Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan syukur kepada Tuhan Semesta Alam Allah


SWT,karena dengan bimbingan dan pertolongannya kami telah menyelesaikan tugas Makalah
Sistem Administrasi Negara Indonesia yang berjudul “KEPEGAWAIAN NEGARA
INDONESIA”.Tidak lupa kami ucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada Dosen
Pengajar yang telah memberikan tugas makalah ini serta pengarahan kepada kami.Sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.Kami mohon maaf yang sebesar
besarnya kepada Dosen Pengajar apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah dsb.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 3

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4

1.3. Tujuan ............................................................................................................................. 4

BAB II PERENCANAAN KEPEGAWAIAN .......................................................................... 5

2.1. Perencanaan Kepegawaian .......................................................................................... 5

2.2. Pengadaan PNS .......................................................................................................... 5

2.3. Disiplin PNS................................................................................................................ 6

2.4. Penilaian Kinerja PNS ............................................................................................... 14

2.5. Pemberhentian PNS................................................................................................... 15

2.6. Larangan Menjadi Anggota Partai ............................................................................ 16

2.7. Kesejahteraan PNS .................................................................................................... 16

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 18

3.1. Kesimpulan................................................................................................................ 18

3.2. Saran .......................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
KEPEGAWAIAN NEGARA INDONESIA-meliputi Perencaan Kepegawaian,
perencanaan kepegawaian mencakup perkiraan kebutuhan pegawai di masa depan dari
berbagai kategori pekerjaan, memprediksi suplai karyawan saat ini dan di masa depan dari
berbagi kategori pekerjaan, dan membandingkan permintaan sumber daya manusia dengan
suplai yang ada.Pengadaan Kepegawaian, pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah kegiatan
untuk mengisi formasi yang lowong. Pada umumnya formasi yang lowong disebabkan
adanya Pegawai Negeri Sipil yang berhenti, pensiun, meninggal dunia atau adanya perluasan
organisasi, yang kemudian ditetapkan dalam keputusan Menteri yang bertanggung jawab di
bidang pendayagunaan aparatur negara Karena tujuan pengadaan Pegawai Negeri Sipil untuk
mengisi formasi yang lowong, maka pengadaan Pegawai Negeri Sipil harus berdasarkan
kebutuhan, baik dalam arti jumlah maupun kompetensi jabatan yang diperlukan.Disiplin
PNS, keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sesuatu tujuan selain sangat ditentukan
oleh dan mutu profesionalitas juga ditentukan oleh disiplin para anggotanya. Bagi aparatur
pemerin-tahan disiplin tersebut mencakup unsur-unsur ketaatan, kesetiaan, kesungguhan
dalam menjalankan tugas dan kesanggupan berkorban, dalam arti mengorbankan kepentingan
pribadi dan golongannya untuk kepentingan negara dan masyarakat.Penilaian Kinerja PNS,
penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil, adalah penilaian secara periodik pelaksanaan
pekerjaan seorang Pegawai Negeri Sipil.Pemberhentian PNS, pemberhentian terdiri atas
pemberhentian sebagai pegawai negeri sipil dan pemberhentian dari jabatan negeri.Larangan
Menjadi Anggota Partai, pegawai Negeri Sipil berkedudukan sebagai unsur aparatur negara,
bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan
merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan.Kesejahteraan
PNS, bentuk usaha kesejahteraan yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang berupa
program pensiun dan hari tua, asuransi kesehatan, tabungan perumahan dan asuransi
pendidikan putra putri Pegawai Negeri Sipil.

3
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud perencanaan kepegawaian, pengadaan kepegawaian, disiplin PNS,
penilaian kinerja PNS, pemberhentian PNS, larangan menjadi anggota partai bagi
PNS dan kesejahteraan PNS?
2. Siapa saja yang berwenang dalam menjatuhkan hukuman pada Pegawai Negeri Sipil
yang melanggar?

1.3. Tujuan
1. Agar kami lebih paham dan mengerti tentang Kepegawaian Negara Indonesia.
2. Agar kami bisa menambah wawasan tentang para pemerintah yang berwenang dalam
menjatuhkan hukuman pada Pegawai Negeri Sipil yang melanggar.

4
BAB II

PERENCANAAN KEPEGAWAIAN

2.1. Perencanaan Kepegawaian


Perencanaan kepegawaian mencakup perkiraan kebutuhan pegawai di masa depan dari
berbagai kategori pekerjaan, memprediksi suplai karyawan saat ini dan di masa depan dari
berbagi kategori pekerjaan, dan membandingkan permintaan sumber daya manusia dengan
suplai yang ada.Perkiraan permintaan karyawan berarti penentuan jumlah karyawan pada
setiap kategori pekerjaan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. Prakiraan suplai
karyawan berati penentuan jumlah karyawan dalam kategori pekerjaan tertentu yang tersedia
untuk kepegawaian.Perencanaan kepegawaian meliputi 3 tahap :

1. Analisis permintaan sumber daya manusia


2. Analisis sumber daya manusia yang tersedia
3. Rekonsialisi permintaan dan suplai sumber daya manusia yang tersedia

2.2. Pengadaan PNS


Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong.
Pada umumnya formasi yang lowong disebabkan adanya Pegawai Negeri Sipil yang berhenti,
pensiun, meninggal dunia atau adanya perluasan organisasi, yang kemudian ditetapkan dalam
keputusan Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara Karena
tujuan pengadaan Pegawai Negeri Sipil untuk mengisi formasi yang lowong, maka
pengadaan Pegawai Negeri Sipil harus berdasarkan kebutuhan, baik dalam arti jumlah
maupun kompetensi jabatan yang diperlukan. Setiap Warga Negara Indonesia mempunyai
kesempatan yang sama untuk melamar menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil setelah
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Syarat-syarat tersebut tidak boleh didasarkan atas
jenis kelamin, suku, agama, ras, golongan, atau Daerah. Syarat yang harus dipenuhi oleh
setiap pelamar untuk menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil:

 Warga Negara Indonesia; Pada saat diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil,
berusia sekurang-kurangnya 18 tahun dan setingi-tinginya 35 tahun.

5
 Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang
sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena melakukan suatu tindak pidana
kejahatan; Dalam ketentuan ini, tidak termasuk bagi mereka yang dijatuhi hukuman
percobaan.
 Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak
dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil atau diberhentikan tidak dengan hormat
sebagai pegawai swasta;
 Tidak berkedudukan sebagai Calon/Pegawai Negeri;
 Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian, dan keterampilan yang diperlukan;
Berkelakuan baik;
 Sehat jasmani dan rohani;
 Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Republik Indonesia atau negara lain yang
ditentukan oleh pemerintah; dan
 Syarat lain yang ditentukan dalam persyaratan jabatan.

2.3. Disiplin PNS


1. Pembinaan Disiplin

Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sesuatu tujuan selain sangat ditentukan
oleh dan mutu profesionalitas juga ditentukan oleh disiplin para anggotanya. Bagi aparatur
pemerin-tahan disiplin tersebut mencakup unsur-unsur ketaatan, kesetiaan, kesungguhan
dalam menjalankan tugas dan kesanggupan berkorban, dalam arti mengorbankan kepentingan
pribadi dan golongannya untuk kepentingan negara dan masyarakat.

Dalam Pasal 29 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok


Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 dinyatakan
bahwa "Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana,
maka untuk menjamin tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas, diadakan Peraturan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil".

Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah peraturan yang mengatur mengenai
kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh
Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang "Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil".

6
Dalam Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil diatur ketentuan-ketentuan mengenai:

 Kewajiban,
 Larangan,
 Hukuman disiplin,
 Pejabat yang berwenang menghukum,
 Penjatuhan hukuman disiplin,
 Keberatan atas hukuman disiplin,
 Berlakunya keputusan hukuman disiplin.

2. Kewajiban
Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 mengatur kewajiban-kewajiban
yang harus ditaati oleh setiap Pegawai Negeri Sipil, sebagai berikut. Setiap Pegawai Negeri
Sipil wajib,
a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara, dan
Pemerintah,
b. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan golongan atau diri sendiri,
serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak kepentingan Negara oleh
kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak lain,
c. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah, dan Pegawai Negeri
Sipil,
d. Mengangkat dan menaati Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil dan Sumpah/Janji
jabatan berdasarkan peraturan perandang-undangan yang berlaku,
e. Menyimpan rahasia negara dan atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya,
f. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan Pemerintah, baik yang langsung
menyangkut tugas kedinasannya maupun yang berlaku secara umum,
g. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh pengabdian,
kesadaran, dan tanggung jawab,
h. Bekerja dengan jujur, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan Negara,
Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan, dan kesatuan
Korps Pegawai Negeri Sipil,
i. Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan Negara atau Pemerintah, terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan materiel,

7
j. Menaati ketentuan jam kerja,
k. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik,
l. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengan sebaik-baiknya,
m. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat menurut bidang
tugasnya masing-masing,
n. Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahannya,
o. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya,
p. Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap bawahannya,
q. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerja,
r. Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan kariernya,
s. Menaati ketentuan perundang-undangan tentang perpajakan,
t. Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap
masyarakat, sesama Pegawai Negeri Sipil dan terhadap atasan,
u. Hormat menghormati antara sesama Warga Negara yang memeluk
agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang berlainan,
v. Menjadi teladan sebagai Warga Negara yang baik dalam masyarakat,
w. Menaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku,
x. Menaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang,
y. Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan yang
diterima mengenai pelanggaran disiplin.

3. Larangan

Larangan Dalam Pasal 3 ayat (1) diatur larangan-larangan yang tidak boleh dilanggar
oleh Pegawai Negeri Sipil, sebagai berikut. Setiap Pegawai Negeri Sipil dilarang,

a. Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan dan martabat Negara,


Pemerintah, atau Pegawai Negeri Sipil,
b. Menyalahgunakan wewenangnya,
c. Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk Negara Asing,
d. Menyalahgunakan barang-barang, uang, atau surat-surat berharga milik Negara
e. Memiliki, menjual, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang,
dokumen, atau surat-surat berharga milik negara secara tidak sah,
f. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain
didalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan

8
pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan Negara,
g. Melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam terhadap
bawahannya atau orang lain di dalam maupun diluar lingkungan kerjanya,
h. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja, dari siapapun juga yang
diketahui atau patut diduga bahwa pemberian itu bersangkutan atau mungkin
bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan,
i. Memasuki tempat-tempat yang dapat mencemar-kan kehormatan atau martabat
Pegawai Negeri Sipil, kecuali untuk kepentingan jabatan,
j. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya,
k. Melakukan suatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
berakibat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayaninya, sehingga
mengakibatkan kerugi-an bagi pihak yang dilayaninya,
l. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan,
m. Membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia Negara yang diketahui karena
kedudukan jabatannya untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain,
n. Bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha atau golongan untuk mendapat
pekerjaan atau pesanan dari kantor/instansi Pemerintah,
o. Memiliki saham dalam suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak berada dalam
ruang lingkup kekuasaannya, yang jumlah dan sifat pemilikan itu sedemikian rupa,
sehingga pemilikan saham tersebut dapat langsung atau tidak langsung menentukan
penyelenggaraan atau jalannya perusahaan,
p. Memiliki saham/modal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada dalam
ruang lingkup kekuasaannya,
q. Melakukan kegiatan usaha dagang baik secara resmi maupun sambilan, menjadi
direksi, pimpinan, atau komisaris perusahaan swasta, bagi yang berpangkat Pembina
golongan ruang IV/a ke atas atau yang memangku jabatan eselon I,
r. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan
tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain.

9
4. Hukuman Disiplin

Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan terhadap seorang Pegawai Negeri
Sipil karena melangar Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Tingkat hukuman disiplin
adalah,

a. Hukuman disiplin ringan,


b. Hukuman disiplin sedang, dan
c. Hukuman disiplin berat.

Jenis hukuman disiplin adalah sebagai berikut.

1. Hukuman disiplin ringan, terdiri atas :


 Tegoran lisan,
 Tegoran tertulis,
 Pernyataan tidak puas secara tertulis.
2. Hukuman disiplin sedang, terdiri atas :
 Penundaaan kenaikan gaji berkala untuk masa sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan
dan paling lama 1 (satu) tahun,
 Penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk masa sekurang-
kurangnya 3 (tiga) bulan dan paling lama 1 (satu) tahun,
 Penundaan kenaikan pangkat untuk sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan dan paling
lama 1 (satu) tahun.
3. Hukuman disiplin berat, terdiri atas :
 Penurunan pangkat pada pangkat yang satu tingkat lebih rendah untuk sekurang-
kurangnya 6 (enam) bulan dan paling lama 1 (satu) tahun,
 Pembebasan dari jabatan untuk masa sekurang-kurangnya selama 1 (satu) tahun,
 Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai Pegawai
Negeri Sipil,
 Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Setiap hukuman disiplin dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum sesuai
tata cara tersebut dalam Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara
Nomor 23/SE/1980 tanggal 30 Oktober 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri
Sipil. Pejabat Yang Berwenang Menghukum Pejabat yang berwenang menghukum adalah
pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin. Ketentuan mengenai pejabat yang

10
berwenang menghukum diatur dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980.
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan, Dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, maka pejabat yang
berwenang menjatuhkan hukuman disiplin adalah sebagai berikut.

 Presiden, untuk jenis hukuman disiplin :

Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri
Sipil bagi Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c
ke atas,

 Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai

Pegawai Negeri Sipil bagi Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pembina Utama Muda
golongan ruang IV/c ke atas,

pembebasan dari jabatan bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku jabatan struktural
eselon I, atau jabatan lain yang wewenang pengangkatan dan pemberhentiannya berada di
tangan Presiden.

Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat, bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat di lingkungannya
masing-masing, kecuali jenis hukuman disiplin :

Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri
Sipil dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat
Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c ke atas,

Pembebasan dari jabatan struktural eselon I atau jabatan lain yang wewenang
pengangkatan serta pemberhentiannya berada di tangan Presiden.

Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi, untuk semua Pegawai Negeri Sipil
Daerah di lingkungan masing-masing, kecuali jenis hukuman disiplin :

Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri
Sipil dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat
Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c ke atas,

Pembebasan dari jabatan struktural eselon I atau jabatan lain yang wewenang
pengangkatan serta pemberhentiannya berada di tangan Presiden.

11
Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/ Kota, untuk semua Pegawai Negeri
Sipil Daerah di lingkungan masing-masing, kecuali untuk hukuman disiplin berupa
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil
dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat
Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c keatas, atau Pegawai Negeri Sipil Daerah yang
menduduki jabatan yang wewenang pengangkatan dan pemberhentiannya berada di tangan
Presiden.

Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, bagi Pegawai Negeri Sipil
Republik Indonesia yang dipekerjakan pada perwakilan Republik Indonesia di luar negeri,
diperbantukan/ dipekerjakan pada Negara Sahabat atau sedang menjalankan tugas belajar di
luar negeri, sepanjang mengenai jenis hukuman disiplin berupa:

a. Tegoran lisan,
b. Tegoran tertulis,
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis, dan
d. Pembebasan dari jabatan.

 Penjatuhan Hukuman Disiplin

Tujuan hukuman disiplin adalah untuk memperbaiki dan mendidik Pegawai Negeri Sipil
yang melakukan pelanggaran disiplin, oleh sebab itu setiap pejabat yang berwenang
menghukum sebelum menjatuhkan hukuman disiplin harus memeriksa lebih dahulu Pegawai
Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin.

 Keberatan Terhadap Hukuman Disiplin

Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman disiplin dapat mengajukan keberatan atas
keputusan hukuman disiplin, kecuali terhadap hukuman disiplin tingkat ringan dan hukuman
disiplin berupa "pembebasan dari jabatan".

Keberatan terhadap keputusan hukuman disiplin disampaikan secara tertulis kepada


atasan pejabat yang berwenang menghukum, yaitu atasan langsung pejabat yang berwenang
menghukum, melalui saluran hirarkhi selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung
mulai tanggal penyampaian keputusan hukuman disiplin.

12
Setiap atasan yang menerima keberatan terhadap hukuman disiplin wajib meneruskan
keberatan tersebut kepada atasannya selambat-lambatnya selama 3 (tiga) hari kerja sejak ia
menerima surat pernyataan keberatan tersebut.

Pejabat yang berwenang menghukum yang juga menerima pernyataan keberatan,


meneruskannya kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum, disertai catatan- catatan
yang dianggap perlu sehubungan keputusan hukuman disiplin yang ditetapkan olehnya,
selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak ia menerima surat pernyataan keberatan tersebut.

Atasan pejabat yang berwenang menghukum wajib mempelajari dengan saksama


keberatan yang diajukan oleh Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman disiplin, serta
alasan-alasan yang dikemukakan oleh pejabat yang berwenang menghukum. Atasan pejabat
yang berwenang menghukum selambat-lambatnya dalam tempo 1 (satu) bulan sudah harus
membuat keputusan mengenai keberatan terhadap hukuman disiplin. Keputusan tersebut
dapat menguatkan atau mengubah keputusan penjatuhan hukuman disiplin yang ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang menghukum.

Keputusan atasan pejabat yang berwenang menghukum tidak dapat diganggu-gugat


dan harus dilaksanakan oleh semua pihak.

Pegawai Negeri Sipil berpangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ke bawah
yang dijatuhi hukuman disiplin berupa "pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil" atau "pemberhentian tidak dengan hormat sebagai
Pegawai Negeri Sipil" dapat mengajukan keberatan kepada Badan Pertimbangan
Kepegawaian (Bapek). Terhadap hukuman disiplin yang ditetapkan dengan keputusan
Presiden tidak dapat diajukan keberatan.

 Berlakunya Hukuman Disiplin

Hukuman disiplin ringan berlaku terhitung mulai saat keputusan hukuman disiplin
disampaikan oleh pejabat yang berwenang menghukum.

Apabila tidak ada keberatan dari Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan, hukuman
disiplin tingkat sedang dan berat berlaku mulai hari ke limabelas sejak penyampaian
hukuman disiplin, kecuali hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pimpinan instansi.

Hukuman disiplin berupa "pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan


sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil" dan "pemberhentian tidak dengan hormat sebagai

13
Pegawai Negeri Sipil" yang berpangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ke bawah,
berlaku mulai hari ke lima belas sejak penyampaian keputusan hukuman disiplin, apabila
tidak ada keberatan dari Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi kedua jenis hukuman disiplin
tersebut.

Hukuman disiplin berupa "pembebasan dari jabatan" berlaku mulai saat disampaikan,
dan hams segera dilaksanakan. Apabila Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman disiplin
tidak hadir pada waktu dan tempat yang ditentukan untuk penyampaian keputusan hukuman
disiplin, maka hukuman disiplin berlaku mulai hari ke 30 (tiga puluh) terhitung mulai tanggal
yang ditentukan untuk penyampaian keputusan hukuman disiplin tersebut.

 Berlakunya Keputusan Hukuman Disiplin

Hukuman disiplin ringan berlaku terhitung mulai saat keputusan hukuman disiplin
disampaikan oleh pejabat yang berwenang menghukum.

Apabila tidak ada keberatan dari Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan, hukuman
disiplin tingkat sedang dan berat berlaku mulai hari ke limabelas sejak penyampaian
hukuman disiplin, kecuali hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pimpinan instansi.

Hukuman disiplin berupa "pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan


sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil" dan "pemberhentian tidak dengan hormat sebagai
Pegawai Negeri Sipil" yang berpangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ke bawah,
berlaku mulai hari ke lima belas sejak penyampaian keputusan hukuman disiplin, apabila
tidak ada keberatan dari Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi kedua jenis hukuman disiplin
tersebut.

Hukuman disiplin berupa "pembebasan dari jabatan" berlaku mulai saat disampaikan,
dan hams segera dilaksanakan. Apabila Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman disiplin
tidak hadir pada waktu dan tempat yang ditentukan untuk penyampaian keputusan hukuman
disiplin, maka hukuman disiplin berlaku mulai hari ke 30 (tiga puluh) terhitung mulai tanggal
yang ditentukan untuk penyampaian keputusan hukuman disiplin tersebut.

2.4. Penilaian Kinerja PNS


Penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil, adalah penilaian secara periodik pelaksanaan
pekerjaan seorang Pegawai Negeri Sipil. Tujuan penilaian kinerja adalah untuk mengetahui
keberhasilan atau ketidak berhasilan seorang Pegawai Negeri Sipil, dan untuk mengetahui

14
kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan dalam melaksana-kan tugasnya. Hasil penilaian kinerja digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam pembinaan Pegawai Negeri Sipil, antara lain pengangkatan,
kenaikan pangkat, pengangkatan dalam jabatan, pendidikan dan pelatihan, serta pemberian
penghargaan. Penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri
Sipil.

1. Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil

Unsur-unsur yang dinilai dalam melaksanakan penilaian pelaksanaan pekerjaan adalah :

a. kesetiaan;
b. prestasi kerja;
c. tanggungjawab;
d. ketaatan;
e. kejujuran;
f. kerjasama;
g. prakarsa; dan
h. kepemimpian.

2.5. Pemberhentian PNS


Pemberhentian terdiri atas :

a. Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil dan


b. Pemberhentian dari jabatan negeri.

Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil adalah pemberhentian yang


menyebabkan yang bersangkutan tidak lagi berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Pemberhentian dari jabatan negeri adalah pemberhentian yang menyebabkan yang


bersangkutan tidak lagi bekerja pada suatu satuan organisasi Negara, tetapi masih
berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Jenis-Jenis Pemberhentian Sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pemberhentian sebagai


Pegawai Negeri Sipil terdiri atas pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai Pegawai
Negeri Sipil dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.

15
Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri
Sipil menerima hak-hak kepegawaiannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku antara lain hak atas pensiun. Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan tidak dengan
hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil, kehilangan hak-hak kepegawaiannya antara lain
pensiun.

2.6. Larangan Menjadi Anggota Partai


Pegawai Negeri Sipil berkedudukan sebagai unsur aparatur negara, bertugas
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam
penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan. Dalam kedudukan dan tugas
tersebut, Pegawai Negeri Sipil harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik
serta tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Upaya menjaga
netralitas dari pengaruh partai politik dan untuk menjamin keutuhan, kekompakan, dan
persatuan agar Pegawai Negeri Sipil dapat memusatkan segala perhatian, pikiran, dan
tenaganya pada tugas yang dibebankan kepadanya.

Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 dengan tegas melarang Pegawai Negeri Sipil
menjadi anggota partai politik dan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2004
ditetapkan larangan Pegawai Negeri Sipil menjadi Anggota Pengurus Partai Politik.

2.7. Kesejahteraan PNS


Dasar Hukum :

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok


Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 1999.

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 1974 Tentang Pembagian,


Penggunaan, Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Besarnya Iuran-iuran yang Dipungut dari
Pegawai Negeri, Pejabat Negara, dan Penerima Pensiun.

Usaha Kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil Meliputi Program :

1. Pensiun dan hari tua,


2. Asuransi kesehatan,
3. Tabungan perumahan, dan
4. Asuransi pendidikan putra putri Pegawai Negeri Sipil.

16
Setiap Pegawai Negeri Sipil dipungut iuran 10% dari penghasilannya untuk membiayai usaha
dalam bidang kesejahteraan, dengan perincian sebagai berikut :

1. 4 ¾% untuk iuran dana pensiun


2. 2% untuk iuran pemeliharaan kesehatan
3. 3 ¼% untuk iuran tabungan hari tua dan perumahan.

17
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Jadi kesimpulannya adalah Kepegawaian Negara Indonesia mempunyai sistem-sistem
yang teratur berupa perencanaan kepegawaian,pengadaan kepegawaian dsb,sehingga dapat
menjadi suatu pandangan dan wawasan untuk calon-calon Pegawai Negeri Sipil.

3.2. Saran
Kepegawaian Negara Indonesia akan lebih baik jika sistem-sistemnya benar-benar
diterapkan.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. http://onnaed.blogspot.co.id/2013/12/makalah-kepegawaian-negara-indonesia.html
2. http://www.bkn.go.id/

19

Anda mungkin juga menyukai