Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penuaan adalah sebuah proses yang pasti dialami semua orang, hal
ini berarti perubahan pada fisiologi dan anatomi jantung juga akan terjadi
pada semua orang. Dengan bertambahnya usia, kondisi dan fungsi tubuh
pun makin menurun. Usia lanjut adalah usia yang sangat renta terhadap
berbagai penyakit. Pada umumnya yang mendasari penyakit disaat lanjut
usia adalah akibat dari sisa penyakit yang pernah diderita di usia muda,
penyakit karena akibat kebiasaan dimasa lalu (seperti: merokok, minum
alkohol dan sebagainya) dan juga penyakit tertentu yang mudah sekali
menyerang saat usia lanjut. Tak heran bila pada usia lanjut,semakin
banyak keluhan yang dilontarkan karena tubuh tak lagi mau bekerja sama
dengan baik seperti kala muda dulu.
Penyakit yang berhubungan dengan kardiovaskular pada lansia
mempunyai penyebab yang multifaktorial yang saling tumpang tindih.
Untuk itu kita harus terlebih dahulu memahami mengenai konsep faktor
risiko dan penyakit degeneratif. Faktor risiko adalah suatu
kebiasaan,kelainan dan faktor lain yang bila ditemukan/dimiliki seseorang
akan menyebabkan orang tersebut secara bermakna lebih berpeluang
menderita penyakit degeneratif tertentu. Penyakit degeneratif adalah suatu
penyakit yang mempunyai penyebab dan selalu berhubungan dengan satu
faktor risiko atau lebih,di mana faktor-faktor risiko tersebut bekerja sama
menimbulkan penyakit degeneratif itu. Penyakit degeneratif itu sendiri
dapat menjadi faktor resiko untuk penyakit degeneratif lain. Misalnya:
penyakit jantung dan hipertensi merupakan faktor resiko stroke.
Inilah yang menyebabkan pembahasan mengenai penyakit jantung pada
lansia dapat berkembang sangat luas,yaitu karena adanya keterkaitan yang
sangat erat antara penyakit yang satu dengan penyakit yang lain.
Berdasarkan data yang didapat dari penelitian di USA pada tahun

1
2001,penyakit jantung yang sering ditemukan adalah Penyakit Jantung
Koroner 13%,Infark Miokard Akut 8%, Kelainan Katup 4%,Gagal
Jantung 2%,Penyakit Jantung Hipertensif dan Hipertensi 1%.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimakaksud dengan penuaan?
2. Terdapat berapa fase proses penuaan?
3. Apa perubahan patologis yang terjadi pada kardiovaskuler di usia
lanjut?
4. Apa sajakah Penyakit kardiovaskuler yang disebabkan oleh
penuaan?
5. Bagimana Pencegahan Penyakit kardiovaskuler pada Lanjut Usia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari penuaan
2. Mengetahui fase proses penuaan
3. Untuk mengetahui perubahan patologis yang terjadi pada
kardiovaskuler di usia lanjut
4. Untuk mengetahui beberapa penyakit kardiovaskuler yang
disebabkan oleh penuaan
5. Untuk mengetahui pencegahan penyakit kardiovaskuler pada lansia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian penuaan

Penuaan (ageing) merupakan suatu konsekuensi (proses alamiah) yang


tidak dapat dihindarkan dan pasti terjadi pada setiap manusia. Tidak
seorangpun yang dapat menghentikan proses penuaan. Siklus ini ditandai
dengan tahap-tahap mulai menurunnya berbagai fungsi organ tubuh karena
setelah mencapai dewasa, secara alamiah seluruh komponen tubuh tidak
dapat berkembang lagi. Sebaliknya justru terjadi penurunan karena proses
penuaan. Penuaan merupakan suatu proses multidimensional, yang tidak
hanya terkait dengan faktor jasmani, tapi juga psikologis dan sosial. Penuaan
itu sendiri adalah suatu proses alamiah kompleks yang melibatkan setiap
molekul, sel dan organ dalam tubuh.

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-


lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri /mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua bukan
merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup manusia
yaitu: bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang mati bukan
karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu
kecacatan.Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh.
Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang
sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai
berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa. Misalnya dengan
terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain
sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang
tegas, pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap

3
orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal
pencapaian puncak maupun menurunnya.

B. Teori - Teori Penuaan


1. Teori Penuaan
Dari sudut pandang ilmiah, mengapa dan bagaimana tubuh kita
mengalami penuaan masih merupakan misteri yang terus menerus dicari
jawabannya oleh para ilmuwan. Proses penuaan itu sendiri dapat
melingkupi adanya perubahan pada jaringan tubuh sampai dengan
perubahan mekanisme pada tingkat sel. Selama bertahun-tahun, banyak
teori yang berusaha menjelaskan mengenai proses ini dan perubahan-
perubahan apa yang menyebabkan penuaan. Teori penuaan pada
dasarnya terbagi menjadi dua kelompok, yaitu teori Program dan Teori
Wear and Tear.
2. Teori program menekankan prinsip bahwa di dalam tubuh manusia
terdapt suatu jam biologis, mulai dari proses janin sampai pada kematian
dalam suatu model yang memiliki program yang sudah “tercetak”.
Peristiwa ini terprogram mulai dari tingkat sel sampai embrio, janin,
masa bayi dan anak-anak, remaja, dewasa menjadi tua dan akhirnya
meninggal. Teori Program meliputi pembatasan replikasi sel, proses
imun, dan mekanisme neuroendokrin dari penuaan. Pada suatu penelitian
laboratorium diketahui bahwa sel normal memiliki kapasitas yang
terbatas untuk melakukan pembelahan yang terus menerus, hal inilah
yang terjadi pada sel-sel tubuh orang dewasa yang akhirnya menjadi tua
dan lemah, teori ini menjadi dasar dari teori pembatasan replikasi sel.
Mekanisme neuroendokrin mengatakan bahwa ketika manusia menjadi
tua, tubuh hanya mampu memproduksi hormon lebih sedikit akibatnya
fungsi tubuh terganggu dan muncul berbagai keluhan.
3. Teori Wear and Tear menganggap bahwa tubuh dan sel-selnya yang
sering digunakan dan disalahgunakan secara terus menerus akan menjadi
lemah dan akan mengalami kerusakan dan akhirnya meninggal. Organ

4
tubuh seperti hati, lambung, ginjal, kulit dan yang lain akan menurun
fungsinya karena toksin di dalam makanan dan lingkungan yang kita
terima setiap hari, selain itu juga akibat dari konsu msi lemak, gula,
kafein, nikotin, alkohol yang berlebihan. Dan yang tidak kalah penting
adalah akibar dari paparan sinar matahari serta stress fisik dan psikis.
Yang harus diingat adalah bahwa kerusakan ini tidak terbatas pada organ,
melainkan juga terjadi pada tingkat sel.

C. Fase penuaan
Terdapat 3 fase proses penuaan di antaranya :
 Fase 1
Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Pada masa ini produksi hormon
mulai berkurang (mulai mengalami penurunan produksi). Polusi udara,
diet yang tak sehat dan stres merupakan serangan radikal bebas yang
dapat merusak sel-sel tubuh. Di fase ini mulai terjadi kerusakan sel tapi
tidak memberi pengaruh pada kesehatan. Tubuh pun masih bugar terus.
Penurunan ini mencapai 14 % ketika seseorang berusia 35 tahun.
 Fase 2
Kedua transisi, yakni pada usia 35-45 tahun. Produksi hormon sudah
menurun sebanyak 25%, sehingga tubuh pun mulai mengalami penuaan.
Biasanya pada masa ini, ditandai dengan lemahnya penglihatan (mata
mulai mengalami rabun dekat) sehingga perlu menggunakan kacamata
berlensa plus, rambut mulai beruban, stamina dan energi tubuh pun
berkurang. Bila pada masa ini dan sebelumnya atau bila pada usia muda,
kita melakukan gaya hidup yang tidak sehat bisa berisiko terkena kanker.
 Fase 3
Puncaknya pada tahap fase klinikal, yakni pada usia 45 tahun ke atas.
Pada masa ini produksi hormon sudah berkurang hingga akhirnya
berhenti sama sekali.perempuan mengalami masa yang disebut
menopause sedangkan kaum pria mengalami masa andropause. Pada
masa ini kulit pun menjadi kering karena mengalami dehidrasi/kulit

5
menjadi keriput, terutama di bagian samping dan di bawah mata kita,
juga kulit tangan kita yang tidak sekencang dulu, tubuh juga menjadi
cepat lelah.
D. perubahan fisiologis yang terjadi pada kardiovaskuler di usia lanjut
Proses menua akan menyebabkan perubahan pada sistem
kardiovaskular. Hal ini pada akhirnya juga akan menyebabkan
perubahan pada fisiologi jantung. Perubahan fisiologi jantung ini harus
kita bedakan dari efek patologis yang terjadi karena penyakit lain, seperti
pada penyakit coronary arterial disease yang juga sering terjadi dengan
meningkatnya umur. Ada sebuah masalah besar dalam mengukur
dampak menua terhadap fisiologi jantung, yaitu mengenai masalah
penyakit laten yang terdapat pada lansia. Sedangkan pada hasil
pendataan lain tercatat hanya sekitar 20% pasien berumur >80 tahun
yang secara klinis mempunyai manifestasi Coronary Arteriol Disease.
Jelas hal ini menggambarkan bahwa pada sebagian lansia.
Hal ini sangat menyulitkan bagi kita dalam mengadakan penelitian
mengenai efek fisiologis menua pada jantung. Kita harus terlebih dahulu
menyingkirkan kemungkinan penyakit lain seperti CAD pada
sekelompok lansia yang sepertinya sehat. Akan tetapi, tidak semua
penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu menyingkirkan penyakit
laten yang mungkin terdapat. Hal inilah yang sering menyebabkan
terdapatnya perbedaan dalam hasil pendataan pada sejumlah penelitian.
1. Konsep medis
Perubahan system Kardiovaskuler
a. Jantung (Cor)
Elastisitas dinding aorta menurun dengan bertambahnya usia.
Disertai dengan bertambahnya kaliber aorta. Perubahan ini
terjadi akibat adanya perubahan pada dinding media aorta dan
bukan merupakan akibat dari perubahan intima karena
aterosklerosis. Perubahan aorta ini menjadi sebab apa yang

6
disebut isolated aortic incompetence dan terdengarnya bising
pada apex cordis. Penambahan usia tidak menyebabkan jantung
mengecil (atrofi) seperti organ tubuh lain, tetapi malahan terjadi
hipertropi. Pada umur 30-90 tahun massa jantung bertambah (±
1gram/tahun pada laki-laki dan ± 1,5 gram/tahun pada wanita).
Pada daun dan cincin katup aorta perubahan utama terdiri dari
berkurangnya jumlah inti sel dari jaringan fibrosa stroma katup,
penumpukan lipid, degenerasi kolagen dan kalsifikasi jaringan
fibrosa katup tersebut. Daun katup menjadi kaku, perubahan ini
menyebabkan terdengarnya bising sistolik ejeksi pada usia
lanjut. Ukuran katup jantung tampak bertambah. Pada orang
muda katup antrioventrikular lebih luas dari katup semilunar.
Dengan bertambahnya usia terdapat penambahan circumferensi
katup, katup aorta paling cepat sehingga pada usia lanjut
menyamai katup mitral, juga menyebabkan penebalan katup
mitral dan aorta. Perubahan ini disebabkan degenerasi jaringan
kalogen, pengecilan ukuran, penimbunan lemak dan kalsifikasi.
Kalsifikasi sering terjadi pada anulus katup mitral yang sering
ditemukan pada wanita. Perubahan pada katup aorta terjadi
pada daun atau cincin katup. Katup menjadi kaku dan terdengar
bising sistolik ejeksi.
b. Pembuluh Darah Otak
Otak mendapat suplai darah utama dari Arteria Karotis Interna
dan arteri vertebralis. Pembentukan plak ateroma sering
di¬jumpai didaerah bifurkatio kususnya pada pangkal arteri
karotis interna, Sirkulus willisii dapat pula terganggu dengan
adanya plak ateroma juga arteri-arteri kecil mengalami
perubahan ateromatus termasuk fibrosis tunika media
hialinisasi dan kalsifikasi. Walaupun berat otak hanya 2% dari
berat badan tetapi mengkomsumsi 20% dari total kebutuhan

7
oksigen komsumsion. Aliran darah serebral pada orang dewasa
kurang lebih 50cc/100gm/menit pada usia lanjut menurun
menjadi 30cc/100gm/menit.
Perubahan degeneratif yang dapat mempengaruhi fungsi sistem
vertebrobasiler adalah degenerasi discus veterbralis (kadar air
sangat menurun, fibrokartilago meningkat dan perubahan pada
mukopoliskharid). Akibatnya diskus ini menonjol ke perifer
mendorong periost yang meliputinya dan lig.intervertebrale
menjauh dari corpus vertebrae. Bagian periost yang terdorong
ini akan mengalami klasifikasi dan membentuk osteofit. Keadaan
seperti ini dikenal dengan nama spondilosis servikalis.
Discus intervertebralis total merupakan 25% dari seluruh
collumna vertebralis sehingga degenerasi diskus dapat
mengakibatkan pengurangan tinggi badan pada usia lanjut.
Spondilosis servikalis berakibat 2 hal pada a.vertebralis, yaitu:
1) Osteofit sepanjang pinggir corpus vetebrales dan pada posisi
tertentu bahkan dapat mengakibatkan oklusi pembuluh arteri
ini.
2) Berkurangnya panjang kolum servikal berakiabat arteri
verterbalies menjadi berkelok-kelok. Pada posisi tertentu
pembuluh ini dapat tertekuk sehingga terjadi oklusi.
Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri pada
usia lanjut seperti telah diuraikan diatas, dapat dimengerti
bahwa sirkulasi otak pada orang tua sangat rentan terhadap
peru¬bahan-perubahan, baik perubahan posisi tubuh maupun
fungsi jantung dan bahkan fungsi otak
c. Pembuluh Darah Perifer
Arterosclerosis yang berat akan menyebabkan penyumbatan
arteria perifer yang menyebabkan pasokan darah ke otot-otot

8
tungkai bawah menurun hal ini menyebabkan iskimia jaringan
otot yang menyebabkan keluhan kladikasio.
2. Perubahan Fisiologis Kardiovaskuler
a. Perubahan-perubahan yang terjadi pada Jantung
1) Pada miokardium terjadi brown atrophy disertai akumulasi
lipofusin (aging pigment) pada serat-serat miokardium.
2) Terdapat fibrosis dan kalsifikasi dari jaringan fibrosa yang
menjadi rangka dari jantung. Selain itu pada katup juga terjadi
kalsifikasi dan perubahan sirkumferens menjadi lebih besar
sehingga katup menebal. Bising jantung (murmur) yang
disebabkan dari kekakuan katup sering ditemukan pada lansia.
3) Terdapat penurunan daya kerja dari nodus sino-atrial yang
merupakan pengatur irama jantung. Sel-sel dari nodus SA juga
akan berkurang sebanyak 50%-75% sejak manusia berusia 50
tahun. Jumlah sel dari nodus AV tidak berkurang, tapi akan
terjadi fibrosis. Sedangkan pada berkas His juga akan ditemukan
kehilangan pada tingkat selular. Perubahan ini akan
mengakibatkan penurunan denyut jantung.
4) Terjadi penebalan dari dinding jantung, terutama pada ventrikel
kiri. Ini menyebabkan jumlah darah yang dapat ditampung
menjadi lebih sedikit walaupun terdapat pembesaran jantung
secara keseluruhan. Pengisian darah ke jantung juga melambat.
5) Terjadi iskemia subendokardial dan fibrosis jaringan interstisial.
Hal ini disebabkan karena menurunnya perfusi jaringan akibat
tekanan diastolik menurun.
b. Perubahan-perubahan yang terjadi pada Pembuluh darah
1) Hilangnya elastisitas dari aorta dan arteri-arteri besar lainnya.
Ini menyebabkan meningkatnya resistensi ketika ventrikel kiri
memompa sehingga tekanan sistolik dan afterload meningkat.
Keadaan ini akan berakhir dengan yang disebut “Isolated aortic

9
incompetence”. Selain itu akan terjadi juga penurunan dalam
tekanan diastolik.
2) Menurunnya respons jantung terhadap stimulasi reseptor ß-
adrenergik. Selain itu reaksi terhadap perubahan-perubahan
baroreseptor dan kemoreseptor juga menurun. Perubahan
respons terhadap baroreseptor dapat menjelaskan terjadinya
Hipotensi Ortostatik pada lansia.
3) Dinding kapiler menebal sehingga pertukaran nutrisi dan
pembuangan melambat.
c. Perubahan-perubahan yang terjadi pada Darah
1) Terdapat penurunan dari Total Body Water sehingga volume
darah pun menurun.
2) Jumlah Sel Darah Merah (Hemoglobin dan Hematokrit)
menurun. Juga terjadi penurunan jumlah Leukosit yang sangat
penting untuk menjaga imunitas tubuh. Hal ini menyebabkan
resistensi tubuh terhadap infeksi menurun.

E. Penyakit kardiovaskuler yang disebabkan oleh penuaan


1. Hipertensi
Hipertensi merupakan kondisi ketika seseorang mengalami kenaikan
tekanan darah baik secara lambat atau mendadak (akut). Hipertensi
menetap (tekanan darah yang tinggi yang tidak menurun) merupakan
faktor risiko terjadinya stroke, penyakit jantung koroner, gagal jantung,
gagal ginjal, dan aneurisma. Meskipun peningkatan tekanan darah relative
kecil, hal tersebut dapat menurunkan angka harapan hidup. Biasanya
penyakit ini tidak memperlihatkan gejala, meskipun beberapa pasien
melaporkan nyeri kepala, lesu, pusing, pandangan kabur, muka yang terasa
panas atau telinga mendenging.
2. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Serangan jantung biasanya terjadi jika bekuan darah menutup aliran darah
di arteri coronaria, yaitu pembuluh darah yang menyalurkan makanan ke

10
otot jantung. Penghentian suplai darah ke jantung akan merusak atau
mematikan sebagian jaringan otot jantung. Gejala yang sering muncul
pada serangan jantung dapat berupa rasa tertekan, rasa penuh atau nyeri
yang menusuk di dada dan berlangsung selama beberapa menit. Nyeri
tersebut juga dapat menjalar dari dada ke bahu, lengan, punggung dan
bahkan dapat juga ke gigi dan rahang. Episode ini dapat semakin sering
dan semakin lama. Kadang-kadang, gejala yang timbul berupa sesak
napas, berkeringat (dingin), rasa cemas, pusing, atau mual sampai muntah.
Pada perempuan, gejala-gejala tersebut dirasa kurang menonjol. Namun,
gejala tambahan dapat timbul, berupa nyeri perut seperti terbakar, kulit
dingin, pusing, rasa ringan di kepala, dan terkadang disertai rasa lesu yang
luar biasa tanpa sebab yang jelas.
3. Gagal Jantung
Gagal jantung sering terjadi pada umur 65 tahun atau lebih, dan insiden
meningkat pada lansia yang berumur lebih dari 70 tahun. Keadaan ini
merupakan ketidakmampuan jantung memompa darah sesuai kebutuhan
fisiologis. Angka rawat inap gagal jantung pada pasien lansia semakin
bertambah dalam 20 tahun terakhir. Gagal jantung pada usia tua biasanya
disebabkan hipertensi arterial yang memengaruhi pemompaan darah yang
akhirnya menyebabkan gagal jantung atau terjadi akibat PJK. Hipertensi
dan PJK juga mengganggu curah jantung. Kelainan katup menyebabkan
gangguan ejeksi, pengisisan dan preload kronis yang diakhiri dengan gagal
jantung.
4. Kelainan Katup
Bising sistolik dapat ditemukan pada sekitar 60% lansia, dan ini jarang
sekali diakibatkan oleh kelainan katup yang parah. Pada katup aorta,
stenosis akibat kalsifikasi lebih sering ditemukan daripada regurgitasi
aorta. Tapi pada katup mitral, regurgitasi sangat sering dijumpai dan lebih
banyak terdapat pada wanita daripada pria. Pada lansia sering terdapat
bising sistolik yang tidak mempunyai arti klinis yang berarti. Tapi harus
hati-hati membedakan fisiologis dengan yang patologis. Bising patologis

11
menandakan adanya kelainan katup yang berat, yang bila tidak ditangani
dengan benar akan mengakibatkan hipertrofi ventrikel dan pada akhirnya
berakhir dengan gagal jantung. Stenosis katup aorta etiologinya adalah
akibat kalsifikasi/degeneratif. Stenosis aorta akan berakibat pada
pembesaran ventrikel kiri. Dapat terjadi tanpa disertai gejala selama
beberapa tahun. Tapi pada akhirnya kondisi ini akan berakhir dengan
kerusakan ventrikel permanen yang akhirnya mengakibatkan komplikasi-
komplikasi seperti pulmonary vascular congestion (dengan sesak nafas),
aritmia ventrikel dan heart block. Sedangkan kelainan pada katup mitral
juga dapat mengakibatkan terjadinya Atrial fibrillation dan gagal jantung.

F. Pencegahan Penyakit kardiovaskuler pada Lanjut Usia


a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk
menghindari atau menunda munculnya penyakit atau gangguan kesehatan.
Pencegahan primer penyakit jantung yang dapat dilakukan antara lain :
 Stop merokok
 Turunkan kolesterol
 Obati tekanan darah tinggi
 Latihan jasman: hipertrofi
 Pelihara berat badan ideal
 Konsumsi aspirin dosis rendah untuk pencegahan
 Kelola dan kurangi stres.
 penurunan tekanan darah
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk deteksi
dini adanya penyakit atau gangguan kesehatan agar dapat dilakukan
tatalaksana sedini mungkin pula. Pencegahan sekunder yang dapat
dilakukan :
 Pemeriksaan kolesterol tiap 3-5 tahun
 Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG)

12
 Pemeriksaan tekanan darah setiap 3 tahun sebelum usia 40 tahun dan
setiap tahun setelah berusia 40 tahun.
c. Pencegahan Tersier
Pengelolaan penyakit atau gangguan kesehatan secara seksama harus
dilakukan. Diperlukan kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan dan
pasien serta keluarganya agar penyakit atau gangguan kesehatan yang
diderita pasien dapat terkelola dan terkendali dengan baik. Untuk itu amat
dibutuhkan kepatuhan pasien dalam mengontrol penyakit-penyakit yang
diderita agar tidak timbul komplikasi atau penyulit. Pada umumnya
berbagai penyakit kronik degeneratif memerlukan kedisiplinan dan
ketekunan dalam diet atau latihan jasmani, demikian pula di dalam
pengobatan yang umumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan
bisa seumur hidup.

13
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Penuaan (ageing) merupakan suatu konsekuensi (proses alamiah) yang
tidak dapat dihindarkan dan pasti terjadi pada setiap manusia. Penuaan adalah
sebuah proses yang pasti dialami semua orang, hal ini berarti perubahan pada
fisiologi dan anatomi jantung juga akan terjadi pada semua orang. Dengan
bertambahnya usia, kondisi dan fungsi tubuh pun makin menurun. Terdapat 3
fase proses penuaan di antaranya: fase 1, fase 2, dan fase 3.
perubahan pisiologis pada otot-otot dan katup-katup jantung menyebabkan
pertambahan sel-sel jaringan ikat (fibrosis) menggantikan sel yang
mengalami degenerasi, terutama mengenai lapisan endokard termasuk daun
katup. akibat berbagai perubahan-perubahan kerja jantung menjadi rusak.
Penyakit kardiovaskuler yang disebabkan oleh penuaan adalah hipertensi,
penyakit jantng koroner (PJK), gagal jantung dan kelainan katup. Pencegahan
penyakit jantung pada usia lanjut terbagi ke dalam 3bagian yaitu : pencegahan
primer diantaranya Stop merokok, Turunkan kolesterol, Obati tekanan darah
tinggi, Latihan jasman, Pelihara berat badan ideal,Kelola dan kurangi stres.
Pencegahan sekunder diantaranya Pemeriksaan kolesterol tiap 3-5 tahun,
Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG), Pemeriksaan tekanan darah setiap 3
tahun sebelum usia 40 tahun dan setiap tahun setelah berusia 40 tahun. Dan
pencegahan tersier tdiantaranya latihan jasmani, diet yang sesuai, dan
melakukan kontol kesehatan yang rutin.

14
DAFTAR PUSTAKA

Pringgoutumo, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi 1 (umum), Edisi 1. Jakarta.


Sagung Seto.
Sutisna Hilawan (1992), Patologi, Jakarta, Bagian Patologi Anatomi FKUI.
Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:
Nulia Medika
Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.

15

Anda mungkin juga menyukai

  • Konsep Dasar Keperawatan
    Konsep Dasar Keperawatan
    Dokumen7 halaman
    Konsep Dasar Keperawatan
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • PROTEIN
    PROTEIN
    Dokumen23 halaman
    PROTEIN
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Vitamin Dan Mineral
    Vitamin Dan Mineral
    Dokumen30 halaman
    Vitamin Dan Mineral
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Orem
    Orem
    Dokumen11 halaman
    Orem
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • PENDER
    PENDER
    Dokumen12 halaman
    PENDER
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • PENDER
    PENDER
    Dokumen12 halaman
    PENDER
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Lenaiger
    Lenaiger
    Dokumen26 halaman
    Lenaiger
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • KING
    KING
    Dokumen12 halaman
    KING
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Sik
    Sik
    Dokumen1 halaman
    Sik
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Analisa Data
    Analisa Data
    Dokumen3 halaman
    Analisa Data
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Teori Model Roger
    Teori Model Roger
    Dokumen20 halaman
    Teori Model Roger
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Sik
    Sik
    Dokumen1 halaman
    Sik
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Sik
    Sik
    Dokumen1 halaman
    Sik
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Orem
    Orem
    Dokumen11 halaman
    Orem
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Teori Model Roger PDF
    Teori Model Roger PDF
    Dokumen19 halaman
    Teori Model Roger PDF
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Maternitas
    Makalah Maternitas
    Dokumen12 halaman
    Makalah Maternitas
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen9 halaman
    Bab I
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen9 halaman
    Bab I
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Mia Stenia
    Mia Stenia
    Dokumen5 halaman
    Mia Stenia
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG (Tgs Riset SMSTR V)
    GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG (Tgs Riset SMSTR V)
    Dokumen34 halaman
    GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG (Tgs Riset SMSTR V)
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Infeksi Saluran Pernafasan
    Infeksi Saluran Pernafasan
    Dokumen4 halaman
    Infeksi Saluran Pernafasan
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Membran Plasma
    Makalah Membran Plasma
    Dokumen8 halaman
    Makalah Membran Plasma
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Inpeksi Saluran Pernafasan
    Inpeksi Saluran Pernafasan
    Dokumen2 halaman
    Inpeksi Saluran Pernafasan
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Konsep Agent Perubahan
    Konsep Agent Perubahan
    Dokumen15 halaman
    Konsep Agent Perubahan
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Protein Mata Kuliah Biokimia4
    Makalah Protein Mata Kuliah Biokimia4
    Dokumen13 halaman
    Makalah Protein Mata Kuliah Biokimia4
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen4 halaman
    Bab Ii
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • SAP Hipertensi
    SAP Hipertensi
    Dokumen7 halaman
    SAP Hipertensi
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen9 halaman
    Bab I
    Yesi Fitriani
    Belum ada peringkat