertama, disusun hipotrsis –
atau terkaan- tentang identitas stimulus, berdasarkan konteks dimana stimulus diberikan
seta pengalaman lampau dan harapan pengamat.
6.4 Perhatian
Apa yang kita hayati tidak hanya tergantung pada stimulus tetapi juga pada proses
kognitif yang merefleksikan minat,tujuan,dan harapan kita pada saat itu,pemusatan persepsi ini
disebut perhatian.
Walaupun tidak mamperhatikan tsimulus tertentu secara aktif, stimulus tersebut tetep
terdaftar paling tidak sementara , dalam persepsi kita – meskipun mungkin kta tidak
mengenalinnya.
15
Kesimpulan :
Sensasi adalah aspek kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra.
Ambang Mutlak adalah batas minimal yang harus dicapai oleh stimulus untuk menerima indra.
Sinestesia adalah fenomena neurologis di mana otak menimbulkan beberapa persepsi berupa
penglihatan, suara, ataupun rasa dari suatu respon indera Memori terdiri dari memori jangka
panjang dan jangka pendek. Rekognisi pola merupakan proses pengenalan kembali terhadap
pola yang pernah dikenal.
16
Daftar Pustaka
Matlin, Margaret.2005. Cognition Sixth Edition.Danvers: John Wiley and Sons.
Fajar, Kemal Al. 2017. Sinestesia, Fenomena Unik Saat Seseorang Bisa Merasakan Warna.
17