Anda di halaman 1dari 12

A.

Pengertian

Ginjal adalah sepasang organ retroperitoneal yang integral dengan

homeostasis tubuh dalam mempertahankan keseimbangan fisika dan kimia.

Ginjal menyekresi hormon dan enzim yang membantu pengaturan produksi

eritrosit, tekanan darah serta metabolisme kalsium dan fosfor. Ginjal

membuang sisa metabolism dan menyesuaikan ekskresi air daan pelarut. Ginjal

mengatur cairan tubuh, asiditas, dan elektrolit sehingga mempertahankan

komposisi cairan yang normal. (Mary Baradero, 2008 : 1)

Gagal ginjal kronis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan

penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan

cukup lanjut, hal ini terjadi bila laju filtrasi glomerulus kurang dari 50ml/min.

(Suyono.et.al, 2001)

Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan

irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan

metabolisme dan keseimbanga cairann dn elektrolit sehingga terjadi uremia.

(Smeltzer & Bare, 2001).

B. ETIOLOGI

Klasifikasi penyebab gagal ginjal kronik antara lain:

1. Infeksi Tubulointestinal :

a. Pielonefritis kronik atau refluks nefropati.

2. Penyakit Peradangan :

a. Glomerulonefritis.
3. Penyakit Vaskular Hipertensif :

a. Nefrosklerosis benigna

b. Nefrosklerosismaligna

c. Stenosis Arteria Renal

4. Gangguan Jaringan Ikat :

a. Lupus Aritematosus Sistemi

b. Polioarteritis Nadosa

c. Sklerosis Sistemik Progresif.

5. Gangguan Kongenital & Herediter :

a. Penyakit Ginjal Polikistik

b. Asidosis Tubulus Ginjal.

6. Penyakit Metabolik :

a. Diabetes Melitus, Gout

b. Hiperparatiroidisme

c. Amiloidosis.

7. Nefropati Toksik :

a. Penyalahgunaan analgesic

b. Nefropati Timah.

8. Nefropati obstruksi

Traktus urinarius bagian atas :

a. batu, neoplasma,

b. fibrosis,

c. retroperitoneal
Traktus urinarius bagian bawah :

a. hipertrofi prostat,

b. striktus uretra,

c. anomaly congenital leher vesika urinaria dan uretra.

(Price & Wilson, 2005 : 918)

C. PATOFIOLOGI

Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagai nefron (termasuk glomerulus dan

tubulus) di duga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesis nefron utuh).

Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang

meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR/daya

saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari

nefron-nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar

daripada yang bsa diabsorpsi berakibat diuretik osmotic disertai poliuri dan

haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yangrusak bertambah banyak oligouri

timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada

pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila

kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80%-90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang

demikian nilai kreatinin clearance turun 15ml/menit atau lebih rendah itu.

(Barbara C.Long 1996 : 368)

Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normal

diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan

mempengaruhi setiap system tubuh. Semakin banyak timmbunan produk


sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik

setelah dialisis. (Brunner & Sunddarth, 2001 : 1448)

Tahap perkembangan gagal ginjal kronik (Mary Baradero, 2008 :124-125)

1. Penurunan kadar ginjal

. Sekitar 40-70% nefron tidak bisa berfungsi

· Laju filtrasi glomerulus 40-50% normal

· BUN dan kreatinin serum masih normal

· Pasien asimtomatik

2. Insufiensi ginjal

· 75-80% nefron tidak bisa berfungsi

· Laju filtrasi glomerulus 20-40% normal

· BUN dan kreatinin serum muulai meningkat

· Anemia ringan dan azotemia ringan

· Nokturia dan poliuria

3. Gagal ginjal

· Laju filtrasi glomerulus 10-20% normal

· BUN dan kreatinin serum meningkat

· Anemia, azotemia, dan asidosis metabolik

· Berat jenis urine

· Poliuria dan nokturia

· Gejala gagal ginjal

4. End-stage renal disease (ESRD)

· Lebih dari 85% nefron tidak berfungsi


· Laju filtrasi glomerulus kurang dari 10% normal

· BUN dan kreatinin tinggi

· Anemia, azotemia dan asidosis metabolik

· Berat jenis urine tetap 0,010

· Oligouria

· Gejala gagal ginjal

Menurut NKF DOQI, pembagian derajat gagal ginjal kronik adalah

sebagai berikut:

Stadium Deskripsi LFG

Kerusakan ginjal disertai kerusakan LFG


I ≥ 90
N/meninggi

II Kerusakan ginjal disertai LFG menurun 60-89

III Penurunan moderat LFG 35-59

IV Penurunan berat LFG 15-29

V Gagal ginjal <15/dialisis

D. Manifestasi klinis

1. Manifestasi klinik menurut (Smeitzer, 2001 : 1449) antara lain : hipertensi

(akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sistem rennin-angiostenin-


aldosteron), gagal jantung kongesif dan odema pulmoner akibat cairan

berlebihan dan perikarditis (akibat iritasi pada lapisan pericardial oleh

toksik pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot,

kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi)

2. Manifestasi klinik menurut (Suyono, 2001) adalah sebagai berikut :

a. Sistem kardiovaskuler

· Hipertensi

· Pitting

· edema

· Edema periorbital

· Pembesaran vena leher

· Friction sub pericardial

b. Sistem pulmonal

· Krekel

· Nafas dangkal

· Kusmaull

· Sputum kental dan liat

c. Sistem gastrointestinal

· Anoreksia, mual dan muntah

· Perdarahan saluran GI

· Ulserasi dan perdarahan mulut

· Nafas berbau amonia

d. Sistem muskuloskeletal
· Kram otot

· Kehilangan kekuatan otot

· Fraktur tulang

e. Sistem integumen

· Warna kulit abu-abu mengkilat

· Pruritis

· Kulit kering bersisik

· Ekimosis

· Kuku tipis dan rapuh

· Rambut tipis dan kasar

f. Sistem reproduksi

· Amenorhoe

· Atrofi testis

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboraturium

 Laboraturium Darah :

BUN, Kreatinin, Elektrolit, (Na, K, Ca, Phospat), Hematologi (Hb,

trombosit, Ht, leukosit), Protein antibody (kehilangan protein dan

imunoglobulin)

 Pemeriksaan Urine :

Warna, PH, BJ, Kekeruhan, Volume, Glukosa, Protein, Sedimen, SDM,

Keton, SDP, TKK/CCT.


2. Pemeriksaan EKG

Untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia,

dan gangguan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)

3. Pemeriksaan USG

Menilai berat dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim

ginjal, anatomi sistem pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih, serta

prostat.

4. Pemeriksan Radiologi

Renogram, Intravenosus, Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal

Arteriografi, dan Venografi, CT scan, MRI, Renal Biopsi, Pemeriksaan

Rontgen Dada, Pemeriksaan Rotgen Tulang, Foto Polos Abdomen.

F. PENCEGAHAN

Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat lumrah

dan sering kali tidak menimbulkan gejala yang menunjukkan kerusakan dan

kegagalan ginjal. Penurunan kejadian yang sangat mencolok adalah berkat

peningkatan perhatian terhadap peningkatan kesehatan. Pemeriksaan tahunan

termasuk tekanan darah, dan pemeriksaan urinalis, pemeriksaan kesehatan

umum, dapat menurunkan jumlah individu yang menjadi insufiensi sampai

menjadi kegagalan ginjal. Perawatan ditunjukkan kepada pengobatan masalah

medis dengan sempurna., dan mengawasi status kesehatan orang pada waktu

mengalami stress (infeksi, kehamilan). (Barbara Long. 2001)


G. PENATALAKSANAAN

Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat

lumrah dan sering kali tidak menimbulkan gejala yang menunjukkan kerusakan

dan kegagalan ginjal. Penurunan kejadian yang sangat mencolok adalah berkat

peningkatan perhatian terhadap peningkatan kesehatan. Pemeriksaan tahunan

termasuk tekanan darah, dan pemeriksaan urinalis, pemeriksaan kesehatan

umum, dapat menurunkan jumlah individu yang menjadi insufiensi sampai

menjadi kegagalan ginjal. Perawatan ditunjukkan kepada pengobatan masalah

medis dengan sempurna., dan mengawasi status Penatalaksanaan terhadap

gagal ginjal meliputi :

1. Retriksi konsumsi cairan, protein, dan fosfat.

2. Obat-obatan : Diuretik untuk meningkatkan urinasi Alumunium

hidroksida untuk terapi hiperfostamia, Anti hipertensi untuk terapi

hipertensi, Serta diberi obat yang dapat menstimulasi produksi RBC

seperti Apoetin Alfa bila terjadi anemia

3. Dialisis

4. Transpolantasi ginjal

(Reeves, Roux, Lockhart, 2001)esehatan orang pada waktu mengalami

stress (infeksi, kehamilan). (Barbara Long. 2001)

H. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal kronis antara lain :

1. Hiperkalemia
2. Perikarditis

3. Hipertensi

4. Anemia

5. Penyakit Tulang

(Smeltzer & Bare, 2004)

ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJAL KRONIK

2.1 PENGKAJIAN

Pengkajian keperawatan untuk pasien dengan gagal ginjal adalah rumit.

Pengkijain keperawatan mencakup parameter fisik, psikologis, dan social.

(Mary Baradero, 2008)

2.2 DATA SUBYEKTIF

Riwayat keperawatan adalah komprehensif yang mencakup gejala fisik dan

gaya hidup pasien. Perilaku kesehatan dan lingkungan rumah pasien perlu

dikaji. Pasien ini juga mengeluh cepat lelah, mual letargi, dan pruritus.

(Mary Baradero, 2008)

2.3 DATA OBYEKTIF

Tanda vital, asupan dan haluaran, auskultasi jantung dan paru, status mental,

serta tanda adanya nyeri. Perlu juga dikaji peningkatan pigmentasi kulit dan

adanya edema perifer. Berat badan ditimbang setiap hari.

(Mary Baradero, 2008)


2.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosis keperawatan untuk pasien ini mencakup :

1. Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan gangguan mekanisme

regulasi tubuh.

2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan yang berhubungan

dengan anoreksia, mual dan nyeri.

3. Risiko infeksi yang berhubungan dengan gangguan respon imun.

4. Risiko trauma yang berhubungan dengan deficit sensorimotor, tidak sadar

akan bahaya lingkungan, dan penurunan tingkat kesadaran.

5. Kelelahan yang berhubungan dengan anemia, uremia, insomnia.

6. Nyeri (kram otot, iritasi okular, luka akibat pruritus) yang berhubungan

dengan kekurangan natrium, uremia.

7. Gangguan harga diri yang berhubungan dengan perubahan fisik dan

lingkungan sosial.

8. Defisit pengetahuan (sifat penyakit, uji diagnostik, tindakan, dan

medikasi) yang berhubungan dengan tidak adanya informasi, sikap acuh

pada informasi, dan gangguan ingatan.

(Mary Baradero, 2008 ; 142)


DAFTAR PUSTAKA

Baradero, M. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Ginjal. Jakarta :


EGC
Long, B.C. 2001. Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan). Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan.
Price, Sylvia dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit edisi:6. Jakarta : EGC.
Reeves, C.S, Roux, G, lockhart. 2001. Medical- surgical Nursing. Jakarta : Salemba
Medika.
Smeltzer, S dan Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Sundarth. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar ilmu Penyalit Dalam. Edisi 3. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI
Sukandar, Enday. 2006. Gagal Ginjal dan Panduan Dialisis. Bandung : PPI FK
UNPAD

Anda mungkin juga menyukai