Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN NYERI POST OPERASI

A. Pengertian Nyeri
Pengertian nyeri, menurut International Association for Study of Pain (IASP),
nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif dan emosional yang tidak
menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan yang nyata,
berpotensi rusak, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Kerusakan
jaringan yang nyata misalnya terjadi pada nyeri akibat luka operasi.
B. Klasifikasi Nyeri
1. Menurut Tempat
a. Periferal Pain
1) Superfisial Pain (Nyeri Permukaan)
2) Deep Pain (Nyeri Dalam)
3) Reffered Pain (Nyeri Alihan) nyeri yang dirasakan pada area yang bukan
merupakan sumber nyerinya.
b. Central Pain
Terjadi karena perangsangan pada susunan saraf pusat, spinal cord,
batang otak dll.
c. Psychogenic Pain
Nyeri dirasakan tanpa penyebab organik, tetapi akibat dari trauma
psikologis.
d. Phantom Pain
Phantom Pain merupakan perasaan pada bagian tubuh yang sudah
tak ada lagi, contohnya pada amputasi. Phantom pain timbul akibat dari
stimulasi dendrit yang berat dibandingkan dengan stimulasi reseptor
biasanya. Oleh karena itu, orang tersebut akan merasa nyeri pada area yang
telah diangkat.
e. Radiating Pain
Nyeri yang dirasakan pada sumbernya yang meluas ke jaringan
sekitar.

2. Menurut Sifat
a. Insidentil : timbul sewaktu-waktu dan kemudian menghilang
b. Steady : nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama
c. Paroxysmal : nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali dan
biasanya menetap 10 – 15 menit, lalu menghilang dan kemudian timbul
kembali.
d. Intractable Pain : nyeri yang resisten dengan diobati atau dikurangi. Contoh
pada arthritis, pemberian analgetik narkotik merupakan kontraindikasi akibat
dari lamanya penyakit yang dapat mengakibatkan kecanduan.

3. Menurut Berat Ringannya


a. Nyeri ringan : dalam intensitas rendah
b. Nyeri sedang : menimbulkan suatu reaksi fisiologis dan psikologis
c. Nyeri Berat : dalam intensitas tinggi
4. Berdasarkan lama / durasi
a. Akut : kurang dari 1 bulan
b. Sub akut : 1-2 bulan
c. Kronis : lebih dari 2-3 bulan
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Respon Nyeri
1. Usia
Anak belum bisa mengungkapkan nyeri. Pada orang dewasa kadang
melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada
lansia cenderung memendam nyeri yang dialami, karena mereka
mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka takut
kalau mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksakan.
2. Jenis kelamin
Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wnita tidak berbeda secara
signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (ex:
tidak pantas kalo laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri)
3. Kultur
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon
terhadap nyeri. (ex: suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah
akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka
tidak mengeluh jika ada nyeri).
4. Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri
dan dan bagaimana mengatasinya.
5. Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut Gill (1990), perhatian yang meningkat
dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi
dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Tehnik relaksasi, guided
imagery merupakan tehnik untuk mengatasi nyeri.
6. Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa
menyebabkan seseorang cemas.
7. Pengalaman masa lalu
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini
nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. Mudah
tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam
mengatasi nyeri.
8. Pola koping
Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan
sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang
mengatasi nyeri.
9. Support keluarga dan social
Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota
keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan dan
perlindungan.

D. Manajemen Pengurangan Nyeri (Non – Farmakologi)


1. Sentuhan terapeutik
Teori ini mengatakan bahwa individu yang sehat mempunyai
keseimbangan energi antara tubuh dengan lingku;ngan luar. Orang sakit
berarti ada ketidakseimbangan energi, dengan memberikan sentuhan pada
klien, diharapkan ada transfer energi ke klien.
2. Akupresur
Pemberian penekanan pada pusat-pusat nyeri.
3. Guided imagery
Meminta klien berimajinasi membayangkan hal-hal yang
menyenangkan, tindakan ini memerlukan suasana dan ruangan yang tenang
serta konsentrasi dari klien. Apabila klien mengalami kegelisahan, tindakan
harus dihentikan. Tindakan ini dilakukan pada saat klien merasa nyaman dan
tidak sedang nyeri akut.
4. Distraksi
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan
sampai sedang. Distraksi visual (melihat TV atau pertandingan bola),
distraksi audio (mendengar musik), distraksi sentuhan (massase, memegang
mainan), distraksi intelektual (merangkai puzzle, main catur)
5. Anticipatory guidance
Memodifikasi secara langsung cemas yang berhubungan dengan
nyeri.
6. Hipnotis
Membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti
positif.
7. Biofeedback
Terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu
informasi tentang respon nyeri fisiologis dan cara untuk melatih kontrol
volunter terhadap respon tersebut. Terapi ini efektif untuk mengatasi
ketegangan otot dan migren, dengan cara memasang elektroda pada pelipis.
8. Stimulasi cutaneus
Cara kerja dari sistem ini masih belum jelas, salah satu pemikiran
adalah cara ini bisa melepaskan endorfin, sehingga bisa memblok stimulasi
nyeri. Bisa dilakukan dengan massase, mandi air hangat, kompres dingin
dan stimulasi saraf elektrik misalkan dengan TENS (transcutaneus electrical
nerve stimulation). TENS merupakan stimulasi pada kulit dengan
menggunakan arus listrik ringan yang dihantarkan melalui elektroda luar.
AKUPRESUR

Akupresur merupakan salah satu bentuk lain dari akupuntur. Dimana akupuntur
menggunakan jarum yang ditusukkan pada titik meridian tubuh, sedangkan akupresur
hanya menggunakan tekanan dengan alat ataupun jari tangan. Terapi ini sudah cukup lama
berkembang di Indonesia sejak 60 tahun yang lalu. Pada tahun 1975 mulai muncul asosiasi
akupunturis Indonesia. Tenaga kesehatan yang diperlukan dalam terapi akupuntur dapat
berupa tenaga medis maupun paramedis yang telah mendapat sertifikasi (Saputra, 2012).
Akupresur tidak boleh dilakukan pada kondisi-kondisi tertentu. Kontraindikasi dari
akupresur adalah keadaan fisik yang terlalu lemah, tumor, infeksi sistemik, luka di tempat
penusukan. Pada kehamilan terdapat titik-titik yang tidak boleh ditusuk karena dapat
menyebabkan abortus. Akupresur dapat menimbulkan efek samping seperti perdarahan di
tempat penusukan, nyeri di tempat penusukan, pneumotorak, rasa baal, jarum patah atau
bengkok, syok.

Akupresur dibagi menjadi empat tipe yaitu Shiatsu, Jin Shin, Do-in, dan Tui-na.

 Shiatsu
Shi (jan) , atsu (tekanan) adalah serangkaian penekanan menggunakan jari secara
berirama ke seluruh bagian tubuh sepanjang meridian energy.
 Jin Shin
Suatu pola penekanan yang lembut dan berkepanjangan pada titik-titik akupuntur pada
meridian dan jalur-jalur yang terpilih serta ditekan selama 1-5 menit.
 Do-in
Suatu bentuk pemijatan terhadap diri sendiri pada otot dan titik-titik meridian,
mencakup gerakan, peregangan dan latihan pernafasan.
 Tui-na
Versi china untuk pijat yang merangsang titik akupresur dengan menggunakan
berbagai ragam gerakan tangan (Hadibroto & Alam, 2006).
Acupoint untuk membantu anda lebih rileks.

Beberapa acupoint di bagian tubuh dapat membuat anda lebih rileks. Beberapa titik tersebut
adalah :

1. Titik 1a . Efek : meningkatkan konsentrasi dan menyeimbangkan pikiran anda.


2. Titik 4a . Efek : mengurangi kecemasan. Catatan : jangan menekan titik ini terlalu
keras pada wanita hamil.
3. Titik yang terletak di dekat pergelangan tangan sejajar dengan jari ke 5 ( titik 10 b ).
Efek : membuat rileks tubuh anda. Merupakan titik kunci untuk mengurangi segala
kecemasan dan gangguan tidur.
4. Titik yang terletak di antara tendon , tiga jari di atas pergelangan tangan ( gambar
10a ). Efek : mengurangi kecemasan dan membuat rileks tubuh anda

GAMBAR BEBERAPA TITIK AKUPRESUR UNTUK MENGURANGI NYERI


dr. Yuda Turana/www.medikaholistik.com/230101

Anda mungkin juga menyukai