Anda di halaman 1dari 2

RINGKASAN CERAMAH MINGGUAN

PEMBICARA : KH. HAYYAN NAIM


TANGGAL : 28 APRIL 2012

HADIST TENTANG KERAGUAN

“ Da’ma yaribuka ila ma laa yaribuka”


Dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abu Tholib, cucu Rosululloh sholallahu ‘alaihi
wa sallam dan kesayangan beliau rodhiallohu ‘anhuma, dia berkata: ”Aku telah hafal (sabda)
dari Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam: “Tinggalkanlah sesuatu yang meragukanmu
kepada sesuatu yang tidak meragukanmu.” (HR. Tirmidzi dan Nasa’i. Tirmidzi berkata: Ini
adalah Hadits Hasan Shahih)

Tinggalkan Sesuatu Yang Meragukan


Sesuatu yang meragukan adalah sesuatu yang membuat tidak tenang dan memunculkan rasa
khawatir, jikalau ternyata hal itu tidak boleh dilakukan. Jika kita menghadapi kondisi
demikian maka tinggalkanlah yang meragukan tersebut dan lakukan sesuatu yang
meyakinkan atau yang membuat tenang. Adalah termasuk perbuatan tercela jika ada keraguan
akan tetapi tetap dikerjakan.

“ Innal halala bayyinun wa innal harooma bayyinun”


“ Yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas”, dan di antara keduanya terdapat hal-hal
musyabbihat (syubhat / samar, tidak jelas halal-haramnya), yang tidak diketahui oleh
kebanyakan manusia. Barangsiapa yang menjaga hal-hal musyabbihat, maka ia telah
membersihkan kehormatan dan agamanya. Dan, barangsiapa yang terjerumus dalam syubhat,
maka ia seperti penggembala di sekitar tanah larangan, hampir-hampir ia terjerumus ke
dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai tanah larangan, dan ketahuilah
sesungguhnya tanah larangan Allah adalah hal-hal yang diharamkan-Nya. Ketahuilah bahwa
di dalam tubuh ada sekerat daging. Apabila daging itu baik, maka seluruh tubuh itu baik; dan
apabila sekerat daging itu rusak, maka seluruh tubuh itu pun rusak. Ketahuilah, dia itu adalah
hati." (HR. Bukhari)

Keterangan:
Khusus untuk hadits no.1 ini saya ambil langsung dari kitab Ringkasan Shahih Bukhari karya
Al-Albani, karena saya lihat arti (terjemahan) yang bersumber dari buku 1100 Hadits Terpilih
ini kurang tepat. Disana disebutkan, "Barangsiapa terperosok ke dalam hal yang syubhat
(perkara-perkara yang diragukan hukumnya) maka dia terperosok dalam yang haram."
Padahal kalimat yang tepat bukan menyatakan "pasti", tapi "hampir-hampir" terperosok
kepada yang haram. Wallaahu'alam.

2. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw: "Apabila aku shalat semua yang fardhu
(yang wajib / shalat lima waktu) dan puasa pada bulan Ramadhan, menghalalkan yang halal
dan mengharamkan yang haram dan tidak lebih dari itu, apakah aku bisa masuk surga?" Nabi
Saw menjawab, "Ya." (HR. Muslim)
3. Lautan airnya suci (untuk wudhu) dan bangkai ikannya halal (untuk dimakan). (HR.
Bukhari)

4. Orang yang mengharamkan sesuatu yang halal serupa dengan orang yang menghalalkan
sesuatu yang haram. (HR. Asysyihaab)

5. Yang halal jelas dan yang haram jelas. Di antara keduanya ada perkara-perkara yang kelam
(syubhat / kabur / samar-samar). (HR. Bukhari)

6. Akan datang satu masa dimana tiada seorangpun yang tidak makan uang riba. Kalau tidak
ribanya maka ia akan terkena asapnya (atau debunya). (HR. Abu Dawud)

7. Tiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram maka api neraka lebih utama
membakarnya. (HR. Ath-Thabrani)

Anda mungkin juga menyukai