Anda di halaman 1dari 7

AGROINTEK Volume 9, No.

2 Agustus 2015 127

ANALISIS PROSES PEMBUATAN PATI UBI KAYU (TAPIOKA)


BERBASIS NERACA MASSA

ARNIDA MUSTAFA
Politeknik Pertanian Negeri Pangkep
Korespondensi : Jl. Poros Makassar-Parepare km 83, Mandalle, Kabupaten Pangkep,
Sulawesi Selatan
E-mail:Orangestip_nida@yahoo.com

ABSTRACT

Tapioca is starch that is extracted from cassava with characteristic no sweet,


undissolved in cold water, form tickle gel in hot water. Tapioca produced from by some
process :remove pell of cassava, cleaning, scraping, separation, precipitating, dryng,
grinding and become tapioca. the aim of this research has amed to analyze the
production of cornmeal by mass balance technology. the process of patiubikayu making
by using cassava 2007 g and produces patiubikayu 376,2 g (with 14% water content).
Keywords :tapioca, mass balance
pengembangan ubi kayu menjadi produk
PENDAHULUAN olahan.
Tepung tapioka dibuat dari
Indonesia memiliki iklim tropis hasil penggilingan ubi kayu yang
yang memberikan keuntungan bagi dibuang ampasnya.Ubi kayu tergolong
masyarakat Indonesia untuk polisakarida yang mengandung pati
pengembangan dan budidaya ubi kayu dengan kandungan amilopektin yang
(Manihot utilissima) dalam pilar ketahanan tinggi tetapi lebih rendah daripada ketan
pangan, sehingga Indonesia dikenal yaitu amilopektin 83 % dan amilosa 17
sebagai salah satu bahan pangan yang %, sedangkan buah-buahan termasuk
cukup penting. Selain dimanfaatkan
polisakarida yang
sebagai bahan pangan ubi kayu juga
mengandungselulosadanpektin
digunakan sebagai bahan baku industri,
baik industri pangan maupun non pangan.
(Winarno, 2004).
Industri tepung (starch) adalah
Ubi kayu merupakan komoditas
salah satu bidang industri yang usianya tua
tanaman pangan ketiga Indonesia setelah
dan merupakan cabang dari industri hilir
padi dan jagung sekaligus sumber kalori
ubi kayu yang memproses ubi kayu segar
pangan termurah dan cukup
menjadi starch. industri tepung ini
ketersediaannya. Ubi kayu Indonesia
merupakan komoditi dagang langsung dan
terutama digunakan untuk bahan pangan
juga merupakan sumber bahan baku dari
(58%), bahan baku industri (28%), ekspor
industri hilir starch. Begitu pentingnya
dalam bentuk gaplek (8%) dan pakan (2%)
industri starch, sehingga dalam satu abad
(Dir. Kacang-kacangan & Umbi-umbian,
terakhir ini, perkembangan industri hilir
2006). Pengolahan ubi kayu menjadi
starch sangat pesat, seirama dengan
beberapa produk olahan merupakan upaya
perkembangan bahan baku modern yang
untuk mendukung program ketahanan
mendatangkan era industri hilir starch.
pangan & diversifikasi pangan serta
Produksi starch dunia (termasuk starch
menjadi salah satu solusi masalah
yang dibuat dari jagung, gandum, kentang,
ketergantungan dan kelangkaan satu bahan
ubi merah dan ubi kayu), pada tahun 1976
pangan pokok. Pengolahan ubi kayu
hanya mencapai 7,7 juta ton/tahun pada
menjadi tepung tapioka merupakan salah
tahun terakhir ini telah mencapai 30 juta
satu langkah strategis & ekonomis bagi
ton/tahun, starch jagung mendominasi 70%
dan starch ubi kayu hanya 8-9%. Tujuan
128 Analisis Proses…(Arnida Mustafa)

dari kajian ini adalah untuk mengetahui air. Alat-alat yang digunakan pada
proses pembuatan pati ubi kayu dan penelitian ini adalah timbangan, pisau,
menganalisis pembuatan pati ubi kayu parutan, baskom, kain saring, oven dan
dengan teknik neraca massa. desikator.
Diagram alir pada pembuatan
tepung pati ubi kayu dapat dilihat pada
METODE PENELITIAN gambar 1.
Bahan-bahan yang digunakan pada
penellitian ini adalah ubi kayu (2 kg) dan

Ubikayu2 kg

Pengupasan
kulit dan kotoran

Air Pencucian Limbah cair

Pemarutan

Bubur umbi

Air Pemerasan / ekstraksi ampas basah

Pengendapan limbahcair

Pasta

Pengeringan (KA 14 %)

Tepungkasar

Penggilingan

TepungTapioka

Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Tepung Pati Ubi Kayu


AGROINTEK Volume 9, No. 2 Agustus 2015 129

Tahapan pembuatan pati ubi kayu 2. Tahap kedua pengambilan pati dengan
adalah proses penimbangan berat awal ubi penambahan air, termasuk juga dalam
kayu atau singkong. Daging ubi kayu atau perlakuan ini pengendapan dan
singkong dipisahkan dari kulitnya dengan pencucian.
cara pengupasan. Selama pengupasan 3. Tahap ketiga
dilakukan sortasi bahan baku dengan pembuangan/penghilangan air. Untuk
pemilihan singkong atau ubi kayu yang membantu kegiatan ini bisa dilakukan
bagus. Daging ubi kayu dan kulit singkong dengan pengeringan melalui panas
di timbang dengan cara terpisah.Daging dan pemusingan.
ubi kayu di cuci sampai bersih di dalam 4. Tahap terakhir adalah melakukan
bak yang berisi air untuk memisahkan penepungan agar diperoleh tepung
kotoran yang menempel pada ubi yang dikehendaki. Termasuk dalam
kayu.Daging ubi kayu diparut secara urusan ini penghancuran dan beberapa
manual (parutan biasa) sampai halus pekerjaan lainnya.
menjadi bubur umbi.Umbi yang sudah Pengolahan ubi kayu menjadi
diparut ditimbang kembali, kemudian tepung dimulai dari sortasi ubi kayu yaitu
ditambahkan air sehingga terbentuk bubur pemilihan ubi kayu yang bagus. Ubi kayu
dan diremas-remas agar pati lebih banyak yang jelek atau rusak dipisahkan dan tidak
yang terlepas dari sel umbi.Bubur umbi diikutkan pada proses selanjutnya. Hal ini
kemudian disaring dengan kain saring untuk menghindari rasa pahit dan
sehingga pati lolos dari saringan sebagai keracunan yang disebabkan oleh asam
suspensi pati, dan serat tertinggal pada sianida yang ada dalam ubi kayu. Ubi kayu
saring. Suspensi pati yang diperoleh menghasilkan umbi yang mengandung
kemudian ditampung pada wadah pati. Pada umbi ubi kayu terdapat racun
pengendapan.Suspensi pati hasil ekstraksi asam sianida. Pada ubi kayu manis
diendapkan di dalam wadah pengendapan kandungan asam sianida pada umbi sangat
selama 12 jam. Pati akan mengendap rendah sehingga tidak dapat menimbulkan
sebagai pasta. Cairan di atas endapan efek keracunan bagi yang
dialirkan dan ditampung di dalam wadah mengkonsuminya. Sedangkan ubi kayu
yang lain, dan pasta dikeringkan dengan pahit kandungan asam sianida sangat
alat pengering (oven) sampai kadar air tinggi sehingga dapat meimbulkan
dibawah 14 %.Produk yang telah kering keracunan bagi yang mengkonsumsinya
atau tepung kasar kemudian digiling (Anonim, 2007).
sampai (sekurang-kurangnya 80 mesh) Tahapan proses selanjutnya adalah
menjadi tepung tapioka. pengupasan kulit yaitu daging ubi kayu
dipisahkan dengan kulitnya dengan cara
HASIL DAN PEMBAHASAN pengupasan. Bagian-bagian umbi yang
tidak berguna dihilangkan karena akan
Proses Pengolahan Tepung Ubi Kayu
menggangu proses pengolahan.
(Tapioka)
Proses pembuatan tapioka secara Selanjutnya proses pencucian dilakukan
umum terdiri atas pengupasan kulit, dengan cara meremas-remas ubi kayu di
pencucian, pemarutan, pemerasan atau dalam bak yang berisi air, tujuannya
ekstraksi, pengendapan, penggilingan atau adalah untuk memisahkan kotoran yang
penepungan. Menurut Lingga (1993), ada menempel pada singkong. Pencucian ini
empat tahap pembuatan tepung tapioka, dilakukan dengan mengalirkan air ke arah
yaitu: yang berlawanan dengan arah aliran umbi;
1. Tahap pemecahan sel dan pemisahan atau dilakukan dalam bak dimana air harus
butiran pati dari unsur lain yang tidak sering diganti (sehingga dibutuhkan
larut. Termasuk dalam kegiatan ini banyak air) (Anonim, 2007).
pengupasan, pencucian, pemarutan Tahapan proses selanjutnya adalah
dan penyaringan. pemarutan dilakukan dengan secara
manual yaitu dengan menggunakan
parutan biasa. Umbi diparut halus sampai
130 Analisis Proses…(Arnida Mustafa)

menjadi bubur umbi. Tujuannya untuk dasarnya kualitas tapioka sangat ditentukan
memecah dinding sel agar butir pati yang oleh beberapa faktor, yaitu :
ada di dalamnya dapat keluar. Setelah 1. Warna Tepung; tepung tapioka
bubur ditambah air (4 kg) kemudian yang baik berwarna putih.
dilakukan pemerasan atau ekstraksi 2. Kandungan Air; tepung harus
suspensi pati dengan menggunakan kain dijemur sampai kering benar
saring sehingga pati dapat lolos dari sehingga kandungan airnya
saringan sebagai suspensi pati. Pemerasan rendah.
dilakukan dengan cara meremas-remas 3. Banyaknya serat dan kotoran;
bubur pati sehingga patinya dapat keluar. usahakan agar banyaknya serat
Penyaringan dilakukan menggunakan air dan kayu yang digunakan harus
yang cukup sampai air saringan jernih yang umurnya kurang dari 1
untuk memisahkan butir tepung pati dari tahun karena serat dan zat
ampas. Pati yang telah tersuspensi dalam kayunya masih sedikit dan zat
air saringan selanjutnya diendapkan patinya masih banyak.
sesegera mungkin. 4. Tingkat kekentalan; usahakan
Setelah proses pemerasan (ekstraksi) daya rekat tapioka tetap tinggi.
dan penyaringan dilakukan proses Untuk ini hindari penggunaan air
pengendapan. Suspensi pati hasil ekstraksi yang berlebih dalam proses
ditampung dalam wadah pengendapan. produksi.
Tujuan dari pengendapan yaitu untuk
memisahkan bagian atau komponen air
Neraca Massa Proses Ekstraksi Ubi
dengan asta. Air dibagian atas endapan
Kayu
dipisahkan dengan endapan, air tersebut
Neraca massa digunakan untuk
disimpan di wadah yang lain. Sedangkan
melihat jumlah bahan yang masuk dengan
endapannya diambil dan dikeringkan.
bahan yang keluar dari suatu proses
Pengeringan dilakukan dengan
berdasarkan hukum kekekalan massa, yaitu
menggunakan oven pada suhu 680C
jumlah alliran masuk sama dengan jumlah
sampai diperoleh kadar air di bawah 14 %.
aliran keluar. prinsip dasar yang
Maksud dan tujuan pengeringan adalah
digunakan apabila dalam suatu proses
untuk mengurangi kandungan air sehingga
tidak ada akumulasi dalam peralatan
diperoleh tapioka yang kering. Kadar air
prosessing, maka jumlah bahan yang
yang terlalu tinggi akan memudahkan
masuk akan sama dengan jumlah bahan
tumbuhnya jamur/cendawan dan
keluaran. hal ini berarti bahwa tidak ada
menimbulkan bau yang tidak disukai.
bahan yang hilang dan tidak ada
Seyogyanya kadar air tapioka hasil
penambahan bahan dari luar.
pengeringan 13% namun kisaran kadar air
Suatu sistem apapun, jumlah
14,5-17% masih dapat diterima dalam
materi akan tetap walaupun terjadi
perdagangan. Standar mutu tapioka untuk
perubahan bentuk ataupun keadaan fisik.
faktor kadar air (maksimal) adalah 17 %
oleh sebab itu dalam suatu proses
(Tabel 1).
pengolahan akan terjadi jumlah bahan
Hasil pengeringan pasta pati
yang masuk akan sama dengan jumlah
berupa tepung tapioka kasar. Tepung
bahan yang keluar sebagai produk yang
kasar ini selanjutnya digiling dengan
dikehendaki ditambah dengan jumlah yang
menggunakan blender sampai (sekurang-
hilang atau produk samping
kurangnya 80 mesh) menjadi tepung
(wirakartakusumah, 1989). Berikut
tapioka. Secara visual, warna memegang
disajikan tabel input output dari proses
peranan penting dalam penentuan suatu
pembuatan pati ubi kayu.
mutu produk yang dihasilkan. Warna
Neraca massa proses pembuatan
tepung tapioka yang dihasilkan adalah
pati ubi kayu pada setiap tahapan dapat
berwarna putih. Hal ini menandakan
dilihat pada gambar 2.
bahwa kualitas tepung tapioka tersebut
memenuhi standart mutu tapioka. Pada
AGROINTEK Volume 9, No. 2 Agustus 2015 131

Tabel 1 Standar Mutu Tapioka (SNI 01-3451-1994)


Mutu
No PersyaratanMutu
I II III
1 - Kadar air (% maks.) 15 15 15
2 - Kadar abu (% maks.) 0,60 0,60 0,60
3 - Serat & kotoran (% maks.) 0,60 0,60 0,69
4 - Derajat keasaman( IN NaOH / 100 g ) < 3 ml < 3 ml < 3 ml
5 - Kadar HCN (% maks.) negatif negatif negatif
6 - Derajat putih (BAS04 = 100) 94,5 92,0 92,0
7 - Kekentalan(o Engler) 3-4 2,5 - 3 < 2,5

Sumber : SNI, 1992.

Tabel 2. Rekapitulasi Neraca Massa Ekstraksi Ubi Kayu


No. PROSES INPUT OUTPUT
Ubi Kayu = 2007 g Umbi = 1653 g
Pengupasan Kulit = 354 g
1.
Total 2007 g 2007 g
Umbi = 1653 g Air + Kotoran = 920 g
Pencucian Air = 1000 g Umbi Bersih = 1733 g
2.
Total 2653 g 2653 g
Umbi Bersih = 1733 g Bubur Umbi = 1609 g
Pemarutan Loss = 124 g
3.
Total 1733 g 1733 g
Bubur Umbi = 1609 g Onggok = 992,5 g
Pemerasan Air = 4000 g Suspensi Pati = 4388,5 g
4. Loss = 228 g
Total 5609 g 5609 g
Suspensi Pati = 4388,5 g Air = 3900 g
Pengendapan Pasta Pati = 488,5 g
5.
Total 4388,5 g 4388,5 g
Pasta Pati = 488,5 g Tepung Kasar = 376,2 g
Pengeringan Air = 112,3 g
6.
Total 488,5 g 488,5 g
Tepung Kasar = 376,2 g Tepung Tapioka = 374,2 g
Penggilingan Loss = 2 g
7.
Total Rendemen 376,2 g 376,2 g
Akhir

Rendemen yang dihasilkan dari penanganan segar. Dalam waktu 24 jam


2,007 kg ubi kayu pada pembuatan tepung setelah pemanenan ubi kayu harus segera
tapioka adalah 18, 744 %. Tinggi atau diproses. Apabila terlambat memproses
rendahnya rendemen pada suatu produk akan terjadi ”kepoyoan”, yaitu ubi
juga ditentukan oleh bahan baku yang berwarna kecoklatan, sehingga
digunakan, menurut Direktorat Pengolahan menurunkan mutu tapioka. Mutu tapioka
Hasil Pertanian (2012), bahwa Varietas sangat ditentukan oleh mutu ubi kayu
ubi kayu yang digunakan dalam segar.
pembuatan pati tapioka dapat berasal dari Faktor pengolahan juga sangat
semua varietas. Umbi tidak tahan berpengaruh pada rendemen yang
disimpan sehingga perlu diperhatikan dihasilkan, misalnya pada saat pemerasaan
pada saat panen, pengangkutan, dan yang dilakukan kurang optimal sehingga
132 Analisis Proses…(Arnida Mustafa)

sel pati tidak terekstraksi dengan ukuran butiran yang kecil dan halus
sempurna. Demikan pula pada proses sehingga mudah keluar akibat tiupan udara
penggilingan, biasanya pada proses ini melalui celah-celah yang terdapat pada
apabila tidak ditangani dengan baik maka sepanjang aliran tepung sampai pada
banyak tepung yang terbuang karena kemasan.

Ubikayu 2 kg

pengupasan Kulit 0,354kg

Air 1 kg Daging ubi kayu 1,653 kg

Pencucian

penirisan Air+kotoran 0,92kg

pemarutan

Buburubikayu 1,609kg

pemerasan Onggok 0,9925 kg


Air 4 kg

Suspensi pati 4,3885 kg

Pengendapan Air

Pasta pati 0,4885 kg

Pengeringan Air

Tepung kasar 0,3762 kg

Penggilingan

Tapioka 0,3742 kg

Gambar 2. Neraca Massa Proses Pembuatan Tepung Ubi Kayu


AGROINTEK Volume 9, No. 2 Agustus 2015 133

Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian,


KESIMPULAN 2012, Pedoman teknis
Proses pembuatan pati dari ubi pengembangan agroindustri tanaman
kayu dengan menggunakan ubi kayu pangan tahun 2002, Jakarta
sebanyak 2.007 g ubi menghasilkan pati Lingga, P. 1993. Bertanam Ubi-ubian.
ubi kayu sebanyak 376,2 g (dengan Ka Penebar Swadaya. Jakarta.
14%). Rendemen ubi kayu yang dihasilkan Wirakartakusumah A. 1989. Prinsip
sebesar 18,744 %. Teknik Pangan. PAU Pangan dan
Gizi. IPB, Bogor
DAFTAR PUSTAKA Winarno, F. G., 2004. Kimia Pangan dan
Anonim, 2007, ubi kayu ., Gizi. Cetakan ke-XI. PT. Gramedia
http://www.warintek.com/ubi kayu, Pustaka Utama. Jakarta.
2007, akses Desember 2007.

Anda mungkin juga menyukai