Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGOLAHAN AIR LIMBAH

OLEH :

NAMA : LUCKY WANDIKA


NIM : 15 01 115
KELAS : III – TK - C

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI
POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini, semakin bertambah maju,


khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan yang sepadan dengan kemajuan
teknologi. Dalam dunia industri atau pun perguruan tinggi industri banyak sekali
dipelajari tentang pengolahan air bersih dan analisa karakteristiknya.
Makalah pengolahan limbah ini merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk
menganalisa air limbah.
Makalah ini dibuat sebagai hasil dari pembelajaran pengolahan air dan limbah
industri. Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Kritik serta
saran dari berbagai pihak sangat saya harapkan untuk kesempurnaan laporan ini.

Medan, Desember 2017

Lucky Wandika

i
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar…………………………………….................................. i
Daftar Isi .................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................
1.1. Latar belakang……………… ........................................... 1
1.2. Rumusan masalah............................................................. 2
1.3. Tujuan…………………………………………………... 2

BAB II. PEMBAHASAN .......................................................................


2.1. Optimasi kinerja instalasi Pengolahan Air Limbah industry
penyamakan kulit magetan………………....................... 3
2.2. Pengertian air limbah .......................................................... 13
2.3. Limbah air……………………………………………….. . 13

BAB III. PENUTUP………………. .......................................................


3.1. Kesimpulan…….. ............................................................... 17
3.2. Saran………….. ................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Industri penyamakan kulit merupakan industri yang mengolah kulit mentah
menjadi kulit jadi yang proses pengerjaannya menggunakan air dengan kapasitas
besar [1]. Sedangkan proses penyamakan kulit merupakan proses pengawetan
kulit binatang menggunakan bahan kimia, limbah cair yang ditimbulkan
merupakan limbah cair yang mengandung logam berat krom (Cr), krom trivalen
(Cr3+) dan krom heksavalen (Cr6+), sehingga usaha ini akan menghasilkan
limbah cair yang mengandung berbagai polutan organik dari bahan baku dan
polutan kimia dari bahan pembantu proses [2]. Di samping itu juga dihasilkan
limbah padat dari hasil pembersihan daging, bulu, dan gumpalan lemak. Limbah
padat juga banyak mengandung kapur, garam, dan bahan kimia pembantu dalam
proses penyamakan [3]

pengusaha penyamakan kulit. Produk kulit finish yang dihasilkan sebanyak


kurang lebih 8.2006.180.440 feet/tahun, dengan menyerap tenaga kerja ±550
orang. Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan akibat limbah ini,
maka Industri Penyamakan Kulit Magetan telah dilengkapi dengan sarana IPAL
dengan kapasitas 600 m3/hari. Secara operasional IPAL di Industri Penyamakan
Kulit Magetan belum efektif untuk meningkatkan air limbah yang dihasilkan.
Ketidakefektifan ini disebabkan proses yang terjadi di pengolahan biologis yang
tidak dapat berjalan dengan baik, sehingga mempengaruhi kinerja IPAL dan
membuat efluen limbah cair yang dibuang ke badan air mengandung logam berat,
bau yang menyengat, dan membuat warna air di badan air menjadi keruh karena
terdapat kandungan amonia yang tinggi sehingga mengganggu masyarakat sekitar
[4] ,sehingga dibutuhkan solusi untuk mengoptimasi pengolahan biologis IPAL

1
yang dapat digunakan sesuai kapasitas dan lahan yang tersedia tetapi
memperhitungkan efluen standart sesuai parameter baku mutu [5a].
Oleh karena itu diperlukan Optimasi Kinerja pengolahan biologis Instalasi
Pengolahan Air Limbah untuk Industri Penyamakan Kulit yang sesuai dengan
kebutuhan Industri Penyamakan Kulit yang dihasilkan dari IPAL.

Perkembangan industri yang pesat dewasa ini tidak lain karena penerapan
kemajuan teknologi oleh manusia untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih
baik, namum di sisi lain dapat menimbulkan dampak yang justru merugikan
kelangsungan hidup manusia. Dampak tersebut harus dicegah karena
keseimbangan lingkungan dapat terganggu oleh kegiatan industri dan teknologi
tersebut. Jika keseimbangan lingkungan terganggu maka kualitas lingkungan
juga berubah. Padahal kenyamanan hidup banyak ditentukan oleh daya dukung
alam atau kualitas lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah, maka kami dapat
mengambil perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian limbah ?
2. Apa pengertian limbah cair ?
3. Bagaimana cara pengelolaan limbah cair yang benar ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Memahami pengertian limbah
2. Memahami proses pengelolaan limbah cair
3. Dapat mengoptimasi kinerja dari pengolahan biologis pada IPAL Industri
Penyamakan Kulit Magetan.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Optimasi Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Penyamakan Kulit
Magetan

Analisa pembahasan dilakukan berdasarkan hasil survey lapangan dan kajian


literatur. Unit yang ditinjau adalah bak aerasi dan bak pengendap II. Dari hasil analisa
ini diharapkan dapat mengoptimasi kinerja dari pengolahan biologis pada IPAL
Industri Penyamakan Kulit Magetan.

Analisa pembahasan dilakukan berdasarkan hasil survey lapangan dan kajian


literatur. Unit yang ditinjau adalah bak aerasi dan bak pengendap II. Dari hasil analisa
ini diharapkan dapat mengoptimasi kinerja dari pengolahan biologis pada IPAL
Industri Penyamakan Kulit Magetan.
A. Evaluasi Parameter

3
Dalam evaluasi ini yang diukur adalah suhu, pH,BOD5, COD, TSS. Prinsip evaluasi
kinerja adalah melakukan pemeriksaan dan menjaga konsentrasi oksigen terlarut
dalam air limbah yang terdapat pada tangki aerasi 1, aerasi 2, dan aerasi 3, serta
pengaturan jumlah lumpur yang diresirkulasi.

1) Suhu
Hasil pemeriksaan terhadap air limbah Industri Penyamakan Kulit Magetan diketahui
rata-rata suhunya yaitu 30oC, sehingga masih memenuhi syarat untuk
mokroorganisme untuk berkembang biak dan melakukan proses pengolahan air
limbah.

2) pH
hasil pengukuran pH pada masing-masing unit pengolahan air limbah Industri
Penyamakan Kulit Magetan yaitu pada rentang pH 7,0 sampai 8,0. Hasil pengukuran
pH masih masuk kedalam baku mutu yaitu 6,0-9,0. [5c]

3) BOD5
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, nilai BOD5 pada air limbah industri
penyamakan kulit Magetan yang terdapat pada influen tangki aerasi 1 yaitu 119,4
mg/l, tangki aerasi 2 yaitu 114,2 mg/l, dan tangki aerasi 3 yaitu 116,7 mg/l.
Sedangkan pada effluen bak pengendap II 1= 108,5 mg/L, effluen bak pengendap II
2= 106,1 mg/L, dan effluen bak pengendap II 3= 99,1 mg/L dengan efisiensi
penurunan sebesar 41,16% dimana parameter BOD5 pada masing-masing unit aerasi
belum memenuhi baku mutu sebesar 50 mg/L [5d] serta kriteria desain efisiensi
penurunan sebesar 75-90%. [9a]

4) COD
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, nilai COD pada air limbah industri
penyamakan kulit Magetan yang terdapat pada influen tangki aerasi 1 yaitu 279,1

4
mg/l, tangki aerasi 2 yaitu 272,7 mg/l, dan tangki aerasi 3 yaitu 279,1 mg/l.
Sedangkan pada effluen bapk pengendap II 1= 220,9 mg/L, effluen bak pengendap II
2= 206,8 mg/L, dan effluen bak pengendap II 3= 178,2 mg/L dimana parameter COD
pada masing-masing unit aerasi belum memenuhi baku mutu yaitu kadar maksimum
sebesar 110 mg/L. [5e]
5) TSS
Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, nilai TSS effluen pada bak pengendap II 1=
82 mg/l, bak pengendap II 2= 78 mg/l, dan bak pengendap II 3=72 mg/l. Sedangkan
nilai TSS influen pada tangki aerasi 1 yaitu 105 mg/l, tangki aerasi 2 yaitu 102 mg/l,
dan tangki aerasi 3 yaitu 103 mg/l.
B. Evaluasi Efisiensi Removal
Dari hasil analisa TSS, BOD, dan COD tersebut maka dapat diketahui nilai efisiensi
removal dari lumpur aktif. Nilai persentase removal kadar pencemar ditentukan
sebagai berikut

5
C. Evaluasi Dimensi
Untuk mengetahui apakah bak aerasi bekerja secara optimal atau tidak perlu diketahui
evaluasi dari dimensi bak aerasi. Berikut adalah perhitungan evaluasi pada dimensi
bak aerasi.
 Bak Aerasi 1
Diketahui :

6
D. Evaluasi Pengolahan Biologis
Evaluasi Lumpur Aktif 1
 F/M Rasio
Berdasarkan perhitungan F/M rasio sebesar 0,07 kg BOD/kg MLSS dengan kriteria
desain 0,2-0,6 kg BOD/kg MLSS [6a] untuk kriteria desain,sehingga dapat
disimpulkan bahwa kebutuhan mikroorganisme untuk mendegradasi kurang
maksimal karena kekurangan asupan nutrisi, hasil perhitungan sebagai berikut.

 SVI (Sludge Volume Index)


SVI untuk lumpur aktif 1 belum memenuhi kriteria yaitu sebesar 355,88 ml/g
dengan Kriteria Desain 100-150 ml/g [6b]. Sehingga pada lumpur aktif 1 terjadi
bulking akibat pengendapan lumpur yang tidak baik karena melebihi nilai kriteria
desain yang telah ditentukan. Perhitungan SVI pada lumpur aktif 1 sebagai
berikut:

1000  V
SVI = s

MLSS

= 1000  363

1020 mg / l

= 355,88 ml/g (100-150 ml/g) TIDAK OK!

7
 Rasio Resirkulasi
Rasio resirkulasi pada lumpur aktif 1 yaitu 0,24. Dengan kriteria desain untuk tipe
lumpur aktif yaitu berkisar 0,25-1 [7a]. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa rasio
resirkulasi belum memenuhi kriteria desain.

Q
r = r

3
= 97,2m / hari

3
397,4m / hari

=0,24 (KD: 0,25-1) TIDAK OK!

 Konsentrasi mikroorganisme
Pada hasil analisa, nilai MLSS pada proses lumpur aktif sangat rendah, kondisi
tersebut menyebabkan air limbah tidak dapat diolah secara maksimal, sehingga
perlu adanya pembuktian melalui perhitungan MLSS secara matematis.


QY S  S 
X = 0

 1  K d C 

397,4m 3 / hari  0,6119,4mg / l  108,5mg / l 

=
1,48hari1  0,06  20hari

= 798,21 mg/l TIDAK OK (KD:1500-4000) [7d]

Tabel 1.

Hasil Evaluasi Parameter Pengolahan Biologis

Parameter Unit Nilai Kriteria keterangan

Desain

8
MLSS Lumpur Aktif 796,21 1500-4000 Tidak OK

(mg/l) 1

Lumpur Aktif 150 1500-4000 Tidak OK

Lumpur Aktif 363,51 1500-4000 Tidak OK

SF Lumpur Aktif 0,77 0,8-1 Tidak OK

(kg/m2.hari 1

)
Lumpur Aktif 0,2 0,8-1 Tidak OK

Lumpur Aktif 0,12 0,8-1 Tidak OK

F/M Lumpur Aktif 0,07 0,05-0,2 OK

Lumpur Aktif 0,064 0,05-0,2 OK

Lumpur Aktif 0,077 0,05-0,2 OK

Td (jam) Lumpur Aktif 3,24 1,5-2,5 TIDAK OK

Lumpur Aktif 6,5 1,5-2,5 TIDAK OK

Lumpur Aktif 12,2 1,5-2,5 TIDAK OK

Kebutuhan Lumpur Aktif 9,61 190-125 TIDAK OK

9
Udara 1

Lumpur Aktif 3,64 1,5-2,5 TIDAK OK

Lumpur Aktif 3,93 1,5-2,5 TIDAK OK

E. Optimasi Pengolahan Biologis

Pada hasil analisa, nilai MLSS pada proses lumpur aktif sangat rendah, kondisi
tersebut menyebabkan air limbah tidak dapat diolah secara maksimal, sehingga perlu
adanya optimasi jumlah biomass. Perhitungan optimasi sebagai berikut: Kondisi
Eksisting

Volume bak lumpur aktif 1 = 589 m3


= 397,4
Debit air limbah m3/hari
BOD5 inf rata-rata = 119,4 mg/l

BOD5 eff BPII = 108,5 mg/l

Θc = 20 hari

Θ = 1,48 hari

X= 798,21 mg/l

Aaktual = 27 m2
3 3
QX 397,4m / hari  1,27k g / m
SF = =
3
A 27m

=0,77 kg/m2.jam TIDAK OK!(KD:0,8-1,0 kg/m2.jam) [9a]


3
Q 397,4m / hari
OFR = =
A 27m 3

10
=14,71m3/m2.hari OK! (KD:15 m3/m2.hari) [9b]

3
V 53,9m
Td = =
3
Q 397,4m / hari

= 3,24 jam TIDAK OK!(KD: 1,5-2,5 jam) [9c]

Dari hasil evaluasi proses pengolahan pada bak pengendap didapatkan nilai OFR
sebesar 14,71 m3/m2.hari memenuhi kriteria desain yaitu 15 m3/m2.hari [9b] dengan
waktu detensi yang cukup baik yaitu 3,24 jam, sehinggap pada evaluasi eksisting
proses pengolahan bak pengendap II tidak terlalu menimbulkan masalah.Optimasi
menggunakan baku mutu sebagai pembanding

V= 589 m3
Q = 397,4 m3/hari BODin = 119,4 mg/l
BODeff = 50 mg/l [5f]
MLSSreturn = 1200 mg/l
Qlumpur = 97,2 m3/hari
Umur lumpur = 20 hari
Td = 1,48 hari

397,4m 3 / hari  0,6119,4mg / l  50mg / l 


X =
1,48hari1  0,06  20hari
= 5082 mg/l = 6,35 kg/m3

Direncanakan untuk debit air limbah yang masuk kedalam bak aerasi 1 yaitu sebesar
500 m3/hari.

3
V 589 m

Θ= = = 1,48 hari OK!(16-36 jam) [7c]

11
3
Q 500m / hari

500m
3

/ hari  0,6 119,4mg / l  50mg / l 
X= = 1223 mg/l


1,17hari 1  0,06  20hari 

Hasil perbandingan baku mutu dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut
Tabel 2.
Perbandingan Baku Mutu Proses Pengolahan Biologis

Parameter Unit Nilai Kriteria keterangan

Desain
Lumpur
MLSS Aktif 1 5082 1500-4000 Tidak OK
(mg/l)

Lumpur
Aktif 2 1177 1500-4000 Tidak OK

Lumpur
Aktif 3 772 1500-4000 Tidak OK

Lumpur
SF Aktif 1 3,8 0,8-1 Tidak OK

(kg/m2.h

ari)
Lumpur
Aktif 2 0,4 0,8-1 Tidak OK

Lumpur
Aktif 3 0,2 0,8-1 Tidak OK

Lumpur
F/M Aktif 1 0,015 0,05-0,2 TIDAK OK

Lumpur
Aktif 2 0,03 0,05-0,2 TIDAK OK

0,06 0,05-0,2 OK
Lumpur

12
Aktif 3

Lumpur
Td (jam) Aktif 1 3,24 1,5-2,5 TIDAK OK

Lumpur
Aktif 2 6,5 1,5-2,5 TIDAK OK

Lumpur
Aktif 3 12,2 1,5-2,5 TIDAK OK

2.2 Pengertian limbah


Limbah berupakan benda yang tidak diperlukan dan dibuang, limbah pada
umumnya mengandung bahan pencemar dengan konsentrasi bervariasi. Bila
dikembalikan ke alam dalam jumlah besar, limbah ini akan terakumulasi di alam
sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem alam.
Penumpukan limbah di alam menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem
tidak dikelolah dengan baik. Pengelolahan limbah ini merupakan upaya
merencanakan melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pendaya gunaan limbah,
serta pengendalian dampak yang ditimbulkannya.
Upaya pengelolahan limbah tidak mudah dan memerlukan pengetahuan
tentang limbah unsur-unsur yang terkandung serta penanganan limbah agar tidak
mencemari lingkungan selain itu perlu keterampilan mengelolah limbah menjadi
ekonomis dan mengurang jumlah limbah yang terbuang ke alam.

2.3 Limbah air

Berikut ini adalah beberapa pengertian limbah air menurut beberapa ahli

Menurut Azwar (1989), air limbah adalah air yang tidak bersih dan
mengandung berbagai zat yang membahayakan kehidupan manusia atau hewan serta
tumbuhan, merupakan kegiatan manusia seperti, limbah industri dan limbah rumah
tangga.

13
Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003), air limbah atau air buangan adalah
sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempattempat
umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup.
Pengertian lain menyebutkan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan
dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan
industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin
ada.
Menurut Sugiharto (1987), air limbah (wastewater) adalah kotoran dari
manusia dan rumah tangga serta berasal dari industri, atau air permukaan serta
buangan lainnya. Dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat
kotoran umum.
Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
Air limbah yang bersumber dari rumah tangga atau domestic wastes
water, yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada
umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta yaitu tinja dan air seni, air
bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-
bahan organik.
Air limbah industri yang berasal dari berbagai jenis industri akibat
proses produksi. Zat-zat yang terkandung didalamnya sangat bervariasi
sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri,
antara lain nitrogen, sulfida, amoniak, lemak, garam-garam, zat pewarna,
mineral, logam berat, zat pelarut, dan sebagainya. Oleh sebab itu,
pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi
lingkungan menjadi lebih rumit.
Air limbah kotap raja atau municipal wastes water yaitu air buangan
yang berasal dari daerah perkantoran, perdagangan, hotel, restoran,
tempat-tempat umum, tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya

14
zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air
limbah rumah tangga.

Gambar 2.2Air limbah industri


2.3 Pengelolaan limbah air
Selain melakukan pencegahan perlu adapun cara atau teknik pengolahan air
limbah. Tujuan utama pengolahan air limbah ini ialah untuk mengurai kandungan
bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba
patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang
terdapat di alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 tahap,
berikut ini adalah tahap-tahapannya:
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk
menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa
proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit
removal, equalization and storage, serta oil separation.
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

15
Pada dasarnya pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama
dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung.
Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah neutralization, chemical
addition and coagulation, flotation,sedimentation, dan filtration.
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air
limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan
pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated
sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon,stabilization
basin, rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga
ialah coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion
exchange, membrane separation, serta thickening gravity or flotation.
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya
kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure
filtration, vacuum filtration,centrifugation, lagooning or drying bed, incineration,
atau landfill.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Limbah adalah benda yang tidak diperlukan dan dibuang, limbah pada
umumnya mengandung bahan pencemar dengan konsentrasi bervariasi. Bila
dikembalikan ke alam dalam jumlah besar, limbah ini akan terakumulasi di
alam sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem alam.
Pengelolaan limbah airsendiri dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:
Pengolahan Awal (Pretreatment)
Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

2. Hasil evaluasi dimensi perhitungan dengan dimensi aktual tidak sesuai,dan


perbandingan antara perhitungan proses lumpur aktif dengan baku mutu
tidak optimal sehingga pengolahan lumpur aktif saat ini tidak sesuai dengan
kapasitas dimensi unit dan perhitungan baku mutu. Hasil optimasi pada
proses lumpur aktif yaitu nilai MLSS pada bak aerasi 1 sebesar 1223 mg/l
dan bak aerasi 2 sebesar 774 mg/l, solid flux lumpur aktif 1 sebesar 1,17
kg/m2.hari dan lumpur aktif 2 sebesar 0,6 kg/m2.hari, F/M rasio lumpur aktif
1 sebesar 0,08 kg BOD/kg MLSS dan lumpur aktif 2 sebesar 0,1 kg BOD/kg
MLSS, waktu detensi lumpur aktif 1 sebesar 2,5 jam dan lumpur aktif 2
sebesar 2,8 jam, kebutuhan udara lumpur aktif 1 sebesar 121,5 m3/hari, dan
lumpur aktif 2 sebesar 105 m3/hari.

17
3.2 Saran
Menjaga lingkungan itu penting, karena apabila lingkungan disekitar kita
rusak dampaknya akan berimbas ke pada kita sendiri. Contohnya seperti banjir yang
belum lama terjadi belakangan ini, hal tersebut diakibatkan ketidakdisiplinan
masyarakat dalam membuang sampah ke aliran sungai yang mengakibatkan saluran
air menyempit dan tersumbat sehingga air meluap ke jalanan dan rumah-rumah
penduduk.
Pemerintah seharusnya ikut menjaga dan mengatur dari lingkungan hidup
yang ada disekitar kita. Salah satu caranya dengan membuat perundang-undangan
tentang lingkungan hidup dan mengontrol apabila ada pelanggaran yang terjadi.
Bagi semua masyarakat pengelolahan limbah sejak dini merupakan tindakan
yang amat baik untuk masa depan. Lingkungan sehat kita juga sehat lingkungan
tercemar kita juga yang menderita. Bersama-sama kita wujudkan lingkungan yang
bersih dan sehat.

18
DAFTAR PUSTAKA

http//Sulhan%20Rengkoz%20%20Makalah%20Pengelolaan%20Limbah%20Cair.ht
ml(diakses tanggal 13 Okober 2013 )
http://varina-larasati.blogspot.com/2013/03/makalah-pengetahuan-lingkungan.html
(diakses tanggal 13 Okober 2013 )

19

Anda mungkin juga menyukai