Anda di halaman 1dari 9

LANDASAN TEORI

A. Radioaktif

Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak-stabil untuk memancarkan


radiasi menjadi inti yang stabil. Materi yang mengandung inti tak-stabil yang
memancarkan radiasi, disebut zat radioaktif. Besarnya radioaktivitas suatu unsur
radioaktif (radionuklida) ditentukan oleh konstanta peluruhan (λ), yang menyatakan laju
peluruhan tiap detik, dan waktu paro (t½). Tiga jenis radiasi yang dapat diemisikan, yaitu
partikel alfa, partikel beta dan sinar gama. Partikel alfa (α) merupakan inti 4He2. Partikel
beta (β) dapat berupa elektron (β-) atau positron (β+). Sebuah positron adalah antipartikel
dari elektron, massanya sama seperti elektron kecuali muatannya +e. Sinar gama
merupakan foton berenergi tinggi. Kemampuan daya tembus partikel-partikel tersebut
berbeda beda. Partikel α tidak dapat melalui kertas, sedangkan beta dan gama mampu.
Partikel β tidak dapat melalui aluminium, sedangkan gama mampu dan tidak dapat
melalui timah. Radiasi akan mengionisasi atom dalam sel hidup, akibatnya akan dapat
merusak sel dan menyebabkan kanker atau leukaemia. Diluar tubuh, β dan γ lebih
berbahaya karena dapat menembus kulit dan masuk ke organ tubuh. Sedangkan di dalam
tubuh, radiasi α lebih berbahaya karena tidak punya cukup energi untuk keluar dari tubuh
dan memiliki daya ionisasi paling besar untuk merusak sel. Partikel β dan γ kurang
berbahaya dibanding α karena memiliki energi yang cukup untuk keluar dari tubuh.

Gambar 1. Radiasi α, β dan ɣ


Beberapa jenis radiasi dari radioaktif, yaitu radiasi alpha, betha dan gamma.
Radiasi alpha pada umumnya dipancarkan oleh elemen berat, yaitu unsure yang nilai
massanya besar, tetapi tetapi tenaga ikatnya rendah. Radiasi alpha ini daya
jangkauannya atau daya tembusnya sangat rendah sekali. Hal ini disebabkan karena
radiasi alpha bermassa 4 dan bermuatan positif, padahal di alam banyaj sekali
electron bebas yang bermuatan negative, sehingga mudah sekali dihentikan oleh
elketron-elektron tersebut. Geraknya lambat karena massanya 4 (relatif berat).
Radiasi alpha memiliki jangkauan di udara yang sangat pendek, sekitar 2-3 cm,
sehingga untuk perlindungan diri (proteksi radiasi) terhadap radia alpha bisa
dihentikan dengan menutup memakai sehelai kertas.
Radiasi beta sebenarnya ada dua macam, yaitu Beta min dan Beta plus yang
keduanya memilki sifat berlainan. Pemakaina mindan plus adalah untuk menyatakan
muatan listrik yang dibawa oleh zarah radiasi beta.ditinjau darisegi struktu atomnya,
radiasi beta min ini terjadi pada atom yang kelebihan electron. Radiasi beta min
pada umumnya disertai juga dengan radiasi gamma. Radiasi beta plus serupa dengan
pancaran elktron positif atau positron dari inti atom. Radiasi beta plus terjadi pada
atom yang kelebihan potron.
Peristiwa absorbsi adalah salah satu bentuk kehilangan energy zarah radiasi
beta bila mengenai medium. Berbeda dengan radiasi partikel bermuatan (a atau b),
daya tembus radiasi gamma dan sinar-X sangat tinggi bahkan tidak dapat diserap
secara keseluruhan.

(sumber: Sita Ari Imamah/ academia edu/ Fisika_Dasar_2_-_Dasar_teori_bab_Radioaktif)

B. Radiasi Sinar Gamma, Alfa, Beta


1. Hukum Kuadat Balik
Hukum kuadrat balik merupakan besarnya suatu kuantitas atau kekuatan fisika berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber pemancarnya. Umumnya berlaku ketika suatu gaya,
energi, atau kuantitas kekal lainnya dipancarkan secara radial dari sumbernya. Dalam hal ini radiasi
gamma dari sumber radiasi terpancar ke segala arah, intensitas radiasi gamma di suatu titik akan
menjadi lemah karena berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya dari sumber radiasi. Untuk
radiasi gamma yang mempunyai aktivitas 1 Currie, persentase paparan radiasinya pada titik yang
berjarak 1 m disingkat rhm (Rontgen per jam pada jarak 1 m), yang disebut juga konstanta gamma.
2. Penyerapan Radiasi Sinar Gamma
Jika radiasi gamma dengan intensitas tertentu menembus bahan penahan, maka intensitas
radiasinya akan berkurang secara eksponensial sebanding dengan tebal bahan penahan. Koefisien
pengurangan intensitas radiasi gamma yang berenergi antara 1-3 MeV tidak berubah karena tebal
bahan, sehingga dapat dianggap bahwa kemampuan penahanan hanya berkaitan dengan rapat jenis
materi.
3. Koreksi Hamburan
Pengurangan intensitas radiasi apabila melalui suatu materi, berlaku ketika berkas radiasi
sejajar melewati celah bahan penahan. Radiasi yang terhambur dalam materi akan menjadi banyak
bila bahan penahan semakin tebal. Sehingga, intensitas yang dihasilkan akan lebih rendah daripada
intensitas radiasi yang dihitung dengan hukum eksponensial. Pengaruh radiasi yang telah terhambur
dikoreksi menggunakan koefisien build up. Koefisien build up bergantung pada energi radiasi, tebal
materi yang dilewati dan geometri sumber radiasi.

1) Strotium
a. Sifat Kimia dan Fisika Strotium
Strotium merupakan logam alkali tanah lunak dan berwarna perak kekuningan.
Strotium memiliki tiga bentuk kristal alatropik dengan sifat fisik dan kimia mirip dengan
kalium dan barium. Unsur uni cepat bereaksi dengan air dan udara sehingga harus
disimpan dalam wadah yang tidak memungkinkan kontak dengan air dan udara. Ketika
berinteraksi dengan udara, maka strotium akan menghasilkan strotium oksida dan
strotium nitrida. Strotium umumnya terjadi di alam, berkontribusi terhadap sekitar
0,0034% dari semua batuan beku dan hadir dalam bentuk mineral SrSO4 dan SrSO3
b. Penggunaan strotium
Strotium memiliki penggunaan mirip dengan bahan kalium dan barium. Namun
jarang digunakan karena biayanya yang tidak murah. Penggunaan utama senyawa
Strotium adalah dalam pyrotecnic (untuk memunculkan warna merah cemerlang dalam
kembang api dan flare). Selain itu manfaat lainya yaitu untuk menghilangkan udara atau
gas lain yang tertinggal dalam vakum. Meskipun strotium ini merupakan isotop radioaktif
berbahaya, namun memiliki banyak manfaat dalam kehidupan. Radiasi tertinggi yang
dipunyainya dapat menghasilkan arus listrik sehingga digunakan dalam kendaraan ruang
angkasa, stasium cuaca terpencil dan pelampungan navigasi.
c. Efek Kesehatan dan Dampak Lingkungan Strotium
Senyawa strotium yang tadinya tidak dapat larut dalam air dapat menjadi larut dalam
air sebagai hasil dari reaksi kimia. Senyawa-senyawa yang larut dalam air menjadi
ancaman yang lebih besar dari pada bentuk padatan.meskipun hanya sedikit unsur yang
mencemari air minum ini akan sangat berbahaya. Efek dari radiasi stritium pada anak
akan menimbulkan masalah dalam pertumbuhan tulang. Selain itu juga dapat
menyebabkan anemia dan kekurangan oksigen. Dalam konsentrasi yang sangat tinggi
dapat menyebabkan kanker dan mutasi gen.
Dalam lingkungan radiasinya dapat mencemari udatra, air, batuan dan
tanah.Senyawa strotium pada udara vbiasanya dihasilkan dari pembakaran batu bara dan
minyak bumi. Elain itu juga dari kebocoran radioaktif dan pengujian bom nukllir.
(sumber: AMAZINE online knowledge:Sifat, Kegunaan dan Efek Kesehatanya)

2) Bahan alumunium dan Timbal


a. Alumunium
Aluminium adalah logam yang ringan dan cukup penting dalam kehidupan manusia.
Aluminium merupakan unsur kimia golongan IIIA dalam sistim periodik unsur, dengan nomor atom
13 dan berat atom 26,98 gram per mol (sma). Di dalam udara bebas aluminium mudah teroksidasi
membentuk lapisan tipis oksida (Al2O3) yang tahan terhadap korosi. Aluminium juga bersifat
amfoter yang mampu bereaksi dengan larutan asam maupun basa.
b. Timbal
Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam.Dalam bahasa ilmiahnya
dinamakan Plumbum, dan logam ini disimbolkandengan Pb. Logam ini termasuk kedalam
kelompok logam-logam golonganIV-A pada tabel periodik unsur kimia. Mempunyai unsur atom
(Na)82 dengan bobot atau berat atom (Ba)207,2.
3) Atenuasi Bahan

Redaman aliran partikel elektron (β-) oleh sebuah penyerapan material akibat hamburan dan
penyerapan riil dapat diketahui dengan menggunakan tabung counter. Jumlah partikel yang
masuk melalui jendela tabung counter persatuan waktu (∆I) sebanding dengan laju
perhitungan yang ditunjukkan oleh counter Geiger Muller. Jika ∆I0 adalah jumlah partikel
yang masuk tabung counter per satuan waktu pada saat tidak ada bahan penyerap, pada saat
terdapat bahan penyerap dengan ketebalan d, maka ∆I sebagai jumlah partikel yang masuk
tabung counter per satuan waktu memiliki rumus sebagai berikut

∆I = ∆I0e-µd (3.1)

µ adalah koefisien redaman. Koefisien ini dapat diperoleh dari persamaan (3.1).

(3.2)

Gambar 2. Penyerapan Radiasi Gelombang Elektromagnetik


Hubungan antara intensitas radiasi yang datang (I0) dan intensitas yang diteruskan
(Ix) setelah melalui bahan penyerap setebal x adalah sebagai berikut.
.
μ adalah koefisien serap linier bahan terhadap radiasi gamma dan sinar-X. μ sangat
dipengaruhi oleh jenis bahan penyerap, nomor atom (Z) dan densitas (r) serta energi
radiasi yang mengenainya. Nilai tebal bahan penyerap dapat dalam satuan panjang
(mm ; cm) ataupun dalam satuan massa persatuan luas (gr/cm2). Terlihat bahwa
persamaan (1) di atas merupakan persamaan eksponensial seperti persamaan
peluruhan radioaktif sehingga dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3. Kurva intensitas radiasi yang diteruskanoleh bahan penyerap


(3.2)

Plot ∆I versus d memungkinkan untuk mengukur koefisien redaman pada perbedaan


materia-material yang digunakan.
Faktor perbandingan antara µ dan ρ adalah koefisien redaman massa µm.

(3.3)

Untuk distribusi energi dari partikel-partikel tertentu seperti sumber emisi β-, nilai µm
adalah konstan untuk semua material penyerap. Dalam literatur yang berkaitan dengan
nilai µm komplek ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus empiris sebagai berikut:

(3.4)

Dimana Wm adalah energi maksimum partikel. Untuk elektron-elektron pada unsur Kr85,
nilai Wm sama dengan 0,7 meV. Dengan demikian dapat ditemukan nilai µm sebagai
berikut:
Dengan menggunakan persamaan (3.3), kita dapat menulis kembali persamaan (3.1)
dengan cara berikut:

atau (3.5)

Produk m'' = r · d dalam Persamaan (3.5) adalah cakupan massa, yang bermakna "massa
per satuan luas" dan jelas kuantitas yang menentukan redaman aliran partikel ketika
melewati lapisan bahan dengan ketebalan d.
Prinsip percobaan ini adalah redaman aliran partikel elektron yang melewati
lapisan material tergantung baik pada ketebalan lapisan dan cakupan massa (massa per
satuan luas). Ini akan ditunjukkan bahwa fluks partikel yang terdiri dari elektron tertentu,
distribusi energinya menurun dengan "massa persatuan luas ". Sebagai sumber partikel
elektronnya adalah menggunakan sampel radioaktif Sr90 .

DATA DAN PEMBAHASAN


A. Cacah Latar

Dalam percobaan yang dilakukan, dalam pengambilan data untuk nilai cacah latar dilakukan
dengan mengambil data tunggal dari percobaan yang telah dilakukan. Adapaun nilai cacah latar
sendiri yang didapatkan adalah 33 (N0/60 sekon).

B. Aluminium

Ketebalan
(mm) cacah /60s
2 76
4 50
6 39
8 37
10 34
12 31
14 28

Ketebalan N1-N0
bahan(mm) (cacah/10s)
2 5
4 7
6 13
8 4
10 2
12 -2
14 -5

Grafik antara ketebalan Aluminium dengan cacah radiasi /60 sekon

C. Timbal
Ketebalan
(mm) cacah/60sekon
2 87
4 43
6 37
8 34
10 28
12 29
14 24

Ketebalan N1-N0
bahan(mm) (cacah/10s)
2 54
4 10
6 1
8 4
10 -5
12 -4
14 -9

Grafik antara ketebalan Timbal dengan cacah radiasi /60 sekon

Anda mungkin juga menyukai